Anda di halaman 1dari 4

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Menurut Undang-Undang Dasar 1945 kesehatan merupakan hak

asasi manusia, sehingga setiap orang atau penduduk di Indonesia

berhak memperoleh pelayanan kesehatan. Untuk memenuhi hal

tersebut pemerintah khususnya kementrian kesehatan berupaya

meningkatkan akses masyarakat terhadap layanan kesehatan yang

berkualitas.

Kesehatan menurut UU RI tahun 2009 adalah keadaan sehat baik

secara fisik, mental, spiritual maupun sosial yang memungkinkan

setiap orang untuk hidup produktif baik sosial ataupun ekonomis.

Puskesmas (Pusat Kesehatan Masyarakat) adalah fasilitas

pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan upaya kesehatan

masyarakat dan upaya kesehatan perorangan tingkat pertama, dengan

lebih mengutamakan upaya promotif dan preventif di wilayah kerjanya.

(Permenkes No. 43 tahun 2019).

Dalam kegiatan nya Puskesmas mempunyai kegiatan pokok

(esensial) dan program pengembangan, diantara program esensial

yaitu : pelayanan promosi kesehatan, pelayanan kesehatan

lingkungan, pelayanan kesehatan keluarga, pelayanan gizi dan

pelayanan pencegahan dan pengendalian penyakit.


Penyakit Tidak Menular (PTM) menjadi penyebab utama kematian

secara global. Salah satu Penyakit Tidak Menular (PTM) yang menjadi

masalah kesehatan yang paling serius saat ini yakni hipertensi. World

Health Organization (WHO) memperkirakan bahwa prevalensi global

hipertensi saat ini sebesar 22% dari total populasi dunia. Prevalensi

hipertensi tertinggi di Afrika yaitu sebesar 27%. Asia Tenggara

menempati urutan ke-3 tertinggi dengan prevalensi sebesar 25% dari

total populasi (Kemenkes RI, 2019). Data World Health Organization

(WHO) tahun 2015 menunjukkan sekitar 1,13 Miliar orang di dunia

menderita hipertensi, yang berarti 1 dari 3 orang di dunia terdiagnosis

hipertensi. Jumlah penderita hipertensi terus meningkat setiap

tahunnya, diperkirakan 1,5 Miliar orang akan terkena hipertensi pada

tahun 2025, dan diperkirakan setiap tahunnya 10,44 juta orang akan

meninggal akibat hipertensi dan komplikasinya (Kemenkes RI, 2019).

Menurut hasil Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) 2018 menunjukkan

bahwa angka prevalensi hipertensi pada penduduk usia > 18 tahun di

Indonesia adalah 34,1%. Prevalensi tersebut diperoleh dengan

melakukan pengukuran tekanan darah responden dengan berdasarkan

pada kriteria Joint National Committee (JNC) VII yaitu apabila tekanan

darah sistolik > 140 mmHg atau tekanan darah diastolik > 90 mmHg.

Angka prevalensi ini lebih tinggi dari tahun 2013 yaitu sebesar 25,8%.

Provinsi Kalimantan Selatan memiliki angka 2 prevalensi tertinggi

sebesar 44,13% diikuti oleh Jawa Barat sebesar 39,6% dan


Kalimantan Timur sebesar 39,3%. Berdasarkan kelompok usia pada

penduduk di Indonesia terjadi peningkatan kejadian hipertensi seiring

bertambahnya usia seseorang dengan persentase sebesar 13,2%

pada kelompok usia 18-24 tahun, 20,1% pada kelompok usia 25-34

tahun, 31,6% pada kelompok usia 35-44 tahun, 45,3% pada kelompok

usia 45-54 tahun dan 55,2% pada kelompok usia 55-64 tahun

(Riskesdas, 2018). Provinsi Jawa Barat menempati urutan kedua

setelah Kalimantan Selatan dengan angka prevalensi tinggi.

Berdasarkan Profil Kesehatan Provinsi Jawa Barat Tahun 2019

mencatat prevalensi hipertensi berdasarkan hasil pengukuran tekanan

darah di Jawa Barat tahun 2019 sebesar 41,6% sedangkan hasil

Riskesdas 2018 sebesar 39,6%, mengalami peningkatan dibandingkan

hasil Riskesdas 2013 yaitu sebesar 29,4%. Kabupaten Sukabumi

termasuk ke dalam Provinsi Jawa Barat dengan prevalensi hipertensi

sebesar 23,90 %.

1.2 Tujuan

1.2.1 Tujuan Umum

Tersusunnya rencana usulan kegiatan (RUK) Pencegahan dan

Pengendalian Penyakit Tidak Menular dan rencana pelaksanaan

kegiatan (RPK) Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Tidak

Menular UPTD BLUD Puskesmas Parungkuda tahun 2023.


1.2.2 Tujuan Khusus

a. Tersusun nya Rencana Usulan Kegiatan (RUK) dan Rencana

Pelaksanaan Kegiatan untuk tahun berikutnya

b. Terlaksananya Kehgiatan pencegahan dan pengendalian

penyakit tidak menular di wilayah kerja Puskesmas Parungkuda

c. Terlaksananya kegiatan sesuai dengan rencana pelaksanaan

kegiatan(RPK).

d. Adanya evaluasi dan rencana tindak lanjut kegiatan.

1.3 Manfaat

1.3.1 Manfaat Untuk Puskesmas

Laporan ini bisa dijadikan sebagai salah satu sumber dalam

pelaksanaan kegiatan-kegiatan yang ada di UPTD BLUD

Puskesmas Parungkuda tahun 2023.

1.3.2 Manfaat untuk masyarakat

Laporan ini bisa dijadikan sebagai salah satu sumber dalam

pemanfaatan dana baik dana desa maupun yang lainnya.

Anda mungkin juga menyukai