Anda di halaman 1dari 11

CRITICAL BOOK REVIEW

diajukan guna memenuhi tugas mata kuliah Sejarah Asia Selatan

Nama: Cici Adiputri


Kelas : D – 2022
NIM : 3223121025
Dosen Pengampu: Najuah

Semester I
Prodi Pendidikan Sejarah
Fakultas Ilmu Sosial
Universitas Negeri Medan
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kami sampaikan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas
limpahan nikmat, berkah dan rahmat-Nya sehingga saya dapat menyusun Critical
Book Report ini. Pada kesempatan ini tidak lupa pula saya mengucapkan
terimakasih kepada Ibu Najuah selaku dosen mata kuliah Sejarah Asia Selatan
yang telah membimbing kami.
Saya menyadari bahwa tugas Critical book report ini masih jauh dari kata
sempurna. Apabila dalam tugas ini terdapat banyak kekurangan dan kesalahan,
saya mohon maaf. Karena itu saya sangat menantikan saran dan kritik dari
pembaca yang sifatnya membangun guna menyempurnakan tugas ini. saya
berharap semoga tugas Critical book report ini dapat bermanfaat bagi pembaca
dan bagi saya khususnya. Atas perhatiannya saya mengucapkan terimakasih.

Medan, 09 Oktober 2022


DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.............................................................................................
DAFTAR ISI............................................................................................................
BAB I PENDAHULUAN........................................................................................
1.1 Latar Belakang Pentingnya CBR.......................................................................
1.2 Tujuan Penulisan CBR.......................................................................................
1.3 Manfaat CBR.....................................................................................................
1.4 Identitas Buku....................................................................................................
BAB II RINGKASAN ISI BUKU..........................................................................
2.1 BAB I KEKUATAN DUNIA BARU................................................................
2.2 BAB II MAJU KARENA TEKNOLOGI INFORMASI...................................
2.3 BAB III INDUSTRI OTOMOTIF, FILM DAN FARMASI.............................
2.4 BAB IV EKONOMI DAN PERTANIAN.........................................................
2.5 BAB V BUKU DAN PENDIDIKAN................................................................
2.6 BAB VI SISI LAIN INDIA MODERN.............................................................
BAB III PEMBAHASAN ISI BUKU.....................................................................
3.1 Pembahasan Isi Buku.........................................................................................
3.2 Kelebihan dan Kekurangan Buku......................................................................
BAB IV PENUTUP.................................................................................................
4.1 Kesimpulan........................................................................................................
4.2 Rekomendasi......................................................................................................
DAFTAR PUSTAKA..............................................................................................
BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Pentingnya CBR


Keterampilan membuat CBR pada penulis dapat menguji kemampuan
dalam meringkas dan menganalisi sebuah buku serta membandingkan buku yang
dianalisis dengan buku yang lain, mengenal dan memberi nilai serta mengkritik
sebuah karya tulis yang dianalisis.
Seringkali kita bingung memilih buku referensi untuk kita baca dan pahami,
terkadang kita hanya memilih satu buku untuk dibaca tetapi hasilnya masih
belum memuaskan misalnya dari segi analisis bahasa dan pembahasan, oleh
karena itu penulis membuat CBR Sejarah Asia Selatan ini untuk mempermudah
pembaca dalam memilih buku referensi terkhusus pada pokok bahasa tentang
Sejarah Asia Selatan.

1.2 Tujuan Penulisan CBR


Penulisan Critical Book Riview mengenai India Bangkitnya Raksasa Baru
Asia ini bertujuan untuk melengkapi dan meyelesaikan tugas individu dari
mata kuliah Sejarah Asia Selatan. Selain itu dengan adanya penulisann CBR
ini dapat meningkatkan dan memperluas wawasan mengenai serta untuk
melatih kita dalam mengkaji dan mengkritik sebuah buku.

1.3 Manfaat Penulisan CBR


Manfaat yang dapat kita simpulkan pada hal diatas ialah:
 Menambah wawasan pengetahuan tentang Filsafat Pendidikan
 Mempermudah pembaca mendapatkan inti dari sebuah buku yang telah
di lengkapi dengan ringkasan buku , pembahasan isi buku, serta
kekurangan dan kelebihan buku tersebut.
 Melatih mahasiswa untuk merumuskan serta mengambil kesimpulan-
kesimpulan atas buku-buku yang dianalisis tersebut.

1.4 Identitas Buku

Judul: INDIA Bangkitnya Raksasa Baru Asia


Pengarang: Irwan Suhanda
Penerbit: Buku Kompas
Kota Terbit: Jakarta
Tahun Terbit: 2007
ISBN: 979-709-300-X

BAB II
RINGKASAN ISI BUKU

2.1 BAB I KEKUATAN DUNIA BARU

 Kebangkitan Raksasa Baru Ekonomi


Sejak kemerdekaan dari Inggris tahun 1947, India menegaskan
dirinya sebagai negara demokrasi. Salah satu tantangan utama yaitu
bagaimana tetap bisa menjaga keutuhan dalam sebuah masyarakat
majemuk dengan tingkat pengangguran tinggi serta 80 persen
penduduknya tinggal di pedesaan. Pertumbuhan produk domestik bruto
(GDP) yang selama tiga tahun pertama dasawarsa tahun 2000 rata – rata
hanya 4,5 persen, pada 3 tahun terakhir telak melonjak 8 persen.

 Maju Setelah Melucuti “Model Nehru”


Ada paradigma pemikiran yang berkembang saat itu. India merasa,
peran asing tidak perlu dan menutup diri serta ingin menggantikan
barang – barang impor dengan buatan sendiri. Selama beberapa tahun
India menisbikan kekuatan pasar, lepas dari semangat ahimsa dan
swadesi yang luhur itu.

 Untung Ada India di WTO


Di setiap perundingan Organisasi Perdagangan Internasional
(WTO) sejak 2021, India memang vokal pada pertemuan WTO sekarang
ini ketimbang sebelumnya. Perdagangan peraturan sistem perdagangan
mutilateral bersinggungan dengan banyak hal dan menyangkut kehidupan
rakyat global sehari – hari. Perundingan di WTO soal sektor pertanian
mencakup hal yang luas dan kritis karena menyangkut hidup banyak
orang, khusunya di negara berkembang. India telah membentuk aliansi
dengan negara bekembang di WTO seperti lewat G-20 dan G-33 untuk
kepentingan bersama.
Karena itu negara berkembang mencari akses pasar yang lebih
baik di pasar negara maju, tidak hanya lewat pemotongan subsidi
pertanian tetapi juga menerobos akses pasar di sektor lain yang antara
lain dinamai akses pasar nonpertanian dan jasa – jasa dimana negara
berkembang menghadapi masalah serius.

 Tata Dan Ambisi Tiga Besar Dunia


Tata bersama konglomerat India lainnta, mewakili spirit India
dewasa ini, menjadi kekuatan yang diperhitungkan dan
memperjuangkannya dengan kerja keras. Lima tahun lagi, 10 tahun lagi
atau 2050 saat India menjalani nasib yang sudah diramalkan sebagai
kekuatan ekonomi terbesar ketiga dunia setelah China dan AS, saat itu
anak – anak perusahaan tata sudah akan akan menjadi tiga besar dunia.
Sebagaimana halnya India. Tata memang sudah tak mungkin dibendung
lagi.

 Berkembang Karena Sentuhan Jamsetji Tata


The House of Tata (Grup Tata) adalah nama perusahaan yang
didirikan pada 1868 atau sekitar 134 tahun silam. Namun, hingga kini
Tata masih terus berkembang dan menjadi salah satu pilar utama dunia
bisnis di India. Gaya manajemen Jamsetji di masa perusahaan –
perusahaan swasta India biasa dikelola dan diawasi ketat oleh keluarga –
keluarga pemiliknya, ia mencoba memperkenalkan sistem manajemen
yang lebih liberal di Empress Miils, Industri Pemintalan. Pendekatan
Jamsetji pada gagasan, strategi, dan etika bisnis telah menjadi pola yang
mempengaruhi perilaku setiap pemimpin dan karyawan dalam House Of
Tatas.

 Setelah China, Giliran India


Pasar sepeda motor di Indonesia dinilai menarik untuk digarap. Itu
sebabnya perusahaan pembuat sepeda motor asing pun mencoba
peruntungan dengan menanamkan modal dan bersaing di pasar sepeda
motor di Indonesia. “Dengan produk berkualitas dan harga yang
kompetitif serta paket pelayanan total bagi konsumen, kami yakin
mampu bersaing di pasar Indonesia”, kata Vijaya.

2.2 BAB 2 MAJU KARENA TEKNOLOGI INFORMASI

 Membangun Kekuatan Ekonomi dari lembah silikon


Dilihat dari pendapatan ekspornya penjualan dari produk
tercatat yang terbesar sejak awal tahun 1990-an hingga kini. Export
perangkat lunak dari India pada tahun 1991 sampai 1992 sudah
tumbuh hingga 35% menyumbang 70% dan 73% software nasional
yang berada di kawasan itu. Keberhasilan ini rupanya telah
mendorong negara berkembang lainnya untuk menjalin kerjasama
diantaranya Sri Lanka, Nepal Aljazair dan Indonesia terutama
dalam pembangunan software teknologi konsep yang sama.

 India Merancang Layanan Jarak Jauh


Diantara berbagai negara, India tergolong terdepan soal
Teknologi informasi di jajaran negara berkembang bahkan
menakutkan negara-negara maju. Diprediksikan, ada kesempatan
kerja sebanyak 40 juta untuk India tentang kegiatan dibidang
teknologi informasi pada tahun 2020. Muncullah sebuah
perencanaan soal India akan menjadi tenaga utama dalam
pelayaran jarak jauh. Jika ada negara yang sekarang dan baru
memulainya, hal itu jelas terlambat. Masalahnya, jarak jauh
tergantung pula pada program pendidikan, perbaikan kelembagaan,
yang jelas membutuhkan waktu tahunan dalam hal ini China pun
mungkin akan kalah dari India.
 Membangun India inc Lewat Akuisisi Global
Selama periode 2001 sampai 2003 sudah terjadi akuisisi terhadap
120 perusahaan di luar negeri dengan transaksi 1,6 miliar dolar AS.
Dalam 8 bulan pertama 2005, Menurut data KPMG, terjadi lagi
akuisisi terhadap 62 perusahaan asing dengan nilai transaksi 1,7
miliar dolar AS. Seperti tungku raksasa yang menggelenggak,
India terus mencetak calon calon perusahaan multinasional baru
yang ki[rahnya menjadi tonggak yang kian melambangkan jalan
bagi India menjadi salah satu kekuatan ekonomi terbesar dunia.

 Kemandirian Dengan Satelit Mikro


`Satelit mikro menjadi pilihan, karena teknologi meskipun maju
namun relatif sederhana sehingga mudah dikuasai oleh tenaga ahli
kita, aplikasi teknologi ini luas, dan biaya pembuatan dan
peluncurannya tergolong murah. Bagi bangsa ini, program kerja
sama pembangunan satelit yang akan berakhir tahun 2007 pada
tahap pertama ini telah memberi nilai positif bagi penguasaan
teknologi ruang angkasa, penyerapan tenaga ahli, dan pemanfaatan
wilayah Indonesia yang strategis bagi sistem pengendalian satelit.

 Pendidikan Teknologi India Diakui Dunia


Secara khusus terus solusi menyebutkan bahwa para alumnus
Indian Institute Of Technology (IIT) telah menyumbang inovasi
ekonomi kepada masyarakat AS dan menekankan kepada bangsa
Amerika untuk mengakui kontribusi besar tersebut. Di sektor
industri penerbitan saja nilai bisnis outsourcing ini diperkirakan
mencapai 200 juta dolar AS pada tahun 2006. Bahkan sebuah
perusahaan riset dan intelijen bisnis di India ValueNotes Database
PvT, LTD, memprediksi bahwa nilai bisnis ini di India akan
menyentuh angka 1,1 miliar dolar AS tahun 2010.

 Dahulu Bangalore, Kini Bengaluru


Dengan penerapan TI di segala bidang, Bangalore yang kini
mengubah namanya menjadi Bengaluru itu menjadi melek
terhadap segala hal yang berbau TI. Ponsel bukanlah barang
mewah lagi. Hampir semua industri di raksasa membuka kantor di
Bangalore, juga pabrik otomotif dan bahkan pusat peluncuran dan
pengembangan satelit India. Karena itu tidak aneh kalau kota ini
sering disebut byte-basket India.

 Limbah Elektronik, Sisi Buram Revolusi TI India


India dikenal paling maju di bidang industri teknologi informasi
terutama komputer, tetapi sebaliknya dalam mengelola limbah
elektronik, masalah utama adalah lemahnya undang-undang yang
mengatur penanganan serta tak memadainya cara dan teknologi
yang digunakan. Solusi harus datang dari tingkat akar rumput.
Masyarakat industri harus mampu menghapus bahan kimia beracun
dan menggantikannya dengan alternatif yang lebih aman.
perusahaan peranti lunak hendaknya mendesain produk dengan
masa pakai yang lebih panjang. Dengan demikian ujar
Sharatchandra, hal ini secara tak langsung akan mengurangi risiko
pencemaran lingkungan.

 Melaju di dunia yang datar


Dengan “pemerintahan elektronik” di India boleh saja
dipandang sebagai negara terbelakang dan bahkan korup. Tetapi
kalau urutan pembuatan kartu tanda penduduk, pengurus asuransi
kesehatan bagi orang miskin, membuat kartu keluarga, dan bahkan
surat izin mengemudi tidaklah sesulit seperti di sebuah negara Asia
Lainnya yang sering mengaungkan “kecepatan sebagai sebuah
solusi”. Karena dunia datar, India dan Cina punya kesempatan
yang sama sebagai pasar terbuka sebagaimana negara-negara maju
lainnya. Keahlian dan inovasi mutlak dimiliki. Kompetensi inovasi
di bidang teknologi informasi di mana globalisasi dan inovasi
saling bertemu, adalah kunci untuk bisa berjalan di dunia yang
datar ini. Papar Cannon-Brookes.

2.3 BAB 3 INDUSTRI OTOMOTIF, FILM DAN FARMASI

 Jepang Pun Belajar Dari India


Ekspansi di India ini bagian dari strategi Global Suzuki
produsen keempat terbesar Jepang setelah Toyota Motor Honda
motor dan Nissan Motor yang menargetkan produksi global 3 juta
unit tahun 2009, 1,24 juta di antaranya produksi di Jepang dan 1,76
juta lainnya produksi di luar negeri. Otomotif India juga semakin
mendapat pengakuan di pasar global. Tahun lalu ekspor total
semua produsen mobil dari India mencapai 1.170.193 mobil.
ekspor 2 produsen mobil terbesar, Suzuki dan Hyundai saja akan
mencapai Rp700.000 untuk tahun 2010. Entah hanya pujian basa-
basi untuk India atau peringatan serius untuk industri otomotif
Jepang, pimpinan Toyota Motor Chorp Okuda Hiroshi, dalam
sebuah forum di New Delhi November 2005 pernah mengatakan,
perusahaan otomotif India dan China kemungkinan akan segera
mengambil alih atau menggusur posisi Jepang karena mereka
semakin fokus pada kualitas.

 Didukung Industri Komponen


Kemajuan yang dicapai industri komponen tidak bisa
dilepaskan dari kebijakan proteksi yang sebelumnya diberlakukan
oleh pemerintah. Salah satunya ketentuan yang mensyaratkan
pihak asing harus sudah mencapai level kandungan lokal 70%
dalam 3 tahun dan kewajiban bagi asing untuk menyediakan
pelatihan kepada mitra lokal.

 Mestinya Kita Malu Kepada India


Dunia masih memandang sebelah mata kepada India, salah satu
berita negatif yang juga sering menjadi bahan pemberitaan adalah
polusi kotanya. New Delhi misalnya, disebut sebagai Kota
terpolutif di dunia. Namun sekarang dunia memandang India
dengan terkagum-kagum. Negara dengan jumlah penduduk
terbesar kedua di dunia setelah Cina itu kini disebut-sebut sebagai
negara dengan pertumbuhan ekonomi yang luar biasa. Salah satu
yang bisa dipetik dari pengalaman India yaitu untuk urusan
layanan publik seperti Jakarta Metro System yang akan dibangun
maupun monorel yang masih juga belum jelas kelanjutannya.
Pemerintah mestinya tidak ragu-ragu, pemerintah mungkin harus
membangun sendiri fasilitas publik itu untuk selanjutnya dikelola
badan usaha milik daerah atau swasta yang bertanggung jawab.

 Tarif Murah Untuk Rakyat Yang Perlu Ditiru


Berbeda dengan busway di Jakarta yang memberlakukan tarif
sama untuk jarak dekat sampai terjauh, DMRC menggunakan
sistem zona. Tarif ditetapkan berdasarkan jarak tempuh. Menurut
Anuj Dayal, DMRC sebagai operator yang tidak dibebani utang
untuk modal investasi. Sebab semua dana untuk membangun
infrastruktur ditanggung pemerintah. Dalam hal ini pengembalian
investasi bisa diambil dari pengurangan subsidi bahan bakar
minyak, misalnya. Mungkinkah Jakarta membangun Metro,
monorel, transportasi air, Banjir Kanal Timur, dan berbagai
infrastruktur lain dengan model seperti India? jawabannya ada
pada mereka yang tengah berkuasa.

 Motor India Siap Bertarung


Pada akhir tahun ini produk dari India itu akan mulai
meramaikan pasar sepeda motor di Indonesia. Pihak manajemen
PT Bajaj Auto Limited salah satu perusahaan utama milik
kelompok usaha badan belum mengumpulkan secara resmi jenis
motor yang akan dijual di Indonesia. Tetapi yang jelas kendaraan
roda tiga berbahan gas sudah mulai dipasarkan di wilayah Jakarta
dan sekitarnya. Pasar sepeda motor di dalam negeri termasuk
ketiga terbesar di dunia, tidak ada jaminan perusahaan otomotif
yang datang belakangan akan bisa bersaing dengan perusahaan
yang ada di Indonesia, seperti Honda Yamaha dan Suzuki.
Sejumlah produk motor dari Cina rontok di tengah jalan karena
meski bisa memberikan harga murah mereka tidak bisa
memberikan jaminan mutu dan pelayanan purnajual yang baik.
Apakah motor-motor dari India akan bernasib sama seperti motor
dari Cina? kita lihat saja perkembangannya.

 Tumpukan pundi-pundi dari layar lebar


Industri film India adalah industri layar lebar terbesar di dunia
menyangkut jumlah produksi film cerita setiap tahunnya. Indikator
kebesaran industri ini juga ditandai oleh sejumlah pundi-pundi
yang berhasil dikumpulkan. Dari catatan United Kingdom Film
Council diketahui bahwa pada tahun 2001 pendapatan india dari
industri budaya ini total sebesar 1,01 milyar dollar AS. Reputasi
teknologi informasi pengaruhi berkembang pusat-pusat industri
outsourcing untuk teknologi perfilman. Salah satu bidang yang
dimanfaatkan oleh perusahaan-perusahaan asing terutama AS dan
negeri-negeri Eropa adalah teknologi animasi dan spesial efek film,
karena alasan perusahaan Imdia mematok harga 75% lebih murah
dibanding dengan perusahaan di AS.

 Dari Mahabarata Ke Masala


Sejalan dengan berkembangnya film estetik, seperti karya Ray,
muncul pula film-film India populer yang mengusung tema tema
sosial yang dibuat oleh sutradara sutradara film komersial,
terutama dalam bahasa Hindi. Film film ini bermutu karya
beberapa sutradara dari wilayah bahasa lain seperti Karnataka,
Tamil dan Malayalam. Genre film populer India telah mengalihkan
perhatian atas tema kritik sosial kepada tema-tema romantis cinta
segitiga, kisah anggota keluarga yang terpisah lama, pelacur
berhati mulia, ataupun nasib buruk yang berbalik menjadi
keberuntungan. Meskipun demikian kebudayaan India mulai
diangkat di dalam film-film Hollywood dan menjadi pusat
perhatian dunia.

 Lompatan Besar Di Sektor Farmasi


Industri Farmasi berhasil melakukan lompatan kelas dari semula
sekedar sebagai industri pengolahan menjadi industri yang sangat
canggih dengan teknologi manufaktur yang sangat maju,
perlengkapan modern dan kontrol kualitas yang juga sangat ketat.
Daya saing dari segi biaya industri yang sudah maju dengan basis
manufaktur yang kuat, jaringan laboratorium serta riset dan
pengembangan yang sudah terbangun dengan baik dan didukung
oleh ilmuwan sangat terlatih dalam jumlah kuatnya jaringan
pemasaran, kayanya keanekaragaman hayati, pertumbuhan
industri, bioteknologi yang pesat dan kompetensi bidang kimia dan
pengembangan proses, membuat farmasi India berpeluang
membuat gebrakan besar dalam teknologi obat-obatan dan medis
dunia di masa depan.

2.4 BAB 4 EKONOMI DAN PERTANIAN

 Julukan-julukan unik perekonomian India


Lisensi Raja merujuk pada izin dari kekuasaan. Dimensi Raja
adalah hasil keputusan India untuk memiliki sebuah perekonomian
terencana dimana semua aspek ekonomi diatur negara dan lisensi
diberi hanya pada beberapa pihak yang terpilih. Pemerintah India
sebenarnya mengharapkan hasil ekonomi yang bagus karena tetap
melibatkan sektor swasta di samping Badan Usaha Milik Negara.
Namun nyatanya hal itu tidak terwujud. Sistemnya mirip ekonomi
komando dan memusatkan perhatian secara simultan pada
penggunaan modal teknologi berbasis industri berat.

 Masih Banyak PR Untuk India


Dalam hal ekonomi, modal masih langka di India. Banyak hal
yang harus dilakukan dan dengan cara apa saja entah itu melalui
peningkatan tabungan atau mengarahkan pengeluaran pemerintah
ke sektor yang produktif. Itu sangat mendasar demi pembentukan
atau peningkatan nilai aset. Secara umum bisa dikatakan di setiap
industri yang membutuhkan bantuan teknologi dan membutuhkan
pekerja profesional dan terampil India masih bisa bersaing.
Misalnya, India bisa juga menjadi andalan soal komponen
otomotif.

 Masih Tulang Punggung


Untuk melindungi UK atau usaha kecil dari persaingan baik di
dalam negeri maupun dari luar pemerintah telah mengeluarkan
paket kebijakan yang intinya mencadangkan subsektor industri
tertentu yang hanya boleh dimasuki UK. Jikalau pun boleh harus
mengekspor minimal 50% produksinya jumlah jenis produksi yang
dijalankan mencapai 506 jenis per Maret 2005, mulai dari
makanan, kertas, plastik, kimia ,rekayasa mesin, elektronik, suku
cadang hingga perlengkapan transportasi.

 Menunggu Revolusi Kedua


Dari sebuah negara yang semula sangat bergantung pada
pangan impor untuk bisa memberi makan penduduknya, India
dewasa ini tidak hanya Swasembada padi-padian tetapi juga
mampu menimbun stok dalam jumlah yang fantastis (diatas 40 juta
ton pada tahun 2000). Namun tak ada revolusi yang berlangsung
selamanya. Setelah 3 dekade pertumbuhan spektakuler, pertanian
India ini kembali berada di persimpangan jalan. Revolusi hijau
yang berhasil menyelamatkan muka India, yang semula terus
didera tragedi kelaparan besar, ternyata juga meminta pengorbanan
besar.

Anda mungkin juga menyukai