Anda di halaman 1dari 12

LECTURE NOTES

Topic 9

Automation and Transportation


Human Factors

ISYE6188 - Human-Integrated System


LEARNING OUTCOMES

1. Mahasiswa mampu menjelaskan masalah faktor manusia dalam otomotisasi-Human Factor


2. Untuk menerapkan prinsip faktor manusia dan otomasi di lingkungan kerja

OUTLINE MATERI :
A. Problems in automation

B. Human-centered automation

C. Automation-based complex system

D. Automotive human factors

ISYE6188 - Human-Integrated System


Automation and Transportation Human Factors

A. Masalah dalam Otomasi

Otomatisasi atau otomasi merupakan keadaan-keadaan ketika sebuah mesin atau


komputer mengemban tugas yang awalnya dilakukan oleh operator manusia. Seperti kendali
pesawat terbang saat ini, meskipun otomatisasi agaknya merupakan anugerah campuran dan
ditandai oleh sejumlah ironi atau konsekuensi. Ketika otomatisasi bekerja dengan baik, maka
sering kali kita mengandalkannya lebih dari yang seharusnya. Namun pada kesempatan langka
ketika itu gagal, kegagalan-kegagalan itu mungkin berdampak lebih buruk, tidak bisa ditolerir,
atau setidaknya lebih membuat frustrasi daripada kegagalan yang berhubungan dengan manusia
dalam keadaan yang sama. Seperti halnya insiden pesawat dan sejumlah kecelakaan pesawat
baru-baru ini yang dikaitkan dengan masalah otomatisasi dengan konsekuensinya yang sangat
parah.
Beberapa alasan desainer mengembangkan mesin untuk menggantikan atau membantu
kinerja manusia bervariasi umumnya dalam empat kategori berikut yaitu:
1. Hal yang cenderung impossible atau berbahaya. Beberapa proses otomatisasi karena
berbahaya atau tidak mungkin bagi manusia untuk melakukan tugas yang setara.
Selain itu juga terkait teleoperasi, atau penanganan robotik terhadap bahan berbahaya
atau bahan di lingkungan berbahaya adalah contoh yang jelas. Juga, ada banyak
keadaan di mana otomasi dapat melayani kebutuhan khusus populasi khusus, karena
kekurangan atau cacatnya menyebabkan mereka tidak dapat melaksanakan
keterampilan tertentu tanpa bantuan. Contohnya termasuk sistem panduan otomatis
untuk pembaca lumpuh atau otomatis untuk tunanetra. Karenanya dalam banyak
situasi, otomatisasi memungkinkan orang untuk melakukan apa yang tidak mungkin
dilakukan.
2. Terkait pekerjaan yang sulit atau tidak menyenangkan. Hal ini berkenaan dengan
beberapa aktivitas meskipun bukan tidak mungkin dilakukan, tetapi mungkin sangat
menantang bagi operator manusia tanpa bantuan, sehingga manusia menjalankan
fungsinya dengan buruk atau tidak optimal. Misalnya, kalkulator sebagai contoh
mudah atau sel perakitan robot yang mengotomatisasikan operasi manusia yang
sangat berulang dan melelahkan. Pekerja dapat melakukan hal-hal ini tetapi seringkali

ISYE6188 - Human-Integrated System


dengan menyebabkan kelelahan, moral, dan kadang-kadang keselamatan. Sebagai
contoh lainnya pada Autopilots di pesawat yang memberikan kontrol penerbangan
yang lebih tepat dan juga dapat melepaskan beban tugas yang sangat melelahkan
untuk kontrol berkelanjutan pada penerbangan jarak jauh.
3. Memperluas kemampuan manusia. Kadang-kadang fungsi otomatisasi tidak dapat
menggantikan tetapi hanya membantu manusia dalam melakukan sesuatu dalam
keadaan yang sulit. Sebagai contoh, memori kerja manusia rentan terhadap lupa. Alat
bantu otomatis yang dapat menambah daya ingat. Sebagai contoh alat operator
telepon otomatis yang dapat langsung mencetak nomor telepon yang diinginkan pada
layar kecil di telepon Anda atau langsung menyambungkannya untuk Anda. Alat
bantu perencanaan otomatis memiliki status yang sama. Otomasi sangat berguna
dalam memperluas kemampuan multitasking manusia. Sebagai contoh, pilot
melaporkan bahwa autopilot dapat sangat berguna untuk sementara waktu dan
membebaskan sejenak pilot dari tugas-tugas kontrol pesawat ketika tugas-tugas lain
menuntut sementara membuat beban kerja mereka sangat tinggi. Namun dalam
banyak situasi, otomatisasi harus diperluas alih-alih menggantikan peran manusia
dalam suatu sistem.
4. Secara teknis sangat memungkinkan. sehinga fungsi diautomatisasi dilakukan karena
teknologinya ada dan murah, meskipun mungkin memberikan sedikit atau tidak ada
nilai bagi pengguna manusia. Banyak dari kita telah melalui negosiasi yang sangat
panjang dengan "menu ponsel" otomatis untuk mendapatkan jawaban yang membawa
kita beberapa detik dengan operator manusia di ujung lain telepon. Tetapi
kemungkinan perusahaan telah menemukan bahwa operator komputer sedikit lebih
murah. Banyak peralatan dan kendaraan rumah tangga memiliki sejumlah fitur
otomatis yang hanya memberikan keuntungan minimal namun malah dapat
menimbulkan biaya. Hal ini dikarenakan meningkatnya kompleksitas dan
ketergantungannya pada tenaga listrik, jauh lebih rentan terhadap kegagalan daripada
sistem yang dioperasikan secara manual yang mereka gantikan. Dengan demikian,
otomasi harus berfokus pada mendukung kinerja sistem dan tugas manusia daripada
menunjukkan kecanggihan teknis semata.

ISYE6188 - Human-Integrated System


Sebuah taksonomi otomasi yang ditawarkan oleh Parasuraman et al (2000)
mendefinisikan 4 tahap, dengan level yang berbeda dalam setiap tahap:
1. Pengambilan informasi, pemilihan, dan penyaringan.
2. Integrasi informasi
3. Penyeleksian tindakan dan pilihan
4. Kontrol dan eksekusi tindakan

Tabel 1. Tingkat Otomatisasi Mulai dari Kontrol Manual Lengkap hingga Kontrol Otomatisasi
lengkap

Gambar 1. Elements of automation reliability and human trust.

Gambar 1 merupakan contoh diagram Elemen keandalan otomatisasi dan kepercayaan


manusia. Tanda + dan menunjukkan arah efek. Sebagai contoh, peningkatan keandalan

ISYE6188 - Human-Integrated System


otomatisasi (+) menyebabkan peningkatan (+) kepercayaan pada otomatisasi, yang pada
gilirannya mengarah pada peningkatan (+) penggunaan dan penurunan () pada keterampilan
manusia.

B. Human-centered automation

Batas paling penting dari pendekatan alokasi fungsi adalah bahwa desain otomasi
bukanlah keputusan antara manusia atau otomatisasi. Spesialis human factor harus memikirkan
bagaimana otomatisasi dapat mendukung dan melengkapi manusia dalam beradaptasi dengan
tuntutan sistem. Idealnya, desain otomasi harus fokus pada penciptaan kemitraan otomasi
manusia dengan memasukkan prinsip-prinsip otomasi yang berpusat pada manusia.
Otomatisasi yang berpusat pada manusia bermaksud agar menjaga manusia lebih dekat
dengan proses yang diotomatisasi, memberi manusia lebih banyak otoritas atas otomatisasi,
memilih tingkat keterlibatan manusia yang mengarah pada kinerja terbaik, atau meningkatkan
kepuasan pekerja dengan tempat kerja. Faktanya, semua karakteristik ini adalah pertimbangan
faktor manusia yang penting, meskipun tidak selalu sepenuhnya kompatibel satu sama lain.
Terdapat enam fitur otomatisasi yang berpusat pada manusia guna mencapai tujuan keselarasan
maksimum antara manusia, sistem, dan otomasi yaitu:
1. Menjaga informasi manusia. Namun banyak otomatisasi otoritas mengasumsikan
dalam tugas, penting bagi operator untuk diberitahu tentang otomatisasi apa yang
dilakukan dan mengapa dilaksanakan melalui tampilan yang baik. Sebagai contoh
tampilan yang baik harus disusun dengan baik seperti pada saat pilot harus dapat
melihat jumlah daya dorong yang disampaikan oleh mesin serta jumlah kompensasi
yang mungkin harus dilakukan autopilot untuk menjaga agar pesawat terbang lurus.
2. Menjaga manusia menjadi terlatih. Otomasi dapat membuat tugas-tugas kompleks
tampak sederhana ketika interaksi manual diotomatisasi. Pada saat yang sama,
otomatisasi sering mengubah tugas sehingga operator harus melakukan penalaran dan
penilaian yang lebih abstrak di samping memahami batasan dan kemampuan
otomatisasi.
3. Memaintain atau mempertahankan operator dalam loop yang ada. Hal ini merupakan
salah satu tujuan paling menantang dari otomatisasi yang berpusat pada manusia.
Bagaimana cara menjaga operator cukup dalam loop kontrol sehingga kesadaran

ISYE6188 - Human-Integrated System


tentang keadaan otomatis dapat dipertahankan tanpa kembali lagi ke kontrol manual
sehingga aspek otomatisasi yang bernilai.
4. Memilih tahapan dan level yang sesuai ketika otomatisasi tidak sempurna. Desainer
mungkin sering harus memilih tahap dan tingkat otomatisasi untuk dimasukkan ke
dalam suatu sistem.
5. Membuat otomasi fleksibel dan adaptif. Dapat disimpulkan bahwa jumlah otomasi
yang diperlukan untuk tugas apa pun cenderung bervariasi dari orang ke orang dan
dalam diri seseorang bervariasi dari waktu ke waktu. Oleh karena itu, sistem otomasi
yang fleksibel di mana tingkat dapat bervariasi seringkali lebih disukai daripada
sistem yang tetap dan kaku. Otomatisasi fleksibel hanya berarti bahwa level yang
berbeda dimungkinkan. Satu pengemudi dapat memilih untuk menggunakan cruise
control, yang lain mungkin tidak. Sehingga pentingnya otomasi yang fleksibel selaras
dengan proses pengambilan keputusan yang fleksibel dan adaptif dari para ahli.
6. Mampu mempertahankan filosofi manajemen yang positif. Penerimaan dan apresiasi
pekerja terhadap otomatisasi dapat sangat dipengaruhi oleh filosofi manajemen
(McClumpha & James, 1994). Jika, di sisi pekerja memandang bahwa otomatisasi
sedang “dipaksakan” karena dapat melakukan pekerjaan dengan lebih baik daripada
yang mereka bisa, sikap mereka terhadapnya mungkin akan buruk. Di sisi lain, jika
otomasi diperkenalkan sebagai bantuan untuk meningkatkan kinerja sistem manusia
dan filosofi dapat diberikan di mana manusia tetap menjadi tuan dan otomatisasi
pelayan, maka sikap akan cenderung lebih menerima.
C. Automation-based complex system

Otomasi memainkan peran yang sangat penting dalam situasi ketika sejumlah kecil
operator harus mengendalikan dan mengawasi serangkaian proses jarak jauh yang sangat
kompleks, terpencil, kompleksitas, atau tingkat bahaya yang tinggi mencegah banyak kontrol
“langsung”. Sehingga otomasi untuk kasusini bukan opsional lagi, tapi menjadi keharusan. Hal
ini juga termasuk produksi kuantitas kontinu, seperti energi, di bidang kontrol proses kimia,
produksi jumlah diskrit di bidang kontrol manufaktur dan kontrol kendaraan dan robot yang
dioperasikan dari jarak jauh di bidang kontrol robotika.
Dalam banyak hal, para pengawas atau pengontrol (manusia) ditantang oleh beberapa
atau semua beberapa faktor dengan implikasi faktor manusia utama seperti jarak atau

ISYE6188 - Human-Integrated System


keterpencilan entitas yang dikendalikan dari operator, kompleksitas elemen multi-berinteraksi
dari sistem, kelesuan dari sistem, mengikuti masukan operator, dan tingkat risiko yang tinggi
yang terlibat, jika terjadi kegagalan sistem. Untuk pengendalian proses, seperti yang terlibat
dalam pembuatan petrokimia, energi nuklir atau konvensional, atau komoditas berkelanjutan
lainnya, sistemnya sangat kompleks sehingga otomatisasi tingkat tinggi harus diterapkan.
Salah satu pertanyaan faktor manusia yang utama adalah bagaimana mendukung
supervisi di saat kegagalan dan manajemen kesalahan sehingga bencana seperti Three Mile
Island (Rubinstein dan Mason, 1979) dan Chernobyl (Read, 1993) tidak terjadi sebagai akibat
dari diagnosis yang buruk dan pengambilan keputusan. Antarmuka tersebut memiliki dua fitur
penting: (1) umumnya sangat grafis, sering menggunakan tampilan konfigurasi untuk mewakili
kendala pada sistem, dengan cara yang kendala ini dapat dengan mudah dirasakan, tanpa
memerlukan perhitungan kognitif yang berat. (2) memungkinkan pengawas untuk berpikir
fleksibel pada berbagai tingkat abstraksi (Burns, 2000, Vicente, 2002), dimulai dari masalah fisik
seperti pipa atau pompa yang rusak, hingga masalah abstrak, seperti hilangnya energi, atau
keseimbangan antara keamanan dan produktivitas.
Otomatisasi yang dilayani oleh kontrol robotika dalam manufacturing sangat dibutuhkan
untuk operasi mekanik yang berulang-ulang, cenderung melelahkan, sering berbahaya dan
kadang-kadang diperlukan karena memerlukan kekuatan berat. Masalah yang muncul secara
kritis adalah masalah pabrikan yang gesit di mana pabrikan mampu merespons dengan cepat
terhadap kebutuhan akan produk khusus yang berkualitas tinggi. Otoritas pengambilan keputusan
sering dialihkan dari peran tradisional manajemen ke peran operator yang diberdayakan untuk
membuat keputusan penting. Sehingga, otomatisasi perlu mendukung proses desain, perencanaan
dan pembuatan yang terintegrasi, dan mengintegrasikan informasi sehingga karyawan dapat
membuat keputusan yang mempertimbangkan berbagai pertimbangan proses.

D. Automotive human factors

Setiap harinya, jutaan orang bepergian melalui darat, air, dan udara. Beberapa fitur
kendaraan dibuat terpisah dari sistem lain yang terkait dengan faktor manusia. Pelacakan dan
kontrol manual kontinu biasanya merupakan bagian penting dari interaksi manusia-kendaraan.
Masalah navigasi juga menjadi penting ketika bepergian di lingkungan yang tidak dikenal. Selain
itu, lingkungan perjalanan dapat berubah secara dramatis di sepanjang perjalanan dari malam ke

ISYE6188 - Human-Integrated System


hari, hujan ke sinar matahari, atau jarang ke kondisi ramai. Perubahan tersebut memiliki
implikasi besar bagi interaksi manusia dengan sistem transportasi.

Munculnya teknologi baru, seperti sistem penentuan posisi global berbasis satelit, dan
peningkatan daya komputer merevolusi banyak aspek transportasi darat dan udara. Karena
pesawat terbang dan kendaraan darat sering bergerak dengan kecepatan tinggi, implikasinya
keselamatan dari sistem transportasi sangat penting.

Tingkat kecelakaan yang sangat tinggi di jalan raya dan biaya yang ditimbulkannya bagi
perusahaan asuransi dan kesejahteraan pribadi para korban kecelakaan (melalui kematian,
cedera, dan keterlambatan terkait kemacetan) menjadikan keselamatan berkendara menjadi
masalah kepentingan nasional. Seperti diketahui bahwa manusia adalah peserta dalam sebagian
besar kecelakaan dan bahwa sebagian besar dari ini (setinggi 90 persen) disebabkan oleh
kesalahan manusia membawa masalah ini langsung ke dalam domain faktor manusia.

Banyak masalah faktor manusia yang relevan dengan keselamatan berkendara. Oleh
karenanya kita perlu mengintegrasikan semuan faktor yang berkaitan dengan mengendarai
kendaraan seringkali dengan kecepatan tinggi di sepanjang jalan. Diantara kajian HIS dalam
aspek ini adalah analisis tugas sistem jalan kendaraan dan menangani masalah-masalah penting
terkait dengan visibilitas, bahaya dan tabrakan, pengemudi yang terganggu, peningkatan
keselamatan berkendara, dan otomatisasi.

Penting untuk diperhatikan bahwa mengemudi biasanya melibatkan dua tujuan yang
saling bersaing yang erat kaitannya dengan human factor yaitu produktivitas dan safety.
Produktivitas terkait hal untuk mencapai tujuan seseorang secara tepat waktu, yang dapat
mengarah pada kecepatan. Keselamatan melibatkan upaya menghindari kecelakaan untuk diri
sendiri dan orang lain, yang terkadang dikompromikan oleh kecepatan.

Keselamatan itu sendiri dapat ditandai dengan berbagai statistik (Evans, 1991, 1996),
termasuk kematian, cedera, kecelakaan, kutipan, dan langkah-langkah mempercepat dan
pelanggaran lainnya. Dua aspek dalam menafsirkan statistik ini. Pertama, angka-angka seperti
tingkat kematian bisa cenderung berbeda tergantung pilihan baseline. Misalnya, perbandingan
kematian per tahun dapat memberikan hasil yang sangat berbeda dari perbandingan kematian per
mil penumpang. Di Amerika Serikat, angka pertama telah meningkat atau tetap stabil selama

ISYE6188 - Human-Integrated System


dekade terakhir, sementara yang terakhir telah menurun. Kedua, statistik ini dapat sangat bias
oleh segmen populasi tertentu, sehingga penting untuk memilih baseline yang tepat. Misalnya,
statistik kecelakaan yang menggunakan populasi penuh sebagai garis dasar mungkin sangat
berbeda dari yang tidak termasuk pengemudi muda, pengemudi laki-laki, atau pengemudi laki-
laki muda.

Faktor manusia dari sistem transportasi adalah masalah yang kompleks dan global.
Pilihan individu untuk terbang, mengemudi, atau naik transportasi darat umum dipengaruhi oleh
kekuatan kompleks yang terkait dengan persepsi risiko, persepsi biaya, dan kemanfaatan. Pilihan
konsumen untuk satu mempengaruhi masalah faktor manusia pada orang lain. Misalnya, jika
lebih banyak orang memilih untuk terbang, lebih sedikit mobil yang ada di jalan, dan kecuali
orang yang mengemudi lebih cepat, jalan raya akan menjadi lebih aman.

ISYE6188 - Human-Integrated System


KESIMPULAN

Peranan dan implementasi otomasi telah sangat meningkatkan keselamatan, kenyamanan,


dan kepuasan kerja di banyak aplikasi; Namun juga menyebabkan banyak masalah. Desain yang
cermat yang mempertimbangkan peran orang tersebut dapat membantu menghindari masalah-
masalah ini. Terdapat kelas dan level otomasi untuk menunjukkan bagaimana alokasi fungsi dan
pendekatan yang berpusat pada manusia dapat meningkatkan kinerja manusia-otomatisasi.

Dalam banyak situasi, otomatisasi mendukung pengambilan keputusan manusia.


Meskipun domain kendali proses, pabrikan, dan kontrol hortatory sudah bergantung pada
otomasi, tantangan untuk menciptakan otomasi bermanfaat akan menjadi lebih penting di domain
lain karena otomasi menjadi lebih mampu dan berperan lebih pada kehidupan sehari-hari.
Otomasi digunakan untuk menggantikan manusia dan menghindari kesulitan desain yang
berpusat pada manusia. Walau terdapat beberapa ironi otomatisasi yang menunjukkan bahwa
ketika sistem menjadi lebih otomatis, kebutuhan untuk pertimbangan faktor manusia dalam
desain menjadi lebih penting, Khususnya, persyaratan untuk dukungan keputusan, tampilan yang
bagus, dan pelatihan agar otomatisasi menjadi lebih umum.

Selain itu, mengemudi atau berkendara termasuk kategori pekerjaan yang sangat
berbahaya dibandingkan dengan sebagian besar kegiatan lain di dalam maupun di luar tempat
kerja. Tinjauan komprehensif mencoba mengkaji lebih lanjut dan memberikan perbaikan pada
status program peningkatan keselamatan jalan raya, statistik kecelakaan, dan intervensi
keselamatan, Faktor manusia dari sistem transportasi adalah masalah yang kompleks dan global.
Pilihan individu untuk terbang, mengemudi, atau naik transportasi darat umum dipengaruhi oleh
kekuatan kompleks yang terkait dengan persepsi risiko, persepsi biaya, dan kemanfaatan. Pilihan
konsumen untuk satu mempengaruhi masalah faktor manusia pada orang lain. Misalnya, jika
lebih banyak orang memilih untuk terbang, lebih sedikit mobil yang ada di jalan, dan kecuali
orang yang mengemudi lebih cepat, jalan raya akan menjadi lebih aman.

ISYE6188 - Human-Integrated System


DAFTAR PUSTAKA

Wickens, C. D., Lee, J. D., Liu, Y., & Gordon-Becker, S. E. (2014). An Introduction to Human
Factors Engineering. ISBN 13: 978-1-292-02231-4.

Mark R. Lehto and Steven J. Landry. (2013). Introduction to Human Factors and Ergonomics for
Engineers, Second Edition. CRC Press. ISBN 13: 978-1-4665-8416-7.

ISYE6188 - Human-Integrated System

Anda mungkin juga menyukai