BAB I
PENDAHULUAN
BAB II
DASAR TEORI
2.1 Pengertian Lotting
Proses penentuan besarnya ukuran jumlah pesanan yang optimal untuk sebuah
item, berdasarkan kebutuhan bersih yang dihasilkan dari masing masing periode
horison perencanaan dalam MRP (material requirment Planning). Dalam sistem
MRP, terdapat tahapan penentuan ukuran pemesanan (lot sizing). Lotting
merupakan suatu tahapan dalam MRP, maka disini juga akan dibahas mengenai
proses perhitungan MRP secara keseluruhan.
2.1.1 Termonologi yang digunakan pada sebuah matriks MRP dapat dijelaskan sebagai
berikut:
a. Gross Requirements (GR) atau kebutuhan kotor adalah permintaan atau
kebutuhan pada setiap periode. Untuk item akhir (end item), GR ini diambil
dari MPS, untuk komponen, GR diambil dari planned order release dari
subrakit pada setiap level.
b. Scheduled Receipts (SR) atau penerimaan terjadwal, on-orders atau open
orders adalah order yang sudah dirilis pada horizon perencanaan sebelumnya
dan akan diterima pada periode yang bersangkutan.
c. Net Requirement (NR) atau kebutuhan bersih adalah kebutuhan kotor yang
telah dikurangi persediaan yang ada. Perhitungannya adalah sebagi berikut:
NRt = GRt – SRt – POHt-1
Jika NRt ≤ 0, maka NRt = 0
d. Planned Order Receipts (PORec) adalah rencana pemesanan pada suatu
periode tertentu. PORec sama dengan NR tetapi dengan jumlah unit yang
dimodifikasi, yaitu sesuai ukuran lot yang telah ditentukan.
e. Planned Order Release (PORel) adalah rencana waktu pemesanan PORec,
yakni periode PORec yang disesuaikan dengan load time.
2.1.2 Penentuan ukuran lot (lot sizing), terdapat beberapa cara, diantaranya adalah
sebagai berikut:
BAB II
a. Daftar harga
Tabel 5.2. Daftar harga
Komponen Biaya
HPP Rp. 54.000
Biaya Pesan Rp. 32.000
Biaya Simpan 6% unit cost
b. Status Inventory
Tabel 5.3. Status Inventory
SR
No Nama Komponen Kode OH SS
(Periode)
1 Tamiya TMY 455 200 25590 (4)
2 Sekrup S 1150 200 -
3 Roller RI 275 200 1350 (1,8)
4 Pengunci Body KBd 425 200 15590 (2,11)
5 Body Bd 295 200 -
6 Chassic Assy 1 C1 Assy 575 200 -
7 Pengunci Plat Depan KPD 825 200 15590 (1,8)
8 Plat Depan PD 285 200 16590 (1,9)
9 Tuas On-Off T 1850 200 -
10 Gear Kecil GK 1350 200 17590 (3,10)
c. Bill Of Material
Tipe Soal
1
Level BOM
0 LFL
1 FOQ
2 PPB
Sumber: Praktikum SISPRO 2019
Tipe Soal
1,2,3 4,5,6
Level BOM
0 TMY (LFL) TMY (LFL)
1 C1 Assy (FOQ) C1 Assy (FOQ)
2 C (LTC) D (SM)
Berdasarkan hasil pengolahan data tabel 5.6 dengan cara manual, diperoleh
hasil perencanaan kebutuhan material setiap sebulan pada item dengan Lot For Lot
(TMY) pada level nol dengan permintaan kasar ( Gross Requipment) pada periode
pertama 36688 hingga periode ke 12 serta persediaan yang dijadwalkan akan
datang sebesar Rp.0,00- , serta Projected On Hand pada periode sekarang sebesar
255 unit . Jumlah Net Requirement 36433 unit pada periode pertama, pada periode
ke dua hingga ke tiga sebesar 37038 unit, dan pada periode ke empat sebesar 11448
unit , Planed Order Recept 36433 unit di periode pertama, di periode ke dua dan ke
tiga sebesar 37038 unit dan di periode ke empat sebesar 11448 unit , dan Planed
Order Realease 37038 unit diperiode pertama.
b. Level 1 C1Assy
Tabel 5.7 Pengolahan Data FOQ
Periode 1
NR1 = GR1 – SR1 – POH0 = 36058 – 0 – 1050 = 35008
BAB IV
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Berdasarkan pengolahan data yang telah dilakukan, dapat ditarik kesimpulan
sebagai berikut :
4.1.1 Lotting merupakan salah satu langkah dalam MRP yang digunakan untuk
menentukan jumlah pemesanan yang optimal dengan menggunakan suatu
metode yang telah dipilih sebelumnya. Beberapa metode lot size adalah LFL
yang menentukan jumlah lot disesuaikan dengan jumlah pemesanan, FOQ yang
menentukan jumlah lot dengan ketetapan yang telah ditentukan di setiap
periode dan LTC yang menentukan jumlah lot berdasarkan biaya persediaan
terkecil.
4.1.2 Hasil pengolahan data lotting untuk komponen TMY dengan menggunakan
metode LFL adalah dengan melakukan jumlah pemesanan komponen sebanyak
36433 unit pada satu periode sebelum periode pertama dan 37038 unit pada
periode pertama, kedua, 11448 unit pada periode ketiga, sedangkan komponen
C1 Assy dengan menggunakan metode FOQ adalah dengan melakukan jumlah
pemesanan komponen sebanyak 37038 unit mulai dari dua periode sebelum
periode pertama hingga periode ketiga serta komponen C dengan menggunakan
metode LTC adalah dengan melakukan jumlah pemesanan komponen sebanyak
37038 unit.
4.2 Saran
4.2.1 Sebaiknya perusahaan melakukan evaluasi terhadap teknik lotting yang akan
digunakan.
DAFTAR PUSTAKA