Anda di halaman 1dari 32

LAPORAN

PELAKSANAAN PRAKTEK KERJA INDUSTRI (PRAKERIN)

DI KPP PRATAMA PANGKALAN KERINCI


“PELAPORAN SPT TAHUNAN E-FILING UNTUK ORANG PRIBADI

MENGGUNAKAN DJP ONLINE”

DISUSUN OLEH

Nama : Devi Lusianti

Kelas : XII Akuntansi 1

NIS : 3915

Program Keahlian : Akuntansi dan Keuangan Lembaga

SMK NEGERI 1 PANGKALAN LESUNG


Jl. Lintas Timur KM.132 Pangkalan Lesung Kec. Pangkalan Lesung
Kab. Pelalawan Riau
Tahun pelajaran 2022/2023

Website : www.smkn1pangkalanlesung.com
E-mail : smknegerisatupangkalanlesung@gmail.com

i
LEMBAR PENGESAHAN
PELAKSANAAN PRAKTEK KERJA INDUSTRI (PRAKERIN)
DI KPP PRATAMA PANGKALAN KERINCI

Disusun Oleh:
Devi Lusianti
NIS: 3915

“PELAPORAN SPT TAHUNAN E-FILING UNTUK ORANG PRIBADI


MENGGUNAKAN DJP ONLINE”
Telah disahkan pada tanggal 12 agustus 2023 di Pangkalan Kerinci

Disahkan oleh:

PEMBIMBING PEMBIMBING
SMK Negeri 1 Pangkalan Lesung KPP Pratama Pangkalan Kerinci

NURHAYANI, S.PD ANNISYA QODRINA NASUTION


NIP. 19750512 200604 2 017 NIP. 20001214 201912 2 001

Mengetahui:

KEPALA SEKOLAH KEPALA SEKSI SUBBAGIAN UMUM


SMK Negeri 1 Pangkalan Lesung KPP Pratama Pangkalan Kerinci

DEWI FITRI S.E SRIANITA


NIP. 19741101 200801 2 007 NIP. 19791022200012 2 001

ii
PERNYATAAN OTENTISITAS

Saya yang bertanda tangan dibawah ini:

Nama : Devi Lusianti


NIS : 3915
Kelas : XII Akuntansi 1
Kompetensi Keahlian : Akuntansi
Tempat PKL : Kantor Pelayanan Pajak Pratama Pangkalan Kerinci
Alamat PKL : Jl. Pamong Praja Komplek Perkantoran Bhakti Praja
Pangkalan Kerinci Kab. Pelalawan

Menyatakan dengan sesungguhnya laporan kegiatan Praktek Kerja Lapangan (PKL)


Tahun 2023 yang berjudul “PELAPORAN SPT TAHUNAN E-FILING UNTUK ORANG
PRIBADI DENGAN DJP ONLINE” ini benar-benar hasil pemikiran Saya berdasarkan
hasil praktek yang didapatkan selama PKL, bukan hasil karya Orang lain atau pencurian
terhadap hasil karya atau dikerjakan Orang lain.

Pernyataan ini Saya buat dengan penuh kesadaran dangan tanpa tekanan dan paksaan
dari pihak manapun. Jika dikemudian hari, didapati bahwa laporan ini merupakan hasil karya
Orang lain maka Saya siap menerima sanksi berupa penarikkan nilai dan dinyatakan tidak
lulus Praktek Kerja Lapangan.

Pkl. Lesung, 12 Agustus 2023


Penulis,

Devi Lusianti

iii
Kata Pengantar

Puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Kuasa, karena berkat hidayahnya sehingga
penyusunan laporan Praktek Kerja Lapangan (PKL) ini dapat terselesaikan dengan baik. Dan
laporan ini sebagai bukti untuk memenuhi bahwa saya telah melaksanakan Praktek Kerja
Lapangan (PKL) dengan baik.

Dengan ini saya bertima kasih kepada kepala instansi yang selama kurang lebih 6
bulan ini telah memberikan kesempatan untuk melaksanakan Praktek Kerja Lapangan (PKL).
Laporan ini dapat terbuat dan diselesaikan dengan adanya bantuan dari pihak pembimbing
dari pihak sekolah maupun pihak instansi, oleh karena itu saya mengucapkan terima kasih.
Laporan ini dapat disusun dan diselesaikan dengan baik dan lancar berkat bantuan dari
berbagai pihak. Oleh karena itu, saya mengucapkan banyak terima kasih kepada:

1. Ibu Dewi Fitri, S.E selaku kepala sekolah SMKN 1 Pangkalan Lesung.
2. Ibu Marita Butar Butar, S.PD selaku wali kelas XI Akuntansi 1.
3. Ibu Nurhayani, S.PD selaku pembimbing dari SMKN 1 Pangkalan Lesung.
4. Bapak Nugrho Cahyono selaku kepala Kantor Pelayanan Pajak Pratama
Pangkalan Kerinci.
5. Bapak Harsugi selaku kepala seksi Pelayanan.
6. Ibu Dina Rizqy Evilya Putri selaku pembimbing dari KPP Pratama Pkl. Kerinci.

Selain itu, penulis juga ingin menyampaikan terima kasih kepada seluruh pihak yang
juga turut membantu dalam penyelesaian laporan ini. Saya menyadari bahwa laporan PKL ini
memiliki banyak kekurangan. Maka dari itu, saya menerima kritik dan saran yang
membangun demi kesempurnaan penyusunan laporan di masa mendatang. Dan Semoga
Laporan PKL saya ini dapat bermanfaat bagi teman-teman dan/atau pembaca.

Pangkalan Kerinci, 12 Agustus 2023


Penulis,

Devi Lusianti

iv
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL................................................................................................... i
LEMBAR PENGESAHAN....................................................................................... ii
PERNYATAAN OTENTISITAS............................................................................ iii
KATA PENGANTAR............................................................................................... iv
DAFTAR ISI............................................................................................................... v
BAB I PENDAHULUAN........................................................................................... 1
1.1 Latar belakang Praktek Kerja Lapangan.................................................... 1
1.2 Tujuan dan Manfaat Praktek Kerja Lapangan........................................... 2
1.2.1 Tujuan PKL......................................................................................2
1.2.2 Manfaat PKL....................................................................................2
1.3 Pelaksanaan dan Tempat Praktek Kerja Lapangan................................... 2
BAB II LAPORAN KEGIATAN PRAKTEK KERJA LAPANGAN................... 4
2.1 Gambaran Umum Perusahaa...................................................................... 4
2.1.1 Sejarah Singkat KPP Pratama Pangkalan Kerinci........................... 4
2.1.2 Visi dan Misi KPP Pratama Pangkalan Kerinci............................... 4
2.1.3 Struktur Organisasi KPP Pratama Pangkalan Kerinci..................... 5
2.1.4 Uraian Tugas KPP Pratama Pangkalan Kerinci............................... 6
1. Kepala Kantor............................................................................. 6
2. Seksi Bagian Umum................................................................... 6
3. Seksi Pengelolaan Data dan Informasi (seksi PDI).................... 6
4. Seksi Pelayanan.......................................................................... 7
5. Seksi Penagihan.......................................................................... 7
6. Seksi Pemeriksaan..................................................................... 7
7. Seksi Ekstensifikasi dan Penyuluhan.......................................... 7
8. Seksi Pengawasan dan Konsultasi (seksi Waskon).................... 8
9. Fungsional Pemeriksa................................................................. 8
2.2 Pelaksanaan Kegiatan PKL........................................................................ 8
2.2.1 Pembahasan Secara Teori................................................................ 8
A. Pengertian Pajak......................................................................... 8
B. Fungsi Pajak................................................................................ 8
C. Jenis-jenis Pajak.........................................................................10
2.2.2 Pembahasan Secara Praktek........................................................... 10
1. SPT Tahunan............................................................................. 10
2. SPT Tahunan dengan E-Filing.................................................. 12
3. Cara Melapor SPT Tahunan E-Filing Untuk Orang Pribadi......18
BAB III PENUTUP.................................................................................................. 24
3.1 Kesimpulan....................................................................................... 24
3.2 Saran.................................................................................................. 24
HALAMAN LAMPIRAN........................................................................................25

v
BAB I
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Prakerin atau Praktek Kerja Industri dilaksanakan untuk melatih dan memberikan
pengajaran kepada siswa dalam Dunia Industri atau Dunia Usaha yang relevan terkait
kompetensi keahlian masing masing. Selain itu prakerin juga bertujuan untuk memberikan
bekal ilmu dalam dunia kerja agar dimasa mendatang para siswa dapat bersaing dalam dunia
industri yang semakin ketat seperti saat ini, untuk mempersiapkan siswa agar memiliki
kemampuan teknis dengan wawasan yang luas dan fleksibel di era kemajuan teknologi dan
ilmu pengetahuan, meningkatkan mutu dalam Sekolah Menengah Kejuruan (SMK), serta
mengasah dan mengimplementasikan materi yang diperoleh siswa dari sekolah masing
masing terkait jurusannya.

Kegiatan prakerin merupakan salah satu bentuk kegiatan dari sekian banyak visi dan
misi SMK Negeri 1 Pangkalan Lesung dalam mempersiapkan siswa dan siswinya untuk
memasuki dunia industri dan dunia usaha (DI/DU) nantinya. Dunia industri dan dunia usaha
tersebut tentunya tidak dapat diperoleh dengan mudah, maka dari itu para siswa tidak hanya
dibekali dengan teori belajar saja tetapi juga pemahaman tentang lingkungan yang akan
mereka hadapi setelah lulus sekolah. Kegiatan prakerin dilaksanakan sesuai dengan
kemampuan atau kejuruan yang terdapat pada masing masing siswa.

Prakerin dilaksanakan untuk membantu menghubungkan antara dunia Pendidikan


dengan dunia kerja untuk saling mendukung kemajuannya,terutama dari pengalaman oleh
siswa selama menjalani masa prakerin. Siswa bisa memenuhi kewajibannya dalam menalani
bidang pendidikan sekaligus mempersiapkan diri dalam menghadapi dunia kerja dan siswa
menjadi lebih siap dalam menghadapi persaingan saat masuk ke dalam dunia kerja nantinya.

Kegiatan ini diharapkan nantinya mampu untuk mengembangkan serta meningkatkan


kemampuan yang dimiliki siswa. Terutama dengan tujuan untuk menjadikan siswa sebagai
calon tenaga kerja yang berkualitas dan bisa berrsaing di dunia kerja.

1
1.2. Tujuan dan Manfaat PKL

1.2.1 Tujuan PKL

Pelaksanaan PKL tentu memiliki tujuan supaya bisa berdampak baik bagi
siswa yang mengikuti program ini. Berikut ini adalah beberapa tujuan PKL:

 Menghasilkan tenaga kerja yang mampu memiliki keahlian profesional, yakni


tenaga kerja yang memiliki pengetahuan, keterampilan, dan etos kerja yang sesuai
dengan tuntutan dunia kerja.
 Mampu bekerja sama dengan pihak lain ditempat prakerin dan di lingkungan
masyarakat.
 Meningkatkan efisiensi penyelenggaraan pendidikan dan pelatihan tenaga kerja
yang berkualitas profesional, dengan memanfaatkan sumber daya pelatihan yang
ada di dunia kerja.
 Memberi pengakuan dan penghargaan terhadap pengalaman kerja sebagai bagian
dalam proses Pendidikan.
 Mempersiapkan peserta didik agar dapat memilih karir, mampu berkompetensi
dan mampu mengembangkan bakat.

Berdasarkan tujuan-tujuan di atas, diharapkan siswa mampu menjadi tenaga


kerja yang memiliki kualitas tinggi dan tentunya profesional. Melalui program PKL,
pengalaman dan wawasan siswa mengenai dunia kerja akan banyak bertambah
sehingga kesiapan kerja siswa yang lebih baik.

1.2.2. Manfaat PKL

Manfaat PKL dapat dilihat dari sisi akademis atau praktis. Sisi akademis
terkait dengan manfaat bagi perkembangan keilmuan, sedangkan dari sisi praktis
terkait dengan penerapan dalam masyarakat.

1.3. Pelaksanaan dan Tempat PKL

Tempat yang dipilih untuk pelaksanaan Praktek Kerja Lapangan yaitu di Kantor
Pelayanan Pajak Pratama Pangkalan Kerinci Kabupaten Pelalawan. KPP Pratama Pangkalan
Kerinci berlokasi di Jalan Pramong Praja Komplek Perkantoran Bhakti Praja, Pangkalan
Kerinci, Kabupaten Pelalawan, Provinsi Riau.

2
Pelaksanaan PKL di KPP Pratama Pangkalan Kerinci dilakukan mulai dari tanggal 13
Februari 2023 dan berakhir pada tanggal 12 Agustus 2023. PKL ini dilaksanakan kurang
lebih selama 6 bulan, PKL ini dimulai 08.00 WIB – 16:00 WIB.

3
BAB II
LAPORAN KEGIATAN PRAKTEK KERJA LAPANGAN

2.1. Gambaran Umum Perusahaan

2.1.1. Sejarah Singkat KPP Pratama Pangkalan Kerinci

Kantor Pelayanan Pajak Pratama Pangkalan Kerinci dibentuk berdasarkan Peraturan


Menteri Keuangan Nomor 67/PMK.01/2008 Tanggal 6 Mei 2008 yang merupakan perubahan
kedua dari Peraturan Menteri Keuangan Nomor 132/PMK.01/2006 tentang Organisasi dan
Tata Kerja Instansi Vertikal Direktorat Jenderal Pajak. Adapun saat mulai operasi (SMO)
KPP Pratama Pangkalan Kerinci adalah tanggal 27 Mei 2008 sebagaimana diatur dalam
Keputusan Direktur Jenderal Pajak Nomor : KEP-95/PJ/2008 tanggal 19 mei 2008.

Pembentukan KPP Pratama merupakan bagian program Modernisasi Administrasi


Perpajakan Indonesia yang bertujuan untuk meningkatkan pelayanan perpajakan,
meningkatkan kepatuhan WP melalui pengawasan dan penegakan hukum, meningkatkan
efektivitas dan efisiensi organisasi melalui reformasi dan modernisasi, serta meningkatkan
profesionalisme dan integritas sumber daya manusia.

KPP Pratama Pangkalan Kerinci, berlokasi di Jalan Pamong Praja Komplek


Perkantoran Bhakti Praja, Pangkalan Kerinci, Kabupaten Pelalawan, Provinsi Riau. Wilayah
kerja KPP Pratama Pangkalan Kerinci meliputi 2 (dua) kabupaten yaitu Kabupaten Pelalawan
dan Kabupaten Siak.

2.1.2 Visi dan Misi KPP Pratama Pangkalan Kerinci

1. Visi

Visi KPP Pratama Pangkalan Kerinci adalah “Menjadi Institusi Pemerintah


yang menyenggarakan sistem administrasi perpajakan modern, efektif, efisien, dan
dipercayai masyarakat dengan integritas dan profesionalisme yang tinggi”.

4
2. Misi

Misi KPP Pratama Pangkalan Kerinci adalah “Menghimpun penerimaan pajak


negara berdasarkan Undang-Undang Perpajakan yang mampu
mewujudkankemandirian pembiayaan anggaran pendapatan dan belanja negara
melalui sistemadministrasi perpajakan yang efektif dan efesien”.

2.1.3 Struktur Organisasi Perusahaan

Struktur organisasi adalah suatu bagian yang menggambarkan secara sistematis


mengenai penetapan,tugas,fungsi,wewenang, serta tanggungjawab masing- masing bagian
dengan tujuan untuk membina keharmonisan kerja agar pekerjaan dapat dikerjakan dengan
teratur dan baik demi mencapai tujuan yang diinginkan secara maksimal.

Struktur Organisasi Kantor Pelaysanan Pajak Pratama Pangkalan Kerinci


Kabupaten Pelalawan.

5
2.1.4 Uraian Tugas Kantor Pelayanan Pajak Pratama Pangkalan Kerinci

1. Kepala Kantor
Dalam pelaksanaan tugasnya, kepala KPP Pratama Pangkalan Kerinci
mempunyai tugas sebagai berikut:
a. Mengkoordinasikan penyusunan rencana kerja Kantor Pelayanan Pajak sebagai
bahan penyusunan rencana strategis kantor wilayah;
b. Mengkoordinasikan penyusunan rencana pengamanan penerimaan pajak
berdasarkan potensi pajak, perkembangan kegiatan ekonomi keuangan dan
realisasi penerimaan tahun lalu;
c. Mengkoordinasikan pelaksanaan tindak lanjut kesepahaman sesuai arahan kepala
kantor wilayah;
d. Mengkoordinasikan rencana pncairan dana strategis dan potensi dalam rangka
intensifikasi/ekstensifikasi perpajakan; dan
e. Mengkoordinasikan pengelolaan data guna menyajikan informasi perpajakan.

2. Sub Bagian Umum


Sub Bagian Umum bertugas untuk:
a. Pelayanan dan kesekretariatan terutama dalam hal pengaturan kegiatan usaha dan
kepegawaian;
b. Melakukan urusan keuangan; dan
c. Melakukan urusan rumah tangga serta perlengkapan.

3. Seksi Pengelolaan Data dan Informasi (Seksi PDI)


Seksi PDI bertugas:
a. Pengumpulan data;
b. Pengolahan data;
c. Penyajian informasi perpajakan;
d. Perekaman dokumen perpajakan;
e. Urusan tata usaha penerimaan perpajakan;
f. Pengalokasian penatausahaan bagi hasil Pajak Bumi dan Bangunan (PBB), sektor
perkebunan, pertambangan, dan perhutanan;
g. Pelayanan dukungan teknis computer;

6
h. Pemantauan aplikasi e-spt dan e-filling; dan
i. Penyajian laporan kerja.

4. Seksi Pelayanan
Seksi Pelayanan bertugas:
a. Penetapan dan penerbitan produk hokum perpajakan;
b. Pengadministrasian dokumen dan berkas perpajakan;
c. Penerimaan dan pengolahan Surat Pemberitahuan (SPT) dan surat-surat lainnya;
d. Penyuluhan perpajakan;
e. Pelaksanaan registrasi Wajib Pajak; dan
f. Kerja sama perpajakan sesuai ketentuan yang berlaku.

5. Seksi Penagihan
Seksi Penagihan bertugas:
a. Pelaksanaan penatausahaan penagihan aktif;
b. Penagihan piutang pajak;
c. Penundaan dan pengangsuran tunggakan pajak; dan
d. Usulan penghapusan piutang paak sesuai denganketentuan yang berlaku.

6. Seksi Pemeriksaan
Seksi Pemeriksaan bertugas:
a. Pelaksanaan penyusunan rencana pemeriksaan;
b. Pengawasan pelaksanaan aturan pemeriksaan;
c. Penerbitan dan penyaluran surat perintah pemeriksaan pajak; dan
d. Administrasi pemeriksaan perpajakan lainnya.

7. Seksi Ekstensifikasi
Seksi Ekstensifikasi bertugas:
a. Pelaksanaan dan penatausahaan pengamatan potensi perpajakan;
b. Pendataan objek pajak;
c. Penilaian objek pajak; dan
d. Kegiatan ekstensifikasi perpajakan sesuai dengan ketentuan yang berlaku.

7
8. Seksi Pengawasan dan Konsultasi (Seksi Waskon)
Seksi Waskon bertugas:
a. Melakukan pengawasan kepatuhan kewajiban perpajakan Wajib Pajak yaitu Pajak
Penghasilan (PPh), Pajak Pertambahan Nilai (PPN), Pajak Bumi dan Bangunan
(PBB) sector Perkebunan, dan pajak lainnya;
b. Bimbingan dan himbauan kepada Wajib Pajak;
c. Penyusunan profil Wajib Pajak;
d. Analisa kerja Wajib Pajak; dan
e. Rekonsiliasi data Wajib Pajak dalam rangka melakukan intensifikasi.

9. Fungsional Pemeriksaan
Fungsional Pemeriksa bertugas melakukan pemeriksaan untuk pemenuhan dan
kewajiban perpajakan Wajib Pajak dan untuk tujuan lain dalam rangka melaksanakan
ketentuan peraturan perundang-undangan perpajakan.

2.2 Pelaksanaan Kegiatan PKL

2.2.1 Pembahasan Secara Teori

1.Pengertian Pajak

Pajak adalah pungutan wajib yang dibayar rakyat untuk negara dan akan digunakan
untuk kepentingan pemerintah dan masyarakat umum. Rakyat yang membayar pajak tidak
akan merasakan manfaat dari pajak secara langsung, karena pajak digunakan untuk
kepentingan umum, bukan untuk kepentingan pribadi. Pajak merupakan salah satu sumber
dana pemerintah untuk melakukan pembangunan, baik pemerintah pusat maupun pemerintah
daerah. Pemungutan pajak dapat dipaksakan karena dilaksanakan berdasarkan undang-
undang.

2.Fungsi Pajak

Fungsi pajak adalah hal vital bagi pembangunan bangsa dan negara. Dengan
memahami fungsi pajak, Anda akan menyadari mengapa pajak punya peranan penting.
Sebagai salah satu sumber pendapatan negara, pajak memiliki fungsi untuk membiayai

8
pengeluaran-pengeluaran negara, seperti menjalankan tugas-tugas rutin negara dan
melaksanakan pembangunan.

Secara garis besar, fungsi pajak dibagi menjadi empat yakni fungsi anggaran, fungsi
stabilitas, fungsi redistribusi pendapatan, dan fungsi mengatur.

1. Fungsi Pajak Sebagai Anggaran (Budgetair)

Sebagai sumber pendapatan negara, pajak berfungsi untuk membiayai pengeluaran-


pengeluaran negara. Untuk menjalankan tugas-tugas rutin negara dan melaksanakan
pembangunan, negara membutuhkan biaya. Biaya ini dapat diperoleh dari penerimaan pajak.
Dewasa ini pajak digunakan untuk pembiayaan rutin seperti belanja pegawai, belanja barang,
pemeliharaan, dan lain sebagainya. Untuk pembiayaan pembangunan, uang dikeluarkan dari
tabungan pemerintah, yakni penerimaan dalam negeri dikurangi pengeluaran rutin. Tabungan
pemerintah ini dari tahun ke tahun harus ditingkatkan sesuai kebutuhan pembiayaan
pembangunan yang semakin meningkat dan ini terutama diharapkan dari sektor pajak.

2. Fungsi Pajak Sebagai Pengatur (Regulerend)

Pemerintah bisa mengatur pertumbuhan ekonomi melalui kebijaksanaan pajak.


Dengan fungsi mengatur, pajak bisa digunakan sebagai alat untuk mencapai tujuan.
Contohnya dalam rangka menggiring penanaman modal, baik dalam negeri maupun luar
negeri, diberikan berbagai macam fasilitas keringanan pajak. Dalam rangka melindungi
produksi dalam negeri, pemerintah menetapkan bea masuk yang tinggi untuk produk luar
negeri.

3. Fungsi Pajak Sebagai Stabilitas

Dengan adanya pajak, pemerintah memiliki dana untuk menjalankan kebijakan yang
berhubungan dengan stabilitas harga sehingga inflasi dapat dikendalikan. Hal ini bisa
dilakukan antara lain dengan jalan mengatur peredaran uang di masyarakat, pemungutan
pajak, penggunaan pajak yang efektif dan efisien.

Salah satu contoh fungsi stabilitas terlihat ketika ketika nilai tukar rupiah mengalami
penurunan terhadap dolar Amerika Serikat. Jika pemerintah ingin memanfaatkan pajak
sebagai instrumen stabilitas perekonomian, maka pemerintah dapat saja mengeluarkan

9
kebijakan perpajakan yang mendukung penguatan rupiah seperti meningkatkan bea masuk
maupun PPN impor.

4. Fungsi Pajak Sebagai Redistribusi Pendapatan

Pajak yang sudah dipungut oleh negara akan digunakan untuk membiayai semua
kepentingan umum. Termasuk juga untuk membiayai pembangunan sehingga dapat
membuka kesempatan kerja, yang pada akhirnya akan dapat meningkatkan pendapatan
masyarakat. Fungsi redistribusi adalah pemanfaatan pajak untuk membuka lapangan
pekerjaan. Dengan bertambahnya lapangan pekerjaan, maka semakin banyak pula
penyerapan tenaga kerja sehingga pendapatan masyarakat pun dapat diperoleh secara merata.

3.Jenis-Jenis Pajak
Pajak dibagi menjadi beberapa jenis, yaitu :

1. Pajak Penghasilan (PPh)


2. Pajak Pertambahan Nilai (PPN) dan Pajak Penjualan Barang Mewah (PPNBM)
3. Pajak Bumi dan Bangunan (PBB)
4. Bea Materai (BM)
5. Bea Perolehan Hak Tanah dan Bangunan (BPHTB)

2.2.2 Pembahasan Secara Praktek


1. SPT Tahunan
SPT merupakan singkatan dari Surat Pemberitahuan. SPT Tahunan merupakan surat
yang digunakan para Wajib Pajak untuk melaporkan segala bentuk perhitungan dan
pembayaran pajak, baik untuk objek pajak maupun bukan pajak. Selain itu, Surat
Pemberitahuan Tahunan atau SPT dapat digunakan untuk melaporkan harta dan kewajiban
sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan pajak

Laporan SPT Tahunan dibuat setiap tahun untuk tahun pajak sebelumnya, contohnya
periode SPT Tahunan 2021 dilaporkan pada tahun 2022. Batas waktu yang ditentukan untuk
pelaporan SPT bagi Wajib Pajak orang pribadi atau pegawai paling lama tiga bulan setelah
akhir tahun pajak atau pada akhir bulan Maret. Sedangkan untuk Wajib Pajak badan usaha,
batas waktunya empat bulan setelah akhir tahun pajak, yaitu pada akhir bulan April. . SPT

10
Tahunan memiliki 2 jenis yaitu SPT Tahunan Badan (e-form) dan SPT Tahunan Orang
Pribadi (e-Filing).

Mengapa Wajib Pajak Harus Melaporkan SPT Tahunan?

Ketentuan mengenai alasan pelaporan pajak tertuang dalam Undang-Undang Nomor


2007 tentang Syarat dan Ketentuan Umum terkait tata cara perpajakan. SPT Tahunan menjadi
sarana bagi warga negara yang sudah memiliki NPWP untuk melaporkan dan
mempertanggungjawabkan perhitungan jumlah pajak selama setahun terakhir. Sesuai dengan
amanat undang-undang tersebut, dampak adanya self-assessment dalam SPT ini bisa
memberikan kepercayaan penuh kepada Wajib Pajak untuk mendaftarkan, membaca,
menghitung, membayar, menyetorkan, dan melaporkan pajak secara mandiri.

SPT Tahunan tidak hanya menjadi wadah untuk melaporkan perhitungan dan/atau
pembayaran pajak atas penghasilan saja, tetapi juga untuk melaporkan segala objek pajak
dan/atau bukan objek pajak serta harta dan kewajiban sesuai dengan undang-undang
perpajakan.

Apa Saja Syarat Lapor SPT Tahunan?

Dalam melakukan lapor SPT secara online cukup berbeda dengan lapor SPT secara
konvensional, lapor SPT secara online harus memiliki syarat sebagai berikut:

1. Memiliki NPWP (Nomor Pokok Wajib Pajak).


Orang yang dapat melakukan pelaporan SPT Tahunan adalah mereka yang sudah
terdaftar sebagai Wajib Pajak (WP). Adapun terdaftarnya seseorang menjadi WP
ditandai dengan adanya kepemilikan Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP).
2. Memiliki EFIN (Electronic Filing Identification Number).
EFIN atau Electronic Filing Identification Number adalah nomor identitas yang
diterbitkan oleh DIrektorat Jenderal Pajak (DJP) untuk wajib pajak yang melakukan
transaksi elektronik perpajakan, seperti lapor SPT melalui e-Filing.
Contoh EFIN Pajak

11
3. Memiliki akun DJP (Direktorat Jenderal Pajak) Online.

2. SPT Tahunan dengan e-Filling

Apa itu e-Filling?

e-Filing adalah suatu cara atau proses penyampaian SPT elektronik yang dilakukan
secara online dan real time melalui koneksi jaringan internet pada website Direktorat Jenderal
Pajak yang beralamat di www.pajak.go.id atau perusahaan Penyedia Jasa Aplikasi
atau Application Service Provider (ASP) seperti OnlinePajak yang menyediakan lapor pajak
online secara gratis. e-Filing atau lapor pajak online ini dapat mengurangi antrean di Kantor
Pelayanan Pajak (KPP) yang selalu diramaikan oleh masyarakat yang ingin menunaikan
kewajiban mereka untuk mengurus perpajakan. Puncak kunjungan para wajib pajak ke kantor
pajak biasanya akan terjadi pada bulan Maret, karena bulan tersebut merupakan batas terakhir
pengumpulan SPT Tahunan Pajak Penghasilan Orang Pribadi akan berakhir.

Seperti yang sudah dialami oleh banyak orang, bila Anda datang ke Kantor Pelayanan
Pajak (KPP) pada saat-saat seperti ini, Anda pasti harus menghadapi antrean yang panjang.
Tapi kini Anda tidak perlu lagi repot-repot datang langsung ke kantor pajak untuk
menyampaikan SPT, karena Anda bisa menggunakan e-Filing untuk lapor pajak secara
online, dari mana dan kapan saja.

12
Kemudian, dalam Peraturan Direktorat Jenderal Pajak Nomor PER-03/PJ/2015, segala
ketentuan lapor pajak online melalui e-Filing sudah dijelaskan. Dimana e-Filing ini ditujukan
untuk memudahkan pemberian kenyamanan bagi Wajib Pajak.

Apa Kelebihan Penyampaian SPT Melalui e-filing?

Jika dibandingkan dengan pelaporan pajak manual, e-Filing pajak memberikan


banyak keuntungan seperti sebagai berikut:

1. Pelaporan SPT Kapanpun dan Di Manapun


Ya, pelaporan SPT yang tadinya harus mendatangi KPP terdekat, pojok pajak, mobil
layanan pajak, pajak keliling atau sebagainya kini bisa dilakukan bahkan di rumah
wajib pajak sekalipun. Pada dasarnya, wajib pajak tidak perlu meninggalkan
perangkat komputernya untuk melakukan pelaporan SPT. E-Filing bisa dilakukan
kapanpun, sehingga tidak akan berpotensi terjadi keterlambatan karena hari libur
atau wajib pajak sedang tidak dapat mendatangi KPP terdekat di area wajib pajak
berada, selama terhubung dengan jaringan internet.

2. Lebih cepat dengan jarinngan internet


Tentu faktor utama dari setiap sistem online yang ditawarkan adalah kecepatan
proses. Sama dengan banyak hal lain, sistem E-Filing yang berbasis online juga
menawarkan kecepatan dalam proses pelaporan SPT, baik itu formulir 1770, 1770S
atau 1770SS. Dengan bermodalkan jaringan internet yang baik, proses pelaporan
bisa diselesaikan kurang dari 15 menit.

3. Tidak perlu install aplikasi atau program apapun


Pengguna baru biasanya akan menemui kesulitan untuk melakukan instalasi
program tertentu yang terintegrasi dengan situs DJP Online. Namun, karena DJP
Online dan penyedia jasa layanan aplikasi lainnya ini berbasis web, wajib pajak
tidak perlu repot melakukan instalasi pada program terkait. Situs DJP Online akan
mudah ditemukan ketika wajib pajak memasukkan keyword ‘DJP Online’ pada
mesin pencari. Cukup dengan mengklik situs DJP, wajib pajak sudah bisa
menggunakan fitur e-filing yang ada. Wajib pajak hanya perlu mendaftar dan

13
membuat akun pada DJP Online sehingga dapat menggunakan setiap fitur yang
ditawarkan dengan maksimal.

4. Gratis
Akses dan keperluan yang dilakukan pada DJP Online atau penyedia jasa layanan
ainnya adalah gratis. Wajib pajak tidak perlu mengeluarkan biaya untuk
menggunakan layanan online dari DJP ini. Hal ini demi meningkatnya kepatuhan
pajak warga Negara Indonesia dan meningkatnya penerimaan Negara secara umum.

Apa Saja Jenis Formulir SPT Tahunan Orang Pribadi (e-filing)?

Wajib Pajak Orang Pribadi memiliki kewajiban dalam melaporkan SPT Tahunan
Orang Pribadi. SPT Tahunan Orang Pribadi sendiri adalah laporan pajak tahunan yang
digunakan oleh Wajib Pajak Orang Pribadi (WPOP) di Indonesia untuk melaporkan
pendapatan yang diperoleh selama tahun pajak. Formulir ini harus diisi oleh setiap WPP yang
memiliki pendapatan yang harus dikenakan pajak, baik itu dari penghasilan tetap maupun
penghasilan tidak tetap.

Dalam formulir ini, WPOP harus melaporkan seluruh pendapatan yang diperoleh,
beserta pengeluaran yang dikeluarkan untuk mengurangi pendapatan tersebut dan
menentukan besarnya pajak yang harus dibayar.

Dalam pelaksanaannya, terdapat tiga jenis formulir SPT Tahunan Orang Pribadi
(formulir 1770) yang digunakan di Indonesia, yaitu formulir SPT 1770, formulir SPT 1770 S,
dan formulir SPT 1770 SS. Ketiganya dibedakan berdasarkan jumlah dan sumber penghasilan
yang diperoleh Wajib Pajak Orang Pribadi dalam satu tahun pajak.

 Formulir 1770 SS
Formulir SPT Tahunan PPh Wajib Pajak Orang Pribadi sangat sederhana
(Formulir 177 SS) adalah jenis SPT Tahunan PPh yang ditujukan untuk wajib pajak
orang pribadi yang mempunyai penghasilan selain dari usaha dan/atau pekerjaan
bebas dengan jumlah penghasilan bruto tidak lebih dari Rp60.000.000 setahun.
Formulir jenis ini digunakan apabila wajib pajak yang hanya bekerja pada satu

14
perusahaan atau memiliki penghasilan bersumber dari satu pemberi kerja dan tidak
mempunyai penghasilan lainnya,kecuali bunga bank dan/atau bunga koperasi.
Apabila wajib pajak hanya mempunyai penghasilan dari satu pemberi kerja
dengan penghasilan bruto setahun tidak lebih dari Rp60.000.000 dan tidak
mempunyai penghasilan lain selain bunga koperasi atau bunga bank maka wajib pajak
cukup mengisi SPT 1770 SS. Pengisian formulir ini terbilang sederhana ketimbang
formulir lainnya. Sebab, wajib pajak cukup memindahkan semua data yang sudah
tertulis pada formulir 1712 A1 atau A2 yang diberikan oleh pemberi kerja.

 Formulir 1770 S
Formulir SPT Tahunan PPh Wajib Pajak Orang Pribadi (Formulir 1770 S)
merupakan jenis SPT tahunan khusus untuk wajib pajak orang pribadi yang memiliki
penghasilan tahunan lebih dari Rp60.000.000. Berbeda dengan formulir 1770 SS,
formulir SPT 1770 S dipakai untuk wajib pajak yang mempunyai dari satu atau lebih
pemberi kerja. Artinya, meski penghasilan bruto wajib pajak di bawah Rp60.000.000
per tahun, apabila wajib pajak bekerja pada dua perusahaan tetap melapor PPh dengan
menggunakan formulir jenis ini.
Formulir 1770 S terdiri atas dua lampiran yang harus diisi oleh wajib pajak
dengan benar. Data-data yang harus diisikan dalam formulir tersebut seperti bukti
potong, anggota keluarga, harta, data penghasilan, dan lain sebagainya.

 Formulir SPT 1770


Formulir SPT Tahunan PPh Wajib Pajak Orang Pribadi (Formulir 1770)
merupakan formulir yang dikhususkan untuk wajib pajak perorangan yang sumber
penghasilannya dari kagiatan usaha atau pekerja yang memiliki keahlian tertentu dan
tidak memiliki ikatan kerja (pekerjaan bebas). Kata kunci pada formulir ini adalan
“penghasilan dari usaha/pekerjaan bebas”. Jika wajib pajak memiliki penghasilan
jenis ini maka wajib menggunakan formulir ini.
Meskipun mempunyai penghasilan lain, misalnya penghasilan dari pekerjaan
atau penghasilan pasif seperti dividen atau bunga, wajib pajak tetap harus
menggunakan formulir 1770. Selain itu, pengguna formulir ini juga ditujukan untuk
perorangan yang bekerja di lebih dari satu pemberi kerja, memiliki penghasilan yang

15
dikenakan PPh final, penghasilan dari dalam negeri lain (royalti,bunga,penghasilan
dari perbedaan kus mata uang),atau penghasilan yang diperoleh dari luar negeri.

Batas Waktu Pelaporan dan Penyetoran Wajib Pajak Orang Pribadi

a. Batas waktu penyampaian SPT ini paling lama 3 bulan setelah akhir Tahun Pajak.
Seluruh warga negara yang menjadi Wajib Pajak (WP) orang pribadi harus
melakukan pelaporan pajak. Sebab, batas akhir bagi wajib pajak orang pribadi pada 31
Maret 2023. Sedangkan batas waktu lapor SPT Tahunan untuk wajib pajak badan masih
lama yakni 30 April 2023. Jika wajib pajak tidak menyampaikan SPT tahunan, maka wajib
pajak terancam dikenakan sanksi administratif berupa denda, bahkan tindakan hukum jika
terbukti melakukan tindak pidana perpajakan.
Oleh karena itu, penting bagi wajib pajak untuk menyampaikan SPT tahunan dengan
tepat waktu dan akurat untuk memenuhi kewajiban perpajakan dan menghindari sanksi
atau denda. Sanksi tersebut sudah tercantum dalam Undang-Undang Ketentuan Umum
Perpajakan (KUP).

- Tahun Pajak merupakan jangka waktu 1 (satu) tahun kalender. Kecuali wajib pajak
menggunakan tahun buku yang tidak sama dengan tahun kalender.
- WP OP yang dikecualikan dalam menyampaikan SPT Tahunan adalah mereka yang
dalam satu tahun Pajak memiliki penghasilan neto yang tidak melebihi Penghasilan Tidak
Kena Pajak (PTKP)

b. Sebelum menyampaikan SPT PPh, WP OP harus melunasi kekurangan pembayaran pajak


yang terutang berdasarkan SPT Tahunan PPh.

Apa Saja Sanksi Administratif bagi Wajib Pajak Yang Tidak Taat?

a. Sanksi pajak berupa denda

Sanksi denda diberikan kepada wajib pajak yang melanggar aturan yang berlaku,
baik terlambat ataupun tidak melaporkan sama sekali. Untuk besaran dendanya berbeda-
beda, tergantung dengan peraturan UU yang berlaku. Contohnya, Wajib Pajak yang telat
melaporkan SPT Masa PPN maka akan dikenakan denda dengan nominal sebesar Rp
500.000. Pada saat Wajib Pajak telat melaporkan SPT Masa PPh, maka mereka akan

16
dikenakan denda senilai Rp. 1.000.000 untuk wajib pajak badan dan Rp 100.000 untuk wajib
pajak perorangan.

b. Sanksi pajak berupa bunga

Sanksi bunga diberikan kepada wajib pajak yang melakukan pelanggaran yang
berhubungan dengan kewajiban membayar pajak. Besaran bunga /bulan yang diberikan pun
sudah ditentukan sesuai dengan undang-undang yang berlaku. Sanksi bunga ini didasarkan
atas UU KUP Pasal 9 ayat 2 (a) dan 2 (b).Pasal 9 ayat 2 (a) membahas mengenai besaran
denda yang dikenakan ke pihak wajib pajak yang membayarkan lewat dari jatuh tempo.
Besaran bunganya 2% per bulan dihitung dari tanggal jatuh tempo sampai tanggal
pembayaran pajak.

Pasal 9 ayat 2 (b) membahas mengenai denda sebesar 2% per bulan yang akan
diberikan kepada Wajib Pajak yang baru membayar pajak setelah jatuh tempo penyampaian
SPT. Denda ini dihitung mulai dari jatuh tempo waktu penyampaian SPT sampai tanggal
pembayaran pajak. Jika pembayaran di awal bulan, perhitungan tetap akan dilakukan untuk
sebulan penuh.

c. Sanksi pajak berupa kenaikan

Sanksi kenaikan akan diberikan kepada pihak wajib pajak jika mereka melakukan
pelanggaran seperti pemalsuan data, manipulasi jumlah pendapatan dengan dikecilkan agar
pajak yang dikenakan lebih sedikit, hingga kecurangan lainnya. Pihak wajib pajak yang
ketahuan melakukan kecurangan akan dikenakan sanksi berupa kenaikan jumlah nilai pajak
yang harusnya dibayarkan. Besarannya adalah 50% dari pajak yang dikurangi tersebut.

Contohnya, seharusnya kita membayarkan pajak sebesar Rp 10.000.000. Tetapi kita


melakukan pemalsuan data dan mengubah perincian mengenai pendapatan dan akhirnya kita
hanya membayar pajak sebesar Rp 8.000.000. Artinya kita menggelapkan Rp 2.000.000,
artinya kita harus membayarnya 2 kali lipat menjadi Rp 4.000.000

Oleh karena itu sebagai warga negara yang baik, marilah kita menjalankan kewajiban
kita sebagai wajib pajak sesuai dengan peraturan yang berlaku. Daripada kita harus
mengeluarkan biaya lebih karena dikenakan sanksi administratif.

17
3. Cara Melapor SPT Tahunan E-Filing untuk Orang Pribadi
Menggunakan DJP Online

1. Pertamam, silahkan akses DJP Online.

18
Saat mengunjungi laman resmi website dari direktorat jenderal pajak, pastikan alamatnya
sesuai yaitu https://djponline.pajak.go.id, lalu isi nomor NPWP serta password dengan
kode captcha untuk login ke akun milikmu.

2. Setelah masuk ke dashboard pilih tab “lapor”


3. Pilih e-filing

Silahkan pilih metode “e-Filing”. E-filing pajak adalah cara penyampaian SPT secara
online dan real-time melalui website e-filing pajak DJP Online atau aplikasi yang
disediakan ASP (Application Service Provider/Penyedia Jasa Aplikasi) pajak.

4. Mulai Membuat SPT

Muncul laman baru e-filing SPT dan klik “Buat SPT” pada bagian pojok kanan
atas.

19
5. Jawab Pertanyaan Pada Formulir

Ikuti langkah di atas dengan menjawab pertanyaan yang tepat dan sesuai

hingga semua pertanyaan selesai terjawab.

6. Memilih jenis formulir yang akan digunakan

Jika pendapatan bulanan atau gaji kamu lebih dari Rp60 juta per tahun, kamu dapat
memilih pengisian SPT dengan bentuk formulir atau dengan panduan maupun upload
SPT. maka akan muncul informasi SPT 1770S yang siap untuk dipilih.

7. Isi Data Formulir SPT

20
Lalu, kamu dapat masuk ke bagian dimana kamu dapat mengisi formulir sesuai dengan
petunjuk. Memilih tahun SPT pajak (2019), lalu memilih status SPT pada bagian normal
dan klik langkah selanjutnya.

8. Isi Lampiran II

Kemudian kamu masuk ke bagian halaman berikutnya di “lampiran II” yaitu halaman
Daftar Pemotongan/Pemungutan PPh oleh Pihak Lain dan PPh yang ditanggung
pemerintah. Di sini akan tertera secara otomatis Nama pemotong/pemungut pajak alias

21
perusahaan kamu bekerja dengan keterangan lain hingga berisi nominal pemotongan
pajak.

9. Isi Lampiran I Pada Bagian Kolom Harta

Pada
bagian ini pastikan kamu mengisinya sesuai dengan harta yang kamu miliki, karena ini
akan menentukan benar atau tidaknya pengisian atau pelaporan SPT tahunan pajak kamu.
Seringkali, pelaporan SPT gagal di submit, karena kolom pada bagian ini
terlewatkan. Sistem pajak dalam perbankan serta lembaga keuangan ini sudah
terintegrasi sehingga kamu tidak lagi berbohong terkait harta-harta yang dimiliki.

Pilih Ya pada halaman pertanyaan apakah kamu memiliki harta, Lalu, klik ikon tambah+
pada bagian pojok kanan atas dan akan muncul kolom baru yang harus diisi sesuai dan
benar. Jika kamu memiliki tabungan, uang tunai bahkan piutang, kamu perlu mengisi
nominal yang sesuai. Apabila sudah lengkap dan sesuai maka kamu dapat mengklik
simpan.Lalu, klik langkah berikutnya. Pada halaman berikutnya adalah bagian dimana
apakah kamu memiliki utang, jika memiliki seperti KTA, KPR dan lainnya kecuali kartu
kredit.

22
10. Masuk ke Bagian Induk

Pada bagian ini kamu dapat mengisi identitas dengan sesuai, apakah kamu

sudah kawin atau belum. Selanjutnya masuk ke langkah berikut dengan

mengklik “Lanjut ke A”.

11. Isi Setiap Kolomnya Sesuai dengan Kondisi

Lakukan pengisian yang sesuai dengan petunjuk, mulai dari pengisian Netto,

Penghasilan Kena Pajak, PPh Terutang, Kredit Pajak (apabila memiliki), PPh

Kurang/Lebih Bayar (apabila memiliki), Angsuran PPh Pasal 25 Tahun Pajak

Berikutnya (apabila memiliki). Lalu memilih kolom “Setuju/Agree” pada

bagian “Pernyataan”. Klik langkah berikutnya.

23
11. Hasil dari Pelaporan

Hasil pengisian yang kamu isi sesuai dengan data yang kamu miliki akan

muncul apakah SPT kamu Nihil, Lebih Bayar atau Kurang Bayar.

12. Pengiriman Token Untuk Kode Verifikasi

Memeriksa email yang sudah terdaftar, lalu pihak DJP akan mengirimkan
token untuk melakukan verifikasi pelaporan SPT yang sudah kamu lakukan.
Apabila sudah diterima, maka kamu dapat memasukkannya ke bagian kode
verifikasi di kolom yang tersedia.

Yang terakhir SPT akan dikirim setelah kamu mengklik “Kirim SPT”, lalu klik
“Selesai” dan wajib pajak akan menerima bukti elektronik seperti berikut ini

24
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Setelah melakukan kegiatan prakerin ini, saya mendapatkan banyak pengalaman


dan ilmu baru yang tidak diajarkan di sekolah. Kita biasa diajarkan teori di sekolah, dan di
tempat prakerin kita akan mempraktikkannya.

25
Pada intinya, kegiatan prakerin sangat berguna untuk mengembangkan apa yang
sudah diajarkan di sekolah. Prakerin bisa dikatakan sebagai pelengkap serta proses
pematangan agar siap ketika sudah berkecimpung di dunia kerja.

3.2 Saran

Karena di tempat prakerin kita akan berhubungan langsung dengan pekerjaan,


maka alangkah baiknya kita mempersiapkan secara matang materi-materi yang diajarkan di
sekolah. Hal ini bertujuan agar kita tidak bingung kalau disuruh melakukan sesuatu.

Untuk adik kelas yang akan melaksanakan prakerin, usahakan tetap menjaga nama
baik sekolah. Karena jika nama sekolah sudah jelek, maka akan susah untuk bekerjasama
dengan perusahaan tersebut dalam menerima siswa prakerin.

26
HALAMAN LAMPIRAN

Foto Kegiatan

27

Anda mungkin juga menyukai