Anda di halaman 1dari 9

Soal Tipe

Bacalah teks berikut dengan saksama untuk menjawab soal nomor 11 dan 12.
Jepang Menyerah kepada Sekutu, Perang Dunia II Berakhir

Pada 2 September 1945, Jepang resmi menyerah kepada Sekutu. Menteri Luar Negeri
Jepang Mamoru Shigemitsu menandatangani dokumen penyerahan itu di geladak kapal
perang USS Missouri di Teluk Tokyo. Dengan demikian, Perang Dunia II berakhir. Sebelum
Jepang, pada Mei 1945, Jerman sudah lebih dulu menyerah sekaligus mengakhiri PD II di
Benua Eropa.
Proses penyerahan ini harus diawali dengan hancurnya kota-kota di negara itu. Pada
pertengahan 1945, angkatan laut dan udara Jepang sudah hancur. Sekutu memblokade laut
Jepang dan melakukan pengeboman ke kota-kota di negara itu. Upaya ini diperparah dengan
jatuhnya Pulau Okinawa ke tangan Sekutu. Hal ini menyebabkan mereka dengan mudah
meluncurkan serangan ke pulau-pulau lain di Jepang.
Pada 16 Juli 1945, para pemimpin Sekutu bertemu dalam Konferensi Potsdam, Jerman.
Perang melawan Jepang merupakan salah satu dari berbagai isu yang dibicarakan. Para
pemimpin Sekutu memutuskan mengeluarkan pernyataan yang disebut Deklarasi Potsdam
yang menegaskan Jepang harus menyerah tanpa syarat. Namun, pemerintah Jepang
menolak dan tidak menerima ultimatum pihak Sekutu tersebut. Sehari setelahnya, surat-
surat kabar Jepang melaporkan bahwa negeri itu menolak isi Deklarasi Postdam.
Hal ini lalu membuat Sekutu mencari cara lain. Amerika Serikat merancang proyek
pembuatan senjata pemusnah massal di gurun pasir New Mexico. Hasil dari proyek tersebut
adalah dua buah bom atom yang kemudian digunakan untuk menekan Jepang. Bom atom
pertama dijatuhkan di Hiroshima pada 6 Agustus 1945 dari atas pesawat B-29 Superfortress.
Kota ini dipilih lantaran menjadi pusat industri dan markas militer terbesar di negara itu.
Setelah serangan tersebut, sebuah faksi dewan tertinggi Jepang mendukung penerimaan
Deklarasi Postdam, namun mayoritas anggota lainnya menolak. Selang tiga hari setelahnya, bom
kedua dijatuhkan di Nagasaki. Nagasaki dipilih lantaran menjadi salah satu pelabuhan terbesar
Jepang. Pengeboman kedua kota penting itu mengakibatkan Jepang luluh lantak. Puluhan ribu
orang menjadi korban tewas dan luka.
Kehancuran yang menimpa dua kota penting Jepang membuat sang kaisar akhirnya
memilih menyerah dan mengakhiri perang. Pada malam hari tanggal 9 Agustus 1945, Kaisar
Jepang Hirohito mendukung proposal Perdana Menteri Suzuki untuk menerima Deklarasi
Postdam. Pada 10 Agustus 1945, pesan tersebut diterima oleh pihak Sekutu.
Meski demikian, sejumlah perwira militer belum mau menyerah. Pada 15 Agustus 1945,
dini hari, sebuah kudeta militer diluncurkan oleh sebuah faksi yang dipimpin oleh Mayor
Kenji Hatanaka. Mereka ingin merebut kendali atas istana dan kekaisaran Jepang. Mereka
bahkan membakar rumah PM Suzuki, tidak lama setelah kudeta diluncurkan.
Pada siang harinya, Kaisar Hirohito mengumumkan penyerahan Jepang di radio
nasional. Pemerintah Jepang mengirimkan surat kepada Sekutu melalui kedutaan besarnya
di Swiss dan Swedia. Isi surat itu pada dasarnya adalah menerima syarat-syarat penyerahan
yang ditentukan Sekutu.

Bab 3 I Pendudukan Jepang, Proklamasi Kemerdekaan, 1


dan Terbentuknya Pemerintahan Indonesia
Upacara penyerahan Jepang dilakukan pada 2 September 1945. Pada hari itu, Sekutu
mengerahkan 250 kapal perang yang berada di Teluk Tokyo. Tepat pukul 09.00 waktu
Tokyo, Menlu Jepang Mamoru Shigemitsu atas nama pemerintah Jepang menandatangani
deklarasi yang disusul Jenderal Yoshijiro Umezu atas nama angkatan bersenjata Jepang.
Panglima Tertinggi Douglas MacArthur selanjutnya menandatangani deklarasi tersebut
atas nama Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB). Perang yang paling menghancurkan dalam
sejarah umat manusia itu pun resmi berakhir.
(Sumber: https://www.kompas.com/tren/read/2019/09/02/073304365/hari-ini-dalam-sejarah-jepang-menyerah-
kepada-sekutu-perang-dunia-ii?page=all, 02/09/2019, 07:33 WIB, diakses pada 17 Agustus 2021 pkl. 20.02)

11. Berdasarkan teks tersebut, tentukan pernyataan-pernyataan berikut sesuai atau tidak sesuai
dengan teks tersebut dengan memberi tanda centang (✓) pada kolom yang tersedia.
No. Pernyataan Sesuai Tidak Sesuai
1. Deklarasi Postdam ditolak oleh sebagian besar faksi
dewan tertinggi Jepang.
2. Dua bom atom Jepang mengakibatkan puluhan ribu
korban tewas dan luka, baik sipil maupun militer.
3. Pengeboman Kota Hiroshima dan Nagasaki bertujuan
menghancurkan pusat ekonomi dan markas militer
terbesar Jepang.
4. Militer Jepang tidak bulat menerima keputusan
penyerahan diri Jepang oleh Kaisar Hirohito.
5. Penyerahan diri Jepang mengakhiri Perang Dunia II di
Pasifik dan di Benua Eropa.

12. Tentukan pertanyaan-pertanyaan berikut ada atau tidak ada jawabannya dalam teks
tersebut dengan memberi tanda centang (✓) pada kolom yang tersedia.
No. Pertanyaan Ada Tidak Ada
1. Mengapa Jepang menyerah kepada Sekutu?
2. Apakah tujuan utama Sekutu mengebom Kota Hiroshima dan
Nagasaki?
3. Berapa jumlah persis korban tewas dan luka pasca-
pengeboman Kota Hiroshima dan Nagasaki?
4. Bagaimana Sekutu menyikapi respons Jepang terhadap
Deklarasi Postdam?
5. Kapan dan di mana Jepang menandatangani perjanjian
penyerahan Jepang kepada Sekutu?
6. Mengapa Jepang terlibat perang dengan Sekutu di Pasifik
(Asia Timur Raya)?

2 Sejarah untuk SMK/MAK Kelas XI


Bacalah teks berikut dengan saksama untuk menjawab soal nomor 13 dan 14.
Kondisi Indonesia Setelah Kekalahan Jepang

Pada 14 Agustus 1945, Jepang menyerah kepada Sekutu. Situasi ini memicu konflik tajam antara
golongan tua dan golongan muda di Indonesia. Golongan tua berusaha memastikan informasi
tersebut dan mencoba menghindari pertumpahan darah karena Jepang masih menguasai
militer. Di sisi lain, golongan muda menginginkan segera dilakukan proklamasi kemerdekaan di
luar skenario yang pernah dijanjikan oleh Jepang, bahkan jika harus terjadi pertumpahan darah.
Jepang menghendaki proklamasi dilakukan sesuai sesuai alur yang ditetapkan Jepang, mulai
dari persiapan landasan negara baru melalui BPUPKI (1 Maret 1945) hingga pembentukan PPKI
(7 Agustus 1945). BPUPKI telah bersidang dua kali, yaitu pada 28 Mei hingga 1 Juni 1945 dan
kedua pada 10 hingga 17 Juli 1945. Persidangan pertama membahas persoalan mendasar tentang
negara Indonesia merdeka. Persidangan kedua membahas bentuk negara, batas wilayah, dan
rancangan Undang-Undang Dasar. Sementara itu, pada 7 Agustus 1945, dibentuk PPKI (Panitia
Persiapan Kemerdekaan Indonesia). Dengan demikian, BPUPKI dianggap bubar.
Setelah pembentukan PPKI, Marsekal Terauchi memanggil Sukarno, Mohammad Hatta, dan
Rajiman Wedyodiningrat ke markas besar militer Jepang di Asia Tenggara, di Dalat, Vietnam.
Dalam pertemuan dengan ketiga tokoh tersebut pada tanggal 12 Agustus 1945, Terauchi
menyampaikan keputusan Jepang memberikan kemerdekaan kepada Indonesia dengan wilayah
meliputi bekas Hindia-Belanda. Ketiga tokoh tersebut kembali ke Indonesia pada tanggal 14
Agustus 1945. Pada saat itu pula, Jepang mengumumkan pernyataan menyerah kepada Sekutu.
Karena masih dalam perjalanan dari Vietnam ke Indonesia, Sukarno, Hatta, dan Rajiman
Wedyodiningrat tidak tahu menahu mengenai berita kekalahan dan menyerahnya Jepang
kepada Sekutu. Di Tanah Air, para pemuda sudah mendengar rencana penyerahan diri
Jepang kepada Sekutu melalui siaran radio beberapa hari sebelumnya. Di sisi lain, Jepang
sendiri dianggap memperlambat penyebaran berita kekalahan terhadap Sekutu. Radio
Domei menutup berita kekalahan tersebut kepada masyarakat umum.
Para pemuda “progresif” segera menyimpulkan secara cepat bahwa menyerahnya
Jepang kepada Sekutu bisa menjadi legitimasi Belanda kembali menduduki Indonesia.
Kesimpulan inilah yang memicu golongan muda untuk memanfaatkan situasi “lowong”
dengan segera memproklamasikan kemerdekaan Indonesia.
Ide ini segera ditindaklanjuti oleh para pemuda dengan menghubungi Syahrir untuk
memproklamasikan kemerdekaan, tetapi Syahrir menolak. Sukarno-Hatta pun dihubungi,
tetapi juga menolak. Sukarno-Hatta masih ingin mendapat kepastian berita tersebut dari
pihak Jepang dan ingin membicarakan pelaksanaan proklamasi dalam rapat PPKI yang
akan diadakan pada 16 Agustus 1945.
Pada tanggal 15 Agustus 945, para pemuda juga berusaha menghubungi Laksamana
Laut Tadashi Maeda. Tujuannya adalah untuk mendapatkan berita menyerahnya Jepang
kepada Sekutu. Namun, Laksamana Maeda tidak menjawab pertanyaan itu.
Meskipun demikian, berita menyerahnya Jepang kepada Sekutu terus berembus lewat
bisikan-bisikan. Akan tetapi, tidak seorang pun berani mengambil tindakan secara terang-
terangan. Pasalnya, tentara Jepang masih bersenjata lengkap.
Ditambah, para pemimpin Indonesia juga masih belum mengambil langkah pasti
(Kompas, 18/8/1975). Golongan tua berpendapat bahwa proklamasi dapat diwujudkan
tanpa pertumpahan darah.
(Sumber: https://kompaspedia.kompas.id/, Jumat 14 Agustus 2020)

Bab 3 I Pendudukan Jepang, Proklamasi Kemerdekaan, 3


dan Terbentuknya Pemerintahan Indonesia
13. Jepang sendiri dianggap memperlambat penyebaran berita kekalahan terhadap Sekutu.
Radio Domei menutup berita kekalahan tersebut kepada masyarakat umum. Laksamana
Maeda, Kepala Penghubung Angkatan Laut dan Angkatan Darat tentara Kekaisaran
Jepang di Hindia-Belanda, juga tidak menjawab pertanyaan para pemuda tentang berita
penyerahan diri Jepang tersebut.
Apakah alasan yang logis Jepang menutup-nutupi berita kekalahannya dalam Perang
Asia Timur Raya (Perang Pasifik)? Kembangkan imajinasi dan kemampuan bernalar
Anda untuk menjawab pertanyaan tersebut. Jawaban Anda akan dinilai berdasarkan
logis-tidaknya, bukan benar-salah.
Jawaban:

Alasan/Penjelasan:

14. Dalam teks tersebut terdapat beberapa informasi tersirat atau implisit yang dapat
diketahui dengan membaca teks secara lengkap dan cermat. Manakah informasi-
informasi tersirat tersebut? (Pilihan jawaban benar lebih dari satu)
❑ Di Vietnam, Sukarno-Hatta sudah mendengar tentang berita kapitulasi Jepang.
❑ Militer Jepang tetap bersiaga penuh di Indonesia kendati telah menyerah kepada Sekutu.
❑ Nyali para pemuda untuk melakukan proklamasi ciut melihat tentara Jepang yang
masih bersenjata lengkap.
❑ Golongan tua khawatir, proklamasi kemerdekaan tanpa restu Jepang akan memicu
kemarahan pihak Jepang.
❑ Para pemuda menghubungi Tadashi Maeda untuk meminta konfirmasi tentang
kapitulasi Jepang yang telah mereka dengar melalui radio.

Bacalah teks berikut dengan saksama untuk menjawab soal nomor 15 dan 16.
Sikap Golongan Muda
Dengan penolakan golongan tua untuk segera melakukan proklamasi, golongan muda
berniat menggagalkan rapat yang akan diselenggarakan pada 16 Agustus 1945 oleh
PPKI. Golongan muda mengkhawatirkan bahwa rapat tersebut akan digunakan untuk
memproklamasikan kemerdekaan Indonesia sesuai petunjuk Marsekal Terauchi.
Pada tanggal 15 Agustus 1945, diadakan rapat oleh para pemuda di salah satu ruangan
Lembaga Bakteriologi Pegangsaan Timur. Rapat yang dipimpin oleh Chairul Saleh tersebut
dihadiri oleh, antara lain Johar Nur, Kusnandar, Subadio, Subianto, Margono, Wikanda
(Kaigun), dan Armansyah (Kaigun).

4 Sejarah untuk SMK/MAK Kelas XI


Keputusan rapat adalah “bahwa kemerdekaan Indonesia adalah hak dan soal rakyat
Indonesia sendiri, tak dapat digantung-gantungkan pada orang dan kerajaan lain. Maka
diputuskan segala ikatan dan hubungan dengan janji kemerdekaan dari Jepang dan
sebaliknya mengharapkan diadakan perundingan dengan Ir. Sukarno dan Drs. Moh. Hatta,
agar supaya mereka turut menyatakan proklamasi”. (Adam Malik, 1970: 35).
Sebagai utusan pemuda, ditunjuk Wikana dan Darwis ditunjuk untuk menemui Sukarno
dan menyampaikan hasil pembicaraan tersebut. Malam itu juga, sekitar pukul 22.00 mereka
menemui Sukarno. Mereka berdua meminta agar Sukarno memutus perjanjian dengan
Jepang dan segera memproklamasikan kemerdekaan.
Sekitar pukul 23.00, datang Hatta, Mr. Ahmad Subarjo, dr. Buntaran, dan Mr. Iwa
Kusumasumantri ke rumah Sukarno untuk melaporkan rencana sidang PPKI pada hari
berikutnya. Akhirnya, mereka ikut terlibat dalam perdebatan sengit itu. Hatta berada
di pihak Sukarno yang ingin kemerdekaan itu terjadi secara “legal”. Melihat perdebatan
buntu, Wikana dan Darwis menuju Asrama Baperpi, Cikini 71. Di sana telah berkumpul
para pemuda dari berbagai asrama pemuda di Jakarta, antara lain kelompok pemuda dari
Gedung Menteng 31, Gedung Cikini 71, dan Mahasiswa Prapatan 10.
Mereka kemudian mengadakan rapat yang dipimpin oleh Sukarni pada 16 Agustus
1945 mulai sektiar pukul 00.00. Para pemuda yang hadir, antara lain Chairul Saleh, Johan
Nur, Kusnandar, Subadio, Subianto, Margono, Wikana (Kaigun), Armansyah (Kaigun), Yusuf
Kunto, dr. Muwardi (Barisan Pelopor), dan Shodanco Singgih (PETA Jakarta).
Mereka memutuskan menyingkirkan Sukarno dan Hatta ke luar kota untuk menjauhkan
mereka dari segala pengaruh Jepang. “Kemerdekaan harus dinyatakan sendiri oleh rakyat.
Jangan menunggu kemerdekaan sebagai hadiah dari Jepang. Ir. Sukarno dan Drs. Moh. Hatta
akan diamankan ke luar kota, di mana PETA telah siap menghadapi segala kemungkinan yang
timbul setelah proklamasi dinyatakan. Sebab, jika mereka berada di Jakarta, mereka akan
dipengaruhi dan ditekan oleh kekuatan Jepang untuk menghalang-halangi berlangsungnya
proklamasi kemerdekaan”. (Adam Malik, 1970: 38).
(Sumber: https://kompaspedia.kompas.id/, Jumat 14 Agustus 2020)

15. Berdasarkan teks tersebut, tentukan pernyataan-pernyataan berikut sesuai atau tidak sesuai
dengan teks tersebut dengan memberi tanda centang (✓) pada kolom yang tersedia.
No. Pernyataan Sesuai Tidak Sesuai
1. Rapat pemuda di salah satu ruangan Lembaga Bakte-
riologi Pegangsaan Timur pada 15 Agustus diadakan
pada malam hari.
2. Para pemuda tidak ingin proklamasi kemerdekaan
dilakukan dalam wadah/lembaga yang dibentuk Jepang.
3. Sidang PPKI batal dilaksanakan atas desakan pemuda.
4. Para pemuda tidak berhasil meyakinkan Sukarno-
Hatta untuk melakukan proklamasi lepas dari campur
tangan Jepang.
5. Para pemuda memutuskan menyingkirkan Sukarno
dan Hatta ke luar kota karena alasan keamanan.

Bab 3 I Pendudukan Jepang, Proklamasi Kemerdekaan, 5


dan Terbentuknya Pemerintahan Indonesia
16. Berdasarkan teks tersebut, pasangkan dengan menarik garis antara pernyataan sebab
di kolom sebelah kiri dan pernyataan akibat yang sesuai di kolom sebelah kanan.

Kemerdekaan bukan hadiah Para pemuda menyelenggarakan


atau pemberian Jepang. rapat maraton pada 15 Agustus
hingga dini hari 16 Agustus.

Proklamasi tanpa restu Hatta melaporkan rencana Sidang


Jepang berisiko tinggi memicu PPKI.
pertumpahan darah.
Sukarno-Hatta dibawa ke luar kota.
Khawatir proklamasi dilakukan
dalam sidang PPKI tanggal Pemuda mencegah proklamasi
16 Agustus. kemerdekaan dilakukan dalam wadah
bentukan Jepang.

Tidak bersedia memutus kerja Sukarno-Hatta kukuh menolak


sama dengan Jepang. desakan para pemuda.

Bacalah teks berikut dengan saksama untuk menjawab soal nomor 17 dan 18.
Peristiwa Rengasdengklok
Tanggal 16 Agustus 1945 dini hari sekitar pukul 04.00, Sukarni dan Yusuf Kunto menjemput
Hatta, sedangkan Chairul Saleh dan dr. Muwardi menjemput Sukarno. Sukarno dan Hatta
kemudian dibawa ke luar kota menuju Rengasdengklok. Pasukan PETA di bawah pimpinan
Singgih menggabungkan diri dengan rombongan dan bertugas mengawalnya sampai ke
Rengasdengklok. Chairul Saleh kembali ke Gedung Cikini 71 memberitahu bahwa Sukarno
dan Hatta dibawa ke Rengasdengklok.
Rengasdengklok yang berada di Kabupaten Karawang dipilih karena pertimbangan
keamanan. Wilayah ini merupakan daerah kekuasaan PETA. Selain itu, di pertigaan
Kedunggede yang menjadi jalur menuju Rengasdengklok terdapat pos penjagaan tentara
PETA sehingga pergerakan tentara Jepang menuju Rengasdengklok dapat segera diketahui.
Rombongan Sukarno dan Hatta mulanya dibawa ke asrama PETA Rengasdengklok. Oleh
karena dianggap tidak aman, mereka kemudian dibawa ke rumah milik seorang keturunan
Tionghoa bernama Jiauw Kie Siong.
Di Rengasdengklok, Sukarni kembali berbicara kepada Sukarno, meminta segera
dilaksanakan proklamasi. Sayangnya, belum tercapai titik temu di antara kedua golongan ini.
Akhirnya, Yusuf Kunto ditugaskan kembali ke Jakarta untuk melaporkan hasil pembicaraan
Sukarni dengan Sukarno dan merundingkan langkah selanjutnya dengan kelompok-
kelompok pemuda.
Yusuf Kunto tidak berhasil bertemu dengan para pemuda. Ia malah bertemu dengan
Ahmad Subarjo dan Wikana, Mendengar cerita dari Yusuf Kunto, mereka sepakat bahwa
proklamasi akan diadakan di Jakarta. Mr. Ahmad Subarjo, Sudiro, dan Yusuf Kunto lantas
berangkat ke Rengasdengklok untuk menjemput Soakarno-Hatta. Mereka tiba sekitar pukul
17.30 dan diterima oleh komandan PETA Rengasdengklok, Cudanco Subeno.

6 Sejarah untuk SMK/MAK Kelas XI


Sukarni dan Cudanco Subeno belum bersedia melepaskan Sukarno dan Hatta apabila
tidak ada jaminan terlaksananya proklamasi malam hari itu juga. Dengan janji bahwa
proklamasi akan diadakan esok hari tanggal 17 Agustus 1945 selambat-lambatnya pukul
12.00, Sukarno-Hatta diperbolehkan kembali ke Jakarta.
Rombongan tiba di Jakarta sekitar pukul 23.30. Setelah pulang ke rumah masing-
masing, Sukarno-Hatta menuju rumah Laksamana Maeda di Jalan Imam Bonjol No. 1. Pada
saat itu, Ahmad Subarjo menelepon anggota-anggota PPKI yang sedang menginap di Hotel
Des Indes untuk datang ke rumah Maeda pukul 24.00. Mereka sedianya akan mengadakan
rapat pada tanggal 16 Agustus 1945, tetapi tidak jadi karena Sukarno-Hatta diculik ke
Rengasdengklok.
Di rumah Laksamana Maeda itulah golongan tua dan muda berkumpul untuk
merancang teks proklamasi. Mereka adalah Sukarno, Mohammad Hatta, Ahmad Subarjo,
Sayuti Melik, Sukarni, B.M. Diah, dan Sudiro. Sejarah akhirnya mencatat, melalui peristiwa
Rengasdengklok, kedua golongan yang sempat berbeda pendapat ini sepakat untuk
mewujudkan proklamasi kemerdekaan pada tanggal 17 Agustus 1945.
(Sumber: https://kompaspedia.kompas.id/, Jumat 14 Agustus 2020)

17. Berdasarkan teks tersebut, tentukan pernyataan-pernyataan berikut sesuai atau tidak
sesuai dengan teks tersebut dengan memberi tanda centang (✓) pada kolom yang
tersedia.
No. Pernyataan Sesuai Tidak Sesuai
1. Sejak awal, seluruh pemuda tahu bahwa Sukarno-Hatta
dibawa ke Rengasdengklok.
2. Para pemuda tidak ingin proklamasi kemerdekaan
dilakukan dalam wadah/lembaga bentukan Jepang.
3. Sukarno-Hatta dibawa ke rumah seorang keturunan
Tionghoa bernama Jiauw Kie Siong demi keamanan.
4. Laksamana Maeda adalah pejabat tinggi Jepang yang
diberi wewenang mengurusi kemerdekaan Indonesia.
5. Proklamasi tanggal 17 Agustus terjadi atas kesepakatan
golongan tua dan muda.

18. Berdasarkan teks tersebut, apakah yang dapat disimpulkan tentang Laksamana Muda
Tadashi Maeda? (Pilihan jawaban benar lebih dari satu)
❑ Ia bersimpati terhadap perjuangan bangsa Indonesia.
❑ Ia mendukung proklamasi kemerdekaan Indonesia.
❑ Ia diberi wewenang mengurusi kemerdekaan Indonesia.
❑ Ia telah mengundurkan diri dari angkatan perang Jepang.
❑ Ia pemimpin tertinggi angkatan perang Jepang di Indonesia.

Bab 3 I Pendudukan Jepang, Proklamasi Kemerdekaan, 7


dan Terbentuknya Pemerintahan Indonesia
Bacalah teks berita berikut dengan saksama untuk menjawab soal nomor 19 dan 20.
Rapat Raksasa di Lapangan Ikada

Pada 19 September 1945, yaitu sebulan setelah proklamasi, sekitar 300.000 orang
berkumpul di Lapangan Ikada (sekarang Monas). Semula direncanakan pada 17 September,
tetapi diundur menjadi 19 September karena adanya ancaman dari tentara Jepang.
Sebanyak 300.000 orang berkumpul di lapangan Ikada berkat kabar yang beredar dari
mulut ke mulut. Sebagai perbandingan, jumlah penduduk Jakarta waktu sekitar 400.000
jiwa. Lautan manusia dibalut poster dan bendera Merah-Putih. Mereka berasal dari berbagai
wilayah Jakarta dan sekitarnya dengan tekad bulat, yaitu mempertahankan kemerdekaan.
Rapat tersebut diinisiasi oleh para pemuda yang cemas dan khawatir ketika tentara
Sekutu akan berlabuh di Tanjung Priok dan membangun markas besar di Jakarta. Tidak
hanya itu, para pemuda juga marah ketika mengetahui bahwa pada 24 Agustus 1945
Sekutu (Inggris) telah terlebih dulu menandatangani Persetujuan Bersama dengan Belanda
(anggota Sekutu) tentang pemindahan kekuasaan di Indonesia dari militer Inggris kepada
Netherland Indies Civil Administration (NICA).
Tentara Jepang melakukan penjagaan ketat dengan senjata lengkap. Suasana yang
tegang dan mencekam itu tidak mampu membuat rakyat gentar. Mereka menunjukkan satu
semangat yang sama kepada dunia, yaitu bangsa Indonesia sudah merdeka dan berdaulat!
Di hari yang sama, Presiden Sukarno mengadakan sidang kabinet pertama dengan
sejumlah anggota Komite Nasional Indonesia Pusat (KNIP). Sidang itu juga digelar untuk
menanggapi usul pemuda untuk mengadakan rapat raksasa di Lapangan Ikada. Sidang
tersebut berlangsung dari pukul 09.00 WIB hingga 16.00 WIB tanpa jeda.
Sidang dipenuhi ketegangan dan perbedaan pendapat. Pada akhirnya, Bung Karno
memutuskan menghadiri rapat raksasa itu. Setelah Bung Karno mengambil keputusan,
sidang kabinet berakhir pada pukul 15.00 WIB. Sementara di Lapangan Ikada, rakyat setia
menunggu pemimpinnya. Tekad mereka kuat untuk setia membela NKRI.
Para pemuda telah menyiapkan dua mobil untuk membawa tokoh-tokoh pemerintah
menuju titik kumpul, yaitu Lapangan Ikada. Rombongan pemerintah dikawal iringan sepeda
motor untuk membuka jalan.
Kehadiran rombongan pemerintah di Lapangan Ikada disambut meriah oleh seluruh
peserta yang hadir. Gegap gempita dan teriakan “merdeka!” bergemuruh ketika Bung
Karno naik ke podium. “Kita sudah memproklamasikan Kemerdekaan Indonesia. Proklamasi
ini tetap kami pertahankan, sepatah pun tidak kami cabut. Dalam pada itu, kami sudah
menyusun suatu rancangan. Tunduklah pada rancangan kami. Tenang, tenteram, tetapi
tetap siap sedia menerima perintah yang kami berikan,” seru Bung Karno.
Merespons ucapan itu, seruan “merdeka” dan “sanggup” menggelora dari seluruh rakyat
yang hadir. Meski hanya berlangsung sekitar lima menit, pidato Bung Karno itu seperti
sengatan listrik yang mampu mengalirkan semangat juang ke seluruh penjuru negeri.
Pasca-rapat itu, berbagai perlawanan dilakukan oleh para pemuda dan rakyat Indonesia
untuk mengusir para penjajah.
(Sumber: https://www.kompas.com, 19/09/2019, 06:10 WIB, diakses pada 20/08/2021 pukul 08.25 dengan
pengubahan/penyesuaian)

19. Berdasarkan teks tersebut, tentukan pernyataan-pernyataan berikut sesuai atau tidak
sesuai dengan teks tersebut dengan memberi tanda centang (✓) pada kolom yang
tersedia.

8 Sejarah untuk SMK/MAK Kelas XI


No. Pernyataan Sesuai Tidak Sesuai
1. Rapat raksasa di Lapangan Ikada dipicu kehadiran
tentara Sekutu di Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta.
2. Rapat raksasa tersebut diprakarsai para pemuda
bersama sejumlah anggota Komite Nasional Indonesia
Pusat (KNIP).
3. Para pemuda sendiri ragu Bung Karno akan menyetujui
dan hadir dalam rapat raksasa itu.
4. Rapat raksasa di Lapangan Ikada mampu membakar
semangat rakyat Indonesia untuk mempertahankan
kemerdekaan.
5. Rapat raksasa itu merupakan genderang perang
melawan Sekutu untuk mempertahankan
kemerdekaan.

20. Berdasarkan teks tersebut, apakah latar belakang para pemuda memprakarsai rapat
raksasa di Lapangan Ikada? (Pilihan jawaban benar lebih dari satu)
❑ Adanya informasi Jepang akan menyerahkan kekuasaan kepada Sekutu.
❑ Wadah menyebarluaskan berita proklamasi kemerdekaan kepada masyarakat luas.
❑ Adanya informasi Sekutu akan menyerahkan wilayah Indonesia kepada Belanda.
❑ Konsolidasi menghadapi pasukan Sekutu yang diam-diam telah berlabuh di
Pelabuhan Tanjung Priok.
❑ Ketidakpuasan golongan muda terhadap sikap golongan tua yang kurang berani
membentuk pemerintahan baru.

Bab 3 I Pendudukan Jepang, Proklamasi Kemerdekaan, 9


dan Terbentuknya Pemerintahan Indonesia

Anda mungkin juga menyukai