Anda di halaman 1dari 22

MAKALAH

IDE-IDE DALAM MENULIS

Disusun Oleh :

Nama
1. Putri Ramadhani (2102090098)
2. Cut Raisa (2102090077)
3. Izzul khalisa (2102090093)
4. Moula Zakia (2102090092)
5. Nona Nasyua (2102090102)
6. Junaida (2102090078)

PRODI STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR


FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS AL-MUSLIM
TAHUN 2023
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah


Menulis merupakan proses kreatif untuk menuangkan gagasan, pikiran, dan
ide dalam bentuk bahasa tulis. Menulis adalah salah satu keterampilan berbahasa
yang akhir. Keterampilan berbahasa yang lengkap mencakup empat keterampilan
yaitu: (a) keterampilan menyimak (listening skills), (b) keterampilan berbicara
(speaking skills), (c) keterampilan membaca (reading skills), dan (d) keterampilan
menulis (writing skills). Keempat keterampilan berbahasa itu saling berkait satu
sama lain, sehingga untuk mempelajari salah satu keterampilan berbahasa yang
lainnya juga terlibat. Dari keempat keterampilan berbahasa di atas, menulis
merupakan keterampilan yang sering dilakukan untuk melatih siswa dalam
menciptakan karya tulis. Oleh karena itu, kegiatan menulis harus dilatih sejak dini
dan dipelajari dari dasar.
Menulis adalah hal utama yang sangat penting di pelajari oleh semua orang
karena dengan menulis seseorang dapat menyampaikan informasi secara tidak
langsung kepada orang lain. Kegiatan menulis akan membutuhkan sedikit waktu
untuk menuangkan ide-ide yang ada pada pikiran seseorang. Menurut Dalman
(2015:3) menjelaskan bahwa menulis adalah sebuah proses kreatif yang
menuangkan gagasan dalam bentuk bahasa tulis yang memiliki tujuan untuk
memberitahu, meyakinkan, dan menghibur. Menulis adalah menuangkan gagasan
atau ide secara runtut dengan diksinya yang tepat dan memiliki stuktur yang benar
sesuai dengan konteksnya (Puspitasari, dkk, 2014: 2).
Karya ilmiah merupakan karya tulis yang isinya berusaha memaparkan
suatu pembahasan secara ilmiah yang dilakukan oleh seorang penulis atau peneliti.
Untuk memberitahukan sesuatu hal secara logis dan sistematis kepada para
pembaca. Karya ilmiah biasanya ditulis untuk mencari jawaban mengenai sesuatu
hal dan untuk membuktikan kebenaran tentang sesuatu yang terdapat dalam objek
tulisan. Maka sudah selayaknyalah, jika tulisan ilmiah sering mengangkat tema
seputar hal-hal yang baru aktual dan belum pernah ditulis orang lain. Jikapun,
tulisan tersebut sudah pernah ditulis dengan tema yang sama, tujuannya adalah
sebagai upaya pengembangan dari tema terdahulu disebut juga dengan penelitian
lanjutan.

B. Tujuan Penulisan
Tujuan penulisan dalam makalah ini adalah untuk mengetahui ide-ide dalam
menulis.
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Menulis
Tulisan adalah hasil perwujudan gagasan seseorang dalam bentuk bahasa
tulis yang dibaca dan dimengrti oleh masyarakat pembaca. Menulis merupakan
salah satu ketrampilan berbahasa yang bersifat ekspresif dan produktif. menulis
adalah berkomunikasi untuk menggungkapkan pikiran, gagasan, preasaan, dan
kehendak kepada orang lain secara tertulis. Keterampilan menulis sebagai salah
satu dari empat keterampilan berbahasa mempunyai peranan yang penting dalam
kehidupan manusia. Dengan menulis, seseorang dapat mengungkapkan pikiran dan
gagasan untuk mencapai maksud dan tujuan.
Tarigan, (2013:21) mengatakan bahwa, menulis ialah menurunkan atau
melukiskan lambang-lambang grafik yang menggambarkan suatu bahasa yang
dipahami seseorang sehingga orang lain dapat membaca lambang-lambang grafik
tersebut kalau mereka memahami bahasa dan lambang grafik tersebut.” Lambang-
lambang grafik yang ditulis merupakan representasi bahasa tertentu sehingga
memiliki makna tertentu pula yang dapat dipahami oleh orang lain (pembaca).
Menulis adalah salah satu kegiatan aspek berbahasa. Hal ini berarti bahwa
kegiatan berbahasa ada empat yaitu mencakup menyimak, membaca, berbicara dan
menulis. Menulis sangat penting bagi kehidupan manusia. Hal ini berarti bahwa
menulis adalah salah satu aspek kemampuan yang utama dalam berbahasa dan
penting untuk dikuasai oleh setiap orang. Barus (2010:1) menyatakan “Menulis
adalah rangkaian kegiatan mengungkapkan dan menyampaikan gagasan atau
pikiran dengan bahasa tulis kepada pembaca sehingga pembaca dapat
memahaminya”
Sedangkan menurut Dalman (2015:3), menulis merupakan suatu kegiatan
komunikasi berupa penyampaian pesan (informasi) secara tertulis kepada pihak lain
dengan menggunakan bahasa tulis sebagai alat medianya. Maka dapat disimpulkan
bahwa menulis merupakan kegiatan kreatif dengan menuangkan ide atau gagasan
dalam bentuk tulisan
Berdasarkan penjelasan-penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa
menulis merupakan suatu kegiatan menuangkan gagasan atau pikir dalam bentuk 2
tulisan yang disusun secara teratur untuk disampaikan kepada pembaca.
Keteraturan dalam menulis ini tampak pada keteraturan menuangkan gagasan dan
menggunakan kaidah-kaidah bahasa. Agar gagasan dapat diterima dengan baik oleh
pembaca, maka seorang penulis harus menguasai tujuan penulisan dan konteks
berbahasa, serta kaidah-kaidah bahasa.

B. Tujuan dan Fungsi Menulis


Menulis mempunyai banyak fungsi yang sangat penting bagi
pengembangan intelektual seseorang. Fungsi penting tersebut :
1. kegiatan menulis adalah suatu sarana untuk menemukan sesuatu. Dalam hal
ini dengan menulis kita dapat merangsang pemikiran kita dan kalau itu
dilakukan dengan intensif maka dapat membuka penyumbat otak kita dalam
rangka mengangkat ide dan informasi yang ada di alam bawah sadar
pemikiran kita,
2. kegiatan menulis dapat memunculkan ide baru. Ini terutama terjadi kalau kita
membuat hubungan antara ide yang satu dengan yang lain dan melihat
keterkaitannya secara keseluruhan,
3. kegiatan menulis dapat melatih kemampuan mengorganisasi dan
menjernihkan berbagai konsep atau ide yang kita miliki. Dengan menuliskan
berbagai ide itu berarti kita harus dapat mengaturnya dalam suatu bentuk
tulisan yang padu,
4. kegiatan menulis dapat melatih sikap objektif yang ada pada diri seseorang.
Dengan menuliskan ide-ide itu itu ke dalam suatu tulisan itu berarti akan
melatih diri kita untuk membiasakan diri membuat jarak tertentu terhadap ide
yang kita hadapi dan mengevaluasinya,
5. kegiatan menulis dapat membantu diri kita untuk menyerap dan memproses
informasi. Bila kita akan menulis suatu sebuah topik maka hal itu berarti kita
harus belajar tentang topik itu dengan lebih baik. Apabila kegiatan seperti itu
kita lakukan terus-menerus maka berarti akan mempertajam kemampuan kita
dalam menyerap dan memproses informasi, dan 6. kegiatan menulis akan
memungkinkan kita berlatih untuk memecahkan beberapa masalah sekaligus.
Dengan menempatkan unsur-unsur masalah ke 3 dalam sebuah tulisan berarti
kita akan dapat menguji dan kalau perlu memanipulasinya. Seseorang yang
telah menyadari arti penting dari menulis tersebut di atas akan tumbuh
minatnya terhadap kegiatan menulis. Semakin tinggi minat seseorang untuk
menulis maka semakin besar kemungkinan ia mahir menulis yang dapat
dicapai dengan latihan dengan terus-menerus.

C. Unsur-unsur dalam Tulisan


Tujuan menulis adalah mengungkapkan ide, gagasan, perasaan pendapat
secara jelas dan efektif kepada pembaca. Karena itu ada beberapa unsur dalam
tulisan yang perlu diperhatikan untuk mencapai penulisan yang efektif. Secara garis
besar unsur-unsur tersebut menjadi dua bagian yaitu unsur organisasi tulisan dan
unsur kebahasaan.
1. Organisasi Tulisan Achmadi (1990) membagi tingkatan satuan bahasa dalam
menulis sebagai berikut: kata, kalimat, paragraf, dan wacana. membagi
tingkatan satuan bahasa sebagai berikut: (1) kata, (2) kalimat, dan (3)
paragraf. Kalimat merupakan suatu bentuk bahasa yang mencoba menyusun
dan menuangkan gagasan-gagasan seseorang secara terbuka untuk
dikomunikasikan kepada orang lain. Setingkat lebih tinggi dari kalimat adalah
paragraf.
a. Kesatuan
Setiap paragraf hanya memiliki satu pikiran utama sebagai pengendali.
Fungsi paragraf adalah mengembangkan pikiran utama itu ke dalam
kalimat-kalimat. Dalam mengembangkan kalimat tidak boleh ada kalimat
yang menyimpang dari pikiran utama. Semua kalimat harus bersatu
mendukung satu pikiran utama.
b. Koherensi
Koherensi menitikberatkan hubungan antara kalimat dengan kalimat
dalam sebuah paragraf atau hubungan antara paragraf dengan paragraf
dalam sebuah kegiatan menulis. Koherensi merupakan syarat
keberhasilan sebuah karangan. Tanpa adanya koherensi, kumpulan
informasi dalam kalimat tidak akan menghasilkan paragraf.
c. Kecukupan Pengembangan
Tulisan yang mudah dipahami oleh pembaca sangat bergantung pada cara
penulis mengembangkan karangannya. Sebuah tulisan dapat
dikembangkan dengan perincian yang cukup sehingga tulisan menjadi
jelas. Perincian tersebut juga harus dikembangkan berdasarkan pemikiran
yang logis. Kecukupan pengembangan dalam hal ini lebih menekankan
pada urut-urutan pikiran. Penggunaan hubungan yang logis dapat
dilakukan melalui berbagai cara, misalnya dengan perbandingan dan
pertentangan, sebab akibat, analogi, khusus umum, dan sebagainya.
Metode hubungan logis ini hanya berfungsi sebagai pola umum
bagaimana satu argumentasi dapat dikembangkan.
2. Aspek Kebahasaan
Kegiatan menulis selain menuntut kemampuan mengorganisasi karangan
juga menuntut kemampuan menerapkan kaidah kebahasaan. Kaidah
kebahasaan ini meliputi penerapan penulisan kata dan kalimat efektif.
a. Kaidah Penulisan
Kaidah penulisan harus mengacu pada pedoman Ejaan yang
Disempurnakan, misalnya kaidah penulisan kata dasar, kata turunan,
bentuk ulang, kata ganti, kata depan, partikel, singkatan, akronim, angka
dan bilanga
b. Kalimat Efektif
Secara singkat dapat dikatakan bahwa kalimat efektif adalah kalimat yang
memiliki syarat-syarat seperti: secara tepat dapat mewakili gagasan atau
perasaan penulis dan sanggup menimbulkan gagasan yang sama tepatnya
dalam pikiran pembaca seperti yang dipikirkan oleh penulis.
D. Mengembangkan Ide
Ide biasanya didapatkan dari berbagai sumber, antara lain dengan: membaca
buku, membaca jurnal ilmiah, berdiskusi, menghadiri seminar, mengamati
fenomena di masyarakat, atau berasal dari sumber lainnya. Diskusi bersama
pembimbing akan memberi kesempatan kepada mahasiswa untuk mendapatkan ide.
Pembimbing akan memberikan alternatif, apakah sesuai dengan topik yang diminati
mahasiswa atau mengarahkan sesuai dengan topik riset yang sementara dikerjakan.
Seorang penulis dapat menghubungkan aktivitas atau pengalaman
pribadinya yang relevan dengan topik dan bidang penelitian yang digeluti (Lester
& Lester Jr., 2012). Bila mendapatkan ide, segeralah menulis di kertas, buku catatan
atau media lainnya agar bisa ditindak lanjuti bila telah punya waktu untuk memulai
proses penulisan. Hal ini dibutuhkan untuk menghindari hilangnya ide saat itu.
Hal yang menghambat dalam memulai menulis, bila berpikir bahwa ide
tersebut harus brilliant atau akan "mengguncangkan" dunia, barulah menggerakkan
kita untuk berkarya. Menulislah dari hal yang sederhana, janganlah tunggu
sempurna, biarlah ide tersebut berproses dan bertahap. Apabila tidak bisa
diselesaikan pada penelitian pertama, nanti bisa dilanjutkan pada proses penelitian
berikutnya atau biarlah karya anda menemukan takdirnya (Farid, 2017).

E. Mengorganisasikan ide dan informasi


Setelah kita memilih topik, menentukan tujuan dan corak wacana,
mempertimbangkan kemampuan dan kebutuhan pembaca, maka langkah
selanjutnya adalah mengorganisasikan atau menata ide-ide karangan agar menjadi
saling bertaut, runtut, dan padu. Berkaitan dengan pengorganisasian ide ini,
simaklah keluhan tentang masalah dalam menulis yang dihadapi beberapa penulis
pemula. “Saya binggung kalau mengarang. Saya sering tidak tahu harus mulai dari
mana. Sebelum menulis,otak ini rasanya penuh ide. Tetapi, sewaktu mulai menulis
beberapa alenia, ide Saya habis. Saya tidak tahu apa lagi yang harus saya tulis. Saya
hamper frustasi. Berkali-kali saya mengulang tulisan. Tidak tahu berapa banyak
kertas yang saya remas. Saya tidak pernah puas dengan tulisan saya. Ada saja
kekurangannya.”
Apakah Anda pun pernah mempunyai keluhan seperti itu? Saudara, orang-
orang tersebut sebenarnya memiliki kepandaian yang cukup dibidangnya. Hanya
saja jarang menulis. Ketika akan menulis mereka kan kebingungan harus memulai
dari mana, bagaimana menjaga aliran ide supaya tidak terputus atau berhenti, dan
menghubungkan antara ide yang satu dengan ide lainnya sehingga membentuk satu
keutuhan. Saudara, dapatkah Anda jelaskan penyebab terjadinya masalah menulis
seperti yang diuraikan tadi? Lalu, bagaimana mengatasinya?
Mengatasi persoalan seperti di atas, sebenarnya tidak terlalu sukar. Semua
kita pasti dapat melakukannya. Kesulitan itu muncul karena sebelum menulis, ide
atau informasi yang akan kita tuangkan tidak disusun atau diorganisasikan lebih
dulu. Kita pilah dan tata gagasan-gagasan atau informasi yang saling berkaitan atas
bagian-bagian yang tersususun secara sistematis. Nah, hasil pengorganisasian ide-
ide itu disebut kerangka karangan atau ragangan. Apakah itu? Keranga karangan
atau ragangan adalah suatu rencana kerja yang memuat garis-garis besar karangan
yang akan ditulis. Dengan kata lain, kerangka karangan adalah panduan seseorang
dalam menulis ketika mengembangakan suatu karangan. Sebagai panduan,
kerangka karangan dapat membantu penulis untuk mengumpulkan dan memilih
bahan tulisan yang sesuai.
Di samping itu, kerangka karangan akan mempermudah pengembangan
karangan sehingga dapat terarah teratur, dan runtut. Tidak tumpang tindih atau
melompatlompat. Hal yang perlu kita ingat, penyusunan kerangka karangan
tidaklah selalu dapat sekali jadi. Bisa berkali-kali. Ditulis, dikaji ulang, dan
diperbaiki lagi. Perbaikan itu tidak hanya sebelum mulai tulisan. Bahkan, bisa saja
sewaktu penulisan sedang berlangsung. Kalau sedang menulis kita menemukan ide
yang lebih baik, kita dapat mencantumkannya dalam kerangka yang sudah dibuat,
menggati atau menambahkannya. Secara umum kerangka karangan itu terdiri atas
pendahuluan atau pengantar (berisi mengapa dan untuk apa menulis topik tertentu,
serta apa yang akan disajikan), isi (butir-butir penting inti karangan), dan penutup.
Masing-masing komponen tersebut dirinci lagi atas bagian-bagian yang
lebih kecil, dan begitulah seterusnya. Jangan khawatir, masalah ini akan kita bahas
lebih detail dalam modul selanjutnya. Saudara, itulah sekilas bahasan mengenai hal-
hal yang terdapat pada tahap pra penulisan. Intinya, fase ini merupakan persiapan
yang dilakukan penulis agar ia dapat menulis dengan baik. Setelah setiap komponen
pada fase ini selesai, maka sebaiknya kita memeriksa dan menilainya kembali
barangkali masih ada hal yang belum dilakukan atau perlu diperbaiki. Bagaimana,
apakah Anda menemukan kesulitan untuk memahami uraian di atas? Kalau dalam
membaca sajian Anda mengaitkannya dengan pengalaman mengarang, Anda tak
akan kesukaran memahaminya.

F. Proses Penulisan
Untuk menghasilkan sebuah karya ilmiah haruslah memenuhi kaidah
penulisan yang telah ditetapkan. Laplante (2012) menjelaskan proses penulisan
dalam lima tahap, yaitu: brainstorming, drafting, revising, editing dan publishing.
Pertama, brainstorming. Proses ini umumnya disebut dengan pre-writing,
merupakan pencatatan ide di atas kertas. Dalam penulisan kreatif, proses ini sangat
bebas bentuk dan bisa mencakup gagasan apapun, ibaratnya apa yang ada dalam
pikiran dapat dituangkan dalam selembar kertas.
Kedua, drafting. Proses ini dimulai sengan melengkapi kalimat secara utuh,
paragraf dan sub topik yang dilakukan saat proses brainstorming. Selanjutnya
dengan membuat penghubung di antara kalimat dan sub topik. Pada proses ini
biarlah ide mengalir, abaikan sementara tata bahasa, walaupun pada layar komputer
anda telah menunjukkan kesalahan pengejaan.
Ketiga, revising. Setelah menghasilkan tulisan lengkap, selanjutnya
membuat tulisan yang baik melalui revisi. Laplante (2012) menyarankan untuk
menimal melibatkan dua orang. Satu orang yang memahami secara teknis, yaitu
orang yang memahami tentang bidang tersebut. Sedangkan yang lainnya secara non
teknis, yang berfungsi untuk menemukan kesalahan logika dari tulisan tersebut.
Sampai kapan mengakhiri tahapan revisi? Bila batasan waktu yang telah ditentukan
telah tiba.
Keempat, editing. Tahapan ini bisa menggunakan beberapa cara.
Melakukannya sendiri, meminta bantuan teman atau menggunakan jasa editor
profesional. Hal-hal yang perlu dilakukan dilakukan selama proses ini, perhatikan
tata bahasa dan format yang telah ditetapkan. Terakhir, publishing. Proses ini akhir
dari sebuah tulisan dan dimaksudkan bahwa dokumen kita dapat diakses oleh
publik. Sebelum mempublikasikan dokumen tersebut, haruslah yakin bahwa inilah
final version dan telah layak dibaca.
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Menulis merupakan salah satu ketrampilan berbahasa yang bersifat
ekspresif dan produktif. menulis adalah berkomunikasi untuk menggungkapkan
pikiran, gagasan, preasaan, dan kehendak kepada orang lain secara tertulis. Menulis
merupakan suatu kegiatan komunikasi berupa penyampaian pesan (informasi)
secara tertulis kepada pihak lain dengan menggunakan bahasa tulis sebagai alat
medianya. Menulis mempunyai banyak fungsi yang sangat penting bagi
pengembangan intelektual seseorang. Tujuan menulis adalah mengungkapkan ide,
gagasan, perasaan pendapat secara jelas dan efektif kepada pembaca. Karena itu
ada beberapa unsur dalam tulisan yang perlu diperhatikan untuk mencapai
penulisan yang efektif. Secara garis besar unsur-unsur tersebut menjadi dua bagian
yaitu unsur organisasi tulisan dan unsur kebahasaan.
Ide biasanya didapatkan dari berbagai sumber, antara lain dengan: membaca
buku, membaca jurnal ilmiah, berdiskusi, menghadiri seminar, mengamati
fenomena di masyarakat, atau berasal dari sumber lainnya. Diskusi bersama
pembimbing akan memberi kesempatan kepada mahasiswa untuk mendapatkan ide.
Pembimbing akan memberikan alternatif, apakah sesuai dengan topik yang diminati
mahasiswa atau mengarahkan sesuai dengan topik riset yang sementara dikerjakan.
Proses penulisan dalam lima tahap, yaitu: brainstorming, drafting, revising, editing
dan publishing.
DAFTAR PUSTAKA

Barus, Sedia Willing. 2010. Jurnalistik Petunjuk Teknis Menulis Berita . Jakarta:
Erlangga.

Dalman. 2015. Keterampilan Menulis. Jakarta: Raja Grafindo Persada.

Laplante, P.A. 2012. Technical Writing; A Practical Guide for Engineers and
Scientist. New York: CRC Press.

Lester, J.D., & Lester Jr., J.D, 2012, Writing Research Paper, Pearson, New York.

Farid M., & Day, J-D., 2016, 'Constructing Service Innovation Model for
Automotive Service Industries: A Case Study of Auto Repair Motorcycle
in Makassar City, Proceedings of ICIMIE, Kyoto, Japan, November 10-
11, 2016, pp. 812-816.

Puspitasari, E. H, dkk. 2014. Peningkatan Keterampilan Menulis Kembali Dengan


Bahasa Sendiri Melalui Media Film Dongeng Pada Peserta Didik Kelas
VII B MTs Mu’allimin Malebo Temanggung. Jurnal Pendidikan Bahasa
dan Sastra Indonesia, 3 (1). Hlm. 1-8.

Tarigan, H. G. 2013. Menulis sebagai suatu keterampilan berbahasa.


Bandung:Angkasa.
IDE-IDE DALAM MENULIS
Putri Ramadhani (2102090098)
Cut Raisa (2102090077)
Izzul khalisa (2102090093)
Moula Zakia (2102090092)
Nona Nasyua (2102090102)
PENDAHULUAN

 Menulis merupakan proses kreatif untuk menuangkan gagasan, pikiran,


dan ide dalam bentuk bahasa tulis. Menulis adalah salah satu
keterampilan berbahasa yang akhir. Keterampilan berbahasa yang
lengkap mencakup empat keterampilan yaitu: (a) keterampilan
menyimak (listening skills), (b) keterampilan berbicara (speaking skills),
(c) keterampilan membaca (reading skills), dan (d) keterampilan
menulis (writing skills). Keempat keterampilan berbahasa itu saling
berkait satu sama lain, sehingga untuk mempelajari salah satu
keterampilan berbahasa yang lainnya juga terlibat..
MENULIS

 Menulis adalah salah satu aspek kemampuan yang


utama dalam berbahasa dan penting untuk dikuasai
oleh setiap orang.
 Menulis adalah rangkaian kegiatan mengungkapkan
dan menyampaikan gagasan atau pikiran dengan
bahasa tulis kepada pembaca sehingga pembaca
dapat memahaminya
Tujuan dan Fungsi Menulis

 kegiatan menulis adalah suatu sarana untuk menemukan sesuatu


 kegiatan menulis dapat memunculkan ide baru.
 kegiatan menulis dapat melatih kemampuan mengorganisasi
dan menjernihkan berbagai konsep atau ide yang kita miliki.
 kegiatan menulis dapat melatih sikap objektif yang ada pada diri
seseorang.
 kegiatan menulis dapat membantu diri kita untuk menyerap dan
memproses informasi.
Unsur-unsur dalam Tulisan

Organisasi Tulisan
 Kesatuan
 Koherensi
 Kecukupan Pengembangan
Aspek Kebahasaan
 Kaidah Penulisan
 Kalimat Efektif
Mengembangkan Ide

 Ide biasanya didapatkan dari berbagai sumber, antara


lain dengan: membaca buku, membaca jurnal ilmiah,
berdiskusi, menghadiri seminar, mengamati fenomena
di masyarakat, atau berasal dari sumber lainnya.
Proses Penulisan

 Pertama, brainstorming
 Kedua, drafting.
 Ketiga, revising.
 Keempat, editing.
KESIMPULAN

 Ide biasanya didapatkan dari berbagai sumber, antara lain


dengan: membaca buku, membaca jurnal ilmiah, berdiskusi,
menghadiri seminar, mengamati fenomena di masyarakat, atau
berasal dari sumber lainnya. Diskusi bersama pembimbing akan
memberi kesempatan kepada mahasiswa untuk mendapatkan
ide. Pembimbing akan memberikan alternatif, apakah sesuai
dengan topik yang diminati mahasiswa atau mengarahkan sesuai
dengan topik riset yang sementara dikerjakan. Proses penulisan
dalam lima tahap, yaitu: brainstorming, drafting, revising, editing
dan publishing.
SEKIAN DAN
TERIMAKASIH

Anda mungkin juga menyukai