Anda di halaman 1dari 7

Anatomy Paper

Abstract (100-250 kata)

Component Content
The background of the research 1-2 kalimat
Purpose 1 kalimat
Method 3-4 kalimat
Principal results 1 kalimat
Major conclusions 1 kalimat
Its contributions to the field. 1 kalimat
Body of Paper
Title: Pemanfaatan Chat-gpt dalam Proses Belajar Mengajar

Keywords: Manfaat, Learning kecerdasan buatan, belajar mengajar

Component Content
Introduction 1. Dalam beberapa tahun terakhir, kita
1. What is Known? (Our understanding of telah melihat peningkatan penggunaan
the world) 4-5 kalimat kecerdasan buatan (AI) dalam berbagai
aspek kehidupan, termasuk pendidikan.
2. Kecerdasan buatan juga memainkan
peran penting dalam membebaskan
waktu guru dari tugas-tugas
administratif, seperti penilaian dan
pengelolaan kelas.
3. Kecerdasan buatan (AI), khususnya Chat-
GPT, memungkinkan guru untuk fokus
pada interaksi pribadi dengan siswa
sambil menawarkan pendekatan
pendidikan yang lebih fleksibel dan
individualis.
4. menandai sebuah tonggak penting dalam
pemanfaatan teknologi kecerdasan
buatan dalam pendidikan. Chat-GPT
membuka akses ke sumber belajar yang
interaktif dan responsif, membantu
siswa memahami materi dengan lebih
mendalam dan membuat proses belajar
menjadi lebih menarik.

2. What is Unknown? (What is the gap we 1. Kecerdasan buatan (AI) memperkaya


want to fill?) 4-5 kalimat pendidikan tetapi memicu kekhawatiran
tentang isolasi sosial. Dalam penggunaan
tutor virtual, misalnya, siswa mungkin
mengabaikan interaksi dengan guru atau
rekan, merugikan perkembangan
keterampilan sosial dan emosional yang
esensial dalam Pendidikan.
2. chat GPT bisa menjadi pedang bermata
dua. Siswa yang terlalu bergantung pada
chat GPT mungkin menjadi kurang
proaktif dalam mencari informasi atau
memecahkan masalah secara mandiri.
3. Begitu canggihnya Chat-Gpt dapat
menawarkan solusi yang cepat dan
efisien, ada risiko bahwa ini bisa
mendorong cara berpikir yang lebih
permukaan dan mengurangi
keterampilan pemikiran kritis siswa. Jika
mesin selalu menyajikan jawaban yang
"benar" atau paling efisien, siswa
mungkin kurang termotivasi untuk
mengeksplorasi berbagai pendekatan
atau solusi alternatif untuk masalah.
4. Akhirnya, ada kekhawatiran bahwa chat
gpt juga potensi penyebaran informasi
yang salah atau menyesatkan. Meskipun
model ini terlatih dari berbagai sumber
teks, tidak ada jaminan bahwa semua
informasi yang dihasilkan adalah akurat
dan dapat diandalkan. Dalam konteks
pendidikan, keakuratan informasi adalah
krusial, dan kesalahan mesin bisa
mengakibatkan pemahaman yang salah
pada siswa.

3. How and why? should we fill the gap? 1. Di masa sekarang, sistem AI, termasuk
(Your rationale and purpose/hypothesis) Chat GPT, memainkan peran penting di
2-3 kalimat berbagai bidang, mulai dari ekonomi
hingga sains, serta dalam sektor
Novelty
kesehatan, teknik, dan militer. Tidak
Tambahkan yang sudah berjalan, menuntut kemungkinan bahwa chat-gpt
Dan yang assessment sekarang dapat membantu dalam proses belajar
Diharapkan menjadi novelty mengajar.
2. Hal ini terlihat bahwa Chat gpt menjadi
solusi yang tepat dalam membantu
proses belajar mengajar, bukan hanya
sebagai mesin pencari,chat gpt juga
sebagai alat untuk membantu
memudahkan guru dalam
mempersiapkan pelajaran.
3. penting untuk mengeksplorasi
bagaimana chat gpt dapat membantu
dalam mereduksi kesenjangan
pendidikan. Teknologi ini berpotensi
untuk memberikan akses yang lebih
merata terhadap sumber daya
pendidikan berkualitas.
1. Tujuan penelitian ini adalah (1) untuk
mengetahui Bagaimana pemanfaatan
Chat GPT terhadap efisiensi waktu dan
beban kerja guru dalam proses belajar-
mengajar? (2) untuk mengetahui
dampak implementasi Chat GPT pada
kualitas interaksi antara guru dan siswa
dalam proses belajar-mengajar.

4. Research method 4-5 kalimat


Research design, 1. Desain penelitian menggunakan Kuasi
Population and samples Eksperimen dengan Time Series Design. Pada
Instruments penelitian jenis ini kelompok yang diteliti
Procedures tidak bisa dipilih secara random, tidak
terdapat kelompok control. Tetapi hanya
satu kelompok yang diukur dan diamati
gejala-gejala yang muncul setelah diberi
perlakuan (posttes). Sebelum diberi
perlakuan kelompok diberi pretest tiga kali
dengan maksud untuk mengetahui
kestabilan dan kejelasan keadaan kelompok
sebelum diberikan perlakuan. Setelah
kestabilan kelompok diketahui baru
diberikan perlakuan.
2. Subjek uji coba adalah Mahsiswa semester
1 (pemula) Program studi Komputer dan
Informatika. Jumlah subjek uji coba adalah
30.
3. Pada uji coba penelitian ini dikembangkan 3
jenis soal, masing-masing jenis soal 20 butir.
Bahasa pemrograman yang diujikan adalah
bahasa Python.
4. Data Analisis
Untuk mengetahui perbedaan antara
asesmen pertama dengan asesmen kedua,
dilakukan dengan uji N-Gain. Kemampuan
siswa pada kelas yang menjadi subjek
penelitian ini dikelompokkan menggunakan
methode K-Means

5. Result: What result did you get? 4-5 kalimat


1. Efektivitas model E-Assessment
Hasil wawancara, hasil observasi, hasil Diagnostik dilakukan dengan Analisis
dokumentasi Time Series Desain. Efektivitas
pembelajaran pada penelitian ini
didesain menggunakan Quasi
Experimental Design dengan bentuk
Time Series Design, Hasil pretes yang
baik adalah O1 = O2 = O3 = O4.
Sedangkan besarnya pengaruh perlakuan
adalah (O5 + O6 + O7 + O8) –
(O1+O2+O3+O4)

2. Konsistensi Pretest dan Postest, Tabel


Rangkuman Pre test siswa
3. Tabel Nilai Post test,
4. Analisis Kegagalan pada Materi Pelajaran
5. Tabel dan Grtafik Uji N-Gain, Clustering
K-Means

1. Discussion: How do the result fill 4-5 kalimat


the gap? 1. Inti dari pengembangan model E-
Menjawab GAP (Nomor 2) Assessment Diagnostik ini adalah untuk
Kalimat 1(SPOK) mengetahui kelemahan siswa
2. Beragamnya kemampuan 2. Implementasi Model E-Assesment
mahasiswa adalah kendala utama Diagnostik dalam pembelajaran
bagi peneliti saat mengajar mata pemrograman dilakukan dengan
kuliah ini. menerapkan sintak model tersebut
3. Mahasiswa tertentu sangat lambat
dalam memahami materi yang dalam pembelajaran
diajarkan, sementara yang lain 3. Latihan berulang ini perlu dilakukan
memahaminya dengan cepat karena belajar pemrograman adalah
4. Dari pengalaman peneliti dalam tugas dengan beban kognitif yang tinggi,
mengajarkan pemrograman, dan untuk memiliki keterampilan
matakuliah pemrogram adalah pemrograman yang baik siswa selalu
salah satu mata kuliah yang sulit melatih membuat program secara terus
bagi mahasiswa pemula. menerus.
5. Kurang matangnya kemampuan 4. Penelitian ini membuktikan dengan
kognitif dan gaya belajar mengulang pada materi-materi yang sulit
mahasiswa mempengaruhi maka hasil belajar siswa dapat
kemampuan pemrograman meningkat
mahasiswa. 5. Kalimat 4

6. Conclusion: What does this mean for 5-10 kalimat (± 300-500 kata)
us going forward? 1. Berdasarkan hasil analisis penerapan
model E-Assessment Diagnositik efektif
dalam meningkatkan hasil belajar
pemrogram computer
2. Hasil analisis kegagalan siswa dalam
mater-materi yang diujikan sangat
bermanfaat untuk memperbaiki proses
pembelajaran pada langkah tindak
lanjut.
3. Kesulitan pelajaran pemrograman dapat
diatasi dengan mengajarkan kembali hal-
hal yang menjadi kelemahan siswa dalam
pembelajaran
4. Kontribusi research,
Model E-Assessment ini bisa digunakan
untuk mata pelajaran lain terutama
untuk mata pelajaran yang mempunyai
beban kognitif yang tinggi, seperti
matematika, fisika, atau kimia.
Secara praktis
Secara teoritis, jelaskan
5. Limitation Jika Ada

Anda mungkin juga menyukai