Anda di halaman 1dari 3

NAMA : JULIATI AGATSTI

NIM : F011201025

MATA KULIAH : SEMINAR PRASKRIPSI KEBAHASAAN

Topik : Campur Kode Warganet Dalam Kolom Komentar Kanal YouTube


Hirotada Radifan

Bidang Kajian : Sosiolinguistik

Contoh-contoh data :

1.

Pada contoh data di atas, unit analisis berupa leksem yang dilingkari merah. Data pertama
berupa kalimat perintah, yaitu “VIRAL KAN GUYS!!!”. Dalam kajian Sosiolinguistik, kalimat
tersebut merupakan campur kode Bahasa Inggris dengan Bahasa Indonesia. Adapun campur
kode di atas bermakna “Sebarkan teman-teman!”. Leksem “Guys” sudah memiliki padanan kata
dalam bahasa Indonesia, yaitu “Teman-teman”. Pengaruh sosial saat ini turut memengaruhi
penggunaan bahasa, salah satunya yang umum digunakan dalam media sosial oleh warganet
ialah kata ‘Guys’ yang terasa lebih singkat dan lebih banyak digunakan daripada kata ‘teman’
atau ‘teman-teman’.
Data kedua, penggunaan leksem “Trending” yang bermakna ‘Tren’/‘Gaya’ dalam Bahasa
Indonesia. Dalam media sosial, pengaruh sosial (masyarakat) sangat berpengaruh dalam
penggunaan bahasa, salah satunya termasuk kata-kata ‘Tren’ yang seringkali digantikan dengan
kata ‘Trend/trending’ yang berasal dari Bahasa Inggris.
2.

Pada contoh data di atas, unit analisis berupa kalimat yang dilingkari merah. Data
pertama berupa kalimat informatif, yaitu “Can’t word-word lgi”!”. Dalam kajian Sosiolinguistik,
kalimat tersebut merupakan campur kode Bahasa Inggris dengan Bahasa Indonesia yang
bermakna “Tidak dapat berkata-kata”. Kalimat tersebut disampaikan penutur dalam kolom
komentar yang memberikan informasi kepada pemiliki kanal YouTube dan warganet lain bahwa
dirinya tidak mampu lagi dalam berbicara/berkata-kata. Namun, dalam hal ini penutur tersebut
menggabungkan leksem-leksem Bahasa Inggris dengan leksem Bahasa Indonesia, yaitu leksem
“Can’t word-word” dengan leksem “Lagi”.

Data kedua, penggunaan leksem “Thank You” yang bermakna ‘terima kasih’ dalam
Bahasa Indonesia. Dalam media sosial, pengaruh sosial (masyarakat) sangat berpengaruh dalam
penggunaan bahasa, salah satunya termasuk kata ‘Terima kasih’ yang lebih jarang digunakan
oleh warga Indonesia. Mereka cenderung memilih menggunakan Bahasa Asing yang mungkin
saja akibat pengaruh sosial dan globalisasi, terasa lebih lumrah dan keren. Biasanya warganet
menggunakan kata “Thank You/Thanks”.

3.

Pada contoh data di atas, unit analisis berupa leksem yang dilingkari merah. Data berupa
kata dalam Bahasa Inggris, yaitu “moodbooster!” yang bermakna “Penyemangat” dalam Bahasa
Indonesia. Pengaruh sosial saat ini sangat memberikan dampak bagi penggunaan bahasa, salah
satunya yang umum digunakan dalam media sosial oleh warganet ialah kata ‘Mood booster’.
Kata tersebut lebih lumrah digunakan oleh warganet untuk memberitahukan ekspresi perasaan
mereka sebagai respon atas apa yang mereka baca ataupun nonton, daripada menggunakan
padanannya, yaitu ‘Penyemangat’, setiap kali.

Penjelasan lebih terperinci dalam bagan berikut ini.


Sumber Data

(Media Sosial : YouTube dan warganet)

Data yang keluar

(frasa dan kalimat)

Pisau Analisis

(Sosiolinguistik)

Anda mungkin juga menyukai