Anda di halaman 1dari 17

LEMBAR KERJA PRAKTIKUM KEANEKARAGAMAN

HEWAN
SEMESTER GASAL 2023/2024
Nama & NPM : Riska Alfiana Tasya & 2206814596
Kelompok : D-4
Hari/ tanggal : Kamis/ 30 November 2023
Materi : Aves

1. Sketsa Hasil Pengamatan: Pycnonotus aurigaster (Cucak Kutilang)

Bagian yang ditunjuk:


1. Jambul/mahkota
2. Paruh atas
3. Paruh bawah
4. Mata
5. Kepala
6. Leher
7. Badan (terdapat sayap)
8. Tarsus
9. Toe
10. Dada
11. Abdomen
12. Ekor

Penggolongan Takson
Kingdom : Animalia
Filum : Chordata
Kelas : Aves
Ordo : Passeriformes
Famili : Pycnonotidae
Genus : Pycnonotus
Spesies : Pycnonotus aurigaster

Karakteristik Utama (pembeda kelas/subkelas/ordo) :


Pycnonotus aurigaster merupakan hewan yang masuk ke dalam filum chordata yang memiliki
ciri-ciri mempunyai notochord atau tangkai pendukung/tulang rawan yang memanjang di bagian
dorsal, mempunyai tali saraf dorsal (nervecord/ serat saraf yang berkembang menjadi sistem saraf
pusat), memiliki celah faring, ekor post anal/perpanjangan posterior tubuh yang mengarah ke anus.
Pycnonotus aurigaster merupakan hewan yang masuk dalam kelas aves dan memiliki ciri-ciri
tubuhnya memiliki bulu, sayap, dan paruh. Bulu berfungsi sebagai isolator panas, alat terbang, dan
penarik pasangan. Sayap sebagai alat terbang. Paruh berfungsi sebagai alat makan, menangkap
mangsa, dan bersarang. Kelas aves juga memiliki sistem pernapasan yang efisien dengan adanya paru-
paru dan kantong udara. Paru-paru sebagai tempat pertukaran gas O2 dan CO2. Kantong udara
berfungsi sebagai tempat penyimpanan udara tambahan yang membantu proses pernapasan dan
mengurangi berat badan tubuh. Kelas aves juga memiliki sistem sirkulasi tertutup dengan jantung
empat ruang yang memungkinkan darah yang mengandung oksigen dan karbon dioksida dipisahkan
secara sempurna.
Pycnonotus aurigaster masuk ke dalam ordo Passeriformes yang memiliki ciri-ciri karakter kaki
berjari empat dengan tiga jari kearah depan dan satu kearah belakang; paruhnya yang ramping dan
kuat berfungsi untuk mengambil makanan seperti hewan-hewan kecil; memiliki kemampuan
bernyanyi yang indah dan kompleks (kicauan yang ramai). Burung jantan sering menggunakan suara
merdu untuk menarik perhatian burung betina dan burung betina untuk mempertahankan wilayah
kekuasaannya dari pesaing. Ordo Passeriformes memiliki sayap yang relative pendek dan kuat untuk
membantu terbang dengan lincah.
Pycnonotus aurigaster masuk ke dalam Famili Pynonotidae yang memiliki karakteristik leher
panjang dan sayap pendek, memiliki bulu yang lembut, ekor panjang, paruh ramping, beberapa jenis
memiliki jambul yang tegak, warna bulu yang buram dengan pola kuning, jingga, hitam dan putih.

Karakteristik Khusus (yang dimiliki genus tersebut) : Genus Pycnonotus memiliki ciri-ciri sisi
bagian atas tubuh (punggung dan ekor) berwarna coklat kelabu, sedangkan sisi bawah (tenggorokan,
leher, dada, dan perut) berwarna putih keabu-abuan, memiliki topi, dahi, dan jambul berwarna hitam,
memiliki tunggir (bagian ekor) berwarna putih, penutup pantat berwarna kuning jingga, ukuran
tubuhnya sekitar 20 cm. Burung jantan umumnya memiliki tubuh yang lebih kecil namun memiliki
jambul yang lebih tinggi dibanding betina. Suara kicauan burung jantan terdengar lebih nyaring dan
lantang serta lebih rajin berkicau dibanding betinanya. Membuat sarang dari anyaman daun rumput,
tangkai daun, atau ranting yang halus dan disusun seperti cawan. Sekali berkembang biak, Pycnonotus
bertelur sebanyak 2-3 butir dan berwarna kemerah-jambuan dengan bintik halus berwarna ungu dan
abu-abu.

Distribusi : Burung cucak kutilang merupakan burung asli pulau Jawa, Indonesia. Daerah
sebarannya meliputi Kamboja, China, Hongkong, Indonesia, Laos, Myanmar, Thailand, dan Vietnam.
Di Indonesia dijumpai sebagai burung asli di pulau Jawa dan Bali.
Mode Nutrisi : Pycnonotus aurigaster memperoleh nutrisi dengan cara memakan ulat, serangga,
dan hewan-hewan kecil.

Habitat : Habitat cucak kutilang meliputi hampir semua habitat mulai dari pepohonan
terbuka, tepi hutan, semak belukar, vegetasi sekunder, tepi jalan, pekarangan, kebun, hingga taman-
taman di perkotaan. Umumnya tersebar mulai dari dataran rendah sampai ketinggian 1.500 m dpl.
LEMBAR KERJA PRAKTIKUM KEANEKARAGAMAN
HEWAN
SEMESTER GASAL 2023/2024
Nama & NPM : Riska Alfiana Tasya & 2206814596
Kelompok : D-4
Hari/ tanggal : Kamis/ 30 November 2023
Materi : Aves

2. Sketsa Hasil Pengamatan: Hirunda tahitica (Layang-layang Batu)

Bagian yang ditunjuk:

1. Mata
2. Kepala
3. Paruh atas
4. Paruh bawah
5. Badan
6. Abdomen
7. Ekor
8. Sayap
9. Toe

Penggolongan Takson
Kingdom : Animalia
Filum : Chordata
Kelas : Aves
Ordo : Passeriformes
Famili : Hirundinidae
Genus : Hirundo
Spesies : Hirundo tahitica

Karakteristik Utama (pembeda kelas/subkelas/ordo) :


Hirundo tahitica merupakan hewan yang masuk ke dalam filum chordata yang memiliki ciri-ciri
mempunyai notochord atau tangkai pendukung/tulang rawan yang memanjang di bagian dorsal,
mempunyai tali saraf dorsal (nervecord/ serat saraf yang berkembang menjadi sistem saraf pusat),
memiliki celah faring, ekor post anal/perpanjangan posterior tubuh yang mengarah ke anus.
Hirundo tahitica merupakan hewan yang masuk dalam kelas aves dan memiliki ciri-ciri
tubuhnya memiliki bulu, sayap, dan paruh. Bulu berfungsi sebagai isolator panas, alat terbang, dan
penarik pasangan. Sayap sebagai alat terbang. Paruh berfungsi sebagai alat makan, menangkap
mangsa, dan bersarang. Kelas aves juga memiliki sistem pernapasan yang efisien dengan adanya paru-
paru dan kantong udara. Paru-paru sebagai tempat pertukaran gas O2 dan CO2. Kantong udara
berfungsi sebagai tempat penyimpanan udara tambahan yang membantu proses pernapasan dan
mengurangi berat badan tubuh. Kelas aves juga memiliki sistem sirkulasi tertutup dengan jantung
empat ruang yang memungkinkan darah yang mengandung oksigen dan karbon dioksida dipisahkan
secara sempurna.
Hirundo tahitica masuk ke dalam ordo Passeriformes yang memiliki ciri-ciri karakter kaki berjari
empat dengan tiga jari kearah depan dan satu kearah belakang; paruhnya yang ramping dan kuat
berfungsi untuk mengambil makanan seperti hewan-hewan kecil; memiliki kemampuan bernyanyi
yang indah dan kompleks. Burung jantan sering menggunakan suara merdu untuk menarik perhatian
burung betina dan burung betina untuk mempertahankan wilayah kekuasaannya dari pesaing. Ordo
Passeriformes memiliki sayap yang relatif pendek dan kuat untuk membantu terbang dengan lincah.
Hirundo tahitica masuk ke dalam Famili Hirundinidae yang memiliki karakteristik tubuh yang
ramping, dan pada sayap yang panjang dan runcing, sepintas mirip dengan wallet tetapi terbang lebih
lamban. Dan memiliki kedua jenis kelamin yang mirip.

Karakteristik Khusus (yang dimiliki genus tersebut) : Genus Hirundo mempunyai ciri-ciri panjang
tubuh sekitar 14 cm, ekor agak menggarpu, lebih pendek dari burung layang-layang api, tidak ada
garis pada dada, bagian bawah kuning tua. Tubuh atas berwarna biru, sementara dahinya berwarna
coklat. Namun, terdapat perbedaan yang mencolok dengan layang-layang api atau asia. Dimana ekor
burung layang-layang batu lebih pendek dan menggarpu dangkal. Selain itu, tidak ada garis tebal biru
pada dada. Ketika bertengger, ekor layang-layang batu tampak tertutup oleh sayapnya yang lebih
panjang. Karakternya jika terbang suka menyambar mangsanya yang sedang terbang di udara. Suara
berupa cicitan menyenangkan dan suara tanda bahaya nada tinggi “twit”. Mempunyai sarang
berbentuk seperti rumah orang Eskimo, dengan pintu masuk seperti lorong.

Distribusi : Selain di Indonesia, burung layang-layang batu juga tersebar di beberapa negara
seperti Papua Nugini, Sri Lanka, India, Thailand, Myanmar, Semenanjung Malaysia, dan Filipina.

Mode Nutrisi : Makanan utamanya burung layang-layang batu yaitu jenis-jenis serangga, seperti
kumbang (Coleoptera), semut (Formicidae), rayap (Isoptera).
Habitat : Burung layang-layang batu merupakan burung yang hidupnya berkelompok kecil,
bertengger di atas besi bangunan yang belum jadi. Saat pagi hari, masing-masing dari mereka
menggeliat.
LEMBAR KERJA PRAKTIKUM KEANEKARAGAMAN
HEWAN
SEMESTER GASAL 2023/2024
Nama & NPM : Riska Alfiana Tasya & 2206814596
Kelompok : D-4
Hari/ tanggal : Kamis/ 30 November 2023
Materi : Aves

3. Sketsa Hasil Pengamatan: Collocalia linchi (Walet linchi)

Bagian yang ditunjuk:

1. Mata
2. Paruh atas
3. Paruh bawah
4. Kepala
5. Badan
6. Ekor
7. Sayap

Penggolongan Takson
Kingdom : Animalia
Filum : Chordata
Kelas : Aves
Ordo : Apodiformes
Famili : Apodidae
Genus : Collocalia
Spesies : Collocalia linchi

Karakteristik Utama (pembeda kelas/subkelas/ordo) :


Collocalia linchi merupakan hewan yang masuk ke dalam filum chordata yang memiliki ciri-ciri
mempunyai notochord atau tangkai pendukung/tulang rawan yang memanjang di bagian dorsal,
mempunyai tali saraf dorsal (nervecord/serat saraf yang berkembang menjadi sistem saraf pusat),
memiliki celah faring, ekor post anal/perpanjangan posterior tubuh yang mengarah ke anus.
Collocalia linchi merupakan hewan yang masuk dalam kelas aves dan memiliki ciri-ciri
tubuhnya memiliki bulu, sayap, dan paruh. Bulu berfungsi sebagai isolator panas, alat terbang, dan
penarik pasangan. Sayap sebagai alat terbang. Paruh berfungsi sebagai alat makan, menangkap
mangsa, dan bersarang. Kela saves juga memiliki sistem pernapasan yang efisien dengan adanya paru-
paru dan kantong udara. Paru-paru sebagai tempat pertukaran gas O2 dan CO2. Kantong udara
berfungsi sebagai tempat penyimpanan udara tambahan yang membantu proses pernapasan dan
mengurangi berat badan tubuh. Kelas aves juga memiliki sistem sirkulasi tertutup dengan jantung
empat ruang yang memungkinkan darah yang mengandung oksigen dan karbon dioksida dipisahkan
secara sempurna.
Collocalia linchi masuk ke dalam Ordo Apodiformes yang memiliki ciri-ciri bertubuh kecil,
ukuran tungkai sangat kecil, bentuk sayap runcing, ukuran paruh kecil serta lunak dan ada yang
langsing dengan lidah berbentuk bulu panjang.
Collocalia linchi masuk ke dalam Famili Apodidae, mempunyai ciri sayap menunjuk kearah
belakang pada saat terbang dan kaki berukuran kecil. Beberapa jenis dari ordo ini mempunyai sistem
yang bisa menemukan jalan dikegelapan seperti di gua melalui suaranya

Karakteristik Khusus (yang dimiliki genus tersebut) : Genus Collocalia memiliki ciri-ciri ukuran tubuh
sekitar 10 cm, tubuh bagian atas hitam kehijauan, perut keputih-putihan. Genus Collocalia tubuhnya
berbentuk aerodinamis dengan sayap panjang dan ekor bercabang. Bulu-bulu tubuhnya umumnya
berwarna gelap, cenderung berwarna coklat atau hitam. Paruh burungnya biasanya ramping, kecil, dan
melengkung. Kakinya realtif kecil dengan struktur tidak kuat sehingga kebiasaannya jarang
bertengger pada dahan dan tidak menggunakan ekholokasi. Hewan ini juga dapat diketahui
berdasarkan kemampuan ekolokasi yang dimiliki. Suara yang dikeluarka bernada tinggi dengan bunyi
"ciir-ciir". Burung Walet Linchi menghasilkan sarang yang berbentuk seperti mangkuk tidak rapih,
terbuat dari campuran saliva dengan bahan lain seperti daun pinus, ranting atau ijuk sehingga
dinamakan sarang rumput.

Distribusi : Persebaran burung Walet Linchi secara global terdapat di Semenanjung Malaysia,
Sunda Besar, dan Lombok. Spesies endemik di dataran Sunda ini juga tersebar di Pulau Jawa dan
pulau-pulau kecil di sekitarnya, seperti Madura, Bawean, Kangean, Bali, dan Lombok serta di
beberapa daerah di Sumatera bagian utara dan selatan.

Mode Nutrisi : Collocalia linchi merupakan burung pemakan serangga kecil.

Habitat : Habitat burung ini adalah semua tipe hutan, lahan pertanian dan perkotaan.
LEMBAR KERJA PRAKTIKUM KEANEKARAGAMAN

HEWAN

SEMESTER GASAL 2023/2024


Nama & NPM : Riska Alfiana Tasya & 2206814596
Kelompok : D-4
Hari/ tanggal : Kamis/ 30 November 2023
Materi : Aves

4. Sketsa Hasil Pengamatan: Passer montanus (Burung Gereja Erasia)

Bagian yang ditunjuk:

1. Mata
2. Paruh atas
3. Paruh bawah
4. Kepala
5. Badan
6. Sayap
7. Ekor
8. Leher
9. Dada
10. Abdomen
11. Tarsus
12. Toe
Penggolongan Takson
Kingdom : Animalia
Filum : Chordata
Kelas : Aves
Ordo : Passeriformes
Famili : Passeridae
Genus : Passer
Spesies : Passer montanus
Karakteristik Utama (pembeda kelas/subkelas/ordo) :
Passer montanus merupakan hewan yang masuk ke dalam filum chordata yang memiliki ciri-ciri
mempunyai notochord atau tangkai pendukung/tulang rawan yang memanjang di bagian dorsal,
mempunyai tali saraf dorsal (nervecord/serat saraf yang berkembang menjadi sistem saraf pusat),
memiliki celah faring, ekor post anal/perpanjangan posterior tubuh yang mengarah ke anus.
Passer montanus merupakan hewan yang masuk dalam kelas aves dan memiliki ciri-ciri
tubuhnya memiliki bulu, sayap, dan paruh. Bulu berfungsi sebagai isolator panas, alat terbang, dan
penarik pasangan. Sayap sebagai alat terbang. Paruh berfungsi sebagai alat makan, menangkap
mangsa, dan bersarang. Kela saves juga memiliki sistem pernapasan yang efisien dengan adanya paru-
paru dan kantong udara. Paru-paru sebagai tempat pertukaran gas O2 dan CO2. Kantong udara
berfungsi sebagai tempat penyimpanan udara tambahan yang membantu proses pernapasan dan
mengurangi berat badan tubuh. Kelas aves juga memiliki sistem sirkulasi tertutup dengan jantung
empat ruang yang memungkinkan darah yang mengandung oksigen dan karbon dioksida dipisahkan
secara sempurna.
Passer montanus masuk ke dalam Ordo Passeriformes yang memiliki ciri-ciri kaki berjari empat
dengan tiga jari kearah depan dan satu kearah belakang; paruhnya yang ramping dan kuat berfungsi
untuk mengambil makanan seperti biji-bijian, serangga, buah-buahan dan nectar; memiliki
kemampuan bernyanyi yang indah dan kompleks. Burung jantan sering menggunakan suara merdu
untuk menarik perhatian burung betina dan burung betina untuk mempertahankan wilayah
kekuasaannya dari pesaing. Ordo Passeriformes memiliki sayap yang relatif pendek dan kuat untuk
membantu terbang dengan lincah.
Karakteristik Khusus (yang dimiliki genus tersebut) : Genus Passer memiliki ciri-ciri tubuh berwarna
cokelat dan putih, bagian sekitar anus berwarna kuning, mahkota berwarna cokelat gelap, dan paruh
berwarna abu-abu. Burung gereja memiliki ukuran tubuh sedang (sekitar 14 cm), berwarna coklat,
dagu dan tenggorokan berwarna coklat berangan, bercak pada pipi dan setrip mata hitam, tubuh
bagian bawah kuning tua keabu-abuan, tubuh bagian atas berbintik-bintik coklat dengan tanda hitam
dan putih. Iris mata berwarna coklat dan kaki berwarna coklat. Genus Passer memiliki kaki
anisodactyl dimana jumlah kaki sebanyak empat, tiga jari menghadap ke depan dan satu jari arahnya
ke belakang.

Distribusi : Burung-gereja erasia tersebar luas dari Eropa hingga Asia Tenggara, menghuni
daerah perkotaan dalam jumlah yang besar.

Mode Nutrisi : Burung gereja merupakan hewan pemakan biji-bijian dan serangga kecil.

Habitat : Biasanya, burung gereja hidup dalam koloni, sementara burung gereja
pohon membuat sarang di liang. Burung gereja merah kecokelatan sering kali dikenal karena sering
merebut sarang dari burung gereja dan manyar. Burung gereja umumnya terlihat di atap gedung dan
perumahan, memiliki kebiasaan bersarang di sana.
LEMBAR KERJA PRAKTIKUM KEANEKARAGAMAN
HEWAN
SEMESTER GASAL 2023/2024
Nama & NPM : Riska Alfiana Tasya & 2206814596
Kelompok : D-4
Hari/ tanggal : Kamis/ 30 November 2023
Materi : Aves

5. Sketsa Hasil Pengamatan: Geopelia striata (Perkutut Jawa)

Bagian yang ditunjuk:

1. Mata
2. Paruh atas
3. Paruh bawah
4. Leher
5. Abdomen
6. Badan
7. Sayap
8. Ekor
9. Tarsus
Penggolongan Takson 10. Toe
Kingdom : Animalia
Filum : Chordata
Kelas : Aves
Ordo : Columbiformes
Famili : Columbidae
Genus : Geopelia
Spesies : Geopelia striata

Karakteristik Utama (pembeda kelas/subkelas/ordo) :


Geopelia striata merupakan hewan yang masuk ke dalam filum chordata yang memiliki ciri-ciri
mempunyai notochord atau tangkai pendukung/tulang rawan yang memanjang di bagian dorsal,
mempunyai tali saraf dorsal (nervecord/serat saraf yang berkembang menjadi sistem saraf pusat),
memiliki celah faring, ekor post anal/perpanjangan posterior tubuh yang mengarah ke anus.
Geopelia striata merupakan hewan yang masuk dalam kelas aves dan memiliki ciri-ciri tubuhnya
memiliki bulu, sayap, dan paruh. Bulu berfungsi sebagai isolator panas, alat terbang, dan penarik
pasangan. Sayap sebagai alat terbang. Paruh berfungsi sebagai alat makan, menangkap mangsa, dan
bersarang. Kela saves juga memiliki sistem pernapasan yang efisien dengan adanya paru-paru dan
kantong udara. Paru-paru sebagai tempat pertukaran gas O2 dan CO2. Kantong udara berfungsi
sebagai tempat penyimpanan udara tambahan yang membantu proses pernapasan dan mengurangi
berat badan tubuh. Kelas aves juga memiliki sistem sirkulasi tertutup dengan jantung empat ruang
yang memungkinkan darah yang mengandung oksigen dan karbon dioksida dipisahkan secara
sempurna.
Geopelia striata masuk ke dalam ordo Columbiformes yang memiliki ciri-ciri sayap panjang dan
runcing. Beberapa spesies memiliki area tidak berbulu pada pangkal paruh atas, yang berfungsi
sebagai tempat lubang hidung. Mereka cenderung monogami dan berbagi tanggung jawab dalam
merawat anak-anak mereka. Selain itu, burung dalam ordo ini dapat menghasilkan crop milk, yaitu
cairan yang dikeluarkan dari tembolok dan digunakan sebagai makanan untuk anak-anak mereka.
Ordo ini hanya memiliki satu famili, yaitu Columbidae. Ciri-ciri famili Columbidae adalah memiliki
tubuh padat dan gemuk dengan paruh yang pendek namun kuat. Kicauan burung dalam famili ini
mempunyai irama yang diulang-ulang dan saat terbang, mereka menghasilkan suara kepakan yang
khas. Sarang mereka terbuat dari ranting-ranting yang tampak rapuh sebagai tempat meletakkan telur.

Karakteristik Khusus (yang dimiliki genus tersebut) : Genus Geopelia melibatkan jenis burung
merpati kecil yang dikenal sebagai merpati kantil atau merpati berdada coklat. Burung-burung dalam
genus ini memiliki ukuran kecil dengan bentuk tubuh yang ramping dan elegan, serta leher yang
panjang dengan postur yang anggun. Suara panggilan merpati khas terdengar dari spesies ini. Spesies
Geopelia striata, sebagai contoh, memiliki tubuh ramping dengan panjang sekitar 20-25 cm. Kepala
burung ini berbentuk bulat kecil dan berwarna abu-abu, sementara paruhnya panjang, meruncing, dan
berwarna biru keabu-abuan. Matanya berbentuk bulat dengan iris berwarna abu kebiruan. Pola warna
pada burung ini membentuk garis melintang hitam dan putih. Seluruh bulu tubuhnya berwarna
kecoklatan dengan garis melintang pada bulu sayap yang berwarna cokelat tua, serupa dengan warna
bulu pada ekornya. Kakinya berwarna merah dan memiliki empat jari, tiga di depan dan satu di
belakang. Burung ini terkenal sebagai hewan yang jinak, dan oleh karena itu, banyak yang memilih
untuk memeliharanya sebagai hewan peliharaan.

Distribusi : Berdistribusi di berbagai wilayah Asia, Australia, dan Kepulauan Pasifik. Biasanya
terbang pada ketinggian 900 m dpl.
Mode Nutrisi : Geopelia striata merupakan herbivora yang memakan biji, buah, dan tumbuhan.
Habitat : Habitat burung ini adalah semua tipe hutan, lahan pertanian dan perkotaan.
LEMBAR KERJA PRAKTIKUM KEANEKARAGAMAN
HEWAN
SEMESTER GASAL 2023/2024
Nama & NPM : Riska Alfiana Tasya & 2206814596
Kelompok : D-4
Hari/ tanggal : Kamis/ 30 November 2023
Materi : Aves

6. Sketsa Hasil Pengamatan: Turdinus macrodactylus (Large Wren-Babbler)

Bagian yang ditunjuk:

1. Mata
2. Paruh atas
3. Paruh bawah
4. Kepala
5. Leher
6. Badan
7. Sayap
8. Ekor
9. Tarsus
10. Toe
11. Dada
12. Abdomen
Penggolongan Takson
Kingdom : Animalia
Filum : Chordata
Kelas : Aves
Ordo : Passeriformes
Famili : Pellorneidae
Genus : Turdinus
Spesies : Turdinus macrodactylus (Large Wren-Babbler)

Karakteristik Utama (pembeda kelas/subkelas/ordo) :


Turdinus macrodactylus merupakan hewan yang masuk ke dalam filum chordata yang memiliki
ciri-ciri mempunyai notochord atau tangkai pendukung/tulang rawan yang memanjang di bagian
dorsal, mempunyai tali saraf dorsal (nervecord/serat saraf yang berkembang menjadi sistem saraf
pusat), memiliki celah faring, ekor post anal/perpanjangan posterior tubuh yang mengarah ke anus.
Turdinus macrodactylus merupakan hewan yang masuk dalam kelas aves dan memiliki ciri-ciri
tubuhnya memiliki bulu, sayap, dan paruh. Bulu berfungsi sebagai isolator panas, alat terbang, dan
penarik pasangan. Sayap sebagai alat terbang. Paruh berfungsi sebagai alat makan, menangkap
mangsa, dan bersarang. Kela saves juga memiliki sistem pernapasan yang efisien dengan adanya paru-
paru dan kantong udara. Paru-paru sebagai tempat pertukaran gas O2 dan CO2. Kantong udara
berfungsi sebagai tempat penyimpanan udara tambahan yang membantu proses pernapasan dan
mengurangi berat badan tubuh. Kelas aves juga memiliki sistem sirkulasi tertutup dengan jantung
empat ruang yang memungkinkan darah yang mengandung oksigen dan karbon dioksida dipisahkan
secara sempurna.
Turdinus macrodactylus merupakan hewan yang masuk dalam Ordo Passeriformes yang
memiliki ciri-ciri kaki berjari empat dengan tiga jari kearah depan dan satu kearah belakang; paruhnya
yang ramping dan kuat berfungsi untuk mengambil makanan seperti biji-bijian, serangga, buah-
buahan dan nectar; memiliki kemampuan bernyanyi yang indah dan kompleks. Burung jantan sering
menggunakan suara merdu untuk menarik perhatian burung betina dan burung betina untuk
mempertahankan wilayah kekuasaannya dari pesaing. Ordo Passeriformes memiliki sayap yang relatif
pendek dan kuat untuk membantu terbang dengan lincah.
Turdinus macrodactylus masuk ke dalam Famili Pellorneidae yang mencakup beberapa jenis
burung kerakal dan babbler dengan ciri-ciri tubuh yang kompak dan agak ramping, berukuran kecil
hingga sedang. Sayapnya memiliki kekuatan, sementara kakinya relatif pendek. Warna bulu pada
burung-burung ini bervariasi, bisa berupa coklat, abu-abu, krem, atau putih. Paruh mereka juga
memiliki variasi, ada yang melengkung dan ada yang lebih lurus. Ukuran matanya biasanya sedang,
dan cakarnya tidak terlalu tajam. Suara mereka terkenal keras dan beragam, berfungsi sebagai alat
komunikasi dalam kelompok.famili Pellorneidae karena anggota famili ini cenderung beraktivitas dan
bertengger pada tajuk atas untuk mencari makan berupa buahbuahan, serangga, ataupun membuat
sarang. Selain itu, famili tersebut tidak pemalu dan dapat berbaur dengan spesies burung lainnya

Karakteristik Khusus (yang dimiliki genus tersebut) : Turdinus macrodactylus memiliki ukuran
yang cukup besar, sekitar 20 cm. Ciri khas pada tubuhnya melibatkan garis-garis putih yang mencolok
dan leher yang berwarna putih. Bagian atas tubuhnya berwarna coklat, sedangkan bagian bawahnya
berwarna abu-abu. Garis hitam juga terlihat pada bagian bawah mata dan berlanjut hingga ke dada.

Distribusi : Persebarannya meliputi wilayah Jawa dan Sumatera

Mode Nutrisi : Large Wren-Babbler memiliki kecenderungan untuk memilih serangga sebagai
sumber makanan, termasuk jangkrik, semut, telur semut, kecoa, nyamuk, kumbang bunga, kutu daun,
dan serangga lainnya. Mereka melakukan pencarian mangsa dengan tetap diam di ranting-ranting dan
kemudian menggunakan paruhnya yang tajam dan kuat untuk mencakar mangsa tersebut.

Habitat : Mereka sering ditemui di habitat hutan dataran rendah, termasuk di hutan rotan,
salak, dan bambu. Meskipun memiliki keunikannya sendiri, burung ini mampu bertahan hidup dalam
sarang yang dibuat dari semak rotan.
DAFTAR PUSTAKA
Bibby, C. Martin, M. Stuar, 2000. TeknikTeknik Ekspedisi Lapangan Survey Burung. Birdlife
International Indonesia Programme. Bogor-Indonesia
MacKinnon, J and Phillips, K. 1993. Field guide to the birds of Sumatera , Borneo, Java and Bali.
The greater Sunda Islands. Oxford. Oxford University Press.
Novarino., H. Kobayasi, A. Salsabilah,Jarulis, M.N. Janra.2008. Panduan Lapangan Pencincinan
Burung di Sumatera. Perpustakaan Nasional.
Sujatnika, P. Jepson, T.R. Suhartono, M.J. Crosby, A. Mardiastuti. 1995. Conversing Indonesian
Biodiversity. The Endemic Bird Area Approach. PHPA/Birdlife International ±Indonesia
Programme. Bogor.
Sukmatoro W., M. Irham, W. Novarino, F. Hasudungan, N. Kemp, M. Muchtar. 2007. Daftar Burung
Indonesia no. 2. Indonesia Ornithologists’ Union. Bogor
Willson M.F. and Comet, T.A. 1996. L. Bird communities of Northern forests: Ecological Correlates
of diversity and aboundance in the understory. Condor 98:358-362

Anda mungkin juga menyukai