Anda di halaman 1dari 11

JURNAL BELAJAR

KEANEKARAGAMAN HEWAN (KH)


Dosen Pengampu Dr. Hj. Sri Endah Indriwati, M.Pd

Nama : Farida Sulviana Dewi


NIM : 160341606046
Kelas :A
Prodi : S1 Pendidikan Biologi
Hari, tanggal : Rabu-Kamis/ 15 November – 16 November 2017
Topik : Dendogram Reptilia dan Aves
Tujuan : Mengetahui Kekerabatan pada Aves melalui Dendogram dan
Mengetahui Morfologi Kelas Aves.

I. Konsep Belajar
Filum Echinodermata

DENDOGRAM AVES
REPTILIA

1. Tujuan Morfologi Alat gerak


2. Langkah
Pembuatan

II. Bukti Belajar


II.1 Dendogram Reptilia
Tujuan membuat dendogram Reptilia adalah untuk mengetahui tingkat
kekerabatan antara spesies-spesies yang telah diidentifikasi pada kelas Reptilia.
Kelompok kami mendapatkan 70 spesies untuk diidentifikasi kekerabatannya
yaitu spesies A sampai dengan BR. Untuk membuat dendogram Reptilia, terdapat
langkah-langkah sebagai berikut:
1. Memasukkan kode (nilai) identifikasi pada tabel perbedaan.
2. Membuat tabel perbeandingan antar spesies, misal spesies A dengan A,
spesies A dengan B, spesies A dengan C, dan seterusnya.
3. Menghitung nilai jumlah dan koefisien asosiasi pada setiap tabel
perbandingan spesies. Koefisien asosiasi dapat dicari dengan rumus
ROUND(P23/20,3). P 23 menunjukkan sel jumlah, 20 menunjukkan banyak
ciri yang diidentifikasi dan nilai 3 adalah sudah menjadi rumus.
4. Membuat tabel matriks koefisien asosiasi dan perhitungan matriks koefisien
asosiasi.
5. Mengelompokkan tabel pasangan dan tabel pemisalan.
6. Membuat grafik seperti di bawah ini.

Grafik di atas menunjukkan, terdapat delapan spesies yang kelompok saya amati
yang terdiri dari spesies A sampai spesies BR. Spesies A memiliki kekerabatan
yang paling dekat spesies B daripada dengan spesies C. Pada grafik di atas,
terdapat lebih dari 10 grafik yang naik, hal ini dapat terjadi akibat salahnya
pengidentifikasian yang dilakukan sehingga berpengaruh pada perhitungan dan
pada akhirnya berpengaruh pada grafik.
II.2 Aves
Aves adalah bangsa unggas atau bangsa burung. Hewan ini paling
mudah dikenal oleh manusia karena terdapat atau hidup di mana-mana.
Bangsa burung umumnya aktif di siang hari dan bentuknya sangat menarik karena
burung tubuhnya ditutupi oleh bulu-bulu yang indah. Mempunyai dua pasang
anggota badan atau extremitas. Extremitas anterior jumlahnya sepasang,
tetapi sudah mengalami modifikasi menjadi sayap, sedangkan extremitas
posterior bentuknya disesuaikan dengan kebiasaan burung untuk hinggap di
pohon dan untuk berenang yang biasanya dilengkapi dengan selaput renang
(web), setiap kaki memiliki 4 jari dan dilengkapi dengan cakar yang dibungkus
oleh kulit yang menanduk dan sedikit mempunyai sisik (Chaeri, 2008).
II.2.1 Ciri Umum dan Morfologi
Aves adalah hewan yang tubuhnya tertutup bulu, tidak memiliki gigi, berjalan
dengan dua kaki, dan memiliki struktur tulang yang termodifikasi untuk
terbang (Stevens, 1996). Welty (1982) menambahkan bahwa Aves memiliki
tungkai atau lengan depan termodifikasi untuk terbang, tungkai belakang
teradaptasi untuk berjalan, berenang dan hinggap, jantung memiliki empat
ruang, rangka ringan, memiliki kantong udara, berdarah panas, tidak memiliki
kandung kemih dan bertelur. Di bawah ini adalah ciri umum dari kelas Aves
menurut Darmadi (2015) antara lain:
1. Tubuh ditutupi bulu, kecuali kaki dan paruh.
2. Tetrapoda, ekstremitas anterior termodifikasi menjadi sayap, posterior untuk
hinggap atau berenang.
3. Homoitermis, dengan suhu tubuh 40-43○C.
4. Suara, pendengaran dan penglihatan berkembang dengan baik
5. Memiliki kemampuan metabolisme tinggi.
6. Kulit tidak berkelenjar, kecuali uropigeal.
7. Anatomi dan morfologi tubuh termodifikasi untuk terbang.
8. Tulang ringan dan berongga. Beberapa sendi menyatu, misalnya tulang
belakang dan tengkorak.
9. Memiliki bulu yang aerodinamis dan isolator panas.
10. Tidak ada kantong urin (jadi lebih ringan).
11. Burung dewasa hanya punya ovarium kiri.
12. Memiliki sistem pernapasan yang efektif.
Menurut Chaeri (2008), bentuk luar tubuh burung mempunyai bagian-bagian
sebagai berikut:
a. Tubuh terdiri atas caput atau bagian kepala, collum atau cervix yang
biasa disebut sebagai leher yang bentuknya panjang, mudah digerakkan ke
berbagai arah dilindungi oleh bulu-bulu halus. Di bawah ini adalah gambar
tubuh Aves beserta bagian-bagiannya.

Gambar Tubuh Aves beserta bagian-bagiannya (Sumber: Darmadi, 2015).


b. Mulut mempunyai rostrum atau paruh yang dibangun oleh maxilla pada bagian
atas dan mandibulla pada bagian bawah. Di bawah ini adalah gambar jenis-
jenis paruh burung.

Gambar Tipe-tipe paruh burung (Sumber: Darmadi, 2015).


c. Pada bagian atas paruh terdapat lubang hidung yang terdiri dari nares
interna pada sebelah dalam dan nares externa terletak di sebelah luar.
d. Pada basis rostrum atau paruh bagian atas terdapat suatu tonjolan kulit yang
lunak yang disebut dengan cerome.
e. Mata atau organon visus, dikelilingi oleh kulit yang berbulu mempunyai ukuran
yang cukup besar terletak di sebelah lateral dari kepala, dan matadilengkapi
oleh iris yang berwarna agak jingga ke merah-merahan. Selain itu pada
mata juga terdapat pupil yang bentuknya relatif besar bila dibandingkan
dengan besarnya mata. Sedangkan membrana nictitans terdapat pada
bagian sudut medial mata yang biasanya dapat ditarik menutupi mata.

Gambar Kepala Aves beserta bagian-bagiannya (Sumber: Darmadi, 2015).


f. Pada bagian belakang di bawah kedua pasang mata atau di sebelah dorso-
caudal dari mata terdapat porus acusticus externus atau lubang telinga luar,
sedang membrana tympani terdapat di bagian dalamnya yang berfungsi
untuk menangkap getaran suara.
g. Truncus atau badan ditumbuhi oleh bulu-bulu yang biasanya memiliki warna
yang indah, cauda atau ekor bentuknya pendek biasanya dikenal dengan
uropygium. Bulu-bulu yang menutupi ekor disebut rectrices. Pada
uropygium pada bagian dorsal terdapat kelenjar minyak yang disebut
glandula uropygialis yang berfungsi untuk meminyaki bulu-bulu agar tetap
mengkilap. Di bawah ini adalah gambar tubuh Aves yang ditutupi oleh bulu.

Gambar Tubuh Aves yang ditutupi oleh bulu (Sumber: Darmadi, 2015).
h. Bangsa burung dalam melakukan gerakan terutama pada waktu terbang
dilakukan dengan menggunakan sayap dan bila berjalan dengan
menggunakan kaki. Selain itu cauda atau ekor berfungsi sebagai
pengemudi pada waktu terbang. Di bawah ini adalah tipe kaki burung.
Gambar Tipe kaki burung (Sumber: Darmadi, 2015).
Berikut adalah penjelasan tentang tipe kaki pada burung, antara lain sebagai
berikut:
a) Palmate
Kaki tipe palmate ditandai dengan selaput antara tiga jari depan (jari kaki 2,
3, 4). Tipe kaki berselaput ini adalah yang paling umum. Jenis kaki
berselaput dapat ditemukan pada bebek dan angsa (ordo Anseriformes).
b) Totipalmate
Tipe totipalmate memiliki selaput antara keempat jari kaki dan ditemukan
dalam semua anggota dari ordo Pelecaniformes (pelican, kormoran,
gannets, boobies dan lain-lain).
c) Semipalmate
Memiliki selaput yang tereduksi antar 3 jari bagian depan (jari kaki 2, 3, 4).
Tidak seperti halnya kaki palmate, selaput pada tipe ini tidak memanjang
hingga ujung jari-jari kaki. Tipe kaki ini ditemukan pada ordo
Charadriiformes, bangau dan semua belibis.
d) Lobate
Kaki lobate merupakan alternative evalusioner untuk kaki berselaput dan
ditandai dengan jari-jari kaki yang pipih dan beringsu serta fleksibel
e) Raptorial
Karakteristik dari kaki tipe ini adalah adanya jari kaki panjang dan kuat
serta dilengkapi dengan cakar sebagai bagian yang digunakan untuk
menangkap, menahan dan membunuh mangsa. Kaki tipe ini ditemukan
pada ordo Falconiformes.
III. Relevansi
Berikut ini merupakan relevansi saya dalam mengikuti perkuliahan Kelas
Aves.

Sebelum Sesudah
Sebelum saya mengikuti Ciri morfologi Aves antara lain
perkuliahan ini saya belum tubuhnya tertutup bulu, tidak memiliki
mengetahui ciri morfologi pada gigi, berjalan dengan dua kaki, dan
Aves. memiliki struktur tulang yang
termodifikasi untuk terbang.
Sebelum saya mengikuti Tipe kaki pada Aves antara lain
perkuliahan ini saya belum palmate, totipalmate, semipalmate,
mengetahui tipe kaki pada Aves. lobate dan raptorial.

Sebelum saya mengikuti Fungsi bulu bagi burung yaitu untuk


perkuliahan ini saya belum menjaga panas tubuh (isolator panas),
mengetahui fungsi bulu pada burung terbang dan kamuflase atau alat untuk
selain sebagai penutup tubuh. komunikasi antar anggotanya.
Sebelum saya mengikuti Burung melakukan perawatan terhadap
perkuliahan ini saya belum bulu yaitu dengan menyelisik bulunya.
mengetahui cara burung dalam Untuk kegiatan ini burung
melakukan perawatan terhadap menggunakan sekresi dari kelenjar
bulunya. minyak (kelenjar uropigial).
Sebelum saya mengikuti Burung dibagi ke dalam dua kelompok
perkuliahan ini saya belum utama yaitu Ratitae dan Carinatae.
mengetahui penyebab adanya jenis Burung yang tergolong kelompok
bruung yang tidak bisa terbang. Ratitae berukuran besar dan tidak bisa
terbang. Tulang sternum berbentuk
seperti perahu tanpa karina sterni
untuk melekatnya otot terbang.
IV. Identifikasi Masalah
1) Apa yang dimaksud dengan bulu tali leher pada Aves?
Jawab:
Bulu tali leher adalah bulu yang melingkari leher yang ditandai dengan
warna yang berbeda dari kepala dan badan. Jadi pada tubuh Aves
dibedakan menjadi 3 corak warna. Tidak semua burung memiliki bulu tali
leher.
2) Bagaimanakah tipe kaki pada burung gereja?
Jawab:
Kaki burung gereja adalah tipe kaki bertengger. Tipe kaki burug gereja
terlihat keci dan lincah. Burung ini memang seperti pemanjat. Kaki burung
gereja digunakan untuk bertengger di ranting yang kecil atau pada
pepohonan.

3) Apakah nama lain dari benjolan yang ada pada kepala kalkun?
Jawab:
Benjolan yang berada pada bagian kepala dan leher kalkun disebut
caruncle. Caruncle adalah benjolan yang tumbuh pada bagian leher dan
kepala yang warnanya dapat berubah menjadi merah terang saat ayam
kalkun berada pada keadaan bingung maupun ketika berada pada masa
mencari pasangan (musim kawin).
4) Bagaimana pengaruh tipe paruh burung dengan jenis makanannya?
Jawab:
Tipe paruh burung menyesuaikan jenis makanannya. Pada masing-masing
burung memiliki paruh yang berbeda sebagai bentuk dari adaptasi
morfologi. Misalnya bentuk paruh burung elang. Bentuk paruh burung
elang kuat dan tajam yang sesuai dengan fungsi dan jenis makanannya.
Elang adalah burung karnivora, adanya bentuk paruh kuat dan tajam adalah
untuk mencabik-cabik daging mangsanya.
5) Apa saja kesalahan-kesalahan yang terjadi saat membuat dendogram?
Jawab:
Kesalahan-kesalahan yang terjadi saat membuat dendogram antara lain
salah pengidentifikasian sehingga mempengaruhi perhitungan pada
dendogram dan menyebabkan grafik naik, salah memilih angka terbesar
pada tabel matriks koefisien, tidak memasukkan perhitungan matriks
koefisien untuk huruf pasangan serta kurang teliti dan cermatnya pembuat
dendogram yang mengakibatkan kesalahan pada dendogram.
V. Elemen yang Menarik
Elemen yang menarik pada perkuliahan ini adalah adanya pengamatan Aves
secara langsung. Berbeda dengan waktu kelas kami KKL yang hanya bisa
melihat Aves yang terbatasi oleh kaca. Spesies yang kami amati antara lain
bruung dara, burung pipit, burung gereja, ayam dan angsa. Untuk pengamatan
bruung dara, burung pipit dan burung gereja dilakukan di dalam kelas.
Sedangkan pengamatan ayam dan angsa dilakukan di luar kelas.

VI. Refleksi Diri (Umum)


Perkuliahan kali ini terasa kurang menyenangkan. Terlihat belum ada
kesiapan yang makismal dari mahasiswa KPL yang membimbing kelas kami.
Pembelajaran terasa berbeda jauh dari pembelajaran minggu lalu. Untuk
pembelajaran berikutnya, diharapkan mahasiswa KPL bisa membuat suasana
kelas mejadi kondusif dan menyenangkan dengan diterapkannya model
pembelajaran yang baru dan lebih kreatif.
VII. Refleksi Diri (Khusus)
Pada pertemuan ini, saya merasa kurang memahami materi Aves sepenuhnya.
Mahasiswa KPL terlihat kurang begitu mempersiapkan model pembelajaran.
Apalagi tidak adanya kuis kelompok yang menyebabkan suasana kelas agak
sepi dan teman-teman terlihat tidak begitu antusias. Untuk mahasiswa KPL,
sebaiknya menyiapkan metode-metode pembelajaran yang lebih kreatif
sehingga mahasiswa tidak merasa jenuh.
DAFTAR RUJUKAN

Chaeri, A., Kusbiyanto, Susatyo, P. & Sugiharto. 2008. Modul 1 Ciri-ciri dan
Pola Perkembangan Tubuh Hewan Vertebrata. Jakarta: Universitas
Terbuka.

Darmadi, A. 2015. Ilmu tentang Aves. Riau: Universitas Riau.


RUBRIK PENILAIAN JURNAL BELAJAR

MATAKULIAH KEANEKARAGAMAN HEWAN

SEMESTER GASAL 2017-2018

FARIDA SULVIANA DEWI


160341606046/ S1 Pendidikan Biologi/Off A Jurnal Minggu ke-13
No. Deskriptor Skor Diri Teman Dosen
Maks Sendi
ri
I. Identitas
Judul jurnal disertai matakuliah 2
Hari, tanggal pelaksanaan dicantumkan 2
Nama penulis disertai NIM dan Offering 2
Topik dan tujuan pembelajaran disertakan 2
II. Isi Jurnal Belajar
Menjelaskan konsep yang telah dipelajari 17
Menyajikan bukti belajar yang diperoleh 10
Menyajikan gambar sebagai tambahan 10
Menuliskan beberapa relevansi dalam 10
pembelajaran
Jurnal belajar tidak boleh sama dengan 10
mahasiswa yang lain
Jurnal belajar dilengkapi dengan beberapa 5
tambahan sumber referensi
Menyajikan fakta-fakta menarik selama 5
pembelajaran
Menjabarkan identifikasi masalah selama 10
pembelajaran berlangsung dan penyelesaianya
Menuliskan refleksi diri untuk pembelajaran 5
mendatang
III. Sistematika
Jurnal Belajar terorganisasi dengan baik dan 5
lengkap
IV. Lain-lain
Ketepatan dalam pengumpulan jurnal belajar 5
Jumlah Skor Maksimal 100

Anda mungkin juga menyukai