Anda di halaman 1dari 16

KETAHANAN SOSIAL DI PERBATASAN:

STUDI KASUS PULAU SEBATIK


Muhammad Fakhry Ghafur
Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia
E-mail: fachryghafur@gmail.com

Diterima: 8-12-2016 Direvisi: 12-12-2016 Disetujui: 27-12-2106

ABSTRACT
The border is a strategic area that has an important role to build and to defend a country’s sovereignty.
Through this concept, the role of a border is very important, especially if it was associated with the improvement of
a quality of society’s life in terms economic, social, political, cultural, environment, defense, and security. A border
is an interaction area between globalization and locality which happens in daily life. The progress of a community
life in border areas is expected to improve the social resilience in responding the most significant global pressure.
Therefore, in order to build a border area, social resilience is needed as it is a very important aspect, especially
in Sebatik Island. This paper reviews the potential of social resilience in border area, especially in Sebatik Island
that is directly adjacent with Malaysia in both land and sea, by using the qualitative analysis approach and how
to manage any potential in the border area to support economic, social, and political development for other areas.

Keywords: social resilience, border areas, Sebatik

ABSTRAK
Daerah perbatasan merupakan suatu kawasan yang sangat strategis dan berperan penting dalam membangun
serta mempertahankan kedaulatan wilayah negara karena merupakan garda terdepan suatu negara bangsa modern.
Melalui arsitektur batas wilayah ini, peran perbatasan sangat strategis, terutama jika dikaitkan dengan peningkatan
kualitas kehidupan masyarakat, baik dari segi ekonomi, sosial, politik, budaya, lingkungan maupun pertahanan
dan keamanan. Wilayah perbatasan merupakan arena interaksi antara globalisasi dan lokalitas yang terjadi setiap
hari. Kemajuan kehidupan masyarakat perbatasan diharapkan akan meningkatkan ketahanan masyarakat dalam
merespons tekanan global yang paling nyata. Oleh karena itu, membangun daerah perbatasan secara optimal
sangat penting untuk meningkatkan ketahanan masyarakat. Dengan menggunakan pendekatan kualitatif, tulisan
ini mengkaji potensi ketahanan masyarakat di perbatasan, khususnya di Pulau Sebatik yang berbatasan langsung,
baik darat maupun laut, dengan Malaysia dan metode pengelolaan setiap persoalan yang ada di perbatasan sehingga
dapat menjadi pendorong perkembangan ekonomi, sosial, politik, dan budaya bagi daerah lainnya.

Kata kunci: ketahanan sosial, perbatasan, Sebatik

PENGANTAR persoalan yang belum terselesaikan hingga saat


Indonesia merupakan negara kepulauan terbesar ini.
di dunia yang letaknya sangat strategis, baik Dengan kondisi geografis tersebut, Indonesia
secara ekonomi maupun geopolitik. Gugusan seharusnya mempunyai peran yang sangat pen­
kepulauan yang ada di Indonesia disatukan oleh ting dalam mengembangkan wilayah perbatasan,
lautan yang terhampar luas dan beberapa di terutama di pulau-pulau kecil terluar, terlebih
antaranya berbatasan langsung dengan beberapa wilayah yang sarat akan potensi sumber daya
negara tetangga, baik darat maupun laut. Tercatat alam yang jika dimanfaatkan dengan optimal
sebanyak 92 pulau merupakan pulau-pulau ter- dapat memperkuat ketahanan masyarakatnya.
depan yang berbatasan langsung dengan negara Namun sebaliknya, jika tidak dikelola dengan
tetangga, seperti Malaysia, Singapura, Filipina, bai,k dapat mengakibatkan terjadinya kerentanan
Timor Leste, Papua New Guinea, dan Australia sosial dan disintegrasi bangsa. Formulasi khusus
(Peraturan Presiden RI Nomor 78 Tahun 2005) diperlukan untuk mengelola dan mengembangkan
dan beberapa di antaranya mempunyai beragam

233
wilayah perbatasan sehingga dapat memberikan dalam pengelolaan pembangunan dan peningkat­
manfaat bagi masyarakat di perbatasan. an ketahanan sosial di wilayah tersebut.
Persoalan pengembangan wilayah perbatasan Ketahanan sosial di Pulau Sebatik dapat
tidak terlepas dari masih lemahnya paradigma terwujud melalui sebuah kekuatan yang saling
pembangunan yang lebih mengedepankan pola bersinergi satu dengan yang lain, baik dalam
sentralisasi, dalam arti pemerintah menggunakan aspek politik, sosial, ekonomi maupun sumber
paradigma top down, yakni melihat perbatasan daya alam (Sakdapolrak, 2016). Ketahanan sosial
dalam perspektif Jakarta, tetapi tidak pernah dalam sebuah komunitas juga sangat tergantung
melihat perbatasan dalam perspektif masyarakat dari sejumlah aset atau potensi, seperti modal
perbatasan (Tirtosudarmo & Haba, 2005). Se- alam, modal sosial, modal politik, modal ekonomi,
bagai contoh, hubungan pemerintah pusat dan modal fisik, dan modal manusia. Oleh karena itu,
daerah masih belum terkoordinasi dengan baik Murray dan Zautra (2012) mendefinisikan keta­
sehingga menghasilkan kebijakan yang kurang hanan sosial secara lebih spesifik, yaitu sebagai
sistematis dan terstruktur. Selain itu, sumber sebuah respons adaptif suatu masyarakat terhadap
daya manusia yang masih minim dan penegakan berbagai macam ancaman yang diaktualisasikan
hukum yang belum optimal mengakibatkan sema- melalui beberapa proses, yaitu pertama melalui
kin maraknya pelanggaran hukum transnasional, pemulihan, kemudian kontinuitas (keberlanjutan),
seperti penangkapan ikan ilegal, pembalakan atau dan terakhir adalah ditandai dengan adanya
penebangan liar, perdagangan manusia, imigran pertumbuhan. Sementara itu, menurut Carlson
ilegal, peredaran narkoba, terorisme, perdagangan (2012) ketahanan sosial sangat terkait erat dengan
senjata, dan sebagainya. Hal ini dapat mengham- kemampuan masyarakat untuk dapat mengatasi
bat pengelolaan pembangunan di wilayah pulau- berbagai macam gangguan sehingga terbebas dari
pulau kecil perbatasan, termasuk di Pulau Sebatik kesulitan yang dihadapi.
yang berbatasan langsung dengan Malaysia. Dari uraian di atas, dapat terlihat bahwa
Pulau Sebatik merupakan salah satu dari 92 ketahanan sosial tidak hanya kemampuan untuk
pulau kecil terluar yang terletak di Provinsi Ka- mempertahankan diri semata, tetapi ada suatu
limantan Utara dan berbatasan langsung dengan proses yang dapat membawa masyarakat kepada
negara tetangga, Malaysia. Pada awalnya, Pulau sebuah kondisi yang lebih baik dari sebelumnya.
Sebatik adalah bagian dari Kabupaten Nunukan, Oleh karena itu, ketahanan sosial mempunyai
kemudian berdasarkan Peraturan Pemerintah peran yang sangat signifikan dalam mengatasi
Nomor 38 Tahun 1996 yang menyatakan bahwa berbagai macam gangguan dan kesulitan yang
wilayah Sebatik berubah menjadi kecamatan menghadang.
dan sejak 2006, sesuai Peraturan Daerah Nomor Peran pemerintah dalam mengimplementa-
03 Tahun 2006 yang menyatakan pemekaran sikan kebijakan, strategi, dan program terhadap
Kecamatan Sebatik menjadi dua wilayah, ketahanan sosial sangat penting karena ketahanan
yaitu Kecamatan Sebatik dan Kecamatan Sebatik sosial merupakan salah satu pilar dari keberhasilan
Barat. Seiring dengan diberlakukannya sistem pembangunan negara. Kualitas ketahanan sosial
desentralisasi, pada tahun 2011, wilayah Sebatik masyarakat di suatu wilayah dapat dilihat melalui
dimekarkan kembali menjadi lima kecamatan, hubungan sosial, pemberdayaan masyarakat,
yaitu Kecamatan Sebatik, Kecamatan Sebatik jaminan sosial, dan penguatan modal atau potensi
Barat, Kecamatan Sebatik Timur, Kecamatan lainnya. Untuk mengukur ketahanan sosial di
Sebatik Utara, dan Kecamatan Sebatik Tengah. suatu wilayah dapat menggunakan metode yang
Letak strategis yang berada di perbatasan Indo- dikemukakan Sakdapolrak, yaitu pengukuran
nesia dan Malaysia serta potensi sumber daya ketahanan sosial berupa potensi yang dimiliki,
alam yang melimpah menjadikan Pulau Sebatik meliputi modal alam, modal sosial, modal politik,
sebagai wilayah strategis lintas negara. Namun, modal ekonomi (sumber keuangan), modal fisik
dibalik beragam potensi yang dimilikinya, Pulau dan modal manusia.
Sebatik memiliki berbagai persoalan, terutama

234 | Masyarakat Indonesia, Vol. 42 No.2, Desember 2016


Sebenarnya tema mengenai dinamika sosial- tian sebelumnya terletak pada aspek ketahanan
politik, ekonomi, dan budaya masyarakat Pulau sosial yang belum banyak dikaji secara lebih
Sebatik sudah banyak dikaji, baik oleh instansi spesifik.
maupun para peneliti sosial, namun kajian khusus
mengenai ketahanan sosial masyarakat Sebatik GAMBARAN UMUM PULAU
masih jarang dilakukan di Indonesia. Misalnya, SEBATIK
kajian terdahulu hanya menekankan aspek kajian
sosial dan ekonomi, seperti hasil penelitian Sibu- Dilihat dari kondisi geografis, baik iklim maupun
rian (2012) dengan judul Pulau Sebatik: Kawasan potensi alamnya, wilayah Sebatik Indonesia tidak
Perbatasan Indonesia Beraroma Malaysia dalam jauh berbeda dengan wilayah Sabah (Sebatik
Jurnal Masyarakat dan Budaya volume 14 Malaysia). Kedua wilayah tersebut berada dalam
nomor 1 tahun 2012, yang lebih menekankan satu pulau yang beriklim tropis dan berhutan
aspek sosioekonomi wilayah perbatasan Sebatik lebat serta mengalami dua musim, yaitu musim
dan analisis dari Saleh (2015) tentang Dinamika kemarau dan penghujan dengan curah hujan
Masyarakat Perbatasan dalam Jurnal Borneo yang cukup tinggi. Intensitas hujan yang tinggi
Administrator volume 11 nomor 1 tahun 2015 hingga mencapai 1.500 mm per tahun. Kondisi
yang lebih menekankan aspek sosiokultural ini menjadikan pulau Sebatik sebagai wilayah
masyarakat perantau di Pulau Sebatik. yang sangat subur dan potensial untuk area
pertanian dan perkebunan, seperti kelapa sawit,
Tulisan ini akan mencoba untuk meng- kelapa, pisang, maupun kakao. (BPS Kabupaten
gambarkan potensi yang dimiliki Pulau Sebatik, Nunukan, 2015b).
baik berupa potensi alam, sosial-politik, eko-
Selain kaya akan sumber daya alam hasil
nomi maupun sarana dan prasarana, di samping
pertanian dan perkebunan, Pulau Sebatik juga
menguraikan sejumlah permasalahan seputar
kaya akan potensi sumber daya mineral, baik
pengelolaan sumber daya alam dan pembangunan
dari minyak bumi maupun gas, meski pada ke-
serta berbagai langkah yang dapat dilakukan
nyataannya sumber daya mineral belum banyak
untuk mengatasi persoalan tersebut. Gambaran
dieksplorasi pemerintah di wilayah perbatasan
potensi yang ada serta strategi pengelolaannya
Sebatik. Potensi sumber daya alam mineral
diharapkan dapat menjadi langkah awal dalam
berupa gas di sana diperkirakan cukup besar
peningkatan ketahanan sosial di wilayah Sebatik.
yang secara kasat mata dapat dilihat dengan
Adapun perbedaan penelitian ini dengan peneli-

Sumber: Mengintip Perbatasan Negeri (2015)


Gambar 1. Peta Sebatik

Muhammad Fakhry Ghafur | Ketahanan Sosial di Perbatasan ... | 235


mulai bermunculannya industri gas alam yang masyarakatnya tergolong kuat, bahkan kondisi
dikelola oleh pemerintah Malaysia, khususnya Sebatik masih jauh tertinggal dibanding daerah
di daerah perbatasan dekat Bambangan. Selain lainnya, seperti Tawau yang sudah melangkah
itu, sumber daya mineral berupa minyak bumi maju dalam ekonomi dan infrastruktur. Oleh
di Sebatik masih cukup potensial di mana pada karena itu, untuk mendeskripsikan secara lebih
tahun 2002 sudah mencapai 2,1 juta barel dan mendalam kondisi ketahanan sosial masyarakat
setiap tahun cenderung mengalami peningkatan Sebatik, pembahasan mengenai beberapa aset
(Bakar, 2006). atau potensi yang dimiliki serta sejumlah faktor
Sementara itu, secara demografis, Sebatik penghambat wilayah perbatasan Sebatik sangat
Indonesia adalah wilayah yang lebih banyak diperlukan. Selanjutnya, penulis akan membahas
penduduknya, sedangkan untuk wilayah Sabah beberapa aset atau potensi utama yang terdapat
(Malaysia) lebih banyak digunakan untuk perke- di wilayah perbatasan Sebatik.
bunan dan tempat pengolahan sawit. Penduduk
yang menghuni Pulau Sebatik sebagian besar SUMBER DAYA ALAM SEBATIK:
adalah pendatang yang berasal dari Bugis, Jawa, POTENSI YANG TERPENDAM
dan Flores (Nusa Tenggara Timur), sedangkan
Pulau Sebatik merupakan wilayah yang mempu-
masyarakat asli Sebatik adalah Suku Tidung
nyai potensi sumber daya alam yang melimpah,
yang mayoritas beragama Islam. Berdasarkan
terutama dari sektor pertanian dan perkebunan.
sensus Badan Pusat Statistik Kabupaten Nunukan
tahun 2014, jumlah penduduk yang bermukim Berdasarkan informasi yang dihimpun selama
di wilayah Sebatik secara keseluruhan mencapai melakukan penelitian di Sebatik, pertanian dan
40.645 jiwa (BPS Kabupaten Nunukan, 2015b). perkebunan merupakan sektor utama yang
Sebagian besar masyarakat Sebatik berprofesi sangat potensial untuk dikembangkan dan dapat
sebagai petani, baik di sektor tanaman perke- menjadi pendorong pertumbuhan ekonomi warga
bunan maupun pangan, sedangkan selebihnya Sebatik. Sebagai contoh, perkebunan sawit, ka-
bekerja sebagai pedagang dan nelayan. Selain itu, kao (cokelat), kelapa maupun pisang terhampar
peran masyarakat dalam sektor perdagangan juga luas hampir di seluruh sudut Pulau Sebatik dan
memberikan kontribusi yang cukup signifikan memberikan hasil yang cukup signifikan bagi
sebagai sumber mata pencaharian pendukung perekonomian warga.
bagi masyarakat setempat. Berdasarkan sensus pertanian tahun 2013,
Sementara itu, hubungan sosial kekerabatan bahwa sebagian besar sektor pertanian adalah
antara warga Sebatik dan Tawau sudah terjalin penggerak utama ekonomi masyarakat. Rata-rata
sejak lama karena memiliki hubungan kekera- luas lahan pertanian yang dikuasai oleh rumah
batan yang kuat. Banyak warga negara Indonesia tangga usaha pertanian mengalami peningkatan
yang sudah lama menetap di Tawau dan menjadi setiap tahunnya. Sebesar 25,8 ribu meter persegi
warga negara Malaysia, bahkan sebagian warga dijadikan sebagai lahan yang digunakan dalam
Sebatik ada yang mempunyai kewarganegaraan usaha pertanian, terutama dari sektor padi dan
ganda, yaitu warga yang mempunyai Kartu Tanda palawija (BPS Kabupaten Nunukan, 2015b),
Penduduk (KTP) Indonesia dan Identity Card sedang­kan luas lahan bukan sawah yang di-
(IC) Malaysia. Setiap tahunnya, interaksi sosial gunakan untuk kelapa sawit juga mengalami
berupa kunjungan ataupun aktivitas perdagangan peningkatan menjadi 23,7 ribu meter persegi.
warga antarkedua negara cenderung meningkat. Peningkatan ini dikarenakan semakin banyaknya
Kondisi seperti ini menunjukkan adanya modal lahan masyarakat yang beralih fungsi menjadi
sosial yang signifikan di wilayah perbatasan perkebunan kelapa sawit. Hal ini juga dapat
Sebatik. dilihat dari semakin meningkatnya jumlah pohon
kelapa sawit yang ditanam warga di mana kurang
Meski wilayah Sebatik memiliki potensi lebih 3,5 juta pohon sawit memenuhi 1,778 ha
alam berlimpah dan hubungan sosial yang kuat, kebun sawit di Pulau Sebatik. Hasil sawit dari
namun bukan berarti kondisi ketahanan sosial Sebatik sebagian besar dijual ke Tawau dalam

236 | Masyarakat Indonesia, Vol. 42 No.2, Desember 2016


bentuk tandan buah segar (TBS) karena sampai sawit masih terbilang baru. Namun, pada era
saat ini belum ada pabrik pengolahan kelapa pascareformasi dan seiring banyaknya petani
sawit yang besar dan bekerja optimal di Sebatik. yang membuka lahan untuk perkebunan kepala
Selain kelapa sawit, kakao merupakan areal sawit, subsektor ini mampu menyerap banyak
perkebunan terbesar kedua yang banyak diusa- tenaga kerja dan dapat menjadi sumber devisa
hakan atau ditanam warga dan banyak tersebar terbesar di Sebatik setelah Kakao dan pisang.
di Kecamatan Sebatik Timur dan Sebatik Barat. Dapat dibayangkan dengan semakin bertambah
Sementara itu, kopi adalah populasi ketiga terbe- luasnya usaha perkebunan kelapa sawit maka
sar yang paling banyak diusahakan di kecamatan jumlah lahan yang akan digunakan di pulau
Sebatik Timur dan Barat. Pada awal tahun 2002, Sebatik untuk sektor kelapa sawit akan semakin
kopi pernah menjadi primadona sektor perkebu- luas di masa mendatang.
nan warga Sebatik dengan kualitas dan harganya Meski demikian, lahan kelapa sawit yang
yang dapat bersaing dengan negara tetangga luas belum disertai dengan tata kelola lahan yang
Malaysia, namun karena kurangnya perhatian baik sehingga berpotensi merusak lingkungan
dalam pengelolaan hasil panen kopi, permintaan karena dapat merusak ekosistem dan ketersediaan
pun menurun yang mengakibatkan harga kopi air, terutama untuk usaha sektor perkebunan lain-
turun drastis sehingga masyarakat beralih pada nya. Selain itu, dalam hal distribusi, hasil panen
tanaman lainnya yang lebih menguntungkan. Di kelapa sawit lebih banyak dipasarkan ke Tawau
samping kelapa sawit, kakao, dan kopi, komoditas
daripada ke wilayah lainnya. Hal itu dapat dilihat
pisang merupakan hasil bumi yang juga banyak
dari banyaknya para pedagang atau pengumpul
diusahakan di wilayah Sebatik dan sebagian besar
yang memasarkan hasil bumi ke Tawau yang
hasil panen dijual dalam bentuk pisang mentah ke
memang berdekatan dengan patok tiga perbatasan
Tawau, Malaysia, sedangkan sebagian lagi diolah
Indonesia dan Malaysia. Sekitar puluhan ton hasil
dan dikonsumsi sendiri oleh petani. Mayoritas
perkebunan milik petani di wilayah Sebatik Indo-
pedagang di Tawau tidak menerima hasil olahan
pisang petani Sebatik dengan alasan tidak berse- nesia setiap harinya dipasarkan oleh pengumpul
gel dan yang tidak memenuhi standar. ke Malaysia dengan menggunakan kapal kayu
ukuran besar yang mampu memuat sekitar lima
Sebagian besar lahan di pulau Sebatik dikua-
ton hasil perkebunan.
sai oleh warga sebagai pengusaha perkebunan
dengan penghasilan yang besar dibanding dengan Kondisi itu dapat berdampak positif maupun
pengepul, pekerja maupun penyedia transportasi. negatif bagi masyarakat Sebatik. Pada satu sisi,
Di antara mereka, ada yang membentuk kelompok aktivitas perdagangan lintas batas di sektor
usaha tani untuk mengelola dan mendistribusikan pertanian dan perkebunan mampu meningkatkan
hasil-hasil pertanian dan perkebunan. Keuntung­ pertumbuhan ekonomi setiap tahunnya. Namun
an yang diperoleh (pengusaha atau kelompok di sisi lain, maraknya aktivitas ilegal dan potensi
usaha tani) berguna dalam mendorong kemajuan sumber daya alam yang belum dikelola secara
dalam bisnis lainnya, seperti industri pengolahan optimal serta ketersediaan infrastruktur yang
keripik pisang dan untuk budi daya peternakan masih kurang menjadikan nilai ekonomis pada
serta perikanan. sektor ini menjadi belum teroptimalkan dengan
Sementara itu, lahan perkebunan ataupun baik. Oleh karena itu, pemerintah dituntut untuk
pertanian yang luas di wilayah Sebatik Indonesia menyediakan infrastruktur yang baik, terutama
telah mendorong lahirnya sekitar 4.436 rumah untuk pengelolaan dan distribusi agar hasil panen
tangga usaha pertanian baru dan mampu me- perkebunan di wilayah Sebatik dapat optimal.
nyerap sekitar 78% tenaga kerja usia produktif di Selain sektor perkebunan dan pertanian, po-
sektor pertanian, sedangkan sekitar 95% terserap tensi sumber daya laut di wilayah perairan Sebatik
di sektor perkebunan, terutama kelapa sawit (BPS merupakan aset yang besar dan perlu dikembang-
Kabupaten Nunukan, 2015b). Jika dibandingkan kan lebih optimal. Potensi di sektor perikanan
dengan usaha perkebunan lainnya, seperti pisang, Sebatik meliputi potensi ikan tangkap dan budi
kakao, dan kopi, sektor perkebunan kelapa

Muhammad Fakhry Ghafur | Ketahanan Sosial di Perbatasan ... | 237


daya udang serta ikan pelagis yang tersebar di tidak ada hasil tangkapan yang tersisa dan mem-
sekitar perairan Sebatik. Karena potensi lautnya busuk. Hal itu disebabkan belum tersedianya cold
yang melimpah, perairan Sebatik dikategorikan storage atau tempat pembekuan ikan di wilayah
dalam Wilayah Pengelolaan Perikanan (WPP) Sebatik Indonesia yang sangat dibutuhkan oleh para
IV Selat Makasar dan Laut Arafuru serta WPP nelayan untuk menjual ikan hasil tangkap sehingga
VII laut Sulawesi dan Samudera Pasifik. Perairan ikan tidak cepat membusuk dan layak jual.
Sebatik yang masuk dalam WPP VII diperkirakan Di sisi lain, belum adanya pelabuhan
mempunyai potensi yang sangat besar untuk berstandar nasional dan penutupan Pas Lintas
udang dan ikan pelagis (Sebatik, 2016). Jika Batas (PLB) sebagai garda depan aktivitas lintas
melihat dari dua kategori wilayah di atas, peluang batas menjadi kendala bagi para nelayan. Akti-
untuk pengembangan pemanfaatan perikanan di vitas perdagangan dan penangkapan ikan masih
wilayah Sebatik yang tersebar di sekitar Pulau
dilakukan secara tradisional melalui jalur ilegal
Bukat masih sangat terbuka, terutama untuk ikan
serta dengan menggunakan kapal kayu yang jauh
pelagis, ikan demersal, ikan karang, dan lobster.
dari standar internasional. Sementara itu, jarak
Potensi besar dari sumber daya perikanan di pelabuhan berstandar nasional di Kabupaten
Sebatik ditandai dengan semakin menggeliatnya Nunukan yang cukup jauh yang membutuhkan
usaha di sektor perikanan. Hal itu dapat dilihat biaya cukup besar jika harus melalui nunukan.
dari banyaknya jumlah rumah tangga yang me­ Kondisi ini menjadikan para nelayan kesulitan
ngusahakan kegiatan budi daya ikan, baik ikan untuk menjual hasil tangkap ikan.
laut maupun rumput laut yang sarat manfaat dan
Selain itu, minimnya sarana dan prasarana
berdaya jual tinggi. Berdasarkan data Badan Pusat
penunjang menyebabkan para nelayan kalah
Statistik, hasil survei tahun 2013 menunjukkan
bersaing dengan para pedagang dan nelayan dari
bahwa di wilayah Sebatik terdapat 1.116 rumah
Tawau, Malaysia. Akibatnya, banyak nelayan
tangga yang bergerak dalam usaha penangkapan
Sebatik lebih memilih memasarkan ikannya di
ikan dan sebanyak 1.094 rumah tangga melakukan
Tawau daripada ke Nunukan. Jauh daripada
penangkapan ikan di laut lepas. (BPS Kabupaten
itu, banyak dari kapal-kapal besar asing yang
Nunukan, 2015b).
pada akhirnya memilih untuk bersandar dan
Meski kekayaan bahari di perairan Sebatik bertransaksi di dermaga Tawau. Berdasarkan hal
cukup melimpah dan aktivitas budi daya dan pe­ tersebut, dapat dilihat bahwa sarana dan prasarana
nangkapan ikan menggeliat, namun nilai jual ikan merupakan penunjang utama dalam pengelolaan
hasil tangkap ataupun budi daya di Sebatik masih kekayaan hasil laut yang sangat potensial di
sangat dipengaruhi oleh sistem perda­gangan lin- perairan Sebatik. Bahkan, banyak warga berharap
tas batas yang sebagian besar dipe­ngaruhi oleh adanya bantuan berupa kapal penangkap ikan
dermaga Tawau, Malaysia. Dengan kata lain, yang memenuhi standar sehingga dapat bersaing
hasil tangkapan ikan nelayan Sebatik diberi harga dengan nelayan dari Malaysia. Selain itu, PLB
yang sangat murah di pasaran Tawau dengan yang sebelumnya sempat ditutup pada tahun 2011
alasan ukuran dan kualitas ikan hasil tangkap dapat dibuka kembali untuk menggenjot aktivitas
tidak memenuhi standar, khususnya dalam hal perekonomian wilayah Sebatik dan menekan
pengemasan pengolahan ikan. Padahal jika aktivitas perdagangan lintas batas ilegal.
dikelola dengan baik, nilai jual hasil tangkapan
Sementara itu, sektor sumber daya alam
nelayan bisa berdaya jual tinggi karena kualitas
nonhayati berupa minyak bumi dan gas alam
ikan di perairan Sebatik yang berkualitas.
di wilayah Sebatik Indonesia masih belum di­
Selain itu, minimnya infrastruktur penangkap­ eksplorasi secara optimal. Potensi kedua sektor
an dan pengelolaan ikan juga menjadi persoalan tersebut diperkirakan cukup besar, namun hingga
dalam meningkatkan potensi sumber daya peri- kini belum ada perusahaan yang melakukan riset
kanan di wilayah Sebatik. Banyak nelayan yang dan eksplorasi lebih jauh terkait dengan cadangan
menjual hasil tangkapan ikan mereka ke Tawau, mineral di Sebatik. Hal ini berbeda dengan Ma-
Malaysia, karena harga yang tinggi dan supaya laysia yang sudah memulai eksplorasi gas alam di

238 | Masyarakat Indonesia, Vol. 42 No.2, Desember 2016


sekitar wilayah perbatasan Sabah dekat wilayah dengan lahan hutan yang luas dan berbukit serta
Bambangan. Kandungan pasir di wilayah Sebatik sangat jarang penduduknya menjadikan Sebatik
Indonesia juga sangat potensial yang diperkirakan sebagai daerah transit yang potensial bagi para
mencapai lima ratus juta ton serta potensi lainnya imigran (Setiawan, 2012). Banyak di antara para
yang begitu besar. Riset dan peran pemerintah perantau yang membeli tanah dan membuka lahan
sangat diperlukan untuk menggali sumber daya baru untuk bermukim maupun mengembangkan
mineral di wilayah Sebatik yang belum terungkap. usaha, baik dalam ekonomi perdagangan, per-
tanian, dan perikanan. Modal sosial yang kuat
KONDISI SOSIAL MASYARAKAT dengan sistem kekerabatan yang sudah terjalin
SEBATIK sejak lama dengan penduduk Malaysia mendo-
rong warga perantau di Sebatik untuk melakukan
Secara umum, kondisi sosial masyarakat di aktivitas lintas batas.
wilayah Sebatik Indonesia tidak jauh berbeda
dengan masyarakat di wilayah Sebatik, Sabah, Selain itu, jarak yang berdekatan dengan
Tawau yang dapat ditempuh dalam waktu 15–
Malaysia, baik dalam agama, profesi mayoritas
sampai dengan 20 menit perjalanan dari Sei
warganya maupun dalam hal interaksi sosial dan
Pancang telah mendorong interaksi masyarakat
budaya. Kesamaan tersebut ditunjukkan dengan
kedua negara semakin kuat, baik dari sisi eko-
kuatnya interaksi sosial dan budaya di kedua
nomi, sosial maupun budaya. Secara ekonomi,
wilayah yang sudah terjalin sejak lama. Selain
adanya interaksi sosial yang kuat mendorong se-
itu, interaksi dengan masyarakat dan suku sesama
makin menggeliatnya perekonomian warga kedua
pulau Sebatik berjalan cukup harmonis dan dina-
wilayah. Banyak para petani dan pengumpul hasil
mis, bahkan konflik sosial hampir tidak pernah bumi berupa kelapa sawit, kakao, kopi, dan pi-
terjadi (Setiawan, 2012). Hal itu tidak lepas sang atau hasil tangkap ikan warga Sebatik yang
dari kesadaran warga untuk saling menghargai dijual ke Tawau dengan menggunakan kapal kayu
antarsuku. Interaksi sosial yang kuat semacam besar melintasi sungai Pancang dengan meman-
ini dapat menjadi modal atau aset yang penting faatkan jaringan para pedagang yang mempunyai
dalam menunjang pembangunan di Pulau Sebatik, hubungan kekerabatan dengan para pedagang di
tidak hanya bagi warga Sebatik Indonesia, tetapi Tawau, Malaysia. Hal ini sulit dilakukan bagi
juga warga Sabah, Malaysia. seorang petani atau pedagang untuk bisa menjual
Jumlah penduduk di wilayah Sebatik Indo- hasil pertanian yang tidak mempunyai ikatan
nesia tidaklah banyak jika dibandingkan dengan kekerabatan dengan warga Tawau. Begitu juga
wilayah perbatasan lainnya. Berdasarkan data sebaliknya, setelah memasarkan hasil pertanian
BPS Kabupaten Nunukan tahun 2015, bahwa ataupun tangkapan ikan, para pedagang mem-
penduduk Sebatik berjumlah 40.645 jiwa yang beli beragam kebutuhan pokok dari Malaysia,
tersebar di lima kecamatan dengan mayoritas pen- seperti beras, terigu, minyak goreng, gula pasir
duduk adalah perantau yang berasal dari B ­ ugis, hingga bensin dan gas elpiji yang sebagian besar
Jawa, dan Flores. Sementara itu, suku asli Sebatik merupakan barang komoditas yang disubsidi oleh
adalah suku Tidung yang sebagian besarnya pemerintah Malaysia (Siburian, 2012).
meng­anut ajaran Islam. Mayoritas perantau di Pu- Aktivitas lintas batas yang dilakukan
lau Sebatik berasal dari Bugis sehingga kebiasaan sejak lama itu tidak terlepas dari adanya saling
adat istiadat maupun budaya masyarakatnya tidak ketergantungan dan hubungan emosional yang
lepas dari budaya bugis yang mewarnai beragam kuat antarwarga di kedua negara. Hubungan ini
dimensi kehidupan masyarakat, bahkan budaya memang sudah menjadi budaya yang secara turun
bugis sangat berpengaruh dalam setiap interaksi temurun dijaga warga dari kedua negara dan terus
sosial dengan warga di wilayah Tawau. berlangsung sampai saat ini. Berdasarkan penu-
Sebelum disinggahi oleh para perantau, turan salah satu warga di Desa Aji Kuning, Keca-
wilayah Sebatik Indonesia adalah wilayah yang matan Sebatik Tengah, banyak keluarga maupun
dikelilingi oleh hutan primer yang masih jarang para tokoh masyarakat yang saling berkunjung
penduduknya. Tanahnya yang subur disertai untuk menghadiri peringatan kenegaraan atau

Muhammad Fakhry Ghafur | Ketahanan Sosial di Perbatasan ... | 239


festival budaya maupun kunjung­an kekerabatan. Sebatik menjadi penyebab semakin kuatnya
Para pelintas batas yang hendak berkunjung atau ketergantungan masyarakat. Selain itu, kondisi
berniaga ke Tawau, selain sudah mempunyai ekonomi yang sulit, peningkatan biaya hidup,
Kartu Lintas Batas (KLB), juga sudah mempu- dan banyaknya impor barang Malaysia yang
nyai jaringan atau koneksi di Tawau. Jaringan masuk ke Indonesia memaksa masyarakat untuk
inilah yang membantu para warga dari Sebatik menggantungkan hidupnya pada negara tetangga
untuk dapat berhubungan atau membeli sejumlah karena sebagaimana yang telah dijelaskan bahwa
komoditas kebutuhan pokok di Malaysia (Supar- sebagian besar kebutuhan pokok dipasok dari
man, 2016). Malaysia (Saleh, 2015).
Selain melalui jaringan atau koneksi, untuk Meskipun di satu sisi ketergantungan kepada
masuk wilayah Malaysia warga Sebatik Indonesia Malaysia menguntungkan dengan semakin me-
harus menggunakan paspor atau Kartu Pas Lintas ningkatnya perekonomian masyarakat, namun
Batas. Berdasarkan penuturan warga, sejak tahun di sisi lain, ketergantungan ini jelas merugikan
2011, kantor Pas Lintas Batas di Sei Nyamuk Indonesia dan menjadi ancaman bagi ketahanan
ditutup sehingga bagi warga yang akan ke Tawau sosial masyarakat karena, secara ekonomi, ma-
harus mengurusnya di kantor imigrasi tingkat syarakat Sebatik menjadi bagian dari Malaysia
yang lambat laun akan menggerus rasa nasio­
kabupaten. Adapun alasan ditutupnya PLB di
nalisme maupun mengurangi potensi ekonomi di
Sei Nyamuk karena mode transportasi yang
perbatasan. Oleh karena itu, selain meningkatkan
digunakan pelintas batas tidak memenuhi standar
infrastruktur, pemerintah perlu menjamin keterse-
internasional dan upaya modernisasi aktivitas
diaan kebutuhan pokok masyarakat yang terbatas
lintas batas dalam satu pintu.
dan dianggap penting, seperti beras, gula, minyak
Tidak dapat dipungkiri bahwa penutupan goreng, bensin maupun gas sehingga ke depan
PLB di Sei Nyamuk Sebatik berdampak pada se- masyarakat tidak lagi banyak tergantung pada
makin maraknya aktivitas ilegal yang merugikan barang-barang dari Malaysia (Saleh, 2015).
Indonesia. Jaraknya yang jauh, kurang efisien,
dan biaya yang mahal menjadikan warga Sebatik MODAL PEMERINTAHAN SEBATIK
enggan untuk mengurus kartu Pas Lintas Batas
dan sebagian dari mereka lebih memilih untuk Tidak dapat dipungkiri bahwa wilayah Sebatik
menyeberang secara ilegal melalui jalur tikus Indonesia mempunyai posisi yang sangat strategis
tidak hanya dalam segi ekonomi, tetapi juga
yang banyak dilalui para pelintas batas, terutama
dalam geopolitik sebagai pulau terluar yang
di Desa Aji Kuning yang berbatasan langsung
berbatasan langsung dengan Malaysia. Sehu-
dengan wilayah Sabah atau melalui perantara
bungan dengan hal itu, sesuai dengan Nawacita
jaringan kerabat di Tawau yang memiliki Iden-
pemerintahan Jokowi, Pulau Sebatik dijadikan
tity Card Malaysia yang dapat digunakan untuk
sebagai salah satu wilayah di perbatasan yang
aktivitas lintas batas. Bahkan, sebagian warga ada
mendapatkan prio­ritas dan perhatian intensif
yang memilih untuk memiliki kewarganegaraan
dalam pembangunan. Peran pemerintah maupun
ganda agar dapat melakukan aktivitas lintas batas
institusi daerah sangat vital, terutama dalam
guna memenuhi kebutuhan hidup yang memang mengelola pembangunan dan mengembangkan
ketersediaannya masih terbatas. berbagai potensi di wilayah Sebatik.
Selain karena dampak dari penutupan PLB, Wilayah Sebatik pada awalnya merupakan
aktivitas lintas batas yang intensif dari masyara- salah satu dari lima kecamatan dari Kabupaten
kat Sebatik disebabkan oleh ketergantungam Nunukan, Provinsi Kalimantan Utara. Kemudian
yang tinggi kepada Malaysia. Ketergantungan pada tahun 2006, Kecamatan Sebatik dimekar-
itu telah terjadi sejak lama dan menjadi bagian kan menjadi dua kecamatan, yaitu Kecamatan
tidak terpisahkan dari kehidupan masyarakat Sebatik dan Kecamatan Sebatik Barat. Terakhir,
Sebatik Indonesia. Pembangunan yang belum pada tahun 2011, wilayah Sebatik dimekarkan
optimal dan masih terbatasnya ketersediaan lagi menjadi lima kecamatan yang meliputi
kebutuhan pokok produksi Indonesia ke Pulau

240 | Masyarakat Indonesia, Vol. 42 No.2, Desember 2016


Kecamatan Sebatik, Kecamatan Sebatik Barat, 2015b). Kondisi seperti ini seharusnya menjadi
Kecamatan Sebatik Timur, Kecamatan Sebatik perhatian lebih dari pemerintah khususnya dalam
Utara, dan Kecamatan Sebatik Tengah. (BPS meningkatkan peran instansi dan aparatur daerah
Kabupaten Nunukan, 2015b). sehingga pelayanan terhadap masyarakat dapat
Total luas wilayah Sebatik sekitar 246,61 km optimal.
persegi dengan luas wilayah hutan yang dapat Sama halnya dengan Kecamatan Sebatik
dikonservasi 375,52 ha. Sementara itu, jumlah Tengah, jumlah aparatur negara di Sebatik
penduduk di wilayah Sebatik mencapai 40.645 Utara masih belum memadai. Total pegawai di
jiwa yang tersebar di lima kecamatan, yaitu Ke- tingkat desa atau kecamatan berjumlah sekitar
camatan Sebatik 5.419 jiwa, Kecamatan Sebatik 28 orang dengan latar pendidikan SMA sekitar
Barat 8.193 jiwa, Kecamatan Sebatik Tengah 23 orang, sementara pegawai yang berpendidikan
7.430 jiwa, Kecamatan Sebatik Timur 12.966 sarjana hanya berjumlah dua orang (BPS, 2015d).
jiwa, dan Kecamatan Sebatik Utara 6.637 jiwa Ideal­nya, untuk mewujudkan pelayanan optimal,
(BPS Kabupaten Nunukan, 2015b). Berdasarkan khususnya di wilayah yang sarat potensi perlu
jumlah tersebut, sebagian besar penduduknya didukung oleh sumber daya manusia (SDM) yang
adalah pendatang dari Bugis, Jawa, dan Flores mumpuni. Kondisi minimnya pegawai dan SDM
(Nusa Tenggara Timur) dengan mata pencahari­ di sejumlah kecamatan di Sebatik jelas dapat
an utama sebagai nelayan, kecuali beberapa di berdampak pada tidak optimalnya pelayanan
wilayah Sebatik Tengah yang sebagian besar yang diberikan sehingga banyak persoalan yang
berprofesi sebagai petani dengan mengelola sampai sekarang belum terselesaikan. Faktor
perkebunan sawit, kakao, dan pisang (BPS Ka- minimnya SDM di tingkat kecamatan tidak lepas
bupaten Nunukan, 2015d). dari belum meratanya pendistribusian pegawai
dan belum mengacu pada analisis jabatan dan
Pada kenyataannya, luas wilayah dan jum-
beban kerja yang ada di wilayah Sebatik.
lah penduduk tidak sebanding dengan jumlah
institusi maupun pegawai yang ada di setiap Di wilayah Sebatik terdapat beberapa unit
kecamatan wilayah Sebatik. Berdasarkan data kerja yang menangani sejumlah bidang, seperti
BPS Kabupaten Nunukan (2015), jumlah aparatur dalam Pamtas, pos Marinir maupun pos TNI AL
desa/kelurahan/kecamatan di wilayah Sebatik yang bertugas menjaga pertahanan dan keamanan
masih belum memadai jika dibanding dengan sepanjang wilayah perbatasan serta pos imigrasi
kecamatan lainnya. Di lima kecamatan, rata-rata yang belakangan ditutup dan dialihkan ke Kantor
Imigrasi Kabupaten Nunukan dalam rangka opti-
jumlah pegawai masih sedikit dan belum mema-
malisasi pelayanan satu pintu, kemudian terdapat
dai untuk melayani masyarakat dengan optimal.
UPTD SKB dan Pendidikan, UPT Dishub, UPT
Idealnya, jumlah aparatur sipil sebanding dengan
Kebersihan, Pos Pelayanan Terpadu (Posyandu)
jumlah penduduk sehingga dapat meningkatkan
serta Puskesmas.
efektivitas pelayanan, terutama terkait dengan
aktivitas lintas batas yang kerap menimbulkan Di samping perlunya menambah jumlah
persoalan. Sebagai contoh, jumlah pegawai yang tenaga pegawai di setiap instansi dan unit kerja
bertugas di Kecamatan Sebatik Tengah, baik PNS daerah, pemerintah juga perlu untuk memper-
maupun non-PNS, mencapai 64 orang dengan baiki sarana dan prasarana yang dapat menunjang
jumlah instansi yang masih terbatas. Padahal, di pembangunan dan pelayanan publik di wilayah
antara lima kecamatan, Sebatik Tengah adalah Sebatik. Hal yang perlu menjadi perhatian lebih
kecamatan yang paling banyak bersinggungan adalah peningkatan pertahanan dan keamanan di
dengan Malaysia dengan perbatasan darat ter- wilayah Sebatik, terutama dalam hal penjagaan
panjang mencapai 47,71 km persegi dan dilalui keamanan di tapal batas untuk menghindari
oleh sembilan patok dari delapan belas patok per- semakin maraknya aktivitas pelanggaran hukum
batasan Indonesia dan Malaysia, mulai dari patok transnasional. Saat ini, penjagaan keamanan di
tiga di Desa Aji Kuning sampai patok sebelas di wilayah perbatasan masih terkendala sejumlah
Desa Sungai Limo. (BPS Kabupaten Nunukan, persoalan, antara lain masih terbatasnya jumlah

Muhammad Fakhry Ghafur | Ketahanan Sosial di Perbatasan ... | 241


personil TNI, baik yang ada di Pamtas maupun pos Selain perkebunan dan peternakan, sektor
AL serta sarana dan prasarana pendukung operasi perikanan adalah komoditas utama masyarakat
di lapangan, khususnya dalam rangka aktivitas Pulau Sebatik. Hal ini dapat dilihat dari ba­
menjaga keamanan dari ancaman pelanggaran nyaknya rumah tangga yang mengusahakan budi
hukum di sekitar wilayah perbatasan. Di sam­ daya ikan dan penangkapan ikan (BPS Kabupaten
ping itu, banyaknya “jalur tikus” memungkinkan Nunukan, 2015b) Rata-rata hasil tangkapan ikan
semakin maraknya aktivitas lintas batas ilegal di nelayan Sebatik bisa mencapai 203,5 ton per bulan
wilayah Sebatik. de­ngan produksi rata-rata dapat mencapai 2.446
ton. Dari sini dapat dilihat bahwa potensi sumber
POTENSI EKONOMI SEBATIK daya perikanan di Sebatik sangat potensial dan
cukup besar terutama di sekitar perairan Pulau
Sebagian besar sumber penghasilan masyarakat
Bukat, Sebatik dan di sekitar Pulau Nunukan.
di Sebatik berasal dari sektor perkebunan, per-
Meskipun demikian, sampai saat ini para nelayan
tanian, perikanan, dan wiraswasta (berdagang).
terkendala dalam pengolahan hasil tangkapan
Sebagaimana yang telah disinggung sebelumnya,
karena belum adanya industri pengolahan hasil
sektor perkebunan menghasilkan sejumlah ko-
perikanan serta masih kurangnya sarana dan
moditi utama yang dapat di ekspor ke negara
prasarana pendukungnya.
tetangga, seperti kakao, kelapa sawit, kelapa,
dan pisang. Pada awalnya kakao adalah area Berdasarkan uraian di atas, kita dapat
perkebunan yang paling luas dibandingkan de­ analisis bahwa transaksi ekonomi masyarakat
ngan area perkebunan lainnya di Sebatik. Namun, Sebatik lebih banyak ke Malaysia daripada dae-
belakangan ini lahan kakao sedikit demi sedikit rah lainnya. Posisi geografis Pulau Sebatik yang
mulai beralih fungsi menjadi perkebunan kelapa berdekatan dengan negara tetangga, Malaysia,
sawit. Harga kakao yang jatuh di pasaran mem- menyebabkan transaksi ekonomi lebih banyak ke
buat petani lebih memilih untuk menanam kelapa Malaysia daripada daerah lainnya dengan alasan
sawit yang harganya tinggi di dermaga Tawau, karena harga dan kualitas barang lebih bagus, di
Malaysia. Saat ini, sektor perkebunan yang sangat samping jaraknya yang dekat dan transportasi
potensial adalah kelapa sawit yang tumbuh sangat lebih memadai. Dengan waktu tempuh sekitar 15
pesat di Sebatik dan menjadi penghasilan utama sampai 20 menit menggunakan speed boat, warga
masyarakat. Luas area perkebunan Sawit di Se- Sebatik sudah bisa menampakkan kaki di Tawau.
batik mencapai 1.778 ha dengan hasil produksi Sementara itu, dalam hal transaksi ekonomi,
per tahunnya mencapai enam ribu ton (BPS Ka- masyarakat Sebatik terbiasa menggunakan ringgit
bupaten Nunukan, 2015b). Sebagian besar hasil dibanding rupiah yang paling banyak digunakan
Sawit di jual ke negara tetangga yang memang dan menjadi alat tukar utama dalam bertransaksi
sudah mempunyai sejumlah pabrik pengolahan di sejumlah pasar tradisional Sebatik. Hal ini
Sawit di sekitar wilayah perbatasan. tidak lepas dari banyaknya barang-barang buatan
Sementara itu, di sektor peternakan, ternak Malaysia yang beredar dan digunakan masyara-
yang paling banyak dipelihara masyarakat Seba- kat. Berdasarkan penuturan warga di Desa Aji
tik adalah sapi potong yang mencapai 529 ekor Kuning, masyarakat lebih memilih menggunakan
dan pemotongan sekitar 134 ekor pertahunnya, produk-produk dari Malaysia karena harganya
sedangkan kambing mencapai 170 ekor, kerbau yang murah dan mudah didapat.
49 ekor serta ayam lokal yang mencapai jumlah Untuk membeli barang produk Indonesia,
14.806 ekor (BPS Kabupaten Nunukan, 2015b). masyarakat harus ke Nunukan atau Tarakan yang
Meskipun sektor ini berkembang cukup pesat, jaraknya lebih jauh dengan harga yang relatif
namun masih banyak warga yang membeli daging lebih mahal akibat masih minimnya transportasi
sapi maupun ayam untuk konsumsi dari negara dan infrastruktur yang belum memadai. Pada
tetangga. Faktor harga menjadi alasan peternak akhirnya, Sebatik wilayah Indonesia menjadi
untuk menjual hasil peternakan ke Tawau. tempat penampungan hasil produksi Malaysia
seperti, beras, gula, minyak goreng, telur, susu,

242 | Masyarakat Indonesia, Vol. 42 No.2, Desember 2016


sementara Tawau menjadi tempat pelemparan KONDISI FISIK SAAT INI
hasil perkebunan, pertanian, dan perikanan yang Infrastruktur adalah komponen penting untuk
merupakan produksi utama masyarakat Sebatik. menunjang perekonomian suatu wilayah. Se­
Hal tersebut merupakan gambaran berapa besar bagai sebuah kawasan yang baru berkembang,
keuntungan yang didapat dari hasil perdagangan infrastruktur di Sebatik masih dapat dikatakan
lintas batas masyarakat di pulau Sebatik. tertinggal jika dibanding dengan wilayah lainnya,
Peningkatan aktivitas perdagangan lintas ba- terutama dengan Tawau, Sabah, Malaysia. Pem-
tas mendorong kedua negara memberlakukan Pas bangunan infrastruktur masih belum maksimal,
Lintas Batas sebagaimana yang disepakati dalam seperti fasilitas kesehatan, air bersih, sarana
Border Cross Agreement (BCA) yang disepakati transportasi, komunikasi, dan pendidikan.
pada tahun 1970. Merujuk pada BCA, peme­ Untuk fasilitas kesehatan yang ada di Sebatik,
rintah telah menetapkan peraturan yang tertuang saat ini jumlahnya masih belum memadai dengan
dalam Peraturan Menteri Keuangan Nomor 188/ hanya memiliki satu unit puskesmas induk dan 49
PMK.04/2010 yang mengatur jenis dan jumlah unit posyandu (BPS Kabupaten Nunukan, 2015a).
barang baik sarana transportasi, pelintas batas, Minimnya fasilitas kesehatan jelas menghambat
dan barang bawaan. Peraturan ini juga menetap- warga yang akan berobat, terlebih jika ada salah
kan kuota lintas batas sebesar 600,00 ringgit pada seorang anggota keluarga yang sakit dan hendak
setiap perahu untuk setiap trip yang dihitung per menjalani rawat inap sehingga banyak warga
orang dalam jangka waktu satu bulan. Meskipun Sebatik yang akhirnya harus dirujuk ke rumah
besaran ini sudah tidak sesuai, namun banyak sakit di Nunukan atau Tawau yang mempunyai
kalangan memandang agar tetap dipertahankan, fasilitas yang lebih baik. Akibatnya, banyak warga
terlebih beban hidup masyarakat yang tinggi Sebatik yang memilih untuk berobat ke rumah
dan semakin menurunnya pendapatan ekonomi sakit daripada harus ke puskesmas. Hal ini jelas
masyarakat. menjadi persoalan tersendiri bagi masyarakat
Terlepas dari sisi positif maupun negatif, Sebatik dalam pemenuhan kesehatan keluarga.
adanya aktivitas lintas batas dapat mengun- Selain itu, ketersediaan air bersih juga
tungkan perekonomian kedua negara, terlebih menjadi persoalan di wilayah Sebatik. Kondisi
besarnya potensi ekonomi di Pulau Sebatik. tanah yang berbukit dan tandus akibat semakin
Dalam konteks Sebatik Indonesia, kegiatan meluasnya lahan perkebunan kelapa sawit me-
ekonomi masyarakat menjadi lebih berkembang nyebabkan ketersediaan air bersih menjadi kurang
dan dinamis jika dibandingkan dengan kecamatan karena air tanah tidak dapat mencukupi akibat
lainnya. Pasar tradisional dan lembaga keuangan tanah yang tandus. Oleh sebab itu, masyarakat
mulai menggeliat dengan dibukanya Bank Rakyat sudah sejak lama menghendaki dibangunnya
Indonesia (BRI), Bank Nasional Indonesia (BNI) sarana penampungan air bersih karena selama
dan Pegadaian. Untuk menunjang sarana dan ini warga hanya mengandalkan air hujan untuk
prasarana pariwisata, di Sebatik sudah ada se- memenuhi kebutuhan air sehari-hari. Intensitas
jumlah hotel atau penginapan, antara lain dua unit hujan yang tinggi di Sebatik menjadikan air
penginapan di Sebatik Timur dan dua unit hotel hujan sebagai sarana utama dalam pemenuhan
dan penginapan di Sebatik Utara. Pulau Sebatik kebutuhan air mayoritas warganya. Kualitas air
merupakan kawasan potensial untuk pengem- hujan yang kurang baik untuk memasak maupun
bangan pariwisata karena posisi strategis yang minum menjadi persoalan yang perlu dicarikan
berada di Alur Laut Kepulauan Indonesia dan solusinya. Berdasarkan wawancara dengan
berdekatan dengan Malaysia. Objek pariwisata salah seorang warga di Desa Aji Kuning, tempat
yang bisa dikembangkan, meliputi wisata pantai penampungan air bersih tengah dibangun untuk
dan ekowisata berbasis ekosistem mangrove, memenuhi kebutuhan air masyarakat di Sebatik
terlebih jika sudah dibentuk Kawasan Berikat Tengah.
Tematik (KBT) yang dapat dihubungkan dengan Sementara itu, sarana jalan dan transportasi
Tarakan maupun pulau lain di sekitar Sebatik. darat di Sebatik masih belum terintegrasi secara

Muhammad Fakhry Ghafur | Ketahanan Sosial di Perbatasan ... | 243


menyeluruh, baik jalan penghubung antarkeca- STRATEGI PENINGKATAN
matan maupun antardesa yang sebagian masih KETAHANAN SOSIAL MASYARAKAT
belum diaspal (jalan tanah dan bebatuan). Bisa SEBATIK
dibayangkan ketika musim penghujan, kondisi
Ketahanan sosial yang masih rentan di Sebatik
jalan belum diaspal akan sulit untuk dilalui
dapat dilihat dari kondisi SDM dan infrastruktur
kendaraan yang pada akhirnya dapat meng-
yang belum memadai. Hal itu tidak lepas dari
hambat aktivitas warga. Adapun jumlah sarana
pengelolaan potensi sumber daya alam, sosial,
transportasi umum yang ada di Sebatik masih
dan ekonomi yang belum dilakukan secara opti-
terbatas dan dengan biaya yang mahal, terutama
mal dan kerap terjadi tarik menarik kepentingan
jika hendak ke Nunukan melalui Bambangan.
berbagai pihak. Realitas di lapangan menunjuk-
Meskipun jalan relatif bagus, namun kendaraan
kan adanya kebijakan yang tidak mendukung
umum masih belum memadai yang berakibat
satu sama lain, dalam arti kurangnya koordinasi
mobilitas penduduk antardesa atau kecamatan
antarlembaga dan institusi sehingga pengelolaan
menjadi terhambat, terutama dalam hal distribusi
wilayah Sebatik masih belum optimal.
hasil pertanian maupun perkebunan penduduk.
Untuk kendaraan umum, jumlahnya yang relatif Sampai saat ini, wilayah Sebatik masih
memadai ada di Kecamatan Sebatik Utara dengan mengalami kesulitan dalam hal akses sarana dan
jumlah kendaraan mencapai 152 unit, sementara prasarana, baik darat, laut maupun udara, yang
untuk fasilitas transportasi laut, hanya ada dua dapat menghambat perkembangan perekonomian
dermaga perintis yang masih beroperasi, yaitu masyarakat, khususnya di Desa Aji Kuning. Ke-
di Sebatik Barat. Kondisi seperti ini menjadi sulitan dalam hal aksesibilitas menuju kabupaten
tantang­an bagi pemerintah untuk terus mening­ atau daerah sekitarnya mengakibatkan masyarakat
katkan sarana transportasi yang memadai dan lebih memilih berinteraksi dengan masyarakat di
mudah dijangkau. wilayah Sabah, Sebatik Malaysia. Kecenderung­
an seperti ini dikhawatirkan dapat menimbulkan
Selain masalah transportasi, sarana pen-
kerentanan, baik secara sosial maupun ekonomi
didikan juga masih terbatas, terutama untuk
dalam jangka panjang, terutama di tengah era
jenjang sekolah lanjutan pertama (SLTP), sekolah
globalisasi dan pasar bebas ASEAN (MEA).
lanjutan atas (SLTA), dan sekolah menengah
Oleh karena itu, diperlukan strategi khusus dalam
kejuruan (SMK). Jumlah sekolah di seluruh
menangani persoalan di wilayah perbatasan
Kecamatan Sebatik jenjang sekolah dasar (SD)
mencapai sekitar 21 sekolah negeri dan delapan Sebatik sehingga pengelolaan potensi yang ada
sekolah swasta, sedangkan SLTP berjumlah tujuh dapat optimal. Terdapat beberapa langkah yang
sekolah negeri dan empat sekolah swasta, SLTA dapat dilakukan dalam pengelolaan wilayah
berjumlah empat sekolah, baik negeri maupun perbatasan Sebatik, di antaranya adalah melalui
swasta, serta satu sekolah SMK (BPS Kabupaten pemberdayaan pembangunan yang terintegrasi
Nunukan, 2015a). Kondisi sekolah yang belum dan optimalisasi kerja sama lintas batas.
memadai menyebabkan banyak anak usia sekolah Pemberdayaan pembangunan yang terinte-
yang kesulitan mengenyam pendidikan, terlebih grasi dapat diartikan sebagai upaya membangun
jika jarak sekolah yang jauh dari rumah warga suatu wilayah untuk mencapai kesejahteraan
dengan sarana transportasi yang terbatas. Dengan masyarakat dengan memanfaatkan berbagai
demikian, hanya beberapa anak saja yang dapat potensi atau aset, seperti potensi alam, sosial,
melanjutkan sekolah ke jenjang yang lebih tinggi. kelembagaan, teknologi maupun prasarana yang
Hal tersebut memperlihatkan bahwa pendidikan ada secara efektif, optimal, dan berkelanjutan
masyarakat Sebatik masih rendah, sebagian besar melalui berbagai kegiatan produktif, seperti
warga hanya mengenyam pendidikan sampai mendorong ekspor ekonomi masyarakat dan
tingkat sekolah dasar atau sekolah lanjutan membangun Kawasan Berikat Tematik (KBT).
tingkat pertama (SLTP). Pengembangannya dapat dilakukan melalui
pendekatan optimalisasi pemanfaatan potensi
atau aset unggulan yang dimiliki serta pember-

244 | Masyarakat Indonesia, Vol. 42 No.2, Desember 2016


dayaan masyarakat lokal. Prioritas pembangunan bertujuan untuk memfasilitasi aktivitas lintas
di wilayah pulau-pulau kecil terluar yang tertera batas tradisional kedua negara dan menyepakati
dalam program Nawacita Jokowi dan Peraturan kuota lintas batas sebesar enam ratus ringgit un-
Presiden Nomor 78 Tahun 2005 dapat dijadikan tuk setiap perahu yang hendak melintas dengan
landasan dalam pengelolaan wilayah perbatasan nilai barangnya dalam jangka waktu satu bulan.
secara lebih optimal dan terintegrasi dengan Kerja sama lintas batas diharapkan dapat
memanfaatkan fasilitas yang ada. Pembangunan membantu peningkatan potensi ketahanan so-
yang terintegrasi sesuai dengan yang dicanan- sial masyarakat di wilayah perbatasan Sebatik,
gkan pemerintah diharapkan dapat memacu terutama dari aspek sosial kemasyarakatan
pertumbuh­an perekonomian wilayah Sebatik. dengan semakin kuatnya hubungan masyarakat
Selain melalui pemberdayaan pembangunan kedua negara, selain itu, dalam aspek ekonomi,
berbasis potensi wilayah melalui Zona Ekonomi kerja sama lintas batas juga dapat meningkatkan
Khusus maupun Zona Kawasan Bahari Ter- ekonomi masyarakat perbatasan dengan semakin
integritas, peningkatan ketahanan sosial dapat maraknya aktivitas perdagangan lintas batas
dilakukan melalui optimalisasi kerja sama litas kedua negara.
batas antara pemerintah Indonesia dan Malaysia.
Secara sederhana kerja sama lintas batas dapat PENUTUP
diartikan sebagai kerja sama internasional yang
dilakukan secara bilateral maupun multilateral Pulau Sebatik adalah wilayah yang kaya akan
antarnegara atau antar kawasan, baik yang berba- sumber daya alam, baik sumber daya alam hayati,
tasan secara langsung maupun tidak, untuk men- bahari maupun mineral. Namun, potensi kekaya­
capai keuntung­an dan tujuan bersama ­(Gerfert, an alam yang melimpah tampaknya belum dike-
2009). lola secara optimal dan terintegritas. Akibatnya,
program pembangunan belum ba­nyak tersentuh
Terdapat beberapa jenis kerja sama, di an- pada aspek yang sangat potensial sehingga men-
taranya zona demiliterisasi dan netralisasi, kerja jadikan wilayah Sebatik Indonesia jauh tertinggal
sama perdamaian, dan kerja sama ekonomi atau diban­ding wilayah lainnya. Minimnya sarana
perdagangan (Lee & Forss, 2011). Dalam konteks transportasi dan infrastruktur, seperti ketersediaan
wilayah perbatasan Sebatik, di antara kerja sama kendaraan umum, air bersih dan sarana pendidik­
yang sudah disepakati adalah kerja sama perda- an dan kesehatan menyebabkan perkembangan
gangan lintas batas antara pemerintah Indonesia pembangunan serta mobilitas penduduk antarke-
dan Malaysia yang tertuang dalam Border Trade camatan atau kabupaten masih sangat terbatas,
Agreement (BTA) tahun 1970. Kerja sama ini terutama jika dibandingkan dengan wilayah

Tabel 1. Potensi dan Kendala Wilayah Perbatasan Sebatik


No Sektor Potensi/Aset Kendala
1. Sumber Daya Alam Lahan pertanian dan perkebunan yang Sarana dan prasarana (infrastruktur)
luas, daerah penangkapan ikan serta masih belum memadai dan tingginya
sumber daya mineral. biaya eksplorasi.
2. Sumber Daya Manusia Jumlah penduduk yang merata, bera- Kualitas SDM yang rendah akibat
gam etnis yang harmonis, dan interaksi fasilitas pendidikan belum memadai.
sosial yang kuat.
3. Transportasi Jalur pelayaran perintis, jalur strategis Pelabuhan dan dermaga masih belum
lintas batas, berdekatan dengan jalur memadai serta belum banyak sarana
laut kepulauan Indonesia. kapal pendukung.
4. Pariwisata Terdapat pantai berpasir yang dapat Sarana dan prasarana belum memadai
dijadikan kawasan wisata bahari. dan objek wisata bahari belum dikem-
bangkan.
5 Pemerintahan Potensi lembaga kecamatan. SDM dan sistem yang belum memadai
*Diolah dari berbagai sumber

Muhammad Fakhry Ghafur | Ketahanan Sosial di Perbatasan ... | 245


sekitar, yakni Nunukan, ­Tarakan maupun Tawau BPS Kabupaten Nunukan. (2015d). Kecamatan Seba-
(Malaysia). Tambahan lagi, aksesibilitas untuk tik Tengah dalam angka 2015. Nunukan: BPS
mendapatkan pendidikan ke jenjang pendidikan Kabupaten Nunukan.
yang lebih tinggi masih sangat terbatas. Kondisi BPS Kabupaten Nunukan. (2015e). Kecamatan
Sebatik Timur dalam angka 2015. Nunukan:
di atas jelas dapat berdampak pada semakin ren-
BPS Kabupaten Nunukan.
dahnya kualitas SDM Sebatik yang dikhawatir­kan
BPS Kabupaten Nunukan. (2015f). Kecamatan Sebatik
akan sulit bersaing dengan negara lain di tengah Utara dalam angka 2015. Nunukan: BPS
era globalisasi dan masyarakat ekonomi ASEAN Kabupaten Nunukan.
(MEA). Booth, A. (2001). Pembangunan: Keberhasilan dan
Penyelesaian persoalan di perbatasan Seba- kekurangan. Dalam D. K. Emmerson (Ed.).
tik membutuhkan langkah yang tepat sehingga Indonesia beyond Soeharto: Negara, ekonomi,
masyarakat, transisi. Jakarta: Gramedia.
potensi yang ada dapat dikelola secara optimal
dan terintegrasi. Terdapat dua langkah yang dapat BPS Kabupaten Nunukan. (2015). Potret usaha per-
tanian Kabupaten Nunukan menurut subsektor.
dijadikan solusi pengelolaan wilayah perbatasan
Nunukan: BPS Kabupaten Nunukan.
Sebatik, antara lain pemberdayaan pembangunan
Murray, K. & Zautra, A. (2012). Community resil-
berbasis potensi wilayah dan optimalisasi kerja ience: Fostering recovery, sustainability,
sama lintas batas. Pemberdayaan pembangun­an and growth. New York: Spinger Science and
yang terintegrasi dapat dilakukan dengan meman- Businness Media.
faatkan potensi yang ada, baik berupa sumber Saleh, M. H. (2015) Dinamika masyarakat perbatasan
daya alam, sosial masyarakat, ekonomi, maupun eksistensi perantau Bugis di Pulau Sebatik
kelembagaan. Sementara itu, opti­ m alisasi Kalimantan Utara: Perspektif cultural studies.
kerjasama lintas batas merupakan salah satu Jurnal Borneo Administrator, 11(1).
aspek penting yang juga dapat menjadi sarana Setiawan, B., Bandiyono, S., Sudiyono, dan Saekarni,
M. (2012). Kompleksitas pembangunan dan
untuk meningkatkan ketahanan sosial wilayah
strategi pemberdayaan keluarga di perbatasan
perbatasan Sebatik dan perekonomian masyarakat Sebatik. Yogyakarta: Penerbit Elmatera.
kedua negara dengan semakin meningkatnya Siburian, R. (2012). Pulau Sebatik: Kawasan perba-
aktivitas perdagangan lintas batas. Kedua langkah tasan Indonesia beraroma Malaysia. Jurnal
tersebut diharapkan dapat menjadikan wilayah Masyarakat dan Budaya, 14(1).
Sebatik sebagai sebuah wilayah di perbatasan Tirtosudarmo, R. dan Haba, J. (2005). Dari Entikong
yang terintegrasi dengan pembangunan yang sampai Nunukan: Dinamika daerah perbatasan
berkelanjutan. Kalimantan-Malaysia Timur (Serawak dan
Sabah). Jakarta: Pustaka Sinar Harapan.

PUSTAKA ACUAN
Dokumen
Buku dan Jurnal
Lampiran Peraturan Presiden Republik Indonesia
Alami, A. N. (2013). Strategi pembangunan wilayah Nomor 78 Tahun 2005 Tentang Pengelolaan
perbatasan melalui pengelolaan sumber daya Pulau-Pulau Kecil Terluar.
alam berbasis gender. Jakarta: P2P LIPI
Lampiran Peraturan Daerah Kabupaten Nunukan
(Laporan penelitian).
Nomor 25 Tahun 2011.
Bakar, M. A. (2006). Menata pulau-pulau kecil per-
batasan. Jakarta: Kompas Gramedia.
Internet
BPS Kabupaten Nunukan. (2015a). Kecamatan
Sebatik dalam angka 2015. Nunukan: BPS Carlson, L., Bassett, G., Buehring, W., Collins, M.,
Kabupaten Nunukan. Folga, S., Haffenden, B., Petit, F., Phillips, J.,
Verner, D., & Whitfield, R. (2012). Resilience:
BPS Kabupaten Nunukan. (2015b). Kabupaten Nunu-
Theory and application, Argonne: Argonne
kan dalam angka 2015. Diakses pada 5 Agustus
National Laboratory. Diakses dari www.ipd.
2016 dari www.nunukankab.bps.go.id.
anl.gov/anlpubs/2012/02/72218.pdf.
BPS Kabupaten Nunukan. (2015c). Kecamatan Seba-
Gerfert, S. (2009). Cross-border cooperation:
tik Barat dalam angka 2015. Nunukan: BPS
Transforming borders. Diakses pada 4 Maret
Kabupaten Nunukan.

246 | Masyarakat Indonesia, Vol. 42 No.2, Desember 2016


2015 dari http://essay.utwente.nl/60149/1/ Mengintip Perbatasan Negeri di Pulau Sebatik. (2015).
BSc_S_Getfert.pdf http://www.ujungmimpi.com/2015/05/pulau-
Hidayanto, M. (2016). Potensi ketahanan pangan Pulau sebatik-mengintip-perbatasan.html.
Sebatik sebagai pulau kecil wilayah perbatasan Sebatik. (2016). Diakses pada 10 Agustus 2016 dari
di Kalimantan Utara. Diakses pada 30 Agustus http://www.ppk-kp3k.kkp.go.id/direktori-
2016 dari http://www.litbang.pertanian.go.id/ pulau/index.php/public_c/pulau_info/297.
buku/membangun-kemandirian-pangan/BAB- Puryanti, L. & Husain, S. B. (2011). A people-state
IV/BAB-IV-5.pdf negotiation in a borderland: A case of the
Lee, S. & Forss, A. (2011). Dispute resolution Indonesia-Malaysia frontier in Sebatik Island.
and cross-border cooperation in Northeast Jurnal Wacana, 13(1).
Asia: Reflections on the nordic experience Sakdapolrak, P. (2016). The concept of social resil-
(Asia Paper). Stockholm: Institute for Security ience. Diakses pada 17 September 2016 dari
and Development Policy. Diakses pada 17 www.transre.org.
September 2016 dari http://isdp.eu/content/
Suparman. (2016, 11 Juni). Wawancara oleh Fakhry
uploads/publications/2011_lee-forss_dispute-
Ghafur dengan warga Sebatik Tengah.
resolution-and-cross-border-cooperation.pdf.

Muhammad Fakhry Ghafur | Ketahanan Sosial di Perbatasan ... | 247


248 | Masyarakat Indonesia, Vol. 42 No.2, Desember 2016

Anda mungkin juga menyukai