Anda di halaman 1dari 3

Nama : Shindy Novia Arlike

NIM : 050263428
Mata Kuliah : Hubungan Masyarakat

1. Hubungan simetris bisa dijelaskan sebagai hubungan yang salah satu variabelnya tidak
dipengaruhi atau disebabkan oleh variabel lainnya. Sulit diidentifikasi mana variabel yang
dulu dan mana yang kemudian. Hubungan simetris menggambarkan sebuah model
Humas yang beroperasi berdasarkan penelitian dan menggunakan komunikasi untuk
mengelola konflik dan meningkatkan pemahaman dengan public strategic. Dengan
menekankan pentingnya sebuah perubahan perilaku organisasi untuk merespon tuntutan
public. Dengan kata lain Humas dalam sebuah organisasi disamping berfungsi untuk
mempersuasi public juga berfungsi untuk membujuk pengelola organisasi. Model
Simetris dua arah, menggambarkan sebuah model public relations/Humas, menekankan
pentingnya sebuah perubahan perilaku organisasi untuk tuntutan public. Dengan kata
lain, public relations/Humas dalam suatu organisasi disamping untuk mempersuasi
public juga berfungsi untuk membujuk pengelola organisasi. Model public relations inilah
yang paling etis dan bisa diterima secara sosial. Jenis-jenis pola simetris adalah:
A. kedua variabel merupakan indikator untuk konsep yang sama;
B. kedua variabel merupakan akibat dari faktor yang sama;
C. kedua variabel berkaitan secara fungsional;
D. hubungan yang kebetulan semata-mata.
Hubungan timbal balik asimetris adalah hubungan yang teratur antara variabel bebas
(independent) dan variabel terikat (dependent) yang cenderung bersifat satu arah.
Hubungan asimetris adalah hubungan yang teratur antara variabel bebas (independt)
dan variabel terikat (dependent) yang cenderung bersifat satu arah. Hubungan
asimetris dalam bidang Humas dapat d i k a t a k a n s e b a g a i h u b u n g a n s a t u a r a h
y a n g b i a s a n y a h a n y a dilakukan oleh pemerintah saja atau masyarakat saja, tanpa
adanya hubungan timbal balik, bahkan bisa saja ada salah satu pihak yang dirugikan.
Enam pola dalam hubungan asimetris adalah
A. hubungan antara stimulus dan respons,
B. hubungan antara disposisi dan respons,
C. hubungan antara ciri individu dengan disposisi atau tingkah laku,
D. hubungan antara prakondisi dengan akibat tertentu,
E. hubungan imanen antara 2 variabel,
F. hubungan antara tujuan (ends) dan cara (means).
2. Kekuatan utama teori ini adalah asumsinya bahwa komunikasi simetris adalah praktik
humas yang paling efektif dan beretika (Kent & Taylor, 2007; Lane, 2005), yang
menekankan pada dialogis (Kent & Taylor, 2002). Komunikasi simetris
merepresentasikan orientasi hubungan antara organisasi dengan publiknya karena
menekankan pada terbangunnya pengertian bersama (Lattimore, Baskin, Heiman, &
Toth, 2007). Dalam sebuah organisasi, khususnya di lingkup pemerintahan, humas
memegang peranan yang sangat penting dan strategis. liran informasi bebas terjadi
antara organisasi dan pemegang saham, karyawan, investor, dan sebaliknya. Konflik dan
kesalahpahaman diselesaikan melalui diskusi dan komunikasi timbal balik. Komunikasi
dua arah terjadi antara kedua belah pihak dan arus informasi dalam bentuk yang
diinginkan. Umpan balik dari para pemangku kepentingan dan audien sasaran juga
dipertimbangkan. Selain itu, sebagai sebuah kegiatan komunikasi, humas juga berfungsi
sebagai jembatan untuk membangun suasana yang kondusif dalam kerangka ‘winwin
solutions’, antar berbagai stakeholders organisasi, baik internal maupun eksternal dalam
rangka membangun citra dari instutusi pemerintah itu sendiri. Oleh karena itu paraktik
humas yang paling ideal di dunia pemerintahan adalah berdasarkan model simetris dua
arah.
3. Dalam kasus tersebut, kelompok warga atau masyarakat sebagai Publik Aktif. Publik aktif
merupakan kelompok orang yang mencari dan memproses informasi tentang sebuah
organisasi atau tentang sebuah masalah yang menjadi kepentingan organisasi. Dengan
adanya identitas perusahaan akan dapat diketahui citra yang berlaku di mata publik aktif.
Citra yang berlaku adalah suatu citra atau pandangan yang melekat pada pihak-pihak
luar mengenai suatu organisasi. Publik aktif juga sering disebut sebagai sekelompok
orang yang menghadapi masalah yang sama dan mereka menyadari adanya masalah
tersebut kemudian mengorganisir diri untuk mendiskusikan dan melakukan sesuatu
dengan masalah tersebut. Sebagai kelompok Publik Aktif, warga secara langsung
terlibat dalam aktivitas yang berkaitan dengan perusahaan tekstil tersebut. Mereka
menyampaikan keluhan dan tuntutan langsung kepada pemilik pabrik atau perusahaan
dengan harapan supaya kasus pencemaran lingkungan yang dirasakan oleh warga
mendapatkan perhatian serius dari perusahaan. Dengan menyampaikan keluhan dan
tuntutan langsung kepada pemilik pabrik, mereka sebagai warga atau masyarakat
berusaha mempengaruhi perusahaan untuk mengelola limbah produksi dengan benar
dan bertanggung jawab terhadap dampak lingkungan yang ditimbulkan. Dengan
demikian, kelompok warga dalam kasus ini dapat dikategorikan sebagai publik aktif
karena mereka terlibat langsung dalam aktivitas yang berkaitan dengan perusahaan dan
berusaha mempengaruhi kebijakan atau tindakan perusahaan melalui tuntutan ganti rugi
yang mereka sampaikan. Melalui hal tersebut akan diketahui apakah citra perushaan
atau pabrik tekstil yang diharapkan perusahaan sesuai dengan citra perusahaan di mata
publik aktif.

Sumber : SKOM4436-M1.pdf
http://repository.uin-suska.ac.id/19704/7/7.%20BAB%20II.pdf
https://jiana.ejournal.unri.ac.id/index.php/JIANA/article/download/903/896
http://e-journal.uajy.ac.id/4271/2/1KOM03879.pdf

Anda mungkin juga menyukai