Anda di halaman 1dari 11

Kepemimpinan pemerintah sebagi Ilmu dan Kepemimpinan pemerintah sebagai Seni

Dosen Pengampu : Darul Hifni M.Fil.L

Oleh :
1.Aditya Okta Arianto (105200105)
2.Cintia Nur Friyanti (105200115)

PRODI ILMU PEMERINTAHAN


FAKULTAS SYARI’AH
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI
SULTHAN THAHA SYAIFUDIN
JAMBI
2023
KATA PENGANTAR
Segala puji bagi Allah, Yang Maha Mengetahui segala apa yang terlintas dalam hati,
Maha Mengetahui setiap kesulitan dan Maha Mendengar setiap permintaan, berkat rahmat
dan hidayah-Nya, penyusunan makalah yang berjudul “Kepemimpinan pemerintah
sebagi Ilmu dan Kepemimpinan pemerintah sebagai Seni” dapat terselesaikan tepat pada
waktunya. Shalawat dan salam semoga selalu tercurahkan kepada Nabi besar Muhammad
SAW. Beserta keluarganya, sahabatnya dan seluruh umatnya hingga akhir zaman.
Makalah ini disusun dalam rangka memenuhi tugas akhir Mata Kuliah Kepemimpinan
Pemerintahan. Namun tidak menutup kemungkinan, makalah ini juga dapat di manfaatkan
oleh mahasiswa dan mahasiswi umumnya, khususnya oleh penyusun sebagai sumber referensi
tambahan dalam proses pembelajaran.
Tak ada gading yang tak retak, begitulah adanya makalah ini. Dengan segala
kerendahan hati, kami mengharapkan kritik dan saran yang membangun guna peningkatan
penyusunan makalah dimasa mendatang.
Semoga kita semua selalu berada dalam naungan dan lindungan Allah SWT.
Amiin

ii
DAFTAR ISI

Cover .....................................................................................................................i
Kata Pengantar......................................................................................................ii
Daftar isi................................................................................................................iii
BAB 1 Pendahuluan................................................................................................1
A.Latar Belakang.......................................................................................................1
B.Rumusan Masalah..................................................................................................1
C.Tujuan Masalah......................................................................................................1
BAB II Pembahasan.................................................................................................2
A.KepemimpinanPemerintahan..................................................................................2
B.Seni Kepemimpinan................................................................................................5
BAB III Penutup.......................................................................................................7
A.Kesimpulan.............................................................................................................7

iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. latar Belakang
Kepemimpinan berasal dari kata “pimpin” yang berarti tuntun, bina atau bimbing, dapat
pula berarti menunjukan jalan yang baik atau benar, tetapi dapat pula berarti mengepalai
pekerjaan atau kegiatan. Kepemimpinan merupakan cabang dari kelompok ilmu adminstasi,
khususnya ilmu administrasi Negara, sedang ilmu administrasi, khususnya salah satu cabang
dari ilmu-ilmu social, dan juga merupakan salah satu perkembangan dari Filsafat.
Sebelumnya kita ketahui terlebih dahulu makna dari kepemimpinan. Kepemimpinan berasal
dari kata "Pimpin" yang berarti tuntun, bina atau bimbing. Pimpin dapat pula berarti
menunjukan jalan yang baik atau benar, tetapi dapat pula berarti mengepalai pekeriaan atau
kegiatan. Dalam kepemimpinan ini terdapat hubungan antar manusia. Yaitu hubungan
mempengaruhi (dari pemimpin) dan hubungan kepatuhan-ketaatan para pengikut atau
bawahan karena di pengaruhi oleh kewibawaan pemimpin.
Para pengikut terkena pengaruh kekuatan dari pemimpinnya dan bangkitlah secara spontan
rasa ketaatan pada pemimpin. kepemimpinan pada dasarnya berarti kemempuan untuk
memimpin, kemampuan untuk menentukan secara benar apa yang harus dikerjakan.
Sehingga, kepemimpinan merupakan kemampuan mempengaruhi orang lain, yang
dilakukan melalui hubungan interpersonal dan proses komunikasi untuk mencapai tujuan, dan
juga merupakan suatu proses mengatur dan membantu orang lain agar bekerja dengan benar
untuk mencapai tujuan Pemerintahan sebagai salah satu unsur yang penting dari Negara
mempunyai posisi yang diterminan dalam kaitannya dengan penyelenggaraan pemerintahan
baik keluar maupun kedalam karena posisinya yng demikian strategis itu maka keberadaan
Negara dan khususnya pemerintahan Negara menjadi sangat ditentukan oleh keberhasilan
pemerintahan dan pemerintah dalam menyelenggarakan pemreintahan dalam kerangka
mencapai tujuan Negara. Atas dasar ini tapa adanya pemerintah dan pemerintahan tujuan
Negara tidak akan tercapai dan jika kondisi ini terjadi maka kerugian besar akan ditanggung
oleh masyarakat Negara pada umumnya, mengingat salah satu tujuan membentuk pemerintah
adalah untuk meningkat kesesejahteraan masyarakat. Lebih penting dari itu bahwa keberadaan
satu Negara dalam hubungannya dengan Negara lain, pengakuan suatu Negara yang merdeka
itu di dasarkan atas adanya pemerintahan yang berdaulat.

B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana Kepemimpinan Pemerintahan ?
2. Bagaimana kepemimpinan pemerintahan sebagai seni?
C. Tujuan Masalah
1. Untuk mengentahui bagaimana kepemimpinan pemerintahan
2. Untuk mengetahui bagaimana kepemimpinan sebagai seni

1
BAB II
PEMBAHASAN

A. Kepemimpinan Pemerintahan
Kepemimpinan pemerintahan ole syafi'ie (2003:8) juga diartikan sebagai
sebuah seni, hal ini merujuk kepada pendapat George R. Terry bahwa " Art is personal
creative power plus skil in performance" (maksudnya adalah seni vaitu kekuatan pribadi
seseorang yang kreatif ditambah dengan keahlian yang bersangkutan dalam menampilkan
tugas dan pekerjaannya). Kepemimpinan pemerintahan sebagai seni sebagaimana seorang
pemimpin pemerintahan dengan keahliannya mampu menyelenggarakan pemerintahan
secara indah, seni pemerintahan tidak lebih dari pada profesi seseorang yang ahli dalam
pemrintahannya.
Kepemimpinan pemerintahan terkait dengan istilah memimpin dan
memerintah. Dari kata memimpin ini terbentuklah kata kepemimpinan, yaitu
kemampuan menggerakkan dan mengarahkan orang-orang. Menggerakkan dan
mengarahakan orang ini berarti telah berlangsung suatu hubungan manusiawi (human
relation), yaitu antara yang menggerakkan dan mengarahkan (Ruller) dengan yang
digerakkan atau diarahkan (follower).

Adapun teori mengenai kepemimpinan pemerintahan sebagai berikut :


a. Teori Otokritas Dalam Kepemimpinan Pemerintahan
Teori otokritas dalam kepemimpinan pemerintahan adalah teori bagaimana seorang
pimpinan pemerintahan dalam menjalankan tugasnya bekerja tanpa menerima saran
dari bawahan, pemerintah diberikan dalam satu arah saja artinya bawahan tidak
diperkenankan membantah, mengkritik, bahkan bertanya.
Cara ini biasanya terjadi pada organisasi militer terutama dalam keadaan itu
diperlukan dramatisir keadaan bagaimana berjasanya sang pimpinan setelah beberapa
waktu berlalu marah dengan suara keras, kasar dan lantang.

b. Teori Sifat Dalam Kepemimpina Pemerintahan


Teori sifat dalam kepemimpinan pemerintahan adalah teori yang mengatakan bahwa
kepemimpinan tercipta dari seseorang berdasarkan sifat-sifat yang dimiliki seseorang
tersebut, berarti yang bersangkutan sudah sejak lahir memiliki ciri-ciri untuk menjadi
pemimpin.
Menurut teori ini seseorang memiliki bawaan bakat turunan, antara lain cukup
terampil untuk mengurus orang lain, memiliki kepekaan inisiatif, mempunyai
rangsangan emosional untuk membela teman, dewasa dalam pemikiran, pandai
membujuk dalam rayuan yang menghanyutkan, gampang berkomunikasi, percaya

2
untuk tampil di depan umum, kreatif dalam menemukan gagasan baru, mempunyai
presepsi positif serta jalan keluar setiap masalah, dan selalu berpartisipasi dalam setiap
kegiatan orang lain.
Pengkritik teori sifat dalam kepemimpinan pemerintahan ini berpendapat bahwa tidak
ada hubungan antara sifat kepemimpinan dengan tingkat keberhasilan, bagi para
pengkritik ini pemimpin bukan dilahirkan dengan sifat-sifat khususnya tetapi dapat
dibentuk melaui kebiasaan, inilah yang dalam pepatah dikenal sebagai “alaaaah bisa
karena biasa”.

c. Teori Manusiawi Dalam Kepemimpinan Pemerintahan


Teori manusiawi dalam kepemimpinan pemerintahan adalah teori yang
pemimpinannya benar-benar merasakan bawahannya (baik rakyat maupun staf)
sebagai manusia yang dapat dimotivasi kebutuhannya sehingga menimbulkan
kepuasan kerja, untuk itu teori ini berkaitan dengan teori motivasi. Ada tiga pakar
yang populer dengan teori motivasi, yaitu Abraham Maslow, Douglas Mac Gregor,
dan David Mac Clelland.

d. Teori Perilaku Pribadi Dalam Kepemimpinan Pemerintahan


Teori perilaku dalam pemerintahan adalah teori di mana pemimpin melakukan
pendekatan pada bawahan melalui cara-cara non formal yang tidak resmi, dengan
begitu perintah biasanya dilakukan secara lisan dan bukan tertulis. Jadi kalau teori
otokratis dinilai cukup efektif hasilnya maka teori perilaku pribadi cukup efisien
dalam tenaga dan biaya.
Tidak menutup kemungkinan pemimpin yang menggunakan teori ini memberikan
perintahnya pada tempat yang tidak resmi misalnya lapangan olah raga seperti tenis,
badminton, golf, bola kaki dan lain-lain atau pada berbagai pesta seperti sunatan,
pernikahan, pertunangan, ulang tahun dan lain-lain. Hal ini melihat ruang tempat
memberukan perintah yang tidak resmi.
Sedangkan memberikan perintah tidak resmi pada teori perilaku pribadi ini dilihat dari
waktunya terkadang pada waktu berkendaraan seperti di atas mobil, motor, kereta api,
pesawat udara, kapal laut dan lain-lain atau kerika dengan berkomunikasi secara santai
seperti dalam telepon, faximille, pager, dan lain-lain yang tidak menggunakan kata-
kata dan kop dinas.

3
Dalam teori ini pembicaraan dimulai dari menanyakan keluarga seperti anak, isteri,
tetangga, ibu, bapak dan saudara lainnya sehingga dengan begitu tudak langsung pada
sasaran, dengan demikian dapat diperhitungkan saat waktu yang tepat untuk
mengeluarkan perintah atau suruhan menjadi tidak terasa.
Untuk itu teori ini memerlukan bakat tersendiri dari pemimpin yang melakukannya,
dalam kepemimpinan pemerintah biasanya atasa mengadakan arisan, undangan makan
malam, kumpul reuni, kesukuan, keagamaan.

e. Teori Lingkungan Dalam Kepemimpinan Pemerintahan


Teori lingkungan dalam kepemimpinan pemerintahan adalah teori yang
memperhitungkan ruang dan waktu, berbeda dengan teori sifat yang mengatakan
bahwa pemimpin itu dilahirkan (leader is born) maka dalam teori ini pemimpin dapat
dibentuk.

f. Teori Situasi Dalam Kepemimpinan Pemerintahan


Teori situasi dalam kepemimpinan pemerintahan adalah teori dimana pemimpin
memanfaatkan situasi dan kondisi bawahannyadalam kepemimpinannya. Yaitu dengan
memperhatikan dukungan (supportif) dan pengarahan (directif).

g. Teori Pertukaran Dalam Kepemimpinan Pemerintahan


Teori pertukaran dalam kepemimpinan pemerintahan adalah teori dimana pemimpin
pemerintahan dalam mempengaruhi bawahannya memakai strategi take and give yaitu
ketika atasan memberikan perintah maka selalu diutarakan bahwa bila berhasil akan
dinaikan gaji, atau sebaliknya sebelum penerimaan suatu honor lalu pemimpin
mengutarakan bahwa selayaknya bawahan bekerja lebih rajin, dengan demikian akan
menjadi bawahan yang tahu diri.

h. Teori Kontingensi Dalam Kepemimpinan Pemerintahan


Teori kontingensi dalam kepemimpinan pemerintahan adalah teori yang berpatokan
pada tiga hal yaitu hubungan atasan dengan bawahan (leader membership relation),
struktur/orientasi tugas (task structure) dan posisi/wibawa pemimpin (leader position
power).

4
B. Seni Kepemimpinan

Seni adalah kekuatan pribadi seseorang yang kreatif ditambah dengan keahlian yang
bersangkutan dalam menampilkan tugas pekerjaannya.
Jadi seni merupakan kemampuan dan kelemahan seseorang untuk menunjukan cipta, rasa
dan karsa yang dimilikinya yang bersangkutan dengan tugas dan fungsinya sebagai
seniman
Seni biasanya adalah bakat alamiah yang dibawa sejak seseorang itu lahir (merupakan
karunia Tuhan, ada juga Seni yang diperoleh dari lingkungan seperti pendidikan, agama,
pergaulan, pengalaman dan praktek sehari-hari dalam suatu kelompok
Dalam ilmu pemerintah seni memerintah adalah bagaimana seseorang seniman
pemerintah dengan keahliannya mengetahui bagaimana agar mampu menyelenggarakan
pemerintahan misalnya membuat surat keputusan yang berpengaruh
Jadi seni memerintah tidak lebih dari pada profesi seseorang yang ahli dalam
pemerintahannya. Dalam “Paradigma” sebagai suatu seni ilmu pemerintahan juga
mengenai berbagai seni memerintah seperti : Seni membujuk dan seni mendorong pihak
lain bagi bawahan maupun bagi masyarakat.
Dalam seni memerintah harus dimiliki naluri kepamongprajaan yang spontanitas bila
sampai suatu tempat mengetahui apakah akan memakai pola bujukan (persuasion) karena
ditempat tersebut suasanannya demokrasi atau pola paksa karena ditempat tersebut
suasanannya masih terkebelakang.
Untuk seni memerintah sifat-sifat yang harus dimiliki antara lain: Menurut Ordway
Tead.
a) Energi jasmani dan syarat
b) Kepastian maksud dan arah
c) Perhatian besar
d) Persahabatan dan ketulusan
e) Menyatu
f) Kecakapan mengajar
g) Kecakapan teknis
h) Mudah keputusannya
i) Cerdas
j) Keyakinan

Prof. Pamuji: Seni memerintah yaitu:


a) Adil
b) Arif
c) Penuh perkasa
d) Percaya diri
e) Daya pikat

5
f) Ulet
g) Mudah mengambil keputusan
h) Jujur
i) Mawas diri
j) Komunikatif

Drs. Ruslan Abdul Gani : Bahwa setiap pimpinan harus mempunyai kelebihan fisik,
kelebihan intelektual dan kelebihan rohani.

6
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Seni Kepemimpinan adalah Kemampuan mempraktekan ilmu Teori Kepemimpinan
kepada orang yang dipimpinnya yang kenyataannya tidak selalu sama dengan yang diajarkan
dalam ilmu teory kepemimpinan yang diberikan di Akademi Militer, di Perguruan Tinggi dan
diLembaga Pendidikan manapu Mengapa demikian?karena setiap individu manusia yang
dipimpin, memiliki karakter yang berbeda satu sama lainnya, memiliki persepsi yang berbeda
satu sama lain, juga memiliki interest/kepentingan pribadi yang berbeda Perbedaan itu kalau
diseragamkan sesuai keinginan kita sebagai pemimpin, akan menimbulkan resistensi baik
secara terbuka ataupun tertutup, berbeda beda Aturan kepemimpinan militer yang otoriter,
akan lebih memudahkan sesorang pemimpin militer untuk melakukan Seni
kepemimpinannya, tapi dilingkungan orang sipil akan menjadi lebih complicated, lebih rumit
lebih
Salah satu yang mempersulit melakukan Seni Kepemimpinan dilingkungan sipil adalah
karena tidak terbiasa ditegakkan "Ketaatan Yang Mutlak Terhadap Peraturan Disiplin
Dilingkungan Sipil"
Jadi kunci keberhasilan Seni Kepemimpinan sebenarnya adalah
Kemampuan seseorang untuk mampu menumbuh kembangkan "Ketaatan Terhadap Disiplin"
Disiplin artinya adalah "Bersedia melakukan semua aturan yang ditetapkan oleh lingkungan
hidupnya secara tulus ikhlas, tanpa harus dipaksa dan diawasi terus menerus oleh pimpinan,
dilakukan secara lahir dan batin"
Kunci sukses seorang pemimpin adalah "Mampu menumbuh kembangkan rasa taat yang tulus
dan ikhlas dihati dan fikiran anak buahnya" Kunci sukses untuk mampu menumbuh
kembangkan ketaatan yang
tulus dan ikhlas adalah sebagai berikut:
Mampu memberikan suri Tauladan dalam Keimanan dan Ketaqwaan
kepada Tuhan YME, serta ketaatan terhadap Peraturan Disiplin itu sendiri,

7
8

Anda mungkin juga menyukai