Anda di halaman 1dari 21

UNIT KEGIATAN BELAJAR MANDIRI

(UKB BIN – 3.8 / 4.8/ 3 / 8 – 8 )

UNIT KEGIATAN BELAJAR MANDIRI

CERPEN I
(Bercerita dalam Tulisan)

BAHASA INDONESIA
Semester 3 Wajib
Sekolah Menengah Atas

PEMERINTAH PROVINSI JAWA TIMUR


UPT CABANG DINAS PENDIDIKAN KABUPATEN SIDOARJO

Kompetensi Dasar
Unit Kegiatan Belajar – [Bhs Indonesia][ Teks Cerpen]

3.8 Mengidentifikasi nilai-nilai kehidupann yang terkandung


dalam
kumpulan cerita pendek yang dibaca
4.8 Mendemonstrasikan salah satu nilai kehidupan yang dipelajari dalam
cerita pendek

MateriPokok : Teks Cerpen

AlokasiWaktu : 4 Jam Pelajaran 2 Pertemuan

TujuanPembelajaran

Melalui diskusi, tanya jawab, penugasan, persentasi, dan analisis Anda


dapat mengidentifikasi nilai-nilai kehidupan dalam cerita pendek;
mendemonstrasikan salah satu nilai kehidupan yang dipelajari dalam cerita
pendek; menganalisis unsur-unsur pembangun cerita pendek; dan
mengonstruksi sebuah cerita pendek dengan memperhatikan unsur-unsur
pembangun sehingga Anda dapat menghayati dan mengamalkan ajaran
agama yang dianutnya melalui belajar teks cerpen, mengembangakan
sikap jujur, peduli, dan bertanggungjawab, serta dapat mengembangkan
kemampuan berpikir kritis, komunikasi, kolaborasi, kreativitas (4C).

MateriPembelajaran

o Faktual : Teks Cerpen


o Konseptual : Meneladani Kehidupan dari Cerita Pendek

Pengertian Cerpen
Cerpen atau dapat disebut juga dengan cerita pendek merupakan suatu
bentuk prosa naratif fiktif. Cerpen cenderung singkat, padat, dan langsung
pada tujuannya dibandingkan karya-karya fiksi lain yang lebih panjang,
seperti novella dan novel.

Cerpen merupakan salah satu jenis karya sastra yang memaparkan kisah
atau cerita mengenai manusia beserta seluk beluknya lewat tulisan
pendek dan singkat. Atau pengertian cerpen yang lainnya yaitu sebuah
karangan fiktif yang berisi mengenai kehidupan seseorang ataupun
kehidupan yang diceritakan secara ringkas dan singkat yang berfokus
pada suatu tokoh saja.

Cerita pendek biasanya mempunyai kata yang kurang dari 10.000 kata
atau kurang dari 10 halaman saja. Selain itu, cerpen atau cerita pendek
hanya memberikan sebuah kesan tunggal yang demikian serta
memusatkan diri pada salah satu tokoh dan hanya satu situasi saja.

© BIN – 3.8/ 4.8/ 3/ 8 – 8


Unit Kegiatan Belajar – [Bhs Indonesia][ Teks Cerpen]

Pengertian menurut beberapa ahli


1. Sumardjo dan Saini Cerpen adalah cerita fiktif atau tidak benar-benar
terjadi, tetapi bisa saja terjadi kapanpun serta dimanapun yang mana
ceritanya relatif pendek dan singkat.
2. Menurut KBBI Cerpen berasal dari dua kata yaitu cerita yang
mengandung arti tuturan mengenai bagaimana sesuatu hal terjadi dan
relatif pendek berarti kisah yang diceritakan pendek atau tidak lebih
dari 10.000 kata yang memberikan sebuah kesan dominan serta
memusatkan hanya pada satu tokoh saja dalam cerita pendek tersebut.
3. Nugroho Notosusanto dalam Tarigan Cerpen atau cerita pendek
yaitu sebuah cerita yang panjang ceritanya berkisar 5000 kata atau
perkiraan hanya 17 hlm kuarto spasi rangkap serta terpusat pada
dirinya sendiri.
4. Hendy Cerpen ialah suatu karangan yang berkisah pendek yang
mengandung kisahan tungal.
5. Aoh. K.H Cerpen merupakan salah satu karangan fiksi yang biasa
disebut juga dengan kisahan prosa pendek.
6. J.S. Badudu Cerpen merupakan cerita yang hanya menjurus serta
terfokus pada satu peristiwa saja.
7. H. B. Jassin, cerpen ialah sebuah cerita yang singkat yang harus
memiliki bagian terpenting yakni perkenalan, pertikaian, serta
penyelesaian.

Read more: http://gopengertian.blogspot.com/2015/09/pengertian-


cerpen-ciri-ciri-struktur-unsur-intrinsik-unsur-
ekstrinsik.html#ixzz56WR7bLpw

Prosedural : Mengidentifikas Nilai-Nilai Kehidupan di Dalam Cerpen

Nilai adalah sesuatu sifat atau hal yang penting atau berguna bagi kemanusiaan.
Nilai dapat berupa konsep, prinsip, cara berpikir, perilaku dan sikap seseorang.
Nilai yang terdapat di dalam cerita rakyat adalah antara lain nilai moral, nilai
kepercayaan, nilai budaya dan nilai sosial.

1. Nilai moral
Nilai moral adalah nilai yang berhubungan erat dengan pola etika atau perilaku.
2. Nilai kepercayaan
Nilai kepercayaan adalah nilai yang mengungkapkan keyakinan pada hal-hal
yang bersifat gaib.
3. Nilai budaya
Nilai budaya adalah nilai yang mengikat manusia dengan segala tata cara, adat
istiadat dan tradisi.
4. Nilai sosial

© BIN – 3.8/ 4.8/ 3/ 8 – 8


Unit Kegiatan Belajar – [Bhs Indonesia][ Teks Cerpen]

Nilai sosial adalah nilai yang mengatur pola hubungan antar individu dalam
masyarakat.

Sehingga didalam setiap karya sastra yang ada, dan juga termasuk cerpen
mengandung banyak nilai-nilai kehidupan. Oleh karena itu, pembaca dapat
mengetahui dan menjadikan pembelajaran akan nilai-nilai kehidupan yang
terkandung dan yang disampaikan didalam teks cerita maupun teks cerpen.

Ciri-Ciri Cerpen
1. Jalan ceritanya lebih pendek dari novel
2. Sebuah cerpen memiliki umlah kata yang tidak lebih dari 10.000 (10 ribu)
kata
3. Biasanya isi cerita cerpen berasal dari kehidupan sehari-hari
4. Tidak menggambarkan semua kisah para tokohnya, hal ini karena dalam
cerpen yang digambarkan hanyalah inti sarinya saja.
5. Tokoh dalam cerpen digambarkan mengalami masalah atau suatu konflik
hingga pada tahap penyelesainnya.
6. Pemakaian kata yang sederhana serta ekonomis dan mudah dikenal pembaca.
7. Kesan yang ditinggalkan dari cerpen tersebut sangat mendalam sehingga
pembaca dapat ikut merasakan kisah dari cerita tersebut.
8. Biasanya hanya 1 kejadian saja yang diceritakan.
9. Memiliki alur cerita tunggal dan lurus.
10. Penokohan pada cerpen sangatlah sederhana, tidak mendalam serta
singkat

Read more: http://gopengertian.blogspot.com/2015/09/pengertian-cerpen-ciri-


ciri-struktur-unsur-intrinsik-unsur-ekstrinsik.html#ixzz56WVpDBqc

Teks cerpen memiliki ciri kebahasaan sebagai berikut:


1. Banyak menggunakan kalimat bermakna lampau,yang ditandai oleh fungsi-
fungsi keterangan yang bermakna kelampauan,seperti ketika itu,beberapa
tahun yang lalu,telah terjadi.
2. Banyak menggunakan kata yang menyatakan urutan waktu (konjungsi
kronologis).Contohnya sejak saat itu,setelah itu,mula-mula,kemudian.
3. Banyak menggunakan kata kerja yang menggambarkan suatu peristiwa yang
terjadi.Contohnyamenyuruh,menawari,membersihkan,menghindar,melompat.
4. Banyak menggunakan kata kerja yang menunjukkan kalimat tak langsung
sebagai cara mencertiakan tuturan seseorang tokoh oleh
pengarang.Contohnya mengatakan bahwa,menceritakan
tentang,mengungkapkan,menanyakan,menuturkan,menyatakan.
5. Banyak menggunakan kata kerja yang menyatakan sesuatu yang dipikirkan
atau dirasakan oleh
tokoh.Contohnyamerasakan,menginginkan,mengarapkan,mendambakan,meng
alami.
6. Menggunakan banyak dialog.Hal ini ditunjukkan oleh tanda petik ganda ("...")
dan kata kerja yang menunjukkan tuturan langsung

Contoh :
Bayu berkata,"Aku ini paling ganteng didesa ku!"
"Tidak.Sekali saya bilang,tidak!" teriak Doni.

© BIN – 3.8/ 4.8/ 3/ 8 – 8


Unit Kegiatan Belajar – [Bhs Indonesia][ Teks Cerpen]

"Mengapa kau melamun disini?" tanya Bagas pada temannya.


7. Menggunakan kata-kata sifat (descriptive language) untuk menggambarkan
tokoh,tempat,atau suasana.
Contoh :
Segala sesuatu tampak berada dalam kendali sekarang.Bahkan,kamarnya
sangat rapi dan bersih.Segalanya tampak tepat berada di tempatnya
sekarang,teratur rapi dan tertata dengan baik.Ia adalah juru masak terbaik
yang pernah dilihatknya,ahli dalam membuat ragam masakan Timur dan Barat
'yang sangat sedap'.Ayahnya telah menjadi pecandu beratnya

Meta Kognitif :Tujuan Cerpen

Tujuan cerpen adalah mengungkapkan perasaan sorang penulis dalam


memberikan penghayalan/ imaji pada sebuah cerita dan menghibur para
pembaca sehingga pembaca dapat memperoleh hiburan sekaligus
nasihat/teguran dari sebuah cerpen.

Memahami informasi
tentang nilai-nilai
Mengidentifikasi nilai-nilai kehidupan dalam teks
kehidupan dalam cerita cerita pendek
pendek Menemukan nilai-nilai
kehidupan dalam cerita
Meneladani Kehidupan pendek
dari Cerita Pendek
Menemukan nilai
kehidupan dalam teks
cerita pendek
Mendemonstrasikan salah
satu nilai kehidupan yang
dipelajari dalam cerita
© BIN – 3.8/ 4.8/ 3/ 8 – 8 pendek
Unit Kegiatan Belajar – [Bhs Indonesia][ Teks Cerpen]

Mendemonstrasikan
nilai kehidupan
dalam teks cerita
pendek

KEGIATAN PEMBELAJARAN

Petunjuk Umum
Untuk bisa memiliki kompetensi secara tuntas pada materi ini , perhatikanlah
dan ikutilah Petunjuk
 Baca dan pahami materi pada Buku Teks Pelajaran (BTP) Bahasa Indonesia
halaman 103 s.d. 140.
 Kerjakan UKB ini di buku kerja atau langsung mengisikan pada bagian yang
telah disediakan.
 Anda dapat belajar bertahap dan berlanjut melalui kegiatan Ayo Berlatih,
apabila Anda yakin sudah paham dan mampu menyelesaikan permasalahan-
permasalahan dalam kegiatan belajar teks prosedur.
 Jika Anda telah menuntaskan materi yang ada, bersiap untuk mengikuti tes
formatif agar Anda dapat belajar ke UKB berikutnya.

Pendahuluan
Sebelum belajar pada materi ini silahkan Anda membaca teks di bawah
ini!

Pernahkah kamu mendengar atau membaca cerita? Cerita


yang didengar atau dibaca bisa beragam. Ada cerita tentang
pengalaman orang lain ataupun dari diri sendiri. Pada bab ini,
kita akan membahas tentang cerita pendek. Tahukah kamu
bahwa dalam cerita pendek terdapat nilai-nilai tentang
kehidupan?
Untuk membekali kemampuanmu, pada bab ini kamu
akan belajar:
1. mengidentifikasi nilai-nilai kehidupan dalam cerita
pendek;
2. mendemonstrasikan salah satu nilai kehidupan yang
dipelajari dalam cerita pendek;
3. menganalisis unsur-unsur pembangun cerita
pendek; dan
4. mengonstruksi sebuah cerita pendek dengan
memperhatikan unsur-unsur pembangun.

© BIN – 3.8/ 4.8/ 3/ 8 – 8


Unit Kegiatan Belajar – [Bhs Indonesia][ Teks Cerpen]

Agar dapat menyelesaikan persoalan tersebut, silahkan Anda lanjutkan pada


kegiatan belajar berikut dan ikuti petunjuk yang ada dalam UKB ini.
A. Kegiatan Inti
[ Memuat : (a) uraian (naratif, gambar, media lain), contoh, latihan (urutan disesuaikan
kebutuhan pembelajaran), rangkuman, tes formatif. (b) Kegiatan-kegiatan belajar
termasuk pemanfaatan BTP. ]

Setelah mempelajari materi ini, Anda diharapkan mampu:

1. memahami informasi tentang niilai-nilai kehidupan dalam cerita


pendek;
2. menemukan nilai-nilai kehidupan dalam cerita pendek.

A. Mengidentifikasi Informasi tentang Nilai-Nilai Kehidupan dalam


Cerita Pendek
Cerita pendek merupakan salah satu karya sastra yang memusatkan diri pada
satu tokoh dalam satu situasi. Dalam cerita pendek, kita akan banyak menemukan
berbagai karakter tokoh, baik protagonis maupun antagonis. Keduanya
merupakan cerminan nyata dari kehidupan di dunia. Namun, dari karakter
tokoh tersebut kita dapat menemukan nilai-nilai kehidupan, yaitu perbuatan baik
yang harus kita tiru dan perbuatan buruk yang harus kita jauhi.

SEMANGAT YA

Memahami Informasi tentang Nilai-Nilai Kehidupan dan Cerita Pendek

Untuk memahami hal di atas, bacalah contoh cerrpen yang berudul


Robohnya Surau Kami karya A.A. Navis di Buku Teks Bacaan (BTP)
halaman 103 sd. 106

Cerita yang telah Anda baca itu dinamakan cerita pendek. Sesuai dengan
namanya, cerita pendek (cerpen) adalah cerita yang menurut wujud fisiknya
berbentuk pendek. Ukuran panjang pendeknya suatu cerita memang relatif.
Namun, pada umumnya cerita pendek merupakan cerita yang habis dibaca sekitar
sepuluh menit atau setengah jam. Jumlah katanya sekitar 500 – 5.000 kata. Olek
karena itu, cerita pendek sering diungkapkan dengan “cerita yang dapat dibaca
dalam sekali duduk”.

AYO BERLATIH
Sebagai pembanding, bacalah cerpen di bawah ini!
SUNGAI

© BIN – 3.8/ 4.8/ 3/ 8 – 8


Unit Kegiatan Belajar – [Bhs Indonesia][ Teks Cerpen]

Oleh: Nugroho Notosusanto

Setiap kali menyeberangi sungai, Sersan Kasim merasakan sesuatu keharuan


yang mendenyutkan jantungnya. Seolah-olah ia berpisah dengan sesuatu, sesuatu
dalam hidupnya. Makin besar sungai itu, makin besar pula keharuan yang
menggetarkan sanubarinya.

Kini, kembali ia akan menyeberangi sebuah sungai. Sekali ini bukan sungai kecil,
melainkan salah satu sungai yang terbesar di Jawa Tengah, Sungai Serayu.

Sersan Kasim adalah Kepala Regu 3, Peleton 2 dari kompi TNI terakhir yang akan
kembali ke daerah operasinya di Jawa Barat. Tentara Belanda telah menduduki
Yogya, persetujuan gencetan senjata telah dilanggar, dan Republik tidak merasa
terikat lagi oleh perjanjian yang sudah ada.

Jam satu malam cuaca gelap gulita dan murung, hujan turun selembut embun
namun cukup membasahkan. Hati-hati Kasim memimpin anak buahnya
menuruni tebing yang curam dan licin. Ia sendiri berjalan dengan sangat hati-
hati, menggendong bayi pada panggulnya sebelah kiri. Dari bahu kanan
bergantung sebuah sten. Hanya samar-samar matanya yang terlatih melihat
orang yang berjalan di depannya. Untuk memudahkan penglihatan, tiap-tiap
prajurit yng kurang baik penglihatannya, memasang sepotong cendawan yang
berpijar pada punggung kawan yang berjalan di depannya.

Sepuluh bulan yang lalu, pada bulan Februari 1948, Sersan Kasim juga
menyeberangi Sungai Serayu dengan kompinya. Tatkala itu mereka berjalan ke
arah timur. Persetujuan Renville telah ditandatangani dan pasukan-pasukan TNI
harus hijrah ke kantong-kantong dalam wilayah de facto Belanda. Banyak
diantara bintara dan prajurit yng membawa serta anak istrinya.

Ketika itu Sersan Kasim telah setengah tahun menikah. Istrinya yang belia sudah
lima bulan mengandung. Namun, ia memaksa mengikuti suaminya ke wilayah
kekuasaan Republik. Pernah terpikir oleh Kasim untuk menitipkan istrinya
kepada mertuanya di Pager Ageung. Tapi tidak sempat, lagipula Aminah tidak
mau ditinggalkan. Ia bersitegang hendak ikut. Dan siapa yang dapat bertahan
terhadap sifat keras kepala wanita yang sedang mengandung?

Dua bulan setelah mereka tiba di Yogya, Acep dilahirkan. Matanya hitam tajam,
meskipun badannya sangat kecil, dan rambutnya lebat seperti hutan di Priangan.
Tapi untuk melahirkan anaknya, Aminah telah menggunakan sisa-sisa tenaga
rapuhnya yang terakhir. Ia meninggal sehari kemudian karena kepayahan. Acep
dapat dipertahankan hidupnya berkat rawatan khusus para dokter dan juru
rawat di rumah sakit tentara.

© BIN – 3.8/ 4.8/ 3/ 8 – 8


Unit Kegiatan Belajar – [Bhs Indonesia][ Teks Cerpen]

Kini Sersan Kasim berjalan kembali ke Jawa Barat. Kali ini jarak antara Yogya dan
Priangan Timur harus mereka tempuh dengan berjalan. Tidak ada truk Belanda
yang mengangkut, tidak ada kereta api Republik yang menjemput. Mereka
berjalan kaki, menempuh jarak lebih dari 300 kilometer, turun lembah, naik
gunung, menyeberangi sungai kecil dan besar.

Akhirnya mereka kembali di tepian Sungai Serayu, akan tetapi jauh kesebelah
hulu, di kaki pegunungan daerah Banjarnegara. Kini tiada jembatan, tiada titian.
Mereka harus terjun ke dalam air.

Perlahan-lahan Sersan Kasim menuruni tebing yang curam. Ia menggigil dilanda


angin pegunungan dari sebelah lembah. Dengan cermat ia perbaiki letak selimut
berlapis dua yang menutupi Acep dalam gendongan. Acep, biji matanya, harapan
idamannya. Kemudian, dengan satu gerakan ia usap air hujan pada wajahnya
sendiri. Ia menggigil lagi. Iring-iringan sekonyong-konyong berhenti. Prajurit di
depannya juga menggigil. Mereka menggigil berdekat-dekatan.

Kemudian ada pesan dari depan.


“Kepala Regu, kumpul!” dibisikkan dari mulut ke mulut. Kasim berjalan ke muka.
Komandan Peleton sudah menanti di depan Regu I. Mereka menerima instruksi
mengenai penyeberangan.

Menurut intelligence, musuh menjaga tepian sana dengan kekuatan satu kompi.
Sungai diawasi mulai bagian yang airnya setinggi perut. Karena itu pasukan akan
menyeberangi lebih ke hilir. Ada kemungkinan air mencapai dada. Perintis telah
menyiapkan tali untuk berpegangan.

”Ada pertanyaan?” tanya Komandan Peleton.


Tidak ada yang menyahut. Samar-samar Sersan Kasim melihat pandangan
Komandan tertuju kepadanya.
”Bagaimana bayimu?” tanya Komandan.
“Tidur Pak,” jawab Kasim singkat.
”Kalau pikiranmu berubah, masih ada waktu untuk menitipkannya pada barisan
keluarga.”

Kasim tak segera menjawab. Sebentar pikirannya melayang kepada para wanita
dan kanak-kanak yang dititipkan kepada Pak Lurah dan penduduk Karangboga.
Kalau situasi aman, mereka akan diseberangkan sedikit demi sedikit oleh rakyat.
Mereka akan dijemput oleh satu regu di seberang sungai setelah
diberitahu oleh kurir.

”Sersan Kasim tinggal. Lainnya bubar!” kata Komandan menembus kesepian.


Kepala regu lainnya kembali kepada anak buahnya.

Lagi Kasim merasa pandangan mata Komandan tertuju kepadanya dan kepada
anaknya. Kasim tahu apa arti pandangan itu. Ya, ia tahu sebenarnya Komandan
ingin bertanya, apakah ia menyadari bahwa tangisan seorang bayi dapat
membawa kebinasaan bagi lebih dari seluruh kompi. Bahwa bayinya, si Acep,
dapat mmbahayakan jiwa lebih dari seratus orang prajurit. Itulah yang tersirat
dalam pandangan Komandan.

Pandangan Komandan itu seolah-olah berkata, ”Ingatlah Kompi 3 batalyon B


yang kehilangan 16 prajurit dan 10 keluarga, karena serangan mendadak oleh

© BIN – 3.8/ 4.8/ 3/ 8 – 8


Unit Kegiatan Belajar – [Bhs Indonesia][ Teks Cerpen]

musuh. Hanya karena seorang bayi yang menangis. Tangis yang dengan cepat
menular pada beberapa anak kecil lainnya”.

Samar-samar Sersan Kasim mendengar derau sungai di bawah. Dia bayangkan


kesunyian malam yang aman dirobek-robek oleh letusan senjata. Dia bayangkan
kompinya terjebak di tengah-tengah sungai, tak berdaya.
Tatkala itu Acep bergerak-gerak dalam gendongan bapaknya. Kasim merasa
anaknya menyusup-nyusupkan kepala ke dadanya, ke ketiaknya, seakan-akan
mencari perlindungan yang lebih aman. Rasa sayang membual keluar dan
menyesakkan kerongkongan Kasim. Anakku yang tak sempat mengenal ibunya,
pikirnya. Anakku yang disusui oleh botol. Dan kini dia harus dititipkan pada
orang lain! Untuk berapa lama? Dan amankah dia dalam asuhan orang lain? Akan
selamatkah dibawa orang asing dalam penyeberangan nanti? Anak lelaki titipan
satu-satunya, pusat rasa yang sehalus-halusnya, peninggalan istri yang setia dan
keras hati. Cucu yang akan dibawanya sebagai oleh-oleh untuk orang tuanya di
Garut, untuk mertuanya di Pager Ageung, sebagai tanda mata anak dan menantu
dari istrinya tercinta yang telah meninggal.

Sersan Kasim membelai anaknya yang dalam gendongan, ”Saya minta izin untuk
membawanya,” katanya.
”Kau yakin dia tidak menangis?”
”Insya Allah, tidak.”
”Baik kalau begitu. Hati-hati saja.”
”Siap Pak. Terima kasih.”

Ketika giliran peletonnya untuk menyeberang, Kasim menggigil lebih keras lagi.
Bukan hanya karena hujan tambah keras turun. Bukan hanya karena angin
pegunungan yang menembus sela-sela rusuknya. Ia juga menggigil karena Acep
mulai resah dalam gendongannya. Air hujan sudah merembes masuk mengenai
kulitnya dan ia menggeliat-geliat kebasahan dan kedinginan.

Sersan Kasim mulai memegang tali yang terentang dari tepi ke tepi. Air
membasahi kakinya, membasahi celananya, membasahi sebagian bajunya,
menjilat-jilat gendongan anaknya. Ia mulai repot meninggikan anak dan
senjatanya bersama-sama. Pada suatu saat ia terperosok ke dalam lubang pada
alas sungai dan ia terhuyung-huyung dilanda arus yang deras dan dingin. Air
mencapai dada, merendam anaknya. Dan tiba-tiba Acep menangis....

Acep menangis.
Melolong-lolong.
Merobek-robek kesunyian malam dari tebing ke tebing. Suaranya tajam
menyayat hati. Menyayat hati bapaknya, hingga sesak bagaikan tak dapat
bernapas.

Di hulu sungai, sebuah peluru kembang api ditembakkan ke udara. Malam jadi
terang-benderang. Seluruh kompi menahan napas. Masing-masing terpaku pada
tempatnya. Peleton 1 di seberang sana. Peleton 3 di seberang sini, sedangkan
Peleton 2 di tengah-tengah sungai. Di tengah-tengah Peleton 2 itulah Acep
menangis pada dada bapaknya.

Tak ada orang yng mengetahui dengan pasti, apa yang terjadi dalam beberapa
menit, yang terasa seperti berjam-jam. Juga Sersan Kasim tidak sadar. Ia hanya
tahu anaknya menangis, setiap saat musuh dapat menumpas mereka dengan
senapan mesin dan mortir di bawah peluru cahaya kembang api yang telah

© BIN – 3.8/ 4.8/ 3/ 8 – 8


Unit Kegiatan Belajar – [Bhs Indonesia][ Teks Cerpen]

mereka tembakkan. Seluruh kompi memandang kepada dia, bergantung kepada


dia. Nasib seluruh kompi tertimpa pada bahunya.

Sejurus kemudian suara Acep meredup. Sesaat lenyap sama sekali.


Sunyi turun kembali ke bumi, berat menekan di dada sekian puluh lelaki yang
jantungnya berdegup seperti bedug ditabuh bertalu-talu. Kembang api di langit
mulai mati, dan kelam mulai menyelimuti kembali suasana di lembah sungai itu.
Kini yang terdengar hanya derau air yang tak putus-putusnya ditingkahi oleh
kwek-kwek katak di tepian. Beberapa menit kemudian kompi menghela napas
lega dan selamat tiba di seberang.

Keesokan harinya, pada waktu fajar merekah, kompi menunda perjalanannya


sementara waktu, meskipun masih terlalu dekat kepada kedudukan musuh.
Mereka berhenti pada sebuah desa. Dengan bersama Pak Lurah dan banyak
diantara penduduk, mereka berkumpul di pinggir desa. Di sana, dalam upacara
yang singkat, Acep diturunkan ke liang kubur. Kemudian semua mata tertuju
kepada sosok tubuh Sersan Kasim yang berjongkok di hadapan pusara kecil yng
baru ditimbun. Kepalanya terkulai, menunduk.

Akhirnya, ia berdiri dan memandang ragu-ragu sekeliling. Kesedihan yang dalam,


jelas terukir pada wajahnya. Baju seragamnya tampak kuyup, hingga lehernya.
Komandan kompi tampil ke muka. Ia menghampiri Kasim. Ia menggenggam
tangan kanan sersannya dalam kedua belah tangan. Matanya merah, tidak hanya
kurang tidur. Dalam angan-angannya terbayang Nabi Ibrahim, yang siap
mengorbankan putranya. Tapi ia tak berkata apa-apa.

Setengah jam kemudian, kompi melanjutkan perjalanannya pada punggung bukit


yng sejajar dengan tebing sungai. Matahari telah naik, menghalau kabut kemana-
mana, memanasi bumi yang lembap oleh hujan semalam. Ditengah-tngah
barisannya Sersan Kasim berjalan dengan sten tergantung sunyi pada bahunya.
Jauh di bawah, di lembah yang dalam, Sungai Serayu sayup-sayup menderau.
Keharuan yang luar bisa kini meluap-luap dalam dada Sersan Kasim, membanjir,
menghanyutkan. Dan ia berjalan terus.
Dan di bawah, sungai mengalir terus.

(Sumber: Kumpulan Cerpen Rasa Sayange, 1998)

Untuk memahami isi suatu cerpen, termasuk nilai-nilai yang ada di


dalamnya, kita sebaiknya mengawalinya dengan sejumlah pertanyaan. Dengan
demikian, pemahaman kita terhadap cerpen itu akan lebih terfokus dan lebih
mendalam. Pertanyaan-pertanyaan itu dapat dikelompokkan yakni mulai dari
pemahaman literal, interpretatif, intergratif, kritis, dan kreatif. Untuk itu, kita
pun dapat mengujinya dengan sejumlah pertanyaan seperti berikut.

1. Pertanyaan literal
a. Di mana dan kapan cerita itu terjadi?
b. Siapa saja tokoh cerita itu?

2. Pertanyaan interpretatif?
a. Apa maksud tersembunyi di balik pernyataan tokoh A?
b. Bagaimana makna lugas dari perkataan tokoh B?

3. Pertanyaan integratif

© BIN – 3.8/ 4.8/ 3/ 8 – 8


Unit Kegiatan Belajar – [Bhs Indonesia][ Teks Cerpen]

a. Bercerita tentang apakah cerpen di atas?


b. Apapesanmoralyanghendakdisampaikanpengarangdaricerpennya itu?

4. Pertanyaan kritis
a. Ditinjau dari sudut pandang agama, bolehlah tokoh C berbohong
pada tokoh A?
b. Apa kelebihan dan kelemahan cerpen itu berdasarkan aspek
kebahasaan yang digunakannya?

5. Pertanyaan kreatif
a. Bagaimana sikapmu apabila berposisi sebagai tokoh A dalam cerpen
itu?
b. Bagaimana kira-kira kelanjutan cerpen itu seandainya tokoh
utamanya tidak dimatikan pengarang?

Tugas
1. Setelah membaca cerita di atas, kamu sudah memiliki pemahaman yang jelas
tentang pengertian dan karakteristik cerita pendek. Sekarang, buktikanlah
pemahamanmu itu dengan menunjukkan sekurang- kurangnya lima contoh
cerita lainnya yang berkategori cerpen. Sajikanlah hasilnya dalam rubrik
berikut!

Judul Cerpen Pengarang Sumber Inti Cerita

2. Secara berdiskusi kelompok, jawablah pertanyaan-pertanyaan berikut!


a. Di mana dan kapan peristiwa dalam cerita itu terjadi?
b. Kata-kata “robohnya surau kami” itu maksudnya apa?
c. Pesan-pesan yang disampaikan pengarang melalui cerpennya itu apa saja?
d. Setujukah kamu dengan isi cerita itu dan adakah hal-hal yang
bertentangan dengan kayakinanmu sendiri?
e. Bagaimana hubungan kamu sendiri selama ini dengan Tuhan? Ceritakanlah!
3. Kerjakanlah hal berikut sesuai dengan instruksinya!
a. Buatlah lima pertanyaan lainnya secara berkelompok untuk menguji
pemahaman literal, interpretatif, integratif, kritis, dan kreatif!
b. Mintalah teman-teman kamu dari kelompok lain untuk menjawab
pertanyaan-pertanyaan itu!

© BIN – 3.8/ 4.8/ 3/ 8 – 8


Unit Kegiatan Belajar – [Bhs Indonesia][ Teks Cerpen]

Kerjakan di buku kerja Anda!

Menemukan Nilai-Nilai Kehidupan dalam Cerita Pendek


Dengan mengajukan beragam pertanyaan tentang isi suatu teks, misalnya
cerpen, kita akan sampai pada penemuan nilai dari teks itu. Adapun yang dimaksud
dengan nilai dalam hal ini adalah sesuatu yang penting, berguna, atau bermanfaat bagi
manusia. Pertanyaan kritis tentang kelebihan dan kelemahan cerpen itu, misalnya, akan
sampailah pada jawaban tentang bermanfaat atau tidaknya bagi pembaca.

Perhatikan penggalan cerpen berikut.

Pak, pohon pepaya di pekaranganku telah dirobohkan dengan tak semena-


mena, tidaklah sepatutnya hal itu kulaporkan? Itu benar, tapi jangan melebih-
lebihkan. Ingat, yang harus diutamakan ialah kerukunan kampung. Soal kecil
yang dibesar-besarkan bisa mengakibatkan kericuhan dalam kampung.
Setiap soal mesti diselesaikan dengan sebaik- baiknya. Tidak boleh main seruduk.
Masih ingatkah kau pada peristiwa Dullah dan Bidin tempo hari? Hanya karena
soal dua kilo beras, seorang kehilangan nyawa dan yang lain meringkuk di
penjara.
(Cerpen “Gerhana”, Muhammad Ali)

Penggalan cerpen tersebut mengungkapkan perlunya menjaga diri, yakni untuk


tidak melebih-lebihkan persoalan sepele karena hal tersebut bisa berakibat fatal.
Dalam unsur-unsur intrinsik karya sastra, pernyataan tersebut dinamakan dengan
amanat. Pernyataan seperti itulah yang dianggap bernilai atau sesuatu yang berguna,
sebagai “obor” atau petunjuk jalan bagi seseorang dalam berperilaku. Oleh karena itu,
berkaitan dengan baik-buruknya perilaku dalam bermasyarakat, hal itulah yang
dinamakan dengan nilai moral.
Nilai dari sebuah cerpen tidak hanya berkaitan dengan keindahan bahasa dan
kompleksitas jalinan cerita. Nilai atau sesuatu yang berharga dalam cerpen juga
berupa pesan atau amanat. Wujudnya seperti yang dikemukakan di atas: ada yang
berkenaan dengan masalah budaya, moral, agama, atau politik. Realitas pesan-pesan itu
mungkin berupa pentingnya menghargai tetangga, perlunya kesetiaan pada kekasih,
ketawakalan kepada Tuhan, dan sebagainya. Hanya kadang-kadang kita tidak mudah
untuk merasakan kehadiran pesan-pesan itu. Karya-karya semacam itu perlu kita
hayati benar-benar.
Untuk menemukan keberadaan suatu nilai dalam cerpen, kamu dapat mengajukan
sejumlah pertanyaan, misalnya, sebagai berikut.
1. Mengapa tokoh A mengatakan hal itu berkali-kali?
2. Mengapa latar cerita itu di sekolah dan pada sore hari?
3. Mengapa pengarang membuat jalan cerita seperti itu?
4. Mengapa seorang tokoh dimatikan sementara yang lain tidak?
Jawaban atas pertanyaan-pertanyaan seperti itu akan membawamu pada
simpulan tentang nilai tertentu yang disajikan pengarang.

MAKIN SEMANGAT, YA

© BIN – 3.8/ 4.8/ 3/ 8 – 8


Unit Kegiatan Belajar – [Bhs Indonesia][ Teks Cerpen]

Tugas
1. Lakukan hal-hal berikut ini sesuai dengan instruksinya!
a. Bacalah kembali cerpen “Robohnya Surau Kami”!
b. Secara berkelompok, tunjukkanlah nilai-nilai kehidupan yang terdapat dalam
cerpen itu!
c. Mungkinkah nilai-nilai tersebut kamu aktualisasikan pula dalam kehidupan
sehari-hari?
d. Laporkanlah hasil diskusi kelompokmu itu dalam format berikut!

LaLLLL Laporan Diskusi


Judul Cerpen : ..................................
Pengarang : ...................................
Sinopsis : ...................................
Nilai-Nilai
: . ...........................................................................................................
............................................................................................................................
............................................................................................................................
............................................................................................................................
............................................................................................................................
............................................................................................................................
............................................................................................................................
.................
Keungkinan penerapan dalam kehidupan sehari-
hari : ...................................................................................................................
............................................................................................................................
............................................................................................................................
............................................................................................................................
............................................................................................................................
............................................................................................................................

2. Amatilah nilai-nilai yang berlaku di dalam kehidupan masyarakatmu!


a. Nilai-nilai apa saja yang berkembang di dalamnya?
b. Sajikanlah sebuah cerita yang menjelaskan aplikasi salah satu dari nilai-nilai
itu!
c. Adakah nilai yang kamu anggap bertentangan dengan nurani? Jelaskanlah!

Anda bisa mengerjakan di lembar kertas lain. Jangan lupa


komunikasikan dengan guru pembimbing jika mengalami
kesulitan.

TETAP DALAM SEMANGAT , YA


© BIN – 3.8/ 4.8/ 3/ 8 – 8
Unit Kegiatan Belajar – [Bhs Indonesia][ Teks Cerpen]

B. Mendemonstrasikan Salah Satu Nilai Kehidupan yang Dipelajari dalam


Teks Cerita Pendek

Setelah mempelajari materi ini, Anda diharapkan mampu:

1. menentukan nilai-nilai kehidupan dalam cerita pendek;


2. mempresentasikan teks cerita pendek dengan nilai kehidupan.

Menentukan Nilai-Nilai Kehidupan dalam Cerita Pendek

Entah sudah berapa puluh ribu, judul cerpen yang telah dikarang dan telah jutaan
pula manusia yang membacanya, dari sejak zaman dulu hingga sekarang. Karya manusia
yang satu ini terus menerus dibaca dan diproduksi karena manfaatnya besar bagi
kehidupan. Beberapa manfaat langsung yang dapat dirasakan setelah membaca
cerpen adalah
1. Cerpen memberikan hiburan atau rasa senang. Dengan membaca cerpen kita
dapat mengisi waktu luang dengan hal-hal yang bermanfaat; kita bisa merasa
senang karena waktu luang kita terisi dengan pengalaman hidup melalui cerpen.
2. Kita memperoleh kenikmatan batin dengan membaca cerpen. Dengan
membacanya, solah-olah kita menjalani kehidupan bersama tokoh-tokoh dalam
cerpen itu. Ketika tokoh utamanya mengalami kesenangan, kita pun turut
senang; ketika mengalami kegetiran hidup, kita pun turut sedih ataupun kecewa.
3. Selain itu, dengan membaca suatu cerpen, kita bisa belajar tentang kehidupan
kita bisa lebih bijak dalam menghadapi beragam peristiwa yang mungkin pula
kita hadapi. Misalnya, dengan adanya tokoh yang bersikap angkuh, kita menjadi
tahu bahwa sikap itu sering menimbulkan ketersinggungan bagi pihak-pihak
tertentu. Pelakunya sendiri menjadi orang yang dijauhi orang lain. Sikap
rendah hati ternyata mudah mengundang simpati. Peduli pada orang lain,
dalam sekecil apa pun bantuan yang diberikan, ternyata menjadi sesuatu yang
benar-benar berharga bagi orang yang membutuhkan.

Tugas Semangat , ya ..

1. Cermati cuplikan cerpen di bawah ini!


2. Nilai-nilai kehidupan apakah yang dikisahkan dalam cerpen tersebut?
3. Diskusikan secara berkelompok dan tuangkan dalam format berikut ini!

Bidang Keteranan/
Cuplikan Cerita Kehidupa Alasan
n
1 2 3 4
1. “O, Tuhan kami yang Mahabesar. Kami yang

© BIN – 3.8/ 4.8/ 3/ 8 – 8


Unit Kegiatan Belajar – [Bhs Indonesia][ Teks Cerpen]

menghadap-Mu ini adalah umat-Mu yang


paling taat beribadat, yang paling taat
menyembah-Mu. Kamilah orang-orang yang
selalu menyebut nama-Mu, memuji-muji
kebesaran-Mu, mempropagandakan
keadilan-Mu, dan lain-lainnya. Kitab- Mu
kami hafal di luar kepala kami. Tak sesat
sedikit pun membacanya. Akan tetapi,
Tuhanku yang Mahakuasa, setelah kami
Engkau panggil kemari, Engkau masukkan
kami ke neraka. Maka sebelum terjadi hal-
hal yang tidak diingini, maka di sini, atas
nama orang-orang yang cinta pada-Mu, kami
menuntut agar hukuman yang Kau jatuhkan
kepada kami ditinjau kembali dan
memasukkan kami ke sorga sebagimana
yang Engkau janjikan dalam kitab-Mu.”
2. Kalau begitu mengapa Syarifudin meninggal
pada hari kedua, setelah dia disunat? Darah
tak banyak keluar dari lukanya. Syarifudin kan
juga penurut. Pendiam. Setengah bulan,
hampir, dia mengurung diri karena kau
mengatakan kelakuan abangnya sehari
sebelum disunat itu. Aku tidak percaya jika
hanya oleh melompat- lompat dan berkejaran
setengah malam penuh. Aku tidak percaya itu.
Aku mulai percaya desas-desus itu bahwa kau
orang yang tamak. Orang yang kikir.
Penghisap. Lintah darat.
Inilah ganjarannya! Aku mulai percaya desas-
desus itu, tentang dukun-dukun yang mengilu
luka sunatan anak-
anak kita. Aku mulai yakin, mereka menaruh
racun di pisau dukun-dukun
itu.
3. Kalau benar begitu, apalagi yang sekarang
mereka sakitkan hati? Aku telah lama
mengubah sikapku.
Tiap ada derma, aku sumbang. Tiap
kesusahan, aku tolong. Tidak seorang dari
mereka yang tidak kuundang dalam pesta tadi
malam. Kaulihatkan, tiga teratak itu penuh
mereka banjiri. Aku yakin mereka telah
menerimaku,memaafkanku.
4. Di ruang kosong yang semula dipenuhi
pernik cahaya matahari, kita bertatap muka
penuh gairah. Di penjuru ruang kosong itu
bergantungan bola-bola rindu penuh warna
dan aroma. Bola-bola itu bergesekan satu
dengan lain mengalirkan irama-irama
lembut Beethoven atau Papavarotti. Irama
itu menyayat-nyayat hati kita hingga mengukir

© BIN – 3.8/ 4.8/ 3/ 8 – 8


Unit Kegiatan Belajar – [Bhs Indonesia][ Teks Cerpen]

potongan sejarah baru.


Bagaikan sepasang angsa putih yang menari-
nari di bawah gemerlapan cahaya langit,
sejarah itu terus ditulisi berkepanjangan. Lewat
ratusan kitab, laksa aksara. Namun, setiap
perjalanan pasti ada ujungnya. Setiap
pelayaran ada pelabuhan singgahnya. Setiap
cuaca benderang niscaya ditingkahitemaram
bahkan kegelapan.
5. Merah di langit barat telah lenyap ketika kita
sampai di resto yang kaupilih sebagai tempat
pertemuan. Cuma kita berdua dan karena itu kita
pilih meja-kursi terpojok. Jauh dari panggung
musik yang terlampau berisik. Jauh dari orang-
orang yang makan sambil tertawa-tawa riang. Di
mataku, terus terang, mereka adalah sekelompok
manusia tanpa persoalan tanpa beban. Tidak
seperti aku. Tidak seperti kamu. Tidak seperti kita.
Paling tidak, pada malam itu. Kaupesan mi sea
food yang entah bernama apa.
Keterangan

1 = Agama 3 = Budaya

2 = Sosial 4 = Ekonomi

Jika Anda sudah berdiskusi dan menemukan jawabannya, silakan ikuti


kegiatan berikutnya. Tetap semangat

Mempresentasikan Sebuah Teks Cerita Pendek dengan Nilai


Kehidupan

Untuk lebih jelas, silakan baca dengan


cermat BTP (Buku Teks Pelajaran)
halaman 115 s.d. 116

Tugas SEMANGAT

1. Nilai-nilai kehidupan apa saja yang dapat kamu peroleh dari penggalan cerpen-
cerpen di bawah ini?
Jelaskan alasan-alasannya!
Cuplikan Cerpen Nilai Alasan-

© BIN – 3.8/ 4.8/ 3/ 8 – 8


Unit Kegiatan Belajar – [Bhs Indonesia][ Teks Cerpen]

Kehidupan Alasannya
1. “Memesan tulisan di depan itu mahal!”
akhirnya Salijan teringat lagi
kepraktisannya dalam keuangan, harga
papan, ongkos pencatatan tulisan – ah,
sepuluh ribu sendiri habis ke situ!
Tentulah suaminya tidak akan setuju.
Jumlah itu besar, lebih baik
ditambahkan ke tabungan guna
mengurus sertifikat baru tanah yang
masih mereka miliki. Demikian sukar,
berbelit, dan mahal untuk
mendapatkan surat-surat tersebut,
kata Samijo. Dan katanya lagi semakin
lama akan menjadi semakin mahal,
pegawai di kantor-kantor pemerintah
akan minta jasa lebih besar lagi. Jadi,
pengeluaran yang bukan untuk makan,
pakaian lebaran, dan kesehatan harus
dihindari ........
2. “Tak bisa kurang sedikit?”
“Tentu saja bisa, Mister. Dalam perdagangan,
seperti Tuan maklum, harga bisa damai.
Apalagi Mister pecinta benda seni!”
Tammy tak mendengarkan lebih lanjut,
dengan tangkas dia bangkit kemudian ke
belakang. Dia menulis sepucuk surat untuk
Tuan Wahyono, ahli keramik sebelah rumah.
Dia suruh pelayanan cepat mengantarkan
surat itu.
“Aku minta bantuan Tuan Wahyono untuk
menilai harga teko ini. Dia adalah ahli
keramik Rumahnya di sebelah itu,” ujar
Tammy setelah kembali di dekat
rumahnya
2. Aku masih saja khawatir. Ramalan
dukun-dukun itu mulai lagi
mengganggu pikiranku. Kau juga mulai
diganggu ramalan mereka? Tidak. Kita
tidak boleh terpengaruh oleh ramalan-
ramalan. Kita harus berdoa semoga
ramalan itu tidak akan menimpa
Lasuddin. Aku masih ingat, mereka
menyebarkan ke seluruh kampung
ramalan-ramalan itu. Benarkah akan
terjadi seperti yang mereka katakana,
bahwa semua keturunan kita akan
musnah di ujung pisau sunat? Yakinkah kau
akan itu? Kita berserah saja kepada-Nya.
Doakanlah Lasuddin. Bukankah hal ini harus
diikuti setiap pengikut Islam sejati?

2. Kerjakan latihan berikut sesuai dengan instruksinya!

© BIN – 3.8/ 4.8/ 3/ 8 – 8


Unit Kegiatan Belajar – [Bhs Indonesia][ Teks Cerpen]

a. Bacalah kembali cerpen “Sungai”!


b. Berdiskusilah dengan teman Anda setelah membaca cerpen tersebut!
c. Temukanlah nilai-nilai kehidupan yang Anda anggap penting seperti
• sebagai anak;
• sebagai pelajar;
• sebagai warga masyarakat!
d. Presentaasikan hasil diskusi di depan kelompok lainnya dan pesilakan kelompok
lainnya untuk menanggapinya!
e. Kerjakan di Buku Tugas Mandiri yang tersedia!

Judul cerpen : .......................................

Pengarang : .......................................

Sumber : .......................................

Kebermaknaan :

a. .......................................

b. .......................................

c. ......................................

d. .......................................

Bagaimana Anda sekarang?


Setelah Anda belajar bertahap dan berlanjut melalui kegiatan belajar Teks
Cerpen, berikut diberikan Tabel untuk mengukur diri Anda terhadap materi
yang sudah Anda pelajari. Jawablah sejujurnya terkait dengan penguasaan
materi pada UKB ini di Tabel berikut.
Tabel Refleksi Diri Pemahaman Materi
No Pertanyaan Ya Tidak
1. Apakah Anda telah memahami cara
mengidentifikasi nilai-nilai kehidupan dalam cerita
pendek?

2. Apakah Anda telah memahami cara menemukan


informasi tentang nilai-nilai kehidupan dam cerita

© BIN – 3.8/ 4.8/ 3/ 8 – 8


Unit Kegiatan Belajar – [Bhs Indonesia][ Teks Cerpen]

pendek?
3. Apakah Anda sudah mengetahui cara
menemukan nilai-nilai kehidupan dalam cerita
pendek?

4. Apakah Anda sudah bisa mendemonstrasikan


salah satu nilai kehidupan yang dipelajari dalam
teks cerita pendek?

5. Apakah Anda sudah memahami cara menentukan


nilai-nilai kehidupan dalam cerita pendek?

6. Apakah Anda sudah bisa mendemonstrasikan teks


cerita pendek dengan nilai kehidupan?

Jika menjawab “TIDAK” pada salah satu pertanyaan di atas, maka


pelajarilah kembali materi tersebut dalam Buku Teks Pelajaran (BTP) dan
pelajari ulang kegiatan belajar teks CERPEN yang sekiranya perlu Anda
ulang dengan bimbingan Guru atau teman sejawat. Jangan putus asa
untuk mengulang lagi!. Dan apabila Anda menjawab “YA” pada semua
pertanyaan, maka lanjutkan dengan kegiatan berikutnya.

Dimana posisi Anda?


Ukurlah diri Anda dalam menguasai materi teks ceramah dalam rentang 0 – 100,
tuliskan ke dalam kotak yang tersedia.

Setelah Anda menuliskan penguasaanmu terhadap materi teks cerpen,


lanjutkan kegaitan berikut untuk mengevaluasi penguasaan Anda!.

Silakan Periksa Ketuntasan Anda terhadap Materi ..... !


Agar dapat dipastikan bahwa Anda telah menguasi materi teks ceramah,
maka kerjakan soal berikut secara mandiri di buku kerja Anda masing-
masing.

© BIN – 3.8/ 4.8/ 3/ 8 – 8


Unit Kegiatan Belajar – [Bhs Indonesia][ Teks Cerpen]

1. Bagaimanakah cara mengidentifikasi nilai-nilai kehidupan dalam cerita


pendek?
2. Bagaimanakah cara menemukan informasi tentang nilai-nilai kehidupan
dam cerita pendek?
3. Bagaimanakah cara menemukan nilai-nilai kehidupan dalam cerita
pendek?
4. Bagaimanakah cara mendemonstrasikan salah satu nilai kehidupan yang
dipelajari dalam teks cerita pendek?

5. Bagaimanakah cara menentukan nilai-nilai kehidupan dalam cerita


pendek?
6. Bagaimanakah cara mendemonstrasikan teks cerita pendek dengan nilai
kehidupan?

Setelah menyelesaikan soal di atas dan mengikuti kegiatan belajar 1 dan


2, silahkan Anda berdiskusi dengan teman sebangku atau teman lain jika
memang masih ada beberapa hal yang perlu dikaji ulang.
Ini adalah bagian akhir dari UKB materi TEKS CERPEN, mintalah tes
formatif kepada guru Anda sebelum belajar ke UKB berikutnya.

Sukses untuk Anda!!!

SELAMAT, ANDA BISA


MELANJUTKAN KE UKBM
SELANJUTNYA

© BIN – 3.8/ 4.8/ 3/ 8 – 8

Anda mungkin juga menyukai