Anda di halaman 1dari 9

KEMENTERIAN PENDIDIKAN KEBUDAYAAN

RISET DAN TEKNOLOGI


UNIVERSITAS BENGKULU
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
PROGRAM STUDI D3 KEBIDANAN
Jalan Indragiri No.04 Padang Harapan Kota Bengkulu 38224
Telepon: (0736)-20655-349489.Fax 0736-2111 e-mail: ebidanan.fmipa@unib.ac.id

STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR


60 LANGKAH ASUHAN PERSALINAN NORMAL

60 Langkah Asuhan Persalinan Normal


No Dokumen : No Revisi : Halaman :
.................................... ................................... 1/4

Standar Asuhan Disusun Ditetapkan


Kebidanan Oleh: Ka Prodi Kebidanan
Operasional
Persalinan
Prosedur
Tanggal terbit :
20 September
2021 Yetti Purnama, S.ST., M.Keb Yetti Purnama, S.ST., M.Keb

Pengertian Persalinan normal yaitu proses pengeluaran buah kehamilan cukup


bulan yang mencakup pengeluaran bayi, plasenta dan selaput ketuban,
dengan presentasi kepala (posisi belakang kepala), dari rahim ibu
melalui jalan lahir (baik jalan lahir lunak maupun kasar), dengan
tenaga ibu sendiri (tidak ada intevensi dari luar). Asuhan persalinan
normal terfokus pada persalinan yang bersih dan aman serta
mencegah terjadinya komplikasi dan bertujuan untuk menjaga
kelangsungan hidup dan memberikan derajat kesehatan yang tinggi
bagi ibu dan bayinya, melalui upaya yang terintegritas dan lengkap
tetapi dengan intervensi yang seminimal mungkin agar prinsip
keamanan dan kualitas pelayanan dapat terjaga pada tingkat yang
diinginkan (optimal).
Indikasi - Inpartu kala II
- Presentasi kepala
Kontraindikasi - Presentasi bukan kepala
- Ada kelainan obstetri
- Tidak bisa lahir pervaginam
Petugas 1. Mahasiswa yang telah menyelesaikan teori mata kuliah ASKEB
Persalinan, khususnya 60 Langkah Asuhan Persalinan Normal
2. Petugas kesehatan yang memahami teori Asuhan Persalinan Normal
Persiapan ruangan Gunakan ruangan yang tertutup dengan pencahayaan dan sirkulasi udara yang
cukup dan nyaman
Persiapan alat Alat disusun secara ergonomis dan didekatkan ke ibu
Alat-alat
1. Partus Set, berisi :
handscoon : 4 pasang
setengah kocher :1
klem pean, klem cirugis :1
gunting epis :1
gunting tali pusat :1
kateter :1
benang pengikat tali pusat/ umblikal klem : 1
kasa : 5 lembar
2. kom kecil berisi :
betadin :1
kapas sublimat :1
kapas alkohol :1
kapas kering :1
3. Alat pemeriksaan fisik :
monoral :1
slem untuk mengisap lendir :1
meteran :1
Timbangan bayi :1
Bahan
1. Phantom perut ibu : 1 buah
2. Phantom bayi : 1 buah
3. Plasenta : 1 buah
4. Disposible 2,5cc dan 5cc : 1/1
5. Obat-obatan :
uterotonika ( oksitosin/metergin ) : 1 ampul
lidokain 1% : 2 ampul
Vit K neo : 1 ampul
Hepatitis B :1
6. Infus Set/Transfusi set :1
7. Abocath no 18 :1
8. Cairan infus (dex 5% atau RL) :1
9. Spuit 3 cc : 1
10. Spuit 1 cc : 1

Perlengkapan
1. Perlengkapan penolong :
kaca mata google :1
masker :1
celemek :1
sepatu both : 1 pasang
2. Perlengkapan ibu :
waslap : 2 buah
baju kancing depan : 1 lembar
kain panjang : 1 lembar
kain sarung untuk duk : 1 lembar
Pembalut maternity : 3 buah
3. Perlengkapan bayi:
kain pembungkus bayi : 2 lembar
handuk besar : 1 lembar
topi bayi : 1 buah
4. Bengkok :2
5. Tempat plasenta :1
6. Ember yang diberi plastik warna beda, untuk :
sampah kering : 1 buah
pakaian kotor : 1 buah
sampah basah yang diberi larutan klorin 0,5% : 1 buah
7. Safety untuk sampah benda tajam : 1 buah
8. Sarung tangan rumah tangga : 1 buah
9. Waskom berisi :
larutan klorin 0,1% untuk DTT :1
larutan klorin 0,5% untuk dekontaminasi :1

Persiapan ruangan Gunakan ruangan yang tertutup dengan pencahayaan dan sirkulasi udara yang
cukup dan nyaman
Persiapan 1. Lepaskan cincin/gelang , kuku penolong harus pendek
petugas 2. Mencuci tangan di air yang mengalir (tekhnik 7 langkah)
3. Bekerja secara hati – hati dan teliti
Persiapan pasien Persilahkan ibu untuk kencing dahulu

Prosedur MELIHAT TANDA DAN GEJALA KALA DUA

pelaksanaan 1. Mendengar dan melihat tanda dan gejala persalinan kala dua.
MENYIAPKAN PERTOLONGAN PERSALINAN
2. Memastikan perlengkapan, bahan dan obat-obatan esensial siap
digunakan. Mematahkan ampul oksitosin 10 unit dan menempatkan
tabung suntik steril sekali pakai di dalam partus set.
3. Mengenakan celemek plastik yang bersih dan APD lainnya
4. Melepaskan semua perhiasan., mencuci kedua tangan dengan sabun
dan air bersih yang mengalir dan mengeringkan tangan dengan
handuk satu kali pakai/pribadi yang bersih.
5. Memakai satu sarung tangan DTT pada tangan kanan
6. Memasukan oksitosin 10 unit ke dalam tabung suntik (dengan
memakai sarung tangan disinfeksi tingkat tinggi atau steril) dan
meletakkan kembali di partus set/wadah disinfeksi tingkat tinggi atau
steril tanpa mengkontaminasi tabung suntik), pinggirkan ½ koher dan
tutup bak instrumen. Dekatkan bengkok dan kapas sublimat.
memakai sarung tangan pada tangan kiri

MEMASTIKAN PEMBUKAAN LENGKAP DAN JANIN BAIK


7. Membersihkan vulva dan perineum
8. Melakukan pemeriksaan dalam untuk memastikan pembukaan serviks
sudah lengkap dn selaput ketuban sudah pecah.

9. Mencelupkan tangan yang masih memakai sarung tangan kotor ke


dalam larutan klorin 0,5% dan kemudian melepaskannya dalam
keadaan terbalik serta merendamnya di dalam larutan klorin 0,5%
Mencuci kedua tangan.
10. Memeriksa Denyut Jantung Janin (DJJ) saat tidak ada kontraksi
untuk memastikan bahwa DJJ dalam batas normal. ( 100 – 160 kali/
menit ).
MENYIAPKAN IBU & KELUARGA UNTUK MEMBANTU PROSES
PIMPINAN MENERAN.
11. Memberitahu ibu pembukaan sudah lengkap dan keadaan janin baik.
Meminta ibu untuk meneran saat ada his dan ibu merasa ingin
meneran.
12. Meminta bantuan keluarga untuk menyiapkan posisi ibu utuk
meneran. (Pada saat ada his, bantu ibu dalam posisi setengah
duduk/posisi lain yang di inginkan dan pastikan ia merasa nyaman).
13. Melakukan bimbingan meneran saat Ibu mempunyai dorongan
yang kuat untuk meneran
14. Jika ibu tidak mempunyai keinginan untuk meneran
Menganjurkan ibu untuk berjalan, berjongkok atau mengambil posisi
yang nyaman. Jika ibu belum ingin meneran dalam 60 menit,
PERSIAPAN PERTOLONGAN KELAHIRAN BAYI.
15. Jika kepala bayi telah membuka vulva dengan diameter 5-6 cm,
meletakkan handuk bersih di atas perut ibu untuk mengeringkan bayi.
16. Meletakkan kain yang bersih dilipat 1/3 bagian (underpad) di bawah
bokong ibu
17. Membuka partus set dan memperhatikan kelengkapan alat.
18. Memakai sarung tangan DTT atau steril pada kedua tangan.
MENOLONG KELAHIRAN BAYI
Lahirnya kelapa
19. Saat kepala bayi membuka vulva dengan diameter 5-6 cm, lindungi
perineum dengan satu tangan yang dilapisi kain tadi, letakkan tangan
yang lain menahan kepala untuk mempertahankan posisi kepala tetap
defleksi pada saat melewati introitus dan perineum. Menganjurkan ibu
untuk meneran secara efektif.
20. Setelah kepala keluar, Memeriksa lilitan tali pusat pada leher
21. Menunggu hingga kepala bayi melakukan putaran paksi luar secara
spontan.
Lahir bahu
22. Setelah kepala melakukan putaran paksi luar, pegang secara biparental
dan Menganjurkan ibu untuk meneran saat kontraksi berikutnya.
Dengan lembut gerakan kepala ke arah bawah dan distal hingga bahu
depan muncul di bawah arkus pubis dan kemudian dengan lembut
gerakan ke arah atas dan ke arah distal untuk melahirkan bahu
belakang.
Lahirnya badan dan tungkai
23. Setelah kedua bahu dilahirkan. Geser tangan bawah ke arah perineum
ibu untuk menyanggah kepala, lengan dan siku sebelah bawah.
Gunakan tangan atas untuk untuk menelusuri dan memegang tangan
dan siku sebelah atas
24. Setelah tubuh dan lengan lahir, tangan kiri menyusuri punggung ke
arah bokong, tungkai bawah janin dan kaki untuk memegang kedua
mata kaki (selipkan jari telunjuk di antara kedua kaki dengan
melingkarkan ibu jari pada satu sisi dan jari-jari lainnya pada sisi yang
lain agar bertemu dengan jari telunjuk).
ASUHAN BAYI BARU LAHIR
25. Melakukan penilaian selintas, apakah bayi menangis kuat dan atau
bernapas tanpa kesulitan dan apakah bayi bergerak aktif ?, kemudian
meletakkan bayi di atas perut ibu dengan posisi kepala bayi sedikit
lebih rendah dari tubuhnya (bila tali pusat terlalu pendek, meletakkan
bayi di tempat yang memungkinkan).
26. Mengeringkan bayi mulai dari muka, kepala dan bagian tubuh lainnya
kecuali tangan tanpa membersihkan verniks, ganti handuk basah
dengan kain/handuk kering, membiarkan bayi diatas perut ibu.
27. Memeriksa kembali uterus untuk memastikan tidak ada bayi kedua
dalam uterus
28. Memberitahu ibu bahwa akan di suntik oksitocin agar uterus
berkontraksi
29. Dalam waktu 1 menit setelah lahir suntikan oksitocin 10 unit IM di
1/3 paha atas bagian distal lateral (ke arah ibu) (lakukan aspirasi
sebelum menyuntikan).
30. Setelah 2 menit setelah bayi lahir, Menjepit tali pusat menggunakan
klem kira-kira 5 cm dari pusat bayi. Melakukan urutan pada tali pusat
mulai dari klem ke arah ibu dan memasang klem kedua 3 cm dari klem
pertama (ke arah ibu).
31. Memegang tali pusat dengan satu tangan, melindungi perut bayi dari
gunting dan memotong tali pusat di antara kedua klem tersebut.
32. Mengganti kain yang basah dan menyelimuti bayi dengan kain yang
bersih dan kering, menutupi bagian kepala, membiarkan tali pusat
terbuka. Meletakan bayi tengkurap di dada ibu untuk kontak kulit ibu
dan bayi paling sedikit 1 jam.
MANAJEMEN AKTIF KALA III
33. Memindahkan klem pada tali pusat hingga berjarak 5-10 cm dari
vulva
34. Meletakkan satu tangan diatas kain pada perut ibu, di tepi atas simfisis
untuk mendeteksi . tangan lain menegangkan tali pusat.
35. Menunggu uterus berkontraksi dan kemudian melakukan penegangan
ke arah bawah pada tali pusat dengan lembut. Lakukan tekanan yang
berlawanan arah pada bagian bawah uterus dengan cara menekan
uterus ke arah atas dan belakang (dorso kranial) dengan hati-hati
untuk membantu mencegah terjadinya inversio uteri. Jika plasenta
tidak lahir setelah 30 – 40 detik, menghentikan penegangan tali pusat
dan menunggu hingga kontraksi berikut mulai.
Mengeluarkan plasenta.
36. Setelah plasenta terlepas, meminta ibu untuk meneran sambil menarik
tali pusat ke arah bawah dan kemudian ke arah atas, mengikuti kurve
jalan lahir sambil meneruskan tekanan berlawanan arah pada uterus.
37. Setelah plasenta terlihat di introitus vagina, melanjutkan kelahiran
plasenta dengan menggunakan kedua tangan. Memegang plasenta
dengan dua tangan dan dengan hati-hati lakukan putaran searah
untuk membantu pengeluaran placenta dan mencegah robeknya
selaput ketuban.

Rangsang Taktil (Masase Uterus)


38. Segera setelah plasenta dan selaput ketuban lahir, melakukan masase
uterus, meletakkan telapak tangan di fundus dan melakukan masase
dengan gerakan melingkar dengan lembut hingga uterus berkontraksi
(fundus menjadi keras).
MENILAI PERDARAHAN
39. Memeriksa kedua sisi plasenta baik yang menempel ke ibu maupun
janin dan selaput ketuban untuk memastikan bahwa selaput ketuban
lengkap dan utuh. Meletakkan plasenta di dalam kantung plastik atau
tempat khusus.
40. Mengevaluasi adanya laserasi pada vagina dan perineum dan segera
menjahit laserasi yang mengalami perdarahan aktif.

ASUHAN PASCA PERSALINAN


41. Menilai ulang uterus dan memastikannya berkontraksi dengan baik.
Mengevaluasi perdarahan pervaginam.
42. Mencelupkan tangan yang masih memakai sarung tangan kedalam
larutan klorin 0,5%, lepaskan secara terbalik, cuci tangan dan
keringkan. Pakai sarung tangan.
EVALUASI
43. Memastikan kandung kemih kosong
44. Mengajarkan ibu/keluarga cara melakukan masase uterus dan menilai
kontraksi
45. Evaluasi dan estimasi jumlah kehilangan darah
46. Memeriksa nadi ibu dan memastikan keadaan umum ibu baik
47. Memeriksa kembali bayi untuk memastikan bahwa bayi bernafas
dengan baik, lepas sarung tangan, cuci tangan, keringkan dan pakai
sarung tangan rumah tangga.
Kebersihan dan keamanan
48. Menempatkan semua peralatan di dalam larutan klorin 0,5% untuk
dekontaminasi (10 menit). Mencuci dan membilas peralatan setelah
dekontaminasi.
49. Membuang bahan-bahan yang terkontaminasi ke dalam tempat
sampah yang sesuai.
50. Membersihkan ibu dengan menggunakan air disinfeksi tingkat tinggi.
Membersihkan cairan ketuban, lendir dan darah. Membantu ibu
memakai pakaian yang bersih dan kering.
51. Memastikan ibu merasa nyaman. Membantu ibu memberikan ASI.
Menganjurkan keluarga untuk memberikan ibu minuman dan
makanan yang diinginkan.
52. Mendekontaminasi daerah yang digunakan untuk melahirkan dengan
larutan klorin 0,5% dan membilas dengan air bersih.
53. Mencelupkan sarung tangan kotor ke dalam larutan klorin 0,5%,
membalikkan bagian dalam ke luar dan merendamnya dalam larutan
klorin 0,5% selama 10 menit.
54. Mencuci kedua tangan dengan sabun dan air mengalir, keringkan
55. Memakai sarung tangan bersih/DTT untuk melakukan pemeriksaan
bayi
56. Dalam satu jam pertama, memberikan salep/tetes mata profilaksis
infeksi, Vitamin K1 1mg secara IM di paha kiri bawah lateral,
melakukan pemeriksaan fisik dan tanda-tanda vital bayi baru lahir
57. Setelah satu jam pemberian Vitamin K1, berikan suntikan imunisasi
hepatitis B di paha kanan bawah lateral, letakan bayi dalam jangkauan
ibu.
58. Melepaskan sarung tangan dalam keadaan terbalik dan rendam dalam
larutan klorin 0,5% selama 10 menit.
59. Mencuci kedua tangan dengan sabun dan air mengalir kemudian
keringkan. lepaskan APD
Dokumentasi
60. Melengkapi partograf (halaman depan dan belakang)
Sumber Asrinah, dkk. 2015. Asuhan Kebidanan Masa Kehamilan. Yogyakarta : Graha
Ilmu.
Jannah, Nurul. 2012. Buku Ajar Asuhan Kebidanan – Kehamilan.
Yogyakarta : Andi Offset.
Kusmiati, Yuni. 2015. Penuntun Asuhan Kehamilan . Yogyakarta : Fitramaya.
Pantrikawanti, Ika dan Saryono. 2016. Asuhan Kebidanan I ( kehamilan).
Yogyakarta : Nuha Medika.
Rukiyah, Ai Yeyeh, dkk. 2014. Asuhan Kebidanan I ( Kehamilan) . Jakarta
timur : Trans Info Media.
Walyani, Elisabeth Siwi . 2015. Asuhan Kebidanan Pada Kehamilan.
Yogyakarta : Pustaka Baru Press.
JNPK-R. 2018. Asuhan Persalinan Normal. Kemenkes RI: Jakarta
IBI. 2018. Midwifery Update. PP IBI pusat: Jakarta

Anda mungkin juga menyukai