Anda di halaman 1dari 4

Nama Mahasiswa : Azhar Muhamad Maki

NIM : 045381861
Program Studi : Ilmu Komunikasi
UPBJJ : Majalengka
Mata Kuliah : Hubungan Masyarakat-SKOM4103
Tutor : Nisa Lathifah, M.I.Kom

Tugas 1
1. Hubungan merupakan salah satu elemen penting dalam hubungan masyarakat
(Humas). Elemen hubungan tersebut pada dasarnya memiliki beberapa dimensi yang
menggambarkan bagaimana posisi suatu organisasi terhadap publiknya yang disebut
dengan dimensi hubungan asimetris dan simetris.
a. Jelaskan apa yang dimaksud dengan hubungan simetris dan hubungan asimetris
dalam Humas!
b. Identifikasilah mengapa hubungan yang simetris dianggap ideal dalam praktik
Humas!
2. Sebuah pabrik tekstil mendapatkan protes keras dari warga setempat karena tidak
mengelola limbah produksi dengan benar. Warga, melalui tokoh masyarakat,
menyampaikan beberapa tuntutan ganti rugi kepada perusahaan atas pencemaran
lingkungan yang mereka rasakan.Warga menyampaikan keluhan dan tuntutan tersebut
langsung kepada pemilik pabrik agar kasus tersebut mendapatkan perhatian serius dari
perusahaan.
Humas mengenal beberapa jenis publik yang di antaranya diidentifikasi berdasarkan
aktivitasnya. Berdasarkan hal tersebut, termasuk dalam jenis publik apakah kelompok
warga yang digambarkan dalam kasus di atas? Berikan alasannya!
Jawab!
1. a) Organisasi sistem terbuka perlu menyadari bahwa mereka hidup, dan
bergantung secara langsung atau tidak langsung pada lingkungan tertentu. Organisasi
perlu menyadari sejak awal bahwa hubungan antara dirinya dan lingkungannya saling
menguntungkan dan seimbang, berdasarkan komunikasi dua arah. Hanya dalam
hubungan ini sebuah organisasi dapat bertahan dan terus mencapai tujuannya.
Kehadiran humas dalam suatu organisasi sangat diperlukan karena berfungsi sebagai
penghubung antara organisasi dengan lingkungannya. Bahkan jika di samping itu.
Menurut Grunig (1989), ada dua jenis pandangan dunia yang dapat diungkapkan oleh
organisasi. Dia menyebutnya pandangan dunia simetris dan pandangan dunia
asimetris, atau kita bisa menerjemahkannya paradigma simetris menjadi paradigma
asimetris. Pengetahuan tentang simetri dan asimetri dalam organisasi sama pentingnya
dengan pengetahuan dalam komunikasi untuk dapat secara memadai menjelaskan
simetri dan asimetri dalam hubungan masyarakat. Menurut Grunig, ada beberapa
prasyarat agar sebuah organisasi dapat berfungsi secara simetris (Grunig. 1989 Grunig
1992).
1. Saling ketergantungan (saling ketergantungan). Walaupun suatu organisasi
memiliki batasan dengan lingkungan luarnya, namun tidak dapat dipisahkan dari
lingkungan tersebut. Dengan kata lain, adanya hubungan dengan lingkungan memiliki
dampak ekonomi, sosial, baik secara politik maupun budaya.
2. Moving Equilibrium (Ekuilibrium Selalu Berlangsung). Organisasi secara konstan
mencari pola hubungan dengan sistem lain yang mengarah pada keseimbangan
hubungan dengan sistem lain. Anda dapat menciptakan keseimbangan dalam
organisasi Anda dengan mengontrol, beradaptasi, dan bekerja dengan sistem lain.
3. Keadilan (Equality). Karena organisasi adalah sistem subsistem, koordinasi antar
subsistem sangat penting. Dari perspektif organisasi simetris, individu yang tergabung
dalam subsistem tersebut harus diberi kesempatan yang sama untuk bertindak tanpa
diskriminasi berdasarkan pendidikan, jenis kelamin, atau status.
4. Otonomi, menurut Grunig, otonomi yang diberikan kepada individu semakin
membuka keran inovasi, kreativitas dan kepuasan kerja. Pengawasan tetap diperketat,
namun diterapkan secara proporsional dan adil.
5. Inovasi. Alih-alih mempertahankan sistem kerja tradisional atas nama efisiensi,
perusahaan perlu mulai merangkul ide-ide baru yang inovatif dan gratis.
6. Desentralisasi administrasi (desentralisasi administrasi). Aspek ini berkaitan
dengan kepuasan anggota organisasi dan peluang untuk menghasilkan inovasi baru.
Di era di mana persaingan bisnis dan ideologi semakin ketat, manajer dan orang-
orang yang sejajar harus mengambil posisi mitra bawahan, bukan posisi atasan.
7. Kewajiban (Tanggung Jawab). Konsekuensi logis dari perilaku organisasi adalah
adanya tanggung jawab. Organisasi dan anggotanya bertanggung jawab secara publik
atas aktivitas mereka. Apapun yang dilakukan oleh seorang anggota organisasi
sebagai anggota masyarakat dapat dikaitkan dengan organisasi tersebut.
Di sisi lain, pandangan asimetris organisasi adalah :
1. Berorientasi ke dalam. Kesalahan terbesar yang dilakukan anggota organisasi
adalah menilai sistem dan subsistem eksternal dengan mata mereka sendiri. Hal ini
dapat menimbulkan sikap win-win dan cenderung mengurangi potensi kolaborasi
sistem atau subsistem. Dan meskipun ada interaksi dan komunikasi, potensi
manipulasi dan konflik sangat tinggi.
2. Efficiency (efisiensi). Istilah efisiensi dianggap sebagai apa yang harus dilakukan
ketika menjalankan suatu organisasi. Namun, di tengah persaingan korporasi yang
ketat, efisiensi yang diawali dengan efektifitas biaya berujung pada stagnasi karena
inovasi anggota dibatasi.
3. Elitisme (Kritik). Konsep elitisme mengasumsikan bahwa pemimpin organisasi
(termasuk manajer dan pengawas) mengetahui segala sesuatu yang berkaitan dengan
pekerjaannya dibandingkan dengan anggota biasa dan pemangku kepentingan. Dalam
konteks organisasi, ini membahayakan lingkungan komunikasi organisasi. Hal ini
dikarenakan bawahan cenderung enggan untuk menyuarakan ide kreatifnya (Coady,
2007).
4. Konservatisme. Dari sudut pandang konservatif, mempertahankan status quo lebih
baik dari pada perubahan. Setiap upaya perubahan baru dianggap mengganggu karena
mengganggu "stabilitas" yang telah berkembang.
5. Tradisi. Tradisi diartikan sebagai upaya organisasi untuk mempertahankan nilai-
nilai luhur yang dianutnya. Budaya organisasi dipandang sebagai pendorong
kesuksesan dan harus dipupuk. Tradisi yang baik dapat dipertahankan, tetapi yang
menghambat kemajuan organisasi harus dibongkar.
b) Kegiatan humas dilakukan oleh organisasi untuk mencapai saling pengertian
dengan masyarakat umum. Dalam pandangan simetris Public Relation, saling
pengertian dicapai melalui manajemen perselisihan profesional dengan memberikan
solusi proaktif untuk meningkatkan saling pengertian. Pada saat yang sama, hubungan
yang bermanfaat dengan publik terjalin.
Public Relations simetris bertujuan untuk menetapkan arah yang ideal bagi peran
Public Relation. Humas tidak akan bekerja dengan baik ketika sebuah organisasi
memupuk budaya otoriter dan manipulatif atau membatasi kreativitas anggotanya.
Hubungan masyarakat asimetris adalah ketika sebuah organisasi berusaha mengubah
opini publik tetapi gagal mengubah perilaku atau budayanya untuk memenuhi
tuntutan dan kebutuhan publik. Grunig melakukan ini agar organisasi dapat bertahan
di lingkungan tersebut. Paradigma simetris diperlukan agar organisasi dapat memiliki
hubungan yang positif dengan lingkungannya (Grunig dan White, 1992). Sebaliknya,
organisasi tidak dapat bertahan lama dalam lingkungan paradigma asimetris.

2. Berdasarkan peristiwa diatas, mengacu ke modul 3 SKOM4103, contoh diatas


termasuk ke dalam jenis Publik Aktif yang dimana dikategorikan Single Issue Publics,
yakni publik yang aktif pada bagian-bagian tertentu dari suatu masalah (bukan pada
keseluruhan masalah). Dapat kita lihat pada kasus diatas bahwa Warga melalui tokoh
masyarakat, menyampaikan beberapa tuntutan ganti rugi kepada perusahaan atas
pencemaran lingkungan yang mereka rasakan. Warga menyampaikan keluhan dan
tuntutan tersebut langsung kepada pemilik pabrik agar kasus tersebut mendapatkan
perhatian serius dari perusahaan. Yang artinya pada jenis publik ini setiap warga akan
memperhatikan apabila terjadi masalah terkait dan itu mengganggu tatanan sosial
yang ada di sekitar wilayah tersebut.

Sumber Referensi :
BMP SKOM4103-Hubungan Masyarakat. Halaman 3.21. Liestianingsih Dwi Dayanti,
Frida Kusumastuti, Ratih Puspo. Edisi 3/Modul 3. Tanggerang Selatan : Universitas
Terbuka.
http://repository.ut.ac.id/4411/1/SKOM4103-M1.pdf
http://repository.ut.ac.id/4528/2/SKOM4436-M1.pdf

Anda mungkin juga menyukai