1. Latar Belakang
Visi Indonesia 2045 adalah menjadi negara berdaulat, maju, adil dan makmur
sebagai landasan penyusunan cetak biru ekosistem pengetahuan dan inovasi.
Pencapaian impian dan visi Indonesia 2045 dibangun dengan empat pilar berdasarkan
Pancasila dan UUD 1945 sebagai dasar berbangsa, bernegara dan konstitusi. Arah
kebijakan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) bidang
kesehatan tahun 2020-2024 adalah meningkatkan pelayanan kesehatan menuju
cakupan kesehatan semesta terutama penguatan pelayanan kesehatan dasar (Primary
Health Care) dengan mendorong peningkatan upaya promotif dan preventif dan
didukung inovasi dan pemanfaatan teknologi. Hal tersebut juga tercantum dalam
Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 43 Tahun 2019 tentang Pusat Kesehatan
Masyarakat (Puskesmas) yang menyebutkan bahwa Puskesmas adalah fasilitas
pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan upaya kesehatan masyarakat dan upaya
kesehatan perseorangan tingkat pertama, dengan lebih mengutamakan upaya promotif
dan preventif di wilayah kerjanya.
Puskesmas memiliki program kerja yang mengikuti Standard Pelayanan
Minimal (SPM) di bidang kesehatan. SPM tersebut harus dipenuhi dalam rangka
penyediaan pelayanan dasar yang bermuara pada penciptaan kesejahteraan rakyat yang
dijamin dalam konstitusi. SPM bidang kesehatan merupakan ketentuan mengenai jenis
dan mutu pelayanan dasar yang merupakan urusan pemerintah yang berhak diperoleh
setiap warga negara secara minimal. Penyakit hipertensi dan diabetes mellitus (DM)
merupakan penyakit tidak menular (PTM) yang menjadi salah satu SPM yang wajib
terpenuhi dalam pelayanan kesehatan.
2. Deskripsi Masalah
Menurut World Health Organization (WHO) 2015, terjadi peningkatan
prevalensi penyakit kardiovaskular setiap tahun baik di negara berkembang maupun di
negara maju. Data Global Burden of Disease pada tahun 2000, 50% dari penyakit
kardiovaskular disebabkan oleh hipertensi. Prevalensi kejadian hipertensi di seluruh
dunia sekitar 972 orang atau 26,4% masyarakat dunia telah mengalami hipertensi.
Angka ini diperkirakan akan terus mengalami peningkatan menjadi 29,2% di tahun
2030. Peningkatan ini sejalan dengan perubahan gaya hidup seperti merokok, obesitas,
aktifitas fisik dan stress psikososial. Kematian akibat PTM ini terus mengalami
peningkatan dari tahun 2010 ke tahun 2020 yaitu sebesar 44 juta kematian atau 15%.
Indonesia sendiri saat ini dihadapkan dengan 3 beban masalah penyakit (Triple
Burden Disease) dimana angka penyakit menular klasik masih tinggi seperti
tuberkulosis, malaria dan diare, munculnya penyakit baru seperti COVID-19 dan
Monkey Pox serta tingginya angka penyakit tidak menular (PTM) seperti hipertensi,
DM dan penyakit kardiovaskular lainnya. Prevalensi hipertensi secara nasional adalah
sebesar 31,7% sedangkan kematian di Indonesia akibat hipertensi sebesar 427.218
kematian atau 6,7%.
Di Aceh jumlah kasus untuk hipertensi pada tahun 2018 berjumlah 172.213
kasus dengan prevalensi 27,8% (Laporan Provinsi Aceh Riskesdas 2018). Sedangkan
prevalensi hipertensi untuk Kabupaten Aceh Jaya adalah 11,54%. Di UPTD
Puskesmas Calang, hipertensi dan DM masuk ke dalam 10 penyakit paling banyak
setelah ISPA dan penyakit saluran cerna.
Sesuai dengan SPM bidang kesehatan, pelayanan pada penyakit hipertensi dan
DM meliputi pendataan, penemuan kasus melalui skrining, edukasi perubahan gaya
hidup dan kepatuhan minum obat atau terapi farmakologi serta melakukan rujukan ke
fasilitas kesehatan rujukan tingkat lanjut (FKRTL). Oleh karena itu puskesmas sebagai
fasilitas kesehatan tingkat pertama (FKTP) harus memiliki dan memanfaatkan sarana
dan prasarana yang mendukung SPM ini terlaksana.
UPTD Puskesmas Calang memiliki alat pemeriksaan penunjang penyakit
kardiovaskular seperti hipertensi dan penyakit jantung lainnya yang disebut dengan
elektrokardiogram (EKG). Alat tersebut diadakan pada tahun 2021. Pada awalnya,
belum adanya pemanfaatan alat EKG sebagai alat penunjang dalam melakukan
skrining dan penegakan diagnosa Penyakit Tidak Menular (PTM) di UPTD Puskesmas
Calang, yang kemudian menjadi sebuah isu yang dirasa perlu perhatian lebih lanjut.
Isu yang muncul dalam lingkungan instansi UPTD Puskesmas Calang menjadi sebuah
gagasan untuk sebuah inovasi. Gagasan ini perlu diangkat dan ditindaklanjuti sebagai
sebuah upaya penanganan dan pencegahan komplikasi dari penyakit kardiovaskular
serta menurukan angka mortalitas dan morbiditas di wilayah kerja Puskesmas Calang.
4. Objektif
1. Menurunkan angka kematian (mortalitas) akibat penyakit kardiovaskuler (jantung
dan pembuluh darah).
2. Menurunkan angka kesakitan (morbiditas) akibat penyakit kardiovaskuler (jantung
dan pembuluh darah).
3. Meningkatkan kualitas hidup dan pencegahan komplikasi bagi pasien dengan
penyakit kardiovaskuler seperti DM, HT, jantung, dislipidemia, stroke dan
penyakit jantung lainnya dengan melaksanakan skrining EKG pada kelompok
rentan tersebut.
4. Melibatkan langsung Kepala Puskesmas, Dokter, Perawat, Bidan, Kader dan
Aparatur Gampong.
5. Sasaran
Sasaran kegiatan SICEPAT ini adalah masyarakat kelompok rentan yang
memiliki faktor resiko penyakit kardiovaskuler seperti seperti DM, HT, jantung,
dislipidemia, stroke dan penyakit jantung lainnya.