Putri Cantika Nabilah - Komunikasi Antar Budaya Pada Film Bienvenue Chez Les Ch'tis.
Putri Cantika Nabilah - Komunikasi Antar Budaya Pada Film Bienvenue Chez Les Ch'tis.
1204619008 - 3A
Pertama-tama kami panjatkan puja dan puji syukur atas rahmat dan
kehadiran Allah SWT, karena tanpa rahmat serta ridhonya, kami tidak dapat
menyelesaikan makalah ini dengan baik dan selesai tepat watu dengan berjudul
“Komunikasi Antar Budaya Pada Film Bienvenue Chez Les Ch'tis”
Tidak lupa kami ucapkan terima kasih kepada Prof. Dr. Ninuk Lustyantie,
M.Pd selaku dosen pengampu pada mata kuliah Pengembangan Penulisan Karya
Ilmiah (PPKI) yang membimbing penulis dalam pengerjaan tugas Skripsi
Proposal ini. Penulis sangat berharap semoga proposal ini dapat menambah
pengetahuan serta pengalaman bagi para pembaca.
Akhir kata, penulis berharap semoga proposal penelitian ini berguna bagi
para pembaca dan pihak-pihak lain yang berkepentingan.
Penyusun
2
DAFTAR ISI
Kata Penghantar..........................................................................................2
DAFTAR ISI................................................................................................3
ABSTRAK....................................................................................................4
BAB I.............................................................................................................5
PENDAHULUAN........................................................................................5
A. Latar Belakang Masalah......................................................................5
B. Fokus dan Sub fokus..........................................................................15
C. Rumusan Masalah..............................................................................15
D. Manfaat Penelitian.............................................................................15
E. Manfaat Teoritis.................................................................................16
BAB II.........................................................................................................17
KAJIAN PUSTAKA..................................................................................17
1. Landasan Teori..................................................................................17
A. Komunikasi........................................................................................17
B. Pengertian Budaya.............................................................................18
C. Komunikasi Antar Budaya................................................................20
D. Proses komunikasi antar budaya........................................................23
E. Prinsip-Prinsip Komunikasi Antarbudaya.........................................31
F. Hambatan komunikasi antar budaya..................................................32
G. Film....................................................................................................33
H. Jenis-Jenis Film.................................................................................34
2. Penelitian Relavan.............................................................................35
3. Kerangka Berpikir.............................................................................40
BAB III....................................................................................................42
METODOLOGI PENELITIAN...............................................................42
A. Tujuan Penelitian............................................................................42
B. Lingkup Penelitian.........................................................................42
3
C. Waktu dan Tempat.........................................................................42
D. Prosedur Penelitian.........................................................................43
E. Teknik Pengumpulan Data.............................................................44
F. Teknik Analisis Data......................................................................45
G. Kriteria Analisis.............................................................................45
Daftar Pustaka...........................................................................................47
ABSTRAK
Putri Cantika Nabilah . 2022. Komunikasi Antar Budaya Pada Film Bienvenue
Chez Les Ch'tis Karya Dany Boon (2008). Proposal Skripsi. Program Studi
Pendidikan Bahasa Prancis, Fakultas Bahasa dan Seni, Universitas Negeri Jakarta.
Budaya Pada Film Bienvenue Chez Les Ch'tis Karya Dany Boon” Latar belakang
warga perancis selatan dan warga perancis utara . Penelitian ini bertujuan untuk
tidak antara warga perancis utara dan warga perancis selatan. Metode penelitian
yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis isi yang bersifat kualitatif,
dan teknik penelitian berup analisis isi dengan melakukan isi kalimat komunikasi
dalam suatu media. Dalam pengumpulan data, peneliti memperoleh data dari film
Bienvenue Chez Les Ch'tis berupa gambar dan juga kalimat dan disesuaikan
dalam 3 proses komunikasi efektif pada film tersebut dan melakukan kesimpulan
4
BAB I
PENDAHULUAN
pendidikan pun tidak akan tersebar nilai-nilai budaya, dan pendidikan tanpa
budaya norma-norma dan aturan tidak akan ada pada kehidupan manusia.
Pendidikan. Oleh sebab itu, Pewarisan nilai-nilai budaya akan tersalurkan dari
Dalam Hal ini dalam buku oleh James Carey, komunikasi sebagai budaya :
devenues, d’un point de vue purement théorique, des synonymes. Dans son livre,
rituel
( Esai tentang Media dan Masyarakat (1989) bahwa komunikasi dan budaya telah
menjadi, dari sudut pandang teoretis murni, sinonim. Dalam bukunya, Carey,
5
yang selalu membela kebutuhan untuk menulis ulang sejarah komunikasi di luar
Pada kutipan diatas disimpulkan bahwa komunikasi dan budaya sudah terikat
dan telah menjadi teoritis murni, sinonim. Hal tersebut membutikan komunikasi
dan budaya saling bertahan. Dari hal tersebut membutikan komunikasi sangat
penting bahkan komunikasi juga merupakan budaya dalam buku james carey.
Komunikasi juga terjadi senantiasa melintasi batas suku, etnis, ras, agama, warna
kulit, jenis kelamin, usia hingga bangsa dan negara. Singkatnya, adanya
globalisasi saat ini dalam dunia Pendidikan diantaranya; membantu proses belejar
perasaan, baik yang disampaikan lewat lisan, tulisan, bahasa tubuh, gaya dan
bahwa untuk berkomunikasi terhadap seseorang bisa melalui 2 yaitu dengan verba
komunikasi verbal dan non verbal. Pada komunikasi verbal seseorang akan
6
nonverbal disampaikan melalui simbol-simbol ataupun kebiasaan yang ada dalam
suatu masyarakat.
misalnya antara suku bangsa, etnis, ras dan suku sosial. Komunikasi antarbudaya
tidak hanya inividu yang berbeda namun juga kelompok yang berbeda.
pada Perbedaan Etnis, agama, latar belakang sosial, ekonomi, politik, pendidikan
dan sebagainya akan membuat setiap orang berbeda dalam anutan nilai yang
dipercayai dan digunakan. Menurut Sir David Cannadine (2013) posits six
forms of regulators of human life and identity: religion, nation, class, gender,
kehidupan dan identitas manusia: agama, bangsa, kelas, jenis kelamin, ras, dan
peradaban. Dapat disimpulkan bahwa enam identitas manusia yang dimana pasti
7
berbeda beda pada setiap manusia dan hal tersebut nilai budaya yang berbeda
itulah yang akan menuntun setiap orang dalam berkomunikasi dan membangun
hubungan antar sesama. Nilai dan anutan itulah yang membolehkan atau tidak
dan lambang komunikasi, menentukan bentuk dan pola komunikasi yang dipakai.
Demikian pula komunikasi antar ras kulit hitam dan kulit putih di amerika serikat,
ras arab dengan non arab, Islam dengan Kristen, Hindu dengan budha dan
dengan seorang warga negara Indonesia yang baru pertama kali menginjak kaki di
india (Deddy Mulyana, 2003). Dengan sedikit perubahan nama tokoh, secara
“Sebut saja Eko Warga Negara Indonesia yang hendak melanjutkan studi
S3nya di India. Ketika pesawat yang ditumpanginnya dari Jakarta tiba di india, ia
sudah ditentukan dengan jelas sebagaimana tertulis lengkap dalam secarik kertas
yang ia sodorkan kepada sopir taksi (maklum ya belum bisa berbahasa india
dengan baik) Ketika sopir membaca alamat yang dimaksud, sopir taksi tersebut
langsung memberikan syarat bahwa ia kenal alamat yang dimaksud dan bisa
8
tibalah taksi Eko pada tempat dimaksud. Taksi-pun berhenti, dan Eko melangkah
keluar dengan penuh suka ria karena telah tiba di India tepat pada alamat yang
ditujunya. Karena eko tidak begiu mengerti bahasa india, eko yang tidak bisa
menanyakan berapa bayaran yang mesti dia berikan, eko langsung saja
memberikan uang sejumlah tertentu kepada sopir taksi dengan asumsi jumlah
memberikan uangnya kepada supir taksi india dengan senyum sopir taksi
yang sehingga eko menambahkan lagi bayarannya untuk sopir tersebut tetapi
sopir taksi india tetap menggelengkan kepalanya yang sehingga merasa heran
dengan supir taksi tersebut dan dia berpikir kenapa masih kurang padahal
bayarannya sudah ditambah dan eko langsung bayar dan tinggal begiu saja.
seperti di Indonesia dan awal pemberian bayaran eko kepada supir india baginya
sudah cukup dan ketika eko menambah lagi pembayaran itu, sopir india tersebut
makin seneng, bahagia dan juga berterima kasih. Begitulah penjelasan teman eko
Dari cerita tersebut, terlihat sangat jelas bagaimana perbedaan budaya antara
negara India dengan negara Indonesia yang dimana budaya sangat menentukan
pola dan cara komunikasi seseorang yang berbeda. Perbedaan simbol dan makna
9
yang sama juga merupakan hal yang berbeda terkait pesan dan makna yang
penerimaan dan juga berterima kasih. Terjadi juga pada fenomena lainnya yang
terjadi pada mahasiswa Pendidikan bahasa prancis yaitu ketika dalam proses
yang dimana merupakan simbol komunikasi non verbal yang berbeda antara
Indonesia dan prancis, faire la bise yang dilakukan di Prancis dilakukan secara 5
kali karena sudah menjadi budaya mereka Pria atau wanita Prancis biasa
melakukan hal tersebut pada teman akrab mereka. Ciuman ini juga biasa
misalnya perkenalan karyawan baru. Tetapi di Indonesia hal itu tidak serupa yang
dimana faire la bise jarang dijumpai bahkan terhadap orang baru jadi bisa
disimpulkan bahwa komunikasi secara non verbal hanya “ Faire la bise” antara di
Indonesia dan Prancis sangatlah berbeda yang dimana hal tersebut terjadi
studi di Universitas Sam Ratulangi Manado Fakultas Ilmu Sosial dan Politik
10
(FISPOL) memiliki hambatan komunikasi antar budaya dengan etnik Manado
yang dimana memiliki hambatan yang ditemui dalam komunikasi antar budaya
untuk mengetahui pesan komunkasi baik secara verbal maupun non verbal dan
juga mengalami perbedaan latar belakang baik dari segi penampilan, gaya hidup,
adat istiadat, cara berinteraksi, bahasa dan dialek. Masalah tersebut memberikan
kesulitan terhadap etnik papua untuk memahami silabus dalan kuliah dan juga
outils pour travailler auprès des familles et des enfants” meneliti tentang
komunikasi antar budaya secara efektif yang dimana tentang seorang anak
Aborigin, yang kedua adalah tentang seorang anak di luar negeri dan yang terakhir
adalah tentang pendatang baru. Masalah yang diteliti yaitu komunikasi antar
budaya bagaimana proses komunikasi yang efektif bagi seorang anak yang dari
luar negeri dan juga pendatang baru dengan terjadinya perbedaan bahasa serta
latar belakang budaya. Jurnal lainnya juga terjadi pada np SKRIPSI AHMAD TRI
pedagang etnis Jawa dan etnis Melayu terjadi kesulitan untuk berkomunikasi baik
secara verbal maupun non verbal yang akhirnya menunjukkan hasil penelitian
bahwa bentuk-bentuk komunikasi antar budaya Etnis Jawa dan Etnis Melayu di
11
Pasar Sukadamai adalah untuk komunikasi verbal, para pedagang etnis Jawa dan
berinteraksi satu sama lain agar bisa saling mengerti dan tidak ada salah faham.
komunikasi antar budaya juga terjadi pada mahasiswa pada penelitian dari Zulfa
lingkungan baru yakni UNS, yaitu terdapat hambatan antara mahasiswa lampung
personal seseorang dalam menyampaikan pesan seperti logat dan intonasi yang
makna. Maka dari itu beliau meneliti pentingnya untuk mahasiswa perantau untuk
hubungan dengan budaya baru tersebut. Dan juga sama hal serupa penelitian dari
12
pada pandangan mahasiswa Pattani tentang orang Indonesia serta mahasiswa
yang merantau dapat dengan baik memahami budaya negara yang akan ia tempati
yaitu dengan cara melalui media sosial seperti, youtube, Instagram, google dan
sebagainya. Banyak cara yang dapat diakses dengan mudah agar dapat belajar
budaya baru tersebut. Proses komunikasi antarbudaya diperlukan cara efektif agar
kesalahpahaman dalam komunikasi yang sehingga hal tersebut dapat terlihat juga
daari berbagai media, salah satunya adalah film. Film merupakan sebuah
Film bienvenue chez les ch’tis. Film Bienvenue chez les ch’tis Welcome to
the Sticks ini adalah sebuah film karya Dany Boon yang dirilis tahun 2008. Film
ini dibintangi oleh Dany Boon, Kad Merad dan Zoé Félix. Film ini telah meraih
sukses yang sangat besar, bahwa film Bienvenue Chez Les Ch’tis karya Dany
Boon ini telah memecahkan rekor box office di Prancis. Selain itu film ini juga
13
merupakan film Prancis terlaris yang telah ditonton oleh 20,5 juta penonton dalam
pantai Mediterania untuk membuatnya bahagia. Karena posisi yang diinginkan ini
ketahuan oleh manajemen. Sebagai hukuman, dia dibuang selama dua tahun ke
Bergues, sebuah kota dekat Dunkirk di utara Prancis tempat yang dingin dan
hujan yang dihuni oleh ch'tis yang tidak canggih dan juga berbicara dengan dialek
aneh. Dia harus menghabiskan malam pertamanya di rumah Antoine, salah satu
hanya terdiam karena tidak paham dengan apa yang pelanggannya bicarakan.
pelanggan tersebut. Abrams hanya terdiam karena tidak paham dengan apa yang
berpengaruh oleh Abrams, karena bahasanya yang sangat berbeda dengan Bahasa
asal Abrams.
antar budaya yang efektif yaitu Menurut Bezzari (2017) yang mengutip terdiri
bagaimana komunikasi antarbudaya dalam film Bienvenue Chez Les Ch’tis. Data
14
yang dikumpulkan berupa ujaran-ujaran yang mengandung proses Komunikasi
anta budaya pada film Bienvenue Chez Les Ch’tis karya Dany Boon.
Fokus penelitian ini adalah Komunikasi Antar Budaya film Bienvenue Chez
Les Ch’tis karya Dany Boon. Sedangkan untuk subfokus penelitian adalah proses
komunikasi antar budaya dalam film Bienvenue Chez Les Ch’tis karya Dany
Boon.
C. Rumusan Masalah
comportementale?”
D. Manfaat Penelitian
komunikasi antar budaya yang terkandung dalam film Bienvenue Chez Les
15
E. Manfaat Teoritis
guru dan siswa di semua bidang pembelajaran. Hasil penelitian ini juga
16
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
1. Landasan Teori
A. Komunikasi
Ada banyak definisi yang diberikan oleh para ilmuwan mengenai arti dari
informarsi dan pesan antara 2 orang atau lebih. Tanpa adanya komunikasi, sejarah
peradaban manusia tidak dapat maju sebagaimana tidak ada hubungan yang
memungkinkan informasi atau pesan dapat dibagi kepada orang lain yang
yang dapat disosialisasikan secara langsung atau tatap muka atau melalui media.
17
Dari definisi dari berbagai ahli maka dapat disimpulkann bahwa komunikasi
merupakan sebuah proses yang dimana terjadi pertukaran informasi baik secara
verbal maupun non verbal atau terjadi perpindahan pesan dari pengirim ke
B. Pengertian Budaya
imbuhan (ke dan an). Banyak orang mempelajari budaya melalui interaksi dengan
orang tua, orang lain, keluarga, teman dan sebagainya yang merupakan bagian
dari budaya. Budaya dipelajari bukan hanya Ketika sedang dalam proses
kebanyakan anak ditanya sejak usia dini untuk membuat keputusan tentang apa
yang mereka sukai dan apa yang mereka lakukan tetapi berbeda di Indonesia anak
usia dini masih dibimbing dan dituntun untuk menjenjang Pendidikan kedepannya
yang dimana masih belum diberi kebebasan oleh orang tua di Indonesia. Edward
yang dibutuhkan manusia sebagai anggota masyarakat. Oleh karena itu, istilah
digunakan dalam berbagai metode bahasa dari tahun 1970 hingga 1980 sejak
munculnya metode tradisional dalam konteks sekolah. Menurut para ahli lainnya
18
seperti Larry A. Samovar dan Richard E. porter memberikan pengertian
kepercayaan, nilai, sikap, makna, hirarki, agama, pilihan waktu, peranan, relasi
ruang, konsep yang luas dan objek material atau kepemilikan yang dimiliki dan
dipertahankan oleh sekelompok orang atau suatu generasi. Dan menurut pakar
lain Hall memberikan definisi budaya sebagai The Total way of life of a people,
composed of their learned and shared behavior patterns, values, norms, and
Koentjaraningrat (2002: 204), mengatakan ada Tujuh unsur yang dapat disebut
sebagai isi pokok dari tiap kebudayaan di dunia adalah; bahasa, sistem
pengetahuan, organisasi sosial, sistem peralatan hidup dan teknologi, sistem mata
pencaharin hidup, sistem religi, dan sistem kesenian. Tiap-tiap unsur kebudayan
universal dibagi lagi dalam tiga wujud kebudayaan, yaitu sistem budaya, sistem
sosial, dan unsur-unsur kebudayaan fisik. Komunikasi dan budaya merupakan dua
Dari berbagai penjelasan definisi diatas menurut parah ahli bisa disimpulkan
bahwa pengertian budaya, ada 2 hal yang bisa dipahami pada Sebagian definisi
besar yang terdapat diatas. Pertama, budaya mencakup seluruh nilai anutan,
norma, dan pegangan hidup yang dijaga dengan membentuk sikap manusia.
Kedua, budaya adalah struktur nilai yang membimbing dan membentuk cara
manusia berkomunikasi dengan orang lain dan membentuk hubungan sosial. Ini
19
menunjukkan hubungan yang tidak terpisahkan antara budaya dan komunikasi.
dapat membangun budaya atau mengikuti definisi budaya itu sendiri. Itulah yang
dalam situasi pluralisme etnis dan budaya. Hal tersebut mempengaruhi negara
atau masyarakat imigrasi dan didukung oleh tiga tantangan : Komunikasi antar
antarbudaya oleh para ahli. Menurut Andrea L.Rich dan Dennis M. Ogawa
berbeda kebudayaan, misalnya antara suku bangsa, etnis, ras dan suku sosial.
process whereby individuals from two (or more) different cultural communities
20
komunikasi para peserta. Dan komunikasi antarbudaya dari penelitian lain
budaya yang berbeda pada situasi interaksi baik verbal maupun non-verbal. Dalam
Peran dan status sosial terhadap lawan bicara, sifat hubungan yang dimiliki,
subjek komunikasi, dan lain-lain. Yang merupakan pilihan linguistik pada hal
tertentu dalam hal sapaan, aturan kesopanan, ucapan konvensional, dan ritual
Kiasan dan konotasi adalah bagian dari jaringan referensi budaya yang tidak
Pertemuan budaya dalam komunikasi bukan hanya verbal melainkan ada non
verbal. Setiap pesan verbal disertai dengan Gerakan tubuh, ekspresi wajah,
yang sama antara dua budaya asing, tetapi memiliki makna yang berbeda
dalam kedua budaya tersebut, dapat membingungkan penutur asing yang dapat
21
salah mengartikan gestur tersebut karena tidak dapat memecahkan kode
juga dapat mengaitkan makna yang salah dengan suatu sikap, ketika hal ini
faktor kedekatan seperti ruang dan waktu juga berperan penting dalam
orang di Mediterania berdiri di dekat lawan bicara saat berbicara. Di sisi lain,
bahkan budaya Skandinavia dan Prancis menjaga jarak fisik tertentu dan tidak
Terakhir, bahwa ada banyak negara yang memiliki bahasa dan budaya yang
sama. Gangguan komunikasi juga bisa berasal dari budaya. Namun, pelatihan
L.Rich dan Dennis M. Ogawa, Haluani, E.T. Hall, Porter dan Samova, bisa
dengan seseorang yang berbeda latar belakangnya, hal tersebut sangat jelas
budayanya.
22
D. Proses komunikasi antar budaya
berbeda dalam perilaku keseharian. Berbeda budaya berarti berbeda dalam strategi
komunikasi. Seseorang yang hanya mengerti bahasa daerah tidak akan bisa
mengerti bila menerima pesan dalam bahasa kita sendiri. Proses komunikasi
budaya. Jika salah satu proses komunikasi antarbudaya tidak terlaksanakan maka
Sender atau source adalah entitas yang menjadi asal suatu informasi.
- Keterampilan komunikasi
23
- Sikap
dapat berdampak pada pesannya. Makna yang terkandung dalam pesan dapat
- Pengetahuan
- Sistem sosial
berefek pada seseorang lantaran hal itu sangat berkaitan dengan rutinitas
sehari-hari.
- Budaya
Turut tergabung dalam sistem sosial, aspek budaya memiliki peran yang
pesan kepada receiver. Suatu budaya yang diyakini oleh sender dapat saja
24
2. Message (Pesan)
Pesan adalah produk yang dikirim oleh pengirim atau sumber. Pesan bisa
berupa suara, teks, video, atau media lainnya. Setiap pesan yang dikirim ada
Isi atau materi yang terkandung dalam pesan yang ingin disampaikan
pesan.
3. Channel (Saluran)
audiensnya.
25
4. Receiver (Penerima)
Penerima adalah orang yang menerima pesan yang dikirim. Seperti halnya
pengirim pesan, penerima pesan juga memiliki sejumlah elemen yang dapat
dimaksud.
- Keterampilan Komunikasi
- Sikap
- Pengetahuan
pemahaman yang sama agar isi pesan tersebut memiliki makna yang sama.
26
- Sistem Sosial
dapat dipengaruhi sejumlah aspek dalam sistem sosial seperti nilai, norma,
- Budaya
aspek yang berbeda dari sistem sosial, termasuk nilai, norma, kepercayaan,
27
mengecapi. Dengan demikian maka latar belakang kebudayaan sangat penting
makna makna yang dipersepi dari kebudayaan yang berbeda (Liliweri 1997:20).
reduktif dari CCI. Hal tersebut berkaitan dengan definisi dengan kondisi yang di
CCI dalam bentuk domain dengan dimensi dan sub-dimensi yang sesuai dengan
Chen dan Starosta (1996) dan Cohen Emerique (2011). Dan gamabr yang
28
Ketiga komponen ini keterampilan komunikasi antarbudaya dapat dijelaskan
sebagai berikut:
29
kemampuan berintegrasi, fleksibilitas perilaku dan pengungkapan diri
yang memadai.
terjalan jika dengan adanya keterampilan pada komunikasi antarbudaya, jika tidak
adanya keterampilan maka proses komunikasi tersebut tidak berjalan lancar. Yang
baik.
begitu banyak menurut para ahli. Proses komunikasi antarbudaya tiap para ahli
berbeda dari bezzari (2017) , Chen dan Starosta (1996) dan Cohen Emerique
antar budaya sedangkan menurut David Kenneth Berlo dan Liliweri untuk
antarbudaya pada film Bienvenue Chez Les Ch’Tis Karya Dany Boon
30
E. Prinsip-Prinsip Komunikasi Antarbudaya
dengan orang yang berbeda latar belakang budayanya baik secara verbal maunpun
non verbal dari budaya yang berbeda. Sebagai simbol utama komunikasi, bahasa
merupakan ciri khas yang membedakan antara manusia dan hewan, dari satu suku
ke suku lainnya, dan dari satu negara ke negara lainnya. Bahasa merupakan “peta
Mulyana, 2004: 73) terdiri dari menggambarkan ekspresi budaya, (world view),
experience) yang mana hal tersebut merupakan hal penting atau prinsip pada dasar
komunikasi Antarbudaya.
sendiri merupakan faktor yang hampir tidak dapat dihindari dalam proses
komunikasi. Oleh karena itu, ahli komunikasi menganggap halangan (noise) ini
sebagai salah satu unsur komunikasi. Hampir setiap orang butuh untuk
mengadakan kontak sosial dengan orang lain. Kebutuhan ini dipenuhi melalui
31
Schram menjelaskan kondisi yang harus dipenuhi jika pesan yang
yang layak bagi situasi kelompok di mana komunikan berada pada saat ia
Perilaku dapat disadari atau tidak disadari. Perilaku tidak sadar, terutama
dalam ranah nonverbal. Perilaku sering terjadi tanpa ada maksud tertentu, tetapi
dirasakan dan bermakna bagi orang lain. Dengan kata lain, makna komunikasi
secara garis besar dapat dirumuskan sebagai berikut: sesuatu yang terjadi ketika
makna itu dikaitkan dengan suatu tindakan atau akibat dari tindakan itu. Dapat
apakah suatu tindakan disengaja atau tidak disengaja, dengan maksud atau tanpa
tindakan kita dan memahaminya, itu berarti komunikasi telah terjadi. Jika Anda
32
tentunya jika perilakunya komunikatif, kita juga tidak mungkin untuk
berkomunikasi.
G. Film
yang berada di dalam frame, dimana frame demi frame diproyeksikan melalui
lensa proyektor secara mekanis sehingga pada layar terlihat gambar itu menjadi
hidup. Film bergerak dengan cepat dan bergantian sehingga memberikan daya
tarik tersendiri. Dalam kamus besar bahasa Indonesia film diartikan dalam 2 hal
yaitu, film dimaknai sebagai tempat penyimpanan gambar dan juga film diartikan
sebagai drama atau gambar yang hidup. Dapat dikatakan bahwa film merupakan
media audio visual yang menggabungkan dari beberapa video dan gambar yang
memilki suara sebagai alat komunikasi untuk menyampaikan pesan kepada para
penonton.
tersebut diakibatkan oleh anggapan bahwa apa yang dilihat wajar dan pantas
untuk dilakukan setiap orang. Dengan demikian, jika pesan atau isi film tidak
termasuk nilai dan norma suatu masyarakat tertentu, hal tersebut dapat berdampak
33
H. Jenis-Jenis Film
Banyak jenis film yang dapat dibedadakan berdasarkan cara bertutur maupun
pengolahannya. Adapun jenis-jenis film yang umumnya dikenal sampai saat ini
yaitu:
Ciri utama dari film jenis yaitu, lazim diputar atau sering ditampilkan di
bioskop. Jenis film ini dibuat dan didistribustikan ke public. Tema cerita yang
ditampilkan dalam jenis film ini biasanya berupa cerita fiktif atau nyata
dimodifikasi agar memiliki unsur menarik baik dari cerita maupun citra yang
lebih artistik. Film cerita biasanya diklasifikasikan sebagai film pendek yang
film layar lebar. Film yang ditayangkan di bioskop biasanya termasuk dalam film
berdasarkan fakta atau peristiwa yang telah terjadi. Film dokumenter berpedoman
pada kata-kata.
34
3. Film Berita (news reel)
Sama halnya film dokumenter, film berita atau news reel berpedoman pada
sebuah fakta dan peristiwa yang telah atau bener-bener terjadi. Karena sifat berita,
mengandung nilai besar (news value). Utamanya cara penyajian dan durasi
menggemari jenis film kartun. Film kartun dapat mengubah lukisan menjadi
terlihat begitu hidup. Titik berat untuk pembuatan film kartun yaitu seni lukis dan
setiap lukisan tersebut perlu adanya ketelitian. Bagian per bagian dilukis secara
seksama untuk dipotret. Hasil pemotretan tersebut kemudia dirangkai dan diputar
dalam proyektor film sehingga dapat memunculkan efek hidup lukisan dan juga
bergerak yang sehingga menarik para penonton dari anak-anak hingga dewasa.
2. Penelitian Relavan
yang menjadi refrensi bagi penulis. Penulis dari Amirullah (2018) meneliti
tentang efektif terhadap komunikasi antarbudaya pada buku Inside The Kingdom,
Kisah Hidupku di Arab Saudi Karya Carmen Bin Ladin. Dari hasil peneliu Inside
35
terhadap gerak wanita dalam bersosialisasi, seperti cara berbusana, cara
berinteraksi di tempat umum bahkan cara berbakti kepada suami dan klannya, dan
Inside The Kingdom, Kisah Hidupku di Arab Saudi. Kaitannya dengan penelitian
ini adalah sama sama mengkaji komunikasi antar budaya yang berbeda latar
Sedangkan perbedaan pada penelitian ini yaitu sumber primer merupakan buku
sedangkan sumber primer yang diteliti saat ini yaitu film dan penelitian
penelitian saat ini yaitu bagaimana proses komunikasi antarbudaya pada film
Bienvenue Chez Les Ch’Tis. Dalam jurnal internasional yaitu dari Min-Sun
mengalami demografi yang terjadi di amerika serikat. Situasi sosial yang berubah
yang baru. Perbedaan pada penelitian ini berbeda secara Teknik yang dimana pada
menggunakan Teknik analisis isi. Penelitian selanjutnya pada jurnal nasional dari
36
mengkaji tentang perilaku, interaksi, dan akulturasi antarbudaya komunikasi
dengan mahasiswa Fakultas Adab dan Ilmu Budaya Universitas Islam Negeri
diruang kelas, aula, kantin dan sebagainya. Kontribusi penelitian tersebut adalah
wawancara sedangkan penelitian yang diteliti menggunakan analisis isi dan juga
sumber primer yang berbeda seperti pada penelitian tersebut sumber primernya
mahasiswa sedangkan sumber primer yang diteliti saat ini adalah film.
antarbudaya yang telah dibahas Lubis (2012: 286-294) dalam artikel lain
bahasa selagi pihak-pihak yang terlibat merasa nyaman, tidak diganggu, tidak
37
antar tionghoa dan pribumi di kota Medan, sedangkan peneliti yang diteliti
perancis utara. Selain perbedaan tersebut sumber primenya juga berbeda yang
mana sumber primer pada penelitian lubis yaitu masyarakat tionghoa dan pribumi
sedangkan sumber primer yang dibahas oleh peneliti yaitu film Bienvenue Chez
antarbudaya dengan bahasa atau aksen yang berbeda. Penelitian yang dilakukan
oleh skripsi Fidayanti Afrilia Putri (2018). Program Studi Pendidikan Ilmu
di Kawasan Pecinan, Pasar Lama - Kota Tangerang” Hasil dari penelitian ini,
masyarakat pribumi di kawasan Pecinan Pasar Lama Kota Tangerang ini cukup
kompleks. Terlihat dari sejarah asal mula kedatangan etnis Tionghoa yang kurang
yang pernah terjadi sebelumnya. Tak jarang dalam suatu komunikasi yang
dilakukan oleh dua masyarakat yang berbeda budaya ini juga mengalami
kualitatif. Namun yang membedakan dari penelitian ini, yakni pada Teknik
38
pun berbeda yang dimana Penelitian tersebut sumber primernya mahasiswa etnis
3. Kerangka Berpikir
Kerangka awal yang dilakukan pada penelitian ini yaitu proses komunikasi
antar budaya pada film “ Bienvenue Chez Les Ch’Tis Karya Danny BOON”
Bienvenue Chez Les Ch’Tis Karya Danny Boon sebagai sumber data penelitian,
dan berfokus pada komunikasi antara warga Perancis Utara dan Perancis Selatan
pada film tersebut. Selanjutnya, penelitian ini diharapkan dapat menjadi referensi
guna memberi informasi tentang komunikasi dengan wilayah yang berbeda dalam
komunikasi dengan latar belakang budaya yang berbedaa. Dari penjelasan yang
dijadikan sub fokus dalam penelitian ini. Proses komunikasi itulah yang dikenal
Kemudian penulis menonton film Bienvenue Chez Les Ch’Tis dengan seksama.
39
pemahaman secara menyeluruh terkait jalan cerita pada film tersebut. Setelah
menonton fim tersebut peneliti kemudian menyadari bahwa terdapat hal menarik
terkait tentang komunikasi pada film tersebut antara orang Prancis Selatan dengan
Prancis Utara. Hal ini kemudian membuat peneliti tertarik untuk meneliti
komunikasi antar budaya secara efekttif pada film tersebut. Oleh sebab itu
terdapat pada film Bienvenue Chez Les Ch’tis karya Danny Boon. Setelah
mendapatkan teori utama dan membaca keseluruhan jalan film tersebut, maka
disusunlah penelitian ini. Adapun metode yang digunakan adalah metode analisis
film Bienvenue Chez Les Ch’Tis. Setelah menemukan data, penelitian dilanjutkan
40
41
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Tujuan Penelitian
mengenai proses yang terjadi pada film “Bienvenue Chez Les Ch’Tis” Karya Danny
Boon. Adapun Komunikasi Antarbudaya yang diteliti yaitu berfokus pada proses
pada film tersebut yang telah ditemukan pada data dalam sumber data.
B. Lingkup Penelitian
terarah dengan baik, maka lingkup penelitian ini dibatasi pada lima proses
komunikasi antarbudaya yang terdapat pada film “Bienvenue Chez Les Ch’Tis”
comportementale.
Penelitian ini terlah dilaksanakan terhitung sejak Januari 2022. Adapun tempat
pelaksanannya penelitian ini bersifat variable dan tidak terikat terhadap tempat-
tempat tertentu untuk mendapatkan data beserta refrensi-refrensi yang terkait untuk
membantu data dan analisis data. Penelitian ini dapat dilaksanakan di berbagai
tempat serta rumah peneliti yang terletak di wilyah kota Jakarta Utara.
42
D. Prosedur Penelitian
berfokus pada proses komunikasi antarbudaya seperti kata, frasa, dan kalimat
kebutuhan, serta situasi dan kondisi lapangan. Setelah data-data yang didapatkan
1. Persiapan
Tahap ini adalah memilih dilakukan pemilihan data sehingga hanya tersisa
membersihkan data agar bersih dan rapi, dan hanya perlu diolah atau
dianalisis.
2. Tabulasi
Pada tahap ini, data disusun dalam format tabel dengan membuat tabel
Hal yang tidak kalah penting yaitu penting dalam langkah analisis data
menentukan apakah analisis statisik dengan data kualitatif atau data yang
dikuatifikasikan.
43
E. Teknik Pengumpulan Data
Sesuai dengan tujuan penelitian ini maka untuk memperoleh data yang
kualitatif berupa kalimat-kalimat yang diperoleh dari film “Bienvenue Chez Les
Ch’Tis karya Danny Boon. Kemudian data tersebut akan dipilih mana yang
Proses Komunikasi
Ket
No. Kutipan AntarBudaya
DC DA DC
Keterangan :
DA : Dimension cognitive
DA : Dimension affective
DC : Dimension comportementale
44
F. Teknik Analisis Data
ini, maka penulis akan mengolah dan menganalisa dengan menggunakan metode
analisis deskriptif isi , yaitu data yang telah terkumpul kemudian dijabarkan
antarbudaya pada film tersebut. Setelah itu penulis mengambil kesimpulan akhir,
film “Bienvenue Chez Les Ch’Tis karya Danny Boon (2008)”. Dalam penelitian
ini penulis akan menjabarkan gambar sebagai bukti dengan menit permenitnya
serta kalimat deksripsi pada percakapan komunikasi antara Perancis Selatan dan
G. Kriteria Analisis
pelaksanaanya data yang dianalisis terarah dan jelas serta spesifik. Pada penelitian
proses komunikasi antarbudaya pada film Bienvenue Chez Les Ch’Tis Karya
dalam penelitian yang dimana ada 3 tipe proses untuk mempresentasikan proses
komunikasi yang efektif pada film tersebut yaitu Dimension cognitive, Dimension
45
Tabel 3.2 Indikator Proses Komunikasi
Proses Komunikasi
- kemampuan berintegrasi
- fleksibilitas perilaku
46
Daftar Pustaka
Rich, Andrea L., & Dennis M. Ogawa (1982). “Intercultural and Interracial
Communication: An Analytical Approach.” In Larry A. Samovar and
Richard E. Porter (Eds.), Intercultural Communication: A Reader (3rd
ed.) Belmont, Calif.: Wadsworth.
Putri, F., 2022. Mengenal SMCR, Model Komunikasi yang Dipelopori David
Kenneth Berlo.
Bahri, R., 2017. Komunikasi Lintas Budaya. 1st ed. Sulawesi: Unimal Press.
47
Mulyana, D., 2010. Komunikasi Lintas Budaya. Bandung: PT Remaja
Rosdakarya.
48
49