Anda di halaman 1dari 20

Jurnal Economix Volume 10 Nomor 2 Desember 2022

PENGARUH RELIGIUSITAS TERHADAP KINERJA KARYAWAN


PT. PERTANI (PERSERO) WILAYAH SULAWESI

Muliana
Universitas Muhammadiyah
Makassar Email :
angelimuliana@icloud.com M
Hidayat
Universitas Muhammadiyah
Makassar Email :
hidayat@unismuh.ac.id

ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh religiusitas terhadap kinerja
karyawan pada PT. Pertani Persero Wilayah Sulawesi. Jenis penelitian yang digunakan
dalam penelitian ini adalah kuantitatif dengan sampel sebanyak 73 responden. Teknik
pengumpulan data menggunakan teknik kuesioner. Teknik analisis data menggunakan
uji validitas, uji reliabilitas, dan uji regresi linear sederhana. Hasil uji regresi linear
sederhana diperoleh Kinerja = 2.092 + 0,407, yang berarti bahwa nilai konstanta sebesar
2.092 dengan koefisien regresi 0,407 yang menyatakan arah pengaruh variabel
Religiusitas terhadap Kinerja bernilai positif dan signifikan.
Kata Kunci : Religiusitas, Kinerja Karyawan

THE EFFECT OF RELIGIOSITY ON EMPLOYEE


PERFORMANCE AT PT. PERTANI (PERSERO) SULAWESI
REGION

Muliana
Muhammadiyah University
Makassar Email :
angelimuliana@icloud.com
M Hidayat
Muhammadiyah University Makassar
Email : hidayat@unismuh.ac.id

ABSTRACT
This study aims to determine the effect of religiosity on employee performance at PT.
Pertani Persero Sulawesi Region. The type of research used in this research is
quantitative with a sample of 73 respondents. Data collection techniques using a
questionnaire technique. The data analysis technique used validity test, reliability test,
and simple linear regression test.The results of the simple linear regression test
obtained Performance =
2.092 + 0.407, which means that the constant value is 2.092 with a regression
coefficient of 0.407 which states the direction of the influence of the Religiosity
variable on Performance is positive and significant.
Key Words : Religiosity, Employee Performance

PENDAHULUAN
Pada zaman modern saat ini, perusahaan dihadapkan dengan persaingan bisnis
yang semakin ketat. Dengan demikian, organisasi dituntut untuk menciptakan faktor-

1
Jurnal Economix Volume 10 Nomor 2 Desember 2022

faktor penunjang keberhasilan perusahaan seperti sikap, keahlian dan keterampilan.


Sumber Daya Manusia (SDM) yang bermutu merupakan salah satu komponen penting
dalam berjalannya sebuah perusahaan. Dengan demikian, perhatian terhadap kualitas
SDM harus diperhatikan dengan baik, sehingga dapat memberikan output berupa kinerja
yang optimal.

2
Jurnal Economix Volume 10 Nomor 2 Desember 2022

Kinerja atau prestasi kerja karyawan adalah hasil kerja secara kualitas dan
kuantitas yang dicapai oleh seorang karyawan dalam melaksanakan tugasnya sesuai
dengan tanggung jawab yang diberikan kepadanya. Keberhasilan suatu perusahaan
dipengaruhi oleh kinerja dari para karyawannya (job performance) atau hasil kerja yang
diraih oleh seorang karyawan dalam melakukan pekerjaan sesuai dengan tugas dan
tanggung jawab yang diberikan kepadanya. Kinerja karyawan yang optimal dapat
terwujud dengan adanya dorongan psikologis kepada karyawan, karena salah satu faktor
yang mempengaruhi kinerja ialah tidak atau kurang optimalnya seorang karyawan untuk
menunjukkan kualitasnya karena kurangnya dorongan secara lahiriyah dan batiniyah.
Berdasarkan istilah, religi disebut sebagai religiusitas. Religiusitas adalah
internalisasi nilai-nilai agama dalam diri seseorang. Internalisasi ini yang kemudian
diaktualisasikan dalam perbuatan dan tingkah laku sehari-hari, termasuk bekerja.
Religiusitas merupakan aspek yang telah dihayati oleh individu di dalam hati, getaran
hati nurani pribadi dan sikap personal. Dalam agama Islam, setiap muslim diharuskan
untuk melaksanakan syariat agama Islam secara menyeluruh. Dengan demikian,
penerapan nilai-nilai agama dalam aktivitas sehari-hari, bukan hanya untuk
mengharapkan pahala dari Allah SWT, namun merupakan suatu hal yang wajib untuk
dilakukan bagi seorang muslim sebagai bentuk tanggung jawabnya kepada Allah SWT.
Sikap religiusitas seorang karyawan senantiasa akan memperlihatkan perilaku
yang lebih bijak terutama dalam menghadapi semua tantangan pada pekerjaannya.
Rohayati dalam Setiawan (2019), menyampaikan bahwa sugesti menurut alam dan taraf
keimanan seorang muslim akan mendorong perilakunya buat selalu berbuat sesuai
dengan aturan agama dengan selalu mentaati perintah dan selalu menjauhi larangan
Allah SWT dengan penuh keikhlasan dan kesabaran. Agama Islam pula sudah
mengajarkan betapa pentingnya menerapkan perilaku religius pada kehidupan sehari-
hari, misalnya menjaga sopan santun, bersikap ramah, ceria, dan penuh perhatian.
Dengan demikian perilaku seperti ini akan lebih disegani dan dihargai oleh seluruh
rekan kerja. Selain itu para karyawan pula wajib lebih antusias untuk lebih berdedikasi
pada perusahaan menggunakan prestasi kerja yang didasari menggunakan perilaku hati-
hati, jujur, dan disiplin kerja yang tinggi. Keterkaitan antara religiusitas dengan aktivitas
didalam dunia kerja terletak dalam perilaku diri seorang karyawan yang telah memiliki
dasar dan penghayatan religius yang kuat dan termotivasi untuk melakukan yang terbaik
dalam bekerja. Cara pandang seseorang terhadap pekerjaannya tidak terlepas dari
dampak semangat kerja yang bersumber menurut nilai-nilai keagamaan yang
dipercayainya.
Religiusitas menurut Sulistyo (2011), merupakan hal wajib dimiliki oleh setiap
karyawan. Dimana karyawan memiliki taraf religiusitas yang tinggi, maka keinginan
individu tersebut dalam memperoleh status atau kinerja yang baik niscaya meningkat
juga. Religiusitas seseorang bisa mempunyai imbas terhadap kinerja karyawan pada
institusi. Kinerja yang wajib dioptimalkan oleh salah satunya bergantung kepada nilai
pengetahuan keagamaan dan keyakinan karyawan itu sendiri, dimana tanggungjawab
ataupun dasar-dasar perilaku manusia berdasarkan kepada edukasi keagamaan yang
dimilikinya saat kecil, remaja, dan praremaja. Pengetahuan tersebut akan memberikan
dampak yang akan menggambarkan perilaku yang taat kepada aturan dan perintah serta
menjalankan tugas sesuai dengan regulasi yang ditetapkan. Manusia yang memiliki
pengetahuan religiusitas memberikan nilai substansi yang lebih kepada tugas ataupun
kinerja yang wajib dilakukan, termasuk kepatuhan terhadap aturan, tanggungjawab
terhadap tugas, dan lain-lain sebagainya. Dengan adanya sikap religiusitas di dalam diri
individu manusia, menimbulkan kecerdasan spiritual yang mendorong seseorang untuk
bahagia dalam menjalankan pekerjaannya. Rasa bahagia menjadikan seorang nyaman

3
Jurnal Economix Volume 10 Nomor 2 Desember 2022

dalam bekerja, sehingga akan meningkatkan kualitas dan produktivitasnya.

4
Jurnal Economix Volume 10 Nomor 2 Desember 2022

Sikap, tanggung jawab, dan pengetahuan karyawan pada PT Pertani (Persero)


Wilayah Sulawesi merupakan hal paling utama untuk meningkatkan kinerja, yaitu
pengetahuan keagamaan keislaman menjadi penyokong kebutuhan tersebut, dimana
karyawan yang bersikap baik, bertanggung jawab, dan memiliki pengetahuan tentang
prinsip syariah akan lebih baik dan efektif untuk lancarnya pemenuhan kewajiban yang
tertera pada kinerja yang harus ditaati/dijalankan.
Berdasarkan hal permasalahan di atas, tentang peningkatan kinerja karyawan
yang didasari oleh sikap religiusitas, peneliti ingin melakukan penelitian lebih dengan
judul “Pengaruh Religusitas terhadap Kinerja Karyawan PT. Pertani (Persero) Wilayah
Sulawesi”.
Rumusan Masalah
Berdasarkan pada latar belakang di atas, maka yang menjadi masalah dalam
penelitian ini, yaitu : “Bagaimana Pengaruh Religiuisitas terhadap Kinerja Karyawan
PT. Pertani (Persero) Wilayah Sulawesi?”
TINJAUAN PUSTAKA
Religiusitas
Aktivitas beragama tidak hanya diartikan ketika seseorang melaksanakan ritual
agama (beribadah), melainkan beragama harus diwujudkan disetiap kegiatan, dalam
bekerja pun begitu. Religiusitas berasal dari kata agama, dalam Islam din yang
bermakna struktur hukum dan kecenderungan manusia untuk mentaati hukum. Islam
menjelaskan agama adalah hubungan antara manusia dan Allah, dan apa yang Allah
setujui atas hubungan manusia dengan sesamanya.
Istilah agama berarti skema Ilahi yang mendorong manusia yang memiliki
pikiran sehat untuk membuat pilihan yang benar tentang kehidupan sekarang dan
akhirat. Religiusitas merupakan sebuah ekspresi yang dikeluarkan oleh seseorang secara
lahiriyah dan batiniyah karena telah meyakini sebuah nilai, norma, ritual dan hukum
yang ditetapkan dalam agama. Sikap religius merupakan kecenderungan seseorang yang
telah menanamkan nilai-nilai yang berlaku di agama kemudian menggetarkan hatinya
untuk selalu taat yang kemudian diekspresikan pada sikap dan perilaku sehari-hari.
Menurut Bambang Syamsul, agama memiliki fungsi dalam kehidupan manusia, yaitu :
agama sebagai sistem nilai yang mengatur, memotivasi, dan menjadi pedoman hidup.
Adapun dalam konteks agama pemahaman, keyakinan, dan penghayatan tentang agama
disebut rasa keberagamaan atau religiusitas. Religiusitas secara umum dihubungkan
dengan kognisi (pengetahuan dan keyakinan beragama) yang mempengaruhi, apa yang
dilakukan dengan kelekatan emosional atau perasaan emosional tentang agama, dan
perilaku, layaknya hadir ditempat peribadahan, membaca dan memahami kitab suci, dan
berdoa. Religiusitas merupakan aturan-aturan yang mengatur perilaku dan keadaan
manusia dalam berperilaku terhadap hal yang ghaib dan yang ẓahir.
Indikator Religiusitas dalam Perspektif Islam
Islam menyeru ummatnya untuk beragama (berislam) secara menyeluruh atau
kaffah. Sebagaimana di dalam Surah Al-Baqarah ayat 208. Ayat ini menerangkan
bahwa setiap hamba diperintahkan Allah untuk beriman dan membenarkan risalah
Rasul-Nya untuk berpegang teguh pada syari'at Islam dengan semampunya, termasuk
menjalankan setiap perintah dan menjauhi setiap larangan. Dengan demikian, jelas
bahwa umat muslim diperintahkan dalam menjalani hidup ini harus sesuai dengan
aturan Allah SWT dan Rasul-Nya.
Esensi Bekerja dalam Islam
Hakikat diciptakannya manusia tidak lain ialah untuk mengemban tiga amanat
utama yaitu, menyembah Allah SWT, memakmurkan bumi, dan menjadi khalifah.
Selain beribadah, memakmurkan bumi merupakan tugas seorang manusia. Salah satu

5
Jurnal Economix Volume 10 Nomor 2 Desember 2022

cara

6
Jurnal Economix Volume 10 Nomor 2 Desember 2022

memakmurkan bumi Allah ialah dengan bekerja. Rasulullah SAW telah mencontohkan
bekerja dalam riwayat hidupnya yaitu dengan menggembala dan berdagang, namun
pada zaman ini bekerja tidak diartikan sempit melainkan luas. Sebagaimana dalam
surah al- Jumu’ah ayat 10, yang bermakna Islam memberi petunjuk kepada umatnya
bahwa kerja merupakan bentuk tugas manusia dalam memenuhi kebutuhan hidup,
keluarga, serta masyarakat dan sekaligus bentuk ibadah mengabdikan diri kepada
Allah. Karena, konsepsi Islam mengenai kerja merupakan suatu kewajiban
(individual) setiap muslim karena bersifat fardhu ’ain untuk tujuan kebahagiaan
individu, keluarga dan masyarakat. Bekerja bagi seorang muslim adalah suatu
kewajiban, berusaha dengan bersungguh-sungguh, dan mengerahkan seluruh potensi
jasmani dan rohaninya untuk mengaktualisasikan atau memenuhi makna dirinya
sebagai hamba Allah SWT dan harus menjadikan dunia sebagai sarana untuk amal
sholeh. Hal ini dijelaskan dalam surah az-
Zumar ayat 39, bahwa Islam memandang bekerja merupakan salah satu bagian penting
dari ajaran Islam.
Anjuran Al-Quran yang memotivasi umat Islam untuk bekerja antara lain
tercermin dalam surah al-Mulk ayat 15, yang mana menjelaskan bahwa Islam menyeru
kepada umatnya untuk bekerja demi kelangsungan hidupnya dengan mencari
pendapatan. Allah SWT memberi berbagai kemudahan untuk mendapatkan rezekinya,
yaitu dengan mencari dan menciptakan pekerjaan yang bermanfaat di bumi Allah SWT
yang penuh dengan segala nikmat ini. Ayat ini memberi kesimpulan. Pertama, seluruh
yang ada di bumi ini adalah milik Allah SWT yang dianugerahkan kepada manusia,
yaitu kekayaan di bumi bukanlah milik individu saja, melainkan milik semua orang dan
harus dinikmati bagi semua orang. Kedua, manusia ditugaskan untuk menjadikan apa
yang ada di bumi ini sebagai pencukup kebutuhan hidupnya yang kemudian dapat
menjadikan manusia tetap giat dalam bekerja dan beribadah.
Manusia memiliki fitrah sejak dilahirkan yaitu kebutuhan dan keinginan. Untuk
mencukupi kebutuhan dan keinginannya, tentunya manusia harus berusaha dan
bersungguh-sungguh untuk mencapainya. Mustahil bagi manusia memenuhi kebutuhan
dan keinginannya tanpa berusaha, dengan bekerja manusia dapat menghasilkan barang
ataupun jasa. Maka bekerja dengan giat, mengerahkan tenaga dan pikiran merupakan
suatu hal yang lazim dilaksanakan.
Anjuran Islam kepada manusia untuk bekerja secara fisik dan mental. Hal ini
agar memberikan hasil yang lebih mulia dibandingkan dengan hasil yang diperoleh dari
riba, judi, dan menipu. Hasil dari aktivitas tersebut adalah perbuatan haram dan jelas
dilarang oleh agama. Maka dari itu, bekerja merupakan amalan yang sangat mulia dan
terhormat juga merupakan sebuah bentuk ikhtiar seorang muslim, demi mengharapkan
ridho dari Allah SWT. Islam memerintahkan seluruh umatnya untuk mencari rezeki
dengan cara yang halal, bekerja adalah suatu kehormatan bagi manusia karena ia
mampu memerdekakan dirinya agar mampu beribadah dengan baik.
Menurut Alfisyah & Anwar (2018), dengan adanya religiusitas maka seorang
yang beragama seharusnya akan selalu berusaha melakukan yang terbaik dan tidak
melanggar aturan dalam bersikap dan bertingkah laku dalam setiap aktivitasnya, yaitu
sesuai dengan norma dan aturan yang telah diatur dalam agamanya. Maka dari itu,
faktor religiusitas yang baik menjadi salah satu cara meningkatkan kinerja karyawan,
dan diperlukan karyawan tadi bisa terus optimal.
Penelitian yang berkaitan religiusitas terhadap motivasi telah dilakukan oleh
Fauzan dan Tyasari (2012), bahwa adanya interaksi positif antara religiusitas terhadap
motivasi, sama dengan penelitian yang di lakukan oleh Anwar, Marnola, dan Suryani,
(2019), menyatakan bahwa berpengaruh signifikan antara religiusitas terhadap motivasi.

7
Jurnal Economix Volume 10 Nomor 2 Desember 2022

Suryadi dan Hayat (2021), religiusitas adalah taraf keyakinan (belief) dan sikap
(attitudes)

8
Jurnal Economix Volume 10 Nomor 2 Desember 2022

seorang terhadap ajaran agamanya dan praktik upacara (ritual practices) interaksi
vertikal menggunakan Allah, dan interaksi datar pada sesama individu, menjadi bisnis
pada mencari manfaat kehidupan dan kebahagiaan. Religiusitas dari Sulistyo (2011),
merupakan hal yang wajib dimiliki setiap karyawan, dimana karyawan memiliki tingkat
religiusitas yang tinggi, maka keinginan individu tersebut dalam memperoleh status atau
kinerja yang baik niscaya meningkat juga. Religiusitas seorang bisa mempunyai
dampak terhadap kinerja karyawan di dalam institusi.
Religiusitas berdasarkan Gibson (2010), merupakan hal ketertarikan atau
keterlibatan seseorang pada kepercayaan tertentu. Perbedaan individu ini mencakup
sikap, emosi, dan tingkah laku pada beragama. Religiusitas bisa diukur atau diamati
menjadi variabel konstan & bisa dikategorikan menjadi religius. Hasil penelitian
Iqbaluddin (2016), menunjukkan bahwa terdapat hubungan antara religiusitas dengan
kualitas pelayanan keperawatan rumah sakit PKU Muhammadiyah di Surabaya. Adapun
arah hubungannya adalah positif, yang berarti apabila religiusitas tinggi, maka kualitas
pelayanan juga tinggi, begitu juga sebaliknya apabila religiusitas rendah, maka kualitas
pelayanan rendah. Menurut Alfisyah & Anwar (2018), dengan adanya religiusitas, maka
seseorang yang beragama seharusnya akan selalu berusaha melakukan yang terbaik dan
tidak melanggar aturan dalam bersikap dan bertingkah laku dalam setiap aktivitasnya,
yaitu sesuai dengan norma dan aturan yang telah diatur dalam agamanya. Menurut
Capanna, et al (2013), religiusitas merupakan seseorang yang meyakini terhadap
kepercayaan tertentu dimana seorang tadi menjalankan perintah kepercayaan &
menjauhi larangan kepercayaan.
Suryadi dan Hayat (2021), religiusitas adalah tingkat keyakinan (belief) dan
sikap (attitudes) seseorang terhadap ajaran agamanya & praktik upacara (ritual
practices) interaksi vertikal menggunakan Allah, dan interaksi datar pada sesama
individu, menjadi bisnis pada mencari manfaat kehidupan dan kebahagiaan. Menurut
Sulistyo (2011), menyatakan bahwa religiusitas sangat penting buat dimiliki sang
karyawan, lantaran apabila karyawan mempunyai taraf religiusitas yang semakin tinggi,
maka motivasi karyawan buat membuat prestasi atau kinerja yang baik pula akan
semakin tinggi.
Indikator Religiusitas
Pendapat mengenai religiusitas telah dijabarkan oleh El Menouar. Ia
mengemukakan lima indikator religiusitas Islam yaitu :
1. Keyakinan, percaya dan meyakini dari agama merupakan dasar dan inti religiusitas.
Dimensi ini diartikan dengan 'aqīdah, yaitu keyakinan terhadap sesuatu yang
empiris, sebuah ketauhidan yang tidak perlu dipertanyakan lagi dan keberadaannya
tidak akan berubah, yaitu Allah SWT sebagai Sang Khaliq. Kemudian, keyakinan
pada Al- Quran sebagai firman yang berasal dari Allah SWT, serta sejauh mana
seorang muslim percaya akan yang tak tampak (ghaib) yang terdapat dalam Al-
Quran.
2. Ritual dapat diartikan syari'at, yaitu tingkat kepatuhan dan ketaatan seorang muslim
untuk melaksanakan sholat, puasa, zakat dan haji. Setiap pekerjaan merupakan
bentuk ibadah yang apabila diniatkan dan ditanamkan setiap kegiatan dengan ikhlas
dan lillahi ta’ala, seseorang akan merasa tenang dan mendapat pahala.
3. Pengalaman dimensi pengamalan atau penghayatan, merupakan dimensi yang
menyertai dimensi keyakinan dan ritual. Penjelasan mengenai dimensi pengalaman
dapat digambarkan seperti merasakan kehadiran Sang Pencipta, merasa tenang bila
melaksanakan syari'at, dan merasakan hidayah.
4. Pengetahuan ini meliputi tingkat pengetahuan seorang muslim tentang syariat
Islam, tentang hukum-hukum dan ajaran-ajarannya. Al-Qur’an dan Hadits adalah

9
Jurnal Economix Volume 10 Nomor 2 Desember 2022

landasan utama ilmu pengetahuan Islam.

1
Jurnal Economix Volume 10 Nomor 2 Desember 2022

5. Konsekuensi ialah agama memiliki ketentuan untuk mengatur perilaku


penganutnya. Seberapa tingkat seorang muslim dalam berperilaku yang dimotivasi
oleh syari’at, itu tidak hanya memberikan panduan yang benar dari ritual
keagamaan, tetapi juga mengatur kehidupan sehari hari.
Dari kelima dimensi tersebut, disimpulkan bahwa dimensi keyakinan merupakan
pokok inti dari religiusitas, dan dari seluruh dimensi memiliki keterkaitan antara satu
dengan lainnya. Ketika seorang muslim yakin akan kebenaran agamanya, ia akan
senantiasa taat untuk melaksanakan setiap kegiatan dengan niat ibadah, dan ketika
seseorang beribadah maka akan muncul getaran dalam hati yang membuat tenang dan
gembira.
Pengertian Kinerja
Kinerja merupakan konsep multi-dimensi. Dalam hal kinerja dalam tugas ialah
kemahiran individu yang dengannya seseorang melakukan aktivitas yang berkontribusi
pada technical core organisasi. Sedangkan kinerja karyawan adalah hasil dari kerja yang
baik secara kualitas maupun kuantitasnya dan dapat dipertanggungjawabkan sesuai
dengan perannya, disertai dengan kemampuan, kecakapan, dan keterampilan dalam
penyelesaian pekerjaan.
Berdasarkan pengertian di atas, kinerja karyawan merupakan akivitas individu
maupun kelompok secara menyeluruh untuk melakukan tindakan atau pekerjaan yang
telah ditetapkan, yang sesuai atau lebih baik dari apa yang ditugaskan dan diharapkan
dapat memenuhi target dan tujuan dari perusahaan.
Etos kerja menunjukkan ciri-ciri perilaku berkualitas pada seseorang yang
mencerminkan keluhuran serta keunggulan watak, serta merupakan norma budaya yang
mengandung nilai moral untuk melakukan pekerjaan berdasarkan pada keyakinan
bahwa kerja memiliki nilai intrinsik bagi diri seseorang. Dorongan kebutuhan dan
aktualisasi diri, nilai-nilai yang dianut, keyakinan atau ajaran agama berperan dalam
proses terbentuknya sikap hidup yang mendasar. Adapun faktor-faktor yang dapat
mempengaruhi kinerja seseorang adalah : kesetiaan, kedisiplinan, kejujuran, kerja sama,
hasil kerja dengan kualitas dan kuantitas, kreativitas, kepemimpinan, dan kepribadian
berupa sikap dan perilaku baik serta berpenampilan sopan dan wajar.
Kinerja karyawan menurut Afandi (2018), merupakan hasil yang dicapai
seseorang yang berlaku buat pekerjaan yang bersangkutan. Kinerja berasal dari kata job
performance atau actual performance yang berarti prestasi kerja atau prestasi
sesungguhnya yang dicapai oleh seseorang. Pengertian kinerja (prestasi kerja) adalah
hasil kerja secara kualitas dan kuantitas yang dicapai oleh seorang pegawai dalam
melaksanakan fungsinya sesuai dengan tanggung jawab yang diberikan kepadanya
(Mangkunegara, 2017). Menurut Sedarmayanti (2017), bahwa kinerja merujuk
pengertian sebagai perilaku merupakan seperangkat perilaku yang relevan dengan
tujuan organisasi atau unit organisasi tempat orang bekerja. Kinerja adalah suatu yang
secara aktual orang dikerjakan dan dapat diobservasi.
Menurut Keith Davis dalam Mangkunegara (2017), terdapat beberapa faktor
yang mempengaruhi pencapaian kinerja. Faktor tersebut berasal dari faktor
kemampuan dan motivasi. Menurut Mangkunegara (2011), mengemukakan bahwa
kinerja merupakan output kerja secara kualitas dan kuantitas yang dicapai seorang
karyawan dalam melaksanakan tugasnya dengan menggunakan tanggung jawab yang
diberikan kepadanya. Menurut Noor (2013), bahwa kinerja atau prestasi kerja seseorang
pegawai dalam dasarnya merupakan hasil kerja seorang pegawai selama periode tertentu
dibandingkan menggunakan kemungkinan, contohnya standar, target/sasaran atau
kinerja adalah suatu output yang dicapai seorang dari berukuran yang berlaku buat
pekerjaan yang bersangkutan.

1
Jurnal Economix Volume 10 Nomor 2 Desember 2022

Menurut Moeheriono (2012), kinerja atau performance adalah gambaran


mengenai tingkat pencapaian pelaksanaan program kegiatan atau kebijakan dalam
mewujudkan sasaran, tujuan, visi dan misi organisasi yang dituangkan melalui
perencanaan strategis suatu organisasi. Menurut Mangkunegara (2013), menyatakan
kinerja merupakan hasil kerja secara kualitas dan kuantitas yang dicapai seorang
pegawai dalam melaksanakan tugasnya sesuai dengan tanggung jawab yang diberikan
kepadanya. Sedarmayanti (2011), kinerja adalah sistem yang dipakai untuk menilai dan
mengetahui apakah seorang karyawan sudah melaksanakan pekerjaannya secara
keseluruhan, atau merupakan perpaduan dari hasil kerja (apa yang wajib dicapai oleh
seseorang) dan dengan kompetensi bagaimana seseorang mencapainya. Azhad dkk.
(2015), menyatakan bahwa kinerja merupakan hasil yang dicapai oleh karyawan dalam
periode tertentu. Kinerja menurut Handoko dalam Dewi (2014), kinerja sebagai proses
melalui sebuah organisasi mengevaluasi atau menilai kinerja karyawan.
Pengukuran Kinerja
Konsep pengukuran kinerja kegiatan fisik perbaikan infrastruktur yang
berdasarkan pada tiga elemen yaitu :
1. Ekonomi
Ekonomi adalah hubungan antara pasar dan input. Ekonomi terkait dengan sejauh
mana kegiatan fisik pekerjaan perbaikan infrastruktrur dapat meminimalkan input
yang digunakan dengan menghindari pengeluaran yang boros dan tidak produktif.
2. Efisiensi
Efisiensi adalah hubungan antara input dan output. Efisien dalam penggunaan
sumber daya berarti penggunaannya diminimalkan dan hasilnya dimaksimalkan
(maximing benefits and minimizing costs). Proses kegiatan operasional dapat
dikatakan efisien apabila suatu produk atau hasil kerja tertentu dapat dicapai
dengan penggunaan sumber daya dan dana yang serendah-rendahnya (spending
well).
3. Efektivitas
Efektivitas adalah hubungan antara output dan tujuan yang telah ditetapkan.
Kegiatan operasional dapat dikatakan efektif apabila proses kegiatan tersebut
mencapai tujuan dan sasaran akhir kebijakan.
Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kinerja
Faktor-faktor yang mempengaruhi kinerja karyawan menurut Bangun (2012),
adalah hasil pekerjaan yang telah diperoleh pada setiap individu berdasarkan syarat-
syarat pekerjaannya. Sedangkan menurut Mangkunegara (2013), kinerja adalah
pencapaian kerja secara kualitas dan kuantitas yang didapat oleh individu dalam
mengerjakan tugas sesuai pada pekerjaan yang telah diberikan kepada karyawan
tersebut.
Adapun faktor-faktor yang mempengaruhi kinerja karyawan yaitu :
1. Kejujuran
Kejujuran karyawan sangat penting dalam mengerjakan pada setiap pekerjaannya,
untuk menghindari suatu rasa kecurigaan dan kekhawatiran atas hancurnya sebuah
kepercayaan dalam pekerjaan.
2. Kedisiplinan
Kedisiplinan karyawan akan patuh pada setiap hokum-hukum yang telah ditetapkan
dan melaksanakan pekerjaan bertimbal pada perintah yang dibebankan kepada
karyawan tersebut.
3. Kerjasama
Kerjasama merupakan keikutsertaan pegawai dalam berpartisipasi dan saling
membantu dengan karyawan lainnya, sehingga mendapatkan hasil kerja yang lebih

1
Jurnal Economix Volume 10 Nomor 2 Desember 2022

baik.

1
Jurnal Economix Volume 10 Nomor 2 Desember 2022

4. Kepemimpinan
Kepemimpinan merupakan kemampuan diri pegawai dalam memimpin, memiliki
pribadi yang kuat, berwibawa, berpengaruh, dapat mempengaruhi orang lain dan
dihormati agar anggota di bawahnya dapat bekerja lebih maksimal.
5. Tanggung Jawab
Tanggung jawab adalah kesediaan pegawai untuk mempertanggungjawabkan setiap
pekerjaan yang telah dibebankan kepadanya.
METODE PENELITIAN
Jenis Penelitian
Metode penelitian ini menggunakan pendekatan penelitian kuantitatif. Dimana
dilihat dari jenis datanya, maka penelitian ini menggunakan penelitian kuantitatif,
namun apabila dilihat dari cara penjelasannya, maka penelitian ini menggunakan
penelitian asosiatif. Penelitian kuantitatif yaitu menguji dan menganalisis data dan
perhitungan angka-angka yang kemudian menarik kesimpulan dari pengujian tersebut.
Menurut Sugiyono (2018), penelitian asosiatif adalah penelitian yang bertujuan untuk
mengetahui hubungan dari dua variabel atau lebih.
Lokasi dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan pada PT. Pertani (Persero) Wilayah Sulawesi Kota
Makassar. Dalam melakukan penelitian, waktu yang digunakan untuk mengumpulkan
data dan informasi yang berkaitan dengan penelitian dilaksanakan selama 2 (dua) bulan
dari bulan April hingga bulan Mei 2022.
Jenis Data
1. Data kualitatif yaitu data yang diperoleh berupa keterangan-keterangan yang
mendukung penelitian ini, seperti gambaran umum karyawan perusahaan sebagai
sampel penelitian.
2. Data kuantitatif yaitu jenis data yang dapat diukur atau dihitung secara langsung
dalam bentuk angka-angka melalui penyebaran kuesioner.
Sumber Data
1. Data primer dalam penelitian ini adalah data yang diperoleh dari responden, baik
itu dari lingkungan perusahaan ataupun dari keterangan karyawan PT. Pertani
Persero Wilayah Sulawesi.
2. Data sekunder adalah data yang diperoleh dari buku-buku, data yang sudah diolah
oleh pihak APJII (Asosiasi Penyedia Jasa Internet Indonesia), artikel-artikel di
internet, dan sumber terpercaya lainnya yang berkaitan dengan pokok bahasan
dalam penelitian ini.
Populasi
Populasi merupakan wilayah generalisasi yang terdiri atas objek atau subjek
yang mempunyai kualitas dan karakeristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk
dipelajari dan ditarik kesimpulannya. Dengan demikian populasi dalam penelitian ini
adalah 73 orang karyawan PT. Pertani (Persero) Wilayah Sulawesi.
Sampel
Sampel merupakan sebagian unit populasi yang menjadi objek penelitian untuk
memperkirakan karakteristik suatu populasi. Dengan demikian, peneliti mengambil
sampel dari populasi yang diteliti dengan teknik Sampling Jenuh, sehingga jumlah
sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah berjumlah 73 orang karyawan.
Metode Pengumpulan Data
Adapun teknik pengumpulan data yang digunakan adalah melalui pengamatan
dan wawancara.

1
Jurnal Economix Volume 10 Nomor 2 Desember 2022

1. Observasi
Observasi yaitu penelitian yang dilakukan dengan mengunjungi secara langsung
objek penelitian untuk mendapatkan data-data yang diperlukan.
2. Dokumentasi
Dalam pengumpulan data juga dengan pengumpulan dokumen-dokumen yang ada
di perusahaan tentang sejarah singkat perusahaan dan struktur organisasi serta data
yang ada dilokasi penelitian.
3. Kuesioner
Angket adalah suatu daftar pertanyaan atau pernyataan tentang topik tertentu yang
diberikan kepada subjek untuk mendapatkan informasi tertentu.
Definisi Operasional Variabel
1. Religiusitas (X)
Religiusitas merupakan sebuah ekspresi yang dikeluarkan oleh seseorang secara
lahiriyah dan batiniyah karena telah meyakini sebuah nilai, norma, ritual dan
hukum yang ditetapkan dalam agama. Adapun yang menjadi indikator yang penulis
gunakan untuk mengukur religiusitas adalah :
Tabel 1.
Indikator Religiusitas
Variabel Definisi Indikator
Religiusitas didefinisikan
sebagai perbedaan individual 1. Keyakinan
dalam hal ketertarikan atau 2. Praktik Agama
Religiusitas
keterlibatan seseorang dalam 3. Pengalaman
(X)
agama tertentu. Perbedaan 4. Pengetahuan Agama
individu ini meliputi 5. Konsekuensi
perbedaan sikap, kognisi, emosi,
dan tingkah laku dalam
beragama.
2. Kinerja (Y)
Kinerja merupakan perilaku nyata yang ditampilkan setiap orang sebagai prestasi
kerja yang dihasilkan oleh karyawan sesuai perannya dalam instansi. Kinerja
merupakan suatu hal yang sangat penting dalam upaya instansi untuk mencapai
tujuannya. Adapun untuk menghindari pengertian yang berbeda dari masing-
masing variabel, maka dalam penelitian ini dibuat batasan atau definisi dari
masing-masing variabel sebagai berikut :
Tabel 2.
Indikator Kinerja
Variabel Definisi Indikator
Kinerja didefinisikan sebagai pencapaian 1. Kejujuran
Kinerja kerja secara kualitas dan kuantitas yang 2. Kedisiplinan
Karyawan didapat oleh individu dalam 3. Kerjasama
(Y) mengerjakan tugas sesuai pada pekerjaan 4. Kepimpinan
yang telah 5. Tanggung Jawab
diberikan kepada karyawan tersebut
Metode Analisis Data
Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis data
kuantitatif. Menurut Juliandi et al., (2015), data kuantitatif adalah analisis data terhadap
data-data yang mengandung angka-angka tertentu, kemudian menarik kesimpulan dari
pengujian tersebut.
Metode Regresi Linier Sederhana

1
Jurnal Economix Volume 10 Nomor 2 Desember 2022

Setelah dilakukan uji reliabilitas menggunakan IBM SPSS Statistic 23, diperoleh
rangkuman hasil regresi linier sederhana untuk masing-masing variabel sebagaimana
tertera pada tabel berikut :

1
Jurnal Economix Volume 10 Nomor 2 Desember 2022

Y = a + bx
Keterangan :
Y = Kinerja Karyawan
a = Konstanta
b = Koefisien Regresi Religiusitas
x = Religiusitas
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Uji Regresi Linear Sederhana
Regresi linear sederhana adalah hubungan linear antara satu variabel bebas (X)
dengan variabel terikat (Y). Analisis ini untuk mengetahui arah hubungan antara
variabel X dan variabel Y apakah positif atau negatif dan untuk memprediksi nilai
variabel dependen jika nilai variabel independen meningkat atau menurun. Pengujian ini
dibantu dengan menggunakan program SPSS. Untuk lebih jelasnya akan disajikan hasil
pengolahan data dari analisis regresi linear sederhana berikut :
Tabel 3.
Hasil Regresi Linear Sederhana
Coefficientsa
Unstandardized Standardized
Model Coefficients Coefficients T Sig.
B Std. Error Beta
(Constant) 2.092 .636 3.287 .002
1
Religiusitas .407 .157 .293 2.583 .012
a. Dependent Variabel : Kinerja Karyawan
Sumber : Output SPSS 2020
Coeficients pada tabel di atas, pada kolom B pada constant (a) adalah 2.092
sedang nilai trust (b) adalah 0.407. Berdasarkan pengujian model regresi di atas, maka
model regresi yang menyatakan pengaruh religiusitas terhadap kinerja karyawan dapat
dinyatakan sebagai berikut :
𝐘 = 𝐚 + 𝐛𝐗
𝐘 = 2.092 + 0.407 𝐗
Berdasarkan persamaan tersebut dapat diketahui nilai konstantanya sebesar
2.092. Secara matematis, nilai konstanta ini menyatakan bahwa nilai konsisten variabel
kinerja karyawan adalah sebesar 2.092 koefisien regresi X sebesar 0.407 menyatakan
bahwa setiap penambahan 1 % nilai variabel religiusitas, maka variabel Y kinerja
karyawan akan bertambah sebesar 0.407. Koefisien regresi tersebut bernilai positif,
sehingga dapat dikatakan bahwa arah hubungan pengaruh variabel X terhadap Y adalah
positif.
PEMBAHASAN
Pengaruh Religiusitas (X) terhadap Kinerja Karyawan (Y) pada PT. Pertani
Persero Wilayah Sulawesi
Hasil temuan dalam penelitian ini menyatakan bahwa Religiusitas (X)
berpengaruh signifikan terhadap Kinerja Karyawan (Y). Yang dimana variabel
Religiusitas (X) memiliki indikator yang paling berpengaruh yaitu indikator
pengalaman atau pemahaman, sedangkan variabel Kinerja Pegawai (Y) yang paling
berpengaruh yaitu indikator tanggung jawab. Ini berarti bahwa semakin baik
pengalaman atau pemahaman tentang religiusitas dari individu itu sendiri, maka
tanggung jawab ditempat kerja akan meningkat. Berdasarkan hasil pengamatan dan
hasil penelitian, ditemukan bahwa religiusitas berpengaruh secara langsung apabila
pengalaman atau pemahaman tentang religiusitas dari individu itu baik, maka tanggung
jawab akan semakin meningkat dan begitupun sebaliknya.

1
Jurnal Economix Volume 10 Nomor 2 Desember 2022

Anjuran Al-Quran yang memotivasi umat Islam untuk bekerja antara lain
tercermin dalam surah al-Mulk ayat 15, yang mana menjelaskan Islam menyeru kepada
umatnya untuk bekerja demi kelangsungan hidupnya dengan mencari pendapatan. Allah
SWT memberi berbagai kemudahan untuk mendapatkan rezekinya, yaitu dengan
mencari dan menciptakan pekerjaan yang bermanfaat di bumi Allah yang penuh dengan
segala nikmat ini. Ayat ini memberi kesimpulan.
1. Seluruh yang ada di bumi ini adalah milik Allah SWT yang dianugerahkan kepada
manusia, yaitu kekayaan bumi ini adalah milik individu saja, melainkan milik
semua orang dan harus dinikmati bagi semua orang.
2. Manusia ditugaskan untuk menjadikan apa yang ada dibumi ini sebagai pencukup
kebutuhan hidupnya yang kemudian dapat menjadikan manusia tetap giat dalam
bekerja dan beribadah. Manusia memiliki fitrah sejak dilahirkan yaitu kebutuhan
dan keinginan. Untuk mencukupi kebutuhan dan keinginannya, tentunya manusia
harus berusaha dan bersungguh-sungguh untuk mencapainya. Mustahil bagi
manusia memenuhi kebutuhan dan keinginannya tanpa berusaha. Dengan bekerja
manusia dapat menghasilkan tenaga dan pikiran merupakan suatu hal yang lazim
dilaksanakan. Hal ini telah dijelaskan Allah SWT dalam surah an-Najm ayat 39
yang artinya : “dan bahwasanya seorang manusia tidak memperoleh selain apa yang
telah diusahakannya”. Anjuran Islam kepada manusia untuk bekerja secara fisik
dan mental, maka dari itu bekerja merupakan amalan yang sangat mulia dan
terhormat juga merupakan bentuk ikhtiar seorang muslim.
Kinerja merupakan konsep multi-dimensi. Dalam hal ini kinerja dalam tugas
ialah kemahiran individu yang dengannya seseorang melakukan aktivitas yang
berkontribusi pada organisasi. Sedangkan kinerja karyawan adalah hasil dari kinerja
yang baik secara kualitas maupun kuantitasnya dan dapat dipertanggungjawabkan sesuai
dengan perannya, disertai dengan kemampuan, kecakapan dan keterampilan dalam
penyelesaian pekerjaan. PENUTUP
Kesimpulan
Berdasarkan penelitian dan pembahasan, dapat disimpulkan bahwa terdapat
pengaruh religiusitas terhadap kinerja karyawan pada PT. Pertani Persero Wilayah
Sulawesi. Hal ini menunjukkan bahwa religiusitas berpengaruh positif dan signifikan
terhadap kinerja karyawan pada PT. Pertani Persero Wilayah Sulawesi.
Saran
1. Bagi PT. Pertani (Persero) diharapkan agar tetap mempertahankan sikap religius
dalam dirinya dan menerapkan hal-hal positif dalam pelaksanaan pekerjaan maupun
tanggung jawab untuk perusahaan dan masyarakat itu sendiri.
2. Bagi penelitian selanjutnya disarankan agar dapat mengembangkan penelitian ini
dengan pendekatan metode kuantitatif dengan menambahkan variabel yang relevan,
misalnya hubungan antara religiusitas dan penerapan etos kerja Islam terhadap
kinerja karyawan dan juga menambahkan sampel yang lebih banyak lagi.
DAFTAR PUSTAKA
Afandi, S., Sarwani. S., Susanto. S. (2018). Analisis Kinerja Keuangan untuk
Mengetahui Tingkat Kesehatan, Pertumbuhan dan Prospek Usaha pada Unit
Usaha Koperasi (Studi Kasus Koperasi Awak Pesawat Garuda Indonesia di
Tangerang).
Anwar. M. K., Alfisyah, K. D. (2018). Pengaruh Religiusitas terhadap Kinerja
Karyawan Muslim Kantor Pusat PT. Perkebunan Nusantara XI.
Aprilia. D., Akbar, D. A., & Anwar, D. (2021). Pengaruh Religiusitas terhadap Kinerja
Karyawan Melalui Motivasi sebagai Variabel Intervening.

1
Jurnal Economix Volume 10 Nomor 2 Desember 2022

Bagia. I. W., Putra. IBAK. (2016). Pengaruh Kompensasi dan Kepuasan Kerja
terhadap Kinerja Karyawan.

1
Jurnal Economix Volume 10 Nomor 2 Desember 2022

Fauzan. F., Tyasari. (2012). Pengaruh Religiusitas dan Etika Kerja Islami terhadap
Motivasi Kerja.
Juliandi, A., Irfan, I., & Manurung, S. (2015). Metodologi Penelitian Bisnis Konsep dan
Aplikasi. Medan : Umsu Press.
Kristiawan, M., Safitri, D., & Lestari, R. (2017). Manajemen Pendidikan. Yogyakarta :
Deepublish.
Moeheriono. (2012). Pengukuran Kinerja Berbasis Kompetensi. Jakarta : Raja Grafindo
Persada.
Noor. N. B., Sidin. A. L., Satria. W. A. (2013). Hubungan Beban Kerja dengan Kinerja
Perawat dalam Mengimplementasikan Pasien Safety di Rumah Sakit Universitas
Hasanuddin tahun 2013.
Sedarmayanti. (2017). Perencanaan dan Pengembangan SDM. Bandung : Refika
Aditama.
Sedarmayanti. S., Hayanto. H. (2017). Pengaruh Motivasi Kerja terhadap Kinerja
Tenaga Kependidikan Fakultas Kedokteran Padjadjaran.
Setiawan, R., Parmin, P. (2019). Pangaruh Religiuisitas, Profesionelisme dan Human
Capital terhadap Kinerja Karyawan BMT Al-Amin Gombong dengan Motivasi
sebagai Variabel Intervening. Jurnal Ilmiah Mahasiswa Manajemen, Bisnis dan
Akuntansi (JIMMBA), 1 (1), 157-167.
Sugiyono. (2018). Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D. Bandung :
Alfabeta.
Sulistyo. H. (2011). Peran Nilai-Nilai Religiusitas terhadap Kinerja Karyawan dalam
Organisasi.

Anda mungkin juga menyukai