Rekayasa Ide Bahasa Indonesia
Rekayasa Ide Bahasa Indonesia
BAHASA INDONESIA
MENGANALISIS DAN MEMINIMALISIR KESALAHAN TATA BAHASA
DALAM AKADEMIK UNTUK MELANCARKAN KOMUNIKASI
Oleh :
Nama NIM
MEDAN
2018
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kami ucapkan kepada ALLAH SWT, atas berkat rahmat dan karunia-Nya
lah kami dapat menyelesaikan karya ilmiah yang berbentuk Rekayasa Ide (RI) ini. Rekayasa
Ide ini berjudul “Menganalisis dan Meminimalasir Kesalahan Tata Bahasa dalam
Akademik”.
RI kami ini bertujuan untuk membantu Mahasiswa yang kesulitan beradaptasi dengan
gaya belajar yang dituntut oleh pihak Universitas. Kami juga mengucapkan terimakasih
kepada Ibu Ita Khairani, S.Pd.M.Hum, selaku dosen matakuliah Bahasa Indonesia, yang telah
membimbing kami dalam menyelesaikan Rekayasa Ide ini.
Mungkin dalam karya ilmiah kami ini masih terdapat kesalahan, baik itu dari penulisan,
tata bahasa, tata letak maupun penulisannya. Untuk itu, kami bersedia menerima kritik dan
saran guna kami jadikan referensi untuk pembuatan karya ilmiah kami selanjutnya.
Hormat kami,
Kelompok III
1
DAFTAR ISI
Kata pengantar.......................................................................................................1
Daftar Isi................................................................................................................2
BAB I Pendahuluan.............................................................................................3
BAB IV PENUTUP..............................................................................................10
Daftar Pustaka........................................................................................................11
2
BAB I
PENDAHULUAN
1.3 Manfaat
a. Dapat meminimalisir penggunaan bahasa non-formal yang digunakan dalam
bidang akademik.
b. Melancarkan komunikasi antar individu maupun kelompok.
3
BAB II
KAJIAN TEORI
2.1 Kajian Teori
a. Pengertian Bahasa
Bahasa merupakan suatu ungkapan yang mengandung maksud untuk meyampaikan
sesuatu kepada orang lain. Sesuatu yang dimaksudkan oleh pembicara bisa dipahami
dan dimengerti oleh pendengar atau lawan bicara melalui bahasa yang diungkapkan.
Chaer dan Agustina (1995:14) fungsi utama bahasa adalah sebagai alat
komunikasi. Hal ini sejalan dengan Soeparno (1993:5) yang menyatakan bahwa
fungsi umum bahasa adalah sebagai alat komunikasi sosial. Sosiolinguistik
memandang bahasa sebagai tingkah laku sosial (sosial behavior) yang dipakai
dalam komunikasi sosial.
Suwarna (2002: 4) bahasa merupakan alat utama untuk berkomunikasi
dalam kehidupan manusia, baik secara individu maupun kolektif sosial.
Kridalaksana (dalam Aminuddin, 1985: 28-29) mengartikan bahasa sebagai suatu
sistem lambang arbitrer yang menggunakan suatu masyarakat untuk bekerja
sama, berinteraksi, dan mengidentifikasikan diri.
b. Pengertian Sosiolinguistik
Sosiolinguistik merupakan cabang ilmu bahasa yang mempelajari dan
membahas aspek-aspek kemasyarakatan bahasa. Khususnya perbedaan-
perbedaan (variasi) yang terdapat dalam bahasa yang berkaitan dengan faktor
kemasyarakatan (Nababan, 1984 : 2). Menurut Chaer (1994 : 16 ) sosiolinguistik
adalah subdisiplin linguistik yang mempelajari bahasa dalam hubungan
pemakaian di masyarakat. Boleh juga dikatakan bahwa sosiolinguistik membahas
aspek-aspek kemasyarakatan bahasa, khususnya perbedaan-perbedaan dengan
faktor-faktor kemasyarakatan (sosial).
Elaine Chaika (1982: 2) mengemukakan “ sosiolinguistics is the study of
the ways people use language in social intraction”, sosiolinguistik adalah ilmu
tentang bahasa dimana cara manusia berbahasa dalam interaksi sosial. Pernyataan
dari ahli tersebut menerangkan bahwa cara berinteraksi soial dengan orang,
teman, keluarga, guru, orang asing yang mungkin anda temui dalam kehidupan
anda. Sosiolinguistik berperan dalam hal-hal yang mengandung percakapan
sehari-hari, hal yang dilakukan seseorang saat mereka ingin berbicara dan cara
4
mereka menunjukan bahwa mereka mendengarkan.
2.2 Identifikasi Permasalahan
1. Analisis Kesalahan Berbahasa
a. Pengertian Analisis Kesalahan Berbahasa
Pendapat Ellias (dalam Tarigan dan Tarigan, 1990:170) tentang analisi
kesalahan berbahasa. Menurutnya, analisis kesalahan berbahasa ialah suatu
prosedur yang digunakan oleh peneliti dan para guru yang meliputi pengumpulan
sampel pengidentifikasian kesalahan yang terdapat dalam sampel penjelasan
kesalahan serta pengevaluasian atau penilaian taraf keseriusan kesalahan itu.
b. Kesalahan Berbahasa
Kesalahan berbahasa adalah bagian konversi atau komposisi yang
menyimpang dari beberapa norma baku (norma terpilih) dari performansi bahasa
orang dewasa. Kesalahan berbahasa bertalian dengan dengan faktor pribadi
pemakai bahasa dan faktor sosial budaya. Ditinjau dari faktor kebahasaan
kesalahan berbahasa terjadi dari segi keterbatasan, semantik, dan ejaan. Faktor
pribadi pemakai bahasa yang menimbulkan kesalahan berbahasa menyangkut segi
fisiologis dan psikologis, baik yang bersifat bawaan maupun yang terjadi
kemudian.
2. Jenis Kesalahan Berbahasa
a. Kesalahan Ejaan
Sabariyato (1992:189) mengungkapkan bahwa ejaan adalah kaidah penulisan
huruf, kata-kata, dan tanda baca atau ketentuan yang mengatur perlambanagan
bunyi bahasa dan termasuk bagaimana menggunakan tanda bacanya. Kesalahan
penggunaan ejaan bahasa Indonesia banyak macamnya.
b. Penggunaan tanda Baca
Bentuk-bentuk aturan kebahasaan yang mungkin dilanggar anatara lain
sebagai berikut:
1. Tanda titik (.)
Dipakai pada akhir kalimat yang bukan pertanyaan atau seruan
Dipakai dibelakang angka atau huruf dalam suatu bagan, ikhtisar, atau
daftar
Dipakai untuk memisahkan angka jam, menit, dan detik yang
menunjukkan waktu
5
Dipakai untuk memisahkan angka, jam, menit, dan detik yang
menunjukkan jangka waktu
Dipakai diantara nama penulis, judul tulisan yang tidak berakhir dengan
tanda Tanya atau seru, dan tempat terbit dalam daftar pustaka
2. Tanda Koma (,)
Pemakaian tanda koma diantaranya sebagai berikut.
Tanda koma dipakai diantara unsur-unsur dalam suatu perincian atau
pembilangan.
Tanda koma dipakai untuk memisahkan suatu kalimat setara yang satu
dengan kalimat setara berikutnya yang didahului kata tetapi atau
melainkan.
3. Tanda Hubung Dipakai Untuk
Merangkai Misalnya:
Ke-dengan angka (peringatan ke-21).
Angka dengan kata –an (tahun 1950-an).
4. Tanda Pisah (-)
Tanda pisah dapat dipakai untuk membatasi penyisipan kata atau
kalimat penjelasan di luar bangun kalimat.
Misalnya:
Kemerdekaan bangsa itu-saya yakin akan tercapai-diperjuangkan oleh
bangsa itu sendiri.
5. Tanda elipsis (…)
Tanda elipsis dipakai untuk menunjukan bahwa dalam suatu kalimat
atau kutipan ada bagian yang hilang.
Misalnya:
Penyebab kemerosotan … akan diteliti lebih lanjut.
Dalam Undang-Undang Dasar 1945 disebutkan bahwa bahasa Negara
iyalah …
6. Tanda Tanya(?)
Tanda Tanya dipakai pada akhir kalimat Tanya.
Misalnya:
Kapan hari pendidikan diperingati?
Siapa pencipta lagu “Indonesia Raya”?
6
7. Tanda petik (“…”)
Tanda petik dipakai untuk mengapit petikan langsung yang berasal dari
pembicaraan, naskah, atau bahan tertulis lain.
Misalnya:
“Merdeka itu mati!” seru bung Tomo dalam pidatonya.
“Kerjakan tugas ini sekarang!” perintah atasannya. “Besok akan
dibahasa dalam rapat.”
8. Tanda seru (!)
Tanda seru dipakai untuk mengakhiri ungkapan atau pernyataan berupa
seruan atau perintah yang menggambarkan kesungguhan, ketidak
percayaan, atau emosi yang kuat.
Misalnya:
Alangkah indahnya taman laut di Bunaken!
9. Tanda kurung ((…))
Tanda kurung dipakai untuk mengapit tambahan keterangan atau
penjelasan.
Misalnya:
Dia memperpanjang surat izin mengemudi (SIM).
Warga baru itu belum memiliki KTP (Kartu Tanda Penduduk).
10. Tanda kurung siku ([…])
Tanda kurung siku dipakai untuk mengapit huruf, kata, atau kelompok kata
sebagai koreksi tambahan atas kesalahan atau kekurangan di dalam naskah
asli yang ditulis orang lain.
Misalnya:
Sang sapurba men[d]engar bunyi gemerisik
Penggunaan bahasa dalam karya ilmiah harus sesuai [dengan] kaidah
bahasa Indonesia.
11. Tanda garis miring (/)
Tanda garis miring dipakai dalam nomor surat, nomor pada alamat surat,
dan penandaan masa satu tahun yang terbagi dalam dua tahun takwim’
Misalnya:
Nomor: 7/PK/II/2013 Jalan Keramat III/10 tahun ajaran 2012/2013
7
BAB III
REKAYASA IDE
3.1. Pembahasan dan Ide
8
3.2. Solusi
Dalam kehidupan akademik tentunya untuk menambah kosa kata formal seorang
individu, maka dibutuhkan pengalaman dan wawasan yang luas, sehingga penggunaan
bahasa juga akan lebih baik. Penambahan pengalaman dan wawasan yang luas dapat
dicapai dengan beberapa hal, yaitu:
a. Organisasi
Dari kebiasaan yang dilakukan di dalam organisasi, maka akan dapat membantu untuk
bertata bahasa yang formal. Untuk itu, perlunya siswa/mahasiswa aktif di dalam
organisasi.
b. Membaca buku
Membaca buku merupakan salah satu aspek penambah wawasan dan pengetahuan,
semakin bertambah luas wawasan dan pengetahuan seseorang, maka akan lebih banyak
kosa kata yang dikuasai dan lebih bagus pula dalam penggunaan tata bahasa. Untuk itu,
perlu ditekankan budaya membaca yang menjadi tanggung jawab dan kewajiban di
bidang akademik.
Dalam pembuatan karya ilmiah, bahasa yang digunakan merupakan bahasa yang
formal. Sistematika penulisan dalam pembuatan karya ilmiah sudah ditentukan oleh pihak
akademik. Dengan demikian, pembuatan karya ilmiah dapat membantu seseorang untuk
meningkatkan kualitasnya dalam penggunaan bahasa yang formal.
Dengan beberapa cara yang kami paparkan, diharapkan dapat menjadi solusi untuk
membantu memperbaiki dan meningkatkan penggunaan bahasa formal dalam bidang
akademik.
9
BAB IV
PENUTUP
Di bidang akademik terdiri dari banyak suku dan budaya yang berbaur menjadi satu,
tentunya di dalam kehidupan sehari-hari di dunia akademik, kebiasaan dan budaya aakan
terbawa, hal ini akan menyebabkan komuikasi yang non formal, atau bisa menyebabkan
kurang dimengertinya informasi yang disampaikan. Untuk itu, di dalam bidang akademik ada
beberapa cara untuk mengurangi resiko dalam penggunaan bahasa non formal, yaitu:
Dengan demikian, wawasan dan pengetahuan akan kosa kata akan meningkat, sehingga
dapat mendukung untuk penggunaan bahasa formal di lingkungan akademik.
10
DAFTAR PUSTAKA
Barus, Sanggup dkk. (2018). Bahasa Indonesian Untuk Perguruan Tinggi. Medan : Unimed
Press
Nurwardani, Paristiyanti dkk. (2016). Buku Ajar Mata Kuliah Wajib Umum Bahasa
Indonesia. Direktorat Jenderal Pembelajaran dan Kemahasiswaan Kementerian Riset, Teknologi,
dan Pendidikan Tinggi Republik Indonesia: RistekDikti
http:/www.google.co.id/amp/s/annisazainalaja.wordpress.com/2014/01/24/permasalah
an-penggunaan-bahasa-indonesia.
11