Anda di halaman 1dari 5

Kholifia Rahma Prasatya

F1B021100
Administrasi Publik Kelas C SMT 2
Jawaban UAS Teori Manajemen Publik

1. Berdasarkan materi yang saudara pelajari dalam mata kuliah teori manajemen publik,
maka:
a. Gambarkan peta konsepnya
Jawab:

Functional Conflict &


Disfunctional Conflict
Manajemen Konflik

Sebab Timbulnya Konflik

Menyusun kebijakan

Manajemen Risiko Melakukan Kajian

Menjelaskan Ruang
Lingkup

Model Manajemen
Manajemen Publik

Pengaduan

Menyusun Model
Manajemen Pengaduan
Manajemen Pengaduan

Menyusun Strategi
Manajemen Pengaduan

Menetapkan Tujuan &


Sasaran

Merumuskan Indikator
dan Ukuran Kinerja
Manajemen Kinerja

Mengukur Kinerja

Evaluasi Kinerja

Jaringan Collaborative
Network

Collaborative Network Strategi Jangka Panjang

Jaringan Orientasi Tujuan

b. Jelaskan keterkaitan masing-masing konsep


Jawab: Hubungan antara manajemen konflik dan manajemen kinerja. Semakin
tinggi tingkat konflik yang dialami, maka kinerja karyawan akan semakin rendah.
Begitu pula apabila konflik yang dialami semakin rendah maka kinerja karyawan
akan semakin tinggi pula. Hubungan antara manajemen risiko dengan manajemen
pengaduan. Manajemen risiko untuk mengidentifikasi dan mengelola risiko yang
ada, sementara manajemen pengaduan adalah untuk mengadukan apa yang
menjadi hambatan dalam menjalankan suatu risiko. Dan hubungan collaborative
network dengan manajemen diatas adalah manajemen collaborative network
sebagai perantara untuk berkolaborasi dengan perusahaan eksternal (dari luar
perusahaan).
c. Jalaskan mengapa masing-masing konsep tersebut penting
Jawab: Karena memiliki peran yang penting dalam masyarakat contohnya pada
manajemen konflik, manajemen konflik dianggap penting karena agar bisa
mencegah gangguan pada anggota perusahaan sehingga bisa fokus pada visi dan
misi. Kemudian contoh lainnya pada manajemen kinerja, dianggap penting karena
dapat membantu didalam pencapaian perbaikan berkelanjutan didalam kinerja
organisasi, dan mengembangkan kemampuan individu.
d. Berikan contoh yang menunjukkan bahwa masing-masing konsep tersebut penting
Jawab:
 Manajemen Konflik  contoh dari manajemen konflik yaitu konflik gaya
bekerja. Setiap orang pasti memiliki gaya bekerja masing-masing, adanya
perbedaan gaya kerja tersebut kadang membuat adanya konflik dan juga
membuat individu lain terhambat keharmonisannya dan pekerjaan timnya
terganggu sehingga timbulnya miskomunikasi yang menghambat kinerja
perusahaan.
 Manajemen Risiko  Contoh manajemen risiko ini seperti kecelakaan
karyawan yang diakibatkan karena mesin rusak, korupsi dalam
perusahaan, dan karyawan yang tidak melayani konsumen dengan baik.
 Manajemen Pengaduan  Contoh dari manajemen Pengaduan yaitu
pengaduan pelayanan publik rakyat online Denpasar (PRO- Denpasar)
pada dinas komunikasi dan informatika kota Denpasar tahun 2014.
 Manajemen Kinerja  Contoh, sebuah perusahaan penerbitan buku
pelajaran. Jajaran manajemen di perusahaan tersebut mampu membuat
kebijakan bagi seluruh karyawannya agar dapat bekerja dengan lebih
efektif. Selain itu, produk buku pelajaran yang dihasilkan disesuaikan
dengan perkembangan kurikulum pendidikan yang berlaku saat ini.
Akhirnya, produk buku laku keras di pasaran karena sangat diminati oleh
konsumen.
 Collaborative Network  Contoh dari collaborative network yaitu
kolaborasi antara penyuluh pertanian dan unit kerja dalam pelaksanaan
Program PUAP, baik kelembagaan terutama ditingkat wilayah kerja Balai
Penyuluh Pertanian (BPP) dalam menentukan tingkat inovasi agar bisa
memberikan masukan yang lebih baik untuk pelaksanaan program PUAP,
berkolaborasi sangat penting dalam pekerjaan dan peningkatan koordinasi
antar penyuluh pertanian didalam mendukung pelaksanaan program PUAP
untuk menghadapi beberapa macam permasalahan yang menghambat
kemampuan jaringan (network).
2. Jika saudara seorang Manajer Sumber Daya Manusia, bagaimana saudara
memanfaatkan era revolusi industri 4.0 dalam meningkatkan kinerja sumber daya
manusia?
Jawab: Tidak bisa dipungkiri bahwa kualitas sumber daya manusia begitu penting di
era revolusi industri 4.0 yang serba digital. Penggunaan teknologi yang meningkat
dengan pesat akhir-akhir ini salah satunya disebabkan oleh situasi pandemi Covid-
19. Jika saya sebagai seorang manajem SDM, cara saya untuk memanfaatkan era
revolusi industri 4.0 dalam meningkatkan kinerja sumber daya manusia ini yang
paling utama adalah dengan melakukan seleksi SDM sesuai dengan kemampuan dan
kebutuhan. Kedua, memberikan pelatihan yang melibatkan kerjasama dengan
institusi dari perusahaan lain. Ketiga, pembaruan ketrampilan. Keempat, kolaborasi
industri, dengan kata lain memberikan fasilitas bagi para pekerja untuk saling
bekerjasama dengan sesama lembaga agar kemampuan tenaga kerja terbiasa dengan
ketatnya dunia persaingan di era ini.
3. Berikan gambaran dampak dengan disertai contoh, jika pengaduan dari sebuah
pelayanan publik tidak dikelola dengan baik
Jawab: Dalam realitanya, sampai saat ini kualitas pengaduan pelayanan publik
secara umum masih dikatakan kurang baik, berbagai faktor penyebab buruknya
kualitas pengaduan pelayanan publik ini berdampak kepada menurunnya tingkat
kepercayaan masyarakat terhadap pemerintah. Buruknya kualitas penyelenggaraan
pelayanan publik tidak hanya dilihat dari faktor SDM, inovasi birokrasi, budaya
birokrasi, cara kerja, teknologi informasi dan penerapan prinsip-prinsip good
governance saja, faktor lain yang menyebabkan kualitas pengaduan pelayanan
publik buruk adalah faktor komunikasi birokrasi. Semakin tinggi kualitas pelayanan
kebutuhan masyarakat yang diberikan oleh aparatur pemerintah, maka semakin
tinggi pula tingkat kepuasan masyarakat terhadap pemerintah.
Contohnya dari pengaduan pelayanan publik adalah salah satu kasus yang sudah
kelompok kami diskusikan yaitu pengaduan pelayanan publik rakyat online
Denpasar (PRO- Denpasar) pada dinas komunikasi dan informatika kota Denpasar
tahun 2014. Kendala yang dihadapi dalam pengaduan ini adalah pada kendala dari
instansi pemerintah. Alur penyaluran pengaduan dari Denpasar ke sub-sub bidang
masih dilakukan secara manual yang berarti, pelayanan tersebut belum dimanfaatkan
secara maksimal, belum tersedianya tim pengawas yang mengontrol tindak lanjut
penanganan pengaduan di lapangan, dan server yang sering bermasalah ketika
mengakses situasi pengaduan PRO Denpasar.
Pengelolaan pengaduan pelayanan publik yang baik tidak hanya menguatkan
partisipasi masyarakat, tetapi juga dapat meningkatkan kualitas pelayanan publik
yang berkelanjutan. Maka, sudah seharusnya penyelenggara pelayanan dapat
memahami dan menerapkan secara sungguh-sungguh semua ketentuan yang berlaku
dalam pengelolaan pengaduan pelayanan publik sebagai cerminan bahwa pemerintah
benar-benar hadir untuk melayani masyarakat.
4. Setelah saudara mempelajari konsep collaborative governance, maka:
a. Berikan definisi collaborative governance berdasarkan definisi-definisi yang telah
saudara pelajari
Jawab:definisi collaborative governance menurut Ansell dan Gash yaitu institusi
pemerintahan secara langsung mengajak para pemangku kepentingan untuk
membuat keputusan secara bersama-sama dalam sebuah forum yang bersifat
formal, berorientasi konsensus, dan ada kebebasan yang bertujuan untuk
membuat atau melaksanakan kebijakan publik atau mengelola program dan aset
publik. Dari definisi diatas, saya menyimpulkan bahwa collaborative governance
adalah sebuah wadah bersifat formal maupun informal, yang memiliki tujuan
untuk bekerja sama dalam proses penyelenggaraan pemerintah yang nantinya
akan menghasilkan produk hukum, aturan, dan kebijakan yang tepat untuk publik
atau,masyarakat.

b. Jelaskan filosofi collaborative governance


Jawab: Collaborative governance terdiri dari dua suku kata, “collaborative” dan
“governance”. Kata “governance” merupakan istilah yang merujuk pada
pemerintahan. Sejauh ini banyak penelitian dan pendapat para ahli yang
mendefenisikan istilah “governance” dengan pengertian yang berbeda-beda.
Secara terminologis governance dimengerti sebagai kepemerintahan sehingga
masih banyak yang beranggapan bahwa governance adalah sinonim government
Kolaborasi merupakan sebuah inovasi yang dilakukan oleh beberapa
aktor/institusi dalam menjalankan aktivitas yang serupa. Dengan melakukan
inovasi, maka diharapkan aktor-aktor atau lembaga-lembaga dapat menggapai
tujuan dengan lebih efektif. Oleh karena itu, inovasi dalam berkolaborasi haruslah
memiliki tujuan yang positif. Di antara tujuan kolaborasi secara umum adalah; 1)
memecahkan masalah; 2) menciptakan sesuatu; dan 3) menemukan sesuatu di
dalam menghadapi sejumlah hambatan.
Di kutip dalam bukunya Collaborative Governance-Private Roles For Public
Goals In Turbulent Times, Donahue dan Zeckhauser (2011:63) menyatakan
bahwa collaborative governance dilihat dari 4 hal yaitu :
 Collaboration for Productivity (Kolaborasi untuk Produktivitas)
Isi pokok dari buku ini, kolaborasi publik-swasta adalah cara yang paling
menjanjikan bagi pemerintah untuk mengatur produktivitas pengejaran
misinya.
 Collaboration for Information (Kolaborasi untuk Informasi)
membentuk mitra informasi yang lebih baik bisa menjadi motif kolaborasi
yang kuat. Tapi itu berarti pemerintah mulai membangun sebuah informasi
defisit relatif terhadap rekanrekan sektor swasta, menyarankan tantangan
khusus dalam mengejar efisiensi, akuntabilitas, dan keadilan.
 Collaboration for Legitimacy (Kolaborasi untuk Legitimasi)
Dalam konteks legitimasi, maka hubungan antara pemimpin dan
masyarakat yang dipimpin lebih ditentukan adalah keputusan masyarakat
untuk menerima atau menolak kebijakan yang diambil oleh sang
pemimpin.
 Collaboration for Resources (Kolaborasi untuk Sumber Daya)
Saat ini, kelangkaan sumber daya menjadi masalah di berbagai tempat.
Untuk meningkatkan sumber daya pemerintah sendiri dengan mitra swasta
yang memiliki kepentingan dalam sebuah usaha pemerintah tertentu

Collaborative Governance merupakan proses dari struktur jejaring multiorganisasi


lintas sektoral (government, private sector, civil society) yang membuat
kesepakatan bersama, keputusan bersama, pencapaian consensus melalui interaksi
formal maupun informal, pembuatan dan pengembangan norma-norma dalam
interaksi yang bersifat saling menguntungkan dalam mencapai tujuan bersama.
Oleh karena itu, di dalam kolaborasi interaksi yang muncul bersifat egaliter yaitu
seluruh aktor mempunyai kedudukan yang sama.

c. Jelaskan kekuatan dan kelemahan collaborative governance


Jawab: Kelemahan dari collaborative governance menurut pendapat saya karena
collaborative governance ingin semua negara melakukan kolaborasi, malah
menjadi tidak efisien namun tetap bisa efektif. Kemudian, terlalu banyak aktor
yang bermain akan memperlambat birokrasi itu sendiri dalam collaborative
governance. Kelebihan collaborative governance lebih mudah mencapai bisa
menjaga kredibilitas karena semuanya dirangkul.

Anda mungkin juga menyukai