6o
ESSAY
BIDANG STUD! KETAHANAN NASIONAL
TOPIK
KONSEPSI KETAHANAN NASIONAL DALAM RANGKA
MENINGKATKAN KETAHANAN PANGAN
JUDUL
PEMAHAMAN KONSEPSI KETAHANAN NASIONAL
OLEH APARATUR PEMERINTAH DI ERA OTONOMI
DAERAH DAPAT MENINGKATKAN
KETAHANAN PANGAN
OLEH :
NAMA : BOYTENJURI
NOMOR : 15
KELOMPOK : F
Nama : Boytenjuri
No. Urut : 15
Kelompok F
1. PERDAHULUAN
1
posisi kekuasaan dalam pemerintahan. Kekuasaan pada bidang eksekutif
maupun legislatif, sehingga masyarakat merasa menjadi obyek kepentingan
kekuasaan semata. Kondisi pemerintahan yang seperti ini akan memicu
timbulnya perbedaan dan perselisihan yang tak kunjung selesai dari komunal
tertentu yang ditumpangi oleh mekanisme penetrasi asing melalui aktifitas
NGO asing dan LSM nasional, sehingga dapat mendistorsi tata nilai
kehidupan masyarakat Indonesia.
Permasalahan ini muncul karena masing-masing orang atau kelompok
mempunyai kepentingan yang berbeda-beda, oleh karena itu pemerintah
harus mampu meyakinkan masyarakat melalui kinerja yang berpihak untuk
kemaslahatan bangsa dan negara dengan mengutamakan kepentingan
masyarakat secara umum. Menurut pandangan tertentu, perbedaan itu
merupakan suatu kebutuhan, terutama sebagai proses sosial. Berbagai
kesenjangan yang ada didalam masyarakat sering memicu rasa ketidak
percayaan terhadap pemerintah yang berkuasa. Kesenjangan dapat dipahami
sebagai perbedaan-perbedaan yang terdapat dalam realistis sosial, artinya
perbedaan-perbedaan itu potensial dapat menjadi hulu ledak suatu konflik.
Sebagai suatu negara, Indonesia memiliki 17.504 buah pulau dengan dua
ratusan suku dan bahasa, disamping pluralisme keagamaan, mempunyai
potensi munculnya perbedaan. Celakanya, masyarakat tidak sadar bahwa
saat ini mereka telah terancam dalam jebakan krisis kepercayaan yang
diciptakan oleh pengaruh asing secara langsung atau oleh oknum-oknum dan
pengkianat bangsa Indonesia sendiri yang sudah tidak memiliki moralitas dan
etika kebangsaan sehingga tega dan rela menggadaikan jatidirinya sebagai
bangsa Indonesia untuk menjual dan menghancurkan bangsanya sendiri di
mata Internasional. Oleh karena itu, ada upaya untuk menggagas dan
mengusulkan agar supaya isu krisis kepercayaan di tanah air dapat dijadikan
sebuah isu kebijakan publik yang berskala nasional. Mencermati tentang
kondisi ketahanan nasional saat ini sangat beragam, kondisi ini sangat
tergantung kepada persepsi secara individu. Kondisi tersebut terjadi akibat
dari permasalahan yang berbeda tetapi dampak yang timbul sama akibatnya
terhadap masyarakat Indonesia secara menyeluruh, yaitu kesengsaraan yang
2
akhirnya dapat menurunkan kredibilitas bangsa dan mengancam integritas
NKRI.
2. PEMBAHASAN
.Ermaya Suradinata, Hukum Dasar Geopolitik dan Geostrategi dalam kerangka Keutuhan
NKRI, Suara Bebas, 2005, h. 72.
3
pendatang. Keadaan ini pada akhirnya menimbulkan peraturan yang
berbeda antar daerah, perlakuan yang berbeda antara penduduk
pendatang dan putra daerah dan timbulnya wacana untuk memisahkan
din' dari wilayah NKRI. Kondisi di atas semakin mengemuka dengan
kebijakan pemerintah daerah yang diskriminatif dan kebijakan
pembangunan yang mengarah kepada peningkatan pendapatan asli
daerah dan cenderung mengabaikan pembinaan sumber daya
manusia dan moral masyarakatnya, sehingga terjadi kesenjangan
hubungan secara eksternal antara masyarakat dengan pemerintah
daerah maupun internal penduduk itu sendiri, dan pada puncaknya
akan bermuara pada kemungkinan yang paling mengkhawatirkan
yaitu terjadinya krisis kepercayaan terhadap pemerintah pusat yang
secara umum akan mengganggu seluruh aktifitas roda pemerintahan.
2
Robert Cribb, Pluralisme hukum,desentralisasi,dan akar-akar kekerasan di Indonesia,
Konflik Kekerasan Internal, editor Dewi Fortuna Anwar, Yayasan Obor Indonesia LIPI,
2005,h.67.
3
A.Rani Usman, Sejarah Peradaban Aceh, Yayasan Obor Indonesia, 2003, h.38.
4
perobahan tersebut berupaya membentuk komunitas SARA yang
cenderung kearah primordialisme sempit dan menganggap dirinya
yang paling benar. Keadaan ini pada akhirnya berakibat kepada ke-
Bhineka-an yang diimplementasikan dalam bentuk kekerasan yang
menyentuh batas toleransi kemanusiaan. Seperti yang sudah terjadi di
berbagai daerah konflik di tanah air (NAD, Maluku, Poso dan Papua).
Kondisi semacam ini sangat rentan terhadap upaya peningkatan
ketahanan nasional, karena ketidakmampuan pemerintah untuk
menerapkan sistem pengendalian. Sesuai dengan Peraturan
Pemerintah Republik Indonesia Nomor 60 tahun 2008 Bab 1 Ketentuan
Umum Pasal 1 ayat 2, sistem pengendalian intern pemerintah yang
selanjutnya disingkat SPIP, adalah sistem pengendalian yang
diselenggarakan secara menyeluruh di Iingkungan pemerintah pusat
dan pemerintah daerah.4
4
Sekretariat Negara RI, Karo Peraturan Perundang-Undangan Bidang Politik dan
Kesejahteraan Rakyat, PP RI No 60 Th 2008, hal 2.
5
yang kurang optimal terlihat dari kondisi masyarakat miskin di daerah
penghasil sumber daya alam (SDA) lebih banyak dari pada di daerah
lain. Contohnya di Kalimantan dan Papua, masih ditemukan desa
tertinggal. Kondisi ini pada akhirnya menimbulkan pemikiran
ketidakadilan dan ketidakpercayaan terhadap pemerintah yang dapat
mengakibatkan melemahnya ketahanan nasional di daerah.
6
pemerintahan belum mengandung nilai-nilai moral dan etika yang
diharapkan. Dampak krisis ekonomi yang berkepanjangan, akan
semakin mudah mempengaruhi paham ideologi negara terhadap
paham asing untuk masuk ke sendi-sendi kehidupan berbangsa dan
bernegara. Gejala-gejala munculnya paham liberalisme/kapitalisme di
tengah-tengah masyarakat yang cenderung menekankan kebebasan
individu dan mementingkan hak-hak individu semakin terasa. Hal ini
akan mengancam semangat persatuan dan kesatuan bangsa yang
terkandung dalam nilai-nilai Pancasila. 5 Kondisi ideologi ini tentunya
akan sangat berpengaruh terhadap upaya meningkatkan ketahanan
nasional bangsa Indonesia.
7
politik lokal maupun nasional. Hal ini dikarenakan politik bagi sebagian
elit politik dijadikan sebagai alat kekuasaan, sebagai mafiso (mafia)
untuk kekuasaan dengan segala cara. Persepsi diantara para elit
politik belum adanya persamaan dalam menjalankan agenda
reformasi, masih adanya nuansa budaya politik saling menjatuhkan
agenda reformasi, masih adanya nuansa budaya politik saling
menjatuhkan diantara elit politik yang cenderung lebih mengutamakan
kepentingan pribadi atau golongan daripada kepentingan nasional.
Kebebasan dalam demokrasi menyimpang dan kebablasan, dominasi
legislatif atas eksekutif dan yudikatif sangat menonjol, kehidupan
berbangsa dan bernegara telah bergeser dari koridor-koridor
kesepakatan. 7 Untuk menjatuhkan lawan politik ada kalanya pemimpin
(oposisi) yang sudah dikenal oleh masyarakat menghujat pemimpin
pada pemerintahan yang sah secara tidak beretika dan tidak
mengindahkan kesantunan sebagai bangsa yang berbudaya dan
beradab. Hal ini dapat mengakibatkan terjadinya benturan-benturan
kepentingan baik vertikal maupun horizontal yang dapat melemahkan
ketahanan nasional bangsa Indonesia.
8
politik lokal maupun nasional. Hal ini dikarenakan politik bagi sebagian
elit politik dijadikan sebagai alat kekuasaan, sebagai mafiso (mafia)
untuk kekuasaan dengan segala cara. Persepsi diantara para elit
politik belum adanya persamaan dalam menjalankan agenda
reformasi, masih adanya nuansa budaya politik saling menjatuhkan
agenda reformasi, masih adanya nuansa budaya politik saling
menjatuhkan diantara elit politik yang cenderung lebih mengutamakan
kepentingan pribadi atau golongan daripada kepentingan nasional.
Kebebasan dalam demokrasi menyimpang dan kebablasan, dominasi
legislatif atas eksekutif dan yudikatif sangat menonjol, kehidupan
berbangsa dan bernegara telah bergeser dari koridor-koridor
kesepakatan. 7 Untuk menjatuhkan lawan politik ada kalanya pemimpin
(oposisi) yang sudah dikenal oleh masyarakat menghujat pemimpin
pada pemerintahan yang sah secara tidak beretika dan tidak
mengindahkan kesantunan sebagai bangsa yang berbudaya dan
beradab. Hal ini dapat mengakibatkan terjadinya benturan-benturan
kepentingan balk vertikal maupun horizontal yang dapat melemahkan
ketahanan nasional bangsa Indonesia.
7
TB Silalahi, Pembekalan Seminar PKB Juang, 15 September 2003, di Bandung.
8
Iskandar Muda) bergerak dibidang pupuk dan PT. SAI (Semen Andalas
Indonesia) bergerak di bidang pertambangan semen (pabriknya hancur
diterjang gelombang Tsunami), sedangkan untuk provinsi Papua yang
dihembuskan adalah issu PT. Freeport dan penjarahan hutan.
8
Dr. Ngadisah MA, Konflik pembangunan dan gerakan sosial politik di Papua, Pustaka Raja,
2003, h. 118.
9
Agus Wirahadikusumah, Indonesia Baru dan Tantangan TM, hal 106.
9
kondisi perekonomian ini mengakibatkan semakin bertambahnya
angka pengangguran dan rakyat miskin.
10
PT. Fl bersama dengan ekses-eksesnya. 1 ° Berangkat dari maraknya
konflik horizontal berlatar belakang pertentangan SARA yang bahkan
berpotensi menjadi ancaman disintegrasi bangsa, disusul dengan
belum tuntasnya penyelesaian konflik-konflik lama yang terjadi di
sebagian daerah Indonesia serta tidak tegasnya pemerintah dalam
penyelesaian masalah tersebut sesuai koridor-koridor hukum yang
berlaku. Rendahnya mutu SDM dan merosotnya mutu pendidikan,
rusaknya akhlak bangsa secara keseluruhan dan maraknya kejahatan.
Kondisi seperti ini akan semakin memperburuk aspek sosial budaya
masyarakat Indonesia yang dikenal santun dan ramah tamah berbalik
melahirkan krisis akhlak dan moral tidak mengenal norma-norma
kehidupan dan hukum." Hal ini bisa terlihat pada perilaku masyarakat
Indonesia akhir-akhir ini yang cenderung berbuat anarkhis, sadistis di
dalam menyelesaikan setiap permasalahan yang dihadapi, karena
tidak puas dengan kebijakan pimpinan nasional (pemerintah) yang
ada. Kondisi ini sudah pasti akan melemahkan ketahanan nasional
bangsa Indonesia.
10
Ibid,hal 119.
11
Ibid, hal 151.
11
korban. Sedangkan Aceh (NAD), pasta perjanjian damai mulai dapat
diredam dan dipatahkan, maka ketenteraman masyarakat dalam
situasi yang aman mulai pulih kembali.
12
pertahanan dengan
dengan menggunakan sistem pertahanan semesta yaitu
pertahanan yang menggunakan seluruh kekuatan nasional secara total
dan integral, dengan menggunakan kekuatan militer sebagai
komponen utama serta pengerahan warga negara, sumber daya alam,
sumber daya buatan sarana dan prasarana nasional sebagai
komponen cadangan dan komponen pendukung untuk
mempertahankan integritas wilayah dan kedaulatan NKRI, menjamin
keutuhan bangsa dan mengamankan kepentingan nasional.
Memperhatikan kondisi dan situasi nasional, strategi militer merupakan
salah satu bagian dari strategi nasional, yaitu "pembangunan
berkelanjutan" untuk kepentingan nasional bangsa dan negara
dengan tetap mengedepankan aspek kesejahteraan dan keamanan
secara serasi dan seimbang. Dalam Iingkungan geostrategis seperti
itu, maka strategi pertahanan harus diaktualisasikan melalui
manajemen pertahanan yang efektif dan efisien berupa pembagian
wilayah Indonesia ke dalam beberapa wilayah pertahanan. Di masing-
masing wilayah pertahanan dengan sistem pertahanan berlapis digelar
gabungan satuan-satuan tempur angkatan beserta kapabilitas lainnya
untuk menunjang fungsi tempur. Strategi dan gelar kekuatan seperti ini
juga memelihara keseimbangan antara tiga angkatan sesuai dengan
kebutuhan pertahanan di masing-masing wilayah pertahanan.
Perlawanan tidak hanya terpusat pada angkatan perang, bilamana
pertahanan dapat diterobos oleh musuh maka perang berlarut dan total
akan diterapkan dengan menggunakan segenap potensi pertahanan
yang ada. Untuk mewujudkan sistem pertahanan semesta maka
pemberdayaan wilayah pertahanan menjadi prioritas yang harus
diutamakan mengingat bahwa kesemestaan berakar pada kondisi
wilayah pertahanan dan segenap isinya yang merupakan komponen
pendukung dan cadangan dalam sistem tersebut. Pertahanan Semesta
dapat diwujudkan dengan pemberdayaan wilayah pertahanan melalui
pemberdayaan segenap SDN untuk mendukung Sishanta.
13
komponen terpenting dalam penyelenggaraan berbangsa dan
bernegara harus dikelola secara berdaya guna dan berhasil guna
dalam rangka memenuhi kebutuhan untuk kelangsungan hidup bangsa
dan negara. Hal ini menuntut adanya sikap profesional dalam
menyelenggarakan sistem kenegaraan, termasuk di dalamnya
penyeleggaraan pertahanan negara. Sehingga diharapkan segenap
potensi yang ada dapat dimanfaatkan dalam setiap pemenuhan
kebutuhan sesuai dengan mekanisme dan prosedur yang sistematis
dihadapkan dengan kemampuan dan days tangkal yang harus dimiliki
oleh segenap aparat pertahanan negara. Perkembangan globalisasi
yang banyak mengedepankan kemajuan teknologi merupakan
tantangan tersendiri bagi bangsa Indonesia, khususnya kekuatan
pertahanan negara, balk kemampuan alutsista maupun kemampuan
SDM, termasuk prajurit TNI. Maka anggaran pertahanan negara
sangat berpengaruh kepada tingkat ketahanan nasional bangsa
Indonesia pada saat ini.
3. PENUTUP
14
kecemburuan sosial, ketidak percayaan kepada pemerintah dan dapat
melemahkan nasionalisme serta wawasan kebangsaan masyarakat
yang daerahnya kurang terjamah pembangunan.
15
1!! 11141 17 "1
0141 .
MAUI It Mil
PEMAHAMAN KONSEPSI KETAHANAN NASIONAL OLEH APARATUR PEMERINTAH
DI ERA OTONOMI DAERAH DAPAT MENINGKATKAN KETAHANAN PANGAN
PARADIGMA NASIONAL
PANCASILA
UUD'1945
WASANTARA
LI NGSTRA
NASIONAL, REGIONAL
GLOBAL
DAFTAR PUSTAKA
C.S.T. Kansil, Prof, Drs, SH dan Christine S.T. Kansil, SH, MH, "Pancasila dan
UUD-1945", Pradnya Paramitha, Jakarta, 2003.
Dr. Ngadisah MA, Konflik pembangunan dan gerakan sosial politik di Papua,
Pustaka Raja, 2003, h. 118.
17