Anda di halaman 1dari 8

KRITIK ETIK PADA CERPEN REMBULAN DI MATA IBU

KARYA ASMA NADIA


Sab’ul Masani (200110201025)1, Devika Rosita Fitriani (200110201052)2,
Qonita Hafidah Aseni (200110201069)3
Program Studi Sastra Indonesia Fakultas Ilmu Budaya Universitas Jember

PENDAHULUAN
Menurut H.B. Jassin (dalam Purba 2010:48) pada bukunya “Tifa Penyair
dan Daerahnya” mengemukakan bahwa cerpen adalah cerita yang pendek.
Biasanya cerpen disusun sebanyak 10 sampai 20 halaman. Apabila terdapat cerita
yang disusun dalam jumlah ratusan halaman, maka cerita tersebut bukan termasuk
kategori cerpen. Cerita pendek memiliki tujuan yakni untuk memberi manfaat
kepada pembaca, di antaranya dapat memberi pengalaman secara tidak langsung
dan mengembangkan imajinasi pembaca. Unsur intrinsik yang terdapat dalam
cerpen terdiri dari tema, alur, tokoh, penokohan, latar, sudut pandang, gaya
bahasa, dan amanat. Unsur intrinsik yang dibangun dalam cerpen bergantung
dengan minat penulis cerpen. Dalam penelitian ini, peneliti menganalisi cerpen
berdasarkan nilai sosial, agama, dan moral. Cerpen yang digunakan yakni cerpen
“Rembulan di Mata Ibu” karya Asma Nadia yang dianalisis berdasarkan
pendekatan kritik etik.
Cerpen “Rembulan di Mata Ibu” merupakan cerpen yang disusun oleh
Asma Nadia sebanyak 10 halaman yang di dalamnya mengandung kisah seorang
Ibu yang mendidik anak perempuannya dengan keras sebagai bentuk kasih
sayang. Melalui pendekatan kritik etik dalam menilai suatu karya sastra
berdasarkan nilai moral, sosial dan agama memudahkan peneliti untuk
menganalisis aspek yang terkandung dalam cerpen tersebut. Cerpen “Rembulan di
Mata Ibu” karya Asma Nadia ini memiliki keistimewaan yakni teknik dalam
penyampaian cerita yang disusun dengan alur yang unik, tidak bisa ditebak oleh
pembaca.
Penyampaian cerita yang digunakan oleh Asma Nadia dalam cerpen
tersebut yakni menggambarkan tokoh Diah sebagai tokoh utama yang tinggal
dengan Ibu dan tiga orang kakak perempuannya. Namun, tokoh Diah memiliki
kesalahpahaman dengan sang Ibu yang membuat Diah membangkang sehingga
memilih untuk merantau ke luar kota. Nasihat yang terkandung dalam cerpen
tersebut dalam cerpen tersebut adalah seorang anak jangan menyimpulkan sesuatu
secara singkat sebelum mengetahui tujuan dari sesuatu yang tidak kamu suka,
karena segala sesuatu yang dilakukan oleh orangtua pasti memiliki tujuan yang
baik untuk anaknya meskipun dengan cara yang keras.
TINJAUAN PUSTAKA
Tinjauan pustaka merupakan sekumpulan gagasan dari berbagai literatur
dan penelitian relevan yang digunakan sebagai pedoman serta referensi dalam
melaksanakan sebuah penelitian. Tinjauan pustaka bertujuan untuk membedakan
penelitian yang dilakukan dengan penelitian terdahulu. Selain itu, persamaan
dalam penelitian juga bermanfaat sebagai acuan untuk penelitian-penelitian yang
akan dilakukan.
Jika merujuk pada penelitian sebelumnya, peneliti menemukan penelitian
yang relevan. Penelitian yang berjudul “Nilai Etika dalam Novel Seribu Wajah
Ayah karya Azhar Nurun Ala dan Perannya dalam Pembelajaran Bahasa Indonesia
di SMA” merupakan jurnal yang disusun oleh Alvin Andriansyah, Tri Mulyono,
Afsun Aulia Nirmala, mahasiswa program studi Pendidikan Bahasa Sastra
Indonesia, Fakultas keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Pancasakti Tegal.
Jurnal yang disusun pada tahun 2022 tersebut menganalisis novel Seribu Wajah
Ayah karya Azhar Nurun Ala berdasarkan pendekatan kritik etik.
Selain menganalisis menggunakan pendekatan kritik etik, peneliti juga
membandingkan penelitian yang dilakukan dengan penelitian terdahulu yang
menjadi rujukan. Terdapat persamaan dan perbedaan dari kedua penelitian
tersebut. Persamaan kedua penelitian tersebut terletak pada pendekatan yang
dilakukan, yakni pendekatan kritik etik, sedangkan perbedaan terlihat pada objek
penelitian yang dilakukan.
LANDASAN TEORI
Penelitian pada cerpen “Rembulan di Mata Ibu” karya Asma Nadia ini
menggunakan pendekatan kritik etik. Pendekatan kritik etik sangat bersinggungan
dengan bahasan mengenai religi, moral, serta sosial. Ketiga pengetahuan tersebut
sangat mendukung penelitian menggunakan pendekatan kritik. Pengetahuan
peneliti terhadap hal-hal tersebut memiliki pengaruh mengenai bagaimana dan
seperti apa peneliti akan menilai sebuah karya.
Kritik etik dalam sastra berupaya untuk mendekati dimensi moral dalam
karya sastra. Seorang kritikus etik hanya mempertimbangkan norma-norma moral
di luar konteks sastra. Pendekatan ini didasarkan pada gagasan bahwa karya sastra
dapat efektif dalam mempromosikan moral dan karakter suatu kelompok. Moral
dan karakter itu muncul dari aturan hidup yang dihargai oleh masyarakat tertentu.
Pendekatan ini bermula dari keyakinan bahwa sastra dapat mengandung pesan
moral, dan bertujuan untuk mengukur sejauh mana karya sastra merangsang
refleksi moral pada pembaca. Moral yang dimaksud di sini adalah norma etika
yang menjadi prinsip kuat dalam masyarakat bersangkutan (Baribin, Raminah
2002).
Pendekatan ini sangat cocok digunakan untuk menelaah cerpen
“Rembulan di Mata Ibu” karya Asma Nadia. Cerpen ini sangat kental dengan
ajaran agama, moral, dan kehidupan norma sosial. Seperti tentang perdebatan
mengenai sikap terhadap orang tua, sikap hormat dan tidak durhaka kepada orang
tua sebagaimana yang diajarkan agama.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Cerpen “Rembulan di Mata Ibu” merupakan kisah yang menggambarkan
hubungan antara seorang ibu dan anaknya, dengan elemen rembulan yang menjadi
simbolis. Cerita ini berfokus pada bagaimana seorang ibu melihat anaknya dengan
cinta dan kebanggaan, bahkan dalam situasi sulit atau saat anaknya berjuang
dalam hidup. Rembulan dalam cerita ini digunakan sebagai metafora untuk
kecantikan dan keabadian hubungan ibu dan anak. Namun, penggambaran kasih
sayang seorang ibu tidak terlihat langsung di mata sang anak yang merasa ibunya
hanya sering melarangnya saja. Kasih sayang tersebut baru dirasakan sang anak
ketika ibunya sudah tiada.
Analisis Nilai Etika
a) Nilai Religi
Nilai religi merupakan nilai yang mengandung suatu ajaran agama yang
nantinya dapat dijadikan teladan bagi para pembacanya (Kosasih, 2003:194). Jika
dilihat dari penjelasan tersebut, maka aspek keagamaan ini penting ditumbuhkan
sasecara penuh. Nilai religi pada cerpen dapat dilihat pada data berikut.
“Aku rasa, mencintai adalah naluri yang muncul otomatis saat seorang
menjadi ibu, Diah! Itu karunia Allah yang diberikan pada setiap ibu.
Rasa kasih, mengayomi, dan melindungi.” (Rembulan di Mata Ibu:3)

Pada kutipan di atas terdapat nilai religi yang menjelaskan bahwa kasih sayang
dan perhatian dalam hubungan keluarga adalah bagian dari rancangan ilahi.
Keyakinan bahwa kemampuan mencintai dan merawat anak adalah anugerah atau
karunia yang diberikan oleh Allah. Peran ibu adalah sesuatu yang suci dan berasal
dari Tuhan, yang memperkuat dan mendukung hubungan keluarga. Meskipun di
dalam cerita tersebut si anak tidak merasa mendapat kasih sayang, namun pada
kenyataanya si anak saja yang belum memahami bagaimana cara ibunya
mencintainya. Dalam perfektif agama islam menghormati ibu adalah sesuatu yang
sudah dijelaskan. Menghormati ibu bahkan disebutkan dalam hadits riwayat Al-
Bukhari. Hadits tersebut menjelaskan tentang siapa yang lebih diutamakan untuk
dihormati. Pada hadits tersebut bagi ibu disebutkan tiga kali bagian dari yang
didapatkan oleh ayah.
Ibu tak memandang penampilanku, yang pasti merupakan
pemandangan baru baginya. Atau ibu terlalu sakit untuk mencela
busana Muslimah yang kukenakan? Sekali lagi hatiku sinis, tanpa bisa
dicegah. (Rembulan di Mata Ibu:8)
Kutipan di atas menunjukkan nilai religi yang menceritakan bahwa penampilan
Diah telah berubah. Ketika tinggal di rumah, Diah menggunakan pakaian yang
hampir mirip seperti laki-laki. Gayanya yang tomboy membuat Ibu Diah sangat
marah ketika melihat anaknya tersebut. Ibu Diah mencela Diah dengan kata-kata
yang membuat hati Diah merasa sakit. Terlepas dari perihal tersebut, maksud sang
Ibu menasehati anaknya dengan nada tinggi dan tegas agar anaknya menjadi anak
yang benar dan tidak salah dalam pergaulan. Karena, pada dewasa ini pergaulan
sangatlah penting untuk dijaga. Apalagi seorang perempuan yang rawan akan
menjaga kehormatannya.
b) Nilai Moral
Nilai moral merupakan sikap atau kebiasaan dalam masyarakat yang dianggap
sebagai ilmu yang mempelajari mengenai perbuatan maupun tingkah laku
manusia yang dinilai baik maupun buruk (Salam 2000:4). Jika dilihat dari
penjelasan tersebut, maka aspek moral ini penting ditumbuhkan sasecara penuh.
Nilai moral pada cerpen dapat dilihat pada data berikut.
“Sekali lagi air mataku menitik. Ingat, selama kurun lima tahun ini,
aku tak pernah menjenguk Ibu. Ya, tidak sekalipun! Meski batinku
terasa kering. Bagaimanapun sebagai anak, aku punya kasih yang
ingin kupersembahkan pada wanita yang melahirkanku.”
(Rembulan di Mata Ibu:3)
Pada kutipan di atas terdapat nilai moral yang menjelaskan bahwa terdapat
kerinduan dan penyesalan dari si anak yang tidak menjenguk ibunya selama lima
tahun. Ini menggarisbawahi pentingnya menghargai orang tua, bahkan ketika ada
kesulitan dalam hubungan. Meski merasa ibunya tidak pernah memberikan kasih
sayang, pada kutipan tersebut terdapat rasa kesadaran dan juga tanggung jawab
sebagai anak bahwa dirinya harus memberikan kasih kepada ibunya sebagai
bentuk bakti karena ibunya telah merawatnya sedari kecil. Selain itu, ada sisi
kesetiaan dari si anak, meski tidak pernah menjenguk ibunya selama lima tahun,
ia merasa memiliki kasih yang ingin ia persembahkan ke ibunya sebagai bentuk
kesetiaan dan cinta kepada keluarga.
…Besoknya, pagi-pagi sekali, hanya berpamitan pada mbak-
mbakku, aku pergi, dengan bongkahan luka di hatiku. Barangkali
juga di hati Ibu. Tapi, aku tak peduli. (Rembulan di Mata Ibu:3)
Pada kutipan tersebut terdapat nilai moral keberanian yakni berani mengambil
keputusan karena ia sudah merasa dewasa dan muak dengan cemoohan yang
terlontar dari ibunya setiap hari. Mengambil keputusan bukanlah hal yang mudah
untuk dilakukan. Hal tersebut membutuhkan keyakinan dan keberanian diri dalam
memikirkan dan mengambil keputusan. Karena, jika keputusan yang telah diambil
tidak sesuai, maka resikonya akan sangat besar.
c) Nilai Sosial
Nilai sosial merupakan nilai yang mengandung kritik etik berupa keadilan,
kejujuran, kebaikan, rasa hormat, dan tanggungjawab sosial.
“Diah… kok melamun?”
“Aku mengusap air mata yang menitik. Laili yang menangkap
kesedihanku menatapku lekat. Ada nuansa khawatir pada nada
suaranya kemudian”
“Ada apa? Tulisanmu ada yang ditolak? Mana mungkin!” ujarnya
mencoba melucu. (Rembulan di Mata Ibu:3)
Pada kutipan di atas terdapat nilai sosial pada kalimat “Diah… kok melamun?”
yang mencerminkan bentuk perhatian dan keinginan untuk tahu tentang perasaan
Diah. Nada suara Laili yang khawatir menunjukkan rasa empati dan kepedulian
yang lebih dalam terhadap keadaan Diah. Kemudian, ketika Laili mencoba untuk
melucu dengan ucapan “ada apa? Tulisanmu ada yang ditolak? Mana mungkin!”
dia mencoba mengalihkan perhatian Diah dengan humor, menunjukkan upaya
untuk menghibur dan mendukung temannya dalam situasi sulit. Situasi sulit
seringkali juga dialami oleh para remaja. Seperti kasus beberapa bulan lalu
mengenai mahasiswi yang bunuh diri akibat depresi. Pentingnya support atau
adanya teman disituasi yang sulit merupakan sesuatu yang harus disyukuri. Tidak
butuh orang lain merupakan sesuatu yang bohong. Setiap makhluk hidup pasti
membutuhkan orang lain, dan untuk dikalangan mahasiswa seorang teman yang
baik dan pengertian merupakan hal yang patut dimiliki untuk menghindari hal-hal
yang tidak dinginkan. Keseluruhan penggambaran tersebut mencerminkan nilai-
nilai persahabatan, empati, dan dukungan sosial dalam percakapan tersebut.

“Kamu harus pulang secepatnya, Di! Biar aku yang memesankan


tiket kereta. Jangan lupa bawa oleh-oleh untuk Ibumu. Hm ... apa
ya, kesukaan beliau?” (Rembulan di Mata Ibu:4)
Pada kutipan di atas terdapat nilai sosial yang menjelaskan adanya rasa peduli
terhadap teman yang sedang berduka karena ibunya sedang sakit. Kepedulian
tokoh Laili muncul karena ia mengingat akan Diah yang begitu peduli kepada
keluarga Laili. Dari hal tersebut, Laili dapat dikatakan seperti membalas kebaikan
Diah yang dulu juga baik kepada keluarganya. Selain itu, memanusiakan manusia
dengan memberikan gambaran bahwa orang yang berbuat baik kepada seseorang
akan memperoleh balasan yang baik juga. Seperti kata pepatah “apa yang ditanam
begitulah yang dituai”, yang artinya setiap rang yang melakukan tindakan jahat
akan mendapatkan hal yang jahat, sedangkan mereka yang berperilaku baik akan
mendapatkan kebaikan.

KELEBIHAN DAN KEKURANGAN CERPEN REMBULAN DI MATA IBU


Kelebihan yang terdapat dalam cerpen Rembulan di Mata Ibu karya Asma
Nadia yaitu pada penggunaan kosa kata yang mudah dipahami oleh pembaca.
Kemudian, alur yang ditampilkan dalam cerpen juga tidak mudah ditebak. Hal
tersebut tentu membuat para pembaca mengalami ketertarikan ketika dengan
cerpen tersebut. Amanat dalam cerpen tersebut juga mempunyai pesan moral yang
sangat dalam, yang mampu menyadarkan pembaca akan pentingnya berbakti
kepada orang tua terutama ibu, karena surga berada di bawah telapak kaki ibu.
Kekurangan yang terdapat dalam cerpen Rembulan di Mata Ibu karya
Asma Nadia yaitu karakter tokoh yang masih dangkal yang membuat pembaca
penasaran motivasi dan tujuan dari tokoh. Kurangnya penjelasan mengenai
deskripsi tentang tempat, suasana, yang membuat pembaca merasa kurang detail
dalam mendapat penjelasan.
KESIMPULAN
Berdasarkan hasil analisis artikel ini dapat diketahui bahwa cerpen
“Rembulan di Mata Ibu” karya Asma Nadia memiliki nilai moral, sosial, dan
agama. Hal ini dapat diketahui dari penyajian cerita yang disusun oleh Asma
Nadia dalam bentuk konflik antara tokoh Diah dan tokoh Ibu. Selain itu, dalam
cerpen “Rembulan di Mata Ibu” karya Asma Nadia memiliki kelebihan dan
kekurangan. Kelebihan dalam cerpen tersebut yakni penggunaan kosa kata yang
mudah dipahami oleh pembaca sekaligus alur cerita yang sulit ditebak oleh
pembaca. Kekurangan yang terdapat pada cerpen “Rembulan di Mata Ibu” karya
Asma Nadia kurangnya deskripsi penjelasan latar tempat, suasana, dan penonjolan
karakter tokoh yang kurang kuat.
DAFTAR PUSTAKA
Alvin Andriansyah, T. M. 2022. Nilai Etika dalam Novel Seribu Wajah Ayah
Karya Azhar Nurun Ala dan Perannya dalam Pembelajaran Bahasa
Indonesia di SMA. Jurnal Bahasa, Sastra, Seni, dan Budaya, 835-848.
Baribin, Raminah. 2000. Teori dan Apresiasi Prosa Fiksi. Semarang. IKIP
Semarang.
Lian. 2021. Cerpen Rembulan di Mata Ibu.
http://www.perpustakaanceria.sdn1koba.sch.id/bulian/index.php?
p=fstream&fid=5&bid=243
(diakses pada 15 Oktober 2023, pada pukul 18.22)
Kosasih. 2003. Ketatabahasaan dan Kesusastraan. Bandung: CV. Yrama Widya
Purba, Antilan. 2010. Sastra Indonesia Kontemporer. Yogyakarta: Graha Ilmu
Tioria Pasaribu, Z. F. 2023. Analisis Nilai Religius Sastra Novel 99 Cahaya di
Langit Eropa Karya Rangga Almahendera dan Hanum Salsabiela Rais
Kajian: Nilai Religius Hubungan Manusia dengan Tuhan. Journal on
Education, 5173-5184.
Salam, Burhanuddin. 2000. Etika Individual: Pola Dasar Filsafat Moral. Jakarta:
Rineka Cipta

Anda mungkin juga menyukai