Mikroorganisme Dalam Pangan Olahan MIKROORGANISME DALAM Fermentasi PANGAN OLAHAN BEKU Mikroorganisme memiliki kemampuan Pendinginan digunakan pada teknik pengolahan menghasilkan senyawa metabolit primer ini, fungsinya untuk memperpanjang umur dan metabolit sekunder dalam kondisi simpan bahan pangan, dimana suhu pangan lingkungan yang dikontrol. Fermentasi dijaga pada - 1oC dan 8oC. Suhu ini dipilih bertujuan untuk mengawetkan bahan karena mampu mengurangi laju perubahan pangan, khususnya pangan yang mudah biokimia dan mikrobiologis dalam pangan. rusak dan bersifat musiman. Aktivitas Reaksi biokimia dalam pangan segar dihambat enzimatis mikroba akan memecah dengan adanya pendinginan menyebabkan komponen pangan selama proses adanya pengurangan laju perubahan enzimatik fermentasi. Enzim amilase, protease dan dan memperlambat laju respirasi dan penuaan lipase yang terdapat dalam mikroba akan pangan segar. Pendinginan dapat mencegah menghidrolisis komponen pangan menjadi pertumbuhan banyak mikroorganisme mesofilik komponen yang lebih sederhana seperti dan semua mikroorganisme termofilik yang memiliki minimum growth temperature (MGT) Mikroorganisme Dalam Pangan 5-10 dan 30-40oC secara berturut-turut. Hal ini Olahan Fermentasi tidak berlaku pada mikroorganisme psikotrof 1. Produk kimia yang dihasilkan dari dan psikofil yang memiliki MGT 0-5oC. proses fermentasi diantaranya asam Sebagian besar mikroorganisme jenis ini laktat (Steptococcus, Lactobacillus) terdapat pada ikan perairan dalam. Kondisi ,alcohol (Zymomonas, Saccharomyces), makanan yang disimpan di bawah MGT asam propionate (Propionibacterium), 2,3-butanediol (Enterobacter, Serratia, Bacillus) dan asam butirat (Clostridium) 2. Produk komersial yang dihasilkan dari fermentasi diantaranya tempe (Rhizopus oryzae), tape (Chlamydomucor oryzae, Endomycopsis burtonii), cider/sari buah (Saccharomyces cerevisiae) 3. Bakteria pathogen yang umumnya ditemui pada pangan olahan fermentasi salah satunya adalah Yersinia enterocolitica, Bacillus cereus, Clostridium botulinum. TERMOBAKTERIOLOGI Landasan Proses Termal Proses termal adalah prosses Perlakuan yang sering diaplikasikan pengolahan dan pengawetan pangan untuk keperluan pengawetan pangan dengan menggunakan panas atau suhu adalah: tinggi. 1. pengendalian suhu, yaitu meningkatkan suhu Penggunaan panas untuk pengawetan (pemanasan) atau menurunkan suhu pangan (Nicholas Appert), dilakukan (refrigerasi dan pembekuan), dengan mengemas makanan dalam air 2. pengendalian tingkat ketersediaan air, yaitu mendidih. pengeringan, dehidrasi, evaporasi, sehingga Tujuan aplikasi proses termal di nilai au, produk kering yang . dihasilkan industri pangan: menjadi menurun. Menjamin keamanan pangan 3. pengendalian pH, yaitu menurunkan pH Meningkatkan keawetan dengan Meningkatkan keuntungan usaha 4. penambahan asam, baik ditambahkan Manfaat proses termal: langsung maupun melalui proses fermentasi, Membunuh mikroba penyebab 5. pengendalian komposisi atmosfe[ antara lain penyakit sehingga dapat dengan cara memberikan kondisi vakum, atau meningkatkan keamanan pangan pun dengan pemilihan jenis pengemas yang Membunuh mikroba pembusuk sesuai, atau perlakuan lain, seperti ' iradiasi, sehingga produk bisa lebih awet aplikasi tekanan ultra tinggi, atau pulsed Menginaktivasi enzim peruskan electric field danlain sebagainy4 atau sehingga mutu prosuk lebih stabil 6. penambahan bahan-bahan antimikroba dan selama penyimpanan Menyebabkan perubahan warna, tekstur, vita rasa dll BLANSIR Menyebabkan perubahan daya cerna Blansir adalah perlakuan panas Perbandingan Keuntungan dan Kerugian pendahuluan yang bertujuan untuk antara blansir dengan air panas dan blansir memperbaiki mutu buah dan sayuran dengan uap sebelum dilakukan proses lanjutan. Pengaruh blansir pada produk pangan : (a) Inaktivasi enzim (b) Inaktivasi mikroba (c) Pelunakan tekstur buah dan sayuran (d) Mengurangu kandungan udara (oksigen) untuk meminimalkan kerusakan oksidasi selama penyimpanan dan membantu terbentuknya head space yang baik pada proses pengalengan buah dan sayuran. METODE BLANSIR Blansir dilakukan dengan melewatkan bahan pangan pada suatu ruangan yang berisi uap panas. Kerusakan mutu pangan akibat blansir : 1. Kehilangan vitamin karenaka pelepasan (leaching) 2. Kerusakan karena panas (thermal desturstio) 3. oksidasi TERMOBAKTERIOLOGI Landasan Proses Termal PASTEURISASI Ditemukan oleh Louis Pasteur. ISI PANAS (HOT FILL) Pasteurisasi adalah proses pemanasan pada Meruakan teknik pengolahan dan pengawetan suhu yang relatif rendah (umumnya dimana produk diisikan ke dalam wadah atau <100℃) pada waktu yang bervariasi yaitu kemasan akhir (finished ontainers) dan dari beberapa detik sampai beberapa menit kemudian ditutup pada kondisi produk masih tergantung pada suhu pasteurisasi dan panas kemudian baru didinginkan. produk yang akan deawetkan dengan tujuan untuk mengurangi populasi mikroorganisme pembusuk sehingga bahan pangan yang dipasteurisasi tersebut akan mempunyai daya awet beberapa hari. Mikroba yang dapat dimusnahkan dengan perlakuan pasteurisasi adalah bakteri penyebab penyakit (Mycubacterium tuberculosis penyebab penyakit TBC, Salmonella, penyebab penyakit kolera dan tifus, serta Shigella dysentriae penyebab penyakit disentri), bakteri pembusuk yang tidak berspora (Pseudomonas, Achromobacter, Lactobacillus, STERILISASI Adalah proses panas yang dilakukan pada suhu tinggi 100℃ dengan tujuan memusnahkan mikroorganisme patogen dan pembusuk. Sterilisasi komersial yaitu suatu kondisi yang diperoleh dari pengolahan pangan dengan menggunakan suhu tinggi dalam periode waktu yang cukup lama sehingga tidak ada lagi terdapat mikroorganisme hidup. Pada sterilisasi komersial, bahan pangan yang telah mengalami proes sterilisasi mungkin saja masih mengandung spora bakteri (bakteri non-patogen), namun stelah proses pemanasan spora bakteri non - patogen tersebut bersifat dorman (tidak dalam kondisi aktif bereproduksi),