Anda di halaman 1dari 18

IMPLEMENTASI NILAI-NILAI BELA NEGARA MASYARAKAT

PERBATASAN SEBAGAI PENGUATAN DALAM MENGHADAPI


ANCAMAN PROXY WAR :
Studi Kasus di Desa Sungai Limau, Kecamatan Sebatik Tengah,
Kabupaten Nunukan, Provinsi Kalimantan Utara

THE IMPLEMENTATION OF “BELA NEGARA” VALUES OF BORDER


SOCIETY AS A STRENGTHENED TO DEAL WITH PROXY WAR THREAT:
Case Study in Sungai Limau village, District Central Sebatik,
Nunukan, North Kalimantan Province
Wahyudi1
Alumni Universitas Pertahanan Indonesia
(Sebatik.wahyudi@gmail.com)

Abstrak – Kondisi kawasan perbatasan Desa Sungai Limau, Kecamatan Sebatik Tengah Kabupaten
Nunukan Provinsi Kalimantan Utara yang secara geografis berbatasan langsung dengan Malaysia,
dan keberadaan dua kelompok masyarakat yang memiliki perbedaan Identitas baik etnis maupun
agama, menjadi tantangan dalam keberlangsungan kehidupan sosial di wilayah perbatasan. Dari
aspek Kajian Pertahanan, dinamika tersebut dapat menjadi sasaran potensial terjadinya Perang proxy
(Proxy War) melalui Kawasan Perbatasan. Sehingga diperlukan adanya penguatan implementasi
nilai-nilai Bela negara dalam menghadapinya. Studi ini bertujuan untuk menganalisis bentuk
implementasi nilai-nilai bela negara di perbatasan Desa Sungai Limau dalam menghadapi berbagai
tantangan berupa ancaman perang proxy yang rentan terjadi dewasa kini, dengan menggunakan
pisau analisis konsepsi Bela Negara dan Perang proxy serta Konsepsi Masyarakat perbatasan. Studi
ini menggunakan metode kualitatif melalui pengumpulan data yang diperoleh dari wawancara,
observasi dan studi pustaka. Hasil studi menunjukkan bahwa implementasi nilai-nilai bela negara
masyarakat perbatasan Desa Sungai Limau yang berpotensi untuk dikembangkan menjadi
kekuatan yaitu adanya sikap dan praktik kesadaran berbangsa dan bernegara dan menjadikan
Pancasila sebagai ideologi negara sekaligus alat pemersatu yang dipraktikkan oleh masyarakat
dalam kehidupan sehari-hari. Hal ini mampu menjadi modal dalam menghadapi berbagai bentuk
ancaman proxy war di daerah perbatasan.
Kata Kunci : bela negara, perang proxy, masyarakat perbatasan

Abstract – Conditions of border area village of Sungai Limau, District Central Sebatik Nunukan Regency,
North Kalimantan province was geographically adjacent to the neighbour country Malaysia and the
existence of two community groups who are different, both ethnically and religiously,have become
challenges in the social life in Borderland area. From the aspect of Defence Studies, the dynamics
could be potential targets of the Proxy War through the Border Region. Therefore, it is necessary to
strengthen the implementation of Bela Negara values to deal with that. This study aims to analyze
the shape of the implementation of the values of the state defense in the border village of Sungai
Limau in facing various challenges such as the threat of proxy war that is susceptible now, using a
knife analysis of the conception of Bela Negara (State Defense) and Proxy War and Society Conception
border. This study uses a qualitative method through the collection of data obtains from interviews,
1
Alumni Mahasiswa Pasca Sarjana Program Studi Damai dan Resolusi Konflik,Universitas Pertahanan
Indonesia, email : Wahyudi.sebatik@yahoo.com

Implementasi Nilai-Nilai Bela Negara Masyarakat Perbatasan ... | Wahyudi | 53


observation, and literature.The result shows that the implementation of the values of state defense
of border communities in Sungai Limau has the potential power that could be developed in the form
of attitudes and practices of national and state awareness and make Pancasila as the state ideology
and means of unifying societies that is shown in the daily life. This can be a social capital to deal with
threats of proxy war in the border area.
Keywords : bela negara (state defense), proxy war, the border communities

Pendahuluan1 darat secara langsung dengan wilayah

P
ulau Sebatik merupakan pulau kecamatan Sebatik Tengah Indonesia.3
yang berhadapan langsung Wilayah perbatasan dari perspektif
dengan negara bagian Sabah, pertahanan merupakan wilayah yang
Malaysia. Pulau Sebatik yang berada di harus dijaga kedaulatannya baik dari
wilayah perbatasan dengan Malaysia gangguan internal maupun eksternal,
tersebut tidak hanya menghadapi karena ancaman bagi kedaulatan
persoalan mengenai pertahanan dan negara khususnya di perbatasan dapat
keamanan tetapi juga menghadapi isu berupa agresi, pelanggaran wilayah,
ekonomi, sosial budaya, lingkungan pemberontakan bersenjata, sabotase,
(geospasial) yang kompleks. Selain spionase, aksi teror bersenjata, ancaman
itu, Pulau Sebatik merupakan wilayah keamanan laut dan udara, serta konflik
perbatasan yang berada dalam satu komunal.4 Berdasarkan Undang-Undang
wilayah dengan dua negara yang berbeda.2 No. 3 Tahun 2002 tentang Pertahanan
Desa Sungai Limau yang secara Negara, menjelaskan bahwa kawasan
geografis, terletak di Pulau Sebatik perbatasan darat dan laut Indonesia
Indonesia dan merupakan salah satu dinyatakan memiliki arti penting dalam
desa terdepan dari wilayah kedaulatan menjaga kedaulatan negara, keutuhan
Negara Kesatuan Republik Indonesia wilayah, dan keselamatan segenap
(NKRI) secara administratif merupakan bangsa dari berbagai ancaman, baik dari
bagian dari Kecamatan Sebatik Tengah, dalam maupun dari luar. Hal ini diperkuat
Kabupaten Nunukan, Provinsi Kalimantan oleh Buku Putih Pertahanan Indonesia
Utara. Desa ini terdiri dari dua etnis Tahun 2008 yang menyatakan bahwa
pendatang, yaitu etnis Bugis dan etnis beberapa bentuk ancaman di perbatasan
Timor dengan agama Islam dan Kristen dapat berupa agresi hingga konflik
Katolik yang dianut oleh masyarakatnya. komunal.5
Selain itu Masyarakat Desa Sungai Limau Ketergantungan mereka
menjalin interaksi secara langsung dengan (Masyarakat Perbatasan Sebatik) yang
masyarakat Malaysia yang ada di kawasan sangat tinggi terhadap wilayah luar
Sebatik Malaysia yang berbatasan
1
3
Mardin, Profil Desa Sungai Limau, (Sebatik :
2
Sobar Sutisna, Kajian Pertahanan Perbatasan, Pemerintah Desa Sungai Limau, 2014).
Rencana Pengembangan Kota Mandiri Pulau Sebatik 4
Kementerian Pertahanan RI, Buku Putih
Dalam Rangka Menjaga Keutuhan NKRI, (Jakarta : Pertahanan, (Jakarta: Kemhan RI, 2008).
Universitas Pertahanan, 2011). 5
Ibid.

54 | Jurnal Pertahanan & Bela Negara | April 2017, Volume 7 Nomor 1


negeri (Malaysia) bisa menyebabkan dan wilayah pedalaman. Wilayah
nasionalisme mereka sedikit-demi perbatasan yang luas baik darat dan
sedikit terkikis. Negara Malaysia bisa laut tidak dapat terjaga optimal oleh
saja sewaktu-waktu memperalat mereka TNI karena keterbatasan personil dan
untuk melakukan infiltrasi di negaranya peralatan. Masyarakat perbatasan yang
sendiri, atau mempengaruhi batas setiap hari bersentuhan dengan orang
wilayah dengan cara menggeser patok asing dari negara yang berbatasan
batas negara, atau melakukan aksi teror, dengan Indonesia harus meningkatkan
dan lain-lain.6 kewaspadaan mengingat wilayah
Kondisi pulau Sebatik yang perbatasan merupakan pintu masuk bagi
merupakan salah satu dari OBP berbagai kegiatan orang ke dalam wilayah
(Outstanding Boundary Problems) juga yurisdiksi Indonesia. Kewaspadaan
berpotensi menjadi sumber konflik ke yang tinggi dari masyarakat wilayah
depan, dimana garis pantai Timur pulau perbatasan tentunya berbeda dengan
ini merupakan titik awal penarikan garis masyarakat di perkotaan dan di pedesaan
batas laut kedaulatan negara di laut. lain. Masyarakat perbatasan sangat
Nilai strategis lainnya terkait keberadaan rawan dengan penetrasi dan infiltrasi
Ambalat yang kaya sumber daya Alam asing karena secara geografis langsung
yang tak jauh dari pulau Sebatik. Selain bersentuhan dengan negara lain dan
itu, di wilayah ini juga terdapat ALKI, secara ekonomi terdapat interaksi dan
yaitu ALKI I dan ALKI II yang mengapit transaksi ekonomi serta secara sosial
ujung timur pulau Kalimantan dan kultural terdapat hubungan kekerabatan
sekaligus sebagai perlintasan dagang, yang erat. Kompleksitas permasalahan
logistik, bahan bakar dan gas kawasan di masyarakat di perbatasan sangat rawan
sekitarnya. Nilai strategis lainnya terkait disusupi oleh berbagai kepentingan asing
dengan lokasi kota Tawau yang sangat yang dapat mengancam persatuan dan
dekat dengan pulau Sebatik. Kota Tawau membahayakan keutuhan NKRI, sehingga
merupakan kota terbesar ke-3 di wilayah dinamika masyarakat perbatasan ini
Negara Bagian Sabah yang menjadi pusat tentu sangat penting untuk diperhatikan,
bisnis kawasan timur Malaysia.7 diprioritaskan dan dibina agar dapat
menjadi daya tangkal yang ampuh dalam
Kewaspadaan bangsa Indonesia
menjaga kedaulatan NKRI di perbatasan
terhadap berbagai pihak harus
dengan pendidikan dan pelatihan bela
ditingkatkan oleh semua komponen
negara yang komprehensif 8
bangsa, termasuk masyarakat yang ada
di perbatasan, pulau kecil terluar Hal ini patut diperhatikan mengingat
bahwa di masa kini ancaman proxy war
6
Ariwibowo, dkk, Kajian akademis Usulan Daerah
Otonomi Baru Kota Sebatik Kalimantan Timur, 8
Agus Subagyo, Bela Negara, Peluang dan
(Surabaya: Universitas Airlangga, 2012). Tantangan di Era Globalisasi, (Yogyakarta : PT
7
Sobar Sutisna, op.cit. Graha Ilmu,2015).

Implementasi Nilai-Nilai Bela Negara Masyarakat Perbatasan ... | Wahyudi | 55


yang bersifat soft power (kekuatan lunak) Konsep Bela Negara dan Perang
dapat menghancurkan lawan dengan Proxy
efek jitu tanpa menggunakan senjata Menurut UUD 1945 pada pasal 30
konvensional menjadi ancaman terhadap tertulis bahwa, “tiap-tiap warga negara
sebuah negara khsususnya di wilayah berhak dan wajib ikut serta dalam
perbatasan yang menjadi beranda usaha pembelaan negara. Sementara
terdepan sebuah negara. Perang proxy itu, Menurut Undang-Undang Republik
dimaknai sebagai perang konfrontasi Indonesia nomor 3 tahun 2002 pasal 9 ayat
antara dua kekuatan besar dengan 1 tentang Pertahanan Negara, Upaya Bela
menggunakan pemain pengganti untuk Negara merupakan sikap dan perilaku
menghindari konfrontasi secara langsung warga negara yang dijiwai kecintaannya
dengan alasan untuk mengurangi resiko kepada Negara Kesatuan Republik
konflik langsung yang berisiko pada Indonesia berdasarkan Pancasila dan
kehancuran fatal9. Undang-Undang Dasar Negara Republik
Upaya masyarakat Indonesia, Indonesia tahun 1945 dalam menjamin
khususnya di wilayah perbatasan dalam kelangsungan hidup bangsa dan negara.
membela negara harus didorong atas Berdasarkan konsepsi tatanan dasar
kesadaran dan rasa tanggung jawab Bela Negara Kementerian pertahananan
untuk ikut bela negara dalam rangka bahwa nilai-nilai bela negara bersifat soft
mewujudkan cita-cita kemerdekaan power berupa karakter dan jati diri yang
berdasarkan Undang-Undang Dasar 1945, seyogyanya dimiliki seorang warga negara
sehingga wajib untuk ikut serta dalam Indonesia yang terdiri dari cinta tanah
membela negara dari segala macam air, kesadaran berbangsa dan bernegara,
ancaman, gangguan, tantangan dan keyakinan Pancasila sebagai ideologi
hambatan baik yang datang dari luar negara, menjadikan pancasila sebagai
maupun dari dalam. Penyelenggaraan ideologi negara, rela berkorban untuk
bela negara dalam upaya pertahanan bangsa dan negara serta kemampuan
negara didasarkan pada kesadaran atas awal bela negara.11
hak dan kewajiban warga negara serta
Pembinaan kesadaran bela negara
keyakinan pada kekuatan sendiri.10
dilandasi pada rasa cinta tanah air,
kesadaran berbangsa dan bernegara,
keyakinan akan Pancasila sebagai ideologi
negara dan rela berkorban demi bangsa
9
Gatot Nurmantyo, Perubahan Latar Belakang dan
Daerah Konflik : Tantangan dan Ancaman terhadap dan negara. Rasa cinta tanah air berarti
Sistem Pertahanan Negara dan Bela Negara, mengenal, memahami dan mencintai
(Jakarta : Mabes TNI, 2015).
10
Budi Mardjoko, Implementasi Program wilayah nasional, menjaga tanah dan
Garda Batas dalam rangka Bela Negara di Pulau
Sebatik,(Jakarta: Universitas Pertahanan Ditjenpothan Kementerian Pertahanan, Tataran
11

Indonesia, 2013). Dasar Bela Negara, (Jakarta: Kemhan RI, 2014).

56 | Jurnal Pertahanan & Bela Negara | April 2017, Volume 7 Nomor 1


pekarangan serta ruang wilayah nilai budayanya terdapat mekanisme
Indonesia. Bela negara didasarkan pertahanan yang khas yang sesuai dengan
pada rasa kesadaran berbangsa dan budaya masyarakat tersebut.13
bernegara, yaitu dengan membina Subagyo14 menyatakan bahwa
kerukunan, menjaga persatuan dan penguatan kesadaran bela negara
kesatuan, mencintai budaya bangsa dan khususnya di wilayah perbatasan memiliki
mengutamakan kepentingan bangsa arti penting mengingat masyarakat
di atas kepentingan pribadi, keluarga perbatasan merupakan benteng
dan golongan. Bela negara didasarkan pertahanan utama dalam melawan
pada keyakinan kepada Pancasila berbagai ancaman, berupa infiltrasi
sebagai ideologi negara yaitu memahami dan penetrasi asing yang masuk ke
hakikat atau nilai dalam Pancasila dan wilayah Indonesia sehingga mengancam
mengamalkannya dalam kehidupan kedaulatan negara. Masyarakat
keseharian. Bela negara adalah rela perbatasan harus terus mengembangkan
berkorban untuk bangsa dan negara, dan menumbuh kembangkan semangat
yaitu bersedia mengorbankan waktu, bela negara agar tidak mudah goyah oleh
tenaga dan pikiran serta jiwa raga untuk provokasi, hasutan maupun iming-iming
bangsa dan negara.12 kekuatan dari pihak asing yang ingin
Kerangka pengembangan SDM menjatuhkan harkat dan martabat bangsa
perbatasan, diperlukan pendekatan Indonesia.
pertahanan yang telah di sepakati Sementara itu proxy war15 diartikan
sebagai multidisiplin keilmuan dan sebagai perang konfrontasi antara dua
juga berdasarkan realitas kehidupan kekuatan besar dengan menggunakan
masyarakat perbatasan dan prediksi pemain pengganti untuk menghindari
ke depan dalam peningkatan kapasitas konfrontasi secara langsung dengan
sumber daya manusia. Hal tersebut alasan untuk mengurangi resiko konflik
dinyatakan untuk meyakinkan bahwa langsung yang berisiko pada kehancuran
“bela negara” adalah suatu “nilai fatal. Biasanya pihak ketiga yang bertindak
intrinsik” sehingga diperlukan berbagai sebagai pemain pengganti merupakan
disiplin untuk menganalisis SDM negara kecil, namun kadang juga bisa
pertahanan di wilayah perbatasan, yaitu aktor non negara (Non State Actor) yang
salah satu yang perlu digagas pertahanan dapat berwujud LSM, Ormas, kelompok
di wilayah perbatasan, adalah antropologi masyarakat atau perorangan. Singkatnya
pertahanan yang memandang pertahanan proxy war merupakan kepanjangan
dari sisi antropologi. Bagaimanapun juga, tangan dari suatu negara yang berupaya
pada suatu masyarakat, dalam nilai- 13
Budi Mardjoko, op.cit.
14
Agus Subagyo, Bela Negara, Peluang dan
12
TB. Hasanuddin, Bela Negara dan Kontradiksi
Tantangan di Era Globalisasi, (Yogyakarta : PT
Wacana Wajib Militer Indonesia, (Jakarta : PT
Graha Ilmu, 2015).
Semesta Rakyat Merdeka, 2014). 15
Gatot Nurmantyo, op.cit.

Implementasi Nilai-Nilai Bela Negara Masyarakat Perbatasan ... | Wahyudi | 57


mendapatkan kepentingan strategisnya masyarakat adalah orang orang yang
namun menghindari keterlibatan berinteraksi dalam sebuah wilayah
langsung suatu perang yang mahal dan tertentu dan memiliki budaya bersama.19
berdarah. Sedangkan, Selo Sumardjan memberi
Dalam studi ini, konsep bela negara definisi masyarakat sebagai orang-orang
dilihat dari bentuk implementasi nilai- yang hidup bersama dan menghasilkan
nilai bela negara yang memiliki potensi kebudayaan.20
untuk menjadi kekuatan yang dapat Menurut Syarbaini,21 masyarakat
dikembangkan di dalam masyarakat merupakan kelompok manusia yang
berdasarkan konsepsi Direktorat Jenderal hidup dalam teritori yang sama,
Potensi Pertahanan Kementerian dimana mereka terikat oleh nilai-nilai
Pertahanan yang terdiri dari cinta tanah
16
tertentu yang mampu mengarahkan
air, kesadaran berbangsa dan bernegara, anggota-anggotanya bertindak sesuai
yakin pada pancasila sebagai ideologi nilai-nilai tersebut dan dari interaksi
negara, rela berkorban dan memiliki yang ada masyarakat sebagai satu
kemampuan awal bela negara. Kekuatan kesatuan mampu menghasilkan sebuah
implementasi nilai-nilai bela negara yang kebudayaan tertentu. Pada studi ini,
bersifat soft power tersebut akan menjadi pengertian masyarakat perbatasan
modal dalam menghadapi bentuk-bentuk merujuk pada penjelasan tersebut, yaitu
ancaman Proxy War yang bersifat soft sekelompok masyarakat yang mendiami
power yang kini sedang berlangsung wilayah sebuah negara yang berbatasan
di Indonesia. Di antaranya adalah secara geografis dengan negara lain yang
ancaman dalam bentuk separatisme, telah memiliki perjanjian batas wilayah.
demonstrasi massa, penerapan regulasi Sementara itu, kata Border atau
yang merugikan, peredaran narkoba dan perbatasan mengandung pengertian
bentrok antar kelompok.17 sebagai pembatasan suatu wilayah politik
dan wilayah pergerakan. Sedangkan,
Konsep Masyarakat Perbatasan wilayah perbatasan mengandung
pengertian sebagai suatu area yang
Masyarakat adalah sejumlah besar
memegang peranan penting dalam
orang yang tinggal dalam wilayah yang
kompetisi politik antar dua negara yang
sama, relatif independen dan orang-
orang di luar wilayah itu, dan memiliki 19
Macionis, 1997 dalam Syahrial Syarbani, Konsep
Dasar Sosiologi dan Antropologi Teori dan Aplikasi,
budaya yang relatif sama.18 Sementara (Jakarta : PT Hartomo Media Pustaka, 2012).
itu, pendapat lain menyatakan bahwa 20
Setiadi dan Kolip, 2010 dalam Syahrial Syarbani,
Konsep Dasar Sosiologi dan Antropologi Teori dan
16
Ditjenpothan Kementerian Pertahanan, op.cit. Aplikasi, (Jakarta : PT Hartomo Media Pustaka,
17
Gatot Nurmantyo, op.cit. 2012).
18
Schaefer dan Lamm, 1998, dalam Syahrial
21
Syahrial Syarbani, Konsep Dasar Sosiologi dan
Syarbani, Konsep Dasar Sosiologi dan Antropologi Antropologi Teori dan Aplikasi, (Jakarta : PT
Teori dan Aplikasi, (Jakarta : PT Hartomo Media Hartomo Media Pustaka, 2012).
Pustaka, 2012).

58 | Jurnal Pertahanan & Bela Negara | April 2017, Volume 7 Nomor 1


berbeda.22 Jadi menurut Guo, wilayah wilayah laut dan laut dalam. Namun
perbatasan sebenarnya tidak hanya untuk perbatasan darat, kontribusi
terbatas pada dua atau lebih negara besar disumbangkan oleh para ahli
yang berbeda, namun dapat pula ditemui geografi, seperti Ratzel dari Jerman
dalam suatu negara, seperti kota atau yang membangun fondasi teori “space
desa yang berada di bawah dua yuridiksi conception”. Dalam teori ini disebutkan
yang berbeda. pula bahwa sebuah negara adalah tempat
Intinya, wilayah perbatasan tinggal organisme yang tumbuh dan
merupakan area (baik kota atau punah.
wilayah) yang membatasi antara dua Wilayah perbatasan adalah wilayah
kepentingan yuridiksi yang berbeda.23 geografis yang berhadapan dengan negara
Perbatasan secara umum adalah sebuah tetangga, yang mana penduduk yang
garis demarkasi antara dua negara yang bermukim di wilayah tersebut disatukan
berdaulat. Pada awalnya, perbatasan melalui hubungan sosio-ekonomi dan
sebuah negara atau states boder dibentuk sosio-budaya setelah ada kesepakatan
dengan lahirnya negara. Sebelumnya, antarnegara yang berbatasan.26 Lebih
penduduk yang tinggal di wilayah lanjut, menurut Mahendra Putra Kurnia,
tertentu tidak merasakan perbedaan kawasan perbatasan adalah suatu
itu, bahkan tidak jarang mereka berasal kawasan yang berbatasan dengan
dari etnis yang sama. Namun dengan negara lain sebagaimana sebelumnya
munculnya negara, mereka terpisahkan telah ditetapkan garis batasnya melalui
dan dengan adanya tuntutan negara itu sebuah kesepakatan/ perjanjian antar
mereka mempunyai kewarganegaraan dua negara atau lebih yang bertetangga,
yang berbeda.24 Lebih lanjut, menurut dimana kawasan perbatasan tersebut
Arifin25, proses pembentukan perbatasan merupakan tanda berakhirnya kedaulatan
suatu negara, terdapat perbedaan antara suatu negara terhadap wilayah yang
perbatasan laut dan perbatasan darat. dikuasainya.27
Dalam perbatasan laut, para ilmuwan Secara umum daerah perbatasan
membangun teori yang didasarkan pada mempunyai karakteristik tertentu,28
Konvensi Hukum Laut Internasional 1982. Pertama, lokasi yang relatif terpencil
Dalam konvensi hukum laut tersebut dan terisolir dengan aksesibilitas yang
ditegaskan bahwa kerangka hukum rendah. Kedua,potensi sumber daya alam
dasar menyangkut garis pangkal, luas cukup besar. Potensi sumber daya alam
22
Guo dalam Saru Arifin, Hukum Perbatasan Darat di kawasan perbatasan memiliki nilai
Antarnegara, (Jakarta : PT Sinar Grafika, 2014).
23
Saru Arifin, Hukum Perbatasan Darat Antarnegara, 26
Suryo Sakti Hadiwijoyo, Batas Wilayah Negara
(Jakarta : PT Sinar Grafika, 2014). Indonesia: Dimensi, Permasalahan dan Strategi
24
Irma Sariama, “Peran TNI dalam Menegakkan Penanganan,(Yogyakarta: PT Gava Media, 2008).
Kedaulatan dan Keamanan di Wilayah Perbatasan 27
Mahendra Putra Kurnia, Kawasan Perbatasan RI:
Pulau Sebatik”, Ejournal Ilmu Hubungan Kesabaran Tak Terbatas Menanti Janji Sebatas Janji,
Internasional, 2014, Vol. 2, No.1, hlm. 71-82. (Malang : PT. Intrans Institute, 2011).
25
Saru Arifin, op.cit. 28
Nuraesnaini, Poppy Setiawati, op.cit.

Implementasi Nilai-Nilai Bela Negara Masyarakat Perbatasan ... | Wahyudi | 59


ekonomi yang belum dikembangkan. Tengan, Kabupaten Nunukan, Provinsi
Potensi tersebut berupa hutan produksi, Kalimantan Utara yang berbatasan secara
hutan lindung, hutan suaka, daerah yang langsung dengan negeri jiran Malaysia.
memiliki kandungan mineral, tembaga,
emas dan logam lainnya, serta pulau yang
Implementasi Penguatan Nilai-nilai
memiliki potensi sumber daya kelautan
Bela Negara Berupa Kesadaran
baik sebagai sumber daya perikanan, Berbangsa dan Bernegara di Desa
wilayah konservasi dan kawasan Sungai Limau
wisata bahari. Ketiga,penyebaran
Berdasarkan hasil studi ditemukan
penduduk tidak merata. Umumnya mata
bahwa terdapat beberapa kekuatan yang
pencaharian penduduk di sekitar kawasan
dimiliki oleh masyarakat perbatasan desa
perbatasan adalah bertani, berkebun dan
Sungai Limau yang dapat dikembangkan
nelayan. Keempat, tingkat pendidikan
dalam kaitannya dengan implementasi
dan tingkat kesehatan pada umumnya
bela negara, yaitu adanya kesadaran
rendah. Dengan kondisi seperti ini maka
berbangsa dan bernegara yang dimiliki
masyarakat di kawasan perbatasan lebih
oleh masyarakat yang ditunjukkan lewat
berorientasi pada kegiatan sosial ekonomi
sikap aktif masyarakat dalam organisasi
di wilayah negara tetangga yang lebih
kemasyarakatan, keikutsertaan dalam
mapan.
pemilihan umum dan adanya partisipasi
Wilayah perbatasan Indonesia masyarakat dalam menjaga kedaulatan
dan Malaysia dilihat dari aspek sosial negara. Hal ini sejalan dengan konsepsi
budaya, berkaitan erat dengan gambaran bela negara ditjenpothan30 yang
kehidupan masyarakatnya yang penuh menyebutkan bahwa indikator nilai
dengan dinamika. Keadaan masyarakat kesadaran berbangsa dan bernegara
di kawasan perbatasan saat ini tidak dapat ditunjukkan lewat sikap sebagai
memiliki aksesibilitas yang baik dan masih berikut:
dipengaruhi oleh kondisi sosial ekonomi
a. Berpartisipasi aktif dalam organisasi
negara tetangga. Kehidupan sosial
masyarakat, profesi maupun politik;
ekonomi masyarakat umumnya berkiblat
b. Menjalankan hak dan kewajibannya
ke wilayah negara tetangga, seperti
sebagai warga negara sesuai dengan
yang terjadi di wilayah Kalimantan. Hal
peraturan perundang-undangan;
ini disebabkan adanya kondisi yang lebih
baik atau pengaruh sosial dan ekonomi c. Ikut serta dalam pemilihan umum;
yang lebih kuat dari negara tetangga.29 d. Berpikir, bersikap dan berbuat yang
terbaik bagi bangsa dan negaranya;
Masyarakat perbatasan yang
dimaksud dalam studi ini merupakan e. Berpartisipasi menjaga kedaulatan
masyarakat yang tinggal dan menetap di bangsa dan negara.
Desa Sungai Limau, Kecamatan Sebatik
29
Ibid. 30
Ditjenpothan Kementerian Pertahanan, op.cit.

60 | Jurnal Pertahanan & Bela Negara | April 2017, Volume 7 Nomor 1


Dalam implementasinya masyarakat khususnya kegiatan kepemudaan dalam
perbatasan Desa Sungai Limau bidang kepemudaan dan olahraga, seperti
menunjukkan bentuk implementasi bela melaksanakan event-event olahraga,
negara berupa kesadaran berbangsa dan gotong royong hingga kegiatan upacara
bernegara dalam bentuk sebagai berikut: bendera 17 agustus yang turut melibatkan
warga Desa Sungai Pukul (Malaysia)
sebagai tamu undangan. Selain OM JOKO
Berpartisipasi Aktif dalam Organisasi
dan PEPSIL, terdapat pula organisasi
Kemasyarakatan
Forum Bela Negara (FBN) Sebatik yang
Masyarakat Desa Sungai Limau merupakan diketuai oleh warga Kecamatan Sebatik
masyarakat yang aktif dalam mengikuti Tengah, kecamatan yang menjadi lokasi
berbagai aktivitas kemasyarakatan. Hal ini keberadaan desa Sungai Limau. Di
dibuktikan dengan aktifnya masyarakat organisasi ini pula, banyak pemuda Desa
di Desa Sungai Limau dalam mengikuti Sungai Limau yang turut serta menjadi
dan membentuk berbagai organisasi anggotanya. FBN Sebatik concern pada
kemasyarakatan yang bersifat lokalistik penyadaran kesadaran bela negara di
yang bertujuan membantu pemerintah tengah masyarakat lewat kegiatan-
dalam menyukseskan agenda-agenda kegiatan yang bertema nasionalisme.
kebangsaan seperti Organisasi pemuda Desa Sungai Limau menjadi target utama
OM JOKO (Orang Muda Berjoko) yang FBN Sebatik, lewat aksi penanaman seribu
fokus pada kegiatan-kegiatan yang bibit pohon yang ditanam di sepanjang
berorientasi pada kegiatan keagamaan patok-patok batas negara yang ada di
dan kerukunan antar umat beragama. Desa Sungai Limau. Kegiatan tersebut
Organisasi kepemudaan ini merupakan sukses terlaksana setiap tahun yang
organisasi yang dibentuk oleh Ikatan melibatkan aparat, masyarakat umum
Remaja Masjid dan Ikatan Remaja Katolik dan pemuda desa Sungai Limau.
yang ada di Desa Sungai Limau. Nama
Selain itu, terdapat pula kelompok
Berjoko diambil dari nama dusun di Desa
PKK yang aktif melaksanakan berbagai
Sungai Limau yang menjadi basecamp
kegiatan pengembangan desa dan
mereka dalam merancang kegiatan
pemberdayaan wanita. Beberapa kegiatan
bersama.
yang sukses dilakukan berdasarkan
Begitupun halnya organisasi data yang didapatkan dari kantor Desa
kepemudaan PEPSIL (Persatuan Pemuda Sungai Limau, antara lain pada tahun
Sungai Limau), yang dibentuk oleh 2013 pemerintah desa bekerjasama
pemuda Desa Sungai Limau yang semula dengan PKK, Kecamatan dan Yayasan Ar-
ditujukan untuk menamai grup sepak bola Rasyid Desa Sungai Limau melaksanakan
mereka. Dalam perjalanannya, organisasi kegiatan pemberantasan buta huruf
ini berperan layaknya Karang Taruna yang melalui pendidikan “Keaksaraan
aktif menyukseskan agenda-agenda desa, Fungsional” (tingkat Dasar dan Mandiri).

Implementasi Nilai-Nilai Bela Negara Masyarakat Perbatasan ... | Wahyudi | 61


Selain itu, mereka pun turut mencetuskan Berdasarkan data terlihat bahwa
industri kecil dan menengah di Desa mayoritas masyarakat turut berpartisipasi
Sungai Limau yang mulai di promosikan dalam pemilu, meskipun masih diperlukan
sejak tahun 2013. Berbagai hasil olahan peningkatan agar partisipasi pemilih
dari UP2K dan usaha binaan Yayasan Ar- meningkat. Data ini pun menunjukkan
Rasyid Desa Sungai Limau sudah mulai bahwa hubungan yang positif antara
mereka pasarkan, dimana skalanya masih pemerintah dengan masyarakat terwujud
di sekitar Kecamatan Sebatik Tengah dan dalam bentuk partisipasi warga dalam
saat ini sudah memasuki wilayah Nunukan mengikuti pemilihan Umum.
melalui Koperasi Disperidagkop.

Berpartisipasi dalam Menjaga


Ikut Serta dalam Pemilihan Umum Kedaulatan Bangsa dan Negara

Mayoritas penduduk Desa Sungai Petani adalah profesi mayoritas


Limau turut serta dalam memberikan masyarakat perbatasan Sebatik di Desa
hak pilihnya pada pemilihan Legislatif Sungai Limau, pada umumnya mereka
maupun eksekutif. Berdasarkan data menggarap lahan kebun sawit, kakau,
yang diperoleh disebutkan bahwa pada pisang hingga jenis palawija lainnya
tahun 2014 jumlah warga yang memiliki sebagai pekerjaan sehari-harinya. Petani
hak pilih adalah 2.010 orang dan yang perbatasan yang mendiami seputaran
menggunakan hak pilihnya adalah wilayah batas darat, khususnya di Desa
1.332 orang.31 Begitupun halnya, jumlah Sungai Limau selama ini aktif menjaga
penduduk yang memiliki hak pilih pada batas-batas negara Indonesia yang
pemilihan gubernur dan wakil gubernur berbatasan darat langsung dengan
tahun 2013 adalah 1.687 orang dan yang Malaysia. 18 patok yang tertanam di
menggunakan hak pilihnya adalah 834 Pulau Sebatik yang menjadi penanda
orang.32 Lebih lanjut berdasarkan data, batas negara selama ini menjadi wilayah
jumlah penduduk yang memiliki hak perkebunan yang mereka tanami sebagai
pilihpada pemilihan bupati dan wakil lahan pertanian seperti pisang, kelapa
bupati pada tahun 2011 adalah 1.527 orang sawit dan coklat. Keberadaan petani
dan yang menggunakan hak pilihnya di perbatasan darat ini sangat vital,
adalah 1.088 orang. Begitupun halnya karena wilayah batas darat pulau Sebatik
penduduk yang memiliki hak pilihpada merupakan “jalur tikus” masuknya
pemilihan Kepala Desa adalah 1.041 orang aktivitas ilegal oleh warga negara Asing.
dan yang menggunakan hak pilihnya Penuturan seorang tokoh di Sebatik
adalah 759 orang.33 yang bernama Roga menyatakan bahwa ia
bahkan sempat mengusir aktivitas illegal
31
Mardin, op.cit. logging dari perusahaan asal Malaysia
32
Ibid. yang mencoba untuk membabat batang
33
Ibid.

62 | Jurnal Pertahanan & Bela Negara | April 2017, Volume 7 Nomor 1


kayu yang notabene wilayah tersebut menghadiri acara penanaman seribu
masuk wilayah Indonesia di sekitar patok pohon di patok-patok perbatasan
11 yang berada di dekat kebun kakao ini. Oleh penyelenggara, kegiatan ini
miliknya. Roga dengan parang yang biasa dimaksudkan untuk menegaskan patok-
digunakan untuk aktivitas bertani kebun patok perbatasan negara yang kabur
coklat, ia hunus untuk mengusir pekerja di Sebatik, dengan adanya penanaman
perusahaan sehingga mereka keluar dari pohon ini diharapkan kedaulatan NKRI
wilayah NKRI. Berbeda dengan Roga, bisa tetap tegak di Perbatasan.
Nardi seorang petani kebun sawit sempat Bersamaan dengan kegiatan
bersengketa dengan seorang kepala penanaman seribu pohon tersebut, pada
kampung di Sebatik wilayah Malaysia. tahun yang sama telah dilaksanakan
Kepala Kampung di Sebatik Malaysia pula kegiatan ekspedisi perbatasan yang
tersebut mengklaim bahwa wilayah yang rutin dilakukan sekali setahun berupa
digarap oleh Nardi masuk dalam wilayah kegiatan menelusuri patok 1 hingga
kerajaan Malaysia. Nardi tak mau kalah, patok 18 yang merupakan jumlah patok
dengan berbekal peta dan patok batas perbatasan yang ada di sepanjang Pulau
negara yang berada pada posisi 4’ 10 Sebatik. Ekspedisi perbatasan tersebut
Menit LU, ia bersikukuh untuk tetap dilaksanakan oleh Gerakan Pramuka
menggarap lahan yang secara nyata Kecamatan Sebatik Tengah dalam rangka
berada dalam kawasan NKRI walau ia memperkenalkan dan mengenali batas-
kerap mendapatkan ancaman dan teror batas negara di perbatasan. Dua kegiatan
dari warga seberang. yang bertema kedaulatan negara
Pada 27 desember 2015, pemerintah tersebut didukung dan diikuti langsung
bersama masyarakat melakukan baik oleh aparat pemerintah tingkat
penanaman seribu pohon di patok desa, tingkat Kecamatan hingga tingkat
perbatasan 6-7 yang berada dalam area Kabupaten beserta personel aparat TNI
Desa Sungai Limau yang berbatasan yang bertugas di Sebatik.
langsung dengan kampung Sungai Pukul Aksi masyarakat Desa Sungai
(Malaysia), dalam rangka menegaskan Limau dalam menjaga batas negara dan
titik-titik perbatasan dimana tahun membela hak milik negara dilakukan
sebelumnya mereka pun telah sukses secara tradisional dan sangat heroik. Hal
melakukan penanaman seribu pohon ini dikarenakan aktivitas pekerjaan mereka
di patok 5-6. Kegiatan ini dimotori oleh yang secara turun temurun merupakan
Forum Bela Negara (FBN) Sebatik dan petani kakao maupun sawit yang lahannya
aparat setempat. Dalam kegiatan ini kebetulan berada tepat di batas negara
terlihat bahwa warga sangat antusias termasuk buffer zone yang menjadi zona
untuk ikut serta dalam kegiatan ini, bebas militer diserahkan kepada warga
berbagai organisasi kepemudaan untuk dikelola menjadi lahan perkebunan.
beserta unsur pemerintah dan TNI turut

Implementasi Nilai-Nilai Bela Negara Masyarakat Perbatasan ... | Wahyudi | 63


Batas negara yang harusnya di atur oleh ini sejalan dengan konsepsi Ditjenpothan
aturan internasional menjadi bersifat Kementerian Pertahanan (2014) terkait
sangat tradisional dan kedaerahan di kesadaran berbangsa dan bernegara
desa tersebut. Antar warga masyarakat dengan indikator nilai bela negara berupa
petani kebun di wilayah Sebatik Indonesia berpartisipasi aktif dalam organisasi
yang berada tepat di batas negara juga masyarakat, profesi maupun politik.
bertetangga dengan petani kebun di Sikap aktif masyarakat dalam organisasi
wilayah sebatik Malaysia. Sehingga yang kemasyarakatan akan berdampak bagi
terjadi adalah masalah batas kebun dan kemajuan desa Sungai Limau sebagai
sengketa dua pemilik lahan yang berbeda desa perbatasan, dimana dukungan
negara menjadi urusan privasi yang warga bagi pemerintah baik dalam
membawa nama negara. Hal ini menjadi bentuk sumbangan pemikiran, maupun
potensi bela negara bagi masyarakat dalam bentuk sumbangan tenaga lewat
Desa karena rasa memiliki wilayah berbagai aktivitas masyarakat dalam
Indonesia (sense of belonging Indonesia) berbagai organisasi, akan memberikan
dalam mempertahankan batas wilayah kekuatan bagi proses pembangunan
kedaulatan NKRI diperkuat oleh hak milik desa Sungai Limau yang menjadi beranda
pribadi yakni lahan kebun yang menjadi terdepan NKRI.
sumber penghasilan sehari-hari. Apalagi, Begitupun halnya dengan data yang
bagi warga Desa Sungai Limau yang menunjukkan bahwa tingkat partisipasi
mayoritas berdarah Bugis, memiliki prinsip politik masyarakat perbatasan di Desa
yang tinggi dalam mempertahankan Sungai Limau cukup tinggi baik pada ajang
hak kepemilikan yang bersifat privasi pemilihan anggota DPR RI, DPD, DPRD
yang menjadi harga diri. Istilah siri’ tingkat 1 dan tingkat 2 yang berlangsung
oleh masyarakat Bugis, sering diartikan tahun 2014 yang lalu. Begitupun halnya
sebagai malu ataupun harga diri, tak akan pada pemilihan Gubernur Provinsi, bupati
segan-segan untuk menumpahkan darah dan desa menunjukkan angka statistik yang
dan menghunus badik atau tappi’ (senjata cukup baik meskipun masih diperlukan
khas etnis Bugis) demi membela hak milik peningkatan partisipasi pemilih. Hal ini
dan harga diri mereka. pun sejalan dengan konsepsi ditjenpothan
Sikap aktif masyarakat dalam (2014) terkait kesadaran berbangsa dan
mengikuti aktivitas organisasi bernegara dengan indikator nilai bela
kemasyarakatan dengan keberadaan negara berupa ikut serta dalam pemilihan
PKK, organisasi keagamaan OM JOKO umum. Partisipasi politik masyarakat
dan organisasi Kepemudaan PEPSIL yang siginifikan menjadi indikator
serta keikutsertaan warga desa bahwa masyarakat Desa Sungai Limau
dengan organisasi Forum Bela Negara memiliki tingkat dukungan dan harapan
menunjukkan bahwa masyarakat desa yang tinggi terhadap pemerintah serta
aktif dalam organisasi masyarakat. Hal masih memiliki sense of belonging (Rasa

64 | Jurnal Pertahanan & Bela Negara | April 2017, Volume 7 Nomor 1


Memiliki) Indonesia sebagai bagian dari klaimnya bergeser dari kesepakatan
mereka, di tengah jauhya aksesibilitas 4’ 10” LU sesuai perjanjian Inggris dan
ke pusat pemerintahan Indonesia. Belanda 1891, sehingga berpotensi
Daerah perbatasan tidak menjadi alasan merugikan Indonesia yang hanya dibatasi
bagi mereka untuk lantas tidak turut oleh patok yang hanya berjumlah 18
berpartisipasi dalam proses demokrasi buah yang membentang lurus membagi
tersebut. Sebatik menjadi dua negara. Keberadaan
Selain itu, aksi masyarakat desa penanaman ribuan pohon-pohon yang
Sungai Limau yang dimotori oleh Forum membentang sepanjang patok perbatasan
Bela Negara Sebatik lewat penanaman diharapkan dapat menjadi alternatif untuk
seribu pohon yang dimulai dari patok menjaga kedaulatan negara dari potensi
5-6, lalu di tahun berikutnya di patok 6-7 pergeseran yang dapat merugikan NKRI.
yang lokasinya berada dalam area Desa Implementasi nilai-nilai bela negara
Sungai Limau yang berbatasan langsung berupa kesadaran berbangsa dan
dengan Malaysia, dimana kegiatan ini bernegara lewat aktifnya masyarakat
dimaksudkan untuk menegaskan titik-titik dalam mengikuti organisasi dan kegiatan
perbatasan yang mulai kabur dan rawan sosial, partisipasi dalam mengikuti
penyerobotan dari negeri jiran. Begitupun pemilihan umum dan partisipasi dalam
kegiatan ekspedisi perbatasan yang rutin menjaga kedaulatan negara pada akhirnya
dilakukan sekali setahun berupa kegiatan bermuara pada loyalitas tinggi yang
menelusuri patok 1 hingga patok 18 yang dimiliki oleh warga perbatasan tersebut
merupakan jumlah patok perbatasan kepada pemerintah dan negaranya.
yang ada di sepanjang Sebatik Indonesia Sebagaimana dikatakan oleh Hasanuddin
yang dilaksanakan oleh Gerakan Pramuka 34
bahwa kesadaran berbangsa dan
Kecamatan Sebatik Tengah dalam rangka bernegara akan diwujudkan dengan
memperkenalkan dan mengenali batas- mengutamakan kepentingan bangsa di
batas negara di perbatasan. Dua kegiatan atas kepentingan pribadi, keluarga, dan
yang bertema menjaga kedaulatan golongan. Kekuatan loyalitas masyarakat
negara tersebut sejalan pula dengan kepada negara ini akan mempersempit
konsepsi tatanan dasar Bela Negara potensi terjadinya ancaman proxy war,
Kementerian pertahanan yakni nilai-nilai sebagaimana contoh-contoh indikasi
bela negara dengan indikator berupa proxy yang berkembang di Indonesia saat
berpartisipasi menjaga kedaulatan ini 35. Dalam hal ini, ebagai contoh bentuk
bangsa dan negara. Aksi masyarakat proxy war yaitu terjadinya separatisme
dalam mempertegas patok-patok di masyarakat dengan mengembangkan
perbatasan negaradi perbatasan Sebatik isu bahwa perbatasan menjadi anak tiri
sangat relevan di tengah status OBP dari pemerintah pusat, sehingga mereka
(Outstanding Boundary Problems) di titik 34
TB Hasanuddin, op.cit.
patok perbatasan negara yang dalam 35
Gatot Nurmantyo, op.cit.

Implementasi Nilai-Nilai Bela Negara Masyarakat Perbatasan ... | Wahyudi | 65


diprovokasi untuk memisahkan diri e. Yakin dan percaya bahwa Pancasila
dengan negara oleh pihak musuh ataupun sebagai dasar negara.
bentuk proxy war berupa masuknya
narkoba di kawasan perbatasan yang
Dalam studi ini ditemukan bahwa
dapat menjadi menjadi pintu strategis
pengamalan nilai-nilai bela negara berupa
masuknya narkoba dari luar negeri.
keyakinan akan Pancasila sebagai ideologi
negara dengan menjadikannya sebagai
Implementasi Penguatan Nilai-nilai alat pemersatu bangsa terlihat sangat
Bela Negara berupa Keyakinan akan signifikan dalam praktiknya di Desa
Pancasila sebagai Ideologi dan Alat Sungai Limau. Perbedaan etnis dan agama
Pemersatu Bangsa dan Negara di
antara kelompok pendatang pemula
Desa Sungai Limau
dari Sulawesi Selatan dengan kelompok
Berdasarkan studi, ditemukan pula pendatang baru dari NTT yang merupakan
bahwa implementasi nilai-nilai bela eks TKI Malaysia berjalan harmonis dan
negara, menjadi kekuatan yang dapat menunjukkan persatuan. Oleh masyarakat
dikembangkan, antara lain adanya Etnis Timor yang beragama Katolik,
interaksi positif yang berlangsung antara menyatakan bahwa Semangat Bhinneka
masyarakat yang berbeda etnis dan Tunggal Ika-lah yang menyebabkan
agama, yaitu antara masyarakat etnis Bugis mereka bisa hidup secara damai dan
yang beragama Islam dengan masyarakat mengedepankan toleransi. Begitupun
etnis Timor yang beragama Katolik di halnya dengan masyarakat Bugis yang
Desa Sungai Limau. Interaksi yang positif beragama Islam lewat pengamalan
tersebut mampu menunjukkan persatuan Pancasila Sila Ketuhanan Yang Maha Esa,
di tengah perbedaan identitas etnis dan mereka meyakini prinsip Hablum minan
agama yang mereka miliki. Berdasarkan nas (Hubungan yang baik antar sesama
konsepsi Kementerian Pertahanan36 manusia) dan prinsip lakum dii nukum
dalam penjabaran indikator nilai-nilai wa liyadin (bagimu agamamu dan bagiku
bela negara, dalam hal keyakinan kepada agamaku), yang merupakan esensi dari
Pancasila sebagai ideologi negara, sikap toleransi dalam Islam. Sehingga
ditunjukkan dengan sikap sebagai berikut: tidak ditemukan masalah berupa potensi
a. Paham nilai-nilai dalam Pancasila; perpecahan karena perbedaan tersebut.
b. Mengamalkan nilai-nilai Pancasila Justru yang terlihat dan menjadi budaya
dalam kehidupan sehari-hari; adalah adanya sikap saling menghargai
satu sama lain dan dapat bekerja sama
c. Menjadikan Pancasila sebagai
dengan baik diantara sesama pemeluk
pemersatu bangsa dan negara;
agama tanpa memandang perbedaan
d. Senantiasa mengembangkan nilai-
satu sama lain. Selain itu, diantara mereka
nilai Pancasila;
terdapat prinsip bersama bahwa mereka
36
Ditjenpothan Kementerian Pertahanan, op.cit.

66 | Jurnal Pertahanan & Bela Negara | April 2017, Volume 7 Nomor 1


yakni etnis Bugis dan etnis Timor adalah serta melakukan pengamanan di luar
sama sama etnis pendatang di Kalimantan gereja bersama aparat. Bahkan, sekolah
sehingga mereka harus mengedepankan Islam Tapal Batas yang merupakan
kebersamaan. Yayasan Islam yang ada di Desa Sungai
Hubungan yang baik yang Limau pada proses pembangunannya,
ditunjukkan oleh kedua kelompok berbeda banyak dibantu oleh warga Lourdes yang
etnis dan agama ini dalam interaksi sehari- notabene beragama Kristen dan diantara
harinya, memiliki semacam komitmen warga Lourdes terdapat diantara mereka
bersama bahwa ketika muncul gesekan yang ikut belajar untuk mengambil paket
kecil antara dua kelompok warga, maka C di Yayasan Islam tersebut. Hubungan
akan diupayakan untuk selesai secara yang berjalan dengan baik antara dua
kekeluargaan tanpa harus membawanya kelompok masyarakat, yakni masyarakat
ke ranah hukum, sehingga bila ada Suku Bugis dengan masyarakat Suku
masalah sedikit akan segera diseleseikan Timor menunjukkan pengamalan nilai-
dengan jalur kekeluargaan. nilai Pancasila berjalan baik di sana.

Persatuan berupa toleransi antar Selain itu, Dalam praktiknya


umat beragama diantara dua kelompok pengamalan kepada keyakinan akan
tersebut semakin diperkuat dengan Pancasila sebagai ideologi negara yang
keberadaan pemuda gereja maupun diaktualisasikan dalam praktik toleransi
pemuda masjid yang saling membantu beragama di Desa Sungai Limau menjadi
ketika melaksanakan perayaan hari khas ketika masyarakat yang berbeda
agama. OM JOKO (Orang Muda etnis dan agama tersebut melahirkan
Berjoko), organisasi kepemudaan semacam tradisi lokal baru diantara etnis
tersebut dibentuk untuk menjadi wadah bugis yang beragama Islam dan etnis
pemersatu pemuda Gereja dan remaja Timor yang beragama Katolik yaitu adanya
Masjid di desa Sungai Limau yang tidak semacam peleburan dalam melaksanakan
ditemukan di desa-desa yang lain di dua tradisi yang berbeda dalam hal
pulau Sebatik. OM JOKO yang diresmikan penyajian aneka hidangan makanan
pada tanggal 28 oktober 2015 saat acara daerah. Etnis Timor ketika melaksanakan
sumpah pemuda memperkuat persatuan perayaan penjamuan pernikahan, maka
antara pemuda Muslim dan Kristen. Hal akan ditemukan masakan khas etnis
ini ditunjukkan dengan sikap kerja sama bugis seperti “goreng-goreng”, “tumpi-
misalnya Saat remaja masjid merayakan tumpi” hingga “nasu bale” dalam jajaran
acara Maulid Nabi Muhammad S.A.W, hidangan-hidangan makanan etnis timor
maka remaja Katolik akan ikut membantu yang disajikan untuk tamu pernikahan,
mendekor dan menghadiri acara maulid begitupun sebaliknya akan ditemukan pula
tersebut. Begitupun sebaliknya saat acara masakan khas etnis timor yang berbahan
natalan tiba, remaja masjid akan turut sayur-sayuran dalam hidangan masakan
etnis bugis dalam penjamuannya. Tidak

Implementasi Nilai-Nilai Bela Negara Masyarakat Perbatasan ... | Wahyudi | 67


hanya dalam acara-acara pernikahan, dua kelompok masyarakat yang berbeda
tradisi kedaerahan baik bugis maupun agama dan etnis tersebut merupakan
Timor akan memperlihatkan hal yang perwujudan dari pengamalan Pancasila.
serupa. Hal ini terjadi karena dua kelompok Persatuan masyarakat tersebut menjadi
etnis ini saling gotong royong dan kerap potensi bagi keberlangsungan negara
bergantian untuk saling masak memasak di perbatasan, di tengah tantangan
di tempat acara hajatan di gelar, ketika kehidupan yang terbilang sulit di
yang memiliki hajatan jamuan adalah etnis perbatasan akibat tingkat aksesibiltas
Timor, maka sekelompok ibu-ibu dari yang jauh dari kontrol pusat sementara
etnis Bugis akan berbondong-bondong kedekatan dan akses kebutuhan dengan
membantu tuan rumah etnis Timor yang negeri jiran menjadi sebuah keharusan
menggelar hajatan untuk memasak sesuai untuk memenuhi kebutuhan hidup.
dengan masakan khas daerah Bugis Persatuan yang terbangun di antara
dan begitupun sebaliknya. Bahkan lebih kelompok masyarakat Desa Sungai
jauh lagi, sudah tercatat ada 5 warga Limau tersebut secara tidak langsung
etnis Timor dan Bugis yang melakukan akan memperkokoh kedaulatan negara
pernikahan (Amalgamasi) dan melahirkan di perbatasan, dimana masyarakat
keturunan, padahal pernikahan antara yang berada di garis-garis batas negara
etnis timor yang notabene beragama memiliki kekuatan yaitu persatuan di
Katolik dan Bugis yang beragama Islam tengah perbedaan yang selama ini kerap
akan sulit ditemukan di daerah lain, menjadi pemicu perpecahan di wilayah
perbedaan keyakinan dan tradisi kerap lain Indonesia. Kekuatan persatuan yang
menjadi penghalang utama. Hal ini pada berkembang tersebut akan mempersulit
akhirnya melahirkan komitmen bersama ruang gerak terjadinya proxy war dalam
untuk bersatu sebagai sebuah komunitas bentuk bentrok antar kelompok yang
masyarakat di perbatasan dan menjauhi diindikasikan sebagai bagian dari bentuk
perpecahan di antara sesama anak perang proxy masa Kini untuk memecah
bangsa walau harus dibedakan oleh etnis belah anak bangsa dan melemahkannya.38
dan agama. Kedewasaan dalam berbangsa dan
Keyakinan kepada Pancasila bernegara yang ditunjukkan oleh warga
sebagai ideologi negara, yaitu memahami desa perbatasan menjadi sebuah contoh
hakikat atau nilai dalam Pancasila dan menarik dari perbatasan di tengah ujian
mengamalkannya dalam kehidupan perpecahan di negara ini yang dipicu oleh
keseharian sebagaimana dinyatakan oleh isu-isu SARA akhir-akhir ini.
Hasanuddin37 telah terbangun dengan
baik di desa perbatasan desa Sungai
Limau. Persatuan yang terbangun antara

37
TB. Hasanuddin, op.cit.
38
Gatot Nurmantyo, op.cit.

68 | Jurnal Pertahanan & Bela Negara | April 2017, Volume 7 Nomor 1


Kesimpulan bersifat soft power, baik berupa godaan
separatisme untuk melepaskan diri
Implementasi nilai-nilai Bela Negara
dari NKRI, masuknya narkoba lewat
masyarakat perbatasan Desa Sungai
perbatasan hingga bentrok antar
Limau Kecamatan Sebatik Tengah,
kelompok masyarakat di perbatasan yang
Kabupaten Nunukan Provinsi Kalimantan
dapat merusak persatuan dan keutuhan
Utara ditunjukkan lewat sikap dan praktik
bangsa.
yang ditunjukkan oleh masyarakat sebagai
berikut:
1. Kesadaran berbangsa dan Daftar Pustaka
bernegara yang ditunjukkan lewat Buku
bentuk keaktifan dan dukungan
Ariwibowo, dkk. 2012. Kajian Akademis Usulan
masyarakat dalam mengikuti Daerah Otonomi Baru Kota Sebatik
organisasi masyarakat dan Kalimantan Timur. Surabaya: Universitas
Airlangga
kegiatannya yang berorientasi pada
Arifin, Saru. 2014. Hukum Perbatasan Darat
pembangunan bangsa dan negara,
Antarnegara. Jakarta : PT Sinar Grafika.
partisipasi dalam pemilihan umum
Departemen Pertahanan Republik Indonesia.
dan turut menjaga kedaulatan 2008. Buku Putih Pertahanan Indonesia.
negara lewat aktivitas yang rutin Jakarta: Departemen Pertahanan.
digelar oleh masyarakat. Hal ini Direktorat Jenderal Pertahanan. 2014. Tataran
Dasar Bela Negara. Jakarta : Kementerian
menunjukkan adanya dukungan
Pertahanan Ditjen Pothan.
penuh dan bantuk loyalitas warga
Hasanuddin, TB. 2014. Bela Negara dan
perbatasan terhadap negara dan Kontradiksi Wacana Wajib Militer
pemerintahan. Indonesia. Jakarta : PT Semesta Rakyat
Merdeka.
2. Adapun keyakinan akan ideologi
Hadiwijoyo, Suryo Sakti. 2008. Batas
Pancasila yang ditunjukkan lewat Wilayah Negara Indonesia:Dimensi,
sikap persatuan dan toleransi antar Permasalahan dan Strategi
kelompok masyarakat di tengah Penanganan.Yogyakarta: PT Gava
Media.
perbedaan etnis maupun agama.
Kurnia, Mahendra Putra. 2011. Kawasan
Hal ini menunjukkan adanya sikap Perbatasan RI: Kesabaran Tak Terbatas
persatuan masyarakat di tengah Menanti Janji Sebatas Janji. Malang : PT.
perbedaan identitas yang mereka Intrans Institute.

miliki. Mardjoko, Budi. 2013. Implementasi Program


Garda Batas dalam rangka Bela Negara
di Pulau Sebatik.Jakarta: Universitas
Pertahanan Indonesia.
Sikap dan praktik tersebut
Mardin. 2014. Profil Desa Sungai Limau,
menjadi sebuah kekuatan yang dapat Kecamatan Sebatik Tengah, Kabupaten
dikembangkan di dalam masyarakat Nunukan. Sebatik Tengah: Desa Sungai
perbatasan untuk menjadi daya tangkal Limau.

terhadap ancaman proxy war yang

Implementasi Nilai-Nilai Bela Negara Masyarakat Perbatasan ... | Wahyudi | 69


Nurmantyo, Gatot. 2015. Perubahan Latar
Belakang dan Daerah Konflik : Tantangan
dan Ancaman Terhadap Sistem
Pertahanan dan Bela Negara. Jakarta :
Mabes TNI
Nuraesnaini, Poppy Setiawati. 2013. Adaptasi
Nelayan Kawasan Perbatasan di Desa
Sei Pancang, Kecamatan Sebatik
Utara, Kabupaten Nunukan, Provinsi
Kalimantan Utara. Bandung: Universitas
Padjajaran
Syarbani, Syahrial. 2012. Konsep Dasar
Sosiologi dan Antropologi Teoridan
Aplikasi. Jakarta : PT Hartomo Media
Pustaka.
Sutisna, Sobar. 2011. Kajian Pertahanan
Perbatasan, Rencana Pengembangan
Kota Mandiri Pulau Sebatik Dalam
Rangka Menjaga Keutuhan NKRI. Jakarta
: Universitas Pertahanan
Subagyo, Agus. 2015. Bela Negara, Peluang dan
Tantangan di Era Globalisasi. Yogyakarta
: PT. Graha Ilmu.

Jurnal
Sariama, Irma. 2014. Peran TNI dalam
Menegakkan Kedaulatan dan Keamanan
di Wilayah Perbatasan Pulau Sebatik.
Ejournal Ilmu Hubungan Internasional,
Vol.2. No.1.

UUD dan UU
UUD 1945 Pasal 27 dan pasal 30 tentang
Upaya Bela negara.
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor
43 Tahun 2008 tentang Wilayah Negara.
Undang-Undang Republik Indonesia No.3
Tahun 2002 tentang Pertahanan
Negara.

70 | Jurnal Pertahanan & Bela Negara | April 2017, Volume 7 Nomor 1

Anda mungkin juga menyukai