DISUSUN OLEH:
KELOMPOK 5
WANDA SYAFIRA SANDAGANG (PO7214422006)
SUSTRI MAYANG (PO7214422011)
RITO ELPRISKY L (PO7214422021)
WINDA MAGFIRA (PO7214422025)
FATMAWATI SALSABILAH(PO7214422030)
SAFIRA DJIBRAN(PO7214422036)
TRIYANA(PO7214422045)
SALSABILA SOFWAH(PO7214422048)
Hemoroid atau lebih dikenal dengan nama wasir atau ambeien adalah
keluarnya daging dari anus (dubur) karena buang air besar yang keras dan
berulang-ulang dan sering kali disertai darah karena terluka. Hemoroid merupakan
suatu penyakit yang berbahaya dan dapat mengganggu aktivitas sehari-hari
sehingga mengakibatkan penurunan kualitas hidup seseorang (Safyudin &
Damayanti, 2017).
Hemoroid merupakan pelebaran dan inflamasi pembuluh darah vena di anus
dari pleksus hemoroidalis. Hemoroid dibedakan menjadi dua bagian yaitu
hemoroid eksterna dan hemoroid interna berdasarkan letaknya dari garis
mukokutan (garis dentata). Hemoroid eksterna timbul dari pelebaran dan
inflamasi vena subkutan (di bawah kulit) dibawah atau diluar garis dentate dan
hemoroid interna timbul dari dilatasi vena submukosa (di bawah mukosa) di atas
garis dentata. Hemoroid berhubungan dengan konstipasi kronis disertai penarikan
feses (Pradiantini & Dinata, 2021)
2. Etiologi
b. Pola buang air besar yang salah (lebih banyak menggunakan jamban
duduk,
abdomen).
d. Kehamilan (disebabkan tekanan jenis pada abdomen dan perubahan
hormonal).
e. Usia tua.
f. Konstipasi kronik.
3. KLASIFIKASI
a. Hemoroid eksterna, berasal dari bagian distal dentate line dan dilapisi
oleh epitel skuamos yang telah termodifikasi serta banyak persyarafan
serabut saraf nyeri somatic.
2006).
4. PATOFISIOLOGI
Bentuk akut berupa pembekakan bulat kebiruan pada pinggir anus dan
sebenarnya merupakan suatu hematoma. Trombosis akut biasa berkaitan dengan
peristiwa tertentu seperti tenaga fisik, berusaha dengan mengejan, diare atau
perubahan dalam diet. Kondisi hemoroid eksternal memberikan menifestasi
kurang higenis akibat kelembaban dan rangsangan akumulasi mukus. Keluarnya
mukus dan terdapat feses pada pakaian dalam merupakan ciri hemoroid yang
mengalami prolapse menetap (Brunner & Suddarth, 2013).
5. MANIFESTASI KLINIS
Menurut (Jitowiyono & Kristiyanasari, 2012) tanda dan gejala pada hemoroid
yaitu:
sering timbul nyeri hebat akibat inflamasi dan edema yang disebabkan oleh
thrombosis (pembekuan darah dalam hemoroid) sehingga dapat menimbulkan
iskemia dan nekrosis pada area tersebut.
6. KOMPLIKASI
Komplikasi Rektum akan relaksasi dan harsat untuk defekasi hilang apabila
defekasi tidak sempurna. Air tetap terus di absorsi dari masa feses yang
menyebabkan feses menjadi keras, sehingga defekasi selanjutnya lebih sukar.
Tekanan fases berlebihan menyebabkn kongesti vena hemoroidalis interna dan
eksterna, dan merupakan salah satu penyebab hemoroid (vena varikosa rektum).
Daerah anorektal sering merupakan tempat abses dan fistula, kanker kolon dan
rektum merupakan kanker saluran cerna yang paling sering terjadi pada penderita
konstipasi. Komplikasi lain yang dapatterjadi adalah: hipertensi arterial, impaksi
fekal, fisura, serta mengakolon (Smeltzer & Bare, 2010) Komplikasi hemoroid
antara lain :
a. Luka dengan tanda rasa sakit yang hebat sehingga pasien takut mengejan dan
takut berak. Karena itu, tinja makin keras dan semakin memperberat luka di
anus.
b. Infeksi pada daerah luka sampai terjadi nanah dan fistula (saluran tak normal)
d. Jepitan, benjolan keluar dari anus dan terjepit oleh otot lingkar dubur sehingga
tidak bisa masuk lagi. Sehingga, tonjolan menjadi merah, makin sakit, dan
besar. Dan jika tidak cepat-cepat ditangani dapat busuk. (Dermawan, 2010)
7. PEMERIKSAAN PENUNJANG
a. Pemeriksaan Colok Dubur
hemoroid interna tidak dapat diraba sebab tekanan vena di dalamnya tidak
b. Anoskop
c. Proktosigmoidoskopi
8. PENATLAKSANAAN
a. Penatalaksanaan Konservatif
c. Pembedahan
Apabila hemoroid internal derajat 1 yang tidak membaik dengan
6) Permintaan pasien.
IDENTITAS
KELUHAN UTAMA
ya tidak
- Jenis : -
- Genogram
-
PERILAKU YANG MEMPENGARUHI KESEHATAN
Alkohol ya tidak
Masalah Keperawatan: -
Keterangan: -
Merokok ya tidak
Keterangan: -
Obat ya tidak
Keterangan: -
Olahraga ya tidak
Keterangan: -
1. Tanda-tanda vital
S: 37 0 C N:102x/mnt TD: 140 /90mmHg RR: 20x/mnt
Kesadaran: Compos Mentis Apatis Samnolen Sopor Koma
2. Sistem pernafasan
a. RR:20 x/menit
b. Keluhan: sesak nyeri waktu nafas orthopnea
Batuk: produktif tidak produktif
Warna: - Bau :-
i. Penggunaan WSD:
- Jenis : Tidak ada
- Jumlah cairan : Tidak ada
- Undulasi : Tidak ada
- Tekanan : Tidak ada
j.Tracheostomy : ya tidak
k.Lain-lain : -
3. Sistem kardiovaskuler Masalah Keperawatan:
a. TD: 140/90mmHg
b. N : 102x/mnt
c. HR : 98 x/mnt
d. Keluhan nyeri dada: ya tidak
P : Tidak ada
Q: Tidak ada
R: Tidak ada
S: Tidak ada
T: Tidak ada
e.Irama jantung: rofes ireguler
f.Suara jantung: normal (S1/S2 tunggal) murmur
gallop lain-lain:
g.Ictus cordis : tampak
h.CRT : 2 detik
i.Konjungtiva ananemis anemis
j.Akral: hangat kering merah pucat
Panas dingin
k.Sirkulasi perifer : normal menurun
l. JVP : Tidak ditemukan pembesaran JVP
m.CVP: -
n.CRT : -
o.ECG &Interprestasinya: -
p.Lain-lain: -
4. Sistem persyarafan
a.S :37 oC
b.GCS: 456 Masalah keperawatan:
c.Refleks fisiologis patella triceps biceps
d.Refleks patologis babinsky brudzinsky kernig
e.Keluhan pusing ya tidak
P : Tidak ada
Q: Tidak ada
R: Tidak ada
S: Tidak ada
T: Tidak ada
Pemeriksaan saraf kranial:
N1 : normal tidak Ket: Ps. Bisa membedakan bau
N2 : normal tidak Ket: Ps. dpt melihat & membaca
N3 : normal tidak Ket: Ps. dpt mengerakkan bola mata
N4 : normal tidak Ket: pupil Ps. dpt memgecil saat dirangsang
N5 : normal tidak Ket: Klien mampu mengunyah dengan baik,
kondisi rahang baik
N6 : normal tidak Ket : : pasien mampu menggerakan mata
kearah lateral
N7 : normal tidak Ket: pergerakan dahi simetris
N8 : normal tidak Ket: pendengaran pasien baik
N9 : normal tidak Ket: Klien tidak mengalami kesulitan menelan
N10 : normal tidak Ket: Klien mampu menelan dengan baik dan
dapat menelan dengan baik
N11 : normal tidak Ket: Klien mampu menolehkan leher tanpa
menggerakkan bahu
N12 : normal tidak Ket: posisi lidah klien simetris
5. Sistem perkemihan
Masalah Keperawatan:
a.Kebersihan genetalia: Bersih Kotor
b.Sekret: Ada Tidak
c. Ulkus: Ada Tidak
d.Kebersihan meatus uretra: Bersih Kotor
e.Keluhan kencing: Ada Tidak
Bila ada, jelaskan: -
f.Kemampuan berkemih:
Spontan Alat bantu, sebutkan : Tidak ada.
Jenis :-
Ukuran :-
Hari ke :-
g.Produksi urine: 20.ml/jam
Warna : kuning tua
Bau : tajam
h.Kandung kemih Membesar ya tidak
i.Nyeri tekan ya tidak
j.Intake cairan oral : 1500 cc/hari parenteral : 1500 cc/hari
k.Balance cairan : -
l.Lain-lain
6. Sistem pencernaan
Masalah keperawatan:
a.TB : 155 cm BB :50 kg
b.IMT : 21 Interpretasi :-
c.LILA : 23 cm
d.Sclera : anikterus 4rofess
e.Mulut : bersih kotor berbau
f.Membran mukosa: lembab kering stomatitis
g.Tenggorokan:
Sakit menelan kesulitan menelan
pembesaran tonsil nyeri tekan
h.Abdomen: tegang kembung ascites
i.Nyeri tekan: ya tidak
j.Luka operasi: ya tidak
Tanggal operasi : -
Jenis operasi :-
Lokasi :-
Keadaan :-
Drain : ada tidak
- Jumlah :-
- Warna : -
- Kondisi area sekitar insersi : -
k.Peristaltik : 4x/menit
i.BAB : Sebelum sakit 2 x/hari Terakhir tanggal : 24/10/2023
m.Konsistensi : keras lunak cair rofes/ darah
n.Diet : padat lunak cair
o.Diet khusus : -
p.Nafsu makan: baik menurun Frekuensi : 3x/hari
q.Porsi makan: habis tidak
Keterangan : porsi makan tampak dihabiskan
r.Lain-lain:
7. Sistem penglihatan
a. Pengkajian segmen anterior dan posterior :
OD OS
Masalah keperawatan:
Visus
6/6 6/6
Edema(-) Edema(-)
Palpebra
sparme (-) sparme (-)
hematom (-) hematom (-)
Conjungtiva
Sclureb Sclureb
Kornea
Jernih Jernih
Lensa
Tidak keruh Tidak keruh
Q: tidak ada
R: tidak ada
S: tidak ada
T: tidak ada
Membra
n
( reflex cahaya ( reflex cahaya
Tympan
positif) positif)
i
( bunyi ( bunyi
garputalaterdengar Rinne garputalaterdenga
seimbang dikedua r seimbang
telinga) dikedua telinga)
(pemeriksa dan (pemeriksa dan
penderita sama – penderita sama –
Weber
sama tidak sama tidak
mendengar mendengar
dengungan) dengungan
b.Tes Audiometri: -
c.Keluha nnyeri: ya tidak
P: tidak ada
Q: tidak ada
R: tidak ada
S: tidak ada
T: tidak ada
Jenis operasi :-
Lokasi :-
Keadaan :-
9. Sistem rofessionalal
Masalah keperawatan:
a.Pergerakan sendi : ya terbatas
b.Kekuatan otot :
5 5
5 5
5 5
5 5
5 5
5 5
c.Kelainan ekstremitas : ya tidak
d.Kelainan tulang belakang : ya tidak
Ket : -
e.Fraktur: ya tidak
Jenis : -
f.Traksi: ya tidak
- Jenis :-
- Beban :-
- Lama pemasangan : -
g.Penggunaan spalk/ gips : ya tidak
h.Keluhan nyeri : ya tidak
P: tidak ada
Q: tidak ada
R: tidak ada
S: tidak ada
T: tidak ada
i.Sirkulasi perifer : -
j.Kompartemen syndrome: ya tidak
k.Kulit : ikterik sianosis kemerahan hiperpigmentasi
l.Turgor : baik kurang jelek
m.Luka operasi : ada tidak
Tanggal operasi :-
Jenis operasi :-
Lokasi :-
Keadaan :-
Drain : ada tidak
-Jumlah :-
-Warna :-
-Kondisi area sekitar insersi: -
n.ROM : Aktif
o.Lain-lain : -
TERBATA 4
PERSEPSI S SANGAT KETERBATAS TIDAK ADA
SENSORI SEPENUH TERBATAS AN RINGAN GANGGUAN
NYA
TERUS 4
KELEMB SANGAT KADANG2 JARANG
MENERUS
ABAN LEMBAB BASAH BASAH
BASAH
LEBIH 1
AKTIVIT KADANG2
BEDFAST CHAIRFAST SERING
AS JALAN
JALAN
IMMOBIL 2
TIDAK ADA
MOBILIS E SANGAT KETERBATAS
KETERBATA
ASI SEPENUH TERBATAS AN RINGAN
SAN
NYA
KEMUNGKI 3
SANGAT SANGAT
NUTRISI NAN TIDAK ADEKUAT
BURUK BAIK
ADEKUAT
GESEKA 3
N& POTENSIAL TIDAK
BERMASA
BERMASAL MENIMBULK
PERGES LAH
AH AN MASALAH
ERAN
NOTE: Pasien dengan nilai total < 16 maka dapat dikatakan TOTAL 17
bahwa pasien berisiko mengalami rofessio (pressure NILAI
ulcers)
b.Warna : -
c.Pitting edema : +/- Masalah keperawatan:
d.Ekskoriasis : ya tidak
e.Psoriasis : ya tidak
f.Pruritus : ya tidak
g.Urtikaria : ya tidak
h.Lain-lain : -
11.Sistem endokrin
a.Pembesaran tyroid : ya tidak Masalah keperawatan:
b.Pembesaran kelenjar getah bening : ya tidak
c.Hipoglikemia : ya tidak
d.Hiperglikemia : ya tidak
e.Kondisi kaki DM :
- Luka : ya tidak
- Lama luka :-
- Warna :-
- Luas luka :-
- Kedalaman :-
- Kulit kaki :-
- Kuku kaki :-
- Telapak kaki :-
- Jari kaki :-
- Infeksi : ya tidak
- Riwayat luka sebelumnya : ya tidak
Jika ya :
-Tahun :-
- Jenis luka :-
- Lokasi :-
- Riwayat amputasi sebelumnya : ya tidak
Jika ya :
-Tahun :-
- Lokasi :- Masalah keperawatan:
f.Lain-lain
PENGKAJIAN PSIKOSOSIAL Ansietas
PENGKAJIAN SPRITUAL
Masalah keperawatan:
a.Kebiasaan beribadah
- Sebelum sakit sering kadang-kadang tidakpernah
- Selama sakit sering kadang-kadang tidak pernah
b.Bantuan yang diperlukan klien untuk memenuhi kebutuhan beribadah : Tidak
ada
Jam : 13.00
EKG : Normal
TERAPI
Omeprazole 1 x 40mg
Vitamin K 1 x 1 ampul
PENGUMPULAN DATA
ANALISA DATA
histamineskretasnin,
DO :
praglandi
- TD : 140/90 mmHg
Nyeri akut
2 DS : Diskotinuitas Konstipasi
- pasien mengatakan sudah 1 jaringan
minggu SMRS belum BAB
DO : Takut BAB
- bising usus 4×/menit
- tampak adanya benjolan pada
anus Feses mengeras
Konstipasi
3. DS : Psikologis Ansietas
- N : 102×/menit
1. Nyeri akut
2. Konstipasi
3. Ansietas
PERENCANAAN KEPERAWATAN
DIAGNOSA PERENCANAAN
KEPERAWAT TUJUAN INTERVENSI RASIONAL
AN
Kolaborasi
- Dulcolax sangat
berpengaruh
dalam mengatasi
konstipasi
IMPLEMENTASI KEPERAWATAN
1. 31/10/23 08.00 1.
Mengidentifikasi lokasi,
karakteristik, durasi,
WITA frekuensi, kualitas, intenitas
nyeri.
Hasil : Lokasi nyeri
dibagian anus, durasi nyeri
5-10 menit dengan skala 6
(sedang).
2. Mengidentifikasi skala
nyeri.
08.11
Hasil : Skala nyeri 6
wita
(sedang)
3. Memberikan teknik non
farmakologis untuk
08.14 mengurangi rasa nyeri .
wita 4. Hasil : pasien diberikan
teknik relaksasi napas
dalam.
Pasien mengatakan nyeri
yang dirasakan berkurang
setelah melakukan teknik
relaksasi napas dalam.
08.20 5. Menjelaskan penyebab,
wita periode, dan pemicu nyeri.
4. Menjelaskan etiologi
masalah dan alasan
tindakan.
09.50 Hasil : Penyebab konstipasi
wita terjadi karena adanya
benjolan pada anus sehingga
mengabaikan dorongan
untuk defekasi serta
kurangnya konsumsi serat
dan cairan dan alasan
dilakukannya tindakan ini
untuk mengurangi
konstipasi.
5. Mengajarkan cara mengatasi
konstipasi / impaksi.
Hasil : mengajarkan cara
10.00 mengtasi konstipasi dengan
wita Mengonsumsi lebih banyak
cairan dan makanan berserat
-Pasien mengatakan sudah
paham tentang penyakitnya.
6. Berkolaborasi penggunaan
obat pencahar.
Hasil : Memberikan obat
dulcolax 1-2 tablet sehari.
10.20
wita
3 31/10/23 11.00 1. Memonitor tanda-tanda
wita ansietas.
Hasil : Tampak gelisah, N :
70 x/ mnt, TD : 120/80
mmhg.
2. Menemani pasien untuk
11.05 mengurangi kecemasan.
wita Hasil : Temani dan ajak
pasien bercerita agar tidak
terlalu cemas terhadap
penyakitnya.
11.25 3. Menganjurkan keluarga
wita untuk tetap bersama pasien.
Hasil : Keluarga tetap
bersama pasien agar pasien
tidak merasa sendiri untuk
mengatasi penyakitnya.
11.30 4. Berkolaborasi pemberian
wita obat antiansietas.
Hasil : Memberikan obat
antivan 1-4 mg perhari.
CATATAN PERKEMBANGAN/EVALUASI
O:
TD : 120/80
mmHg
N : 70×/menit
- Pasien tampak
rileks
- Skala nyeri 5
(sedang)
A : Nyeri Akut
P: Intervensi
dilanjutkan
1.Mengidentifikasi
skala nyeri.
2.Berkolaborasi
pemberian
analgetik
A : konstipasi
P : Intervensi
dilanjutkan
1. Menganjurkan
diet tinggi
serat
2. Melakukan
masase
abdomen
3. Mengajarkan
cara mengatasi
konstipasi
4. Berkolaborasi
penggunaan
obat pencahar
Selasa 13.20 Ansietas S : Pasien
31/10/2023 mengatakan
masih cemas
O : Tampak
gelisah, N : 70 x/
mnt, TD : 120/80
mmhg.
A : ansietas
P : Intervensi
dilanjutkan
2. Temani pasien
untuk mengurangi
kecemasan, jika
memungkinkan
3. Anjurkan
keluarga untuk
tetap bersama
pasien, jika perlu
4.Kolaborasi
pemberian obat
antiansietas, jika
perlu
Luwuk, 31/08/2023