Anda di halaman 1dari 12

JURNAL SWABUMI, Vol.9 No.2 September 2021, pp.

155~166
ISSN: 2355-990X
E-ISSN: 2549-5178 155

Pengaruh Keselamatan Dan Kesehatan


Kerja (K3) Terhadap Produktivitas
Kerja Karyawan

Rosento RST1, Resti Yulistria2, Eka Putri Handayani3, Stefany Nursanty4,

1,2,3,4 Universitas Bina Sarana Informatika


e-mail: 1rosento.rst@bsi.ac.id, 2resti.res@bsi.ac.id, 3eka.eph@bsi.ac.id,
4stefanynursanti1@gmail.com

Abstrak
Sumber Daya Manusia (SDM) bagi perusahaan sangat diperlukan untuk menjalankan aktivitas
organisasinya sebagai pelaksana krusial dalam mengelola produksi supaya tercapai tujuan yang
telah ditetapkan oleh perusahaan. Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) merupakan salah satu
syarat untuk meningkatkan produktivitas kerja karyawan yang erat kaitannya dengan output
produksi. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh keselamatan dan kesehatan kerja
(K3) terhadap produktivitas kerja karyawan PT Restu Prima Mandiri Bekasi. Metode penelitian
yang digunakan dalam penyusunan Tugas Akhir ini adalah metode deskriptif kuantitatif.
Pengumpulan data meliputi metode observasi, metode kuesioner dan metode dokumentasi.
Kuesioner disebar kepada 40 responden dengan memakai skala likert. Data diolah menggunakan
aplikasi SPSS versi 25. Berdasarkan hasil uji koefisien korelasi sebesar 0,775, menunjukan
hubungan variabel tersebut kuat antara K3 terhadap produktivitas kerja. Hasil uji koefisien
determinasi sebesar 61,7% artinya variabel produktivitas kerja karyawan ditentukan oleh
keselamatan dan kesehatan kerja (K3) sebesar 61,7% dan sisanya 38,3% ditentukan oleh faktor
lain. Sedangkan hasil persamaan uji regresi diperoleh nilai Y = 12,261 + 0,716X, menandakan
bahwa tanpa ada (K3) maka produktivitas kerja sebanyak 12,261 dan setiap penambahan 1
(satu) K3 maka produktivitas akan meningkat sebanyak 0,716 atau sebaliknya, jika ada
penurunan untuk keselamatan dan kesehatan kerja maka akan mempengaruhi produktivitas
sebanyak 0,716.

Keywords: Keselamatan dan Kesehatan Kerja, Produktivitas

Abstract
Human Resources (HR) for the company is needed to carry out the activities of the organization
as an important implementer in managing production in order to achieve the goals set by the
company. Occupational Safety and Health (K3) is one of the requirements to increase employee
productivity which is closely related to production results. This study aims to determine the effect
of occupational safety and health (K3) on the work productivity of PT Restu Prima Mandiri Bekasi
employees. The research method used in the preparation of this final project is a quantitative
descriptive method. Data collection includes observation methods, questionnaire methods and
documentation methods. Questionnaires were distributed to 40 respondents using a Likert scale.
The data was processed using the SPSS version 25 application. Based on the results of the
correlation coefficient test of 0.775, it showed that the relationship between the variables was
strong between K3 and work productivity. The test results of the coefficient of determination of
61.7% means that the variable of employee work productivity is influenced by occupational safety
and health (K3) by 61.7% and the remaining 38.3% is influenced by other factors. While the
results of the regression test equation obtained the value of Y = 12.261 + 0.716X, indicating that
without (K3), work productivity is 12.261 and for every addition of 1 (one) K3 then productivity will
increase by 0.716 or vice versa, if there is a decrease for safety and health work will affect the
productivity of 0.716.

Keywords: Occupational Safety and Health, Productivity

Diterima Agustus 10, 2021; Revisi Agustus 16 , 2021; Disetujui September 20, 2021
156

1. Pendahuluan PT Restu Prima Mandiri merupakan


Di masa globalisasi pertumbuhan salah satu perusahaan manufaktur dengan
dunia industri manufaktur terus hadapi merek dagang bernama Flowtec yang
pertumbuhan tiap tahunnya, perihal ini bergerak dalam bidang produksi dan
menimbulkan persaingan bisnis yang terus pengelolaan komponen suku cadang mesin
menjadi bertambah serta ketat. Oleh karena untuk industri pertambangan, minyak dan
itu industri dituntut untuk tingkatkan mutu gas serta industri umum lainnya.
manajemen sumber energi manusia, Perusahaan yang memiliki jumlah karyawan
semacam kita ketahui sumber energi 40 orang dan berdasarkan observasi di
manusia ialah peninggalan yang sangat perusahaan PT Restu Prima Mandiri peneliti
berharga serta berarti. Supaya industri melihat masih terdapat beberapa karyawan
sanggup bertahan serta berkompetisi salah yang melalaikan penerapan keselamatan
satu metode yang bisa ditempuh industri dan kesehatan kerja (K3) di perusahaan dan
ialah dengan tingkatkan produktivitas kerja. masih terdapat lingkungan kerja yang
Produktivitas ialah penanda utama kurang rapi ataupun belum memenuhi
untuk kemajuan industri, sebab kenaikan standar bekerja. Hal tersebut tentu
produktivitas bisa tingkatkan laju berpengaruh terhadap produktivitas kerja
perkembangan perekonomian industri. karyawan dalam menjalankan tugasnya dan
Industri wajib sanggup mempertahankan dapat menurunkan produktivitas
serta tingkatkan produktivitas karyawannya perusahaan.
secara optimal demi terwujudnya tujuan Menurut Suma’ mur Keselamatan
yang akan dicapai oleh industri. Rendahnya serta Kesehatan Kerja( K3) merupakan
produktivitas kerja ialah permasalahan yang rangkaian aktivitas untuk menghasilkan
butuh dicermati oleh industri sebab dapat atmosfer kerja yang nyaman serta tentram
pengaruhi mutu serta kuantitas industri untuk para karyawan yang bekerja di
tersebut. Tidak hanya produktivitas kerja industri yang bersangkutan (Lestari et al.
karyawan, terdapat salah satu perihal yang 2020). Sedangkan Sedarmayanti
wajib jadi atensi ialah keselamatan serta berkomentar kalau Keselamatan serta
kesehatan kerja( K3). kesehatan kerja merupakan pengawasan
Keselamatan dan kesehatan kerja terhadap orang, mesin, material serta tata
(K3) merupakan salah satu program cara yang mencakup area kerja supaya
pemeliharaan yang ada di perusahaan. pekerja tidak hadapi luka( Hidayatullah &
Perihal ini cocok dengan Undang- Undang Tjahjawati, 2017).
Nomor. 13 tentang Ketenagakerjaan, pasal Keselamatan (safety) merupakan
86 ayat 1“ Tiap pekerja/ buruh memiliki hak perlindungan terhadap pekerja agar tidak
buat mendapatkan proteksi atas terluka akibat kecelakaan kerja. Kesehatan
Keselamatan serta Kesehatan Kerja”. Serta (health) merupakan pekerja terbebas dari
pasal 86 ayat 2“ Buat melindungi penyakit fisik ataupun mental atas pekerjaan
keselamatan pekerja/ buruh guna yang dilakukan. Kerja (work) merupakan
mewujudkan produktivitas kerja yang aktivitas yang dinamis dan
maksimal diselenggarakan upaya bernilai/penggunaan proses mental dan fisik
Keselamatan serta Kesehatan Kerja”. dalam mencapai beberapa tujuan yang
Keselamatan serta kesehatan kerja ialah produktif (Candrianto, 2020).
upaya menghindari ataupun kurangi Keselamatan dan Kesehatan Kerja
musibah kerja dengan metode adalah kondisi dalam pekerjaan yang sehat
menghentikan resiko ataupun faktor bahaya dan aman baik itu bagi pekerjaannya,
guna menggapai sasaran kerja ataupun perusahaan maupun bagi masyarakat dan
penciptaan. Musibah kerja diakibatkan oleh lingkungan-lingkungan sekitar pabrik atau
2 aspek, ialah aspek manusia serta area. tempat kerja tersebut. Keselamatan dan
Aspek manusia ialah berkaitan dengan aksi kesehatan kerja juga merupakan suatu
yang tidak nyaman dari manusia, semacam usaha untuk mencegah setiap perbuatan
tidak mentaati Standard Operating atau kondisi tidak selamat, yang dapat
Procedure( SOP) yang sudah diresmikan mengakibatkan kecelakaan (Candrianto,
industri sebaliknya aspek area umumnya 2020).
menyangkut pencahayaan, hawa serta I Komang Ardana mendefinisikan
tekanan mental. bahwa Keselamatan dan Kesehatan kerja
(K3) adalah upaya perlindungan yang

JURNAL SWABUMI Vol. 9 No.2, September 2021: 155-166


157

ditunjukan agar tenaga kerja dan orang lain 1. Kelengkapan peralatan kerja,
di tempat kerja atau selalu dalam keadaan maksudnya adalah bahwa peralatan
selamat dan sehat sehingga setiap sumber keselamatan kerja yang lengkap sangat
produksi dapat digunakan secara aman dan diperlukan. Artinya makin lengkap
efisien (Tannady, 2017). peralatan keselamatan kerja yang
Bersumber pada sebagian dimiliki, maka keselamatan kerja makin
penafsiran, hingga dapat disimpulkan baik.
bahwa keselamatan serta kesehatan kerja 2. Kualitas peralatan kerja, artinya di
(K3) ialah sesuatu proteksi kerja terhadap samping lengkap peralatan kerja yang
karyawan dalam melaksanakan pekerjaan dimiliki juga harus diperhatikan kualitas
supaya bebas dari keadaan beresiko dari perlengkapan keselamatan kerja.
semacam musibah kerja ataupun penyakit Kualitas dari peralatan keselamatan kerja
akibat kerja, serta supaya terciptanya area akan mempengaruhi keselamatan kerja
kerja yang nyaman serta aman sehingga itu sendiri.
bisa tingkatkan produktivitas kerja 3. Kedisiplinan karyawan, maksudnya hal
karyawan. berkaitan dengan perilaku karyawannya
Menurut Mangkunegara dalam dalam menggunakan peralatan
(Tannady, 2017) tujuan dari keselamatan keselamatan kerja. Karyawan yang
dan kesehatan kerja (K3) adalah sebagai kurang disiplin dalam menggunakan
berikut: perlengkapan keselamatan kerja, maka
1. Agar setiap karyawan mendapat jaminan keselamatan kerjanya makin tak
keselamatan dan Kesehatan kerja baik terjamin. Artinya timbul risiko kecelakaan
secara fisik, sosial, dan psikologis. makin besar dan sering terjadi.
2. Agar setiap perlengkapan dan peralatan 4. Ketegasan pimpinan, maksudnya dalam
kerja digunakan sebaik-baiknya seefektif hal ini ketegasan pimpinan dalam
mungkin. menerapkan aturan penggunaan
3. Agar semua hasil produksi dipelihara peralatan kesempatan kerja. Makin tidak
keamanannya. disiplinnya pimpinan untuk mengawasi
4. Agar adanya jaminan atas pemeliharaan dan menindak anak buahnya yang
dan peningkatan kesehatan gizi pegawai. melanggar ketentuan digunakannya
5. Agar meningkatkan kegairahan, perlengkapan kerja maka akan
keserasian kerja, dan partisipasi kerja. berpengaruh terhadap keselamatan
6. Agar terhindar dari gangguan kesehatan kerja karyawan.
yang disebabkan oleh lingkungan atau 5. Pengawasan, artinya setiap karyawan
kondisi kerja. harus diawasi dalam menggunakan
7. Agar setiap pegawai merasa aman dan peralatan keselamatan kerja. Jika tidak
terlindungi dalam kerja. diawasi banyak karyawan yang
Tujuan utama penerapan K3 melanggar. Hal ini tentu akan
berdasarkan Undang-Undang N0.1 Tahun memengaruhi keselamatan kerjanya,
1970 dalam (D. S. Widodo, 2021) antara terutama bagi mereka yang tidak
lain: terawasi secara baik.
1. Melindungi dan menjamin keselamatan 6. Umur alat kerja, maksudnya umur dari
setiap tenaga kerja dan orang lain di peralatan kerja juga akan memengaruhi
tempat kerja. keselamatan kerja karyawan. Peralatan
2. Menjamin setiap sumber produksi dapat kerja yang sudah melawati umur
digunakan secara aman dan efisien. ekonomisnya maka akan
3. Meningkatkan kesejahteraan dan membahayakan keselamatan kerja
produktivitas nasional. karyawan, demikian pula sebaliknya.
Pada dasarnya bahwa keselamatan Adapun faktor yang dapat
kerja karyawan sangat bergantung kepada memengaruhi kesehatan kerja, kesehatan
faktor lain, yang terlibat langsung dengan kerja karyawan dapat dipengaruhi berbagai
pekerjaan maupun yang tidak langsung. faktor. Berikut ini faktor-faktor yang
Artinya bahwa keefektifan program memengaruhi kesehatan kerja karyawan
keselamatan juga dapat mempengaruhi menurut (Kasmir, 2018) yaitu :
variabel lainnya (Kasmir, 2018). 1. Udara, maksudnya adalah kondisi udara
Berikut faktor-faktor yang di ruangan tempat bekerja harus
memengaruhi keselamatan kerja karyawan membuat karyawan tenang dan nyaman.
menurut (Kasmir, 2018): Misalnya di dalam ruangan tertutup tentu

JURNAL SWABUMI Vol. 9 No.2, September 2021: 155-166


158

perlu diberikan pendingin ruangan yang 3. Pengamanan fisik dan perlindungan


cukup. pribadi maupun tamu
2. Cahaya, kualitas cahaya di ruangan juga Kecelakaan kerja erat kaitannya
akan sangat memengaruhi kesehatan dengan keselamatan. Menurut Silalahi
karyawan. Pada ruangan yang terlalu “kecelakaan kerja adalah setiap perbuatan
gelap atau cahayanya kurang tentu akan atau kondisi tidak selamat yang dapat
merusak kesehatan karyawan, terutama mengakibatkan kecelakaan”
kesehatan mata. (Sukrispiyanto, 2019). Menurut Suma’mur
3. Kebisingan, artinya suara yang ada “kecelakaan kerja yang berhubungan
didalam suatu ruangan atau lokasi dengan kerja perusahaan” (Sukrispiyanto,
bekerja. Ruangan yang terlalu berisik 2019).
atau bising tentu akan memengaruhi Menurut (Sukrispiyanto, 2019)
kualitas pendengaran. kecelakaan kerja dapat dibedakan menjadi
4. Aroma berbau, maksudnya untuk kecelakaan yang disebabkan oleh:
ruangan yang memiliki aroma yang 1. Mesin
kurang sedap maka kesehatan akan 2. Alat angkutan
sangat terganggu. Aroma yang 3. Peralatan kerja yang lain
dikeluarkan dari zat-zat tertentu yang 4. Bahan kimia
membahayakan, misalnya zat kimia akan 5. Lingkungan kerja
memengaruhi kesehatan karyawan. 6. Penyebab lainnya
5. Layout ruangan, tata letak ruangan Indikator keselamatan dan
sangat memengaruhi kesehatan kesehatan kerja menurut Sunyoto dalam
karyawan, misalnya tata letak kursi, meja jurnal (Simbolon & Nuridin, 2017) meliputi :
serta peralatan lainnya. 1. Pembiayaan kesehatan
Menurut (Larasati, 2018) pada 2. Pelayanan kesehatan
umumnya prinsip-prinsip K3 sama halnya 3. Perlengkapan
kita menjawab pertanyaan mengenai 4. Prosedur
mengapa kita harus sehat, mengapa kita 5. Tempat penyimpanan barang
harus selamat, mengapa kita harus aman 6. Wewenang pekerjaan
yaitu: 7. Kelalaian
1. Pembangunan Kesehatan, adalah Menurut Suma’mur dalam jurnal (W.
penyelenggaraan upaya kesehatan Widodo & Prabowo, 2018) memberikan
untuk mencapai hidup sehat bagi setiap beberapa indikator kesehatan dan
orang agar dapat mewujudkan keselamatan kerja, yaitu:
kesehatan masyarakat yang optimal. 1. Alat-alat pelindung kerja
2. Mencegah Kecelakaan, adalah upaya 2. Ruang kerja yang aman
untuk mencegah kecelakaan pekerja 3. Penggunaan peralatan kerja
tergantung pada unjuk kerja setiap 4. Ruang kerja yang sehat
karyawan mengingat kecelakaan dapat 5. Penerangan di ruang kerja
mudah terjadi dan ini diperlukan Menurut Komarudin “Produktivitas:
mengingat kecelakaan dapat mudah kemampuan untuk menghasilkan
terjadi dan ini diperlukan suatu barang/jasa yang biasanya dihitung per jam,
kerjasama atau kerja tim dengan baik per bulan, per mesin, dan per faktor produksi
dari karyawan. lainnya” (Sedarmayanti, 2018).
3. Menjaga/memelihara Keamanan, Sedangkan menurut Stevenson dan
aktivitas pengamanan meliputi Chuong “Produktivitas (productivity) adalah
pengamanan fisik dan perlindungan indeks yang mengukur output (barang dan
pribadi pekerja dan tentu saja tamu atau jasa) dibandingkan dengan input (tenaga
pengunjung. Tamu atau pengunjung kerja, bahan baku, energi dan sumber daya
juga dilibatkan untuk berperan aktif yang lainnya) yang digunakan untuk
dalam menjaga/memelihara keamanan. memproduksi output” (Hidayatullah &
Jadi pada dasarnya prinsip K3 Tjahjawati, 2017).
dalam (Larasati, 2018) adalah: Secara umum produktivitas
1. Mewujudkan kesehatan masyarakat dikatakan: perbandingan antara hasil yang
yang optimal dicapai dan keseluruhan daya/faktor
2. Mencegah kecelakaan dengan kerja produksi yang dipergunakan. Produktivitas
sama tim yang baik kerja (pegawai): perbandingan antara hasil
yang dicapai dan peran serta pegawai per

JURNAL SWABUMI Vol. 9 No.2, September 2021: 155-166


159

satuan waktu. Atau sejumlah barang/jasa pendidikan, pengalaman, dan variabel


yang dapat dihasilkan seseorang/pegawai kepribadian lainnya.
dalam jangka waktu tertentu (Sedarmayanti, Menurut Sedarmayanti dalam
2018). (Arilaha et al., 2018) ada enam dimensi
Menurut Riyanto “Produktivitas serta indikator utama yang menentukan
mengandung pengertian menyatakan produktivitas tenaga kerja, adalah:
kemajuan berdasarkan proses transformasi 1. Sikap kerja, merupakan kesediaan untuk
sumber daya menjadi barang atau jasa, bekerja secara bergiliran (shift work)
peningkatan berarti perbandingan yang naik dapat menerima tambahan tugas dan
antara sumber daya yang dipakai (input) bekerja dalam suatu tim.
menggunakan jumlah barang yang 2. Tingkat keterampilan yang merupakan
dihasilkan (output)” (Tannady, 2017). kemampuan melaksanakan
Dari beberapa pengertian diatas tugas/pekerjaan dengan menggunakan
dapat disimpulkan bahwa produktivitas kerja anggota badan dan peralatan kerja yang
adalah kemampuan seseorang/karyawan tersedia
dalam berproduksi (output) dibandingkan 3. Hubungan antara tenaga kerja dan
dengan modal yang digunakan (input), pimpinan organisasi merupakan
seseorang dapat dikatakan produktif apabila hubungan yang tercermin dalam usaha
mampu menghasilkan barang atau jasa bersama antara pimpinan organisasi dan
sesuai dengan yang diharapkan (kuantitas, tenaga kerja untuk meningkatkan
kualitas, dan waktu penyelesaian) namun produktivitas melalui lingkaran
dalam waktu yang tepat dan biaya yang pengawasan mutu dan panitia mengenai
efisien. kerja unggul.
Menurut Soeharto dalam (Jumanto 4. Manajemen produktivitas merupakan
& Nasution, 2017) variabel-variabel yang manajemen yang efisien mengenai
mempengaruhi produktivitas tenaga kerja sumber dan sistem kerja untuk mencapai
lapangan dapat dikelompokkan menjadi: peningkatan produktivitas.
1. Kondisi fisik lapangan dan sarana bantu. 5. Efisiensi tenaga kerja merupakan
2. Supervisi, perencanaan dan koordinasi perencanaan tenaga kerja dan tambahan
3. Komposisi kelompok kerja tugas.
4. Kerja lembur 6. Kewiraswastaan merupakan suatu hal
5. Ukuran besar proyek yang tercermin dalam pengambilan
6. Kurva pengalaman (learning curve) resiko, kreativitas dalam berusaha, dan
7. Pekerja langsung versus subkontraktor berada pada jalur yang benar dalam
8. Kepadatan tenaga kerja. berusaha.
Sedangkan menurut Tiffin dan Adapun indikator produktivitas kerja
McCormick dalam (Rachman, 2016) (Afandi, 2016) meliputi:
mengemukakan bahwa produktivitas 1. Kuantitas kerja
dipengaruhi oleh dua faktor yang saling 2. Kualitas kerja
terkait berikut ini: 3. Ketepatan waktu
1. Faktor situasional, yaitu faktor yang Schuler & Jackson menyatakan
memungkinkan individu berkembang bahwa suatu lingkungan yang aman
dalam interaksinya dengan manusia lain. menciptakan para pekerja menjadi sehat
Yang termasuk ke dalam faktor dan produktif. Apabila perusahaan dapat
situasional ini adalah lingkungan sosial, menurunkan tingkat dan beratnya
insentif, pengawasan dan pelatihan, kecelakaan kerja, penyakit, dan hal-hal yang
karakter organisasi, lingkungan fisik, berkaitan dengan stres, serta sanggup
penataan dan ruang kerja, rancangan meningkatkan kualitas kehidupan kerja
dan kondisi peralatan kerja, metode pekerjanya, perusahaan akan semakin
kerja. efektif. Peningkatan-peningkatan dalam hal
2. Faktor individual, yaitu faktor yang ini akan menghasilkan meningkatnya
menyebabkan setiap individu menjadi produktivitas karena menurunnya jumlah
unik dari lainnya yang mewarnai interaksi hari kerja yang hilang. Meningkatnya
dalam suatu kelompok. Yang termasuk efisiensi dan kualitas pekerja yang lebih
faktor individual adalah sikap, karakter berkomitmen (Sukrispiyanto, 2019).
pribadi, karakter fisik, minat dan motivasi, Menurut Darmawang kesehatan
usia dan jenis kelamin, tingkat kerja dari setiap karyawan perlu mendapat
perhatian sehingga mereka dapat bekerja

JURNAL SWABUMI Vol. 9 No.2, September 2021: 155-166


160

secara sehat tanpa membahayakan dirinya pengumpulan data menggunakan teknik


maupun masyarakat di sekitar lingkungan angket. Analisis data yang digunakan
sehingga produktivitas kerja yang optimal adalah analisis regresi linier sederhana,
dapat dicapai sesuai dengan program koefisien derminan, dan uji t.
perlindungan karyawan (Sukrispiyanto, Berdasarkan hasil penelitian disimpulkan
2019). bahwa (1) keselamatan kesehatan kerja
Hasibuan menegaskan bahwa berpengaruh positif terhadap
apabila perusahaan memberikan perhatian produktivitas kerja pegawai dapat
kepada keselamatan dan kesehatan kerja dibuktikan kebenarannya. (2) ada
maka perhatian tersebut selaras dengan pengaruh yang signifikan antara
fungsi manajemen pemeliharaan sumber keselamatan, kesehatan kerja terhadap
daya manusia, yaitu “mempertahankan dan produktivitas kerja pegawai dapat
atau meningkatkan kondisi fisik, mental dan dibuktikan kebenarannya.
sikap karyawan agar mereka tetap loyal dan
bekerja produktif untuk menunjang tujuan 2. Metode Penelitian
perusahaan” (Sukrispiyanto, 2019). Metode yang dipakai dalam
Sebagai bahan pembelajaran dan penelitian ini adalah metode deskriptif
bahan pembanding, peneliti menggunakan 3 kuantitatif dengan menekankan penjelasan
penelitian terdahulu: dan pengambaran masing-masing variabel
1. “Pengaruh Keselamatan dan Kesehatan yang sedang diteliti dengan memakai data
Kerja (K3) terhadap Produktivitas Kerja yang berbentuk angka kemudian diikuti
Karyawan” (Studi pada PT Dirgantara dengan menjelaskan korelasi atau
Indonesia,) oleh (Hidayatullah & hubungan kedua variabel tersebut
Tjahjawati, 2017). menggunakan uji hipotesis.
Metode penelitian yang digunakan Jenis penelitian ini meliputi variabel
adalah kuantitatif. Sumber data yang bebas (X) dan variable terikat (Y). Variabel
digunakan yaitu data primer dengan bebas (X) pada penelitian ini adalah
menyebarkan kuesioner dan melakukan keselamatan dan kesehatan kerja
wawancara sedangkan data sekunder
didapat dari buku, jurnal, skripsi serta (K3) sedangkan variabel terikat (Y) adalah
literatur yang berkaitan. Berdasarkan produktivitas.
hasil penelitian disimpulkan bahwa ada
pengaruh yang signifikansi pelaksanaan 2.1. Populasi dan Sampel
program keselamatan dan kesehatan Populasi dalam penelitian ini adalah
kerja terhadap produktivitas kerja seluruh karyawan PT Restu Prima Mandiri
karyawan. sebanyak 40 orang. Penelitian ini
2. “Pengaruh Keselamatan dan Kesehatan menggunakan teknik sampel jenuh. Proses
Kerja (K3), terhadap Produktivitas Kerja penarikan sampel atau penyebaran
Karyawan” (Studi bagian produksi pada kuesioner pada PT Restu Prima Mandiri
PT. X di Batam) oleh (Sinuhaji, 2019). dilakukan selama 2 hari, terhitung sejak 17
Metode penelitian yang digunakan Juni 2021 sampai dengan 19 Juni 2021
adalah kuantitatif. Teknik pengumpulan dengan sampel sebanyak 40 orang. Sampel
data menggunakan kuesioner dan studi yang diambil sebanyak 40 responden dan
pustaka. Analisis data menggunakan perhitungan yang dilakukan penulis dibantu
regresi linier sederhana, dengan uji menggunakan program SPSS versi 25.
hipotesis menggunakan koefisien Konsep kinerja dan variabel
determinasi dan uji parsial. Berdasarkan anteseden yang telah dibahas sebelumnya,
hasil penelitian disimpulkan bahwa memberikan pengembangan kerangka
variabel keselamatan dan kesehatan berpikir yang terangkum dalam model
kerja berpengaruh positif dan signifikan penelitian berikut ini.
terhadap produktivitas kerja karyawan
bagian produksi pada PT.X di Batam.
3. “Pengaruh Keselamatan dan Kesehatan Keselamata Produktivitas
Kerja (K3), terhadap Produktivitas Kerja n Kesehatan (Variabel Y)
H
Kerja (K3)
Pegawai” (Studi pada Badan (Variabel X)
Penanggulangan Bencana Daerah Kota 1
Sungai Penuh). Metode penelitian yang
digunakan adalah kuantitatif. Teknik

JURNAL SWABUMI Vol. 9 No.2, September 2021: 155-166


161

Gambar 1. Pengaruh K3 Terhadap produktivitas kerja karyawan diukur dengan


Produktivitas Kerja Karyawan menggunakan skala likert, dengan bobot
penilaian seperti tabel berikut:
Berdasarkan model penelitian di
atas, tim peneliti merumuskan hipotesis
sebagai berikut: Tabel 1
H0 : Tidak ada pengaruh keselamatan dan Skala Likert
kesehatan kerja (K3) terhadap
produktivitas kerja karyawan pada PT
Simbol Keterangan Skor
Restu Prima Mandiri.
H1 : Adanya pengaruh keselamatan dan SS Sangat Setuju 1
kesehatan kerja (K3) terhadap S Setuju 2
produktivitas kerja karyawan pada PT RR Ragu-ragu 3
Restu Prima Mandiri.
TS Tidak Setuju 4
STS Sangat Tidak Setuju 5
2.2. Teknik Pengumpulan Data
Sumber: Sugiyono (Engkus, 2019)
Teknik pengumpulan data adalah
cara-cara yang digunakan untuk
3. Hasil dan Pembahasan
mengumpulkan data dan keterangan-
3.1. Karakteristik Responden
keterangan lainnya dalam penelitian
Untuk menentukan karakteristik
terhadap masalah yang menjadi objek
responden menurut jenis kelamin,usia, dan
penelitian.
pendidikan terakhir peneliti
Adapun teknik pengumpulan data
mengelompokkan kedalam beberapa
yang digunakan dalam penelitian ini adalah:
karakteristik, sebagai berikut:
1. Observasi
Melakukan pengumpulan data secara
Tabel 2
langsung ke Instansi untuk memperoleh
Karateristik Responden Berdasarkan
data-data yang dibutuhkan untuk
Jenis Kelamin
melengkapi peneltian.
2. Wawancara
Melakukan tanya jawab secara langsung Jenis
No Jumlah Persentase
guna mendapatkan informasi atau data Kelamin
yang diperlukan yang berkaitan dengan 1 Laki-laki 21 52,5%
penelitian penulis.
2 Perempuan 19 47,5%
3. Kuesioner
Penulis mengajukan daftar pertanyaan Jumlah 40 100 %
tertutup kepada beberapa responden Sumber: Data yang diolah (2021)
yang kompeten kemudian di sebarkan
pada responden secara langsung Berdasarkan tabel 2 bahwa
4. Dokumentasi karyawan berjenis kelamin laki-laki lebih
Teknik dokumentasi dalam penelitian ini dominan dibandingkan dengan perempuan.
merupakan suatu teknik pengumpulan Dari hasil pengolahan data dapat dilihat
data dengan menghimpun dan bahwa karyawan yang berjenis kelamin laki-
mengumpulkan literature-literatur dan laki sebanyak 21 orang dengan persentase
dokumen-dokumen instansi yang 52,5% dan karyawan perempuan sebanyak
berhubungan dengan penulisan tugas 19 orang dengan persentase 47,5%.
akhir ini. Penulis mengumpulkan data
seperti gambar, tulisan, artikel, dan buku. Tabel 3
Menurut Sugiyono skala likert Karakteristik Responden Berdasarkan
digunakan untuk mengukur sikap, pendapat, Usia
persepsi seseorang atau kelompok tentang
fenomena sosial. (Engkus, 2019). Untuk No Usia Jumlah Persentase
mengetahui pengukuran jawaban < 25
responden pada penelitian ini menggunakan 1 19 47,5%
Tahun
instrumen penelitian berupa kuesioner. 26-35
Dalam pengukuran jawaban responden, 2 15 37,5%
Tahun
pengisian kuesioner pengaruh keselamatan
dan kesehatan kerja (K3) terhadap

JURNAL SWABUMI Vol. 9 No.2, September 2021: 155-166


162

36-45 Tabel. 5
3 4 10%
Tahun Skala Alpha Cronbach's
>45
4 2 5%
Tahun
Jumlah 40 100% Nilai Alpha Keterangan
Sumber: Data yang diolah (2021) Reliabitilitas sangat
0,0 – 0,20
Berdasarkan tabel 3 menunjukan rendah
bahwa responden penelitian ini mayoritas 0,20 – 0,40 Reliabilitas rendah
berusia < 25 tahun yaitu sebanyak 19 orang
dengan tingkat persentase 47,5%. 0,40 – 0,60 Reliabilitas Cukup
Responden yang berusia 26-35 tahun
sebanyak 15 orang dengan tingkat 0,60 – 0,80 Reliabilitas tinggi
persentase 37,5%. Responden yang berusia
0,80 – 1,00 Reliabilitas sangat tinggi
36-45 tahun sebanyak 4 orang dengan
tingkat persentase 10% dan responden Sumber : (Muis, 2019)
yang berusia >45 tahun sebanyak 2 orang
dengan persentase 5%. Tabel. 6
Uji Validitas Instrumen Keselamatan
Tabel 4 Kesehatan Kerja (K3)(X)
Karakteristik Responden Berdasarkan
r r
Pendidikan Terakhir Variabel
Indikat
hitun tabe
Keterang
or an
g l
Pendidikan X1 0,443 Valid
No Jumlah Persentase
Terakhir
X2 0,499 Valid
1 SMP 0 0%
2 SMA/SMK 23 57,5% X3 0,465 Valid
4 D-3 5 12,5% Keselamat
X4 0,535 Valid
5 S-1 12 30% an
0,31
Jumlah 40 100% Kesehatan X5 0,623
2
Valid
Sumber: Data yang diolah (2021) Kerja X6 0,596 Valid
X7 0,452 Valid
Berdasarkan 4 karyawan dengan
pendidikan terakhir pendidikan terakhir X8 0,562 Valid
SMA/SMK sebanyak 23 orang dengan X9 0,560 Valid
tingkat persentase 57,5% , karyawan X10 0,621 Valid
dengan pendidikan terakhir D3 sebanyak 5 Sumber: Data yang diolah, 2021
orang dengan tingkat persentase 12,5%,
sedangkan karyawan dengan pendidikan Tabel. 7
terakhir S1 sebanyak 12 orang dengan Uji Validitas Instrumen Produktivitas
tingkat persentase 30%. Kerja (Y)

3.2. Uji Instrumen Penelitian r r


Indikat Keterang
1. Validitas Instrumen Variabel
or
hitun tabe
an
Pengujian dilakukan dengan g l
membandingkan r hitung dengan r tabel. Y1 0,453 Valid
Nilai hitung merupakan hasil jawaban Y2 0,480 Valid
responden pada masing-masing pernyataan Y3 0,552 Valid
setiap variabel yang dianalisis oleh penulis Y4 0,668 Valid
dengan program SPSS versi 25. Pengujian Produktivit 0,31
Y5 0,524 Valid
validitas dalam penelitian ini dilakukan as 2
dengan korelasi Pearson Validity yaitu skor Kerja Y6 0,564 Valid
tiap item dikorelasikan dengan skor total. Y7 0,484 Valid
Besar r tabel dengan signifikan 5% atau 0,05 Y8 0,578 Valid
dan N=40 maka didapat nilai r tabel adalah
Y9 0,444 Valid
0,312 dengan hasil sebagai berikut:
Y10 0,409 Valid
Sumber: Data yang diolah, 2021

JURNAL SWABUMI Vol. 9 No.2, September 2021: 155-166


163

Berdasarkan tabel diatas (x dan y) Berdasarkan tabel III.6 hasil uji reliabilitas
menunjukan nilai rhitung > rtabel dari semua variabel produktivitas kerja menunjukan nilai
indikator maka dapat disimpulkan bahwa Cronbach’s Alpha sebesar 0,694 dan
alat ukur yang digunakan dapat dianggap relibilitas tinggi dengan batasan
dipertanggungjawabkan dan dapat 0,61-0,80, sehingga dapat digunakan
dipercaya untuk mendapatkan nilai yang sebagai alat ukur penelitian yang dapat
valid dan hasil dari perhitungan uji validitas dipertanggungjawabkan
di atas tentang Pengaruh Keselamatan dan 3. Uji Koefisien Korelasi
Kesehatan Kerja Terhadap Produktivitas Uji koefisien korelasi untuk
Kerja Karyawan Pada PT Restu Prima mengukur seberapa kuat hubungan antara
Mandiri mendapatkan nilai yang valid artinya variabel bebas (K3) dengan variabel terikat
penelitian ini dapat dilanjutkan ke tahap (Produktivitas). Adapun hasil dari uji
selanjutnya. koefisien korelasi hubungan keselamatan
2. Reliabilitas Instrumen dan kesehatan kerja (K3) terhadap
Uji reliabilitas menggunakan produktivitas kerja dapat dilihat sebagai
Cronbach’s Alpha untuk menentukan berikut:
apakah instrumen penelitian yang dilakukan Tabel 10
reliabel atau tidak, kriteria suatu instrumen Hasil Signifikansi dan Koefisien Korelasi
dikatakan reliabel jika koefisien reliabilitas Correlations
r>0,60. Berikut merupakan uji reliabilitas PRODUKTIVI
K3 TAS
menggunakan Cronbach’s Alpha: K3 Pearson 1 .775**
Correlation
Tabel 8 Sig. (2-tailed) .000
Hasil Uji Reliabilitas Variabel N 40 40
Keselamatan dan Kesehatan Kerja (X)
PRODUKTIVI Pearson .77 1
TAS Correlation 5**
Reliability Statistics Sig. (2-tailed) .00
0
Cronbach's Alpha N of Items N 40 40
.721 10
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).
Sumber: Data SPSS yang diolah (2021)
Sumber: Data SPSS yang diolah (2021)
Berdasarkan tabel 10 maka dapat
Berdasarkan tabel 8 hasil uji disimpulkan nilai korelasi (hubungan) antara
reliabilitas variabel keselamatan dan K3 dengan produktivitas kerja karyawan
kesehatan kerja menunjukan nilai sebesar 0,775. Berdasarkan tabel pedoman
Cronbach’s Alpha sebesar 0,721 dan interpretasi koefisien korelasi, nilai tersebut
dianggap reliabilitas tinggi dengan batasan termasuk dalam kategori erat. Hubungan
nilai 0,60-0,80 sehingga dapat digunakan antara kedua variabel tersebut juga dapat
sebagai alat ukur penelitian yang dapat di dilihat melalui angka signifikansi (sig)
pertanggungjawabkan. sebesar 0,000 yang artinya lebih kecil dari
0,05. Sehingga dapat disimpulkan bahwa
Tabel 9 terdapat hubungan erat antara kedua
Hasil Uji Reliabilitas Variabel variabel tersebut.
Produktivitas Kerja (Y) 4. Uji Koefisien Determinasi
Uji koefisien determinasi digunakan
Reliability Statistics untuk mengetahui seberapa besarnya
Cronbach's Alpha N of Items
pengaruh variabel X (K3) terhadap variabel
Y (produktivitas) yang dapat dilihat pada
.694 10 tabel III.19 melalui hasil R Square
menggunakan perhitungan SPSS versi 25
sebagai berikut:

Sumber: Data SPSS yang diolah (2021)

JURNAL SWABUMI Vol. 9 No.2, September 2021: 155-166


164

Tabel 11 Y = a + bX
Hasil Koefisien Determinasi Y = 12,261 + 0,716X.
Model Summary Dimana:
M R Adjust Y = Produktivitas Kerja Karyawan
od Squa ed R Std. Error of the X = Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3)
el R re Square Estimate Berdasarkan persamaan tersebut,
1 .78 .617 .607 1.576 maka diperoleh angka konstanta sebesar
5a 12,261 dan angka koefisien regresi sebesar
0,716. Artinya jika X = 0 atau tanpa ada
a. Predictors: (Constant), K3
keselamatan dan kesehatan kerja (K3)
Sumber: Data SPSS yang diolah (2021) maka produktivitas kerja sebesar 12,261
atau kata lain produktivitas kerja sudah ada
Berdasarkan tabel 11 maka dapat sebesar 12,261 tanpa dipengaruhi variabel
disimpulkan bahwa nilai R Square adalah K3. Angka koefisien regresi sebesar 0,716
sebesar 0,617 atau sama dengan 61,7%. yang berarti bahwa untuk setiap
Hal ini berarti bahwa 61,7% produktivitas penambahan 1 nilai K3 maka nilai
kerja karyawan dipengaruhi oleh produktivitas kerja bertambah dan
keselamatan dan kesehatan kerja (K3) dan sebaliknya, jika K3 mengalami penurunan
sisanya 38,3% dipengaruhi oleh faktor lain maka produktivitas berkurang. Dapat
di luar penelitian seperti pelatihan dan dikatakan arah pengaruh keselamatan dan
motivasi. kesehatan kerja (K3) terhadap produktivitas
Uji persamaan regresi digunakan kerja karyawan adalah positif dan searah.
untuk mengetahui angka konstanta dan uji Hal ini menunjukan bahwa adanya
hipotesis signifikan koefisien regresi. pengaruh yang positif antara keselamatan
Berdasarkan perhitungan persamaan dan kesehatan kerja (K3) terhadap
regresi menggunakan SPSS sebagai produktivitas kerja karyawan pada PT Restu
berikut: Prima Mandiri.
Tabel 12
Uji Persamaan Regresi 4. Kesimpulan
Kesimpulan yang dapat diambil dari
Hasil Uji Persamaan Regresi penelitian ini adalah :
Coefficientsa 1. Berdasarkan output perhitungan
Standardi koefisien korelasi diperoleh hasil yaitu
zed sebesar 0,775 yang membuktikan bahwa
Unstandardized Coefficie
Coefficients nts
adanya interaksi positif dan erat antara
Std. Si pengaruh keselamatan dan kesehatan
Model B Error Beta t g. kerja (K3) terhadap produktivitas kerja
1 (Consta 12.26 4.209 2.913 .0 karyawan PT Restu Prima Mandiri
nt) 1 06
Bekasi.
K3 .716 .091 .785 7.822 .0
00 2. Dari output perhitungan koefisien
a. Dependent Variable: PRODUKTIVITAS determinasi melalui R Square yaitu
sebanyak 0,617 atau 61,7%, yang
Sumber: Data SPSS yang diolah (2021) memperlihatkan bahwa pengaruh
keselamatan dan kesehaatan kerja (K3)
Pada tabel 12 diperoleh nilai terhadap produktivitas kerja karyawan
signifikansi untuk konstanta sebesar 0,006 pada PT Restu Prima Mandiri sebesar
dan untuk K3 sebesar 0,000, hal ini 61,7% dan sisanya 38,3% ditentukanv
menunjukan bahwa nilai tersebut lebih kecil oleh faktor lain pada luar penelitian
dari 0,05 maka keputusan yang diambil seperti pelatihan dan motivasi.
bahwa H0 ditolak sedangkan H1 diterima. 3. Mengetahui output uji hipotesis variabel
Sehingga dapat ditarik kesimpulan bahwa K3 terhadap produktivitas kerja dapat
ada pengaruh keselamatan dan kesehatan ditinjau berdasarkan hasil perhitungan
kerja (K3) terhadap produktivitas kerja pada koefisien regresi sederhana yaitu nilai
PT Restu Prima Mandiri. signifikansi untuk konstanta sebesar
Pada tabel 12 juga menunjukkan 0,006 dan untuk K3 sebanyak 0,000, hal
hasil persamaan regresi dari penelitian ini, ini membuktikan bahwa nilai tersebut
dimana hasil persamaan regresi yang lebih kecil dari 0,005 maka keputusan
diperoleh adalah sebagai berikut:

JURNAL SWABUMI Vol. 9 No.2, September 2021: 155-166


165

yang diambil H0 ditolak sedangkan H1 Jaya, I. M. L. M. (2020). Metode Penelitian


diterima. Kuantitatif dan Kualitatif. Quadrant.
4. Berdasarkan output persamaan regresi Jumanto, & Nasution, A. P. (2017).
diperolah persamaan sebanyak Pengaruh Keselamatan Dan
Y=12,261+ 0,716X yg berarti bahwa Kesehatan Kerja(K3), Kedisiplinan
imbas K3 sama menggunakan 0, maka Dan Pengawasan Kerja Terhadap
produktivitas kerja merupakan 12,261 Produktivitas Karyawan Bagian Seksi
tanpa ditentukan variabel K3. Angka Cutting Crimping Di PT. Sumitomo
koefisien regresi sebanyak 0,716 yg Wiring System Batam Indonesia.
berarti bahwa buat setiap penambahan 1 Jurnal Bening, 4.
nilai K3 maka nilai produktivitas https://www.journal.unrika.ac.id/index.
bertambah & sebaliknya, apabila K3 php/beningjournal/article/view/726
mengalami penurunan maka Kasmir, D. (2018). Manajemen Sumber
produktivitas berkurang. Dapat dikatakan Daya Manusia (Teori dan Praktik) (4th
adanya imbas yg positif atau searah ed.). PT Rajagrafindo Persada.
antara keselamatan & kesehatan kerja Lahat, M. A., Rst, R., & Yulistria, R. (2019).
(K3) terhadap produktivitas kerja PENGARUH STRES KERJA
karyawan dalam PT Restu Prima Mandiri TERHADAP KINERJA KARYAWAN
Bekasi. PADA PT RAHAYU PERDANA
TRANS CABANG JAKARTA. Jurnal
Referensi AKSARA PUBLIC, 3.
Afandi, P. (2016). Concept & Indicator https://repository.bsi.ac.id/index.php/u
Human Resources Management for nduh/item/290679/PENGARUH-
Management Research (1st ed.). STRES-KERJA-TERHADAP-
Deepublish. KINERJA-KARYAWAN-PADA-PT-
Arilaha, M. A., Ruslan, A. K., & Tanti, E. P. RAHAYU-PERDANA-TRANS-
(2018). Pengaruh Keselamatan Kerja CABANG-JAKARTA.pdf
dan Lingkungan KerjaTerhadap Larasati, S. (2018). Manajemen Sumber
Produktivitas Karyawan pada Sektor Daya Manusia. CV Budi Utama.
Pembangkitan Maluku PLTD Kayu Lestari, S., Kadir, A., & Qomariyah, E.
Merah PT. PLN (PERSERO) Cabang (2020). Pengaruh Kesehatan Dan
Ternate. Jurnal Manajemen Sinergi, 5. Keselamatan Kerja (K3) Terhadap
https://ejournal.unkhair.ac.id/index.ph Produktivitas Kerja Karyawan Pada
p/JMS/article/view/1296 SPBU Hj. Nurmiati Puuwatu. Business
Candrianto. (2020). Pengenalan UHO: Jurnal Administrasi Bisnis, 5.
Keselamatan dan Kesehatan Kerja (I). http://ojs.uho.ac.id/index.php/BUSSIN
Literasi Nusantara. ESUHO/article/view/13483
Duwi, P. (2018). SPSS; Panduan Mudah Muis, M. (2019). Model Pembelajaran
Olah Data bagi Mahasiswa dan Umum Berbasis Masalah: Teori dan
(I). CV. ANDI OFFSET. Penerapannya. Caremedia
Engkus, E. (2019). Pengaruh Kualitas Communication.
Pelayanan Terhadap Kepuasan Rachman, T. (2016). Manajemen Sumber
Pasien Di Puskesmas Cibitung Daya Manusia Perusahaan. Ghalia
Kabupaten Sukabumi. Jurnal Indonesia.
Governansi, 5(2), 99. Riadi, E. (2016). Statistika Penelitian
https://doi.org/10.30997/jgs.v5i2.1956 (Analisis Manual dan IBM SPSS) (A.
Hidayatullah, A., & Tjahjawati, S. S. (2017). Prabawati (ed.); I). PENERBIT ANDI.
Pengaruh Keselamatan dan Rukajat, A. (2018). Pendekatan Penelitian
Kesehatan Kerja Terhadap Kuantitatif (I). DEEPUBLISH CV Budi
Produktivitas Kerja Karyawan. Jurnal Utama.
Riset Bisnis & Investasi, 3. Sedarmayanti. (2018). Perencanaan dan
https://media.neliti.com/media/publicat Pengembangan SDM untuk
ions/281718-pengaruh-keselamatan- Meningkatkan Kompetensi, Kinerja,
dan-kesehatan-kerja-caf3e6dd.pdf dan Produktivitas kerja (II). PT Refika
Hurriyati, R., & Gunarto, M. (2019). Metode Aditama.
Statistika Bisnis untuk Bidang Ilmu Simbolon, J., & Nuridin. (2017). Pengaruh
Manajemen dengan Aplikasi Program K3 Dan Lingkungan Kerja Terhadap
SPSS (I). PT Refika Aditama. Kinerja Karyawan PT. Dwi Lestari

JURNAL SWABUMI Vol. 9 No.2, September 2021: 155-166


166

Nusantara. Jurnal Manajemen Bisnis Timur. Repository Universitas Bina


Krisnadwipayana, 5. Sarana Informatika (RUBSI), 17(2).
https://ojs.ekonomi- Tannady, H. (2017). Manajemen Sumber
unkris.ac.id/index.php/JMBK/article/vi Daya Manusia (I). Expert.
ew/115 Widodo, D. S. (2021). Keselamatan &
Sinuhaji, E. (2019). Manajemen Pengaruh Kesehatan Kerja Manajemen &
Keselamatan dan Kesehatan Kerja ( Implementasi di Tempat Kerja (I).
K3 ) terhadap Produktivitas Kerja Penebar Media Pustaka.
Karyawan. Jurnal Ilman : Jurnal Ilmu, Widodo, W., & Prabowo, C. H. (2018).
7(2), 11–15. Pengaruh Kesehatan Dan
Sukrispiyanto. (2019). Manajemen Sumber Keselamatan Kerja ( K3 ) Dan
Daya Manusia. Indomedia Pustaka. Lingkungan Kerja Terhadap
Sulandari, N., Rosento, & Marthanti, A. S. Produktivitas Kerja Karyawan Pt
(2018). Pengaruh Penilaian Kinerja Rickstar Indonesia. Jurnal Manajemen
Pegawai terhadap Promosi Jabatan Bisnis Krisnadwipayana, 6(3).
pada Pengadilan Agama Jakarta https://doi.org/10.35137/jmbk.v6i3.224

JURNAL SWABUMI Vol. 9 No.2, September 2021: 155-166

Anda mungkin juga menyukai