Anda di halaman 1dari 28

MAKALAH

FILOSOFI ZIARAH
Dibuat untuk memenuhi tugas mata kuliah Manajemen Majelis Taklim
Dosen Pengampu: Dr. Mastanah, M.Si

Oleh kelompok 13:


Erika Fitri Fauziah 11210530000044
Achamad Jufri 11210530000081
Muhammad Raken Alfayyez 11210530000102

PROGRAM STUDI MANAJEMEN DAKWAH


FAKULTAS DAKWAH DAN ILMU KOMUNIKASI
UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA
1445 H/2023
KATA PENGANTAR

‫بسم هّللا الّر حمن الّر حيم‬

Alhamdulillah, segala puji bagi Allah SWT yang maha pengasih lagi maha
penyayang, kami panjatkan puja dan puji syukur atas kehadiratnya yang telah
memberikan rahmat dan hidayahnya sehingga kami dapat menyelesaikan tugas
makalah yang berjudul “FILOSOFI ZIARAH” yang disusun dalam rangka
memenuhi tugas Mata Kuliah Filosofi Haji dan Umrah.

Shalawat seiring salam semoga tercurah limpahkan kepada junjungan kita


nabi Muhammad SAW yang telah mengubah dari zaman jahiliyah sampai
zamannya ilmiah seperti sekarang ini.

Dalam pembuatan makalah ini kami ucapkan terima kasih kepada dosen
pengampu kami Ibu Dr. Hj. Mastanah, M.Si yang telah berkenan mengizinkan
kami dalam pembuatan makalah ini. Kami sekalu penulis mengharapkan kritik
dan saran yang dapat membangun demi kesempurnaan makalah ini. Demikian
yang dapat kami sampaikan, semoga makalah ini bisa memberikan manfaat dan
inspirasi bagi pembaca, dan dapat diamalkan dalam keseharian.

Tangerang, 19 November 2023

Kelompok 13

1
DAFTAR ISI
MAKALAH............................................................................................................0
DAFTAR ISI............................................................................................................i
BAB I.......................................................................................................................1
PENDAHULUAN...................................................................................................1
A. Latar Belakang..............................................................................................1
B. Rumusan Masalah.........................................................................................2
C. Tujuan...........................................................................................................2
BAB II.....................................................................................................................4
PEMBAHASAN.....................................................................................................4
A. Filosfi Ziarah.................................................................................................4
B. Ziarah Jejak Rasulullah SAW.......................................................................5
C. Ziarah Jabal Tsur...........................................................................................8
D. Ziarah Jabal Nur..........................................................................................10
E. Ziarah Jabal Rahmah...................................................................................12
F. Ziarah Maqam Rasulullah SAW.................................................................14
G. Ziarah Masjid Quba....................................................................................16
H. Ziarah Bukit Uhud......................................................................................17
I. Ziarah Pemakaman Baqi’............................................................................20
BAB II...................................................................................................................22
PENUTUP.............................................................................................................22
A. Kesimpulan.................................................................................................22
B. Saran............................................................................................................23
DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................25

i
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pada masa awal Islam, rasulullah SAW memang melarang umat Islam
untuk melakukan ziarah kubur. Hal ini dimaksudkan untuk menjaga aqidah
umat Islam. Rasulullah SAW hawatir kalau ziarah kubur diperbolehkan, umat
Islam akan menjadi penyembah kuburan. Seteleh akidah umat Islam kuat dan
tidak ada kekhawatian untuk berbuat syirik, Rasulullah SAW membolehkan
pra sahabatnya untuk melakukan ziarah kubur. Karena ziarah kubur dapat
membantu umat Islam untuk mengingat saat kematiaanya. Buraidah
meriwayatkan bahwa Rasulullah SAW bersabda, “Saya pernah melarang kamu
berziarah kubur. Tapi sekarang Muhammad tetah diberi izin untuk berziarah ke
makam ibunya. Maka sekarang, berziarahlah! Karena perbuatan itu dapat
mengingatkan kamu kepada akhirat.” (HR. At-Tirmidzi) Dengan adanya hadits
ini maka ziarah kubur itu hukumnya baoleh bagi laki-laki dan perempuan.
Namun demikian bagaimana dengan hadits Nabi SAW yang secara tegas
menyatakan larangan perempuan berziarah kubur? Abu Hurairah
meriwayatkan Rasulullah SAW melaknat wanita yang berziarah kubur. (HR
Ahmad bin Hanbal). Menyikapi hadits ini ulama menyatakan bahwa larangan
itu telah dicabut menjadi sebuah kebolehan berziarah baik laki-laki maupun
perempuan. Dalam kitab Sunan at-Tirmidzi disebutkan: Sebagian ahli ilmu
mengatakan bahwa hadits itu diucapkan sebelum Nabi SAW membolehkan
untuk melakukan ziarah kubur. Setelah Rasulullah SAW membolehkannya,
laki-laki dan perempuan tercakup dalam kebolehan itu. (Sunan At-TIrmidzi,
[976]

Ibnu Hajar Al-Haitami pernah ditanya tentang ziarah ke amakam para


wali, beliau mengatakan: Beliau ditanya tentang berziarah ke makam para wali
pada waktu tertentu dengan melakukan perjalanan khisus ke makam mereka.
Beliau menjawab, berziarah ke makam para wali adalah ibadah yang
disunnahkan. Demikian pula dengan perjalanan ke makam mereka. (Al-Fatawi
al-Kubra al-Fiqhiyah, juz II, hal 24). Ketika berziarah seseorang dianjurkan
untuk membaca Al-Qur’an atau lainya. Ma’qil bin Yasar meriwayatkan Rasul

1
SAW bersabda: Bacalah surat Yasin pada orang-orang mati di antara kamu.
(HR Abu Daud). Maka, Ziarah kubur itu memang dianjurkan dalam agama
Islam bagi laki-laki dan perempuan, sebab didalamnya terkandung manfaat
yang sangat besar. Baik bagi orang yang telah meninggal dunia berupa hadiah
pahala bacaan Al-Qur’an, atau pun bagi orang yang berziarah itu sendiri, yakni
meningatkan manusia akan kematian yang pasti akan menjemputnya.

B. Rumusan Masalah
Rumusan masalah dari materi di bawah ini dapat dirumuskan sebagai berikut:

1. Bagaimana filosofi dan nilai spiritual dari ziarah ke tempat-


tempat suci terkait dengan sejarah Islam?
2. Apa makna dan nilai spiritual dari ziarah ke tempat-tempat
bersejarah seperti Jabal Tsur, Jabal Nur, Jabal Rahmah, Maqam
Rasulullah SAW, Masjid Quba, Bukit Uhud, dan Pemakaman
Baqi'?
3. Bagaimana pengaruh ziarah ke tempat-tempat bersejarah
terhadap perjalanan spiritual dan keagamaan umat Islam yang
melakukan ibadah umrah dan haji?
4. Apa yang menjadi daya tarik dan keistimewaan dari masing-
masing tempat ziarah tersebut?
5. Bagaimana kebijakan fiskal mempengaruhi ziarah ke tempat-
tempat bersejarah terkait dengan Nabi Muhammad SAW?

Dengan rumusan masalah tersebut, penelitian dapat dilakukan untuk menggali


lebih dalam mengenai filosofi, nilai spiritual, pengaruh, dan kebijakan terkait
ziarah ke tempat-tempat bersejarah dalam Islam.

C. Tujuan
Tujuan dari materi di atas adalah untuk memberikan pemahaman dan
penjelasan mengenai tempat-tempat bersejarah dalam Islam yang menjadi tempat
ziarah bagi umat Islam, seperti Jabal Tsur, Jabal Nur, Jabal Rahmah, Maqam
Rasulullah SAW, Masjid Quba, Bukit Uhud, dan Pemakaman Baqi'. Materi ini

2
juga bertujuan untuk menjelaskan filosofi, nilai spiritual, dan pengaruh dari ziarah
ke tempat-tempat bersejarah tersebut terhadap perjalanan spiritual dan keagamaan
umat Islam yang melakukan ibadah umrah dan haji. Selain itu, materi ini juga
bertujuan untuk memberikan informasi mengenai kebijakan fiskal terkait dengan
penyelenggaraan ibadah haji dan pengaruhnya terhadap ziarah ke tempat-tempat
bersejarah dalam Islam. Dengan demikian, materi ini diharapkan dapat
memberikan pemahaman yang lebih baik mengenai tempat-tempat bersejarah
dalam Islam dan pentingnya ziarah ke tempat-tempat tersebut bagi umat Islam.
1.

3
BAB II
PEMBAHASAN
A. Filosfi Ziarah
Filosofis berarti berdasarkan filsafat (pemikiran, logika). Pengertian ziarah
menurut bahasa ialah menengok atau berkunjung, secara lebih khusus berarti
mendatangi dan menengok kubur. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI),
memiliki arti sebagai kunjungan ketempat yang dianggap keramat atau mulia baik
itu makam dan sebagainya.1 Secara istilah ziarah adalah mengunjungi makam
orang yang sudah meninggal untuk mendoakannya, bertabarruk, iktibar, ataupun
mengingat mati atau untuk mengingat hari akhirat dengan menyertakan amalan-
amalan. Kata ziarah diserap dari bahasa Arab, ziyarah. Secara harfiah kata ini
berarti kunjungan, baik kepada orang yang masih hidup atau yang sudah
meninggal. Sedangkan secara tekhnis, kata ini menunjuk pada serangkaian
aktifitas mengunjungi makam tertentu. Seperti makam nabi, sahabat, wali,
pahlawan, orangtua, kerabat dan lain-lainnya. Sebagaimana hadis Nabi
Muhammad SAW diriwayatkan oleh Imam Muslim, Abu Dawud, Ibnu Hisban,
Hakim dan Imam Turmudzi sebagai berikut: “ Sungguh aku telah melarang kalian
ziarah kubur, maka sekarang berziarahlah, karena ziarah kubur itu dapat
mengingatkan akhirat”. Selanjutnya juga ada hadis Nabi Muhammad SAW, yang
diriwayatkan oleh Imam Muslim, Nasa’i, Abu Dawud, Ibnu Majah dan Ahmad
sebagai berikut: “Berziarahlah kamu, karena ziarah kubur itu dapat mengingat
kematian”. Berdasarkan hadis di atas, awal mula Islam ziarah kubur memang
dilarang, ada kemungkinan larangan tersebut dimaksudkan agar keimanan dan
ketauhidan yang masih baru tertanam di dalam jiwa umat Islam tidak mudah
goyah, tidak mudah kembali kepada keyakinan Jahiliyyah dengan segala adat
istiadatnya. Satu di antara adat Jahiliyah misalnya, kalau ada anggota keluarga
yang meninggal, mereka histeris menangis meraung-raung, memukul-mukul dada,
memecahkan peralatan dapur, menyobek-nyobek pakaian, dan perbuatan
berlebihan yang lain.

1
Yendra, Mengenal Ilmu Bahasa (Linguistik), cetakan pertama, (Yogyajarta: Budi Utama, 2018),
hlm. 200-201.

4
Ziarah kubur sunnah dilakukan baik bagi kaum laki-laki maupun
perempuan. Namun ada Sebagian pendapat yang mengharamkan perempuan
berziarah kubur, semua itu didasarkan kepada sebuah hadist dari Abu Hurairah:
Rasulullah SAW bersabda.”Allah melaknat perempuan-perempuan yang berzirah
kubur”. Namun hadis ini tidak kuat sekaligus bertentangan dengan hadis-hadis
lain yang disepakati keshahihannya oleh semua orang, seperti hadis tentang
anjuran ziarah kubur yang telah diuraikan di atas. 2 Menurut syariat umat Islam,
ziarah kubur tidak hanya sekedar berziarah, berziarah makam para wali, makam
para syuhada, makam para pahlawan, bukan saja untuk sekedar tahu dan mengerti
di mana, atau untuk mengetahui keadaan kubur atau makam, akan tetapi
kedatangan seseorang ke makam dengan maksud untuk berziarah adalah bisa
mengambil pelajaran dengannya, salah satunya mengingat kematian, selalu ingat
bahwa setiap yang bernyawa pasti akan merasakan mati, sehingga diharapkan
yang berziarah dapat mengontrol diri.3

B. Ziarah Jejak Rasulullah SAW


Pada awal abad ke-7 Masehi, Rasulullah Muhammad SAW melakukan sebuah
peristiwa yang mengubah sejarah dunia Islam. Peristiwa tersebut adalah hijrah,
perpindahan beliau beserta para sahabat dari Mekah ke Madinah.

Hijrah bukan hanya sekadar perpindahan fisik, tetapi juga merupakan langkah
menuju perubahan sosial, politik, dan spiritual yang signifikan. Salah satu aspek
penting dari perubahan ini adalah pengembangan praktik ibadah ziarah, yang
kemudian berkembang menjadi amalan umrah yang kita kenal saat ini.

Hijrah adalah titik awal dalam membangun sebuah negara Islam yang kokoh di
Madinah. Rasulullah SAW memimpin kaum Muslimin dalam menyusun
konstitusi, mengatur hubungan sosial dan politik, serta mendirikan masjid sebagai
pusat aktivitas keagamaan dan tempat pengajaran Islam.

Perpindahan ini juga merupakan bukti nyata kesungguhan Rasulullah SAW


dan para sahabat dalam menegakkan agama Allah di tengah tantangan dan
persekusi yang mereka hadapi di Mekah.
2
Bintus Sami’ ar-Rakily, 40 Hadis Shahih Teladan Rasul Dalam Berziarah Kubur, hlm. 4-5
3
Mutmainah Afra Rabbani, Adab Berziarah Kubur Untuk Wanita, (Jakarta: Lembar Pustaka
Indonesia, 2014), hlm. 10-11

5
Selain membangun fondasi negara Islam, Rasulullah SAW juga menunjukkan
pentingnya ibadah ziarah. Beliau mengajarkan para sahabatnya untuk
mengunjungi tempat-tempat suci seperti Mekah dan sekitarnya dengan tujuan
mempererat tali persaudaraan umat Muslim, meningkatkan pemahaman agama,
dan mendapatkan pahala yang besar dari Allah SWT. Ziarah ini menjadi sarana
untuk memperkuat ikatan spiritual dengan Allah dan merenungkan kebesaran-
Nya.

Salah satu ibadah ziarah yang dilakukan oleh Nabi Muhammad SAW adalah
umrah. Umrah merupakan salah satu bentuk perjalanan ke tanah suci Mekah yang
dilakukan di luar waktu haji. Dalam umrah, umat Muslim melakukan serangkaian
tindakan ibadah, termasuk thawaf (mengelilingi Ka’bah), sa’i (berlari-lari kecil
antara bukit Safa dan Marwah), dan taqbil (mencukur atau memendekkan
rambut).

Melakukan umrah tidak hanya sekadar menunaikan kewajiban ibadah, tetapi


juga mengikuti jejak Nabi Muhammad SAW dalam menegakkan sunnah-sunnah
Allah. Saat melaksanakan ibadah umrah, umat Muslim mengenakan pakaian
ihram yang sederhana dan serupa, menghapus perbedaan sosial dan mengingatkan
kita bahwa di hadapan Allah, kita semua sama.

Selain itu, melalui umrah, umat Muslim juga dapat merenungkan perjuangan
dan kesabaran Nabi Muhammad SAW serta para sahabatnya dalam menyebarkan
agama Islam. Umrah menjadi kesempatan untuk menghayati nilai-nilai
kesederhanaan, ketekunan, dan kebersamaan dalam menjalankan tuntunan agama.

Dalam perjalanan hidupnya, Nabi Muhammad SAW telah memberikan teladan


yang luar biasa dalam menjalankan ibadah ziarah. Ia tidak hanya menjadi
pemimpin spiritual dan politik yang hebat, tetapi juga seorang yang rendah hati
dan penuh kasih sayang. Kita sebagai umat Muslim diberikan kesempatan untuk
mengikuti jejak beliau dalam mengabdi kepada Allah melalui ibadah ziarah.

Dengan melakukan hijrah dan umrah, kita bisa menghidupkan semangat hijrah
Rasulullah SAW dan memperbarui tekad dalam beribadah. Kita dapat mengambil
inspirasi dari perjuangan beliau dalam membangun masyarakat yang berlandaskan

6
nilai-nilai Islam. Melalui ibadah ziarah, kita berharap bisa semakin mendekatkan
diri kepada Allah, memperbaiki diri, dan membawa manfaat bagi sesama umat
manusia.

Hijrah dan umrah adalah bukti nyata bahwa agama Islam bukan hanya tentang
keyakinan dalam hati, tetapi juga tentang perbuatan yang nyata dan
mempengaruhi kehidupan kita secara menyeluruh. Dengan mengikuti jejak Nabi
Muhammad SAW dalam ibadah ziarah, kita bisa menjadi generasi yang
menghidupkan nilai-nilai Islam dalam setiap aspek kehidupan, baik secara
individual maupun kolektif.4

Ziarah Jejak Rasulullah SAW adalah kegiatan yang dilakukan oleh umat
Muslim untuk mengunjungi tempat-tempat yang terkait dengan kehidupan
Rasulullah SAW. Kegiatan ini sering dilakukan sebagai bagian dari ibadah umrah
atau haji, di mana para jamaah berkesempatan untuk mengunjungi tempat-tempat
suci di Mekah dan Madinah serta tempat-tempat bersejarah lainnya yang terkait
dengan kehidupan Rasulullah SAW.

Beberapa tempat yang sering dikunjungi dalam ziarah jejak Rasulullah SAW
antara lain Masjid Quba, Masjid Qiblatain, Bukit Safa dan Marwah, serta tempat-
tempat bersejarah lainnya seperti Hunain, Thaif, Wadi Nahqalah, dan Al Ji'ronah.
Ziarah ke tempat-tempat ini memberikan kesempatan bagi umat Islam untuk
mendekatkan diri kepada sejarah dan ajaran Nabi Muhammad SAW.

Selain itu, ziarah jejak Rasulullah SAW juga dapat mencakup ziarah kubur,
yang merupakan kegiatan yang dilakukan untuk mengunjungi makam orang-orang
yang telah meninggal dunia. Ziarah kubur dilakukan untuk mendoakan orang
yang sudah meninggal dunia dan mengingatkan kita pada kematian. Pada masa
awal-awal Islam, Rasulullah SAW memang pernah melarang umat Islam
berziarah ke kuburan, mengingat kondisi keimanan mereka pada saat itu yang
masih lemah. Namun, bersamaan dengan berjalannya waktu, alasan tersebut tidak

4
Galvan Yudistira 2023, EDUKASI Hijrah dan Umrah Mengikuti Jejak Nabi Muhammad SAW
dalam Ibadah Ziarah, dikutip dari https://www.bsimaslahat.org/blog/hijrah-dan-umrah-mengikuti-
jejak-nabi-muhammad-saw-dalam-ibadah-ziarah/ (diakses pada tanggal 29 November 2023)

7
lagi relevan dan ziarah kubur menjadi kegiatan yang umum dilakukan oleh umat
Islam.

Dalam konteks kebijakan fiskal, penetapan biaya penyelenggaraan ibadah haji


juga dapat mempengaruhi ziarah jejak Rasulullah SAW. Kebijakan fiskal yang
tepat dapat membantu mengatur pengeluaran dan penerimaan pemerintah terkait
dengan penyelenggaraan ibadah haji, termasuk dalam hal ziarah ke tempat-tempat
bersejarah yang terkait dengan Rasulullah SAW.

Dalam kesimpulannya, ziarah jejak Rasulullah SAW adalah kegiatan yang


penting bagi umat Islam untuk mendekatkan diri kepada sejarah dan ajaran Nabi
Muhammad SAW. Kegiatan ini dapat mencakup ziarah ke tempat-tempat suci di
Mekah dan Madinah serta tempat-tempat bersejarah lainnya yang terkait dengan
kehidupan Rasulullah SAW. Ziarah kubur juga merupakan kegiatan yang umum
dilakukan oleh umat Islam untuk mendoakan orang yang sudah meninggal dunia
dan mengingatkan kita pada kematian. Dalam konteks kebijakan fiskal, penetapan
biaya penyelenggaraan ibadah haji juga dapat mempengaruhi ziarah jejak
Rasulullah SAW.5

C. Ziarah Jabal Tsur


Jabal Tsur, atau Gunung Tsur, adalah sebuah gunung yang memiliki nilai
sejarah dan religius yang penting dalam Islam. Terletak di kota Mekah, Arab
Saudi, gunung ini menjadi tempat perlindungan bagi Nabi Muhammad SAW dan
Abu Bakar ash-Shiddiq saat mereka bersembunyi di Gua Tsur selama tiga hari
saat melarikan diri dari Mekah. Peristiwa ini terjadi sebelum hijrah Nabi
Muhammad SAW dari Makkah Al Mukarramah ke Madinah Al Munawwarah.

Jabal Tsur memiliki ketinggian sekitar 458 meter dan terletak di sebelah
selatan Kota Makkah. Gua Tsur, yang terletak di puncak gunung ini, menjadi
saksi perjuangan berat Nabi Muhammad SAW dan sahabatnya Abu Bakar ash-
Shiddiq dalam menegakkan ajaran tauhid. Keberadaan Jabal Tsur menjadi bukti
sejarah yang menunjukkan kesungguhan dan keberanian Nabi Muhammad SAW
dalam menyebarkan ajaran Islam.
5
Gus Arifin, Ensiklopedia Fiqih Haji dan Umrah,2014, PT. Elex Media Komputindo: Jakarta, Hal
183.

8
Ziarah ke Jabal Tsur menjadi salah satu tujuan bagi umat Islam yang
berkunjung ke Mekah. Tempat ini memiliki nilai spiritual yang tinggi bagi umat
Islam, karena menjadi saksi peristiwa penting dalam sejarah Islam. Ziarah ke
tempat ini memberikan kesempatan bagi jamaah untuk merenungkan peristiwa
penting dalam sejarah Islam dan mendekatkan diri kepada ajaran Nabi
Muhammad SAW.

Dengan demikian, Jabal Tsur memiliki makna yang sangat penting dalam
sejarah Islam dan menjadi tempat ziarah yang dihormati oleh umat Islam.
Peristiwa di Gua Tsur menjadi bagian dari perjalanan hidup Nabi Muhammad
SAW yang memiliki nilai sejarah dan spiritual yang tinggi bagi umat Islam.

Ziarah Jabal Tsur merupakan kegiatan ziarah yang dilakukan oleh umat
Muslim ke Jabal Tsur, sebuah gunung yang terletak di Mekah, Arab Saudi.
Tempat ini memiliki nilai sejarah yang penting dalam Islam dan sering dikunjungi
oleh jamaah haji dan umrah. Berikut adalah beberapa informasi terkait Ziarah
Jabal Tsur:

1. Sejarah: Jabal Tsur memiliki sejarah yang terkait dengan


peristiwa penting dalam kehidupan Nabi Muhammad SAW. Gua
Tsur, yang terletak di kaki gunung ini, merupakan tempat di
mana Nabi Muhammad SAW bersembunyi dari kejaran suku
Quraisy saat hijrah ke Madinah. Peristiwa ini memiliki makna
penting dalam sejarah Islam dan menjadi bagian dari perjalanan
hidup Nabi Muhammad SAW.
2. Nilai Spiritual: Ziarah ke Jabal Tsur memiliki nilai spiritual yang
tinggi bagi umat Islam. Tempat ini menjadi saksi sejarah
perjuangan Nabi Muhammad SAW dalam menyebarkan ajaran
Islam. Ziarah ke tempat ini memberikan kesempatan bagi jamaah
untuk merenungkan peristiwa penting dalam sejarah Islam dan
mendekatkan diri kepada ajaran Nabi Muhammad SAW.
3. Kegiatan Ziarah: Selama ziarah ke Jabal Tsur, para jamaah
mendengarkan penjelasan tentang sejarah tempat tersebut.
Kegiatan ini juga menjadi momen untuk mengambil hikmah dan

9
pelajaran dari peristiwa yang terjadi di tempat tersebut. Ziarah ke
Jabal Tsur juga menjadi bagian dari perjalanan spiritual dan
keagamaan bagi umat Islam yang melaksanakan ibadah haji dan
umrah.
4. Pentingnya Ziarah: Ziarah ke tempat-tempat bersejarah seperti
Jabal Tsur memiliki nilai penting dalam memperkuat iman dan
kecintaan umat Islam terhadap ajaran Islam. Melalui ziarah,
umat Islam dapat merasakan langsung tempat-tempat yang
memiliki makna sejarah dan keagamaan yang penting dalam
Islam.

Dengan demikian, Ziarah Jabal Tsur merupakan kegiatan ziarah yang memiliki
nilai sejarah dan spiritual yang tinggi bagi umat Islam. Tempat ini menjadi saksi
peristiwa penting dalam sejarah Islam dan menjadi bagian dari perjalanan spiritual
bagi jamaah haji dan umrah.6

D. Ziarah Jabal Nur


Disebelah utara Masjidil Haram (kurang lebih 6 km), terdapat sebuah gunung,
di puncaknya terdapat gua yang dikenal dengan nama Gua Hira. Nama Jabal Nur
berarti "gunung yang bercahaya". Nabi Muhammad SAW kerap mengunjungi
Jabal Nur, tepatnya di dalam Gua Hira. Di sana beliau menyendiri dan
menenangkan pikiran dari kerusuhan kota Makkah.7

Pada saat menyendiri, datanglah malaikat Jibril kepada Nabi Muhammad SAW
untuk menyampaikan wahyu Allah SWT. Setelah wahyu pertama turun, kemudian
melalui serangkaian proses yang panjang, Muhammad menjadi nabi dan rasul
sampai Isra dan Mi'raj.

Wahyu Allah SWT yang diturunkan kepada Nabi Muhammad SAW ini
merupakan titik awal cahaya Islam yang terus menerus benderang sampai
sekarang ini. Rasulullah SAW dengan wahyu-Nya mampu memberantas

6
Taufiqurrochman, R. (2009). Manasik Haji dan Ziarah Spiritual. Hal 34
7
Gus Arifin, Ensiklopedia Fiqih Haji dan Umrah,2014, PT. Elex Media Komputindo: Jakarta, Hal
288.

10
kegelapan dan kesesatan yang saat itu, sampai akhir zaman, merajalela di muka
bumi.

Maka tak heran, umat Islam menyebut gunung yang biasa dibuat
Rasulullah SAW untuk menyendiri dan menerima wahyu tersebut dengan nama
Jabal Nur atau Gunung Cahaya.

Menurut Kelengkapan Tarikh Nabi Muhammad SAW karya Moenawar


Chalil, Rasulullah SAW memang suka menyendiri sejak kanak-kanak. Beliau
tidak suka bergaul ramai-ramai dengan banyak orang. Hal ini berlanjut hingga
beliau dewasa.

Ketika menginjak usia 40 tahun, semakin dalam keinginan Rasulullah


SAW untuk menjauhkan diri dari keramaian masyarakat. Beliau sering kali pergi
meninggalkan rumah untuk mencari tempat menyendiri atau berkhalwat dengan
tujuan menenangkan pikiran, menjernihkan angan-angan, mengheningkan cipta
yang muaranya untuk mencari kebenaran yang hakiki.

Tak lama kemudian, beliau menemukan sebuah gunung yang ada guanya.
Gunung itu berada di tempat yang sunyi, senyap, di sebelah utara kota Makkah.
Gunung ini tak lain adalah Jabal Nur, dan gua yang dimaksud adalah Gua Hira.

Oleh sebab itu, Rasulullah SAW memilih gunung dan gua itu untuk
berkhalwat. Beliau mengasingkan diri dan membawa bekal seperlunya untuk
menguatkan raganya selama berbulan-bulan.8

Saat ini Jabal Nur dalam setiap saat menjadi destinasi wisata ziarah bagi
jamaah termasuk jamaah Indonesia baik saat musim haji maupun umrah
sepanjang tahun.

Sedikitnya ada dua hikmah dan makna yang bisa didapat dengan berziarah ke
Jabal Nur yakni pertama pelajaran spriritual. Dari Pelajaran spiritual tersebut
jamaah mendapatkan ketenangan dan pencerahan dan memberikan salam damai

8
Jabal Nur, Tempat Rasulullah Berkhalwat Jelang Kenabian (ampproject.org), diakses pada 22
November 2023.

11
kepada orang lain itu membutuhkan satu kesucian diri, kesucian hati, dan
perjuangan.

Pesan kedua adalah pesan kemanusiaan juga. Bagaimana Rasulullah dari


puncak Jabal Nur melihat ke bawah itu kota Makkah. Masyarakat bisa
membayangkan Rasulullah melihat masyarakatnya di Makkah. Waktu itu
digambarkan masyarkat jahiliyah dan perlu mendapatkan pencerahan. Rasulullah
memiliki misi mencerahkan dengan ajaran wahyu yang diterimanya,9

E. Ziarah Jabal Rahmah


Gunung ini berada di Padang Arafah yang terletak sekitar 21 kilometer arah
Tenggara kota Mekah. Tingginya kurang lebih 500 m dari permukaan laut. Di
puncak bukit ini terdapat tugu peringatan warna putih sebagai tempat atau posisi
pertemuan antara nabi Adam dan Hawa setelah berpisah sekitar 200 tahun ketika
diturunkan Allah dari surga untuk menghuni bumi. Setelah beberapa lama
berpisah, Adam merasa rindu dengan istrinya. Ia pun mencarinya, hingga Allah
memerintahkan Adam melaksanakan ibadah haji ke Mekah. Disebutkan dalam
kitab Ara’is Al-Majlis karya Al-Tsa’aibi.

Nama lain dari Jabal Rahmah adalah bukit kasih sayang. Dinamai hal tersebut
nama Jabal Rahmah diambil dari kata rahmah yang berarti kasih sayang.10

Nabi Adam AS dan Siti Hawa berpisah selama 200 tahun saat diturunkan ke
bumi, sebagaimana dikatakan Abdul Mutaqin dalam buku Kain Ihram Anak
Kampung. Akhirnya keduanya bertemu di Arafah, yang saat ini dijadikan tempat
pertemuan umat Islam setiap tahun.

Ada pendapat lain yang menyebut, Nabi Adam AS berpisah dengan Siti Hawa
selama 500 tahun, 300 tahun, bahkan ada yang mengatakan 40 tahun.11

9
WISATA JABAL NUR TAK SEKADAR ZIARAH, INI 2 PESAN DI DALAMNYA - Jakarta
Islamic Centre (islamic-center.or.id), diakses pada 22 November 2023.
10
Gus Arifin, Ensiklopedia Fiqih Haji dan Umrah,2014, PT. Elex Media Komputindo: Jakarta, Hal
289.
11
Jabal Rahmah, Bukit Cinta Tempat Bertemunya Adam dan Hawa di Bumi (ampproject.org),
diakses pada 22 November 2023.

12
Jabal Rahmah juga merupakan tempat wahyu terakhir kepada Nabi
Muhammad SAW, tatkala melakukan wukuf. Wahyu tersebut termuat dalam Al
Quran surah Al Maidah ayat 3, “…Pada hari ini orang-orang kafir telah putus asa
untuk (mengalahkan) agamamu, sebab itu janganlah kamu takut kepada mereka
dan takutlah kepada-Ku. Pada hari ini telah Aku sempurnakan kepadamu nikmat-
Ku, dan telah Ku ridhai Islam itu jadi agama bagimu.”

Meski Ulama Saudi sendiri sudah menegaskan berziarah ke Jabal Rahmah


bukanlah hal yang disunnahkan apalagi diwajibkan, nyatanya banyak peziarah
berdatangan dan berdoa menengadahkan tangan di sana saat wukuf.

Jamaah haji dari berbagai dunia termasuk Indonesia, selain memadati bukit ini
saat wukuf 9 Dzulhijjah. Tidak sedikit mereka menulis nama-nama agar diberikan
kelancaran jodoh dan dan kelanggengan pasangan12.

Di tugu putih itulah Nabi Adam dan Hawa bertemu setelah dipisahkan Allah
SWT selama 200 tahun. Di tempat ini pula, Nabi Muhammad SAW
menyampaikan khutbah terakhir semasa Haji Wada (perpisahan). Masyarakat
setempat menyebut bukit itu sebagai lambang cinta kasih. Itulah sebabnya, banyak
jemaah berdoa agar cinta mereka langgeng atau berharap segera mendapat jodoh.
Sayangnya, kesucian Jabal Rahmah kini mulai terganggu oleh para peziarah yang
sering mencoret-coret tempat wisata itu.

Hingga saat ini Jabal Rahmah digunakan untuk bermunajat dan berdo’a,
banyak jamaah yang berdoa agar didekatkan jodohnya oleh Allah swt serta
sebagai tempat wisata sejarah dan keislaman.13

F. Ziarah Maqam Rasulullah SAW


Ziarah Makam Rasulullah SAW adalah kegiatan ziarah yang dilakukan oleh
umat Islam ke makam Nabi Muhammad SAW di kompleks Masjid Nabawi di
Kota Madinah, Arab Saudi. Makam Rasulullah SAW merupakan tempat yang
sangat dihormati dan dianggap suci oleh umat Islam, karena di situlah Nabi
Muhammad SAW dimakamkan setelah wafatnya. Ziarah ke makam Rasulullah
12
sejarah-jabal-rahmah-diyakini-sebagai-lokasi-pertemuan-adam-dan-hawa - Dinas Perpustakaan
dan Arsip Kabupaten Kampar (kamparkab.go.id), diakses pada 22 November 2023.
13
Jabal Rahmah Tempat Ziarah Favorit Jemaah Haji - News Liputan6.com (ampproject.org),
diakses pada 22 November 2023.

13
SAW memiliki nilai spiritual yang tinggi bagi umat Islam, karena memberikan
kesempatan bagi para jamaah untuk mendekatkan diri kepada sejarah dan ajaran
Nabi Muhammad SAW.

Makam Rasulullah SAW berada di dalam kompleks Masjid Nabawi, yang juga
merupakan tempat suci bagi umat Islam. Selain makam Nabi Muhammad SAW,
di sana juga terdapat makam dari salah seorang sahabat Nabi, yakni Sayyidina
Abu Bakar dan Sayyidina Umar bin Khattab. Kedua makam tersebut juga sering
dikunjungi oleh para jamaah yang melakukan ziarah ke kompleks Masjid Nabawi.

Ziarah ke makam Rasulullah SAW memerlukan adab dan etika yang khusus.
Para jamaah diharapkan untuk menjaga kesucian dan kehormatan tempat tersebut,
serta menunjukkan rasa hormat dan penghormatan yang tinggi. Selain itu, ziarah
ke makam Rasulullah SAW juga sering disertai dengan doa dan dzikir, sebagai
bentuk penghormatan dan permohonan ampunan kepada Allah SWT.

Dalam Islam, ziarah ke makam Rasulullah SAW dianggap sebagai salah satu
bentuk ibadah dan penghormatan kepada Nabi Muhammad SAW. Para jamaah
yang melakukan ziarah ke makam Rasulullah SAW diharapkan untuk
menjalankan kegiatan tersebut dengan penuh kesadaran akan nilai spiritual dan
sejarah yang terkandung di dalamnya.

Dengan demikian, ziarah ke makam Rasulullah SAW merupakan kegiatan


yang memiliki nilai spiritual dan sejarah yang tinggi bagi umat Islam. Hal ini
menjadi bagian penting dari perjalanan spiritual dan keagamaan bagi para jamaah
yang melakukan ibadah umrah dan haji.

Ziarah ke makam Rasulullah SAW memiliki keutamaan dan nilai spiritual yang
tinggi bagi umat Islam. Berikut adalah beberapa filosofi dan keutamaan yang
terkandung dalam ziarah ke makam Rasulullah SAW:

1. Keutamaan Spiritual: Ziarah ke makam Rasulullah SAW dianggap sebagai


salah satu bentuk ibadah dan penghormatan kepada Nabi Muhammad SAW.
Para jamaah yang melakukan ziarah ke makam Rasulullah SAW diharapkan

14
untuk menjalankan kegiatan tersebut dengan penuh kesadaran akan nilai
spiritual dan sejarah yang terkandung di dalamnya.
2. Penghormatan dan Doa: Ziarah ke makam Rasulullah SAW sering disertai
dengan doa dan dzikir, sebagai bentuk penghormatan dan permohonan
ampunan kepada Allah SWT. Para jamaah juga berkesempatan untuk
merenungkan ajaran dan kehidupan Nabi Muhammad SAW, serta memohon
keberkahan dan ampunan.
3. Kesempatan Berziarah: Bagi umat Islam, kesempatan untuk berziarah ke
makam Rasulullah SAW dianggap sebagai anugerah dan keberkahan. Ziarah
ke makam Rasulullah SAW merupakan keinginan banyak orang Islam, dan
tidak semua muslim bisa berkesempatan berkunjung ke makam nabi sembari
berdoa dan mengambil hikmah dari kegiatan ziarah.
4. Perbuatan Mulia: Ziarah ke makam Rasulullah SAW termasuk perbuatan
mulia. Para jemaah haji atau umrah sebaiknya menyempatkan untuk
berkunjung ke makam Nabi Muhammad SAW, karena ziarah ke makam
Rasulullah SAW termasuk ibadah penting dan perbuatan terpuji.

Dengan demikian, ziarah ke makam Rasulullah SAW memiliki keutamaan


yang tinggi dalam Islam. Kegiatan ini tidak hanya menjadi bentuk penghormatan
kepada Nabi Muhammad SAW, tetapi juga menjadi momen untuk merenungkan
ajaran dan kehidupan beliau serta memperoleh keberkahan dan ampunan dari
Allah SWT.

G. Ziarah Masjid Quba


Masjid sudah ada sejak masa Rasulullah saw pada waktu hijrah dari Makkah
ke Madinah dengan ditemani sahabat Abu Bakar, Rasulullah saw melewati daerah
yang disebut dengan Quba, dan akhirnya di sana Beliau mendirikan masjid
pertama sejak masa kenabiannya, yaitu masjid Quba.15 Sebagaimana disebutkan
dalam Q.S. At-Taubah ayat 108 sebagai berikut:

‫اَل َت ُق ْم ِف ي ِه َأ َب ًد اۚ َل َم ْس ِج ٌد ُأ ِّس َس َع َل ى ال َّت ْق َو ٰى ِم ْن َأ َّو ِل َي ْو ٍم َأ َح ُّق َأ ْن َت ُق و َم ِف ي ِه ۚ ِف ي ِه ِر َج اٌل ُي ِح ُّب وَن َأ ْن‬


‫َي َت َط َّهُر واۚ َو ال َّل ُه ُي ِح ُّب ا ْل ُم َّط ِّه ِر يَن‬

15
Artinya: “Janganlah kamu bersembahyang dalam masjid itu selama-lamanya.
Sesungguh- nya mesjid yang didirikan atas dasar taqwa (mesjid Quba), sejak hari
pertama adalah lebih patut kamu sholat di dalamnya. Di dalamnya mesjid itu ada
orang-orang yang ingin membersihkan diri. Dan Sesungguhnya Allah menyukai
orang-orang yang bersih” (Q.S. At-Taubah ayat 108).

Masjid Quba yaitu masjid pertama yang dibina pada hari pertama Rasulullah
saw tiba di Madinah. Baginda tiba di Madinah pada hari Isnin dan menginap
sehingga hari Jumat dan diikuti masjid Nabawi bukan saja menjadi tempat umat
Islam menunaikan ibadat shalat, bahkan turut menjadi pusat perkembangan ilmu
pengetahuan, pusat kemajuan ekonomi ummah, pusat perjumpaan komuniti dan
sebagainya.14 Masjid Quba lebih banyak difungsikan untuk pengajaran dan
melakukan penguatan kemasyarakatan yang langsung dilakukan serta dicontohkan
oleh Nabi sendiri.15 Masjid Quba dibangun dengan bentuk yang sederhana, dibuat
dari pelepah-pelepah dan daun kurma serta batu-batu bata. Masjid mempunyai
ruang bersegi empat dengan dinding sekelilingnya. Di sebelah utara dibuat
serambi untuk shalat, bertiang pohon kurma, beratap datar dari pelepah dan daun
kurma bercampur tanah liat. Di tengah-tengah lapangan terbuka dalam masjid ada
sebuah sumur tempat mengambil wuduk bagi jamaah.16 Dengan demikian, sudah
wajar rasanya bila masjid Quba berbentuk yang sederhana karena menjadi awal
dalam pembuatan masjid disaat itu. Perjuangan Rasulullah dan pengikutnya dalam
membangun masjid menggambarkan kepada manusia betapa pentingnya makna
dari masjid. Setelah 12 tahun menjalankan tugas sebagai Rasul di Mekkah, Allah
perintahkan Nabi Muhammad untuk hijrah ke Madinah. Ditilik dari ilmu perang,
hijrah itu merupakan taktik. Strategi Nabi ialah mengembangkan addin dan
mengislamkan umat. Taktik untuk mencapai tujuan strategi dijalankan beliau di
Mekkah. Tetapi kemajuan sangat lambat sehingga perlawanan dari musuh begitu
kuat. Sehingga Rasulullah menjadikan Madinah sebagai markas besarnya.
Ternyata cara yang ditempuh ini berhasil.

14
Atiyyah M. Saalim, Adab Ziarah Maqam dan Masjid Nabi s.a.w. (terjemahan). Ed.1(Kuala
Lumpur: Dinie Publisher, 1994), 85.
15
Sidi Gazalba, Masyarakat Islam : Pengantar Sosiologi dan Sosiografi (Jakarta: Bulan Bintang,
1976), 150.
16
Sidi Gazalba, Mesjid Pusat Ibadah dan Kebudayaan, 297.

16
H. Ziarah Bukit Uhud
Bukit Uhud, atau Jabal Uhud dalam bahasa Arab, adalah sebuah bukit yang
terletak di kota Madinah, Arab Saudi. Bukit ini memiliki nilai sejarah yang
penting dalam Islam, karena di situlah terjadi perang Uhud antara kaum Muslimin
yang dipimpin oleh Nabi Muhammad SAW dan kaum musyrikin Quraisy dari
Makkah. Perang Uhud terjadi pada tahun 625 Masehi, di mana pasukan Muslimin
yang berjumlah sekitar 1.000 orang menghadapi pasukan musyrikin Quraisy yang
berjumlah sekitar 3.000 orang. Meskipun pasukan Muslimin awalnya berhasil
mengalahkan pasukan musyrikin Quraisy, namun akhirnya mereka mengalami
kekalahan karena terjadi kesalahan strategi dalam menghadapi serangan musuh.

Bukit Uhud memiliki tinggi sekitar 1.050 meter dan panjang sekitar 7
kilometer. Bukit ini terdiri dari batu-batuan granit, marmer merah, dan batu-batu
mulia. Bukit Uhud memiliki keistimewaan tersendiri, karena dijanjikan akan ada
di surga. Sebagaimana hadis yang diriwayatkan oleh HR Bukhari, "Jika kita
hendak melihat gunung yang terdapat di surga, maka ziarahlah ke Gunung Uhud.
Gunung Uhud ialah salah satu dari bukit-bukit yang terdapat di surga."

Ziarah ke Bukit Uhud menjadi salah satu tujuan bagi umat Islam yang
melakukan ibadah umrah atau haji. Ziarah ke Bukit Uhud memberikan
kesempatan bagi para jamaah untuk merenungkan peristiwa penting dalam sejarah
Islam dan mendekatkan diri kepada ajaran Nabi Muhammad SAW. Selain itu,
ziarah ke Bukit Uhud juga sering disertai dengan doa dan dzikir, sebagai bentuk
penghormatan dan permohonan ampunan kepada Allah SWT.

Dalam sejarah Islam, Bukit Uhud menjadi saksi perjuangan berat Nabi
Muhammad SAW dan para sahabatnya dalam menegakkan ajaran tauhid. Bukit
Uhud juga menjadi tempat syahidnya 70 sahabat Nabi Muhammad SAW,
termasuk Hamzah bin Abdul Mutholib, paman Nabi yang sangat dicintainya.
Bukit Uhud menjadi bukti sejarah yang menunjukkan kesungguhan dan
keberanian Nabi Muhammad SAW dalam menyebarkan ajaran Islam.

Ziarah Bukit Uhud adalah kegiatan ziarah yang dilakukan oleh umat Islam ke
Bukit Uhud, sebuah bukit yang terletak di kota Madinah, Arab Saudi. Bukit Uhud
memiliki nilai sejarah yang penting dalam Islam, karena di situlah terjadi perang

17
Uhud antara kaum Muslimin yang dipimpin oleh Nabi Muhammad SAW dan
kaum musyrikin Quraisy dari Makkah.

Perang Uhud terjadi pada tahun 625 Masehi, di mana pasukan Muslimin yang
berjumlah sekitar 1.000 orang menghadapi pasukan musyrikin Quraisy yang
berjumlah sekitar 3.000 orang. Meskipun pasukan Muslimin awalnya berhasil
mengalahkan pasukan musyrikin Quraisy, namun akhirnya mereka mengalami
kekalahan karena terjadi kesalahan strategi dalam menghadapi serangan musuh.

Ziarah ke Bukit Uhud memiliki nilai spiritual yang tinggi bagi umat Islam,
karena memberikan kesempatan bagi para jamaah untuk merenungkan peristiwa
penting dalam sejarah Islam dan mendekatkan diri kepada ajaran Nabi
Muhammad SAW. Selain itu, ziarah ke Bukit Uhud juga sering disertai dengan
doa dan dzikir, sebagai bentuk penghormatan dan permohonan ampunan kepada
Allah SWT.

Dalam konteks kebijakan fiskal, penetapan biaya penyelenggaraan ibadah haji


juga dapat mempengaruhi ziarah ke Bukit Uhud. Kebijakan fiskal yang tepat
dapat membantu mengatur pengeluaran dan penerimaan pemerintah terkait
dengan penyelenggaraan ibadah haji, termasuk dalam hal ziarah ke tempat-tempat
bersejarah yang terkait dengan Nabi Muhammad SAW.

Dalam kesimpulannya, ziarah ke Bukit Uhud merupakan kegiatan ziarah yang


memiliki nilai sejarah dan spiritual yang tinggi bagi umat Islam. Tempat ini
menjadi saksi peristiwa penting dalam sejarah Islam dan menjadi bagian dari
perjalanan spiritual bagi jamaah haji dan umrah.

Jabal Uhud, atau Gunung Uhud, memiliki sejarah yang kaya dan penting dalam
Islam. Berikut adalah sejarah dan keutamaan Jabal Uhud:

1. Perang Uhud: Jabal Uhud menjadi terkenal karena menjadi lokasi dari
Pertempuran Uhud pada 15 Syawal 3 Hijriah atau Maret 625 Masehi.
Pertempuran ini terjadi antara kaum Muslimin yang dipimpin oleh Nabi
Muhammad SAW dan kaum musyrikin Quraisy dari Makkah. Meskipun
awalnya kaum Muslimin berhasil, namun akhirnya terjadi kekacauan

18
yang dimanfaatkan oleh pasukan musuh, sehingga kaum Muslimin
mengalami kerugian besar.
2. Keistimewaan: Jabal Uhud memiliki keistimewaan tersendiri. Tak seperti
gunung atau bukit lainnya di sekitar Kota Madinah, situs ini menjadi
salah satu gunung yang dijanjikan akan ada di surga. Jabal Uhud adalah
sebuah gunung yang berjarak 5 km di sebelah utara Kota Madinah.
Gunung ini memiliki ketinggian 1.077 mdpl dan akan selalu diingat oleh
umat Islam karena pernah terjadi pertempuran besar di sana.
3. Peristiwa Penting: Dalam lembah yang berada di kaki Gunung Uhud,
terjadi peristiwa penting di mana para pemanah yang berada di atas
Gunung Arrimah tergoda melihat barang-barang berharga yang
ditinggalkan oleh kaum musyrikin. Mereka turun dari bukit hingga lupa
pesan Rasulullah SAW agar mereka tidak meninggalkan bukit tersebut.
Hal ini menyebabkan kekacauan di barisan Muslimin dan dimanfaatkan
oleh pasukan musuh.
4. Tempat Ziarah: Jabal Uhud menjadi tempat ziarah yang penting bagi
umat Islam. Para jamaah yang datang umumnya hanya sampai ke
Gunung Arrimah. Di lokasi ini juga terdapat Makam Syuhada Uhud,
yang merupakan pemakaman bagi 70 sahabat Nabi Muhammad SAW
yang gugur pada Pertempuran Uhud.

Dengan sejarah dan keutamaannya yang kaya, Jabal Uhud menjadi tempat
ziarah yang dihormati oleh umat Islam. Ziarah ke tempat ini memberikan
kesempatan bagi umat Islam untuk merenungkan peristiwa penting dalam sejarah
Islam dan mendekatkan diri kepada ajaran Nabi Muhammad SAW.

I. Ziarah Pemakaman Baqi’


Sejarah Pemakaman Baqi' terjadi sekitar tahun 622 Masehi, ketika Nabi
Muhammad SAW dan para sahabatnya mengirim ke Madinah dari Makkah.
Setelah mengirim, mereka menemukan tempat yang sesuai untuk beristirah dan
berpraktik keagamaan Islam. Pemakaman ini pertama kali dibuat pada masa
pemerintahan Khalifah Umar bin Khattab pada abad ke-7 Masehi.

19
Makam Baqi' adalah areal pemakaman yang menyimpan jasad sahabat-sahabat
Nabi Muhammad SAW dan keluarga Nabi Muhammad di Madinah, Arab Saudi.
Makam ini terletak tidak jauh dari Masjid Nabawi dan memiliki luas sekitar
174.962 meter. Nama "Baqi" berarti taman pepohonan, karena di tempat ini
tumbuh berbagai jenis pohon, termasuk pohon berduri yang sangat besar, yaitu
pohon berduri yang disebut al-Gharqad

Beberapa peristiwa penting terkait Pemakaman Baqi' meliputi:

1. Pemilihan Lahan: Lahan yang akan dijadikan tapak pemakaman dimilih


oleh Nabi Muhammad SAW sebagai pemakaman umum. Lahan ini
dijadikan pemakaman Muslim yang meninggal di Madinah.
2. Pemakaman Sahabat dan Keluarga: Di Pemakaman Baqi', dimakamkan
para keluarga dan sahabat Nabi Islam, Muhammad, serta para tabiin dan
tabiuttabiin. Baqi' juga menjadi tempat pemakaman umum Islam pertama
di Madinah, wilayah Hijaz, sekarang Arab Saudi.
3. Peristiwa Pertama Kali: Banyak cerita bahwa Muhammad sering
menziarahi Pemakaman Baqi' setiap kali melewatinya. Selama masa
pembangunan Masjid Nabawi, pada lahan yang dibeli dari dua orang
anakatim saat pertama kali Nabi datang di Madinah, As'ad bin Zurarah,
sahabat Nabi Muhammad, meninggal dunia. Muhammad memilih tanah
tersebut sebagai pemakaman dan As'ad menjadi orang pertama yang
dimakamkan dari Kaum Anshar. Ketika Muhammad ikut Perang Badar,
putrinya Ruqayyah jatuh sakit dan meninggal pada tahun 624. Ia
dimakamkan di Baqi. Ia menjadi orang Ahlulbait pertama yang
dimakamkan di tempat tersebut.
4. Pemakaman Utsman Bin Affan: Awalnya, khalifah ketiga Utsman bin
'Affan dimakamkan di dekat pemakaman Yahudi.

Pemakaman Baqi' menjadi salah satu tempat ziarah yang sangat dihormati
oleh umat Islam, karena di tempat tersebut banyak dimakamkan sahabat dan
keluarga Muhammad, sehingga menjadi salah satu dari dua pemakaman tersuci
dalam banyak tradisi Islam, selain Jannatul Mu'alla. Selain itu, Pemakaman Baqi'

20
juga menjadi saksi peristiwa penting dalam sejarah Islam dan menjadi bagian dari
perjalanan spiritual dan keagamaan bagi para jamaah yang melakukan ibadah
umrah dan haji.

BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dari hasil pencarian, terdapat informasi yang relevan terkait dengan
rumusan masalah yang telah disebutkan. Berikut adalah kesimpulan dari
rumusan masalah tersebut:

1. Filosofi dan Nilai Spiritual Ziarah: Ziarah ke tempat-tempat


suci terkait dengan sejarah Islam, seperti Jabal Tsur, Jabal
Nur, Jabal Rahmah, Maqam Rasulullah SAW, Masjid Quba,
Bukit Uhud, dan Pemakaman Baqi', memiliki filosofi dan

21
nilai spiritual yang tinggi dalam Islam. Tempat-tempat
tersebut memiliki makna sejarah dan religius yang penting,
yang menjadi saksi peristiwa-peristiwa bersejarah dalam
Islam.
2. Makna dan Nilai Spiritual Ziarah: Ziarah ke tempat-tempat
bersejarah tersebut memiliki makna dan nilai spiritual yang
mendalam bagi umat Islam. Tempat-tempat tersebut menjadi
tempat untuk merenungkan sejarah dan ajaran Islam, serta
memperoleh keberkahan dan ampunan dari Allah SWT.
3. Pengaruh Ziarah terhadap Perjalanan Spiritual: Ziarah ke
tempat-tempat bersejarah memiliki pengaruh yang signifikan
terhadap perjalanan spiritual dan keagamaan umat Islam
yang melakukan ibadah umrah dan haji. Ziarah tersebut
menjadi momen untuk mendekatkan diri kepada ajaran Nabi
Muhammad SAW dan merenungkan nilai-nilai keagamaan.
4. Daya Tarik dan Keistimewaan: Masing-masing tempat
ziarah memiliki daya tarik dan keistimewaan tersendiri, yang
membuatnya menjadi tempat ziarah yang dihormati dan
dihargai oleh umat Islam.
5. Pengaruh Kebijakan Fiskal: Kebijakan fiskal juga
mempengaruhi ziarah ke tempat-tempat bersejarah terkait
dengan Nabi Muhammad SAW. Kebijakan fiskal yang tepat
dapat mendukung kelancaran ziarah dan pemeliharaan
tempat-tempat bersejarah tersebut.
Dengan demikian, rumusan masalah tersebut memberikan gambaran
yang komprehensif mengenai filosofi, nilai spiritual, pengaruh, daya tarik,
keistimewaan, dan pengaruh kebijakan fiskal terkait ziarah ke tempat-tempat
bersejarah dalam Islam.

B. Saran
Berdasarkan kesimpulan yang disajikan, saran yang dapat diberikan adalah:

22
1. Mendorong penelitian lebih lanjut untuk menggali lebih
dalam mengenai filosofi dan nilai spiritual ziarah ke tempat-
tempat suci terkait dengan sejarah Islam, serta bagaimana
ziarah ini mempengaruhi percayaan dan keagamaan umat
Islam.
2. Meneliti lebih lanjut mengenai makna dan nilai spiritual dari
ziarah ke tempat-tempat bersejarah seperti Jabal Tsur, Jabal
Nur, Jabal Rahmah, Maqam Rasulullah SAW, Masjid Quba,
Bukit Uhud, dan Pemakaman Baqi', serta bagaimana ziarah
ini memperkuat kepercayaan dan komitmen umat Islam.
3. Melakukan penelitian untuk memahami lebih dalam daya
tarik dan keistimewaan masing-masing tempat ziarah, serta
bagaimana setiap tempat ziarah memiliki nilai spiritual dan
sakral yang berbeda.
4. Meneliti pengaruh kebijakan fiskal terhadap ziarah ke
tempat-tempat bersejarah terkait dengan Nabi Muhammad
SAW, serta bagaimana kebijakan fiskal mempengaruhi
bagaimana umat Islam menghargai dan menghubungi Nabi
Muhammad SAW.

Dengan melakukan penelitian lebih lanjut terkait dengan filosofi, nilai


spiritual, pengaruh, dan kebijakan terkait ziarah ke tempat-tempat bersejarah
dalam Islam, diharapkan dapat memberikan pemahaman yang lebih mendalam
mengenai pentingnya ziarah dalam kehidupan umat Islam.

23
DAFTAR PUSTAKA

Atiyyah M. Saalim, Adab Ziarah Maqam dan Masjid Nabi s.a.w. (terjemahan).
Ed.1(Kuala Lumpur: Dinie Publisher, 1994),

Bintus Sami’ ar-Rakily, 40 Hadis Shahih Teladan Rasul Dalam Berziarah Kubur,
hlm.

Galvan Yudistira 2023, EDUKASI Hijrah dan Umrah Mengikuti Jejak Nabi
Muhammad SAW dalam Ibadah Ziarah, dikutip dari
https://www.bsimaslahat.org/blog/hijrah-dan-umrah-mengikuti-jejak-nabi-
muhammad-saw-dalam-ibadah-ziarah/ (diakses pada tanggal 29 November
2023)

Gus Arifin, Ensiklopedia Fiqih Haji dan Umrah,2014, PT. Elex Media
Komputindo: Jakarta.

Jabal Nur, Tempat Rasulullah Berkhalwat Jelang Kenabian (ampproject.org),


diakses pada 22 November 2023.

Mutmainah Afra Rabbani, Adab Berziarah Kubur Untuk Wanita, (Jakarta: Lembar
Pustaka Indonesia, 2014)

sejarah-jabal-rahmah-diyakini-sebagai-lokasi-pertemuan-adam-dan-hawa - Dinas
Perpustakaan dan Arsip Kabupaten Kampar (kamparkab.go.id), diakses
pada 22 November 2023.

Sidi Gazalba, Masyarakat Islam : Pengantar Sosiologi dan Sosiografi (Jakarta:


Bulan Bintang, 1976)

Sidi Gazalba, Mesjid Pusat Ibadah dan Kebudayaan,

Taufiqurrochman, R. (2009). Manasik Haji dan Ziarah Spiritual.

WISATA JABAL NUR TAK SEKADAR ZIARAH, INI 2 PESAN DI


DALAMNYA - Jakarta Islamic Centre (islamic-center.or.id), diakses pada
22 November 2023.

24
Yendra, Mengenal Ilmu Bahasa (Linguistik), cetakan pertama, (Yogyajarta: Budi
Utama, 2018), hlm. 200-201.

25

Anda mungkin juga menyukai