Anda di halaman 1dari 11

PROTOKOL

PENANGGULANGAN COVID-19

Preamble

Memperhatikan pencapaian signifikan ASEAN dalam menjalin kerjasama di


berbagai bidang;

Mengingat tujuan dibentuknya ASEAN yaitu untuk melakukan kolaborasi serta


menerapkan sikap saling membantu atas kepentingan bersama negara anggota
ASEAN;

Mengingat adanya kepentingan bersama untuk menanggulangi pandemi COVID-


19 yang menyebabkan dampak berkelanjutan, dan keterbatasan-keterbatasan
negara dalam menangani permasalahan tersebut;

Didorong oleh urgensi Para Pihak untuk segera mengatasi pandemi COVID-19
demi pemenuhan hak warga negaranya masing-masing;

Dipersatukan oleh kondisi geografis serta nasib dan tujuan yang sama untuk
hidup dengan damai, tentram, dan dengan hak-hak yang terpenuhi;

Memperkuat hubungan kerjasama yang baik dan berkesinambungan khususnya di


bidang kesehatan;

Menghormati hal-hal fundamental dalam persahabatan dan kerjasama, dan


prinsip-prinsip kedaulatan, kesetaraan, integritas wilayah, tanpa campur tangan,
konsensus, dan persatuan dalam keberagaman;

Menimbang ketentuan-ketentuan yang telah ada dalam perjanjian internasional


terdahulu yaitu ASEAN Charter, ASEAN Post-2015 Agenda, International Health
Regulations 2005, ASEAN Health Minister’s Meeting, mekanisme-mekanisme
kesehatan regional yang telah dibuat oleh Kerjasama Sektor Kesehatan ASEAN
(Cooperation ASEAN health Sector), dan perjanjian lain dimana Para Pihak menjadi
bagian di dalamnya serta Peraturan Nasional masing-masing pihak;

Dengan ini memutuskan untuk menyusun Protokol Penanggulangan COVID-19


sebagai bentuk kerjasama yang efektif dan efisien berkaitan dengan penanganan
COVID-19 di negara-negara khususnya di negara Asia Tenggara;

Dan untuk itu, Para Pihak yang diwakili oleh perwakilannya masing-masing
mengadakan pertemuan virtual, yang menyepakati hal-hal berikut:
BAB I
PENDAHULUAN

Pasal 1

Definisi

1. Para Pihak adalah Pemerintah Republik Filipina, Pemerintah Malaysia,


Pemerintah Singapura, Pemerintah Brunei Darussalam, Pemerintah Republik
Sosialis Vietnam, Pemerintah Rakyat Demokratik Laos, Pemerintah Kerajaan
Thailand dan Pemerintah Republik Myanmar.
2. COVID-19 adalah penyakit menular yang disebabkan oleh SARS-Cov-2 (salah
satu jenis virus corona) yang menyerang sistem imun dan sistem pernapasan
manusia seperti pneumonia.
3. Pandemi adalah penyakit yang berjangkit menjalar pada skala yang melintasi
batas internasional, biasanya mempengaruhi sejumlah besar orang.
4. Pencegahan penyebaran adalah upaya yang dilakukan untuk menghentikan
sesuatu agar tidak menyebar ke wilayah lain.
5. Penanganan adalah cara atau tindakan dalam rangka menyelesaikan suatu
permasalahan yang dalam hal ini dapat berupa pencegahan, pengendalian,
ataupun tindakan lainnya yang memiliki tujuan yang sama.
6. Contact tracing adalah upaya identifikasi yang dilakukan oleh pemerintah
untuk menemukan orang-orang yang pernah kontak, terutama close contact,
dengan seorang yang terinfeksi virus corona.
7. Vaksin adalah bahan antigenik yang dimanfaatkan sebagai penghasil
kekebalan aktif kepada sebuah penyakit yang disebabkan oleh virus atau
bakteri.
8. Warga Negara adalah masyarakat atau penduduk dari negara masing-masing
Pihak.
9. Social Distancing adalah tindakan yang bertujuan mencegah orang sakit
melakukan kontak dalam jarak dekat dengan orang lain untuk mengurangi
peluang penularan virus.
10. Lockdown adalah tindakan mengunci suatu kawasan untuk mencegah
sesuatu masuk atau keluar.
11. Thermal gun adalah termometer yang menggunakan teknologi
infrared untuk dapat mengetahui temperatur atau suhu tubuh manusia.
12. Thermal scanner adalah alat untuk melakukan skrining yang
dilakukan pada tubuh manusia.
13. Skrining adalah pemeriksaan kesehatan yang dilakukan untuk menilai
apakah seseorang memiliki faktor risiko terhadap suatu masalah kesehatan.
14. APD adalah Alat Pelindung Diri yang digunakan tenaga kesehatan
dalam menangani pasien penyakit menular.
15. Anamnesa adalah suatu teknik pemeriksaan paling awal dalam
pelayanan kedokteran yang dilakukan lewat percakapan atau wawancara
antara dokter/tenaga kesehatan lainnya dengan pasien baik secara langsung
atau melalui orang lain yang paling mengetahui tentang kondisi kesehatan
pasien
16. Suspek adalah orang yang diduga tertular virus COVID-19.
17. Soft loan atau pinjaman lunak adalah fasilitas pinjaman dengan
syarat-syarat pelunasan ringan, tingkat suku bunga rendah dan berjangka
waktu panjang.

Pasal 2

Tujuan

Protokol ini bertujuan untuk meningkatkan efektifitas dan efisiensi dari kerjasama
dalam penanganan penyakit COVID-19 di kawasan Asia Tenggara baik dalam hal
pencegahan penyebaran maupun penanganan COVID-19 beserta dampak-
dampaknya seperti di bidang kesehatan dan bidang ekonomi.

Pasal 3

Ruang Lingkup

Kerjasama yang dimaksud dalam protokol ini meliputi:


a. Upaya pencegahan dan pengendalian COVID-19 di kawasan Asia Tenggara;
b. Bantuan yang berupa alat kesehatan, bantuan ekonomi, bantuan teknologi
dan ilmu pengetahuan yang berhubungan dengan COVID-19;
c. Keterbukaan informasi mengenai COVID-19 guna penemuan vaksin dari
penyakit ini;
d. Pemulihan perekonomian paska pandemi COVID-19;
e. Pengaturan pergerakan manusia di kawasan Asia Tenggara selama masa
pandemi.

BAB II
HAK DAN KEWAJIBAN

Pasal 4

Hak

Hak-hak yang didapat para pihak dalam protokol ini yaitu:


(1)Untuk mendapatkan data yang akurat dan terkini terkait dengan COVID-19
dari para pihak di negara masing-masing.
(2)Mendapatkan Informasi:
a. mengenai teknologi untuk menciptakan alat-alat medis yang
diperlukan.
b. mengenai tata cara merawat pasien COVID-19 yang paling baik.
c. mengenai kebijakan yang dinilai efektif dari negara yang berhasil
menanggulangi dan/atau mengendalikan penyebaran COVID-19
(3)Untuk mendapat bantuan di bidang manapun tanpa mengurangi hak-hak
pihak lainnya.
(4)Mengupayakan penanggulangan COVID-19 dengan organisasi-organisasi
kesehatan internasional maupun regional.
(5)Melakukan penelitian bersama dan memanfaatkan hasil penelitian tersebut.
(6)Untuk diperlakukan sama dengan peserta lain.
(7)Untuk dilibatkan dalam perundingan penempuhan langkah di lapangan dalam
segala sistematika selama penanganan pandemi COVID-19.

Pasal 5

Kewajiban

(1)Para pihak berupaya secara maksimal untuk saling membantu dalam rangka
penanggulangan COVID-19 dan dampak-dampaknya sesuai dengan kapasitas
masing-masing negara.
(2)Para pihak berkewajiban untuk memberikan data maupun informasi yang
berkaitan dengan COVID-19.
(3)Para pihak harus memberikan himbauan kepada warga di lapangan
mengenai tindakan yang perlu dilakukan dalam rangka pencegahan
penyebaran COVID-19 serta penjelasan mengenai COVID-19 dan bahayanya
serinci mungkin.
(4)Setiap negara wajib memberikan perlindungan dan pelayanan yang sama
bagi Warga Negara Asing yang ada di negaranya di setiap keadaan.
(5)Setiap Negara wajib mengambil kebijakan yang mengupayakan semaksimal
mungkin pencegahan penyebaran COVID-19.
(6)Kebijakan serta keputusan yang diambil oleh para pihak harus dilakukan
dengan pertimbangan bijaksana serta secara transparan.
(7)Kebijakan yang diambil harus berdasarkan hukum yang ada dan tidak boleh
melanggar Hak Asasi Manusia.
(8)Kebijakan-kebijakan yang diambil harus diketahui oleh para anggota lain.
(9)Menghormati serta mematuhi ketentuan yang telah disepakati dalam
Protokol ini.

BAB III
PELAKSANAAN KERJASAMA

Pasal 6
Pertukaran Data dan Informasi

(1) Para Pihak melakukan pertukaran data dan informasi yang dilakukan setiap
harinya.
(2) Data yang dimaksud meliputi jumlah kasus positif, jumlah kematian pasien
positif COVID-19, jumlah pasien positif COVID-19 yang sembuh, dan jumlah
pasien negatif yang telah melakukan tes swab di negaranya masing-masing.
(3) Data juga meliputi hasil riset mengenai pengembangan vaksin COVID-19
yang telah dilakukan oleh masing-masing negara.
(4) Informasi yang dimaksud meliputi:
a. teknologi untuk menciptakan alat-alat medis yang diperlukan;
b. tata cara merawat pasien COVID-19 yang paling baik;
c. kebijakan yang dinilai efektif dari negara yang berhasil menanggulangi
dan/atau mengendalikan penyebaran COVID-19;
d. cara melakukan contact tracing yang efektif.

Pasal 7

Bantuan Logistik

(1) Para Pihak melakukan pemberian bantuan logistik sesuai dengan kapasitas
masing-masing pihak.
(2) Bantuan logistik yang dimaksud dapat berupa:
a. Alat-alat medis;
b. Alat Pelindung Diri;
c. Obat-obatan;
d. Kebutuhan sandang dan pangan, dan;
e. Bantuan lain yang disepakati Para Pihak.

Pasal 8

Upaya Pencegahan Penyebaran

(1) Untuk mencegah penyebaran, upaya yang dapat dilakukan Para Pihak
antara lain:
a. Menerapkan ketentuan Social Distancing di setiap wilayah.
b. Melakukan lockdown di wilayah penyebaran yang paling tinggi jika
memungkinkan.
c. Melarang masing-masing Warga Negaranya untuk bepergian ke luar
negeri terkhusus wilayah ASEAN selama Pandemi berlangsung.
d. Batasan juga diberikan kepada Warga Negara yang hendak bepergian
ke luar rumah.
e. Menerapkan prosedur karantina mandiri selama 14 (empat belas hari)
bagi setiap Warga Negara yang diduga melakukan kontak dengan
pasien positif COVID-19 atau yang memiliki gejala seperti COVID-19
yang nantinya dikategorikan sebagai suspek.
f. Melakukan deteksi dini pada Warga Negara yang bepergian ke luar
rumah.
g. Membatasi usaha-usaha yang diperbolehkan untuk tetap berjalan di
tengah Pandemi hanya untuk usaha yang esensial bagi kebutuhan
sehari-hari.
h. Mewajibkan penyediaan tempat cuci tangan di setiap ruang publik.
i. Memberikan himbauan kepada Warga Negara masing-masing
mengenai tindakan yang perlu dilakukan untuk meminimalisir
penyebaran COVID-19.
j. Memberikan penjelasan serinci mungkin mengenai COVID-19 serta
bahayanya kepada Warga Negara masing-masing pihak.
(2) Kebijakan mengenai batasan yang dimaksud ayat (1) huruf d Pasal ini dapat
berupa:
a. Melimitasi jumlah orang yang boleh bepergian ke luar dalam satu
rumah;
b. Menerapkan jarak aman maksimal per individu di ruang publik yaitu 1-
3 meter;
c. Melarang pertemuan dan/atau perkumpulan di satu tempat yang
melibatkan lebih dari dua orang;
d. Menerapkan penggunaan masker kepada Warga Negara yang
bepergian ke luar rumah, dan;
e. Kebijakan lain yang sesuai dengan ketentuan hukum nasionalnya.
(3) Deteksi dini yang dimaksud ayat (1) huruf f dilakukan dengan cara:
a. Melakukan skrining suhu dengan menggunakan Thermal scanner dan
Thermal gun di tempat yang sudah ditentukan dengan menggunakan
APD.
b. Bila ditemukan ada peningkatan suhu tubuh ≥38 derajat celcius maka
dilakukan anamnesa dan wawancara untuk menentukan apakah
memenuhi kriteria kasus COVID-19 di ruang pemeriksaan dengan
menggunakan APD.
c. Kepada suspek yang tidak terdeteksi peningkatan suhu tubuh bisa
dipulangkan dengan edukasi.

Pasal 9

Perlindungan Warga Negara

(1)Apabila di negara salah satu Pihak terdapat Warga Negara dari Pihak lainnya,
maka Warga Negara tersebut wajib diberikan perlindungan.
(2)Perlindungan yang dimaksud meliputi tidak dipulangkan secara paksa dan
perlindungan dari diskriminasi oleh Pemerintah negara setempat.
(3)Para Pihak menyediakan tempat tinggal sementara bagi Warga Negara Asing
yang berasal dari negara Pihak lain apabila Pemerintah setempat
memutuskan untuk melakukan lockdown dan Warga Negara tersebut tidak
memiliki tempat tinggal.
Pasal 10

Kebijakan Ekonomi

(1)Para Pihak menjaga keterbukaan pasar atas perdagangan dan


investasi antar anggota.
(2)Para Pihak menjaga ketahanan dan keberlanjutan pasokan bahan
pangan antar anggota.
(3)Para Pihak membuat kebijakan dalam negeri yang mendukung orang
atau bisnis yang menderita dampak COVID-19.

Pasal 11

COVID-19 ASEAN Response Fund

(1) Sesuai dengan tujuan Protokol ini dalam hal efektifitas dan efisiensi
penanganan COVID-19 beserta dampaknya di bidang ekonomi, akan
dibentuk COVID-19 ASEAN Response Fund yang terpisah dari anggaran
reguler Sekretariat ASEAN.
(2) Sumber Dana COVID-19 ASEAN Response Fund adalah :
a. Donasi;
b. Dana atas kegiatan ASEAN yang tertunda atau dibatalkan karena
Pandemik COVID-19 dan direlokasikan untuk penanganan COVID-19.
(3) Atas setiap relokasi dana harus disetujui oleh setiap negara anggota.
(4) Dalam hal COVID-19 ASEAN Response Fund, Sekretaris Jenderal
berwenang:
a. menerima, mengumpulkan dan mengelola setiap dana yang masuk
untuk COVID-19 ASEAN Response Fund;
b. Membentuk Badan Penilai yang sifatnya netral dan tidak membawa
kepentingan negara masing-masing.
(5) COVID-19 ASEAN Response Fund diperuntukkan, terbatas pada:
a. Pemberian soft loan kepada negara anggota yang melakukan
permohonan secara tertulis kepada Sekretaris Jendral;
b. Menggunakan dana yang terkumpul untuk disalurkan kepada setiap
kegiatan ASEAN yang mendukung dalam penanganan COVID-19.
(6) Atas Soft loan sebagaimana dimaksud pada ayat 5 pasal ini, bila beberapa
negara memohon soft loan secara bersamaan atau dalam jangka waktu
yang berdekatan, maka soft loan hanya dapat diberikan pada negara yang
mendapatkan dampak paling buruk dari COVID-19 yang dinilai oleh badan
penilai.
(7) Sekretaris Jendral melakukan penerimaan permohonan soft loan dalam
jangka waktu 30 hari kerja atau dapat diperpanjang paling lama 10 hari
kerja bila dianggap perlu.
BAB IV
LARANGAN DAN SANKSI

Pasal 12

Larangan

(1) Para pihak dilarang menyembunyikan dan/atau memanipulasi data yang ada
terkait COVID-19.
(2) Para pihak dilarang menyalahgunakan data dan informasi dari negara
anggota lain untuk kepentingan domestik suatu negara.
(3) Para pihak dilarang melakukan hambatan-hambatan dalam penanganan
COVID-19.

Pasal 13

Sanksi

(1) Pihak yang terbukti secara nyata melanggar ketentuan-ketentuan dalam


Protokol ini dapat dikenakan sanksi berupa:
a. Peringatan;
b. Teguran tertulis;
c. Penghentian bantuan ekonomi yang diberikan melalui protokol ini.
(2) Sanksi yang dimaksud pada ayat (1) adalah dapat dalam bentuk tindakan
diplomatik lain sesuai kesepakatan Para Pihak.

BAB V
PEMULIHAN PASCA PANDEMI

Pasal 14

Kawasan yang Damai, Aman, dan Stabil

Para Pihak dalam hal menciptakan kawasan yang damai, aman dan stabil pasca
pandemi dapat melakukan langkah-langkah sebagai berikut:
(1)Memperkuat mekanisme di bawah Masyarakat Politik-Keamanan ASEAN,
yaitu:
a. Meningkatkan peran Pertemuan Menteri Luar Negeri ASEAN (ASEAN
Ministerial Meeting/AMM) dalam mengatasi permasalahan yang timbul;
b. Meningkatkan peran Pertemuan Menteri Pertahanan ASEAN (ASEAN
Defence Ministerial Meeting/ADMM) dalam memajukan dialog dan
kerjasama untuk meningkatkan perdamaian, keamanan, dan stabilitas
kawasan.
(2)Memperkuat proses Forum Regional ASEAN (ARF) sebagai suatu mekanisme
yang berorientasi pada aksi yang mengembangkan respon yang konkret dan
efektif terhadap tantangan bersama yang dihadapi kawasan Asia-Pasifik;
(3)Meningkatkan peran Ketua ASEAN Regional Forum (ARF) dalam memajukan
dialog dan kerjasama mengenai isu-isu politik-keamanan dengan
mengedepankan langkah membangun rasa saling percaya, kegiatan
diplomasi preventif, serta inisiatif resolusi konflik.
(4)Meningkatkan peran Ketua ASEAN Regional Forum (ARF) dalam memajukan
dialog dan kerjasama mengenai isu-isu politik-keamanan dengan
mengedepankan langkah membangun rasa saling percaya, kegiatan
diplomasi preventif, serta inisiatif resolusi konflik, diantaranya:
a. Melakukan evaluasi dampak pandemi guna menanggulangi
kemungkinan timbulnya penyakit lainnya serta dampak sosial,
ekonomi pada masyarakat;
b. Meningkatkan respon bersama secara dini pada tingkat politik dan
operasional untuk membantu negara-negara yang terkena dampak
pandemi besar.

Pasal 15

Pemulihan Ekonomi di Kawasan

(1)Para pihak dengan ini bersepakat untuk menempuh langkah - langkah yang
dianggap perlu untuk memulihkan ekonomi di kawasan dengan semangat
kerjasama sebagaimana yang telah tertuang dalam “ASEAN Vision 2025”.
(2)Apabila ditemukan kendala yang dirasakan merintangi jalannya perbaikan
ekonomi sesuai dengan “ASEAN Vision 2025” maka penyelarasan sinergi
dalam pengambilan langkah strategis untuk menata ulang ekonomi yang
terdampak pandemi dapat dibicarakan ulang dalam suatu forum resmi
dengan mempertimbangkan temuan fakta di lapangan.

BAB VI
PENUTUP

Pasal 16

Penyelesaian Sengketa

Segala bentuk sengketa termasuk mengenai perbedaan penafsiran atau interpretasi


dari pasal-pasal yang ada dalam protokol ini, diselesaikan secara damai sesuai
dengan kesepakatan para pihak.
Pasal 17

Keberlakuan Protokol

(1)Protokol ini ditandatangani oleh seluruh Pihak dalam Protokol ini.


(2)Protokol ini mulai berlaku sejak ditandatangani oleh Para Pihak dan berakhir
apabila Para Pihak menyepakati bahwa tujuan dari Protokol ini telah tercapai.

Pasal 18

Amandemen

(1)Perubahan atau amandemen terhadap protokol ini dapat dilakukan terhadap


pasal-pasal yang sudah tidak relevan lagi.
(2)Para pihak dapat melakukan perubahan atau amandemen atas protokol ini
dengan mengajukan permohonan tertulis kepada Semua Pihak.
(3)Para pihak wajib memberikan konfirmasi mengenai permohonan amandemen
protokol dalam jangka waktu 20 (dua puluh) hari.
(4)Setiap amandemen yang telah dirumuskan harus diperhatikan dengan
seksama oleh para anggota dan keberatan harus disampaikan secara jelas di
dalam forum.
(5)Amandemen berlaku ketika semua negara penandatangan telah setuju atas
amandemen yang diajukan.
(6)Hasil perubahan atau amandemen yang telah disetujui para pihak akan
menjadi bagian yang tidak dapat dipisahkan dari protokol ini.

Pasal 19

(1)Protokol ini dibuat dan dicetak dalam 2 (dua) bahasa, yaitu Bahasa Melayu
dan Bahasa Inggris.
(2)Bila terjadi sengketa dalam penafsiran protokol ini, maka sengketa akan
diselesaikan dengan menggunakan Bahasa Inggris.

Sebagai bukti yang bertandatangan di bawah ini, yang telah dikuasakan oleh
Pemerintah masing-masing, menandatangani Protokol ini.

Dibuat secara virtual pada tanggal tiga puluh bulan April tahun dua ribu dua puluh,
dalam rangkap dua Bahasa Melayu dan Bahasa Inggris, dengan kekuatan hukum
yang sama.
UNTUK PEMERINTAH FILIPINA UNTUK PEMERINTAH MALAYSIA

Noel Eugine Eusebio Servigon Kamsiah Kamaruddin

UNTUK PEMERINTAH SINGAPURA UNTUK PEMERINTAH


BRUNEI DARUSSALAM

Mentari Ananda Suharto Putera Wahyu Reswara

UNTUK PEMERINTAH VIETNAM UNTUK PEMERINTAH LAOS

Truc Binh Khamtai Siphandon

UNTUK PEMERINTAH THAILAND UNTUK PEMERINTAH MYANMAR

Athaya Ulya A.D.S Erviana Setianingrum

Anda mungkin juga menyukai