FILSAFAT HUKUM
“RUANG LINGKUP,PENYELIDIKAN FILSAFAT HUKUM “
AL-AHWAL AL-SYAKHSHIYYAH
FAKULTAS AGAMA ISLAM
UNIVERSITAS ISLAM SUMATERA UTARA
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.....................................................................................................
DAFTAR ISI.....................................................................................................................
BAB I : PENDAHULUAN
A. Latar Belakang........................................................................................................
B. Rumusan Masalah.......................................................................................... .........
C. Tujuan penulis .........................................................................................................
BAB II : PEMBAHASAN
A. RUANG LINGKUP FILSAFAT HUKUM.....................................................
B. Filsafat Hukum Dalam Kaitan Dengan Hakekat Hukum
C. Objek Penyelidikan Filsafat Hukum........................................................
BAB III : PENUTUP
A. Kesimpulan.................................................................................................... .........
B. Saran ...........................................................................................................................
BAB II
PEMBAHASAN
Yaitu filsafat umum yang diterapkan pada hukum atau gejala-gejala hukum. Menurut mereka
Filsafat Hukum memiliki telaah meliputi :
- Logika Hukum
Ontologi hukum yaitu ilmu tentang segala sesuatu (Merefleksi hakikat hukum dan konsep-
konsep fundamental dalam hukum, seperti konsep demokrasi, hubungan hukum dan
kekuasaan, hubungan hukum dan moral).
Aksiologi hukum yaitu ilmu tentang nilai (Merefleksi isi dan nilai-nilai yang termuat dalam
hukum seperti kelayakan, persamaan, keadilan, kebebasan, kebenaran, dsb)
Ideologi hukum yaitu ilmu tentang tujuan hukum yang mengangkut cita manusia (Merefleksi
wawasan manusia dan masyarakat yang melandasi dan melegitimasi kaidah hukum, pranata
hukum, sistem hukum dan bagian-bagian dari sistem hukum).
Teleologi hukum yaitu ilmu tentang tujuan hukum yang menyangkut cita hukum itu sendiri
(Merefleksi makna dan tujuan hukum)
Logika hukum yaitu ilmu tentang berpikir benar atau kebenaran berpikir (Merefleksi atran-
aturan berpikir yuridik dan argumentasi yuridik, bangunan logical serta struktur sistem
hukum)
Yurisprudence adalah ilmu yang mempelajari pengertian dan sistem hukum secara
mendalam
Pokok kajian yurisprudence :
- Logika hukum
Filsafat hukum merupakan ilmu pengetahuan yang berbicara tentang hakekat hukum atau
keberadaan hukum. Hakekat hukum meliputi :
Teori imperatif artinya mencari hakekat hukum. Keberadaan hukum di alam semesta
adalah sebagai perintah Tuhan dan Perintah penguasa yang berdaulat
Aliran hukum alam dengan tokohnya Thomas Aquinas dikenal pendapatnya membagi
hukum (lex) dalam urutan mulai yang teratas, yaitu :
Lex aeterna (Rasio Tuhan yang tidak dapat ditangkap oleh manusia, yang disamakan hukum
abadi)
Lex positive (hukum yang berlaku merupakan tetesan dari Lex divina kitab suci
Aliran positivisme hukum Jhon Austin beranggapan bahwa hukum berisi perintah,
kewajiban, kedaulatan dan sanksi. Dalam teorinya yang dikenal dengan nama “analytical
jurisprudence” atau teori hukum yang analitis bahwa dikenal ada 2 (dua) bentuk hukum yaitu
positive law (undang-undang) dan morality (hukum kebiasan).
Mahzab sejarah : Carl von savigny beranggapan bahwa hukum tidak dibuat melainkan
tumbuh dan berkembang bersama-sama dengan masyarakat.
Aliran sociological jurisprudence dengan tokohnya Eugen Eurlich dan Roscoe Pound
dengan konsepnya bahwa “hukum yang dibuat agar memperhatikan hukum yang hidup dalam
masyarakat (living law) baik tertulis malupun tidak tertulis”.
- Hukum kebiasaan yaitu kebiasaan yang berulang-ulang dan mengikat para pihak yang
terkait
- Hukum adat adalah adat istiadat yang telah mendapatkan pengukuhan dari penguasa adat
- Traktat atau treaty adalah perjanjian yang diadakan antar dua negara atau lebih dimana
isinya mengikat negara yang mengadakan perjanjian tersebut.
Keadilan
Menurut Aristoteles sebagai pendukung teori etis, bahwa tujuan hukum utama adalah
keadilan yang meliputi :
Kepastian
Hans kelsen dengan konsepnya (Rule of Law) atau Penegakan Hukum. Dalam hal ini
mengandung arti :
- Hukum itu dijadikan sumber utama bagi hakim dalam memutus perkara.
Kegunaan
Menurut Jeremy Bentham, sebagai pendukung teori kegunaan, bahwa tujuan hukum
harus berguna bagi masyarakat untuk mencapai kebahagiaan sebesar-besarnya.
1. Pengertian hukum.
2. Tujuan Hukum.
3. Berlakunya hukum.
Ad.1 Pengertian Hukum
Hukum adalah sistem yang terpenting dalam pelaksanaan atas rangkaian kekuasaan
kelembagaan.
Pengertian hukum menurut para ahli:
Mochtar Kusumaatmadja
Keseluruhan asas dan kaidah yang mengatur pergaulan hidup manusia dalam masyarakat,
juga meliputi lembaga (institusi) dan proses yang mewujudkan kaidah tersebut dalam
masyarakat.
Aristoteles
Sesuatu yang berbeda dari sekedar mengatur dan mengekspresikan bentuk dari konstitusi dan
hukum berfungsi untuk mengatur tingkah laku para hakim dan putusannya di pengadilan
untuk menjatuhkan hukuman terhadap pelanggar.
Immanuel Kant
Keseluruhan syarat-syarat yang dengan ini kehendak bebas dari orang yang satu dapat
menyesuaikan diri dengan kehendak bebas dari orang yang lain, menuruti peraturan hukum
tentang kemerdekaan.
John Austin
Seperangkat perintah, baik langsung maupun tidak langsung dari pihak yang berkuasa kepada
warga rakyatnya yang merupakan masyarakat politik yang independen dimana pihak yang
berkuasa memiliki otoritas yang tertinggi.
Karl Max
Suatu pencerminan dari hubungan hukum ekonomis dalam masyarakat pada suatu tahap
perkembangan tertentu.
Dengan demikian, hukum tidak hanya mencarikan keseimbangan antara pelbagai kepentingan
yang bertentangan satu sama lain, akan tetapi juga untuk mendapatkan keseimbangan antara
tuntutan keadilan tersebut dengan “Ketertiban“ atau “Kepastian Hukum“.
Untuk mencapai kedamaian Hukum harus diciptakan masyarakat yang adil dengan
mengadakan perimbanagn antara kepentingan yang saling bertentangan satu sama lain dan
setiap orang harus memperoleh (sedapat mungkin) apa yang menjadi haknya. Pendapat Van
Apeldoorn ini dapat dikatakan jalan tengah antara 2 teori tujuan hukum, Teori Etis dan
Utilitis.
Aristoteles.
Dalam Bukunya “Rhetorica” mencetuskan teorinya bahwa tujuan hukum menghendaki
keadilan semata-mata dan isi daripada hukum ditentukan oleh kesadaran etis mengenai apa
yang dikatakan adil dan apa yang dikatakan tidak adil
.
Menurut teori ini buku mempunyai tugas suci dan luhur, ialah keadilan dengan memberikan
tiap-tiap orang apa yang berhak dia terima yang memerlukan peraturan sendiri bagi tiap-tap
kasus. Apabila ini dilaksanakan maka tidak akan ada habisnya. Oleh karenanya Hukum harus
membuat apa yang dinamakan “Algemeene Regels” (Peratuaturan atau ketentuan-ketentyuan
umum. Peraturan ini diperlukan oleh masyarakat teratur demi kepentingan kepastian Hukum,
meskipun pad asewktu-waktu dadapat menimbulkan ketidak adilan.
Jeremy Bentham
Dalam Bukunya “Introduction to the morals and negismation”, ia mengatakan bahwa hukum
bertujuan semata-mata apa yang berfaedah pada orang. Pendapat ini dititikberatkan pada hal-
hal yang berfaedah pada orang banyak dan bersifat umum tanpa memperhatikan soal
keadilan. Disini kepastian melalui hukum bagi perorangan merupakan tujuan utama dari
Hukum.
Teori kekuasaan, bahwa secara sosiologis kaidah hukum berlaku karena paksaan
penguasa, terlepas diterima atau tidak diterima oleh masyarakat.
Teori pengakuan, kaidah hukum berlaku berdasarkan penerimaan dari masyrakat
tempat hukum itu berlaku
3). Kekuatan berlaku filosofis
Dasar kekuatan berlaku Filosofis menyangkut pandangan mengenai inti atau hakikat dari
kaidah hukum itu, yaitu apa yang menjadi cita hukum (rexhtsdee), apa yang mereka harapkan
dari hukum (misalnya apakah untuk menjamin keadilan, ketertiban, kesejahteraan, dan lain
sebagainya).
Menurut Satjipto Rahardjo, Ada 4 Karakteristik hukum yang baik agar dapat diterima
dimasyarakat,
1. Bersifat terbuka
2. Memberitahu terlebih dahulu
3. Tujuannya jelas
4. Mengatasi goncangan
BAB III
PENUTUPAN
KESIMPULAN
Filsafat Hukum, didorong dari fitrah manusia untuk berfikir yang pada umumnya disebabkan
karena ada hakekat soal tentang alam, baik yang ada dalam diri, maupun yang berada di luar diri
manusia. Pada umumnya persoalan-persoalan itu timbul dari manusia dan oleh sebab itu ia
memerlukan filsafat bagi kehidupannya. Setiap manusia harus membuat keputusan dan tindakan.
Manakala seseorang hendak mengambil tindakan dan keputusan yang tepat, ia memerlukan
filsafat. Dalam hal yang dipersoalkan adalah Hukum, maka persoalan hukum tersebut menyangkut
tiga objek yaitu : Manusia, Tuhan dan Jagad Raya. Di antara tiga objek itu yang memegang
peranan ialah manusia, karena manusia memerlukan dan menjalankan hukum, sedangkan Tuhan
dan Jagad Raya telah mempunyai ketentuan-ketentuan atau undang-undang sendiri yang tidak
berubah-ubahdan berada di luar ketentuan manusia