CYCLONE
PRESENTED BY KELOMPOK 1
Dosen Pengampuh:
Prof. Novia Sumardi, S.T., M.T., Ph.D
ANGGOTA
MAHDI AL ACHYAR ENDRIKO (03031182126019)
DINDA GUSTI CAHYA NABILLA (03031282126059)
DITA SAFITTRIE (03031282126055)
01
SIMULATION OF GAS-SOLIDS
HEAT TRANSFER IN CYCLONE
PYROLYZER USING CFD-DEM
MODEL
ABSTRAK
Pada jurnal membahas bahwa perpindahan panas yang cepat pada
pirolisis dapat meningkatkan hasil gas pirolisis dan tar, serta
meningkatkan kualitas dari tar. Perpindahan panas dalam piroliser
siklon dipelajari secara khusus dengan menggunakan bantuan
metode elemen dinamika fluida komputasi (CFD). Hasil simulasi
menunjukkan bahwa konveksi panas gas-padat paling berkontribusi
terutama terhadap proses perpindahan panas, radiasi serta konduksi
panas masing-masing relatif kecil dan hampir dapat diabaikan.
Dengan menganalisis karakteristik aliran dalam piroliser siklon,
ditemukan bahwa wilayah dengan laju perpindahan panas konvektif
yang tinggi bertepatan dengan panjang siklon alami.
PENGATURAN SIMULASI
Tabel 3. menunjukkan Properti Gambar 3(B). menunjukkan bahwa rata-rata temperatur partikel batubara
dan parameter operasi setiap fase pada cyclone pyrolyzer telah mencapai keadaan tunak dalam waktu 1 s.
yang akan digunakan
PENGATURAN SIMULASI
Gambar 4. menunjukkan ukuran bubble fluidized bed yang digunakan dalam percobaan
adalah 8 cm 1,5 cm 25 cm. Bagian depan terbuat dari kaca safir untuk memudahkan
pengamatan, dan tiga sisi lainnya terbuat dari aluminium. Partikel kaca dipanaskan terlebih
dahulu, dan akan ditambahkan ke dalam fluidized bed kosong pada suhu kamar. Aliran udara
bersuhu ruangan masuk dari dasar untuk mendinginkan partikel. Massa partikel dalam
unggun adalah 75 g, suhu awal partikel adalah 363,15 K, dan suhu aliran gas dan permukaan
dinding keduanya 293,15 K. Kondisi batas dinding fasa gas diatur menjadi “no slip”
Gambar 5. menunjukkan distribusi suhu rata-rata partikel yang diperoleh dengan metode
eksperimen dan simulasi. Secara umum hasil perhitungan model ini akurat dan reliabel yang
membuktikan bahwa model tersebut dapat digunakan dalam proses perhitungan selanjutnya.
Untuk membuat verifikasi lebih meyakinkan, diperlukan tambahan data percobaan
perpindahan panas untuk digunakan. Pada percobaan ini, pasir dingin diinjeksikan ke bagian
atas alat, sedangkan udara dan pasir panas masuk dari nosel samping hingga bercampur
dengan pasir dingin
HASIL DAN PEMBAHASAN
Pada gambar 7. menunjukkan suhu gas, batu bara, dan pasir sepanjang posisi
aksial tak berdimensi. Terlihat bahwa suhu pasir jelas menurun di atas posisi
aksial 0,4, dan kemudian konstan.Temperatur batubara awalnya meningkat
secara nyata, dan kemudian laju kenaikan temperatur secara bertahap
menurun. Untuk fase gas, suhunya pertama-tama meningkat secara perlahan,
dan kemudian meningkat dengan cepat hingga mencapai suatu nilai dan
mempertahankan stabilisasi.
Gambar 11 (a), menjelaskan bahwa suhu keluar batubara dalam Gambar 11 (b), menjelaskan bahwa perpindahan panas konveksi adalah
piroliser siklon jauh lebih tinggi daripada suhu turun dalam kondisi mekanisme perpindahan panas utama di kedua pirolisis, dan laju
yang sama. Dengan bertambahnya waktu tinggal, suhu partikel perpindahan panas konveksi dari piroliser siklon secara signifikan lebih
batubara di pirolizer downer sedikit meningkat, sedangkan di cyclone tinggi daripada laju perpindahan panas konduksi. Untuk radiasi dan
pyrolyzer meningkat secara signifikan. Laju perpindahan panas di konduksi, nilainya relatif lebih kecil pada pirolizer downer dan siklon,
downer sedikit meningkat seiring dengan bertambahnya waktu tinggal, Hal ini membuktikan bahwa piroliser siklon dapat menghasilkan padatan
sementara itu dapat meningkatkan laju perpindahan panas secara yang jauh lebih tinggi, yang juga meningkatkan suhu rata-rata pasir dan
signifikan di cyclone pyrolyzer. gas di dalam sel.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Gambar 14 (a) menunjukkan bahwa distribusi aksial suhu rata-rata Gambar 14 (b), menunjukkan bahwa distribusi aksial suhu pasir pada
partikel batubara pada kecepatan gas yang berbeda dalam pirolisis siklon. kecepatan gas yang berbeda memiliki tren yang sama, dimana suhu
Terlihat bahwa suhu batubara meningkat sepanjang arah aliran, yang pasir menurun seiring dengan meningkatnya kecepatan gas. Suhu
berubah dengan cepat di daerah ujung atas pusaran dan kemudian secara pasir jelas menurun sepanjang posisi aksial di daerah ujung atas
perlahan menurun di daerah ujung bawah pusaran. Hal ini karena gerakan pusaran, dan secara bertahap menurun dan konstan di ujung bawah
turbulensi gas meningkatkan proses perpindahan panas. Suhu partikel pusaran.
batubara meningkat ketika kecepatan gas menjadi lebih besar. Sedangkan
variasi suhu akhir partikel batubara berkurang dengan meningkatnya
kecepatan gas.
HASIL DAN PEMBAHASAN
3. Model CFD berbasis QNS dan MNS secara kualitatif memprediksi profil
kecepatan tangensial rata-rata yang dinormalisasi dari semua desain
pemisah siklon karena puncak profil ini adalah relatif luas. Untuk profil
kecepatan aksial rata-rata yang dinormalisasi, puncak profilnya lebih tajam
daripada puncak profil kecepatan tangensial rata-rata yang dinormalisasi,
terutama untuk pemisah siklon dengan D* < 1
THANK YOU!
Zhang, N., Pan, X., Yang, J., Liu, Q., Lian, W., Du, X., ... & Guan, G. (2024). Simulation of gas-solids heat
transfer in cyclone pyrolyzer using CFD-DEM model. Particuology, 85, 155-166.
Amiri, M., Mikielewicz, J., & Mikielewicz, D. (2024). CO2 capture using steam ejector condenser under
electro hydrodynamic actuator with non-condensable gas and cyclone separator: A numerical study.
Separation and Purification Technology, 329, 125236.