Anda di halaman 1dari 6

MAJELIS PENDERITAAN RAKYAT

KENAPA INDONESIA HARUS MENENTANG


DRAFT BARU PERJANJIAN PANDEMI ( PANDEMIC TREATY)
DAN KELUAR DARI WHO

Dra� baru pada tanggal 1 Februari 2023 yang disebut dengan “Zero Dra�” dari Organisasi
Kesehatan Dunia (WHO) yaitu perjanjian baru mengenai pencegahan, kesiap-siagaan dan
respon terhadap pandemic yang disebut dengan WHO CA+, memiliki kelemahan yang sangat
signifikan.
Sangat jelas WHO gagal dalam mencegah penyebaran covid-19, rancangan WHO CA+ akan
secara signifikan memperluas kewenangan WHO untuk menyatakan pandemi, dan juga
mendorong pemerintah untuk mengesampingkan hak kekayaan intelektualnya.
Jika Indonesia bergabung dalam perjanjian tersebut, maka Indonesia akan di haruskan untuk
meningkatkan pendanaan dalam negerinya dengan “ mengalokasikan anggaran tahunannya
�dak kurang dari 5% dari pengeluaran kesehatannya pada saat berjalannya pandemi baru”,
ehingga menghasilkan pengeluaran tahunan sebesar puluhan, bahkan ratusan miliaran dolar
untuk kepatuhan terhadap perjanjian ini.

Gambar 1 – Draft perjanjian WHO CA+

1|Pa ge
MAJELIS PENDERITAAN RAKYAT
Beberapa point yang bisa kita lihat dalam dra� perjanjian tersebut yang sangat cacat dan
melemahkan kedaulatan negara Indonesia adalah :

1. Perluasan otoritas WHO


Pada 3 halaman yang berbeda , tapi mempunyai maksud dan tujuan yang sama pada halaman 4
(point no 5), halaman 12 ( Pasal 4, no 17) dan juga Halaman 22 ( pasal 15, no 2) yang menyatakan
sebagai berikut :

Menyadari peran sentral WHO sebagai otoritas yang mengarahkan dan


mengkoordinasikan pekerjaan kesehatan internasional, dan mengingat perlunya
koordinasi dengan organisasi regional, badan-badan dalam sistem PBB dan
organisasi antar pemerintah lainnya, Direktur Jenderal WHO akan, sesuai dengan
dengan ketentuan yang ditetapkan di sini, menyatakan pandemi.

Gambar 2 – Halaman 4 no 5

Gambar 3 - halaman 12 - Pasal 4 - no 17

Gambar 4 - halaman 22 - pasal 15 - no 2

2|Pa ge
MAJELIS PENDERITAAN RAKYAT
2. WHO menentukan rantai pasokan dan Jaringan Logis�k

WHO Berupaya menciptakan rantai pasokan dan jaringan logis�k untuk pandemi global, dan juga
menentukan jenis dan ukuran produk yang di perlukan untuk kesiapan dan merespon dalam
mencegah pandemi, ini bisa kita lihat pada pasal 6 di bawah ini :

Gambar 5 – Pasal 6 halaman 13

3. Memberikan semua informasi dan menggunakan kekayaan intelektual kita .

Pada pasal 7 halaman 14 ada perjanjian sebagai berikut :

Selama masa antar-pandemi, semua Pihak berkomitmen untuk membuat mekanisme ini dan akan
melakukannya:
(a) mengoordinasikan, berkolaborasi, memfasilitasi, dan memberikan insen�f kepada produsen
produk terkait pandemi untuk mentransfer teknologi dan pengetahuan yang relevan kepada
produsen yang mampu (seper� yang didefinisikan di bawah ini) dengan persyaratan yang
disepaka� bersama, termasuk melalui pusat transfer teknologi dan kemitraan pengembangan
produk, serta untuk memenuhi kebutuhan pengembangan produk baru terkait pandemi
dalam jangka waktu yang singkat;

(c) mendorong en�tas, termasuk produsen dalam yurisdiksi masing-masing, yang melakukan
peneli�an dan pengembangan produk pra-pandemi dan produk terkait pandemi, khususnya
yang menerima pendanaan publik yang signifikan untuk tujuan tersebut, untuk memberikan,
dengan persyaratan yang disepaka� bersama, lisensi kepada produsen yang cakap, terutama
dari negara berkembang, untuk menggunakan kekayaan intelektual dan zat, produk,
teknologi, pengetahuan, informasi, dan pengetahuan lain yang dilindungi yang mereka miliki
yang digunakan dalam proses peneli�an, pengembangan, dan produksi produk tanggap
pandemic (obat-obatan dan sun�kan) , khususnya untuk produk pra-pandemi dan produk
terkait pandemi;

3|Pa ge
MAJELIS PENDERITAAN RAKYAT

Gambar 6 – Halaman 14 Pasal 7 point 3 a

4. Pemberian akses Patogen ke WHO

Pada pasal 10 point 1 WHO bisa menepatkan siapapun dalam pembentukan dan mengendalikan
“PABS System” (Pathogen Access and Benefit-Sharing System).
Dimana di point 2 nya menyatakan :
Sistem PABS harus mencakup semua patogen dengan potensi pandemi, termasuk sekuens
genomnya, serta akses terhadap manfaat yang �mbul darinya, dan memas�kan bahwa sistem ini
beroperasi secara sinergis dengan instrumen akses dan pembagian manfaat yang relevan.

Sebagai informasi patogen adalah istilah kedokteran dari kuman, Jenis patogen bisa berupa virus,
bakteri dan jamur .

Gambar 7 – Halaman 17 pasal 10 point 1 dan 2

4|Pa ge
MAJELIS PENDERITAAN RAKYAT
Di pasal yang sama (pasal 10) point 3 h secara jelas tertulis pembagian manfaat dari produk terkait
dari pandemi akan di berikan ke WHO sebesar 20%, dimana 10% sebagai donasi, dan 10%
diberikan dengan harga terjangkau ke WHO.
Meskipun ini adalah untuk di khususkan di distribusikan ke negara-negara berkembang, Indonesia
terletak dimana sebagai pemberi atau penerima?, kalau menerima apakah �dak mengeluarkan
dana ?

Gambar 8 – Halaman 18 – pasal 10 - 3 h

Lalu pada point 3k di pasal yang sama, menyatakan semua harus mendukung pengembangan dan
operasionalisasi Sistem PABS.

Gambar 9 – halaman 18 – pasal 10 - 3 k

5. Keanehan struktur organisasi WHO CA+


Pejabat Para Pihak, sebagai organ administra�f dari Badan Pelaksana, harus terdiri dari 2 Presiden
dan 4 wakil presiden. Seper� tercantum pada Pasal 20 - 4a.

Gambar 10 – Halaman 27 – Pasal 20 – 4a

5|Pa ge
MAJELIS PENDERITAAN RAKYAT

6. Mewajibkan bagi semua anggota WHO

Pasal 35 menyatakan Ketentuan – ketentuan dari WHO CA+ diberlakukan sebagai rekomendasi untuk
negara anggota WHO, dan diberlakukan sebagai kebijakan Organisasi Kesehatan Dunia, yang dipahami
sebagai kebijakan otorita�f (otoritas).

Gambar 11 – Halaman 31 – pasal 35 – 3

POIN- POIN PENTING :

1. Terlepas dari kegagalannya dalam menangani COVID-19 dan keterlibatan Tiongkok dalam
menutup-nutupi hal ini, Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) telah menyusun perjanjian
pandemi global yang baru.
2. Rancangan perjanjian tersebut berfokus pada perluasan kekuasaan WHO, menginjak-injak hak
kekayaan intelektual, dan mendistribusikan kembali pengetahuan, teknologi, dan sumber daya
lainnya secara "adil".
3. INDONESIA �dak boleh ikut serta dalam perjanjian ini atau keluar dari WHO, sebagaimana
yang telah dirancang pada undang-undang kita dan Presiden harus memas�kan bahwa
Pemerintah �dak mengabaikan persetujuan Rakyat terhadap perjanjian apa pun.

6|Pa ge

Anda mungkin juga menyukai