Anda di halaman 1dari 37

ASPEK-ASPEK DAN PERMASALAHAN NASIONALISME

PADA MASYARAKAT PERBATASAN


(STUDI TERHADAP PENERIMAAN MASYARAKAT
TERHADAP PRODUK LUAR NEGERI DI DESA AJI KUNING
SEBATIK TENGAH)

PROPOSAL

MAKMUR

1761041029

FAKULTAS ILMU SOSIAL


UNIVERSITAS NEGERI MAKASSAR
2020
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Indonesia merupakan negara yang memiliki berbagai ragam etnik yang

mencakup berbagai ragam budaya, agama, suku, dan adat istiadat. Karena tergolong

negara yang memiliki wilayah yang cukup luas dan memiliki 5 pulau besar

diantaranya seperti, pulau Kalimantan, Sumatera, Sulawesi, Jawa, dan pulau Irian

Jaya beserta pulau kecil kurang lebih 17.504 pulau.1

Secara faktual, Indonesia telah memiliki usia tujuh puluh lima tahun sejak

proklamasi kemerdekaan Indonesia dikumandangkan pada tahun 1945, dengan usia

yang demikian panjang Nasionalisme Indonesia merupakan modal penggerak

mencapai kemerdekaan namun sepenuhnya belum terbangun sebagaimana

mestinya. Melihat tantangan yang dihadapi Indonesia sebagai sebuah negara

berkembang dari waktu ke waktu semakin kuat dan kompleks.

Nasionalisme merupakan suatu paham yang menyatakan bahwa kesetiaan

tertinggi diserahkan kepada suatu negara agar terciptanya kecintaan terhadap

negara tersebut, sebagaimana yang tertuang pada pasal 27 ayat (3) Undang-undang

dasar 1945 yang menyatakan ‘’setiap warga negara berhak dan wajib ikut serta

dalam upaya pembelaan negara’’ ayat tersebut intinya menjelaskan bahwa setiap

warga negara wajib melakukan upaya pembelaan negara yang tentunya harus

dengan rasa nasionalisme yang timbul dari diri kita sendiri, nasionalisme juga

1
Badan Pusat Statistik (BPS) Tahun 2017

1
2

dianggap sebagai suatu rasa, prinsip, dan usaha yang patriotik dengan daya siap

untuk mewujudkan dan mempertahankannya apalagi berada di daerah perbatasan.

Salah satu wilayah Indonesia yang berbatasan langsung dengan negara

tetangga (Malaysia) adalah Kabupaten Nunukan, tepatnya di Pulau Sebatik di Desa

Aji Kuning. Daerah tersebut merupakan salah satu pulau yang menjadi garis

terdepan Indonesia yang berbatasan langsung dengan Malaysia baik darat maupun

lautan, dimana pulau tersebut dibagi menjadi dua yaitu Sebatik Indonesia dan

Sebatik Malaysia. Dimana Sebatik Indonesia terdiri dari lima Kecamatan

diantaranya, Sebatik Induk, Sebatik Tengah, Sebatik Timur, Sebatik Utara dan

Sebatik Barat.

Salah satu tantangan dan masalah yang dihadapi masyarakat Sebatik Tengah

dalam mewujudkan nilai-nilai nasionalisme di perbatasan adalah dari aspek politik,

aspek budaya, dan aspek ekonomi, mudahnya masuk bahan-bahan kebutuhan

pokok (primer.sekunder dan tersier) yang berasal dari produk luar negeri khususnya

negara tetangga (Malaysia) sehingga proses transaksi tersebut menggunakan dua

jenis mata uang yaitu Ringgit (Malaysia) dan Rupiah (Indonesia).

Ketergantungan masyarakat Sebatik Tengah terhadap negara tetangga dalam

lingkup ekonomi ini membuat nasionalisme masyarakat perbatasan mulai bergeser

dan lebih condong ke Malaysia, ketergantungan ini telah terjadi sekian lama dan

menjadi hal yang tidak terpisahkan lagi pada masyarakat perbatasan, walaupun

gambaran sederhananya masyarakat perbatasan di Sebatik Tengah merupakan

bagian dari Indonesia, namun secara ekonomi masyarakat tersebut menjadi bagian

dari Malaysia.
3

Melihat kurangnya rasa nasionalisme pada masyarakat tersebut, sehingga

membuat masyarakat lebih cenderung untuk acuh tak acuh dengan aturan yang

berlaku di negaranya, pemahaman tentang nilai-nilai nasionalisme harusnya

menjadi tolak ukur bagi masyarakat perbatasan di Desa Aji Kuning agar sesuai

dengan amanat Undang-undang Dasar 1945 pasal 27 ayat (3).

Di tengah kondisi ekonomi masyarakat di Pulau Sebatik yang masih terbilang

jauh tertinggal jika dibandingkan Negara tetangga Tawau Malaysia. Hal tersebut

yang kemudian menjadi tantangan akan pudarnya rasa nasionalisme masyarakat.

Dengan kondisi geografis Pulau Sebatik yang berbatasan dengan Tawau Malaysia

sehingga setiap harinya integrasi ekonomi berlangsung antara Sebatik dan Tawau.

Hal ini yang kemudian mengubah pola pikir masyarakat terhadap kecintaan

produk dalam negeri, dimana terlihat dari besarnya ketergantungan ekonomi dalam

memenuhi kebutuhan pokok masyarakat. Tingginya tingkat kebutuhan masyarakat

akan kebutuhan pokok yang kemudian daerahnya sendiri tidak mampu

menyediakannya sehingga tidak ada pilihan lain selain memasok dari daerah

sekitar. Selain itu juga terlihat pada sikap Negara asing yang kita ikuti salah satunya

mengikuti tren busana dari luar negeri juga merupakan ciri-ciri bahwa tingkat

nasionalisme masyarakat menurun. Kondisi tersebut yang dialami masyarakat

Pulau Sebatik yang sudah berlangsung sejak lama, sehingga dapat dikatakan bahwa

perekonomian dan pola pikir masyarakat pulau Sebatik dipengaruhi oleh kondisi

ekonomi Malaysia.

Ketergantungan secara ekonomi dengan Malaysia ini terlihat dari lebih

banyaknya penggunaan produk Malaysia dari pada produk Indonesia di Sebatik


4

Tengah. Hal ini menjadi pertanyaan bagaimana sikap nasionalisme masyarakat

Sebatik Tengah di Desa Aji Kuning, namun secara identitas masih mengakui

merupakan bagian dari Indonesia.

Dari aspek-aspek permasalahan nasionalisme seperti yang telah di jelaskan di

atas, ini membuat masyarakat Sebatik Tengah di Desa Aji Kuning sering mendapat

julukan dari daerah lain ‘’Garuda di dadaku Harimau di perutku’’ yang secara tidak

langsung menggambarkan bahwa rendahnya tingkat nasionalisme pada masyarakat

perbatasan yang ada di daerah Sebatik khususnya Sebatik Tengah di Desa Aji

Kuning.

Sehubungan hal tersebut di atas, maka peneliti tertarik untuk mengetahui

lebih lanjut mengenai “Aspek-Aspek dan Permasalahan Nasionalisme Pada

Masyarakat Perbatasan. (Studi Terhadap Penerimaan Masyarakat Terhadap

Produk Luar Negeri di Desa Aji Kuning Sebatik Tengah).

B. Rumusan Masalah

1. Bagaimana pandangan masyarakat perbatasan terhadap Nasionalisme?

2. Faktor-faktor apa yang menyebabkan ekonomi pada masyarakat perbatasan

lebih memilih produk luar negeri?

C. Tujuan Penelitian

Berdasarkan Rumusan Masalah di atas, maka tujuan dari penelitian ini

adalah:

1. Untuk mengetahui pandangan masyarakat perbatasan terhadap Nasionalisme.


5

2. Untuk mengetahui faktor-faktor ekonomi pada masyarakat perbatasan lebih

memilih produk luar negeri.

D. Manfaat Penelitian

1. Manfaat Teoretis

Secara teoritis manfaat dari hasil penelitian ini adalah dapat digunakan

sebagai pengembangan pustaka ilmu pengetahuan dalam perpustakaan serta

dapat digunakan sebagai bahan bacaan bagi yang akan melakukan penelitian

sejenis.

2. Manfaat Praktis

a) Bagi penulis

adalah untuk mengetahui berbagai hal mengenai permasalahan

nasionalisme di wilayah perbatasan khususnya di Kalimantan Utara yang

berbatasan antara Indonesia dan Malaysia.

b) Bagi Universitas Negeri Makassar

Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah kepustakaan dan dapat

dipergunakan sebagai salah satu masukan bagi peneliti yang akan datang.

c) Bagi Pemerintah

Hasil penelitian ini diharapkan menjadi sumbangsih kepada pemerintah

agar menjadi referensi dan mengetahui apa saja permasalahan yang terdapat

pada masyarakat perbatasan


BAB II

TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA KONSEP

A. Tinjauan Pustaka

1. Nasionalisme

a. Pengertian Nasionalisme

Nasionalisme berasal dari kata nation yang artinya adalah bangsa. Kata

bangsa memiliki arti : (1) kesatuan orang yang bersamaan asal keturunan, adat,

bangsa, dan sejarahnya serta pemerintahnya sendiri; (2) golongan manusia,

binatang, atau tumbuh-tumbuhan yang mempunyai asal-usul yang sama dan sifat

khas yang sama atau bersamaan; (3) kumpulan manusia yang biasanya terikat

karena kesatuan bahasa dan kebudayaan dalam arti umum, dan biasanya menempati

wilayah tertentu di muka bumi. Beberapa makna kata bangsa diatas menunjukkan

arti bahwa bangsa adalah kesatuan yang timbul dari kesamaan keturunan, budaya,

pemerintah, dan tempat. Pengertian ini berkaitan dengan arti kata suku yang dalam

kamus yang sama diartikan sebagai golongan orang-orang (keluarga) yang

seturunan; golongan bangsa sebagai bagian dari bangsa yang besar.2

Nasionalisme adalah suatu paham, yang berpendapat bahwa kesetiaan

tertinggi individu harus diserahkan kepada negara kebangsaan. Perasaan sangat

mendalam akan suatu ikatan yang erat dengan tanah tumpah darahnya, dengan

tradisi-tradisi setempat dan penguasa-penguasa resmi di daerahnya selalu ada di

sepanjang sejarah dengan kekuatan yang berbeda-beda. Nasionalisme menyatakan

2
Mustari Mustafa. 2013. Nation State dan Kebijakan Nasionalisme. (Makassar: Alauddin University
Prees), hal. 91-92

6
7

bahwa Negara kebangsaan adalah cita-cita dan satu-satunya bentuk sah dari

organisasi politik dan bahwa bangsa adalah sumber dari pada semua tenaga

kebudayaan kreatif dan kesejahteraan ekonomi.3

Adapun definisi nasionalisme adalah sebagai berikut: menurut Huszer dan

Stevenson, nasionalisme adalah yang menentukan bangsa mempunyai rasa cinta

secara alami kepada tanah airnya. Sementara menurut L. Stoddard, nasionalisme

adalah suatu keadaan jiwa dan suatu kepercayaan yang dianut oleh sejumlah besar

manusia perseorangan sehingga mereka membentuk suatu kebangsaan, atau dengan

kata lain nasionalisme adalah rasa kebersamaan segolongan sebagai suatu bangsa.

Sedangkan Hans Kohn menyatakan bahwa Negara kebangsaan adalah cita-cita dan

satu-satunya bentuk sah dari organisasi politik, dan bahwa bangsa adalah sumber

dari semua tenaga kebudayaan kreatif dan kesejahteraan ekonomi. Soekarno sendiri

mendefinisikan nasionalisme sebagai kombinasi dari rasa ingin bersatu persatuan,

perangai dan nasib, serta persatuan antara orang dan tempat.4

Nasionalisme yang tidak dibimbing oleh nilai-nilai moral keagamaan, dapat

terjebak pada dua kecenderungan: pertama, nasionalisme yang sekuler, ekstrim

berlebihan yang dapat melahirkan chauvinism. Bentuk nasionalisme inilah yang di

kritik oleh Toynbee, karena telah menyebabkan berkorbannya PD II yang

menghancurkan peradaban manusia. Kedua¸ nasionalisme yang lemah, sehingga

3
Han Khon. 1984. Nasionalisme Arti dan Sejarahnya, (Jakarta: PT. Pembangunan dan Erlangga),
hal. 11-12
4
Djoko Santoso. 2014. Mengagas Indonesia Masa Depan ( Jakarta: Tebet Center 66 dan Komodo
Books), hal. 115-116
8

menjadikan pendukungnya tidak memiliki kebanggaan nasional dan jati diri

bangsa.5

b. Bentuk-bentuk Nasionalisme

Adapun beberapa bentuk nasionalisme yaitu:

a. Nasionalisme civik adalah sejenis nasionalisme dimana negara mempunyai

kesahihan politik dari partisipasi aktif rakyatnya, “kehendak rakyat”;

“perwakilan politik”.

b. Nasionalisme etnik adalah sejenis nasionalisme dimana negara mempunyai

kesahihan politik dari budaya asal atau etnik sebuah masyarakat.

c. Nasionalisme budaya adalah sejenis nasionalisme di mana Negara

mempunyai kesahihan politik dari budaya bersama bukannya “sifat

keturunan” seperti warna kulit, ras dan sebagainya.

d. Nasionalisme kebangsaan ialah nasionalisme dimana negara mempunyai

kekuatan untuk memperoleh loyalitas partisipasi dari rakyatnya.

Nasionalisme ini pada dasarnya merupakan gabungan nasionalisme civik

dan nasionalisme etnik. Dalam konteks bernegara persoalan nasionalisme

memilki posisi tersendiri dan cenderung menjadi identitas konsep Negara

dan bangsa.

e. Nasionalisme keagamaan adalah sejenis nasionalisme dimana negara

memperoleh “political legitimacy” dari kekuatan agama baik secara

simbolik maupun secara artikulatif. Namun demikian, bagi kebanyakan

kumpulan nasionalis agama hanya merupakan simbol dan bukan motivasi

5
Ibid hal 119
9

utama bagi mereka. Gerakan nasionalisme di beberapa negara bukannya

berjuang untuk memperkuat teologi semata-mata tetapi juga sering

beriringan dengan aspek lain misalnya politik, ekonomi dan lain-lain.6

c. Aspek-Aspek Permasalahan Nasionalisme

1. Aspek politik

Nasionalisme bersifat menumbuhkan dominasi politik imperialisme dan

bertujuan menghapus pemerintahan kolonial. Namun aspek politik juga

dapat membuat pergeseran nasionalisme yang terjadi pada masyarakat,

dimana masyarakat tidak lagi mengedepankan penanaman nilai-nilai moral,

masyarakat, agama dan nilai-nilai pancasila di dalam melakukan kegiatan

politik, mereka lebih mengedepankan kepentingan masing-masing untuk

mencapai tujuan yang mereka inginkan

2. Aspek sosial ekonomi

Nasionalisme bersifat menghilangkan kesenjangan sosial yang di ciptakan

oleh pemerintahan kolonial dan bertujuan menghentikan eksploitasi

ekonomi, pertumbuhan ekonomi menunjukkan sejauh mana kegiatan

perekonomian negara dapat memberikan tambahan pendapatan untuk

masyarakat pada periode tertentu, suatu perekonomian dikatakan

mengalami pertumbuhan jika tingkat aktivitas ekonomi yang dicapai lebih

tinggi dibanding periode sebelumnya, namun hal tersebut belum bisa di

laksanakan dengan tuntas karena melemahnya sistem perekonomian yang

6
Mustari Mustafa. 2013. Nation State dan Kejatuhan Nasionalisme (Makassar: Alauddin University
Prees), hal 13-14
10

ada pada masyarakat perbatasan, karena mereka lebih bergantung kepada

negara tetangga dalam sektor pemasok sumber pangan yang seharusnya hal

tersebut menjadi perhatian pemerintah.7

3. Aspek budaya

Nasionalisme bersifat menghilangkan pengaruh kebudayaan asing yang

buruk dan bertujuan menghidupkan kebudayaan yang mencerminkan harga

diri bangsa setara dengan bangsa lain.8 Namun dengan berkembangnya

kebudayaan asing di era globalisasi sehingga membuat melunturnya nilai-

nilai nasionalisme dan menghilangnya kepribadian dan kebudayaan yang

menjadi jati diri bangsa.

d. Hubungan Melunturnya Nasionalisme dengan Kehancuran Bangsa

Masyarakat, khususnya generasi muda adalah penerus bangsa. Bangsa akan

menjadi maju bila para pemudanya memiliki sikap nasionalisme yang tinggi.

Namun dengan perkembangan zaman yang semakin maju, malah menyebabkan

memudarnya rasa nasionalisme. Nasionalisme sangat penting terhadap kehidupan

berbangsa dan bernegara karena merupakan wujud kecintaan dan kehormatan

terhadap bangsa sendiri. Atas dasar itu, pemuda dapat melakukan sesuatu yang

terbaik bagi bangsanya, menjaga keutuhan persatuan bangsa, dan meningkatkan

martabat bangsa di hadapan dunia.

Memudarnya rasa nasionalisme dapat mengancam dan menghancurkan

bangsa dari dalam. Hal itu terjadi karena ketahanan nasional akan menjadi lemah

7
Agus Mansyah. 2017. Nasinalisme Masyarakat Perbatasan dan Dampaknya Terhaadap
Kedaulatan Negara ( Jurnal Prodi Peperangan Asimetris), hal 23
8
Suryono, dkk. 2007. Pendidikan Kewarganegaraan di Perguruan Tinggi ( Surakarta: UPT
Penerbitan dan Percetakan UNS), hal 16
11

dan dapat dengan mudah ditembus oleh pihak luar. Banyak sekali kebudayaan dan

paham barat yang masuk ke dalam bangsa Indonesia. Banyak budaya dan paham

barat yang berpengaruh negatif dapat dengan mudah masuk dan diterima oleh

bangsa Indonesia. Dengan terjadinya hal itu, maka akan terjadi akulturasi, bahkan

menghilangnya kebudayaan dan kepribadian bangsa yang seharusnya menjadi jati

diri bangsa.

Dari aspek perekonomian Negara, dengan memudarnya rasa nasionalisme,

mengakibatkan perekonomian bangsa Indonesia jauh tertinggal dari Negara-negara

tetangga. Saat ini masyarakat hanya memikirkan apa yang Negara berikan untuk

mereka, bukan memikirkan apa yang mereka dapat berikan pada Negara. Dengan

keegoisan inilah, masyarakat lebih menuntut hak daripada kewajibannya sebagai

warga Negara. Sikap individual yang lebih mementingkan diri sendiri dan hanya

memperkaya diri sendiri tanpa memberikan kontribusi nyata pada Negara,

mengakibatkan perekonomian Negara semakin lemah.9

2. Ekonomi

a. Pengertian Ekonomi

Ekonomi atau economic dalam banyak literatur ekonomi disebutkan berasal

dari bahasa Yunani yaitu kata Oikos atau Oiku dan Nomos yang berarti peraturan

rumah tangga. Dengan kata lain pengertian ekonomi adalah semua yang

menyangkut hal-hal yang berhubungan dengan peri kehidupan dalam rumah tangga

tentu saja yang dimaksud dan dalam perkembangannya kata rumah tangga bukan

9
Amalia Irfani. 2016. Nasionalisme bangsa dan melunturnya semangat bela negara, (Jurnal
dakwah: Al-Hikmah), hal. 141-142
12

hanya sekedar merujuk pada satu keluarga yang terdiri dari suami, isteri dan anak-

anaknya, melainkan juga rumah tangga yang lebih luas yaitu rumah tangga bangsa,

negara dan dunia.10

Secara umum, bisa dibilang bahwa ekonomi adalah sebuah bidang kajian

tentang pengurusan sumber daya material individu, masyarakat, dan negara untuk

meningkatkan kesejahteraan hidup manusia. Karena ekonomi merupakan ilmu

tentang perilaku dan tindakan manusia untuk memenuhi kebutuhan hidupnya yang

bervariasi dan berkembang dengan sumber daya yang ada melalui pilihan-pilihan

kegiatan produksi, konsumsi dan atau distribusi.

Berikut ini adalah pengertian dan definisi ekonomi menurut beberapa ahli:

a) Adam Smith

Ekonomi ialah penyelidikan tentang keadaan dan sebab adanya kekayaan negara

b) Mill J. S

Ekonomi ialah sains praktikal tentang pengeluaran dan penagihan

c) Abraham Maslow

Ekonomi adalah salah satu bidang pengkajian yang mencoba menyelesaikan

masalah keperluan asas kehidupan manusia melalui penggemblengan segala

sumber ekonomi yang ada dengan berasaskan prinsip serta teori tertentu dalam

suatu sistem ekonomi yang dianggap efektif dan efisien

d) Hermawan Kartajaya

Ekonomi adalah platform dimana sektor industri melekat di atasnya

10
Iskandar Putong. 2010. Economics Pengantar mikro dan makro, (Jakarta: Mitra Wacana Media),
hal 1
13

e) Paul A. Samuelson

Ekonomi merupakan cara-cara yang dilakukan oleh manusia dan kelompoknya

untuk memanfaatkan sumber-sumber yang terbatas untuk memperoleh berbagai

komoditi dan mendistribusikannya untuk dikonsumsi oleh masyarakat.11

b. Dependensi/Ketergantungan ekonomi

Teori dependensi (ketergantungan) adalah salah satu teori yang melihat

permasalahan dari sudut Negara dunia ketiga. Menurut Martin Griffiths, teori

Dependensi(ketergantungan) adalah keadaan di mana kehidupan ekonomi Negara-

negara dipengaruhi oleh perkembangan dan ekspansi dari kehidupan ekonomi

negara-Negara lain di mana negara-negara tertentu ini hanya berperan sebagai

penerimaan akibat saja.

Perkembangan-perkembangan yang tergantung implus dan dinamika

perkembangan ini tidak datang dari Negara pinggiran yang bersangkutan tetapi

datang dari Negara pusatnya bila Negara pusat mengalami kesulitan ekonomi sudah

dipastikan bahwa Negara-negara pinggiran akan mengalami kesulitan.

Keterbelakangan di Negara-negara pinggiran bukan karena masyarakat itu

kekurangan modal melainkan akibat dari proses ekonomi, politik dan sosial yang

terjadi sebagai akibat dari globalisasi dan sistem kapitalis. 12

11
https://citrawulani.wordpress.com/mata-pelajaran/ekonomi/pengertian-ekonomi-secara-umum
12
Wahyuddin Nor. 2018. Sikap Nasionalisme Masyarakat Perbatasan, ( Jurnal Ilmu Hubungan
Internasional), hal. 1127-1128
14

3. Masyarakat dan Wilayah Perbatasan

a. Pengertian Masyarakat

Masyarakat adalah sekelompok manusia yang terjalin erat karena sistem

tertentu, tradisi tertentu, konvensi dan hukum tertentu yang sama, serta mengarah

pada kehidupan kolektif.13

b. Masyarakat Perbatasan

Secara umum, perbatasan dipahami sebagai garis demarkasi antara dua

negara yang berdaulat. Pada awalnya, perbatasan sebuah negara atau state border

dibentuk dengan lahirnya negara. Penduduk yang tinggal di wilayah tertentu

sebelumnya tidak merasakan perbedaan itu, bahkan tidak jarang mereka berasal dari

etnis yang sama. Namun dengan munculnya negara, mereka terpisahkan dan

dengan adanya tuntutan negara itu mereka mempunyai kemasyarakatan yang

berbeda.14

Wilayah perbatasan adalah wilayah geografis yang berhadapan dengan

negara tetangga, dengan penduduk yang bermukim di wilayah tersebut disatukan

melalui hubungan sosio-ekonomi, dan sosio-budaya dengan cakupan wilayah

administratif tertentu setelah ada kesepakatan antar negara yang berbatasan.

Masyarakat perbatasan adalah masyarakat yang menempati wilayah

perbatasan baik dalam perbatasan antar wilayah dalam suatu Negara, atau

masyarakat yang secara geografis wilayahnya berbatasan dengan Negara lain.

Dalam penelitian ini masyarakat perbatasan yang dimaksud adalah masyarakat

13
Murtadha Muthahhari. 2012. Masyarakat & Sejarah, (Yogyakarta: Rausyanfikr Institute), hal. 5
14
Hairul Saleh. 2015. Dinamika Masyarakat Perbatasan (Jurnal borneo Administrator), hal. 33
15

perbatasan yang berada di Desa Aji Kuning Kecamatan Sebatik tengah Kabupaten

Nunukan. Perbatasan dalam arti suatu Negara adalah wilayah territorial yang

meliputi perbatasan darat, laut, udara, dan extraterritorial.15

c. Wilayah Perbatasan

Wilayah perbatasan merupakan area (baik kota atau wilayah) yang membatasi

antara dua kepentingan yuridiksi yang berbeda. Menurut Arifin, dalam proses

pembentukan perbatasan suatu negara, terdapat perbedaan antara perbatasan laut

dan perbatasan darat. Dalam perbatasan laut, para ilmuwan membangun teori yang

didasarkan pada Konvensi Hukum Laut Internasional 1982. Dalam konvensi

hukum laut tersebut ditegaskan bahwa kerangka hukum dasar menyangkut garis

pangkal, luas wilayah laut dan laut dalam. Namun untuk perbatasan darat,

kontribusi besar disumbangkan oleh para ahli geografi, seperti Ratzel dari Jerman

yang membangun fondasi teori “space conception”. Dalam teori ini disebutkan

pulau bahwa sebuah negara adalah tempat tinggal organisme yang tumbuh dan

punah.16

Kawasan perbatasan (border areas) selalu dikaitkan dengan sebuah atau lebih

wilayah yang secara geografis berhadapan langsung dengan wilayah (territory)

negara asing atau negara tetangga. Wilayah perbatasan adalah wilayah geografis

yang berhadapan dengan negara tetangga, dimana penduduk yang bermukim di

wilayah tersebut disatukan melalui hubungan sosio-ekonomi dan sosio-budaya

15
Siti Noorehan Mohd Zain. 2010. Perbatasan Malaysia Indonesia di Kalimantan dan Komunikasi
Politik, (Yogyakarta: Graha Ilmu), hal. 233
16
Saru Arifin. 2014. Hukum Perbatasan Darat Antarnegara, (Jakarta : PT Sinar Grafika,) hal
16

setelah ada kesepakatan antarnegara yang berbatasan.17 Lebih lanjut, berdasarkan

Undang-undang (No. 43 Tahun 2008) tentang Wilayah Negara menyatakan bahwa

kawasan perbatasan adalah bagian dari wilayah negara yang terletak pada sisi dalam

sepanjang batas wilayah Indonesia dengan negara lain. Menurut Peraturan Presiden

(No. 5 Tahun 2010) tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang (RPJM) Tahun

2010-2014 kawasan perbatasan negara adalah wilayah kabupaten/kota yang secara

geografis dan demografis berbatasan langsung dengan negara tetangga dan/atau laut

lepas.Dari sudut pandang sejarawan Martinez, daerah perbatasan dapat

dikategorikan dalam empat bagian, yaitu:

Pertama, aliniated borderland. Dalam kategori ini kebiasaan melintasi batas

negara tidak terjadi di antara penduduk dua atau lebih negara bertetangga karena

faktor keamanan, politik, kuatnya nasionalisme, persaingan antar kelompok etnis,

serta perselisihan antar kelompok berbeda agama.

Kedua, Coexistent Borderland, yaitu suatu kondisi dimana konflik antar dua

pihak berkepentingan mengenai sumber daya alam dapat diminimalkan.

Ketiga, Interdependet Borderland. Model daerah perbatasan serupa ini

terkesan lebih konstruktif, sebab hubungan antar negara (bilateral) dan aktivitas

perdagangan relatif lebih stabil.

Keempat, Intergrated Borderland. Dalam perspektif ini, daerah perbatasan

diartikan sebagai sebuah kesatuan terintegrasi seperti aktivitas perdagangan, sebab

terjaminnya hubungan baik antar dua negara bertetangga.

Pada umumnya, wilayah perbatasan merupakan daerah miskin dan tertinggal

17
Suryo Sakti Hadiwijoyo. 2008. Batas Wilayah Negara Indonesia Dimensi, Permasalahan dan Strategi
Penanganan, (Yogyakarta: PT Gava Media). hal
17

dengan taraf sosial ekonomi yang rendah akibat keterisolasian, terbatasnya

infrastruktur dan fasilitas umum, serta rendahnya akses masyarakat dalam

mendapatkan informasi. Wilayah perbatasan Indonesia dan Malaysia dilihat dari

aspek sosial budaya berkaitan erat dengan gambaran kehidupan masyarakatnya

yang penuh dengan dinamika. Keadaan masyarakat di kawasan perbatasan saat ini

tidak memiliki aksesibilitas yang baik dan masih dipengaruhi oleh kondisi sosial

ekonomi negara tetangga. Kehidupan sosial ekonomi masyarakat umumnya

berkiblat ke wilayah negara tetangga, seperti yang terjadi di wilayah Kalimantan.

Hal ini disebabkan adanya kondisi yang lebih baik atau pengaruh sosial dan

ekonomi yang lebih kuat dari negara tetangga.18

d. Nilai-nilai yang Terkandung Dalam wilayah Perbatasan19

1. Nilai kedaulatan

2. Nilai nasionalisme

3. Nilai kesetaraan, kesepakatan dan kerjasama

4. Nilai pembangunan negara

5. Nilai hukum / kepastian hukum

6. Nilai pertahanan keamanan

7. Nilai politis

8. Nilai ekonomi / kesejahteraan

9. Nilai sosial

10. Nilai budaya

18
Wahyudi. 2016. integrasi masyarakat kawasan perbatasan di desa sungai limau. (jurnal
pertahanan), hal. 138-139
19
Mahendra Putra Kurnia. 2011. Harmonisasi Hukum Pengembangan Kawasan Perbatasan NKRI
Berbasis Teknologi Geospasial, (Malang: UB Press). hal. 71
18

11. Nilai ideologi

12. Nilai geografis dan spasial

d. Undang-Undang no 43 Tahun 2008 Tentang Wilayah Negara

Dalam Undang-Undang No. 43 Tahun 2008 tentang Wilayah Negara

(selanjutnya disebut UU Wilayah Negara) pada Pasal 2, Pengaturan Wilayah

Negara dilaksanakan berdasarkan asas:

1. Kedaulatan;

2. Kebangsaan;

3. Kenusantaraan;

4. Keadilan;

5. Keamanan;

6. Ketertiban dan kepastian hukum;

7. Kerja sama;

8. Kemanfaatan; dan

9. Pengayoman.

Dalam UU Wilayah Negara pada Pasal 3, disebutkan pengaturan wilayah

Negara bertujuan:

1. Menjamin keutuhan Wilayah Negara, kedaulatan negara, dan ketertiban di

Kawasan Perbatasan demi kepentingan kesejahteraan segenap bangsa;

2. Menegakkan kedaulatan dan hak-hak berdaulat; dan

3. Mengatur pengelolaan dan pemanfaatan wilayah negara dan kawasan perbatasan,

termasuk pengawasan batas-batasnya.


19

Kawasan Perbatasan, termasuk pengawasan batas-batasnya. Dalam UU

Wilayah Negara pada Pasal 4 dinyatakan bahwa Wilayah Negara meliputi wilayah

darat, wilayah perairan, dasar laut, dan tanah di bawahnya serta ruang udara di

atasnya, termasuk seluruh sumber kekayaan yang terkandung di dalamnya.

UU Wilayah Negara pada Pasal 5, dinyatakan bahwa batas Wilayah Negara

di darat, perairan, dasar laut dan tanah di bawahnya serta ruang udara di atasnya

ditetapkan atas dasar perjanjian bilateral dan/atau trilateral mengenai batas darat,

batas laut, dan batas udara serta berdasarkan peraturan perundang-undangan dan

hukum internasional.

Dalam UU Wilayah Negara pada Pasal 6 diatur bahwa:

(1) Batas Wilayah Negara sebagaimana dimaksud dalam Pasal 5, meliputi:

a. Di darat berbatas dengan Wilayah Negara: Malaysia, Papua Nugini, dan

Timor Leste;

b. Di laut berbatas dengan Wilayah Negara: Malaysia, Papua Nugini,

Singapura, dan Timor Leste;dan

c. Di udara mengikuti batas kedaulatan negara di darat dan di laut, dan

batasnya dengan angkasa luar ditetapkan berdasarkan perkembangan

hukum internasional.

(2) Batas Wilayah Negara sebagaimana dimaksud pada ayat (1), termasuk titik-

titik koordinatnya ditetapkan berdasarkan perjanjian bilateral dan/atau

trilateral.
20

(3) Dalam hal Wilayah Negara tidak berbatasan dengan negara lain, Indonesia

menetapkan Batas Wilayah Negara secara unilateral berdasarkan peraturan

perundang-undangan dan hukum internasional.

Penetapan Batas Wilayah Negara dilakukan melalui perjanjian bilateral

dan/atau trilateral apabila terdapat dua atau tiga negara yang menyatakan

pengakuan atas wilayah yang sama ataupun adanya kemungkinan tumpang-tindih

pengakuan atas wilayah yang sama. Penetapan Batas Wilayah Negara dilakukan

secara unilateral apabila tidak terdapat pengakuan atas wilayah yang sama ataupun

tidak adanya kemungkinan tumpang-tindih pengakuan atas wilayah yang sama.

Batas Wilayah Yurisdiksi diatur dalam Pasal 8, bahwa:

(1) Yurisdiksi Indonesia berbatas dengan wilayah yurisdiksi Australia, Filipina,

India, Malaysia, Papua Nugini, Palau, Thailand, Timor Leste, dan Vietnam.

(2) Batas Wilayah Yurisdiksi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) termasuk titik-

titik koordinatnya ditetapkan berdasarkan perjanjian bilateral dan/atau

trilateral.

(3) Dalam hal Wilayah Yurisdiksi tidak berbatasan dengan negara lain, Indonesia

menetapkan Batas Wilayah Yurisdiksinya secara unilateral berdasarkan

ketentuan peraturan perundang-undangan dan hukum internasional.

Dalam UU Wilayah Negara pada Pasal 9, Pemerintah dan pemerintah daerah

berwenang mengatur pengelolaan dan pemanfaatan Wilayah Negara dan Kawasan

Perbatasan.

Lebih lanjut, dalam Pasal 10 ditentukan, bahwa:


21

(1) Dalam pengelolaan Wilayah Negara dan Kawasan Perbatasan, Pemerintah

berwenang:

a. Menetapkan kebijakan pengelolaan dan pemanfaatan Wilayah Negara dan

Kawasan Perbatasan;

b. Mengadakan perundingan dengan negara lain mengenai penetapan Batas

Wilayah Negara sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan

dan hukum internasional;

c. Membangun atau membuat tanda Batas Wilayah Negara;

d. Melakukan pendataan dan pemberian nama pulau dan kepulauan serta unsur

geografis lainnya;

e. Memberikan izin kepada penerbangan internasional untuk melintasi

wilayah udara teritorial pada jalur yang telah ditentukan dalam peraturan

perundang-undangan;

f. Memberikan izin lintas damai kepada kapal-kapal asing untuk melintasi laut

teritorial dan perairan kepulauan pada jalur yang telah ditentukan dalam

peraturan perundang-undangan;

g. Melaksanakan pengawasan di zona tambahan yang diperlukan untuk

mencegah pelanggaran dan menghukum peraturan perundang-undangan di

bidang bea cukai, fiskal, imigrasi, atau saniter di Wilayah Negara atau laut

teritorial;

h. Menetapkan wilayah udara yang dilarang dilintasi oleh penerbangan

internasional untuk pertahanan dan keamanan;


22

i. Membuat dan memperbarui Wilayah Negara dan menyampaikannya kepada

Dewan Perwakilan Rakyat sekurang-kurangnya setiap 5 (lima) tahun sekali;

j. Menjaga keutuhan, kedaulatan, dan keamanan Wilayah Negara serta

Kawasan Perbatasan.

(2) Dalam rangka melaksanakan ketentuan sebagaimana dimaksud pada ayat (1),

Pemerintah berkewajiban menetapkan biaya pembangunan Kawasan

Perbatasan.

(3) Dalam rangka menjalankan kewenangannya, Pemerintah dapat menugasi

pemerintah daerah untuk menjalankan kewenangannya dalam rangka tugas

pembantuan sesuai dengan peraturan perundang-undangan.

Kawasan perbatasan negara memiliki potensi dan peluang untuk berkembang

dengan baik, jikalau sejumlah kendala dan hambatan mendasar yang juga telah

menyebabkan berbagai masalah mendasar, seperti rendahnya taraf kehidupan

masyarakat, tingginya kesenjangan sosial dan ekonomi, masalah politik, keamanan

dan ketertiban dapat dikelola demi pemecahannya dengan baik, melalui kebijakan

yang lebih baik dalam arti lebih terintegrasi dan menyeluruh dengan semangat

pembaharuan dan perubahan pada berbagai aspek/dimensinya, seperti hal

pembaharuan dan perubahan paradigma berpikir dan strategi, aturan, organisasi dan

tata kelola termasuk bidang-bidang pengelolaan, serta dukungan sumber daya.

Sedemikian rupa proses dari semua hal itu, sehingga terciptanya kondisi yang lebih
23

menjamin proses dan pencapaian tujuan pembangunan nasional umumnya dan

pengelolaan batas negara dan kawasan perbatasan khususnya.20

Kemudian di dalam Pasal 11 ditentukan, bahwa:

(1) Dalam pengelolaan Wilayah Negara dan Kawasan Perbatasan, Pemerintah

Provinsi berwenang:

a. Melaksanakan kebijakan Pemerintah dan menetapkan kebijakan lainnya

dalam rangka otonomi daerah dan tugas pembantuan;

b. Melakukan koordinasi pembangunan di Kawasan Perbatasan;

c. Melakukan pembangunan Kawasan Perbatasan antar-pemerintah daerah

dan/atau antara pemerintah daerah dengan pihak ketiga; dan

d. Melakukan pengawasan pelaksanaan pembangunan Kawasan Perbatasan

yang dilaksanakan Pemerintah Kabupaten/Kota.

(2) Dalam rangka melaksanakan ketentuan sebagaimana dimaksud pada ayat (1),

Pemerintah Provinsi berkewajiban menetapkan biaya pembangunan Kawasan

Perbatasan.

Kemudian Pasal 12 ditentukan, bahwa:

(1) Dalam pengelolaan Wilayah Negara dan Kawasan Perbatasan, Pemerintah

Kabupaten/Kota berwenang:

a. Melaksanakan kebijakan Pemerintah dan menetapkan kebijakan lainnya

dalam rangka otonomi daerah dan tugas pembantuan;

b. Menjaga dan memelihara tanda batas;

20
Lerry Rupidara. 2010. Policy Paper Pengelolaan Batas Negara dan Kawasan Perbatasan,
(Kupang: ). hal. 1
24

c. Melakukan koordinasi dalam rangka pelaksanaan tugas pembangunan di

Kawasan Perbatasan di wilayahnya; dan

d. Melakukan pembangunan Kawasan Perbatasan antar-pemerintah daerah

dan/atau antara pemerintah daerah dengan pihak ketiga.

(2) Dalam rangka melaksanakan ketentuan sebagaimana dimaksud pada ayat (1),

Pemerintah Kabupaten/Kota berkewajiban menetapkan biaya pembangunan

Kawasan Perbatasan.21

d. Kerangka Konsep

Nasionalisme merupakan suatu paham yang berpendapat bahwa kesetiaan

tertinggi harus diserahkan kepada negara kebangsaan. Seperti yang tertuang pada

undang-undang dasar 1945 pasal 27 ayat (3) yang menyatakan ‘’ setiap warga

negara berhak dan wajib ikut serta dalam upaya pembelaan negara’’. Namun

melihat aspek-aspek permasalahan nasionalisme yang terjadi di perbatasan

membuat nasionalisme masyarakat sedikit goyah terutama dalam aspek ekonomi,

Melihat kondisi masyarakat perbatasan yang lebih memilih produk luar negeri

dalam kegiatan ekonomi, membuat nasionalisme masyarakat perbatasan sedikit

bergeser, maka dari itu di butuhkan nilai-nilai nasionalisme untuk menjaga keadaan

tersebut agar nasionalisme tetap bertahan. Maka peneliti tertarik untuk mengetahui

optimalisasi sikap masyarakat perbatasan yang sesungguhnya mengenai

nasionalisme yang mereka fahami. Melihat kondisi tersebut dapat digambarkan

skema kerangka konsep sebagai berikut:

21
Jeanne dare noviayanti manik. 2015. pengaturan hukum perbatasan NKRI berdasarkan undang-
undang wilayah negara. (jurnal hukum progresif), hal. 2017-2020
25

Skema Kerangka Konsep:

ASPEK-ASPEK PERMASALAHAN NASIONALISME PADA


MASYARAKAT PERBATASAN (STUDI TERHADAP PENERIMAAN
MASYARAKAT TERHADAP PRODUK LUAR NEGERI DI DESA AJI
KUNING SEBATIK TENGAH

EKONOMI

PANDANGAN FAKTOR PENGGUNAAN


MASYARAKAT PRODUK LUAR NEGERI

OPTIMALISASI SIKAP
MASYARAKAT PERBATASAN
TERHADAP PEMAHAMAN NASIONALISME
BAB III

METODE PENELITIAN

A. Pendekatan dan Jenis Penelitian

1. Pendekatan Penelitian

Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan kualitatif

yang ditujukan untuk memahami fenomena-fenomena sosial dengan menganalisis

gambaran menyeluruh dan kompleks yang disajikan dengan kata-kata, melaporkan

pandangan terperinci yang diperoleh dari sumber informasi. Pendekatan kualitatif

menekankan pada pembangunan naratif atas fenomena yang akan diteliti.

2. Jenis Penelitian

Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian

deskriptif kualitatif yaitu data yang dikumpulkan bukan berupa data angka,

melainkan data yang berasal dari naskah wawancara, catatan lapangan yang

mendukung dengan judul penelitian ini dengan memberikan gambaran secara jelas

dan sistematis terkait obyek yang diteliti.22

B. Lokasi Penelitian

Untuk memperoleh informasi atau data yang akurat, yang berkaitan dan

relevan dengan permasalahan dan penyelesaian penulisan ini, maka dipilih lokasi

penelitian di wilayah Desa Aji Kuning Kecamatan Sebatik Tengah. Lokasi tersebut

dipilih dengan pertimbangan bahwa daerah tersebut berada tepat di patok tiga

perbatasan antara Indonesia-Malaysia, karena di Desa tersebut dominan

menggunakan barang-barang kebutuhan pokok sehari-hari berasal dari Malaysia.

26
27

C. Deskripsi Fokus

Adapun yang menjadi fokus dalam penelitian ini adalah:

1. Nasionalisme yang dimaksudkan dalam penelitian ini adalah dimana kesetiaan

tertinggi individu harus diserahkan kepada negara kebangsaan apalagi berada di

daerah perbatasan.

2. Ketergantungan yang di maksudkan dalam penelitian adalah segala kebutuhan

pokok baik sekunder, tersier, dan primer semua berasal dari negara tetangga

Malaysia.

3. Masyarakat perbatasan yang dimaksudkan dalam penelitian ini adalah

masyarakat yang menempati wilayah perbatasan baik dalam perbatasan antar

wilayah dalam suatu Negara, atau masyarakat yang secara geografis wilayahnya

berbatasan dengan Negara lain.

4. Aspek-aspek Permasalahan nasionalisme yang dimaksudkan dalam penelitian

ini yaitu:

a. Aspek Ekonomi

b. Aspek Politik

c. Aspek Budaya

D. Tahap –Tahap Kegiatan Penelitian

Ada 3 (tiga) tahap dalam penelitian ini yaitu tahap perencanaan, pelaksanaan

dan laporan penelitian.

1. Tahap Perencanaan

Adapun langkah-langkah penelitian yang termasuk dalam tahap perencanaan

yaitu sebagai berikut:


28

a. Penentuan atau pemilihan masalah

b. Latar belakang

c. Perumusan masalah

d. Tujuan dan manfaat penelitian

e. Tinjauan pustaka dan kerangka konsep

Pada dasarnya hasil dari tahap perencanaan ini adalah rancangan penelitian

yang sistematika penulisannya mencakup langkah diatas, penulisan rancangan

penelitian harus:

a. Mencakup kegiatan yang dilakukan

b. Menuruti susunan yang sistematis dan logis

c. Membatasi hal-hal yang tidak diperlukan

d. Memperkirakan hasil yang akan dicapai

2. Tahap Pelaksanaan

Adapun langkah-langkah dalam tahap pelaksanaan ada empat langkah yang

harus dilakukan yaitu:

a. Pengumpulan data

b. Pengelolaan data

c. Analisis data dan Penafsiran hasil analisis

Kegiatan selanjutnya adalah melakukan tugas lapangan dalam rangka

mengumpulkan data untuk kemudian diproses. Proses ini meliputi penyuntingan

dan analisis sebagai dasar penulisan laporan dan penarikan kesimpulan.

3. Tahap Penulisan Laporan Penelitian


29

Penulisan laporan merupakan tahap akhir dari rangkaian proses penelitian.

Tahap ini yaitu membuat laporan mengenai hasil penelitian secara tertulis. Laporan

secara tertulis perlu dibuat agar peneliti dapat mengkomunikasikan hasil

penelitiannya kepada para pembaca.

E. Jenis dan Sumber Data

Terdapat 2 jenis data yang diperlukan dalam penelitian ini sebagai berikut:

1. Data Primer

Data Primer adalah data yang diperoleh dan dikumpulkan secara langsung

dari lapangan yang menjadi objek penelitian atau yang diperoleh langsung dari

informan yang berupa keterangan atau fakta.

2. Data Sekunder

Data sekunder merupakan data yang menunjang dan mendukung data primer,

yang diperoleh studi kepustakaan yaitu membaca dan mempelajari buku-buku

maupun literatur yang berhubungan dengan permasalahan yang diteliti.

F. Teknik Pengumpulan Data

Adapun teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini

sebagai berikut :

1. Observasi

Observasi yaitu mengadakan pengamatan langsung di lapangan yakni

pengamatan tentang sikap masyarakat perbatasan terhadap penerimaan produk luar

negeri sebagai kebutuhan ekonomi. Metode ini dilakukan dengan tujuan untuk

mendapatkan gambaran langsung masalah yang diteliti dengan cara mengamati.

Teknik pengumpulan data kualitatif melalui observasi langsung sangat relevan


30

untuk mendapatkan pola perilaku dan peristiwa yang dibutuhkan untuk mendalami

masalah penelitian.23

2. Wawancara

Wawancara yaitu mengumpulkan sejumlah data informasi dan menjelaskan

secara luas dan mendalam mengenai tentang ketergantungan ekonomi masyarakat

perbatasan terhadap produk luar negeri. Wawancara ini dilakukan kepada

responden masyarakat desa Aji Kuning di wilayah Kecamatan Sebatik Tengah.

3. Dokumentasi

Dokumentasi adalah pengambilan data yang diperoleh melalui dokumen,

dalam bentuk catatan-catatan, foto, video dan sebagainya yang mampu membantu

penulis dalam kegiatan penelitian.

G. Instrumen Penelitian

Instrument utamanya adalah peneliti itu sendiri, dengan alat bantu instrumen

pendukung seperti tape recorder, kamera dan buku catatan serta pedoman

wawancara. Peneliti juga menjadi instrumen kunci yang berfungsi menetapkan

fokus, memilih informan sebagai sumber data, melakukan pengumpulan data,

menilai kualitas data, menganalisis data, menafsirkan data dan membuat

kesimpulan atas temuannya. Peneliti sebagai instrumen juga harus “divalidasi”

seberapa jauh peneliti siap melakukan penelitian yang selanjutnya terjun

kelapangan.24
31

H. Pengecekan Keabsahan Data

Pada penelitian ini pengecekan keabsahan data yang digunakan yaitu

triangulasi. Triangulasi diartikan dengan tujuan untuk membandingkan data yang

diperoleh dari data berupa observasi dan wawancara. Triangulasi yang dilakukan

penelitian ini adalah triangulasi sumber untuk mengecek kembali kevalidan data

yang didapatkan dilokasi penelitian pada informan yang berbeda-beda.

I. Analisis Data

Teknik analisis data dalam penelitian ini menggunakan model interaktif

(interactive model analysis). Dimana analisis data terdiri dari alur kegiatan yaitu

sebagai berikut :

1. Reduksi data diartikan sebagai proses pemilihan, penulisan, perumusan

perhatian pada penyederhanaan, pengabstrakan dan transformasi data mentah

yang terlihat dari catatan tulisan lapangan. Proses ini berlangsung sepanjang

pelaksanaan penelitian, yang dimulai sejak awal bahkan sebelum pengumpulan

data.

2. Penyajian data atau data display adalah pendeskripsian kumpulan informasi

yang telah tersusun yang membolehkan penarikan kesimpulan dan pengambilan

tindakan. Penyajian data kualitatif disajikan dalam bentuk teks naratif.

Penyajiannya juga dapat berbentuk matriks, grafik, jaringan dan bagan.

3. Penarikan kesimpulan dan verifikasi merupakan kegiatan akhir penelitian

kualitatif. Kesimpulan awal yang dikemukakan masih bersifat sementara, dan

akan berubah bila tidak ditemukan bukti-bukti kuat yang mendukung pada tahap

pengumpulan data berikutnya. Tetapi apabila kesimpulan yang dikemukakan


32

pada tahap awal didukung oleh bukti-bukti yang valid dan konsisten saat peneliti

kembali ke lapangan mengumpulkan data, maka kesimpulan yang dikemukakan

merupakan kesimpulan yang kredibel. Peneliti harus sampai pada kesimpulan

dan melakukan verifikasi, baik dari segi makna maupun kebenaran kesimpulan

yang disepakati oleh subjek tempat penelitian dilaksanakan.


JADWAL PENELITIAN

Agar pelaksanaan penelitian ini berjalan lancar, terarah dan seksama , maka

dibuatlah jadwal penelitian sebagai berikut:

Tahun 2020

No Nama Agustus September Oktober November

1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4

Penyusunan
1.
Proposal

Seminar
2.
Proposal

Perbaikan

Proposal dan
3.
Pengurusan Surat

Izin Penelitian

Pengumpulan,

4. Pengolahan Data

dan Analisis

Penelitian

5. Laporan dan

Konsultasi

33
DAFTAR PUSTAKA

1) Buku:
Agustinus, Bandur. 2016. Penelitian Kualitatif Metodologi, Desain, dan Teknik
Analisis Data dengan NVIVO 11 Plus. Jakarta: Mitra Wacana Media.

Arifin, Saru. 2014. Hukum Perbatasan Darat Antarnegara. Jakarta: PT Sinar


Grafika.

FIS UNM. 2014. Pedoman Penulisan Skripsi. Cetakan ke-1. Makassar: CV Berkah
Utami.

Hadiwijoyo, Suryo Sakti. 2008. Batas Wilayah Negara Indonesia Dimensi,


Permasalahan dan Strategi Penanganan. Yogyakarta: PT Gava Media).

J. Moleong, Lexy 2002. Metode Penelitian Kualitatif. Bandung: PT Remaja


Rosdakarya.

Khon, Han. 1984. Nasionalisme Arti dan Sejarahnya. Jakarta: PT. Pembangunan
dan Erlangga.

Mustafa, Mustari. 2013. Nation State dan Kebijakan Nasionalisme. Makassar:


Alauddin University Prees.

Muthahhari, Murtadha. 2012. Masyarakat & Sejarah. Yogyakarta: Rausyanfikr


Institute

Noorehan Mohd Zain, Siti 2010. Perbatasan Malaysia Indonesia di Kalimantan


dan Komunikasi Politik, Yogyakarta: Graha Ilmu.

34
35

Noor, Juliansyah. 2012. Metedologi Penelitian Skripsi, Tesis, Disertasi, dan Karya
Ilmiah. Jakarta: Kencana Prenada Media Group.

Putong, Iskandar. 2010. Economics Pengantar mikro dan makro. Jakarta: Mitra
Wacana Media.

Putra Kurnia, Mahendra 2011. Harmonisasi Hukum Pengembangan Kawasan


Perbatasan NKRI Berbasis Teknologi Geospasial. Malang: UB Press.

Rupidara, Lerry. 2010. Policy Paper Pengelolaan Batas Negara dan Kawasan
Perbatasan, Kupang:

Santoso, Djoko. 2014. Mengagas Indonesia Masa Depan. Jakarta: Tebet Center 66
dan Komodo Books.

Sugiyono. 2016. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D. Bandung: CV


Alfabeta.

Suryono, dkk. 2007. Pendidikan Kewarganegaraan di Perguruan Tinggi.


Surakarta: UPT Penerbitan dan Percetakan UNS

2) Jurnal

E-Jurnal. Dare Noviyanti Manik, Jeanne. 2015. ‘’pengaturan hukum perbatasan


NKRI berdasarkan undang-undang wilayah negara’’. 7(1): 2022.

E-Jurnal. Irfani, Amalia. 2016. ‘’Nasionalisme bangsa dan melunturnya semangat


bela negara’’,4(1): 141-142.

E-Jurnal. Nor, Wahyuddin. 2018. ‘’Sikap Nasionalisme Masyarakat Perbatasan’’,


6(3): 1127-1128.
36

E-Jurnal. Saleh, Hairul. 2015. ‘’Dinamika Masyarakat Perbatasan’’ 11(1): 33.

E-Jurnal. Wahyudi. 2016. ‘’Integrasi Masyarakat Kawasan Perbatasan di Desa


Sungai Limau’’. 6(2): 138-139.

3) Peraturan Perundang-undangan

Undang-Undang no 43 Tahun 2008 Tentang Wilayah Negara

4) Skripsi

Nurlela. 2018. persepsi masyarakat perbatasan tentang nasionalisme. [Skripsi]


Makassar (ID) UIN Alauddin Makassar.
5) Internet

https://citrawulani.wordpress.com/mata-pelajaran/ekonomi/pengertian-
ekonomi-secara-umum

Anda mungkin juga menyukai