KABUPATEN LEBAK
PROVINSI BANTEN
Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kabupaten Lebak Tahun 2014-2034
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena atas karunia dan rahmat-Nya kami
dapat menyelesaikan Materi Teknis Penyusunan Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW)
Kabupaten Lebak Tahun 2014-2034.
Materi Teknis ini berisikan tentang latar belakang penyusunan, tujuan, kebijakan, dan strategi
pengembangan wilayah, rencana struktur tata ruang wilayah Kabupaten Lebak, rencana
pola ruang wilayah, penetapan kawasan strategis, arahan pemanfaatan ruang wilayah,
ketentuan pengendalian pemanfaatan ruang wilayah, serta peran serta masyarakat dalam
penataan ruang.
Dalam penyusunan Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Lebak Tahun 2014-2034 ini Tim
Penyusun telah banyak mendapatkan masukan dari berbagai pihak yang berkompeten demi
kesempurnaan buku laporan ini, untuk itu kami mengucapkan terimakasih yang sebesar-
besarnya.
Penyusun
i|MATERI TEKNIS
RTRW KABUPATEN LEBAK TAHUN 2014-2034
DAFTAR ISI
BAB 1
PENDAHULUAN
BAB 2
TUJUAN, KEBIJAKAN DAN STRATEGI PENATAAN RUANG
ii | M A T E R I T E K N I S
RTRW KABUPATEN LEBAK TAHUN 2014-2034
BAB 3
RENCANA STRUKTUR RUANG WILAYAH
BAB 4
RENCANA POLA RUANG WILAYAH
iii | M A T E R I T E K N I S
BAB 5
PENETAPAN KAWASAN
KAWASAN STRATEGIS
STRATEGIS
BAB 6
ARAHAN PEMANFAATAN
PEMANFAATAN R
RUANG
UANG WILAYA
WILAYAH
H
iv | M A T E R I T E K N I S
BAB 8
PERAN SERTA
SERTA MASYARAKAT
MASYARAKAT DALAM PENAT
PENATAAN
AAN RUAN
RUANG
G
8.1. STRATEGI PERAN SERTA MASYARAKAT DALAM KONTEKS PENATAAN RUANG ................. 8-1
8.2. ARAHAN MASYARAKAT DALAM PENATAAN RUANG WILAYAH .............................................
.............................. ............... 8-2
v|MATERI TEKNIS
vi | M A T E R I T E K N I S
Tabel 3.8. Luas Irigasi Menurut Kecamatan di Kabupaten Lebak Tahun 2011 ......................... 3-36
Tabel 4.1. Rencana Pola Ruang Kabupaten Lebak Tahun 2014-2034 .......................................
............................. .......... 4-3
Tabel 4.2. Rencana Kawasan Lindung Kabupaten Lebak Tahun 2014-2034 ............................ 4-5
Tabel 4.3. Renacan Kawasan Hutan Lindung Kabupaten Lebak Tahun 2014-2034................. 4-8
Tabel 4.4. Rencana Kawasan yang Memberikan Perlindungan Terhadap Kawasan Bawahannya
Kabupaten Lebak Tahun 2014-2034 ..............................................................
.............................. ................................................
................ 4-9
Tabel 4.5. Rencana Kawasan Perlindungan Setempat Kabupaten Lebak
Tahun 2014-2034 ...............................
................................................................
.................................................................
...............................................
............... 4-12
Tabel 4.6. Rencana Kawasan Suaka Alam, Pelestarian Alam dan Cagar Budaya
Kabupaten Lebak Tahun 2014-2034 ..............................................................
.............................. ...............................................
............... 4-17
Tabel 4.7. Rencana Kawasan Rawan Bencana Kabupaten Lebak Tahun 2014-2034 ............ 4-22
Tabel 4.8. Rencana Kawasan Lindung Geologi Kabupaten Lebak Tahun 2014-2034 ........... 4-23
Tabel 4.9. Rencana Kawasan Budidaya Kabupaten Lebak Tahun 2014-2034........................ 4-29
Tabel 4.10. Rencana Kawasan Hutan Produksi Kabupaten Lebak Tahun 2014-2034 .............. 4-32
Tabel 4.11. Rencana Kawasan Pertanian Kabupaten Lebak Tahun 2014-2034 ........................ 4-34
Tabel 4.12. Rencana Kawasan Perkebunan Kabupaten Lebak Tahun 2014-2034 .................... 4-39
Tabel 4.13. Rencana Kawasan Pertambangan Kabupaten Lebak Tahun 2014-2034 .............. 4-48
Tabel 4.14. Rencana Kawasan Peruntukan Industri Kabupaten Lebak Tahun 2014-2034 ....... 4-54
Tabel 4.15. Sebaran Objek Wisata di Kabupaten Lebak ...............................................................
................................ ............................... 4-57
Tabel 4.16. Rencana Kawasan Permukiman Kabupaten Lebak Tahun 2014-2034 ................... 4-61
Tabel 5.1. Penetapan Kawasan Strategis di Kabupaten Lebak ....................................................
............................... ..................... 5-5
vii | M A T E R I T E K N I S
viii | M A T E R I T E K N I S
DAFTAR GAMBAR
ix | M A T E R I T E K N I S
x|MATERI TEKNIS
Bab 1
PENDAHULUAN
1.1. LATAR BELAKANG
Ruang sebagai sumber daya pada dasarnya tidak mengenal batas wilayah, namun
untuk mewujudkan ruang wilayah kabupaten yang aman, nyaman, produktif dan
berkelanjutan serta sejalan dengan kebijakan otonomi daerah yang nyata, luas dan
bertanggung jawab penataan ruang menuntut kejelasan pendekatan dalam proses
perencanaannya untuk menjaga keselarasan, keserasian, keseimbangan dan
keterpaduan antar daerah, antara pusat dan daerah, antar sektor dan antar
pemangku kepentingan.
makasaat ini perlu dilakukan penyusunan RTRW Kabupaten Lebak sesuai dengan
yang diamanatkan dalam Undang-Undang tersebut.
1-1 | M A T E R I T E K N I S
Penataan ruang wilayah Kabupaten Lebak dipengaruhi oleh faktor eksternal dan
internal. Pelaksanaan tata ruang wilayah di kabupaten Lebak selama ini mengacu
kepada Perda No 17 Tahun 2008 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW)
Kabupaten Lebak. Materi teknis RTRW Kabupaten Lebak tersebut disusun sebelum
Undang-Undang Nomor 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang dan peraturan
turunannya terbit. Sehingga ketentuan-ketentuan terbaru terkait penataan ruang
belum diakomodir didalam RTRW Kabupaten Lebak Tahun 2008.
Selain itu, perkembangan wilayah Kabupaten Lebak juga dipengaruhi oleh faktor
internal. Kabupaten Lebak mengalami perkembangan penduduk yang meningkat
dalam beberapa tahun terakhir. Pada tahun 2000-2010, laju pertumbuhan penduduk
di Kabupaten Lebak sekitar 1,58 %, dimana pada tahun 2000 jumlah penduduk
Kabupaten Lebak berjumlah 1.030.040 jiwa dan bertambah menjadi 1.204.095 jiwa
di tahun 2010. Dengan bertambahnya jumlah penduduk, maka dapat dibayangkan
akan semakin bertambah pula tingkat kebutuhan akan sarana dan prasarana
pendukungnya. Selain itu, ada beberapa perkembangan fisik yang terjadi seperti
Dengan adanya hal tersebut, maka akan berpengaruh terhadap rencana tata ruang
yang telah disusun sebelumnya dimana pembangunan tata ruang Kabupaten Lebak
dilaksanakan berdasarkan Rencana Tata Ruang Wilayah 2008-2028 yang
ditetapkan melalui Peraturan Daerah No 17 Tahun 2008. Dengan terbitnya Undang –
Undang Nomor 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang dan ditindaklanjuti dengan
peraturan pelaksanaannya, maka Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kabupaten
Lebak sebelumnya tidak dapat dipakai lagi sebagai acuan dalam pembangunan
ruang di Kabupaten Lebak.
1-2 | M A T E R I T E K N I S
bidang penataan ruang ikut pula menjadi pendorong terhadap perlunya peninjauan
kembali tata ruang tersebut. Kajian ulang ini dimaksudkan untuk mencari dan mengkaji
sejauh mana penyimpangan yang telah terjadi sejak perencanaan tersebut ada untuk
kemudian merumuskan kebijakan yang lebih sesuai dengan perkembangan dan
perubahan kebutuhan dan keinginan Kabupaten Lebak di masa yang akan datang.
Hai ni juga diperjelas dalam Permen PU Nomor 16 Tahun 2009 tentang Pedoman
Penyusunan RTRW Kabupaten yang menyatakan bahwa RTRW dapat ditinjau ulang
dan disusun kembali apabila terdapat perubahan eksternal yang cukup besar
Adapun sasaran yang ingin dicapai dalam penyusunan RTRW Kabupaten Lebak
adalah sebagai berikut:
1-3 | M A T E R I T E K N I S
Lingkup substansi Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Lebak ini tidak
terlepas dari pengaturan yang diamanatkan dalam Undang-undang Nomor
26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang, Peraturan Pemerintah Nomor 26
Tahun 2008 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Nasional (RTRWN),
Peraturan Daerah Provinsi Banten Nomor 2 Tahun 2011 tentang Rencana Tata
Ruang Wilayah Provinsi Banten Tahun 2010-2030, serta dalam
penyusunnanya lingkup substansi RTRW Kabupaten Lebak tahun 2014-2034
mengacu pada Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 16 Tahun 2009
tentang Pedoman Penyusunan Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten,
Memuat :
1-4 | M A T E R I T E K N I S
1-5 | M A T E R I T E K N I S
1-6 | M A T E R I T E K N I S
24. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 22 Tahun 2009 tentang Lalu Lintas
dan Angkutan Jalan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor
96, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5025);
26. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 1 Tahun 2011 tentang Perumahan dan
Kawasan Permukiman (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2011 Nomor
7, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5188);
29. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 10 Tahun 2000 tentang Ketelitian
Peta untuk RTRW (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2000 Nomor 20,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia 3034);
1-7 | M A T E R I T E K N I S
34. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2006 tentang Irigasi
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2006 Nomor 46, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4624);
35. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 34 Tahun 2006 tentang Jalan
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2006 Nomor 86, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4655);
36. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 6 Tahun 2007 tentang TataHutan
dan Penyusunan Rencana Pengelolaan Hutan serta Pemanfaatan Hutan (Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 22; Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 4696);
38. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 26 Tahun 2008 tentang Rencana
Tata Ruang Wilayah Nasional (Lembar Negara Republik Indonesia Tahun 2008
Nomor 48, Tambahan Lembar Negara Republik Indonesia Nomor 4833);
1-8 | M A T E R I T E K N I S
39. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 68 Tahun 2010 tentang Bentuk
dan Tata Cara Peran Serta Masyarakat dalam Penataan Ruang (Lembaran
Negara Republik IndonesiaTahun 2010 Nomor 118, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 5160);
42. Keputusan Presiden Nomor 57 Tahun 1989 tentang Kriteria Kawasan Budidaya;
43. Keputusan Menteri Dalam Negeri Republik Indonesia Nomor 50 Tahun 2009
tentang Pedoman Koordinasi Penataan Ruang Daerah;
44. Perda Provinsi Banten Nomor 2 Tahun 2011 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah
Provinsi Banten Tahun 2010-2030;
45. Perda Kabupaten Lebak Nomor 17 tahun 2008 tentang RTRW Kabupaten Lebak;
1-9 | M A T E R I T E K N I S
Perubahan Wilayah Kabupaten Lebak yang pada tahun 1828 memiliki District,
dengan terbitnya Surat Keputusan Gubernur Jenderal Hindia Belanda tanggal
1-10 | M A T E R I T E K N I S
1-11 | M A T E R I T E K N I S
Tabel 1.1
Luas Kabupaten Lebak Menurut Kecamatan
Persentase Terhadap
No Kecamatan Luas Wilayah (Ha)
Wilayah (%)
1 Banjarsari 15.955,50 4,83
1-12 | M A T E R I T E K N I S
Tabel 1.2
Pembagian Daerah Administrasi Kabupaten LebakTahun 2010
Jumlah
No Kecamatan Ibukota Kecamatan
Desa Kelurahan
1 Malingping Malimping Selatan 14 -
2 Wanasalam Bejod 13 -
3 Panggarangan Situregen 11 -
4 Cihara Cihara 9 -
5 Bayah Bayah Barat 11 -
6 Cilograng Gunung Batu 10 -
7 Cibeber Warung Banten 22 -
8 Cijaku Cijaku 10 -
9 Cigemblong Cigemblong 9 -
10 Banjarsari Cidahu 20 -
11 Cileles Cikareo 12 -
12 Gunung Kencana Gunung Kencana 12 -
13 Bojongmanik Bojongmanik 9 -
14 Cirinten Cirinten 10 -
15 Leuwidamar Lebak Parahiang 12 -
16 Muncang Muncang 12 -
17 Sobang Sinarjaya 10 -
18 Cipanas Sipayung 14 -
19 Lebak Gedong Banjarsari 6 -
20 Sajira Sajira 15 -
21 Cimarga Margajaya 17 -
22 Cikulur Curugpanjang 13 -
23 Warunggunung Selaraja 12 -
24 Cibadak Pasarkeong 15 -
25 Rangkasbitung Muara Ciujung Timur 11 5
26 Kalanganyar Pasir Kupa 7 -
27 Maja Maja 14 -
28 Curugbitung Curugbitung 10 -
Kabupaten Lebak 340 5
1-13 | M A T E R I T E K N I S
Gambar 1.1
1-14 | M A T E R I T E K N I S
RTRW KABUPATEN LEBAK TAHUN 2014-2034
Gambar 1.2
1-15 | M A T E R I T E K N I S
1-16 | M A T E R I T E K N I S
Tabel 1.3
B. Kelerengan
Kabupaten Lebak berdasarkan lerengnya terbagi menjadibeberapa kelas,
yaitu;
1. 0 – 2%, tersebar di bagian selatan, barat dan utara Kabupaten Lebak,
2. 2 – 5%, tersebar di bagian selatan, barat dan utara Kabupaten Lebak,
3. 5 – 15%, terletak di bagian tengah dan selatan kearah timur kabupaten
Lebak,
1-17 | M A T E R I T E K N I S
kabupaten Lebak,
5. 25 – 40%, terletak di bagian timur kabupaten Lebak,
6. >40%, terletak di bagian timur kabupaten Lebak.
Tabel 1.4
Kelerangan Wilayah Kabupaten Lebak Menurut Kecamatan
Sumber :Peta Kontur Provinsi Banten Tahun 2012
C. Morfologi
1-18 | M A T E R I T E K N I S
Tabel 1.5.
Morfologi Wilayah Kabupaten Lebak Menurut Kecamatan
Mofologi
No Kecamatan Perbukitan Perbukitan Perbukitan Gunung/ Total
Dataran
landai Bergelombang Terjal Pegunungan
1 Banjarsari 12.991,70 2.963,80 15.955,50
2 Bayah 2.476,88 4.080,35 6.327,09 1.492,89 14,.377,21
3 Bojongmanik 919,7 8.672,13 2.129,68 9.591,83
4 Cibadak 3.632,71 3.632,71
5 Cibeber 6.672,81 6.937,13 23.146,62 3.339,85 40.096,41
6 Cigemblong 1.402,49 6.135,77 7.405,49 361,18 15.304,93
7 Cihara 4.109,21 6.139,71 2.220,94 12.469,86
8 Cijaku 6.529 3.864,06 1.075,36 11.468,42
9 Cikulur 5.348,01 834,96 6.182,97
10 Cileles 9.654,26 5.684,50 15.338,76
11 Cilograng 287,05 2.491,95 6.115,35 554,53 152,83 9.601,71
12 Cimarga 12.204,30 6.303,76 144,55 100,04 18.752,65
13 Cipanas 1.958,40 3.171,84 1.316,37 78,69 6.525,30
14 Cirinten 1.873,62 7.331,17 3.050,16 12.254,95
15 Curugbitung 8.501,69 815,64 9.317,33
16 Gunungkencana 5.959,78 7.711,72 130,00 13.801,50
17 Kalanganyar 2.838,78 20,56 2.859,34
18 Lebakgedong 755,61 3.565,86 4.494,47 344,04 9.159,98
19 Leuwidamar 2.191,89 7.808,94 4.113,38 141,60 49,28 14.305,09
20 Maja 7.806.53 10,61 7.817,14
21 Malingping 8.701,25 1.500,22 10.201,47
22 Muncang 1.443,60 3.001,81 1.965,70 1.484,24 800,03 8.695,38
23 Panggarangan 1.679,7 6.603,64 8.676,97 685,80 69,40 17.715,51
24 Rangkasbitung 6.870,18 439,53 7.309,70
25 Sajira 6.661,87 3.252,66 547,99 4,12 10.466,64
26 Sobang 533,74 2.559,46 6.749,82 1.306,32 11.149,34
27 Wanasalam 11.419,02 11.419,02
1-19 | M A T E R I T E K N I S
Mofologi
No Kecamatan Perbukitan Perbukitan Perbukitan Gunung/ Total
Dataran
landai Bergelombang Terjal Pegunungan
28 Warunggunung 4.548,36 188,17 4.736,53
Kab. Lebak 132.009,98 96.989,65 56.151,80 39.294,00 6.061,75 330.507,18
Sumber : Peta Topografi dan Lereng P rovinsi Banten Tahun 2012
D. Jenis Tanah
1-20 | M A T E R I T E K N I S
Tabel 1.6.
Jenis Tanah Kabupaten Lebak Menurut Kecamatan
Sumber : Peta Jenis Tanah Provinsi Banten Tahun 2012
E. Geologi
Geologi (jenis batuan) Kabupaten Lebak didominasi oleh Batuan Gunung Api
Plistosen (26,42%), Batuan Sedimen Pliosen (17,01%) dan Batuan Gunung
Api Pliosen (8,87%) sedangkanEndapan Undak Sungai merupakan jenis
batuan yang paling sedikit di jumpai di Kabupaten Lebak.
1-21 | M A T E R I T E K N I S
Gambar 1.3
Peta Kondisi Geologi Kabupaten Lebak
1-22 | M A T E R I T E K N I S
F. Hidrogeologi
Secara Hidrogeologi Kabupaten Lebak terbagi menjadi beberapa, yaitu:
1. air tanah dangkal yang berada di bagian barat daya dan timur
Kabupaten Lebak,
2. air tanah terletak di seluruh wilayah kabupaten Lebak (mendominasi),
3. air tanah yang memancar, terletak di bagian timur Kabupaten Lebak,
4. wilayah air Bendungan Karian yang terletak di utara Kabupaten Lebak
1-23 | M A T E R I T E K N I S
G. Klimatologi
Kabupaten Lebak memiliki curah hujan yang tinggi yaitu berkisar antara
2000 - >5000 mm/tah
mm/tahun.
un. Curah hu
hujan
jan terbesar berada di bagian tim
timur
ur
sedangkan terkecil berada di bagian utara Kabapaten Lebak.
Tabel 1.8.
Curah Hujan Kabupaten Lebak Menurut Kecamatan
H. Penggunaan Lahan
Penggunaan Lahan di Kabupaten Lebak di secara umum dominasi oleh kebun
campuran, perkebunan (rakyat dan swasta), persawahan (irigasi dan tadah
hujan).
1-24 | M A T E R I T E K N I S
Tabel 1.9
Penggunaan Lahan Kabupaten Lebak Menurut Kecamatan
Sumber : Hasil Analisis Citra T ahun 2012
1-25 | M A T E R I T E K N I S
Gambar 1.4
1-26 | M A T E R I T E K N I S
1-27 | M A T E R I T E K N I S
Gambar 1.6
Peta Kondisi Morfologi Kabupaten Lebak
1-28 | M A T E R I T E K N I S
1-29 | M A T E R I T E K N I S
Gambar 1.8
1-30 | M A T E R I T E K N I S
1-31 | M A T E R I T E K N I S
Gambar 1.10
1-32 | M A T E R I T E K N I S
Tabel 1.10
Rawan Bencana Kabupaten Lebak Menurut Kecamatan
1-33 | M A T E R I T E K N I S
1-34 | M A T E R I T E K N I S
1-35 | M A T E R I T E K N I S
Tabel 1.11
Tabel 1.12
Laju Pertumbuhan Penduduk di Kabupaten Lebak Tahun 2000-2010
Gambar 1.12
Grafik Jumlah Penduduk di Kabupaten Lebak Tahun 2000-2010
Tabel 1.13
Distribusi Penduduk di Kabupaten Lebak Tahun 2010
1-38 | M A T E R I T E K N I S
Tabel 1.14
Kepadatan Penduduk
Penduduk Menurut K ecamatan di Kabupaten Lebak Tahun 2010
Jumlah
Luas Wilayah Kepadatan
No Kecamatan Penduduk
(Ha) (Jiwa/Ha)
(Jiwa)
Gambar 1.13
Peta Kepadatan Penduduk di Kabupaten Lebak Tahun 2014
1-41 | M A T E R I T E K N I S
Gambar 1.14
Grafik Kepadatan Penduduk Menurut Kecamatan di Kebupaten Lebak Tahun 2010
15.98 15.96
16.00
14.00 11.19 11.04
12.00
10.00 7.54 6.96 6.46 6.03
8.00
4.43 4.49
6.00 3.60
2.83 2.21 3.04 3.30
3.303.25
3.25 3.22 3.53 3.64
2.372.34
2.37 2.34 2.02 2.37 2.35 1.99 2.54
4.00 1.351.28
1.35 1.28
2.00
-
ir k r r s s r r a
h
a ik a e g
n
a
r u
k u le
g
n
a
g a n
e
g
n
a
n a g
n a aj g
n
g
n
n
a
g
n
a
ri g
n m g
n
sa y n
a d b o a a u
l
le a r n t u a y o m M i a g u j a la u
r a a e l ih ij ik i r a a n
ir ti c n d a g
p c n ti a
S b a n
ja B m ib ib b C C C g
im ip b n a e n a o s u
n g C C m C o
il C C
i
C g e g
n G id n
li u r
a sb S a
n g
a n e u K w a a g
B oj g
i
C r g la k
a u M g
g g
k a n
u a M
o
B
C C n
u K b
e
e
L n
a n W ru
n L P a a
u R
G W
1-42 | M A T E R I T E K N I S
Tabel 1.15
Jumlah Penduduk Menurut Jenis Kelamin di Kabupaten Lebak Tahun 2010
Jumlah Rasio Jenis
No Kecamatan Laki-Laki Perempuan
(Jiwa) Kelamin
1 Malingping 31,520 29,980 61,500 105.14
2 Wanasalam 26,373 24,860 51,233 106.09
3 Panggarangan 17,981 17,261 35,242 104.17
4 Cihara 15,196 14,334 29,530 106.01
5 Bayah 20,720 19,996 40,716 103.62
1-43 | M A T E R I T E K N I S
Gambar 1.15
Grafik Penduduk Menurut Jenis Kelamin di Kabupaten Lebak Tahun 2010
49%
51%
Laki-Laki
Perempuan
2. Penduduk Menurut Kelompok Umur
Struktur penduduk menurut kelompok umur berfungsi untuk menentukan
bentuk dan kapasitas pelayanan yang diperlukan. Struktur penduduk
menurut kelompok umur di Kabupaten Lebak pada tahun 2010,
menunjukkan kelompok umur antara 10 – 14 tahun mendominasi jumlah
penduduk dengan jumlah sebesar 144.642 jiwa (12 %). Selanjutnya
diikuti kelompok umur 5 – 9 tahun dan kelompok umur 0 – 4 tahun
dengan jumlah penduduk sebesar 132.947 jiwa (11 %) dan 120.971
jiwa (10 %).
1-44 | M A T E R I T E K N I S
Tabel 1.16
Penduduk di Kabupaten Lebak Menurut Kelompok
Kelo mpok Umur Tahun 2010
Jenis Kelamin
Kelompok Umur Jumlah
Laki-Laki Perempuan
0-4 61,839 59,132 120,971
5-9 68,645 64,302 132,947
10-14 75,915 68,727 144,642
15-19 63,500 54,174 117,674
20-24 52,154 52,098 104,252
25-29 52,617 52,356 104,973
30-34 45,787 45,891 91,678
35-39 44,811 42,546 87,357
40-44 40,036 38,624 78,660
45-49 34,499 30,834 65,333
50-54 27,154 24,076 51,230
55-59 17,578 15,274 32,852
60-64 13,528 13,576 27,104
65-69 9,437 9,675 19,112
70-74 6,098 7,085 13,183
75+ 5,454 6,673 12,127
Jumlah 619,052 585,043 1,204,095
Sumber : Lebak Dalam Angka Tahun 2011
1-45 | M A T E R I T E K N I S
Gambar 1.16
Penduduk Usia 10 Tahun Ke atas Yang Bekerja Menurut Lapangan Pekerjaan UtamaTahun 2010
pertanian
16.08%
53.68% listrik, gas & air minum
bangunan/konstruksi
4.52%
0.28%
2.64% perdagangan, hotel &
5.51% restoran
angkutan & komunikasi
1-46 | M A T E R I T E K N I S
Tabel 1.17
Produksi Padi dan Palawija di Kabupaten Lebak Tahun 2011
No Kecamatan
Luas Panen Produksi Produktivitas Luas Panen Produksi Produktivitas
(Ha) (Ton) (Ton/Ha) (Ha) (Ton) (Ton/Ha)
1-47 | M A T E R I T E K N I S
No Kecamatan
Luas Panen Produksi Produktivitas Luas Panen Produksi Produktivitas
(Ha) (Ton) (Ton/Ha) (Ha) (Ton) (Ton/Ha)
No Kecamatan
Luas Panen Produksi Produktivitas Luas Panen Produksi Produktivitas
(Ha) (Ton) (Ton/Ha) (Ha) (Ton) (Ton/Ha)
1-48 | M A T E R I T E K N I S
No Kecamatan
Luas Panen Produksi Produktivitas Luas Panen Produksi Produktivitas
(Ha) (Ton) (Ton/Ha) (Ha) (Ton) (Ton/Ha)
Tabel 1.17(Lanjutan)
Produksi Padi dan Palawija di Kabupaten Lebak Tahun 2011
No Kecamatan
Luas Produk- Luas Produk- Luas Produk-
Produksi Produksi Produksi
Panen tivitas Panen tivitas Panen tivitas
(Ton) (Ton) (Ton)
(Ha) (Ton/Ha) (Ha) (Ton/Ha) (Ha) (Ton/Ha)
1-49 | M A T E R I T E K N I S
20 Sajira 3 30 10.00 - - - - - -
21 Cimarga 97 1,100 11.34 - - - 36 37 1.03
22 Cikulur 9 121 13.44 1 1 1.00 8 12 1.50
23 Warunggunung 24 236 9.83 - - - 3 3 1.00
24 Cibadak 15 149 9.93 - - - 10 9 0.90
25 Rangkasbitung 6 52 8.67 - - - 1 1 1.00
26 Kalanganyar 39 264 6.77 - - - 23 61 2.65
27 Maja 2 11 5.50 - - - - - -
28 Curugbitung 142 2,056 14.48 3 4 1.33 2 3 1.50
Jumlah 92 1,840 20.00 - - - 42 57 1.36
1-50 | M A T E R I T E K N I S
Tabel 1.18
Luas Panen dan Produksi Sayur-Sayuran di Kabupaten Lebak Tahun 2011
Produksi
No Jenis Luas Panen (Ha)
(Kwintal)
1 Kacang Panjang 674 27,932
2 Cabe Besar 108 5,030
3 Tomat 57 5,067
4 Terung 167 10,051
5 Buncis 18 487
6 Ketimun 598 37,649
7 Cabe Rawit 139 4,403
8 Kangkung 138 4,867
9 Bayam 71 1,433
10 Sawi 17 1,008
11 Kembang Kol 1 2
12 Bawang Daun 3 38
13 Jamur 0,33 405
14 Tomat 57 5,067
Jumlah 5,359 143,580
Sumber : Dinas Pertanian Kabupaten lebak Tahun 2012
1-51 | M A T E R I T E K N I S
Tabel 1.19
Jumlah Panen dan Produksi Buah-buahan di Kabupaten Lebak Tahun 2011
c. Subsektor Perikanan
1-52 | M A T E R I T E K N I S
Prasarana yang ada seperti Balai Benih Ikan (BBI) dan Unit
Pembenihan Rakyat (UPR) belum berjalan secara optimal sehingga
pengadaan benih berkualitas relatif belum dapat terpenuhi, pada
tahun 2004 di bangunnya atau adanya rehabilitasi untuk Balai
Benih Ikan (BBI) yang ada di Kecamatan Kalanganyar dan
Wanasalam (Cikoncang), maka fungsi BBI akan berjalan secara
optimal dan dapat memenuhi kebutuhan benih ikan mas dan ikan
nila untuk pengembangan usaha perikanan di Kabupaten Lebak.
1-53 | M A T E R I T E K N I S
Tabel 1.20
Produksi Ikan Darat dan Laut di Kabupaten Lebak Tahun 2010
Tabel 1.21
Produksi dan Nilai Produksi Perikanan Laut yang dilelang di TPI di Kabupaten Lebak Tahun 2010
Tabel 1.22
Jumlah Nelayan Menurut TPI di Kabupaten Lebak Tahun 2010
1-54 | M A T E R I T E K N I S
Gambar 1.18
Kondisi TPI Binuangeun (Kanan) dan TPI Bayah (Kiri)
d. Subsektor Peternakan
Kabupaten Lebak merupakan wilayah pengembangan peternakan,
ternak potong (sapi potong dan kerbau) di Propinsi Banten karena
memiliki kesesuaian lahan, klimatologi dan topografi yang sangat
memungkinkan bagi pengembangan ternak tersebut. Penilaian
kesesuaian lahan ini didasarkan pada ketersediaan pakan ternak
baik berupa rumput alam, rumput unggul maupun limbah pertanian
lainnya.
1-55 | M A T E R I T E K N I S
Tabel 1.23
Populasi Ternak di Kabupaten Lebak Tahun 2009-2010
Populasi
No Jenis Ternak Pertumbuhan (%)
2009 2010
1 Sapi Potong 4,557 4,611 1
2 Kerbau 56,105 57,313 2.15
3 Kambing 200,569 208,03
208,039
9 3.72
4 Domba 171,437 177,323 3.43
5 Ayam Buras 1,795,102 1,831,286 2.02
6 Ayam Ras Pedaging 1,419,500 1,976,762 39.26
7 Ayam Ras Petelur - 600 -
8 Itik 56,960 59,695 4.8
Jumlah 3,704,230 4,315,629
Sumber : Lebak Dalam Angka Tahun 2011
e. Subsektor Perkebunan
Luas areal perkebunan rakyat di Kabupaten Lebak pada tahun
2011 adalah 71.824,50 Ha atau sekitar 23,59 % dari luas
wilayah Kabupaten Lebak, yang terdiri dari :
Perkebunan Rakyat (PR) seluas 57.617,57 Ha
Perkebunan Besar Swasta (PBS) seluas 5.326,72 Ha (8 Kebun).
Perkebunan Besar Negara (PTPN VIII) seluas 8.880,21 Ha
(4kebun).
1-56 | M A T E R I T E K N I S
Gambar 1.19
Perkebunan Kelapa Sawit di Kabupaten Lebak
1-57 | M A T E R I T E K N I S
Tabel 1.24
Luas Areal Perkebunan di Kabupaten Lebak Tahun 2011
Tabel 1.25
Luas Areal dan Produksi Perkebunan Rakyat di Kabupaten Lebak Tahun 2011
Luas Areal Produksi Produktivitas
No Komoditi
(Ha) (Ton/Ha) (%)
1 Karet 14,669.32 5870 0.46
2 Kelapa Dalam 23,136.26 10668.5 0.9
3 Kelapa Hibrida 231.10 38.18 0.25
4 Kelapa Sawit 3,922.00 90 0.01
Tabel 1.26
Luas Areal Perkebunan Negara di Kabupaten Lebak Tahun 2011
Kecamatan Maja,
PTP Nusantara VIII Kebun
2 Cimarga, Leuwidamar, 5417.66 Kelapa Sawit
Besar Negara (BUMN)
Rangkasbitung
1-58 | M A T E R I T E K N I S
Tabel 1.27
Luas Areal Perkebunan Swasta di Kabupaten Lebak Tahun 2011
f. Subsektor Kehutanan
Hutan berdasarkan statusnya terdiri dari :
1-59 | M A T E R I T E K N I S
Tabel 1.28
Kawasan Hutan Kabupaten Lebak Menurut Kecamatan
Tabel 1.29
Produksi Komoditi Hutan Rakyat di Kabupaten Lebak Tahun 2010
Tabel 1.30
Produksi Komoditi Hutan Negara di Kabupaten Lebak Tahun 2010
2. Sektor Pertambangan
Kabupaten Lebak memiliki potensi kawasan pertambangan yang cukup
besar, baik dari segi jenis maupun kandungannya. Kawasan
Pertambangan yang dimaksud adalah kawasan yang memiliki potensi
mineral yang ekonomis dan dapat memberikan nilai tambah terhadap
perekonomian masyarakat maupun pendapatan daerah jika dieksploitasi
secara bertanggungjawab. Jenis bahan galian dan sebaran potensi
kawasan pertambangan yang ada di Kabupaten Lebak dapat dilihat
pada tabel berikut.
Tabel 1.31
Sebaran Bahan Galian di Kabupaten Lebak
1-62 | M A T E R I T E K N I S
Tabel 1.32
Tabel 1.33
Produksi Bahan Galian B di Kabupaten Lebak Tahun 2005-2009
Tahun
No Jenis Bahan Galian
2005 2006 2007 2008 2009
1 Perak 545,841 68,499 49,887 - -
3. Sektor Pariwisata
Kabupaten Lebak yang terdiri dari kombinasi wilayah pantai, dataran
rendah dan pegunungan memiliki potensi wisata yang cukup alami. Obyek-
obyek wisata yang ada di Kabupaten Lebak memiliki potensi daya tarik
bagi wisatawan domestik maupun mancanegara karena keragaman jenis
obyek wisatanya, antara lain wisata budaya, wisata alam, dan wisata
buatan.
1-64 | M A T E R I T E K N I S
Tabel 1.34
Sebaran Objek Wisata di Kabupaten Lebak
No Objek Lokasi
1 Curug Indihiyang Warunggunung
2 Arung Jeram Lebakgedong
3 Goa Sangkir Bojongmanik
4 Budaya Kaolotan Baduy Leuwidamar
5 Pemandian Air Panas Cipanas
6 Pantai Karang Taraje Bayah
7 Pantai Bagedur Malingping
8 Pantai Binuangeun Wanasalam
9 Pantai Cibobos Panggarangan
10 Pantai Pulau Manuk Bayah
11 Pantai Sawarna Bayah
12 Pantai Ciantir Bayah
13 Budaya Kaolotan/Seren Taun Cibeber
14 Situs Cibedug Cikotok
15 Air Panas Senanghati Malingping
16 Situs Palayangan Cimarga
17 Kawah Cipanas Sobang
18 Curug Kanteh Cilograng
19 Pantai Cihara Cihara
20 Pantai Talanca Malingping
21 Pantai Cimandiri Panggarangan
22 Pantai Tanjung Panto Wanasalam
23 Pantai Karang Tengah Wanasalam
1-65 | M A T E R I T E K N I S
Tabel 1.35
Jumlah Wisatawan Lokal dan Mancanegara yang Berkunjung Tahun 2009-2010
2009 2010
No Objek Wisata
Lokal Mancanegara Lokal Mancanegara
1 Baduy 5,605 81 6,480 122
2 Binuangen 25,631 21 19,491 158
Gambar 1.20
Kawasan Wisata Pantai Sawarna di Kecamatan Bayah
Tabel 1.36
Laju Pertumbuhan PDRB Kabupaten Lebak Tahun 2006-2010 Atas Dasar Harga Konstan Tahun 2000 (%)
Tahun
No Sektor
2006 2007 2008 2009 2010
1 Pertanian 0.25 4.77 3.77 4.36 4.07
2 Pertambangan dan Penggalian 1.13 14.95 2.72 12.77 3.91
3 Industri Pengolahan 5 4.33 2.23 1.57 2.16
4 Listri, Gas dan Air Bersih 15.27 12.50 2.62 3.98 3.99
5 Bangunan/Konstruksi 6.27 6.47 2.51 2.99 3.17
6 Perdagangan Hotel dan Restoran 3.31 5.77 4.54 5.06 5.18
7 Pengangkutan dan Komunikasi 9.54 5.73 4.78 3.69 4.76
Keuangan, Persewaan dan Jasa
8 2.8 2.77 1.60 3.16 3.20
Perusahaan
9 Jasa-Jasa 6.7 3.20 6.79 3.51 4.36
PDRB Kabupaten Lebak 3.15 4.94 4.06 4.10 4.10
Sumber : Lebak Dalam Angka Tahun 2011
1-67 | M A T E R I T E K N I S
RTRW KABUPATEN LEBAK TAHUN 2014-2034
Tabel 1.37
PDRB Kecamatan-Kecamatan di Kabupaten Lebak
Tahun 2008 - 2009 atas Dasar Harga Konstan dan Harga Berlaku (Juta Rupiah)
PDRB
2008 2009
No Kecamatan
Harga Berlaku Harga Konstan Harga Berlaku Harga Konstan
1-68 | M A T E R I T E K N I S
RTRW KABUPATEN LEBAK TAHUN 2014-2034
3,400,000
3,300,000
3,200,000
3,100,000
3,000,000
2,900,000
2,800,000
2,700,000
2,600,000
2,500,000
2006 2007 2008 2009 2010
Pendapatan Perkapita (Rupiah) 2,820,468 2,920,788 3,000,397 3,206,675 3,334,916
C. Struktur Ekonomi
Berdasarkan persentase sumbangan setiap sektor terhadap PDRB,
diketahui bahwa struktur ekonomi Kabupaten Lebak masih didominasi oleh
sektor pertanian. Sektor pertanian merupakan penyumbang terbesar
1-69 | M A T E R I T E K N I S
RTRW KABUPATEN LEBAK TAHUN 2014-2034
Tabel 1.38
Distribusi PDRB Kabupaten Lebak Atas Dasar Harga Konstan Tahun 2000 (%)
Tahun
No Sektor/Sub Sektor
2006 2007 2008 2009 2010
1 Pertanian 38.16 38.10 37.88 37.93 37.94
a Tanaman Bahan Makanan 25.00 25.20 25.14 25.13 25.19
b Tanaman Perkebunan 6.71 6.59 6.37 6.39 6.37
c Peternakan 4.63 4.54 4.53 4.56 4.52
d Kehutanan 0.68 0.67 0.66 0.66 0.65
e Perikanan 1.15 1.10 1.18 1.20 1.20
2 Pertambangan dan Penggalian 1.22 1.33 1.27 1.37 1.29
a Minyak dan Gas bumi - - - - -
b Pertambangan Tanpa Migas 0.43 0.53 0.47 0.48 0.48
c Penggalian 17.07 17.69 17.77 0.89 0.81
3 Industri Pengolahan
Pengolahan 9.80 9.74 9.57 9.33 9.16
a Industri Migas - - - - -
b Industri Tanpa Migas 9.80 9.74 9.57 9.33 9.16
4 Listri, Gas dan Air Bersih 0.42 0.45 0.41 0.41 0.41
a Listrik 0.35 0.38 0.33 0.33 0.33
b Gas Kota - - - - -
c Air Bersih 0.07 0.07 0.07 0.08 0.08
5 Bangunan/Konstruksi 4.01 4.06 4.27 4.22 4.19
6 Perdagangan, Hotel dan Restoran 22.94 23.12 23.11 23.30 23.56
a Perdagangan Besar dan Eceran 17.64 17.61 17.93 18.10 18.36
b Hotel 0.07 0.07 0.07 0.07 0.07
c Restoran 5.23 5.44 5.11 5.13 5.13
7 Pengangkutan dan Komunikasi 6.00 6.05 6.08 6.16 6.17
a Pengangkutan 5.44 5.51 5.41 5.49 5.50
1-70 | M A T E R I T E K N I S
RTRW KABUPATEN LEBAK TAHUN 2014-2034
1-71 | M A T E R I T E K N I S
RTRW KABUPATEN LEBAK TAHUN 2014-2034
1-72 | M A T E R I T E K N I S
1-73 | M A T E R I T E K N I S
Potensi yang ada disekitar maupun yang dimiliki Maja sangat mendukung
langkah agar Maja menjadi pusat kegiatan baru di bagian barat
Jabodetabek. Tak hanya itu, tidak jauh dari Maja, tepatnya sebelah utara
terdapat kawasan atau Zona Industri Banten (Tangerang), dengan pusat kota
di daerah Balaraja.
1-74 | M A T E R I T E K N I S
Gambar 1.22
Kondisi Jalur Double Track Yang Sedang Dalam Konstruksi
Gambar 1.23
Kondisi Eksisting Rumah Tinggal di Kecamatan Maja
1-75 | M A T E R I T E K N I S
4. Perkembangan penduduk
Proyeksi penduduk pada tahun 2032 adalah 1.703.991 jiwa dengan rata-rata
kepadatan penduduk mencapai 5,16 jiwa/ha. Sebaran penduduk dimasa yang akan
datang diproyeksikan terkonsentrasi di Kecamatan Rangkasbitung, Kecamatan
Cimarga, dan Kecamatan Malingping.
5. Perekonomian
Kabupaten Lebak memiliki beberapa potensi perekonomian yang dapat menunjang
perkembangan wilayah. Berdasarkan hasil analisis sektor basis di Kabupaten Lebak,
sektor-sektor yang merupakan basis ekonomi Kabupaten Lebak adalah :
1. Pertambangan
Pertambangan dan penggalian
2. Pertanian
3. Jasa-jasa
4. Bangunan dan konstruksi
5. Keuangan, persewaan dan jasa perusahaan
6. Perdagangan,, hotel dan restoran
Perdagangan
rawan bencana longsor, rawan bencana banjir, dan rawan bencana tsunami.
Dengan adanya beberapa potensi kawasan rawan bencana tersebut, maka
pengembangan kawasan terbangun perlu untuk memperhatikan hal tersebut.
Khusus untuk kawasan pesisir pantai (dimana terdapat potensi kawasan rawan
bencana tsunami), maka alokasi untuk peruntukan lahan kawasan sempadan pantai
perlu mendapat perhatian khusus.
1-76 | M A T E R I T E K N I S
1-77 | M A T E R I T E K N I S
serta masyarakat dalam penataan ruang wilayah kabupaten, tata cara peran
serta masyarakat serta pembinaan peran serta masyarakat
masyarakat..
1-78 | M A T E R I T E K N I S
Bab 2
Tujuan, kebijakan dan
2-1 | M A T E R I T E K N I S
Maju dan Religius Berbasis Perdesaan”. Berdasarkan visi tersebut, maka misi
pembangunan Kabupaten Lebak sampai tahun 2025 adalah :
a) meningkatkan kualitas kehidupan masyarakat Kabupaten Lebak yang
beriman, bertaqwa dan berbudaya;
b) mewujudkan daya saing investasi bebasis sumberdaya;
c) memajukan tingkat kemakmuran dan produktifitas masyarakat secara merata;
d) mewujudkan Lebak sebagai daerah konservasi melalui optimalisasi
pemanfaatan sumberdaya alam dengan tetap menjaga kelestarian lingkungan
hidup; dan
2-2 | M A T E R I T E K N I S
5. Potensi pertanian merata hampir di setiap wilayah. Hal ini perlu mendapat
perhatian dalam penataan ruang agar potensi ini menjadi kekuatan untuk
mengembangkan kemandirian pangan di daerah dan menopang perekonomian
secara lebih luas.
6. Potensi pariwisata beragam, baik yang bersifat wisata alam, wisata buatan
maupun wisata budaya.
7. Besarnya potensi pertambangan memerlukan pengelolaan dengan baik.
8. Kendala fisik dan aksesibilitas wilayah menjadi salah satu faktor penghambat
perkembangan, terutama di sebagian wilayah tengah dan selatan Kabupaten
Lebak.
9. Menurunnya daya dukung SDA dan kualitas lingkungan.
Berdasarkan hal-hal tersebut maka dapat dirumuskan bahwa tujuan penataan ruang
di Kabupaten Lebak adalah:
2-3 | M A T E R I T E K N I S
“ Mewujudkan Ruang Wilayah Kabupaten Lebak yang Berdaya Saing Tinggi dan
Berkelanjutan Berbasis Pertanian, Perkebunan, Pariwisata dan Pertambangan.
”
Kebijakan penataan ruang wilayah kabupaten merupakan arah tindakan yang harus
ditetapkan untuk mencapai tujuan penataan ruang wilayah Kabupaten Lebak.
Sedangkan strategi penataan ruang wilayah kabupaten merupakan penjabaran
kebijakan penataan ruang wilayah kabupaten ke dalam langkah-langkah operasional
untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Adapun kebijakan dan strategi
penataan ruang wilayah Kabupaten Lebak adalah sebagai berikut :
1. Peningkatan ketahanan pangan dan agribisnis berbasis kewilayahan.
Dalam mewujudkan kebijakan tersebut, strategi yang dapat dilakukan adalah:
a. Mengembangkan dan meningkatkan kawasan pusat pengembangan
agropolitan;
b. Mengembangkan kawasan minapolitan; dan
c. Mengendalikan alih fungsi lahan pertanian.
2-4 | M A T E R I T E K N I S
2-5 | M A T E R I T E K N I S
2-6 | M A T E R I T E K N I S
Bab 3
wilayah
Struktur ruang wilayah diwujudkan berdasarkan arahan pengembangan sistem pusat
pelayanan yang berhierarki satu sama lain yang dihubungkan oleh sistem jaringan prasarana
wilayah kabupaten terutama jaringan transportasi. Struktur kota-kota di Kabupaten Lebak
terbentuk berdasarkan pola geografiis wilayah yang meliputi topografi, bentuk wilayah, dan
pola jaringan utama aksesibilitas. Pengembangan struktur kota-kota di Kabupaten Lebak
juga diarahkan pada pola yang telah terbentuk dengan pengembangan wilayah di
sekitarnya. Perlu penetapan sub pusat baru yang didukung dengan penyediaan sarana dan
prasarana yang memadai.
Struktur ruang adalah susunan pusat-pusat permukiman dan sistem jaringan prasarana dan
sarana yang berfungsi sebagai pendukung kegiatan sosial ekonomi masyarakat yang secara
hierarkis memiliki hubungan fungsional. Rencana struktur ruang wilayah kabupaten adalah
adalah rencana yang mencakupsistem perkotaan wilayah kabupaten yang berkaitan dengan
kawasan perdesaan dalam wilayah pelayanannya dan jaringan prasarana wilayah
kabupaten yang dikembangkan untuk mengintegrasikan wilayah kabupaten selain untuk
melayani kegiatan skala kabupaten yang meliputi sistem jaringan transportasi, sistem jaringan
energi dan kelistrikan, sistem jaringan telekomunikasi, sistem jaringan sumber daya air,
termasuk seluruh daerah hulu bendungan atau waduk dari daerah aliran sungai, dan sistem
jaringan prasarana lainnya.
3-1 | M A T E R I T E K N I S
1. pusat kegiatan yang dipromosikan untuk di kemudian hari ditetapkan sebagai PKW;
2. pusat kegiatan yang dipromosikan untuk di kemudian hari ditetapkan sebagai PKL;
3. pusat kegiatan yang dapat ditetapkan menjadi PKLp hanya pusat pelayanan
kawasan (PPK); dan
4. pusat kegiatan yang ditetapkan sebagai PKWp dan PKLp harus ditetapkan sebagai
kawasan strategis kabupaten dan mengindikasikan program pembangunannya di
3-2 | M A T E R I T E K N I S
3-3 | M A T E R I T E K N I S
3-4 | M A T E R I T E K N I S
3-5 | M A T E R I T E K N I S
d. Pengembangan pariwisata
e. Pengembangan permukiman
f. Pengembangan pertanian
5. Penetapan 22 (dua puluh dua) ibukota kecamatan lainnya sebagai PPK,
meliputi:
Perkotaan Wanasalam
Perkotaan Cihara
Perkotaan Cilograng
Perkotaan Cibeber
Perkotaan Cijaku
Perkotaan Cigemblong
Perkotaan Banjarsari
Perkotaan Cileles
Perkotaan Gunungkencana
Perkotaan Bojongmanik
Perkotaan Cirinten
Perkotaan Muncang
Perkotaan Sobang
Perkotaan Leuwidamar
Perkotaan Lebakgedong
Perkotaan Sajira
Perkotaan Cimarga
Perkotaan Cikulur
Perkotaan Warunggunung
Perkotaan Cibadak
Perkotaan Kalanganyar
Perkotaan Curugbitung
Kedua-dua pusat kegiatan diatas berfungsi sebagai :
a. Pusat pelayanan kecamatan
b. Pengembangan perdagangan dan jasa
c. Pengembangan pendidikan
d. Pengembangan permukiman
e. Pengembangan pertanian
f. Pengembangan pariwisata
3-6 | M A T E R I T E K N I S
3-7 | M A T E R I T E K N I S
3-8 | M A T E R I T E K N I S
c. Kecamatan Warunggunung
Tabel 3.2.
Rencana Pengembangan
Pengembangan Sistem Pusat Pelayanan di Kabupaten Lebak
PKW PKWp PKL PKLp PPK PPL
3-9 | M A T E R I T E K N I S
Sumurbandung
Sukadaya
Sukarenda
Warunggunung
Cibuah
Sukaraja
Cibadak Tambakbaya
Bojongleles
Kaduagung Timur
Mekar Agung
Pasar Keong
Kalanganyar Pasir Kupa
Aweh
Sukamekarsari
Curugbitung Ciburuy
Cipining
3-10 | M A T E R I T E K N I S
KABUPATEN
3-11 | M A T E R I T E K N I S
1. Jaringan Jalan
3-12 | M A T E R I T E K N I S
3-13 | M A T E R I T E K N I S
Tabel 3.3.
Rencana Pengembangan Jaringan Nasional di Kabupaten Lebak Tahun 2014-2034
Tabel 3.4.
Rencana Pengembangan Jaringan Jalan Provinsi di Kabupaten Lebak Tahun 2014-2034
No Ruas Jalan Rencana Pengembangan
3-14 | M A T E R I T E K N I S
j ruas jalan Cikotok – Cimaja (Bts. Jawa Barat) Peningkatkan kapasitas dan
kualitas jaringan
Peningkatkan kapasitas dan
k ruas jalan Gunung Madur – Pulau Manuk
kualitas jaringan
Sumber : Hasil Rencana, 2013
Tabel 3.5.
Rencana Pengembangan Jaringan Jalan Kabupaten di Kabupaten Lebak Tahun 2014-2034
Panjang Ruas
No Ruas Jalan Rencana Pengembangan
(Km)
A Jalan Luar Kota 790.40
Peningkatan kualitas
Kolelet Rangkasbitung 5.30
1 jaringan jalan
Peningkatan kualitas
Rangkasbitung Leuwidamar 21.20
2 jaringan jalan
Peningkatan kualitas
Leuwidamar Gajrug 30.40
3 jaringan jalan
Peningkatan kualitas
Sampay Gunungkencana 45.20
4 jaringan jalan
Peningkatan kualitas
Gunungkencana Malingping 29.90
5 jaringan jalan
Peningkatan kualitas
Gunungkencana Banjarsari 10.50
6 jaringan jalan
Peningkatan kualitas
Gunungkencana Cirinten 13.70
7 jaringan jalan
Peningkatan kualitas
Lebaksiuh Pasarkupa 12.00
8 jaringan jalan
Peningkatan kualitas
Leuwidamar Cirinten 22.40
9 jaringan jalan
Peningkatan kualitas
Cirinten Pasarkupa 20.50
10 jaringan jalan
3-15 | M A T E R I T E K N I S
Panjang Ruas
No Ruas Jalan Rencana Pengembangan
(Km)
jaringan jalan
3-16 | M A T E R I T E K N I S
Panjang Ruas
No Ruas Jalan Rencana Pengembangan
(Km)
Peningkatan kualitas
Pasirkutu Jagabaya 10.35
53 jaringan jalan
Pasirbedil Cileungsir 4.50 Peningkatan kualitas
54 jaringan jalan
Peningkatan kualitas
Gunungkendeng Kerta 14.50
55 jaringan jalan
Mogana (Batas Peningkatan kualitas
Cibuah 8.00
56 Pandeglang) jaringan jalan
Peningkatan kualitas
Sumurbandung Sukaharja 3.50
57 jaringan jalan
Peningkatan kualitas
Cigoong Cilisung 5.00
58 jaringan jalan
Peningkatan kualitas
Guradog Hamberang 3.40
59 jaringan jalan
Peningkatan kualitas
Beyeh Simpang 3.45
60 jaringan jalan
Peningkatan kualitas
Rumbut Cibadak 4.00
61 jaringan jalan
Peningkatan kualitas
62 Tajur Bojongleles 2.00 jaringan jalan
Peningkatan kualitas
Lembursawah Nameng 4.50
63 jaringan jalan
Peningkatan kualitas
Jalan Dalam Kota 47.56
B jaringan jalan
RT Tumenggung Peningkatan kualitas
1.20
1 Hardiwinangun jaringan jalan
Peningkatan kualitas
Sultan Ageng Tirtayasa 0.30
2 jaringan jalan
Peningkatan kualitas
Multatuli 1.20
3 jaringan jalan
Peningkatan kualitas
Kitarung 0.40
4 jaringan jalan
Peningkatan kualitas
Kimaklum 0.20
5 jaringan jalan
Peningkatan kualitas
KH. Syam'un 0.20
6 jaringan jalan
Sunan Bonang 0.20 Peningkatan kualitas
7 jaringan jalan
Peningkatan kualitas
KH Wasid 1 0.30
8 jaringan jalan
Peningkatan kualitas
KH Wasid 2 0.10
9 jaringan jalan
Peningkatan kualitas
Patih Derus 0.20
10 jaringan jalan
Peningkatan kualitas
Letnan Muharam 0.20
11 jaringan jalan
Peningkatan kualitas
R. Muryani Nataatmadja 0.50
12 jaringan jalan
Peningkatan kualitas
H.M. Iko Djatmiko 0.60
13 jaringan jalan
Peningkatan kualitas
Maulana Yusuf 1.50
14 jaringan jalan
Peningkatan kualitas
Abdi Negara 0.50
15 jaringan jalan
Peningkatan kualitas
Kaum 0.20
16 jaringan jalan
Peningkatan kualitas
KH. Mansyur 0.30
17 jaringan jalan
Peningkatan kualitas
KH Moch. Hasanudin 0.40
18 jaringan jalan
3-17 | M A T E R I T E K N I S
Panjang Ruas
No Ruas Jalan Rencana Pengembangan
(Km)
Peningkatan kualitas
KH Atim 0.30
19 jaringan jalan
Ade Irma Suryani 0.20 Peningkatan kualitas
20 jaringan jalan
Peningkatan kualitas
Stasiun 0.15
21 jaringan jalan
Peningkatan kualitas
Ir. H. Juanda 1.60
22 jaringan jalan
Peningkatan kualitas
Bakti Manunggal 1.40
23 jaringan jalan
Peningkatan kualitas
KH. Hasan Muchtar 0.25
24 jaringan jalan
Peningkatan kualitas
Mayor Jamal Alim 1.10
25 jaringan jalan
Peningkatan kualitas
LRE Martadinata 1.65
26 jaringan jalan
Peningkatan kualitas
Beringin 0.80
27 jaringan jalan
Peningkatan kualitas
R. Kuncorojakti 1.00
28 jaringan jalan
Peningkatan kualitas
Arief Rahman Hakim 2.10
29 jaringan jalan
Peningkatan kualitas
R. Denda Kusumah 0.80
30 jaringan jalan
Peningkatan kualitas
KH Moch. Harun 0.50
31 jaringan jalan
Peningkatan kualitas
Syeh Nawawi 1.25
32 jaringan jalan
Peningkatan kualitas
Laskar Ampera 0.50
33 jaringan jalan
Peningkatan kualitas
Maulana Hasanudin 2.10
34 jaringan jalan
Peningkatan kualitas
KH. Moch. Idrus 1.10
35 jaringan jalan
Peningkatan kualitas
TB Moch. Hasyim 1.50
36 jaringan jalan
3-18 | M A T E R I T E K N I S
Panjang Ruas
No Ruas Jalan Rencana Pengembangan
(Km)
Peningkatan kualitas
Kapugeran 0.30
49 jaringan jalan
Peningkatan kualitas
50 H. Samaya 0.70 jaringan jalan
Peningkatan kualitas
Dewi Sartika 0.25
51 jaringan jalan
Peningkatan kualitas
Kihajar Dewantoro 0.75
52 jaringan jalan
Peningkatan kualitas
Budi Utomo 0.80
53 jaringan jalan
Peningkatan kualitas
Siliwangi 4.00
54 jaringan jalan
Peningkatan kualitas
TB. Hasan 2.10
55 jaringan jalan
Peningkatan kualitas
KH Abdul Latif 0.75
56 jaringan jalan
Peningkatan kualitas
Langlang Buana 3.00
57 jaringan jalan
Peningkatan kualitas
Lingkungan Kaum 0.70
58 jaringan jalan
Peningkatan kualitas
Lebak Jaha 0.50
59 jaringan jalan
Peningkatan kualitas
Stasiun Maja 0.11
60 jaringan jalan
Jalan Lingkungan Pasar Peningkatan kualitas
0.15
61 Maja 1 jaringan jalan
Jalan Lingkungan Pasar Peningkatan kualitas
0.15
62 Maja 2 jaringan jalan
Lingkungan Alun-alun Peningkatan kualitas
0.50
63 Maja jaringan jalan
3-19 | M A T E R I T E K N I S
3-20 | M A T E R I T E K N I S
3-21 | M A T E R I T E K N I S
1. Terminal Penumpang
a. Peningkatan terminal penumpang tipe B menjadi A di Terminal
Kaduagung di Kecamatan Cibadak.
b. Pengembangan terminal penumpang tipe C menjadi B, meliputi
Terminal Bayah di Kecamatan Bayah;
Terminal Malingping di Kecamatan Malingping;
Terminal Cipanas di Kecamatan Cipanas; dan
Terminal Maja di Kecamatan Maja
c. Pengembangan terminal penumpang tipe C meliputi :
Terminal Leuwidamar di Kecamatan Leuwidamar;
Terminal Panggarangan di Kecamatan Panggarangan; dan
Terminal Binuangeun di Kecamatan Wanasalam.
2. Terminal Barang
Terminal barang merupakan ruang prasarana untuk bongkar muat
barang dari angkutan barang yang berukuran besar. Terminal
barang ini diarahkan berada di Kecamatan Maja dan Kecamatan
Curugbitung.
Tabel 3.6
Rencana Pengembangan Sistem Terminal di Kabupaten Lebak
Rencana
No Nama Terminal Lokasi Tipe (Eksisting
(Eksisting))
Pengembangan
Peningkatkan
kapasitas dan kualitas
pelayanan terminal
1 Kaduagung Cibadak B
Peningkatan Kelas
menjadi Tipe
A/Optimalisasi
Peningkatkan
kapasitas dan kualitas
pelayanan terminal
2 Malingping Malingping C
Peningkatan Kelas
menjadi Tipe
B/Optimalisasi
Peningkatkan
kapasitas dan kualitas
pelayanan terminal
3 Bayah Bayah C
Peningkatan Kelas
menjadi Tipe
B/Optimalisasi
Peningkatan Kelas
4 Cipanas Cipanas C menjadi Tipe
B/Optimalisasi
3-22 | M A T E R I T E K N I S
Rencana
No Nama Terminal Lokasi Tipe (Eksisting
(Eksisting))
Pengembangan
Peningkatan Kelas
4 Maja Maja C menjadi Tipe
B/Optimalisasi
Peningkatkan
kapasitas dan kualitas
5 Binuangeun Wanassalam Sub Terminal pelayanan terminal
Peningkatan Kelas
menjadi Tipe C
Peningkatkan
kapasitas dan kualitas
6 Leuwidamar Leuwidamar Sub Terminal pelayanan terminal
Peningkatan Kelas
menjadi Tipe C
Peningkatkan
kapasitas dan kualitas
7 Panggarangan Panggarangan Sub Terminal pelayanan terminal
Peningkatan Kelas
menjadi Tipe C
Sumber : Hasil Rencana, 2013
3-23 | M A T E R I T E K N I S
Rangkasbitung-Cimone;
Rangkasbitung-Merak;
Kolelet/Pamarayan - Kota
Rangkasbitung-Labuan; dan
Rangkasbitung-Cilegon
3) Peningkatan trayek angkutan perkotaan, terdiri dari:
Kaduagung - Jalan Multatuli;
Curug – kota;
Kaduagung - Jalan Sukarno Hatta;
Cibadak – Kota;
Ciawi – Kota;
Aweh – Kota;
Citeras – Kota;
Kaduagung - Jagabaya/Oteng
Kaduagung - Koncang
Kaduagung - Cileles
Kaduagung - Gunungkencana
Kaduagung - Malingping
Kaduagung - Cikotok
Lintas Batas (Rangkasbitung Pandeglang)
Curug - Muhara
Curug - Muncang
Curug - Cipanas
Curug - Sajira
Curug - Panyandungan
Curug - Maja
Curug - Citorek
Curug - Ciparasi
Curug - Sobang
Malingping - Binuangeun
Bayah - Cikotok
Aweh - Sudamanik
Aweh - Leuwidamar
3-24 | M A T E R I T E K N I S
Aweh - Bantarjaya
Aweh - Cisimeut
Aweh - Ciboleger
5) Peningkatan jaringan trayek angkutan perintis di seluruh
kecamatan di Kabupaten Lebak
b) Jaringan Lintas Angkutan Barang
3-25 | M A T E R I T E K N I S
Kecamatan Cilograng.
3. Pengembangan dan pengelolaan pelabuhan pengumpan, yaitu
Pelabuhan Bayah;
4. Pengembangan terminal khusus untuk mendukung potensi industri
dan pertambangan sesuai dengan peraturan perundang-
undangan.
3-26 | M A T E R I T E K N I S
kilovolt meliputi:
Kecamatan Maja;
Kecamatan Malingping;
Kecamatan Bayah;
Kecamatan Panggarangan; dan
Kecamatan Leuwidamar.
(4) jaringan listrik berupa Saluran Udara Tegangan Rendah
(SUTR) dengan kapasitas sebesar 20 (dua puluh) kkilovolt
ilovolt
meliputi seluruh Kecamatan.
d. Pengembangan jaringan energi alternatif baru yang belum
dimanfaatkan secara optimal, meliputi:
3-27 | M A T E R I T E K N I S
3-28 | M A T E R I T E K N I S
c. Berada pada lokasi aman dari bahaya bencana alam dan aman
terhadapkegiatan lain;
d. Tidak berada pada kawasan lindung.
dengan kriteria :
a. Mendukung ketersediaan pasokan tenaga listrik untuk
kepentingan dikawasan permukiman perkotaan dan kawasan
permukiman perdesaan;
b. Melintasi kawasan permukiman, wilayah sungai, laut, hutan,
pertanian, danjalur transportasi; dan
c. Mendukung pemanfaatan teknologi tinggi yang mampu
menghasilkan energi untuk mengurangi ketergantungan sumber
energi tak terbarukan.
Tabel 3.7
Situ/Waduk/Embung di Kabupaten Lebak
Situ
1 Situ Cijoro Rangkasbitung Timur Rangkasbitung 6,00 190,000.00 50,00
2 Situ Ranca Indah Rangkasbitung Barat Rangkasbitung 50,00
3 Situ Cikuda Rangkasbitung Timur Rangkasbitung 1,00 70,00
4 Situ Cilembun Selaraja Warunggunung 4,50 80,000.00 20,00
5 Situ Palayangan Margajaya Cimarga 7,00 314,000.00 50,00
6 Situ Cimadang Kumpay Banjarsari 8,40 398,130.00 50,00
7 Situ Gede Banjarsari Cikeusik 0,90 18,000.00 50,00
8 Situ Cibojan Sukarame Sajira 3,50 36,600.00 60,00
9 Situ Citinggar Sajira Sajira 5.50 110,000.00 50,00
10 Situ Kompeni Pajagan Sajira 1,30
11 Situ Cibangreng Muara Dua Cikulur 0,50 16,000.00 50,00
3-31 | M A T E R I T E K N I S
RTRW KABUPATEN LEBAK TAHUN 2014-2034
3-32 | M A T E R I T E K N I S
RTRW KABUPATEN LEBAK TAHUN 2014-2034
3-33 | M A T E R I T E K N I S
RTRW KABUPATEN LEBAK TAHUN 2014-2034
professional;
Pelestarian mata air; dan
Pemanfaatan air tanah secara terkendali.
5. Sistem jaringan air bersih ke kelompok pengguna
Pengembangan sistem jaringan air bersih ke penggunakan di
Kabupaten Lebak terdiri dari :
Peningkatan pelayanan dan pengelolaan air minum
perpipaan berupa peningkatan kapasitas sambungan
3-34 | M A T E R I T E K N I S
RTRW KABUPATEN LEBAK TAHUN 2014-2034
3-35 | M A T E R I T E K N I S
RTRW KABUPATEN LEBAK TAHUN 2014-2034
Tabel 3.8
Luas Irigasi Menurut Kecamatan di Kabupaten Lebak Tahun 2011
AREAL ( HA ) KEWENANGAN
LOKASI SUMBER AIR /
NO NAMA IRIGASI TOTAL
SUNGAI FUNGSIONAL PROP. KAB.
KECAMATAN DESA POTENSIAL
WILAYAH UTARA
1 DI Cijoro Rangkasbitung Rksbitung Barat Situ Cijoro 45 45
Cibuah
Sukarendah
2 DI Cisangu Atas Warunggunung Baros Cisangu 446 446
Cibuah
Sukarendah
3 DI Cimarga Kalang Anyar Karang Anyar Cimarga 211 211
Sukamekarsari
Aweh
4 DI Cilejet Cipanas Giri Harja Ciberang 300 300
5 DI. Cibunut Cipanas Bintang Sari Ciberang 364 364
Bintang Resmi
6 DI Cipanas Lebak Gedong Banjar Irigasi Ciberang 384 384
Sipayung
Cipanas
WILAYAH TENGAH
7 DI Cilaki Muncang Ciminyak Cilaki 390 390
Sukanagara
3-36 | M A T E R I T E K N I S
WILAYAH SELATAN
8 DI Cipalabuh Cijaku Cijaku Cipalabuh 913 900
9 DI Cilangkahan I Cijaku Kandangsapi Cilangkahan 2,026 1,788
10 DI Cilangkahan II Malingping Sukaraja Cilangkahan 436 436
Sukamanah
Cilangkahan
11 DI Cibinuangeun Malingping Bolang Cibinuangeun 2,570 2,220
12 DI Cipecangpare Malingping Pagelaran Cipeucangpare 620 620
13 DI Cikoncang Wanasalam Ketapang Cikoncang 1,805 1,505
14 DI Cisiih Panggarangan Situ Ragen Cisiih 1,050 850
15 DI Cikidang Cibeber Cisungsang Cikidang 560 560
16 DI Cimandiri Cihara Panyaungan Cimandiri 500 500
3-37 | M A T E R I T E K N I S
17 DI. Gunung Gebas Lebak Gedong Banjar Irigasi Ciberang 199 199
Cipanas
3-38 | M A T E R I T E K N I S
WILAYAH SELATAN
3-39 | M A T E R I T E K N I S
3-40 | M A T E R I T E K N I S
3-41 | M A T E R I T E K N I S
3-42 | M A T E R I T E K N I S
3-43 | M A T E R I T E K N I S
3-44 | M A T E R I T E K N I S
3-45 | M A T E R I T E K N I S
3-46 | M A T E R I T E K N I S
3-47 | M A T E R I T E K N I S
3-48 | M A T E R I T E K N I S
3-49 | M A T E R I T E K N I S
282 DI. Ciawi Tengah Cilograng Gunung Batu Ciawi 150 150
WILAYAH UTARA
DI. Bojong Cae
Cibadak Bojong Cae Ciujung 100
1 (Pompa) 100
2 DI. Bojong Leles Cibadak Bojong Leles Ciujung 150 150
3-50 | M A T E R I T E K N I S
17 DI. Curug Sumel Cipanas Pasir Haur Curug Sumel 125 125
18 DI. Cibaliung Cipanas Bintang Sari Cibaliung 60 60
19 DI. Cimaung Cipanas Giri Harja Cimaung 75 75
20 DI. Cibeunyeuh Cipanas Sukasari Cibeunyeuh 50 50
21 DI. Cimodar Cipanas Haur Gajrug Cimodar 100 100
22 DI. Cikaak Cipanas Giri Harja Cipicung 65 65
23 DI. Cibengbeng Lebak Gedong Lebak Sangka Cikeke 50 50
WILAYAH TENGAH
3-51 | M A T E R I T E K N I S
3-52 | M A T E R I T E K N I S
3-53 | M A T E R I T E K N I S
3-54 | M A T E R I T E K N I S
IRIGASI TEKNIS
16 Daerah Irigasi 12,620 11,519
IRIGASI SEDERHANA
290 Daerah Irigasi 28,209 26,807
3-55 | M A T E R I T E K N I S
3-56 | M A T E R I T E K N I S
3-57 | M A T E R I T E K N I S
3-58 | M A T E R I T E K N I S
Kondisi tanah.
a) produktivitas tanah; tidak produktif dinilai lebih tinggi.
b) kapasitas dan umur; dapat menampung lahan lebih
banyak dan lebih lama dinilai lebih baik.
c) ketersediaan tanah penutup; mempunyai tanah penutup
yang cukup dinilai lebih baik.
d) status tanah; makin bervariasi dinilai tidak baik
Demografi; kepadatan penduduk lebih rendah dinilai makin
baik.
Batas administrasi; dalam batas administrasi dinilai makin
baik.
Kebisingan; semakin banyak zona penyangga dinilai
semakin baik.
Bau; semakin banyak zona penyangga dinilai semakin baik.
Estetika; semakin tidak terlihat dari luar dinilai makin baik.
Ekonomi; semakin kecil biaya satuan pengelolaan sampah
(per m3/ton) dinilai semakin baik.
3. Kriteria penetapan, yaitu kriteria yang digunakan oleh instansi
yang berwnang untuk menyetujui dan menetapkan lokasi terpilih
sesuai dengan kebijaksanaan instansi yang berwenang setempat
dan ketentuan yang berlaku.
3-59 | M A T E R I T E K N I S
3-60 | M A T E R I T E K N I S
3-61 | M A T E R I T E K N I S
3-62 | M A T E R I T E K N I S
3-63 | M A T E R I T E K N I S
PKW, PKWp, PKL dan PKLp, dan PPL meliputi pusat-pusat desa
di kecamatan. Sistem ini dirangkaikan dalam pola distribusi, pola
sebaran dan pola pelayanan yang saling memperkuat dan
dinamis.
Meningkatkan dan mengembangkan kinerja sistem jaringan yang
ada terutama dalam pola pelayanan baku bagi pengembangan
wilayah dengan wujud membuka sistem jaringan yang lebih
memudahkan aksesibilitas antar wilayah.
b. Permukiman Pedesaan
Pengembangan sistem permukiman perdesaan di Kabupaten Lebak
diarahkan pada usaha pemerataan pembangunan dan
perkembangan wilayah sebagai salah satu usaha mencegah
kesenjangan wilayah. Hal ini terutama karena hambatan-hambatan
strategis yang meliputi kondisi geografis yang mempengaruhi pola
distribusi dengan tingkat kesulitan aksesibilitas yang cukup tinggi,
yang ditunjukkan adanya hambatan-hambatan fisik kawasan dan
3-64 | M A T E R I T E K N I S
3-65 | M A T E R I T E K N I S
3-66 | M A T E R I T E K N I S
3-67 | M A T E R I T E K N I S
Gambar 3.1
3-69 | M A T E R I T E K N I S
RTRW KABUPATEN LEBAK TAHUN 2014-2034
Gambar 3.2
3-70 | M A T E R I T E K N I S
Gambar 3.3
3-71 | M A T E R I T E K N I S
RTRW KABUPATEN LEBAK TAHUN 2014-2034
Gambar 3.4
3-72 | M A T E R I T E K N I S
Gambar 3.5
Rencana Sistem Jaringan Sumber Daya Air Kabupaten Lebak Tahun 2014-2034
3-73 | M A T E R I T E K N I S
RTRW KABUPATEN LEBAK TAHUN 2014-2034
Gambar 3.6
3-74 | M A T E R I T E K N I S
Gambar 3.7
3-75 | M A T E R I T E K N I S
RTRW KABUPATEN LEBAK TAHUN 2014-2034
3-76 | M A T E R I T E K N I S
Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kabupaten Lebak Tahun 2014-2034
Bab 4
wilayah
budidaya).
Berdasarkan kebijakan tersebut, maka rencana pola ruang Kabupaten Lebak Tahun 2034
dikembangkan dengan proporsi untuk kawasan lindung sebesar 101.029,13 Ha (30,57%)dan
kawasan budidaya sebesar 229.478,05 Ha (69,43%). Secara lebih lengkap, rencana pola
ruang Kabupaten Lebak pada Tahun 2034 dapat dilihat dalam Gambar 4.1 dan Tabel 4.1
berikut.
4-1 | M A T E R I T E K N I S
4-2 | M A T E R I T E K N I S
Tabel 4.1
Rencana Pola Ruang Kabupaten Lebak Tahun 2014-2034
Rencana pola ruang wilayah kabupaten pada dasarnya merupakan rencana distribusi
peruntukan ruang dalam wilayah kabupaten yang meliputi rencana peruntukan
ruanguntuk fungsi lindung dan rencana peruntukan ruang untuk fungsi budidaya.
Rencana pola ruang untuk wilayah Kabupaten Lebak, dirumuskan berdasarkan
kriteria:
a. merujuk pada rencana pola yang ditetapkan dalam RTRW Nasional,
yangtertuang dalam PP No 26 Tahun 2008;
b. merujuk pada rencana pola yang ditetapkan dalam RTRW Provinsi Banten 2010-
2030;
c. mengakomodasi kebijakan pengembangan kawasan andalan nasional yang
berada di wilayah kabupaten;
d. memperhatikan rencana pola ruang wilayah kabupaten/kota yang berbatasan;
4-3 | M A T E R I T E K N I S
e. mempertimbangkan hasil dari analisis kesesuaian lahan untuk fungsi lindung sesuai
dengan Keppres No 32 Tahun 1990 tentang Kawasan Lindung;
f. mengacu pada klasifikasi pola ruang wilayah kabupaten yang terdiri atas
kawasan lindung dan kawasan budi daya.
Berdasarkan analisis yang dilakukan terhadap kawasan lindung, maka luas kawasan
lindung adalah 101.029,13Ha (30,57%) dari luas Kabupaten Lebak. Untuk lebih
jelasnya mengenai rencana kawasan lindung di Kabupaten Lebak dapat dilihat pada
Tabel 4.2 dan Gambar 4.2 berikut ini.
4-4 | M A T E R I T E K N I S
Tabel 4.2
Rencana Kawasan Lindung Kabupaten Lebak Tahun 2014-2034
Kawasan Lindung
Kawasan
No Kecamatan Kawasan Total (Ha) %
Hutan Sempadan Sempadan sekitar KPA Kawasan Rawan Rawan Rawan Sempadan
Resapan
Lindung Pantai Sungai Danau atau (TNGHS) Baduy Banjir Longsor Tsunami Mata Air
Air
Waduk
1 Banjarsari 683.88 920.44 - 2,446.55 39.43 - - 125.76 - - - 4,216.06 4.17
2 Bayah - - 249.17 1,496.64 1.73 - - - - 488.09 - 2,235.63 2.21
3 Bojongmanik - 1,301.60 - 1,213.54 - - - - 205.60 - - 2,720.74 2.69
4 Cibadak - - - 548.74 - - - 203.43 - - - 752.17 0.75
5 Cibeber 396.43 5,767.47 - 3,585.38 23.42 10,093.62 - - 1,645.40 - - 21,511.72 21.29
6 Cigemblong - 868.45 - 1,640.25 - - - - 1,302.72 - 390.25 4,201.67 4.16
7 Cihara - - 190.55 1,182.99 1.98 - - - - 377.58 - 1,753.10 1.74
8 Cijaku 402.26 - - 913.87 5.37 - - - - - 10.13 1,331.63 1.32
9 Cikulur - - - 684.74 47.50 - - 81.64 - - - 813.88 0.81
10 Cileles - 4.92 - 1,550.70 32.25 - - 107.04 - - - 1,694.91 1.68
11 Cilograng 387.71 - 65.22 1,018.89 - - - - 1,028.21 174.86 - 2,674.89 2.65
12 Cimarga 17.01 2,662.85 - 2,955.00 44.15 - - 385.81 - - - 6,064.82 6.00
13 Cipanas - 574.70 - 1,084.20 1.72 - - - - - 82.91 1,743.53 1.73
14 Cirinten - 1,201.54 - 953.03 - - - - - - - 2,154.57 2.13
15 Curugbitung - - - 997.03 - - - 82.06 219.70 - - 1,298.79 1.29
16 Gunungkencana 86.74 1,548.57 - 1,243.61 1.73 - - - - - 396.41 3,277.06 3.24
17 Kalanganyar - - - 474.51 15.80 - - 195.74 - - - 686.05 0.68
18 Lebakgedong - 294.15 - 747.99 2.34 3,588.60 - - 246.86 - - 4,879.94 4.83
19 Leuwidamar - 554.80 - 2,048.85 4.60 - 5,136.58 7.13 491.69 - - 8,243.65 8.16
20 Maja - 3.60 - 1,054.60 - - - 201.46 - - 12.43 1,272.09 1.26
21 Malingping 479.47 - 86.46 1,793.85 4.52 - - - - 478.24 28.68 2,871.22 2.84
22 Muncang 340.95 3,611.88 - 1,274.97 - - - - - - - 5,227.80 5.17
23 Panggarangan - - 69.70 2,618.45 7.50 - - 4.39 11.89 155.04 91.32 2,958.29 2.93
24 Rangkasbitung - 242.67 - 1,026.92 19.30 - - - - - - 1,288.89 1.28
25 Sajira - 1,096.31 - 1,477.89 13.80 - - - - - - 2,588.00 2.56
26 Sobang - 3,041.60 - 1,297.77 25.20 2,697.78 - 404.54 429.74 - 64.71 7,961.34 7.88
27 Wanasalam 385.01 - 140.10 2,064.54 8.40 - - 320.95 - 1,197.22 - 4,116.22 4.07
28 Warunggunung - - - 473.67 3.40 - - 13.40 - - - 490.47 0.49
Luas Total 3,179.46 23,695.55 801.20 39,869.17 304.14 16,380.00 5,136.58 2,133.35 5,581.81 2,871.03 1,076.84 101,029.13 100.00
Sumber : Hasil Rencana, 2013
4-5 | M A T E R I T E K N I S
4-6 | M A T E R I T E K N I S
4-7 | M A T E R I T E K N I S
Tabel 4.3
Rencana Kawasan Hutan Lindung Kabupaten Lebak Tahun 2014-2034
17 Kalangay ar - -
18 Le bak ge do ng -
19 Le uwidamar - -
20 Maja - -
21 Malingping 479,47 15,08
22 M
Mu
uncan g 340,95 10,72
23 P
Paanggarangan - -
24 R angkasbitung - -
25 S ajira - -
26 S o bang - -
27 Wanasalam 385,01 12,11
28 W
Waarunggunung - -
Kabupaten Lebak 3.179,46 100,00
Sumber : Hasil Rencana, 2013
4-8 | M A T E R I T E K N I S
Tabel 4.4
Rencana Kawasan yang Memberikan Perlindungan Terhadap Kawasan Bawahannya
Kabupaten Lebak Tahun 2014-2034
Kawasan Resapan
No Kecamatan (%)
Air
1 Banjarsari 920.44 3.88
2 Bayah - -
3 Bojongmanik 1,301.60 5.49
4 Cibadak - -
5 Cibeber 5,767.47 24.34
6 Cigemblong 868.45 3.67
7 Cihara - -
8 Cijaku - -
9 Cikulur - -
10 Cileles 4.92 0.02
11 Cilograng - -
12 Cimarga 2,662.85 11.24
13 Cipanas 574.70 2.43
14 Cirinten 1,201.54 5.07
15 Curugbitung - -
16 Gunungkencana 1,548.57 6.54
17 Kalanganyar - -
18 Lebakgedong 294.15 1.24
19 Leuwidamar 554.80 2.34
20 Maja 3.60 0.02
21 Malingping - -
22 Muncang 3,611.88 15.24
23 Panggarangan - -
24 Rangkasbitung 242.67 1.02
25 Sajira 1,096.31 4.63
26 Sobang 3,041.60 12.84
27 Wanasalam - -
28 Warunggunung - -
Luas Total 23,695.55 100.00
Sumber : Hasil Rencana, 2013
4-9 | M A T E R I T E K N I S
Gambar 4.3
Peta Rencana Kawasan Hutan Lindung Kabupaten Lebak Tahun 2014-2034
4-10 | M A T E R I T E K N I S
4-11 | M A T E R I T E K N I S
Tabel 4.5
Kawasan Perlindungan Setempat Kabupaten Lebak Tahun 2014-2034
16
17 Gunungkencana
Kalanganyar -- 1,243.61
474.51 1.73
15.80 1,245.34
490.31 3.04
1.20
18 Lebakgedong - 747.99 2.34 750.33 1.83
19 Leuwidamar - 2,048.85 4.60 2,053.45 5.01
20 Maja - 1,054.60 - 1,054.60 2.57
21 Malingping 86.46 1,793.85 4.52 1,884.83 4.60
22 Muncang - 1,274.97 - 1,274.97 3.11
23 Panggarangan 69.70 2,618.45 7.50 2,695.65 6.58
24 Rangkasbitung - 1,026.92 19.30 1,046.22 2.55
25 Sajira - 1,477.89 13.80 1,491.69 3.64
26 Sobang - 1,297.77 25.20 1,322.97 3.23
27 Wanasalam 140.10 2,064.54 8.40 2,213.04 5.40
28 Warunggunung - 473.67 3.40 477.07 1.16
Luas Total 801.20 39,869.17 304.14 40,974.51 100.00
Sumber : Hasil Rencana, 2013.
4-12 | M A T E R I T E K N I S
Gambar 4.5
Peta Rencana Kawasan Perlindungan Setempat Kabupaten Lebak Tahun 2014-2034
4-13 | M A T E R I T E K N I S
4-14 | M A T E R I T E K N I S
4-15 | M A T E R I T E K N I S
Kawasan suaka alam, pelestarian alam dan cagar budaya ini meliputi
kawasan taman suaka alam berupa Taman Nasional Gunung Halimun Salak
dan kawasan cagar budaya dan ilmu pengetahuan berupa Kawasan Baduy.
Luas wilayah kawasan TNGHS di Kabupaten Lebak adalah 16.380 Ha atau
4,96 % dari luas Kabupaten Lebak. Sedangkan luas kawasan Baduy adalah
5.136,58 Ha atau 1,55 % dari luas Kabupaten Lebak.
4-16 | M A T E R I T E K N I S
Tabel 4.6
Rencana Kawasan Suaka Alam, Pelestarian Alam dan Cagar Budaya Kabupaten Lebak
Tahun 2014-2034
7 Cihara - - - -
8 Cijaku - - - -
9 Cikulur - - - -
10 Cileles - - - -
11 Cilograng - - - -
12 Cimarga - - - -
13 Cipanas - - - -
14 Cirinten - - - -
15 Curugbitung - - - -
16 Gunungkencana - - - -
17 Kalanganyar - - - -
18 Lebakgedong 3,588.60 - 3,588.60 16.67830111
19 Leuwidamar - 5,136.58 5,136.58 23.87266006
20 Maja - - - -
21 Malingping - - - -
22 Muncang - - - -
23 Panggarangan - - - -
24 Rangkasbitung - - - -
25 Sajira - - - -
26 Sobang 2,697.78 - 2,697.78 12.538145
27 Wanasalam - - - -
28 Warunggunung - - - -
Luas Total 16,380.00 5,136.58 21,516,58 100.00
4-17 | M A T E R I T E K N I S
4-18 | M A T E R I T E K N I S
Secara umum arahan penataan ruang untuk kawasan rawan bencana terbagi
menjadi 2 (dua) bagian besar, yaitu :
1. upaya mitigasi; adalah upaya mengurangi dampak yang dapat
ditimbulkan akibat terjadinya bahaya.
2. upaya adaptasi; dilakukan terutama pada daerah yang memiliki resiko
tinggi terhadap suatu jenis bencana, terutama karena suatu wilayah
merupakan zona rawan tinggi sementara wilayah tersebut telah
terbangun.
Strategi adaptasi digunakan pada daerah yang berada pada zona rawan
bahaya serta sudah terbangun sehingga memiliki risiko bencana yang cukup
tinggi. Arahan pemanfaatan ruang kawasan rawan bencana meliputi :
1. Arahan struktur ruang
Struktur ruang adalah susunan pusat-pusat permukiman dan sistem
jaringan prasarana dan sarana yang berfungsi sebagai pendukung
kegiatan sosial ekonomi masyarakat di kawasan rawan bencana yang
secara hirarki memiliki hubungan fungsional.
Arahan pola ruang akan meliputi arahan pola ruang bagi kawasan rawan
bahaya tinggi maupun sangat tinggi secara umum serta arahan pola
ruang bagi kawasan risiko bencana tinggi, yaitu kawasan rawan bahaya
tinggi/sangat tinggi yang telah terbangun/berpenghuni sehingga risiko
terjadinya bencana meningkat. Pada kawasan-kawasan dengan risiko
tinggi tersebut perlu dilakukan upaya mitigasi maupun adaptif agar risiko
yang dihadapi menurun.Arahan pola ruang ini dilengkapi pula dengan
persyaratan peruntukan ruangnya.
4-19 | M A T E R I T E K N I S
4-20 | M A T E R I T E K N I S
4-21 | M A T E R I T E K N I S
Tabel 4.7
Rencana Kawasan Rawan Bencana Kabupaten Lebak Tahun 2014-2034
4-22 | M A T E R I T E K N I S
Tabel 4.8
Rencana Kawasan Lindung Geologi Kabupaten Lebak Tahun 2014-2034
Kawasan Lindung
No Kecamatan Geologi %
Sempadan Mata Air
1 Banjarsari - -
2 Bayah - -
3 Bojongmanik - -
4 Cibadak - -
5 Cibeber - -
6 Cigemblong 390.25 36.24
7 Cihara - -
8 Cijaku 10.13 0.94
9 Cikulur - -
10 Cileles - -
11
12 Cilograng
Cimarga -- --
13 Cipanas 82.91 7.70
14 Cirinten - -
15 Curugbitung - -
16 Gunungkencana 396.41 36.81
17 Kalanganyar - -
18 Lebakgedong - -
19 Leuwidamar - -
20 Maja 12.43 1.15
21 Malingping 28.68 2.66
22 Muncang - -
23 Panggarangan 91.32 8.48
24 Rangkasbitung - -
25 Sajira - -
26 Sobang 64.71 6.01
27 Wanasalam - -
28 Warunggunung -
Luas Total 1,076.84 100.00
4-23 | M A T E R I T E K N I S
Gambar 4.6
Peta Rencana Kawasan Suaka Alam, Pelestarian Alam dan Cagar Budaya Kabupaten Lebak Tahun 2014-2034
4-24 | M A T E R I T E K N I S
RTRW KABUPATEN LEBAK TAHUN 2014-2034
Gambar 4.7
Peta Rencana Kawasan Rawan Bencana Kabupaten Lebak Tahun 2014-2034
4-25 | M A T E R I T E K N I S
Gambar 4.8
Peta Rencana Kawasan Lindung Geologi Kabupaten Lebak Tahun 2014-2034
4-26 | M A T E R I T E K N I S
RTRW KABUPATEN LEBAK TAHUN 2014-2034
4-27 | M A T E R I T E K N I S
RTRW KABUPATEN LEBAK TAHUN 2014-2034
Untuk menciptakan stabilitas ekonomi dan memanfaatkan potensi yang dimiliki oleh
Kabupaten Lebak, maka setiap luasan pengembangan kawasan budidaya harus
memperhatikan potensi tenaga kerja dan daya dukung lingkungan yang dimiliki.
Berdasarkan pada potensi dan ketersediaan tenaga kerja tersebut, maka rencana
pola ruang kawasan budidaya adalah 229.478,05 Ha (69,43%) dari luas Kabupaten
Lebak.
4-28 | M A T E R I T E K N I S
Kawasan Budidaya
No Kecamatan Hutan Hutan Pertanian Pertanian Total (Ha) %
Perkebuna Peternak Pertamba Minapoli Permukiman Permukiman
Produksi Produksi Pangan Pangan Industri
n an ngan tan Perdesaan Perkotaan
Terbatas Tetap Lahan Basah Lahan Kering
1 Banjarsari - 927.01 3,771.96 1,705.81 3,256.72 124.59 - - - 1,614.75 338.60 11,739.44 5.12
2 Bayah 1,563.91 - 488.68 835.12 7,131.54 - 289.67 - 66.59 1,237.96 528.12 12,141.59 5.29
3 Bojongmanik 831.86 - 3,402.05 984.83 64.23 - 1,174.85 - - 384.39 28.89 6,871.10 2.99
4 Cibadak - - - 415.51 339.96 - - - 169.80 1,909.77 2,835.04 1.24
5 Cibeber 11,820.56 - 1,748.75 1,628.04 1,966.98 - 859.82 - - 324.88 235.65 18,584.68 8.10
6 Cigemblong 1,330.84 2,867.70 480.03 1,933.50 3,798.53 78.7 73.03 - - 190.49 350.45 11,103.27 4.84
7 Cihara 1,910.46 - 1,914.81 1,170.74 4,862.25 - 47.80 - - 645.25 165.46 10,716.77 4.67
8 Cijaku 110.32 1,273.11 4,484.95 1,426.68 1,960.77 - - - - 487.29 393.66 10,136.78 4.42
9 Cikulur 45.70 - 1,634.08 1,956.76 290.28 57.69 - - - 883.74 500.84 5,369.09 2.34
10 Cileles 1,910.59 - 3,299.65 1,547.26 5,706.45 - - - - 1,028.02 151.87 13,643.84 5.95
11 Cilograng 1,027.48 - 2,233.35 690.50 1,686.17 - - - 43.79 542.58 702.96 6,926.83 3.02
12 Cimarga 3,940.09 - 4,173.49 1,945.21 1,695.80 85.6 - - - 766.47 81.18 12,687.84 5.53
13 Cipanas 1,544.56 - 695.75 1,393.55 80.27 - - 65.38 - 271.23 731.05 4,781.79 2.08
14 Cirinten - 3,641.05 4,262.74 1,415.44 323.02 - 5.17 - - 359.45 93.51 10,100.38 4.40
15 Curugbitung - - 2,381.55 1,032.96 3,389.41 77.86 - - 23.99 864.57 326.06 8,096.40 3.53
16 Gunungkencana 1,742.49 3,478.23 1,120.00 1,295.72 2,234.02 - - - - 515.67 138.32 10,524.45 4.59
17 Kalanganyar - - 143.69 717.52 386.31 - - - - 127.59 798.18 2,173.29 0.95
18 Lebakgedong 3,567.02 - - 525.45 - - - - - 41.37 146.20 4,280.04 1.87
19 Leuwidamar 276.17 150.83 2,694.94 1,173.89 748.85 - 62.98 - - 741.67 212.11 6,061.44 2.64
20 Maja - - 1,223.16 1,225.79 1,129.73 - - - 473.36 948.74 1,544.27 6,545.05 2.85
21 Malingping 304.12 - 2,113.20 2,340.25 858.61 78.4 - - - 945.80 689.86 7,330.24 3.19
22 Muncang 1,706.15 - 357.62 1,087.35 115.79 - - - - 171.07 29.60 3,467.58 1.51
23 Panggarangan 2,629.96 136.88 7,607.36 2,577.55 974.76 - 142.83 - - 430.85 257.03 14,757.22 6.43
24 Rangkasbitung - - 1,117.87 981.77 439.33 - - - 787.45 458.29 2,236.11 6,020.82 2.62
25 Sajira 1,651.31 - 3,146.80 2,159.64 99.09 95.87 - - - 691.67 34.26 7,878.64 3.43
26 Sobang 2,306.48 - 1.24 581.76 - - 76.82 - - 110.76 110.94 3,188.00 1.39
27 Wanasalam - 175.56 1,997.28 3,768.86 311.13 - - 196.63 - 672.77 180.58 7,302.81 3.18
28 Warunggunung - - 1,652.65 233.24 45.5 - 26.40 - 641.88 1,613.96 4,213.63 1.84
Luas Total 40,220.07 12,650.37 56,495.00 40,170.11 44,083.24 644.21 2,732.97 2
288.41
88.41 1,395.18 16,269.00 14,529.49 229,478.05 100.00
4-29 | M A T E R I T E K N I S
Gambar 4.9
Peta Rencana Pola Ruang Kawasan Budidaya Kabupaten Lebak Tahun 2014-2034
4-30 | M A T E R I T E K N I S
4-31 | M A T E R I T E K N I S
Tabel 4.10
Rencana Kawasan Peruntukan Hutan Produksi
Kabupaten Lebak Tahun 2014-2034
4-32 | M A T E R I T E K N I S
4-33 | M A T E R I T E K N I S
4-34 | M A T E R I T E K N I S
4-35 | M A T E R I T E K N I S
4-36 | M A T E R I T E K N I S
4-37 | M A T E R I T E K N I S
Kebun/ Site, Perkebunan Besar Swasta (PBS) 8 kebun dan yang dominan
adalah Perkebunan Rakyat.
Tabel 4.12
Rencana Kawasan Peruntukan Perkebunan Tahun 2014-2034
Kawasan Perkebunan
No Kecamatan %
Perkebunan
1 Banjarsari 3,771.96 6.67
2 Bayah 488.68 0.86
3 Bojongmanik 3,402.05 6.01
4 Cibadak - -
5 Cibeber 1,748.75 3.09
6 Cigemblong 480.03 0.85
7 Cihara 1,914.81 3.38
8 Cijaku 4,484.95 7.93
9 Cikulur 1,634.08 2.89
10 Cileles 3,299.65 5.83
11 Cilograng 2,233.35 3.95
12 Cimarga 4,173.49 7.38
13 Cipanas 695.75 1.23
14 Cirinten 4,262.74 7.53
15 Curugbitung 2,381.55 4.21
16 Gunungkencana 1,120.00 1.98
17 Kalanganyar 143.69 0.25
18 Lebakgedong - -
19 Leuwidamar 2,694.94 4.77
20 Maja 1,223.16 2.16
21 Malingping 2,113.20 3.73
22 Muncang 357.62 0.63
23 Panggarangan 7,607.36 13.44
24 Rangkasbitung 1,117.87 1.98
25 Sajira 3,146.80 5.56
26 Sobang 1.24 0.00
27 Wanasalam 1,997.28 3.53
28 Warunggunung
Luas Total 56,495.00 100.00
Sumber : Hasil Rencana, 2013.
4-39 | M A T E R I T E K N I S
4-40 | M A T E R I T E K N I S
2) Kecamatan Wanasalam
3) Kecamatan Cihara
4) Kecamatan Banjarsari
5) Kecamatan Gunungkencana
6) Kecamatan Sajira
7) Kecamatan Cibadak
8) Kecamatan Rangkasbitung
9) Kecamatan Curugbitung
e. Sentra tanaman karet, kelapa dalam dan kopi robusta meliputi seluruh
wilayah kecamatan di Kabupaten Lebak
4-41 | M A T E R I T E K N I S
Gambar 4.11
Peta Rencana Kawasan Peruntukan Pertanian Kabupaten Lebak Tahun 2014-2034
4-43 | M A T E R I T E K N I S
4-44 | M A T E R I T E K N I S
7. Kecamatan Gunungkencana
8. Kecamatan Lebakgedong
9. Kecamatan Cipanas
10. Kecamatan Cihara
11. Kecamatan Bojongmanik
12. Kecamatan Banjarasari
13. Kecamatan CIjaku
14. Kecamatan Muncang
15. Kecamatan Leuwidamar
16. Kecamatan Sobang
4-45 | M A T E R I T E K N I S
4-46 | M A T E R I T E K N I S
1. Kecamatan Rangkasbitung
2. Kecamatan Cibadak
3. Kecamatan Cikulur
4. Kecamatan Kalanganyar
5. Kecamatan Maja
6. Kecamatan Curugbitung
7. Kecamatan Warunggunung
8. Kecamatan Sajira
9. Kecamatan Leuwidamar
10. Kecamatan Banjarsari
Gambar 4.13
Peta Rencana Kawasan Pertambangan Kabupaten Lebak Tahun 2014-2034
4-49 | M A T E R I T E K N I S
penunjang lainnya.
i. Kegiatan pertambangan tidak menggunakan alat dan bahan yang
berbahaya bagi keselamatan lingkungan dan pekerja.
j. Untuk kegiatan pertambangan terbatas di Kawasan Pesisisr Pantai,
dikembangkan setelah 100 m dari garis pantai (atau setelah sempadan
4-50 | M A T E R I T E K N I S
Industri merupakan sektor dengan mutiplier effect tinggi, dan memiliki kaitan
kedepan dan kebelakang, sehingga penngembangannya dapat
membangkitkan aktivitas perekonomian lainnya, seperti menciptakan nilai
tambah pada setiap produk yang dihasilkannya, membangkitkan sektor bahan
baku, dan membangkitkan aktivitas pemasaran. Industri merupakan sektor
yang potensial terhadap penyerapan tenaga kerja, dan peningkatan produksi.
Didasarkan pada kondisi di atas, maka diperlukan pengembangan industri
sebagai pendorong perekonomian wilayah dengan pemanfaatan teknologi
industri tepat guna, agar efektivitas dan efesiensi produksi dapat terjaga, dan
dampak negatif terhadap lingkungan dapat diperkecil.
4-51 | M A T E R I T E K N I S
4-52 | M A T E R I T E K N I S
4-53 | M A T E R I T E K N I S
Tabel 4.14
4-54 | M A T E R I T E K N I S
Gambar 4.14
Peta Rencana Kawasan Peruntukan Industri Kabupaten Lebak Tahun 2014-2034
4-55 | M A T E R I T E K N I S
RTRW KABUPATEN LEBAK TAHUN 2014-2034
Kecamatan Bayah. Kawasan pariwisata ini memiliki daya tarik wisata berupa
keindahan alam pantai.
Objek dan daya tarik wisata yang ada di Kabupaten Lebak dapat
dikelompokkan menjadi tiga satuan kawasan wisata yaitu :
a. Satuan kawasan wisata budaya, merupakan kumpulan objek dan daya
tarik wisata budaya seperti tempat bersejarah, pusat kerajinan, desa
wisata, pusat budaya serta pertunjukan seni dan museum.
Untuk kategori ini, Kabupaten Lebak memiliki objek desa budaya Baduy
yang merupakan objek yang sangat terkenal. Desa Baduy berada di
4-56 | M A T E R I T E K N I S
RTRW KABUPATEN LEBAK TAHUN 2014-2034
Tabel 4.15
Sebaran Objek Wisata di Kabupaten Lebak
No Objek Lokasi
1 Pariwisata Budaya
Budaya Kaolotan Baduy Leuwidamar
Budaya Kaolotan/Seren Taun Cibeber
Situs Cibedug Cikotok
Situs Kosala Cipanas
2 Pariwisata Alam
Pantai Cihara Cihara
Pantai Talanca Malingping
Pantai Cimandiri Panggarangan
Pantai Cibobos Panggarangan
Pantai Tanjung Panto Wanasalam
Pantai Karangseke Wanasalam
4-57 | M A T E R I T E K N I S
4-58 | M A T E R I T E K N I S
rawan bencana.
4-59 | M A T E R I T E K N I S
4-60 | M A T E R I T E K N I S
Tabel 4.16
Rencana Peruntukan Permukiman di Kabupaten Lebak Tahun 2014-2034
Kawasan Permukiman
No Kecamatan Permukiman Permukiman Total (Ha) %
Perdesaan Perkotaan
1 Banjarsari 1,614.75 338.60 1,953.35 6.34
2 Bayah 1,237.96 528.12 1,766.08 5.73
3 Bojongmanik 384.39 28.89 413.28 1.34
4 Cibadak 169.80 1,909.77 2,079.57 6.75
5 Cibeber 324.88 235.65 560.53 1.82
6 Cigemblong 190.49 350.45 540.94
540.94 1.76
7 Cihara 645.25 165.46
165.46 810.71 2.63
8 Cijaku 487.29 393.66 880.95 2.86
9 Cikulur 883.74 500.84 1,384.58 4.50
10 Cileles 1,028.02 151.87 1,179.89 3.83
11 Cilograng 542.58 702.96 1,245.54 4.04
12 Cimarga 766.47 81.18 847.65 2.75
13 Cipanas 271.23 731.05 1,002.28 3.25
14 Cirinten 359.45 93.51 452.96 1.47
15 Curugbitung 864.57 326.06 1,190.63 3.87
16 Gunungkencana 515.67 138.32 653.99 2.12
17 Kalanganyar 127.59 798.18 925.77 3.01
18 Lebakgedong 41.37 146.20 187.57 0.61
19 Leuwidamar 741.67 212.11 953.78 3.10
20
21 Maja
Malingping 948.74
945.80 1,544.27
689.86 2,493.01
1,635.66 8.09
5.31
22 Muncang 171.07 29.60 200.67 0.65
23 Panggarangan 430.85 257.03 687.88 2.23
24 Rangkasbitung 458.29 2,236.11 2,694.40 8.75
25 Sajira 691.67 34.26 725.93 2.36
26 Sobang 110.76 110.94 221.70 0.72
27 Wanasalam 672.77 180.58 853.35 2.77
28 Warunggunung 641.88 1,613.96 2,255.84 7.32
Luas Total 16,269.00 14,529.49 30,798.49 100.00
Sumber : Hasil Rencana, 2013.
Potensi sumber daya ikan laut di Kabupaten Lebak cukup besar, mengingat
Kabupaten Lebak mempunyai panjang pantai sekitar 91,42 km dengan
potensi lestari untuk perairan pantai dan Zona Ekonomi Eksklusif (ZEE) sebesar
10.557,24 ton/tahun yang terdiri dari potensi lestari perairan pantai sebesar
3.712,40 ton/tahun dan potensi ZEE sebesar 6.844,84 ton/tahun.
4-61 | M A T E R I T E K N I S
Prasarana yang ada seperti Balai Benih Ikan (BBI) dan Unit Pembenihan
Rakyat (UPR) belum berjalan secara optimal sehingga pengadaan benih
berkualitas relatif belum dapat terpenuhi, pada tahun 2004 di bangunnya
atau adanya rehabilitasi untuk Balai Benih Ikan (BBI) yang ada di Kecamatan
Rangkasbitung (berlokasi di Kalanganyar) dan Wanasalam (Cikoncang), maka
fungsi BBI akan berjalan secara optimal dan dapat memenuhi kebutuhan benih
ikan mas dan ikan nila untuk pengembangan usaha perikanan di Kabupaten
Lebak.
4-62 | M A T E R I T E K N I S
5. Kecamatan Cilograng
b. Pengembangan kawasan perikanan budi daya
Perikanan budi daya berupa perikanan budi daya air tawar yaitu ikan
mas, ikan nila, ikan gurame, ikan patin dan ikan lele seluas kurang lebaih
38 Ha meliputi:
1. Kecamatan Kalanganyar
2. Kecamatan Cibadak
3. Kecamatan Warunggunung
4. Kecamatan Cikulur
5. Kecamatan Curugbitung
6. Kecamatan Cipanas
7. Kecamatan Muncang
8. Kecamatan Cileles
9. Kecamatan Banjarsari
10. Kecamatan Malingping
11. Kecamatan Wanasalam
12. Kecamatan Cibeber
4-63 | M A T E R I T E K N I S
1. Kecamatan Wanasalam
2. Kecamatan Panggarangan
3. Kecamatan Cihara
4. Kecamatan Bayah
5. Kecamatan Cilograng
4-64 | M A T E R I T E K N I S
4-65 | M A T E R I T E K N I S
Gambar 4.16
Peta Rencana Kawasan Peruntukan Permukiman Kabupaten Lebak Tahun 2014-2034
4-66 | M A T E R I T E K N I S
4-67 | M A T E R I T E K N I S
Bab 5
PENETAPAN KAWASAN
STRATEGIS
Dalam Rencana Tata Ruang Wilayah Provinsi Banten Tahun 2010-2030 ditetapkan 9
(sembilan) kawasan strategis yang berada di wilayah Kabupaten Lebak yang ditinjau
dari 4 sudut kepentingan, yaitu pertahanan keamanan, pertumbuhan ekonomi, sosial
budaya, serta pendayagunaan sumberdaya alam dan atau teknologi tinggi.
e. Bendung Ciliman.
5-1 | M A T E R I T E K N I S
5.2.1 Kawasan Strategis Kabupaten Lebak dari Sudut Kepentingan Pertahanan dan
Keamanan
Selain Kawasan TNI AD Komando Pendidikan latihan Tempur di Kecamatan
Sajira yang telah ditetapkan dalam RTRW Provinsi sebagai kawasan strategis
5-2 | M A T E R I T E K N I S
5.2.3 Kawasan Strategis Kabupaten Lebak dari Sudut Kepentingan Sosial Budaya
Kriteria penetapan kawasan strategis dari sudut kepentingan sosial budaya
meliputi tempat pelestarian dan pengembangan adat istiadat atau budaya,
prioritas peningkatan kualitas sosial dan budaya, aset yang harus dilindungi
5-3 | M A T E R I T E K N I S
5.2.5 Kawasan Strategis Kabupaten Lebak dari Sudut Kepentingan Daya Dukung
Lingkungan
Kawasan strategis kabupaten dari sudut kepentingan fungsi dan daya dukung
lingkungan ditetapkan dengan kriteria:
a. Merupakan aset nasional berupa kawasan lindung yang ditetapkan bagi
perlindungan ekosistem;
5-4 | M A T E R I T E K N I S
Didasari analisa yang bertumpu kepada fungsi dan daya dukung lingkungan,
kawasan strategis di wilayah Kabupaten Lebak adalah Kawasan penyangga
Taman Nasional Gunung Halimun Salak di Kecamatan Sobang, Lebakgedong,
dan Cibeber dengan luas 16.380 Ha.
Tabel 5.1
Fungsi
No Kawasan Strategis Kepentingan Kriteria Kawasan Arahan Penanganan
Pengembangan
1 Kawasan TNI AD Komando Pertahanan dan Pertahanan Kawasan dengan Kawasan terbatas
Pendidikan latihan Tempur Keamanan Keamanan kepentingan Kawasan militer
di Kecamatan Sajira militer
menjaga untuk
pertahanan dan
keamanan
2 Kawasan Markas Komando Pertahanan dan Pertahanan Kawasan dengan Kawasan terbatas
Brimob di Kecamatan Keamanan Keamanan kepentingan Kawasan militer
Panggarangan militer untuk
menjaga
pertahanan dan
keamanan
3 Kawasan Bayah dan Ekonomi Perdagangan Kawasan yang Berpotensi sebagai
Sekitarnya dan jasa skala didorong kawasan ekonomi
kabupaten perkembangannya untuk persaingan
Pariwisata tingkat kabupaten
Tambang Kerjasama dengan
pihak swasta
Meningkatkan
aksesibilitas dan
sarana penunjang
perekonomian,
wisata dan kegiatan
tambang
Mengembangan
potensi wisata yang
ada
Meningkatkan
potensi tambang
4 Kawasan Malingping dan Ekonomi Perdagangan Kawasan yang Berpotensi sebagai
Sekitarnya dan jasa untuk didorong kawasan ekonomi
melayani perkembangannya untuk persaingan
beberapa tingkat kabupaten
kecamatan
Kerjasama dengan
Pertanian pihak swasta
Tambang Emas Meningkatkan
aksesibilitas dan
sarana penunjang
5-5 | M A T E R I T E K N I S
Fungsi
No Kawasan Strategis Kepentingan Kriteria Kawasan Arahan Penanganan
Pengembangan
kegiatan agribisnis
Meningkatkan
aksesibilitas dan
sarana penunjang
kegiatan
perekonomian dan
kegiatan tambang
Memanfaatkan hasil
pertanian sebagai
bahan olahan
industri yang
dikembangkan
Meningkatkan
potensi tambang
emas
5 Kawasan Kota Ekonomi Perdagangan Kawasan yang Sebagai salah satu
Kekerabatan Maja dan jasa skala didorong terobosan dan
kabupaten perkembangannya menjadi alternative
Pengembangan counter magnet bagi
sarana prasarana Kota Metropolitan
pendukung : Jabodetabek
terminal
jaringan tipe
KA A, Berpotensi sebagai
kawasan ekonomi
double track, untuk persaingan di
jalan tol. tingkat regional
Kerjasama dengan
pihak swasta
Meningkatkan
aksesibilitas dan
sarana prasarana
penunjang
perekonomian
6 Kawasan Cipanas dan Ekonomi Perdagangan Kawasan yang Pengendalian
kawasan Panggarangan dan jasa didorong perkotaan
Fasilitas Umum perkembangannya Berpotensi sebagai
dan Sosial kawasan ekonomi
Pemerintahan untuk persaingan di
tingkat regional
Kerjasama dengan
pihak swasta
Meningkatkan
aksesibilitas dan
sarana prasarana
penunjang
perekonomian
7 Kawasan Agropolitan Ekonomi Pertanian Kawasan yang Berpotensi sebagai
Wanasalam didorong kawasan ekonomi
perkembangannya untuk persaingan
tingkat kabupaten
Kerjasama dengan
pihak swasta
Meningkatkan
aksesibilitas dan
sarana penunjang
kegiatan agribisnis
Meningkatkan
aksesibilitas dan
5-6 | M A T E R I T E K N I S
Fungsi
No Kawasan Strategis Kepentingan Kriteria Kawasan Arahan Penanganan
Pengembangan
sarana penunjang
kegiatan
perekonomian dan
kegiatan pertanian
Memanfaatkan hasil
pertanian
bahan sebagai
olahan
industri yang
dikembangkan
Meningkatkan
potensi pertanian
8 Kawasan Koridor Ekonomi Perdagangan Kawasan yang Berpotensi sebagai
Rangkasbitung-Citeras dan jasa didorong kawasan ekonomi
Fasilitas Umum perkembangannya untuk persaingan
dan Sosial tingkat kabupaten
Permukiman Kerjasama dengan
pihak swasta
Meningkatkan
aksesibilitas dan
sarana penunjang
kegiatan
perdagangtan dan
jasa
Meningkatkan
aksesibilitas dan
sarana penunjang
kegiatan
perekonomian
9 Kawasan Koridor Ekonomi Perdagangan Kawasan yang Berpotensi sebagai
Rangkasbitung-Cibadak dan jasa didorong kawasan ekonomi
Fasilitas Umum perkembangannya untuk persaingan
dan Sosial tingkat kabupaten
Permukiman Kerjasama dengan
pihak swasta
Meningkatkan
aksesibilitas dan
sarana penunjang
kegiatan
perdagangan dan
jasa
10 Kawasan Pantai Selatan Ekonomi Pariwisata Kawasan yang Berpotensi sebagai
Perikanan didorong kawasan ekonomi
perkembangannya untuk persaingan
tingkat kabupaten
Kerjasama dengan
pihak swasta
Meningkatkan
aksesibilitas dan
sarana penunjang
kegiatan pariwisata
11 Bendungan Karian Ekonomi Memenuhi Kawasan yang pemanfaatan air
kebutuhan air dikendalikan baku untuk pertanian
baku untuk air perkembangannya pengembangan
minum dan sektor pariwisata lokal
pertanian
pengendali banjir
5-7 | M A T E R I T E K N I S
Fungsi
No Kawasan Strategis Kepentingan Kriteria Kawasan Arahan Penanganan
Pengembangan
pariwisata
12 Kawasan Cipanas Ekonomi Perdagangan Kawasan yang Berpotensi sebagai
dan jasa didorong kawasan ekonomi
Fasilitas Umum perkembangannya untuk persaingan
dan Sosial tingkat kabupaten
Permukiman
Kerjasama dengan
pihak swasta
Meningkatkan
aksesibilitas dan
sarana penunjang
kegiatan
perdagangan dan
jasa
pariwisata lokal
16 Bendungan Karian Pendayagunaan Memenuhi kebutuhan Kawasan yang Pemanfaatan SDA
Sumberdaya air baku selain di dikendalikan yang ramah
Alam dan/atau wilayah Kabupaten perkembangannya lingkungan dan
Teknologi Tinggi Lebak juga di berkelanjutan
Kabupaten Serang, Sinegitas dengan
Kota Serang, pengembangan
Kabupaten wilayah sekitar
Tangerang, Kota Rehabilitasi kawasan
Tangerang dan Kota
Pembatasan dan
Tangerang Selatan
pengendalian
pembangunan
17 Bendungan Pasir Kopo Pendayagunaan Memenuhi kebutuhan Kawasan yang Pemanfaatan SDA
Sumberdaya pertanian, yaitu dikendalikan yang ramah
Alam dan/atau mensuplai air irigasi perkembangannya lingkungan dan
Teknologi Tinggi ke daerah irigasi berkelanjutan
Ciujung
Sinegitas dengan
pengembangan
5-8 | M A T E R I T E K N I S
Fungsi
No Kawasan Strategis Kepentingan Kriteria Kawasan Arahan Penanganan
Pengembangan
wilayah sekitar
Rehabilitasi kawasan
Pembatasan dan
pengendalian
pembangunan
18 Bendungan Cilawang Pendayagunaan
Sumberdaya Menambah
persediaan air Kawasan yang
dikendalikan Pemanfaatan
yang ramah SDA
Alam dan/atau rumah tangga, perkembangannya lingkungan dan
Teknologi Tinggi perkotaan dan berkelanjutan
industri untuk Sinegitas dengan
kebutuhan pengembangan
Tangerang wilayah sekitar
Rehabilitasi kawasan
Pembatasan dan
pengendalian
pembangunan
19 Bendungan Tanjung Pendayagunaan Penyedia air baku Kawasan yang Pemanfaatan SDA
Sumberdaya untuk daerah dikendalikan yang ramah
Alam dan/atau Tangerang dan DKI perkembangannya lingkungan dan
Teknologi Tinggi Jakarta dengan berkelanjutan
menggunakan Sinegitas dengan
saluran irigasi pengembangan
Cidurian atau wilayah sekitar
dengan saluran Rehabilitasi kawasan
alternatif Karian –
Pembatasan dan
Tanjung – Serpong
pengendalian
(KTS)
pembangunan
20 Bendung Ciliman Pendayagunaan Memenuhi kebutuhan Kawasan yang Pemanfaatan SDA
Sumberdaya pertanian dikendalikan yang ramah
Alam dan/atau perkembangannya lingkungan dan
Teknologi Tinggi berkelanjutan
Sinegitas dengan
pengembangan
wilayah sekitar
Rehabilitasi kawasan
Pembatasan dan
pengendalian
pembangunan
21 Kawasan Pembangkit Pendayagunaan Kawasan alternatif Kawasan yang Pemanfaatan SDA
Listrik Tenaga Panas Bumi Sumberdaya sumber daya listrik dikendalikan yang ramah
Gunung Endut Alam dan/atau perkembangannya lingkungan dan
Teknologi Tinggi berkelanjutan
Sinegitas dengan
pengembangan
wilayah sekitar
Rehabilitasi kawasan
Pembatasan dan
pengendalian
pembangunan
22 Kawasan Taman Nasional Daya Dukung Daerah resapan air, Kawasan yang Pemanfaatan SDA
Gunung Halimun Salak Lingkungan ekosistem, lokasi dikendalikan yang ramah
penelitian perkembangannya lingkungan dan
berkelanjutan
Sinegitas dengan
pengembangan
5-9 | M A T E R I T E K N I S
Fungsi
No Kawasan Strategis Kepentingan Kriteria Kawasan Arahan Penanganan
Pengembangan
wilayah sekitar
Rehabilitasi kawasan
Pembatasan dan
pengendalian
pembangunan
23 Kawasan Penyangga Daya Dukung Daerah resapan air, Kawasan yang Pemanfaatan SDA
Taman Nasional Gunung Lingkungan ekosistem, lokasi dikendalikan yang ramah
Halimun Salak penelitian perkembangannya lingkungan dan
berkelanjutan
Sinegitas dengan
pengembangan
wilayah sekitar
Rehabilitasi kawasan
Pembatasan dan
pengendalian
pembangunan
Sumber : Hasil Rencana, 2013.
5-10 | M A T E R I T E K N I S
RTRW KABUPATEN LEBAK TAHUN 2014-2034
Gambar 5.1
Peta Rencana Penetapan Kawasan Strategis Kabupaten Lebak Tahun 2014-2034
5-11 | M A T E R I T E K N I S
Bab 6
ARAHAN PEMANFAATAN
RUANG WILAYAH
Arahan pemanfaatan ruang wilayah Kabupaten Lebak ditujukan untuk mewujudkan rencana
struktur dan pola ruang kabupaten serta kawasan strategis kabupaten. Arahan pemanfaatan
ruang diprioritaskan untuk mendukung perwujudan struktur ruang (yang meliputi pusat
kegiatan dan sistem prasarana yang mengikatnya), perwujudan pola ruang, serta
perwujudan kawasan strategis kabupaten dan kawasan lain di luar kawasan strategis
kabupaten yang hendak dituju dalam kurun waktu yang sama dengan jangka waktu
perencanaan yang dijabarkan secara bertahap dalam waktu 5 tahunan. Arahan
pemanfaatan ini mencakup progam-program utama untuk perwujudan rencana struktur dan
pola ruang yang hendak dituju sampai akhir tahun perencanaan.
6-1 | M A T E R I T E K N I S
Kriteria penetapan program utama ini antara lain mencakup dukungan terhadap :
Perwujudan struktur ruang kabupaten
Perwujudan pola ruang kabupaten
Penetapan kawasan strategis kabupaten
Rencana struktur ruang yang dibentuk ini mempunyai fungsi sebagai berikut:
1. Sebagai arahan pembentuk sistem pusat kegiatan wilayah kabupaten yang
memberikan layanan bagi kawasan perkotaan dan kawasan perdesaan di
sekitarnya yang berada dalam wilayah kabupaten; dan
2. Sistem perletakan jaringan prasarana wilayah yang menunjang
keterkaitannya serta memberikan layanan bagi fungsi kegiatan yang ada
dalam wilayah kabupaten, terutama pada pusat pusat kegiatan/perkotaan
yang ada.
6-2 | M A T E R I T E K N I S
6-3 | M A T E R I T E K N I S
Kecamatan PPL
1. Wanasalam Muara
Wanassalam
2. Cihara Pondokpanjang
Cihara
3. Cilograng Pasirbungur
Cikatomas
Cijengkol
4. Cibeber Cikotok
Warungbanten
Neglasari
5. Cijaku Kandangsapi
Cipalabuh
6. Cigemblong Peucangpari
Cikaret
7. Banjarsari Kertaraharja
Leuwipuh
8. Cileles Cikareo
Cipadang
Prabugantung
Banjarsari
9. Gunung Kencana Cicaringin
Ciakar
Ciginggang
Bojongmanik Keboncau
10. Cimayang
Parakanbeusi
11. Cirinten Parakanlima
Kadudamas
12. Muncang Cikarang
Ciminyak
13. Sobang Sindanglaya
Hariang
14. Leuwidamar Leuwidamar
Lebakparahiyang
Wantisari
15. Lebak Gedong Lebak Situ
Ciladaeun
Banjar Irigasi
16. Sajira Pajagan
Parungsari
Ciuyah
6-4 | M A T E R I T E K N I S
Kecamatan PPL
17. Cimarga Sarageni
Gununganten
Margajay
18. Cikulur Muaradua
Cikulur
Sumurbandung
Sukadaya
19. Warunggunung Sukarenda
Cibuah
Sukaraja
20. Cibadak Tambakbaya
Bojongleles
Kaduagung Timur
Mekar Agung
Pasar Keong
21. Kalanganyar Pasir Kupa
Aweh
Sukamekarsari
22. Curugbitung Ciburuy
Cipining
6-5 | M A T E R I T E K N I S
6-6 | M A T E R I T E K N I S
6-7 | M A T E R I T E K N I S
drainase, sanitasi)
f. Pengembangan prasarana untuk mendukung pengembangan
agroindustri
g. Pengembangan akses ke penataan produksi
h. Pengembangan sentra produksi dan pusat pemasaran pada pusat
kegiatan ekonomi
i. Mendorong pertumbuhan ekonomi kawasan pedesaan berbasis
pertanian
6-8 | M A T E R I T E K N I S
Bayah-Cibareno
(c) Dukungan Peningkatan Jaringan Jalan Provinsi
Ruas jalan Ciruas – Petir – Warunggunung (Warunggunung –
Petir)
6-9 | M A T E R I T E K N I S
Rangkasbitung)
Ruas jalan Raya Cikande (Jl. Oto Iskandar Dinata
Rangkasbitung)
Ruas jalan Citeras – Tiga Raksa (Citeras – Kopo)
Ruas jalan Maja – Koleang
Ruas jalan Saketi – Malingping – Simpang (Picung – Simpang
Malingping)
Ruas jalan Cipanas – Warungbanten
Ruas jalan Bayah – Cikotok
Ruas jalan Cikotok – Cimaja (Bts. Jawa Barat)
Ruas jalan Gunung Madur – Pulau Manuk
(d) Dukungan Peningkatan Jaringan Jalan Lokal
(e) Peningkatan Kelas Terminal Penumpang Tipe B menjadi Tipe A di
Kaduagung di Kecamatan Cibadak
(f) Peningkatan Terminal Penumpang Tipe C menjadi Tipe B, meliputi :
Terminal Penumpang di Kecamatan Malingping
Terminal Penumpang di Kecamatan Bayah
Terminal Penumpang di Kecamatan Maja
(g) Peningkatan Sub Terminal menjadi Tipe C, meliputi :
Terminal Binuangeun di Kecamatan Wanassalam
Terminal Penumpang di Kecamatan Leuwidamar
Terminal Penumpang di Kecamatan Panggarangan
Terminal Penumpang di Kecamatan Cipanas
(h) Pengembangan terminal barang di Kecamatan Maja dan
Kecamatan Curugbitung
(i) Pengembangan pelayanan lalu lintas angkutan barang
(j) Pengembangan jaringan trayek angkutan penumpang
B. Program Perkeretaapian
6-10 | M A T E R I T E K N I S
6-11 | M A T E R I T E K N I S
6-12 | M A T E R I T E K N I S
6-13 | M A T E R I T E K N I S
Perkotaan Maja
Kawasan Wanasalam
Pemeliharaan dan pembangunan prasarana drainase kawasan
permukiman
6-14 | M A T E R I T E K N I S
taman kota
bangunan pemerintah
bangun sekolah
bangunan olahraga
bangunan lainnya
6-15 | M A T E R I T E K N I S
6-16 | M A T E R I T E K N I S
6-17 | M A T E R I T E K N I S
optimal.
perkebunan.
6-18 | M A T E R I T E K N I S
tambak;
b. Pemberian penguatan modal bagi usaha perikanan dalam rangka
menunjang kesinambungan usaha perikanan;
c. Memperluas wilayah pemasaran produksi perikanan, baik lokal
maupun pasar ekspor;
d. Pengembangan pusat pengumpul dan distribusi bagi usaha
perikanan dengan memperhatikan jarak minimum (mudah
dijangkau);
e. Membangun balai penyuluhan dan pelatihan.
6-19 | M A T E R I T E K N I S
6-20 | M A T E R I T E K N I S
6-23 | M A T E R I T E K N I S
RTRW KABUPATEN LEBAK TAHUN 2014-2034
d. Kawasan Strategis Kabupaten Lebak dari Sudut Sumber Daya Alam dan
Teknologi Tinggi
6-24 | M A T E R I T E K N I S
RTRW KABUPATEN LEBAK TAHUN 2014-2034
Pembiayaan dalam rangka perwujudan rencana struktur ruang dan perwujudan rencana
pola ruang yang ditetapkan secara nasional diperoleh dari anggaran Pemerintah (Pusat)
sedangkan yang ditetapkan oleh provinsi diperoleh dari anggaran Pemerintah Provinsi.
Pembiayaan lain juga dapat diperoleh dari dana investasi perorangan dan masyarakat
(swasta/investor) maupun dana yang dibiayai bersama (sharring) baik antar Pemerintah
(Pusat dan Provinsi), antar Pemerintah dan Pemerintah Daerah (Kabupaten
(Kabupaten/Kota)
/Kota) maupun
antara swasta/investor
swasta/investor dengan Pemerintah dan/atau Pemerintah Daerah, dan dana lain-
lain dari penerimaan yang sah. Selanjutnya dalam pegelolaan perolehan sumber
pembiayaan dan penggunaannya untuk pembangunan atau melaksanakan program
6-25 | M A T E R I T E K N I S
RTRW KABUPATEN LEBAK TAHUN 2014-2034
dibagi atas instansi utama dan instansi pendukung. Instansi utama adalah instansi yang
memiliki bobot keterlibatan terbesar dalam keseluruhan pelaksanaan program,
sedangkan instansi pendukung adalah instansi yang memiliki keterkaitan dalam
pelaksanaan program tetapi memiliki bobot keterlibatan yang lebih kecil dari instansi
utama pelaksana program.
6-26 | M A T E R I T E K N I S
RTRW KABUPATEN LEBAK TAHUN 2014-2034
Tabel 6.1.
Indikasi Program Pembangunan Kabupaten Lebak Tahun 2014-2034
6-27 | M A T E R I T E K N I S
Lampiran VI
Indikasi Program P embangunan Kabupa
Kabupaten
ten Lebak Tahun 2014-2034
Waktu Pelaksanaan
No Program Utama Kegiatan Lokasi Sumber Dana Instansi Pelaksana PJM-1 PJ M-2 PJ M-3 PJM-4
2014
2014 2015
2015 2016
2016 2017
2017 2018
2018 20
2019
19-2
-202
023
3 2024
2024-2
-202
028
8 2029
2029-2
-203
034
4
A PERWUJUDAN STRUKTUR RUANG
1 Perwuju
Perwujudan
dan Penge
Pengembanga
mbangan
n Pusat Kegia
Kegiatan
tan
1.1 Pengembangan dan Penataan PKW Penyusunan/Revisi Rencana Detail Tata Ruang
Rangkasbitung APBD Kab Pemkab (Bappeda, Dinas Cipta Karya)
Rangkasbitung Kawasan Rangkasbitung
APBD Kab , APBD Prov &
Peningkatan sarana Rumah Sakit Umum Daerah Rangkasbitung Pemkab (Dinas Kesehatan)
APBN
Peningkatan sarana Pasar Lokal Utama Rangkasbitung APBD Kab & Prov / Swasta Pemkab (Dinas Perindag)
Relokasi kawasan perdagangan yang tidak sesuai Pemkab (Dinas Cipta Karya, Bappeda, Dinas
Rangkasbitung APBD Kab
dengan peruntukkannya Perindag)
Pengembangan prasarana perdagangan regional Rangkasbitung APBD Kab & Prov / Swasta Pemkab & Pemprov (Dinas Perindag))
Pembangunan/relokasi terminal tipe B Rangkasbitung APBD Kab & Prov Pemkab & Pemprov (Dinas Perhubungan)
Peningkatan kapasitas pelayanan air minum di Pemkab & Pemprov (PDAM, Dinas Cipta
Rangkasbitung APBD Kab & Prov
perkotaan Karya)
Pengembangan Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL) Pemkab & Pemprov (Dinas Kebersihan, Dinas
Rangkasbitung APBD Kab & Prov
dan Instalasi Pengolahan Limbah Tinja (IPLT) Cipta Karya)
1.2 Pengembangan dan Penataan PKWp Penyusunan/Revisi Rencana Detail Tata Ruang
Bayah & Maja
meliputi Bayah dan Maja APBD Kab Pemkab (Bappeda, Dinas Cipta Karya)
Kawasan Bayah dan Maja
Bayah & Maja APBD Kab , APBD Prov &
Peningkatan sarana Rumah Sakit Umum Daerah Pemkab (Dinas Kesehatan)
APBN
Peningkatan sarana Pasar Lokal Utama Bayah & Maja APBD Kab & Prov / Swasta Pemkab (Dinas Perindag)
Relokasi kawasan perdagangan yang tidak sesuai Bayah & Maja Pemkab (Dinas Cipta Karya, Bappeda, Dinas
APBD Kab
dengan peruntukkannya Perindag)
Bayah & Maja
Pengembangan prasarana perdagangan regional APBD Kab & Prov / Swasta Pemkab & Pemprov (Dinas Perindag))
Peningkatan kapasitas pelayanan air minum di Bayah & Maja Pemkab & Pemprov (PDAM, Dinas Cipta
APBD Kab & Prov
perkotaan Karya)
Bayah & Maja
Pengembangan Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL) Pemkab & Pemprov (Dinas Bina Marga, Dinas
APBD Kab & Prov
dan Instalasi Pengolahan Limbah Tinja (IPLT) Cipta Karya)
Bayah & Maja Pemkab & Pemprov (Dinas Bina Marga, Dinas
Pengembangan prasarana dan sarana permukiman APBD Kab & Prov
Cipta Karya)
Bayah & Maja Pemkab & Pemprov (Dinas Bina Marga, Dinas
Pengembangan prasarana dan sarana pendidikan APBD Kab & Prov
Ci ta Kar a Din
Dinas
as Pendi
Pendid
dikan
ikan
1.3 Pengembangan dan Penataan PKL Penyusunan / Revisi Rencana Detail Tata Ruang
Malingping APBD Kab Pemkab (Bappeda, Dinas Cipta Karya)
Malingping Kawasan Malingping
Peningkatan Rumah Sakit kelas C Malingping APBD Kab Pemkab (Dinas Kesehatan)
Peningkatan sarana Pasar Lokal Utama Malingping APBD Kab/Swasta Pemkab (Dinas Perindag)
Relokasi kawasan perdagangan yang tidak sesuai
Malingping APBD Kab Pemkab (Dinas Perindag)
dengan peruntukkannya
Peningkatan terminal tipe C Malingping APBD Kab & Prov Pemkab & Pemprov (Dinas Perhubungan)
Peningkatan kapasitas pelayanan air minum di Pemkab & Pemprov (PDAM, Dinas Cipta
Malingping APBD Kab & Prov
perkotaan Karya)
Pengembangan Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL) Pemkab & Pemprov (Dinas Kebersihan, Dinas
Malingping APBD Kab & Prov
dan Instalasi Pengolahan Limbah Tinja (IPLT) Cipta Karya)
Waktu Pelaksanaan
No Program Utama Kegiatan Lokasi Sumber Dana Instansi Pelaksana PJM-1 PJ M-2 PJ M-3 PJM-4
2014
2014 2015
2015 2016
2016 2017
2017 2018
2018 20
2019
19-2
-202
023
3 2024
2024-2
-202
028
8 2029
2029-2
-203
034
4
Pengembangan prasarana dan sarana permukiman (air Pemkab & Pemprov (Dinas Kebersihan, Dinas
Malingping APBD Kab & Prov
bersih, drainase, sanitasi) Cipta Karya)
1.4 Pengembangan 2 PKLp meliputi Cipanas Penyusunan / Revisi Rencana Detail Tata Ruang
Ci p
pa
a na
nas & P an
an g
gg
g ar
ar a
an
ngga
an AP BD
BD Ka
Ka b P em
em k
ka
a b (B ap
ap p
pe
e da
da , D in a
ass Ci
Ci p
ptt a K a
arr ya
ya )
dan Panggarangan Kawasan Cipanas & Panggarangan
Peningkatan Rumah Sakit kelas C Cipanas & Panggarangan APBD Kab Pem kab (Dinas Kesehatan)
Pe
en
n in gk
gk at
at an
an ssa
a ra
ra na
na P
Pa
a sa
sa r L o
ok
k al
al U
Utt am
am a Ci p
pa
a na
nas & P
Pa
a ng
ng g
ga
a ra
ra ng
ng an
an AP
PB
BDKa
ab
b //S
S wa
wa sstt a P em
em ka
ka b & Pe
Pe mp
mp rro
o v (D in a
ass P
Pe
e ririn d
da
agg))
Pe
en
n in gk
gk at
at an
an t e
err mi
mi na
na l t ip e C Ci p
pa
a na
nas & P an
an g
gg
g ar
ar a
an
ngga
an A PB
PB D K a
ab
b & P rro
o v/
v/S w
wa
a sstt a P em
em k
ka
a b & P em
em p
prr ov
ov (D in a
ass P er
er h
hu
ubbu
unng
gaan
n
Peningkatan kapasitas pelayanan air minum di Pemkab & Pemprov (PDAM, Dinas Cipta
Cipanas & Pangga
Panggarangan
rangan APBD Kab & Prov/Sw
Prov/Swasta
asta
perkotaan Karya)
Pengembangan Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL) Pemkab & Pemprov (Dinas Kebersihan, Dinas
Cipanas & Pangga
Panggarangan
rangan APBD Kab & Prov/Sw
Prov/Swasta
asta
dan Instalasi Pengolahan Limbah Tinja (IPLT) Cipta Karya)
Pengembangan prasarana dan sarana permukiman (air Pemkab & Pemprov (Dinas Kebersihan, Dinas
Cipanas & Pangga
Panggarangan
rangan APBD Kab & Prov/Sw
Prov/Swasta
asta
bersih, drainase, sanitasi) Cipta Karya)
1.5 Pengembangan PPK meliputi : Kec. Peningkatan sarana Puskesmas APBD Kab Pem kab (Dinas Kesehatan)
Wanassalam, Kec. Cihara, Kec. Cilograng, Peningkatan sarana pasar lingkungan APBD Kab Pem kab (Dinas Perindag)
Kec. Cibeber, Kec. Cijaku, Kec. Cigemblong,
Peningkatan kapasitas pelayanan air minum di
Kec. Banjarsari, Kec. Cileles, Kec. APBD Kab Pemkab (PDAM, Dinas Cipta
Cipta Karya)
perkotaan (Ibukota Kecamatan/IKK)
Gunungkencana, Kec. Bojongmanik, Kec.
Cirinten, Kec. Muncang, Kec. Sobang, Kec. Pengembangan prasarana dan sarana permukiman (air Pemkab (Dinas Kebersihan, Dinas Cipta
APBD Kab
Leuwidamar, Kec. Lebakgedong, Kec. bersih, drainase, sanitasi) Karya)
Sajira, Kec. Cimarga, Kec. Cikulur, Kec. Ibukota Kecamatan selain
Pengembangan Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL)
Warunggung, Kec. Cibadak, Kec. PKW, PKWp, PKLp dan PKL APBD Kab Pemkab (Dinas Kebersihan & Cipta
Cipta Karya)
dan Instalasi Pengolahan Limbah Tinja (IPLT)
Kalanganyar, Kec. Curugbitung
Pengembangan Tempat Pembuangan Sampah
APBD Kab Pemkab ( Dinas Kebersihan, BLH)
Sementara (TPS)
1.6 Pengembangan PPL pada masing-masing Peningkatan pelayanan puskesdes Seluruh PPL APBD Kab Pemkab (Dinas Kesehatan)
pusat Desa/Kelurahan
Peningkatan sarana pasar lingkungan Seluruh PPL APBD Kab/Swasta Pemkab (Dinas Perindag)
Peningkatan dan pengembangan prasarana pendidikan Pemkab (Dinas Pendidikan dan Kebudayaan,
Seluruh PPL APBD Kab
Dinas Bina Marga)
Peningkatan kapasitas pelayanan air minum di
Seluruh PPL APBD Kab Pemkab (PDAM, Dinas Cipta
Cipta Karya)
perdesaan
Pengembangan prasarana dan sarana dasar
Seluruh PPL APBD Kab Pemkab (Dinas Kebersihan & Cipta
Cipta Karya)
permukiman (air bersih, drainase, sanitasi)
Pengembangan prasarana untuk mendukung
Seluruh PPL APBD Kab Pemkab (Dinas Pertanian, Dinas Perindag)
pengembangan agro industri
Pengembangan sentra produksi dan pusat pemasaran
Seluruh PPL APBD Kab Pemkab (Dinas Pertanian, Dinas Perindag)
pada pusat kegiatan ekonomi
2 Perwuju
Perwujudan
dan Sist
Sistem
em Jaringan
Jaringan Prasarana
Prasarana
2.1 Perwujudan Sistem Jaringan Prasarana Transportasi Darat
Transportasi Program Pengembangan Jaringan Jalan
A. Dukungan Pembangunan Jalan Bebas Hambatan Bersyarat
Batas Pandeglang-Cikulur-
Ruas Jalan Batas Pandeglang-Kota Rangkasbitung APBD Kab & APBD Prop Kemen PU, Dinas Bina Marga Prov/Kab
Gunungkencana-Cibadak
B. Dukungan Peningkatan Jaringan Jalan Arteri
Batas Pandeglang-Kota
Ruas Jalan Batas Pendeglang-Kota Rangkasbitung APBD Kab & APBD Prop Pemprov & Pemkab (Dinas Bina Marga)
Rangkasbitung
Peningkatan Terminal Penumpang Tipe C menjadi Tipe APBD Kab, APBD Prop,
Malingping & Bayah Pemda Kab (Dinas Perhubungan)
B APBN & Swasta
Peningkatan Sub Terminal menjadi Tipe C Rangkasbitung, APBD Kab, APBD Prop,
Pemda Kab (Dinas Perhubungan)
Warunggung, Wanassalam APBN & Swasta
Pembangunan Terminal Tipe C Maja, Leuwidamar, APBD Kab, APBD Prop,
Pemda Kab (Dinas Perhubungan)
Panggarangan APBN & Swasta
Program Pengembangan Prasarana Terminal
Barang
APBD Kab, APBD Prop,
Pengembangan terminal barang di Kecamatan Maja Maja Pemda Kab (Dinas Perhubungan)
APBN & Swasta
Program Pengembangan Jaringan Pe layanan
Lalu Lintas
Pengembangan pelayanan lalu lintas angkutan barang APBD Kab, APBD Prop,
Pemda Kab (Dinas Perhubungan)
Seluruh wilayah Kabupaten APBN & Swasta
Pengembangan jaringan trayek angkutan penumpang Lebak APBD Kab, APBD Prop,
Pemda Kab (Dinas Perhubungan)
APBN & Swasta
Perkeretaapian
Pengembangan jaringan prasarana kereta api regional Bayah, Panggarangan,
APBD Kab, APBD Prop, Pemda Kab & Prov (Dinas Perhubungan, PT.
yang menghubungkan pada kawasan wisata di wilayah Cihara, Malingping,
APBN & Swasta KAI)
Banten Selatan Banjarsari
Peningkatan kapasitas dan kualitas jaringan prasarana
kereta api yang padat melayani transportasi perkotaan APBD Kab, APBD Prop, Pemda Kab & Prov (Dinas Perhubungan, PT.
Rangkasbitung
antara lain pada lintas Rangkasbitung – Serpong – APBN & Swasta KAI)
Tanah Abang
Peningkatan kapasitas dan pelayanan Gardu Induk Seluruh wilayah di APBD Kab, APBD Prop &
Pemkab & PLN
Kabupaten Lebak APBN
Pengembangan dan pemeliharaan jaringan listrik Seluruh wilayah di APBD Kab, APBD Prop & Pemkab & PLN
berupa Saluran Udara Tegangan TINGGI (SUTT) Kabupaten Lebak APBN
Pengembangan dan pemeliharaan jaringan listrik
Seluruh wilayah di APBD Kab, APBD Prop &
berupa Saluran Udara Tegangan Menengah (SUTM) Pemkab & PLN
Kabupaten Lebak APBN
Pe
Peng
ngem
emba
bang
ngan
an da
dann pe
pem
meeli
liha
hara
raan
an j a
arin
ringa
gan
n lis
lis tri
trik
k Seluruh wilayah di APBD Kab, APBD Prop &
Pemkab & PLN
berupa Saluran Udara Tegangan Rendah (SUTR) Kabupaten Lebak APBN
Waktu Pelaksanaan
No Program Utama Kegiatan Lokasi Sumber Dana Instansi Pelaksana PJM-1 PJ M-2 PJ M-3 PJM-4
2014
2014 2015
2015 2016
2016 2017
2017 2018
2018 20
2019
19-2
-202
023
3 2024
2024-2
-202
028
8 2029
2029-2
-203
034
4
2.3 Perwujudan Sistem Jaringan Pem
Pemban
banguna
gunan Tow
TowerBTS
erBTS Bersamadi
Bersamadi PKW
PKW,, PKL
PKL,, PKL
PKLp, p, PKW, PKWp, PKL, PKLp dan
Swasta Swasta
Telekomunikasi PPK PPK
Pen
Pengem
gemban
bangan
gan fas
fasili
ilitas
t as internet grat
gratis
is pad
pada
a fas
fasili
ilittas
as PKW, PKWp, PKL, PKLp dan
publik PPK APBD Kab & Swasta Pemda Kab (Dinas Perhubungan)
Pengembangan jaringan serat optik Seluruh wilayah di
APBD Kab & Swasta Pemda Kab (Dinas Perhubungan)
Kabupaten Lebak
Penyusunan kajian tata letak menara Seluruh wilayah di
APBD Kab Pemda Kab (Bappeda, Dinas Perhubungan)
Kabupaten Lebak
Penyusunan regulasi tentang tata letak menara Seluruh wilayah di
APBD Kab Pemda Kab (Bappeda, Dinas Perhubungan)
Kabupaten Lebak
Pengembangan/peningkatan jaringan telekomunikasi
kabel terutama untuk layanan kegiatan industri pada PKW, PKWp, PKL, PKLp dan
APBD Kab & Swasta Pemda Kab (Dinas Perhubungan)
Pusat Kegiatan Utama Kabupaten PPK
Peningkatan kapasitas pelayanan/cakupan layanan APBD Kab Pem kab (Dinas Cipta Karya)
Seluruh wilayah di
Pem
Pembanbanguna
gunan praprasar
sarana
ana airbersihbagi masyar
masyarakaakatt di Kabupaten Lebak
APBD Kab Pemkab (Dinas Cipta Karya)
pedesaan
O pt
pt im a
all is a
ass i s u
um
m be
be r a ir d e
en
ngga
an me em
m an
an ffa
a at
at k
ka
an
APBD Kab Pemkab (Dinas Cipta Karya)
kapasitas yang belum terpakai
Prasarana Pengelolaan Air Limbah
Pembangunan
Pemban gunan pengolahan ahan limbahkhusus untuk RSUD Rangkasbitung APBD Kab Pemkab (BLH)
Rangkasbitung
Pe
Pemmb ban
angun
gunan an I P PA
A L untuk
untuk w ila ilaya
yah
h ib
ibuk
uko
o tta,
a, w ilailaya
yah
h
PKW, PKWp, PKL, PKLp APBD Kab Pemkab (Dinas Kebersihan )
utara dan selatan Kabupaten Lebak
Pen
Pening
ingkat
katan
an sarsarana
ana pen
pengol
golahan
a han air limlimbah
bah setsetemp
empatat
b ag
ag i m a
ass y
ya
a rra
akka
at di pe ed
deess a
aa
an da an
n p en
en g
goo la h
ha
a n a ir Seluruh wilayah di
APBD Kab Pemkab (Dinas Kebersihan)
limbah secara komunal untuk daerah perkotaan Kabupaten Lebak
So
Soss ial
ialisas
i sasii ten
tenta
tang
ng s ani
anita
tass i lin
ngku
gkung
ngan
an ya
yang
ng s eha
ehatt Seluruh wilayah di Pemkab (Dinas Kebersihan, BLH, Dinas Cipta
kepada masyarakat APBD Kab
Kabupaten Lebak Karya, Dinas Kesehatan)
Pengelolaan Persampahan
Penambahan jumlah truck sampah PKW, PKWp, PKL, PKLp APBD Kab Pemkab ( Dinas Kebersihan)
P em
em ba
ba n
ng
g un
un a
an
n TP
PA
A ba
arr u d i P us
us a
att K e
eg
g ia tta
a n L ok
ok a
all Leuwidamar &
APBD Kab Pemkab ( Dinas Kebersihan)
Promosi (PKLp) Panggarangan
Penambahan jumlah truck tinja PKW, PKWp, PKL, PKLp APBD Kab Pemkab ( Dinas Kebersihan)
Pembangunan TPS terutama pada daerah pemukiman PKW, PKWp, PKL, PKLp APBD Kab Pemkab ( Dinas Kebersihan)
Pembangunan pabrik pengolahan sampah kompos PKW, PKWp, PKL, PKLp APBD Kab Pemkab ( Dinas Kebersihan)
Waktu Pelaksanaan
No Program Utama Kegiatan Lokasi Sumber Dana Instansi Pelaksana PJM-1 PJ M-2 PJ M-3 PJM-4
2014
2014 2015
2015 2016
2016 2017
2017 2018
2018 20
2019
19-2
-202
023
3 2024
2024-2
-202
028
8 2029
2029-2
-203
034
4
Penetapan jalur evakuasi bencana dengan Seluruh wilayah di Pemkab ( BPBD, Dinas Bina Marga, Dinas
APBD Kab
mengoptimalkan jaringan jalan yang ada Kabupaten Lebak Cipta Karya )
Seluruh wilayah di Pemkab ( BPBD, Dinas Bina Marga, Dinas
Pengembangan ruang evakuasi bencana APBD Kab
Kabupaten Lebak Cipta Karya)
Sistem Jaringan Drainase
Pembangunansaluran drainase
Pembangunansaluran drainase permuk
permukiman
iman perkot
perkotaan
aan
Seluruh wilayah di APBD Kab Pemkab (Dinas Cipta Karya)
dan perdesaan
Kabupaten Lebak
Penyediaan dan perbaikan bak kontrol APBD Kab Pemkab (Dinas Cipta Karya)
Operasional dan Pemeliharaan jaringan drainase
P KW
KW, P
PK
K Wp
Wp , P KL
KL , P KL
KL p , P
PP
PK AP BD
BD K
Ka
ab P em
em k
ka
a b (Di n
na
a s D in as
as K
Ke
eb er
er ssiih a
an
n)
Mempertahankan kawasan hutan lindung yang telah Kawasan hutan lindung di Pemkab & Pemprov (Dinas Kehutanan &
APBD Kab
ada Kabupaten Lebak Perkebunan)
Rehabilitasi dan konservasi lahan di kawasan hutan Pemkab & Pemprov (Dinas Kehutanan &
APBD Kab
lindung Perkebunan)
Pengelolaan dan pemanfaatan kawasan hutan lindung Pemkab & Pemprov (Dinas Kehutanan &
APBD Kab
secara terbatas Perkebunan)
1.2 Pemantapan kawasan yang memberikan Pemkab & Pemprov (Dinas Kehutanan &
Evaluasi kebijakan pemanfaatan lahan kawasan lindung APBD Pro v & Kab
perlindungan dibawahnya Perkebunan)
Pemkab & Pemprov (Dinas Kehutanan &
Rehabilitasi dan konservasi lahan di kawasan lindung APBD Prov & Kab
Perkebunan)
Perlindungan kawasan sekitar waduk/danau APBD Kab Pem kab ( BLH, Dinas SDA)
Pemanfaatan sumber air pem enuhan air minum APBD Kab Pem kab ( PDAM, Dinas Cipta Karya)
Perlindungan kawasan terhadap kegiatan alih f ungsi APBD Kab Pem kab (Bappeda, Dinas Cipta Karya, BLH)
1.4 Pemantapan kawasan suaka alam, Pelarangan kegiatan budidaya yang berpotensi APBN, APBD Prov, APBD Pemkab (Bappeda, Dinas Pemuda Olah Raga
pelestarian alam dan cagar budaya mengurangi tutupan vegetasi Kab dan Pariwisata)
Pengembangan pendidikan, rekreasi dan pariwisata APBN, APBD Prov, APBD Pemkab (Bappeda, Dinas Pemuda Olah Raga
TNGHS, Desa Baduy
Kab dan Pariwisata)
Pembatasan terhadap fungsi lindung APBN, APBD Prov, APBD Pemkab (Bappeda, Dinas Pemuda Olah Raga
Kab dan Pariwisata)
Waktu Pelaksanaan
No Program Utama Kegiatan Lokasi Sumber Dana Instansi Pelaksana PJM-1 PJ M-2 PJ M-3 PJM-4
2014
2014 2015
2015 2016
2016 2017
2017 2018
2018 20
2019
19-2
-202
023
3 2024
2024-2
-202
028
8 2029
2029-2
-203
034
4
Pemantapan kawasan cagar budaya dan ilmu APBD Kab Pemkab (Bappeda, Dinas Pemuda Olah Raga
pengetahuan dan Pariwisata)
TNGHS, Desa Baduy
Pelarangan kegiatan yang menggangu kelestarian situs Pemkab (Bappeda, Dinas Pemuda Olah Raga
APBD Kab
purbakala dan lingkungannya dan Pariwisata)
1.5 Perlindungan terhadap kawasan rawan Identifikasi dan inventarisasi kawasan rawan bencana
APBD Kab Pemkab (Bappeda, BPBD, BLH)
bencana alam di seluruh wilayah Kab. Lebak
Pembangunan barak-barak pengungsi dan Kawasan rawan bencana di Pemkab (BPBD, Dinas Sosial, Dinas Cipta
APBD Kab
penampungan sementara Kabupaten Lebak Karya)
Penyusunan aturan zonasi pembangunan di kawasan
APBD Kab Pemkab (Bappeda, BPBD, Dinas Cipta Karya)
rawan longsor dan rawan banjir
2.2 Pengembangan kawasan hutan rakyat Inventarisasi dan penyusunan rencana strategis
APBD Kab Pemkab (Dinas Kehutanan dan Perkebunan)
penanganan lahan kritis pada kawasan budidaya
Penanganan, pemantauan dan evaluasi penanganan Seluruh wilayah di
APBD Kab Pemkab (Dinas Kehutanan dan Perkebunan)
lahan kritis Kabupaten Lebak
Pengembangan hutan rakyat melalui pola perhutanan
APBD Kab Pemkab (Dinas Kehutanan dan Perkebunan)
sosial
Waktu Pelaksanaan
No Program Utama Kegiatan Lokasi Sumber Dana Instansi Pelaksana PJM-1 PJ M-2 PJ M-3 PJM-4
2014
2014 2015
2015 2016
2016 2017
2017 2018
2018 20
2019
19-2
-202
023
3 2024-2
2024 -202
028
8 2029-2
2029-203
034
4
2.4 Pengembangan kawasan perikanan Eksten
Ekstensif
sifika
ikasi
si & intens
intensifi
ifik
kasi
asi pen
penangangkap
kapan
an di perperair
airan
an
Pemkab (Dinas Kelautan dan Perikanan , Dinas
um
muu m ( ra
ra w
wa
a da an
n suun
ng ga
a i) s e
err tta
a m el
el al
al ui
ui b u
ud
d id a
ay
ya APBD Kab
Seluruh wilayah Kabupaten Peternakan)
keramba
keramb a kolam dan tambak
Lebak
Pemkab (Dinas Kelautan dan Perikanan , Dinas
Pengembangan sentra budidaya perikanan air tawar APBD Kab
Peternakan)
Pengembangan perikanan tangkap di perairan danau Seluruh wilayah di Pemkab (Dinas Kelautan dan Perikanan , Dinas
APBD Kab
dan sungai Kabupaten Lebak Peternakan)
2.5 Pengembangan kawasan pariwisata Penyusunan Rencana Induk Pengembangan Pemkab (Dinas Pemuda Olaha Raga dan
APBD Kab
Pariwisata Daerah (RIPPDA) Pariwisata, Bappeda)
Pen
Penata
ataan
an dan peng
pengend
endali
alia
ann pem
pemban
banguna
gunan kaw
kawasa
asan
n
Kawasan Wisata di Pemkab (Dinas Pemuda Olaha Raga dan
obyek wisata alam, wisata buatan, dan wisata budaya APBD Kab
Kabupaten Lebak Pariwisata, Bappeda)
Monitoring dan evaluasi pelaksanaan RIPPDA APBD Kab Pemkab (Dinas Pemuda Olaha Raga dan
Pariwisata, Bappeda)
2.6 Pengembangan kawasan industri Penyusunan dokumen Rencana Pengembangan Kawasan industri di
APBD Kab Pemkab (Dinas Perindag)
Kawasan Industri Kabupaten Lebak
Penyiapan masyarakat dan kebijakan APBD Kab Pemkab (Dinas Perindag)
Penyusunan rencana penataan kawasan industri besar Kawasan industri di
APBD Kab Pemkab (Dinas Perindag)
dan industri
industri me
menen
nen ah Kabu aten Lebak
Pengembangan, penataan dan pemantauan kawasan Kawasan industri di
APBD Kab Pemkab (Dinas Perindag)
sentra industri kecil Kabu aten Lebak
Pen
Pening
ingkat
katan
an sara
sarana
na ddan
an pr
prasa
asaran
rana
a ka
kawas
wasan
an in
ndustri
dustri Kaw
Kawasa
asan
n ind
indust
ustri
ri d
dii
APBD Kab Pemkab (Dinas Perindag)
Kabupaten Lebak
2.8 Pengembangan kawasan permukiman Penyusunan Rencana Induk Pengembangan Kawasan permukiman di
Kabupaten Lebak APBD Kab Pemkab (Bappeda, Dinas Cipta Karya)
Permukiman
Monitoring dan evaluasi pelaksanaan Rencana Induk
APBD Kab Pemkab (Bappeda, Dinas Cipta Karya)
Permukiman
Pengendalian pertumbuhan pembangunan perumahan
APBD Kab Pemkab (Bappeda, Dinas Cipta Karya)
baru
Pencadangan lahan untuk permukiman APBD Kab Pem kab (Bappeda, Dinas Cipta Karya)
Seluruh wilayah Kabupaten
Pengembangan prasarana dan sarana lingkungan Pem kab (Dinas Bina Mar ga, Dinas
Lebak APBD Kab
pendukung perumahan Perhubungan)
Perbaikan dan peningkatan kualitas lingkungan
perumahan, khususnya untuk perumahan dan kawasan APBD Kab Pemkab (Dinas Cipta Karya, Dinas
Dinas Kebersihan)
kumuh
Penataan kawasan perumahan sepanjang aliran sungai Pem
Pem kab
kab ( Din
Dinas
as C ip
pta
ta Ka
Kary
rya,
a, D inas
n as Su
Sum
mbber
er
APBD Kab
disesuaikan dengan ketentuan sempadan Daya Air)
Waktu Pelaksanaan
No Program Utama Kegiatan Lokasi Sumber Dana Instansi Pelaksana PJM-1 PJ M-2 PJ M-3 PJM-4
2014
2014 2015
2015 2016
2016 2017
2017 2018
2018 20
2019
19-2
-202
023
3 2024
2024-2
-202
028
8 2029
2029-2
-203
034
4
Pembangunan infrastruktur kawasan perdagangan dan
APBD Kab Pemkab (Dinas Bina Marga, Dinas Koperindag)
jasa
Relokasi kawasan perdagangan yang tidak sesuai Pemkab (Dinas Cipta Karya, Dinas
APBD Kab
dengan peruntukkannya Perindustrian dan Perdagangan)
Pengembangan prasarana perdagangan regional pada Pemkab (Dinas Perindustrian dan
Wilayah Kabupaten Lebak APBD Kab
pusat kegiatan PKW, PKL dan PPK Perdagangan)
Pengembangan prasarana perdagangan lingkungan Pemkab (Dinas Perindustrian dan
APBD Kab
lokal pada pusat kegiatan PPL Perdagangan)
Pengembangan sarana dan prasarana pendukung Pemkab (Dinas Cipta Karya, Dinas Bina Marga,
APBD Kab
Dinas Perhubungan)
2 Perwujudan Kawasan Strategis Kabupaten dari Penetapan batas atau deliniasi kawasan industri APBD Kab Pem kab (Bappeda, Dinas Perindag)
Kawasan Bayah, Malingping,
Sudut Kepentingan Ekonomi
Pen
Penyus
yusuna
unan
n Ren
Rencan
cana
a Det
Detail
ail Tata
Tata Ruang
Ruang pad
pada
a kaw
kawasa
asan
n Maja APBD
APBD Kab Pemkab (Ba
(Bappe
ppeda,
da, Din
Dinas
as Cip
Cipta
ta Kar
Karya)
ya)
3 Perwujudan Kawasan Strategis Kabupaten dari Pemkab (Bappeda, Dinas Pemuda Olah Raga
Penetapan/penataan batas (delineasi) kawasan APBD Kab
Sudut Sosial Budaya dan Pariwisata, Dinas Cipta Karya)
Penyusunan Rencana Rinci kawasan (RTR Kawasan Pemkab (Bappeda, Dinas Pemuda Olah Raga
APBD Kab
Strategis) dan Pariwisata, Dinas Cipta Karya)
Penetapan status kawasan dan bentuk pengelolaannya Pemkab (Bappeda, Dinas Pemuda Olah Raga
APBD Kab
melalui Perda atau SK Bupati dan Pariwisata, Dinas Cipta Karya)
Pemugaran obyek wisata/tempat pelestarian sosial Pemkab (Bappeda, Dinas Pemuda Olah Raga
budaya yang kondisi bangunannya sudah tidak layak Kawasan Desa Budaya APBD Kab dan Pariwisata, Dinas Cipta Karya)
Peningkatan dan pengembangan sarana dan prasarana Baduy dan Cibeber
Pemkab (Dinas Bina Marga, Dinas Pemuda
penunjang kegiatan wisata//tempat pelestarian sosial APBD Kab
Olah Raga dan Pariwisata, Dinas Cipta Kar ya)
budaya
Pembangunan sarana dan prasarana penunjang lain
Pemkab (Dinas Bina Marga, Dinas Pemuda
yang belum ada di kawasan wisata/tempat pelestarian APBD Kab
Olah Raga dan Pariwisata, Dinas Cipta Kar ya)
sosial budaya ini.
Pengembangan manajemen pengelolaan
Pemkab (Dinas Pemuda Olah Raga dan
wisata/tempat pelestarian sosial budaya seperti APBD Kab & Swasta
Pariwisata)
pengadaan tour travel, paket wisata, dll.
Pembentukan dan penguatan lembaga pengelola hutan Pemkab (Bappeda, BLH, Dinas Kehutanan &
APBD Kab
lindung Perkebunan)
Bab 7
ARAHAN PENGENDALIAN
PEMANFAATAN RUANG
7-1 | M A T E R I T E K N I S
setiap fungsi yang sudah ditetapkan di dalam rencana pola ruang wilayah
kabupaten”.
Ketentuan Umum peraturan zonasi memiliki beberapa fungsi :
1. Sebagai proses dan prosedur penyusunan rencana tata ruang dan penetapan
(legalisasi) rencana tata ruang
2. Sebagai proses penyusunan rencana tata ruang, berlandaskan atas asas :
keterpaduan; keserasian; keselarasan dan keseimbangan; keberlanjutan;
keberdayagunaan dan keberhasilgunaan; keterbukaan; kebersamaan dan
kemitraan; pelindungan kepentingan umum; kepastian hukum dan keadilan; serta
akuntabilitas.
3. Sebagai instrumen pengendalian pemanfaatan ruang, memuat ketentuan tentang
kegiatan-kegiatan yang diperkenankan, yang tidak diperkenankan, yang
diperkenankann bersyarat atau diperkenankan secara terbatas untuk berada pada
diperkenanka
suatu pola pemanfaatan ruang tertentu.
4. Sebagai rujukan utama bagi penyusunan Ketentuan Umum Peraturan Zonasi di
tingkat kabupaten.
5. Sebagai panduan perizinan dalam pemanfataan ruang untuk pola ruang yang
kewenangan pemberian izin pemanfaatan ruangnya berada pada pemerintah
daerah kabupaten.
6. Sebagai panduan perizinan dalam pemanfaatan ruang pada kawasan yang berada di
sekitar sistem jaringan prasarana wilayah kabupaten.
Penyelenggaraan Penataan Ruang
Ketentuan umum peraturan zonasi untuk sistem jaringan prasarana wilayah meliputi:
1. ketentuan umum peraturan zonasi untuk sistem jaringan transportasi;
2. ketentuan umum peraturan zonasi untuk sistem jaringan energi;
3. ketentuan umum peraturan zonasi untuk sistem jaringan telekomunikasi;
4. ketentuan umum peraturan zonasi untuk sistem jaringan sumberdaya air; dan
5. ketentuan umum peraturan zonasi untuk sistem jaringan prasarana wilayah
lainnya.
1. Ketentuan umum peraturan zonasi untuk sistem jaringan transportasi terditi dari:
a. Pemanfaatan ruang di sepanjang jalan kolektor disusun dengan ketentuan:
diperbolehkan untuk prasarana pergerakan yang menghubungkan
7-3 | M A T E R I T E K N I S
7-4 | M A T E R I T E K N I S
prasarana; dan
diperbolehkan dengan syarat peningkatan kualitas jaringan transmisi
dan distribusi minyak dan gas bumi secara optimal.
3. Ketentuan umum peraturan zonasi untuk sistem jaringan telekomunikasi
dengan ketentuan:
diperbolehkan mendirikan bangunan rumah dengan ketentuan mempunyai
radius minimum berjari-jari sama dengan tinggi menara;
diperbolehkan menggunakan menara telekomunikasi secara bersama-sama
diantara penyedia layanan komunikasi; dan
tidak diperbolehkan mendirikan bangunan di sekitar menara telekomunikasi
dalam radius bahaya keamanan dan keselamatan sesuai ketentuan
peraturan perundang-undangan.
4. Ketentuan umum peraturan zonasi untuk sistem jaringan sumber daya air
meliputi:
diperbolehkan mendirikan bangunan untuk mendukung jaringan sumber
daya air;
diperbolehkan pemanfaatan sumber air wajib memperhatikan kelestarian
lingkungan;
tidak diperbolehkan membangun bangunan maupun melakukan kegiatan
7-5 | M A T E R I T E K N I S
sekitarnya.
b. ketentuan umum peraturan zonasi untuk sistem pengembangan air minum
dengan ketentuan:
diperbolehkan mendirikan bangunan untuk mendukung jaringan air
minum;
tidak diperbolehkan kegiatan yang dapat mengurangi kapasitas dan
fungsi sistem jaringan air minum; dan
tidak diperbolehkan membangun pada kawasan resapan air dan
tangkapan
tangkapan air hujan.
c. ketentuan umum peraturan zonasi untuk sistem jaringan persampahan
dengan ketentuan:
diperbolehkan mendirikan bangunan untuk mendukung jaringan
persampahan;
bangunan fasilitas pengolahan sampah yang diperbolehkan berupa
kantor pengelola, gudang/garasi kendaraan pengangkut dan alat-alat
berat, pos keamanan, bangunan Tempat Penampungan Sementara
(TPS) dan tempat mesin pengolah sampah seperti genset dan
incinerator; dan
diperbolehkan dengan syarat pembangunan fasilitas pengolahan
sampah wajib memperhatikan kelestarian lingkungan, kesehatan
masyarakat dan sesuai dengan ketentuan teknis yang berlaku.
d. ketentuan umum peraturan zonasi untuk sistem jaringan pengolahan air
limbah dengan ketentuan:
diperbolehkan mendirikan bangunan untuk mendukung jaringan
pengolahan limbah;
diperbolehkan dengan syarat kegiatan pemanfaatan ruang di sekitar
pengelolaan limbah; dan
tidak diperbolehkan kegiatan yang merusak system jaringan air
limbah.
e. ketentuan umum peraturan zonasi untuk sistem jaringan drainase dengan
ketentuan:
diperbolehkan mendirikan bangunan untuk mendukung jaringan
drainase;
diperbolehkan dengan syarat pengembangan kawasan terbangun
7-6 | M A T E R I T E K N I S
dengan ketentuan:
diperbolehkan kegiatan pembangunan sarana dan prasarana
penunjang ruang evakuasi bencana; dan
tidak diperbolehkan menutup akses terhadap lokasi dan jalur evakuasi
bencana.
Peruntukan kawasan lindung di Kabupaten Lebak sampai tahun 2034 terdiri dari :
1. Kawasan hutan lindung;
2. Kawasan yang memberikan perlindungan terhadap kawasan bawahannya
meliputi kawasan bergambut dan kawasan resapan air;
3. Kawasan perlindungan setempat, meliputi : sempadan sungai, kawasan sekitar
danau/waduk, kawasan sekitar mata air dan kawasan terbuka hijau.
4. Kawasan suaka alam, pelestarian alam dan cagar budaya yang meliputi :
kawasan suaka alam, kawasan cagar alam, taman nasional, hutan taman
wisata.
5. Kawasan rawan bencana alam yang meliputi : kawasan rawan tanah longsor &
gerakan tanah, kawasan rawan letusan gunung api, kawasan rawan gempa
bumi, dan kawasan rawan banjir.
7-7 | M A T E R I T E K N I S
A. Hutan Lindung
Untuk mempertahankan fungsi kawasan hutan lindung, maka ketentuan umum
peraturan zonasinya di tetapkan sebagai berikut :
1. Diperbolehkan kegiatan bagi kepentingan pendidikan, penelitian, wisata
dengan syarat tidak mengubah bentang alam dan tidak mengganggu
fungsi lindung;
2. Diperbolehkan kegiatan budidaya kehutanan hasil hutan bukan kayu bagi
penduduk asli dengan luasan tetap, tidak mengurangi fungsi lindung
kawasan dan dibawah pengawasan ketat;
3. Tidak diperbolehkan melakukan kegiatan yang berpotensi mengurangi luas
kawasan hutan dan tutupan vegetasi.
C. Kawasan Perlindung
Perlindungan
an Setempat
Kawasan perlindungan setempat yang ditetapkan meliputi sempadan sungai
dan ruang terbuka hijau. Untuk mempertahankan fungsi kawasan perlindungan
setempat ditetapkan peraturan zonasi untuk masing-masing kawasan adalah :
1. Sempadan sungai ditetapkan sekurang-kurangnya 100 m di kiri kanan
sungai untuk sungai besar dan 50 m dari kiri kanan anak sungai yang
berada di luar permukiman. Untuk sungai di kawasan permukiman berupa
sempadan sungai dibangun jalan inspeksi sesuai peraturan perundang-
undangan yang berlaku, dengan ketentuan umum peraturan zonasi sebagai
berikut :
a. Dalam kawasan sempadan sungai, jenis pemanfaatan ruangnya untuk
ruang terbuka hijau.
perkotaan, meliputi RTH publik minimal 20% dan privat minimal 10%.
Ketentuan umum peraturan zonasi bagi kawasan ini ditetapkan sebagai
berikut :
a. Tidak diperbolehkan kegiatan yang bersifat alih fungsi lahan RTH.
b. Diperbolehkan seluruh kegiatan yang bersifat untuk menambah RTH
agar mencapai 30%; dan
c. Diperbolehkan kegiatan dengan syarat untuk kegiatan pendidikan,
penelitian dan rekreasi.
7-10 | M A T E R I T E K N I S
RTRW KABUPATEN LEBAK TAHUN 2014-2034
7-11 | M A T E R I T E K N I S
RTRW KABUPATEN LEBAK TAHUN 2014-2034
7-12 | M A T E R I T E K N I S
RTRW KABUPATEN LEBAK TAHUN 2014-2034
D. Kawasan Perikanan
Peruntukan kawasan perikanan meliputi perikanan tangkap dan budidaya
perikanan. Untuk menjaga dan optimalisasi fungsi kawasan perikanan
ditetapkan ketentuan umum peraturan zonasi sebagai berikut :
1. Pada kawasan budidaya perikanan perkenankan adanya bangunan
prasarana wilayah dan bangunan yang bersifat mendukung kegiatan
perikanan;
2. Pada kawasa budidaya perikanan diperbolehkan pengembangan sarana
E. Kawasan Pertambangan
Untuk meningkatkan produktivitas dan kelestarian lingkungan pada kawasan
pertambangan ditetapkan ketentuan umum peraturan zonasi sebagai berikut :
1. Dalam kawasan pertambangan, kegiatan pertambangan dibatasi agar
tidak mengakibatkan dampak lingkungan yang merugikan bagi lingkungan
hidup biotic dan abiotik di dalamnya maupun disekitarnya.
2. Pengharusan penjaminan segi-segi keselamatan pekerja dan keamanan
lingkungan dalam penyediaan peralatan dan pelaksanaan kegiatan
penambangan.
3. Pengharusan pemulihan rona bentang alam pasca penambangan, sesuai
ketentuan yang berlaku bagi kawasan pertambangan.
7-13 | M A T E R I T E K N I S
RTRW KABUPATEN LEBAK TAHUN 2014-2034
F. Kawasan Industri
Dalam usaha mendorong optimalisasi fungsi kawasan peruntukan industri yang
sesuai dengan prinsip kelestarian lingkungan maka ditetapkan ketentuan umum
peraturan zonasi sebagai berikut :
1. Pemanfaatan kawasan peruntukan industri diprioritaskan untuk mengolah
bahan baku lokal menggunakan potensi sumber daya alam dan sumber
daya manusia setempat.
2. Pemanfaatan kawasan peruntukan industri dapat dilakukan untuk
menampung kegiatan aneka industri sesuai dengan karakteristik kawasan.
G. Kawasan Pariwisata
Dalam upaya mendorong pengembangan dan optimalisasi kawasan
pariwisata, maka ditetapkan ketentuan umum peraturan zonasi sebagai
berikut:
1. Pemanfaatan potensi alam dan budaya setempat sesuai daya dukung dan
daya tampung lingkungan yang tidak menyebabkan rusaknya kondisi alam
terutama yang menjadi obyek wisata alam.
2. Harus dilakukan perlindungan situs warisan budaya setempat pada
kawasan wisata.
7-14 | M A T E R I T E K N I S
RTRW KABUPATEN LEBAK TAHUN 2014-2034
H. Kawasan Permukiman
Ketentuan umum peraturan zonasi pada kawasan permukiman sebagai berikut:
1. Dalam kawasan permukiman dapat dimanfaatkan bagi kegiatan
pariwisata, perdagangan, jasa, industri, dan lahan kering.
2. Pengharusan penerapan ketentuan tata lingkungan dan tata bangu
bangunan.
nan.
3. Pengharusan penyediaan kelengkapan, keselamatan bangunan dan
lingkungan.
4. Pengharusan penetapan jenis dan penerapan syarat-syarat pendirian dan
penggunaan bangunan.
5. Pengharusan penyediaan kolam penampungan air hujan secara merata di
setiap bagian daerah yang rawan genangan air dan rawan banjir.
6. Pengharusan penyediaan fasilitas parkir bagi setiap bangunan untuk
kegiatan usaha perdagangan dan jasa serta industri.
7. Kepadatan penghunian satu un
unit
it hunian untuk satu rumah tangga dalam
7-15 | M A T E R I T E K N I S
7-16 | M A T E R I T E K N I S
C. Prasarana Telekomuni
Telekomunikasi
kasi
Ketentuan peraturan zonasi kawasan sekitar sistem prasarana telekomunikasi
adalah :
1. Tidak diperbolehkan adanya bangunan rumah dalam kkawasan
awasan sekitar
system prasarana telekomunikasi yang dapat mengganggu keamanan
orang dalam bangunan tersebut.
2. Pada kawasan sekitar sistem prasarana telekomunikasi, diperbolehkan
adanya bangunan rumah dengan ketentuan mempunyai radius minimum
berjari-jari sama dengan tinggi menara.
3. Dihimbau untuk menggunakan menara telekomunik
telekomunikasi
asi secara bersama-sama
diantara penyedia layanan komunikasi (provider).
7-17 | M A T E R I T E K N I S
5. Penggunaan
dilakukan tanpakawasan hutanfungsi
mengubah untukpokok
produksi dan hutan
kawasan hutan lindung,
dengan
mempertimbangkan batasan luas & jangka waktu tertentu serta
kelestarian lingkungan.
6. Pembangunan prasarana wilayah yang harus melintasi hutan
lindung dapat diperkenankan dengan ketentuan :
a. Prasarana untuk pencegahan dan penanggulanagn
bencana alam banjir, tanah longsor, letusan gunung api,
lahar dingin, dan potensi bencana lainnya.
7-18 | M A T E R I T E K N I S
7-19 | M A T E R I T E K N I S
7-20 | M A T E R I T E K N I S
7-21 | M A T E R I T E K N I S
7-22 | M A T E R I T E K N I S
7-23 | M A T E R I T E K N I S
7-24 | M A T E R I T E K N I S
4. Pada kawasan
Provinsi sekitar system
tidak diperbolehkan prasarana
melakukan jalan isidential
kegiatan Nasional yang
dan
dapat mengganggu kelancaran arus lalu lintas regional kecuali
untuk kepentingan pembangunan jalan ataupun pembangunan
prasarana umum lainnya dengan izin sesuai ketentuan yang
berlaku
7-25 | M A T E R I T E K N I S
7-26 | M A T E R I T E K N I S
rencana pola ruang dan penetapan kawasan strategis yang telah ditetapkan
sebelumnya, maka diperlukan suatu perangkat pemantauan dan pengendalian
pemanfaatan ruang. Berdasarkan UU No.26 tahun 2007 tentang Penataan Ruang,
perangkat dan kegiatan pengendalian pemanfaatan ruang meliputi prinsip
pengendalian pemanfaatan ruang: indikasi arahan peraturan zonasi, arahan
perizinan, arahan pemberian insentif dan disinsentif, dan arahan pengenaan sanksi.
Gambar
Gambar 1 1 PENGENDALIAN PEMANFAATAN RUANG
Ps. 35
PENGENDALIAN
PEMANFAATAN RUANG
BHK-DJPR/Presentasi/DR
7-27 | M A T E R I T E K N I S
Tabel 7. 1
Instrumen Pengendalian
7-28 | M A T E R I T E K N I S
Kabupaten/Kota
Perda tentang RDTR Kawasan
Kawasan Pada Tingkat
Strategis
Kabupaten/Kota
Non Strategis Perda tentang RTRW
Kabupaten/Kota
Peraturan zonasi
Strategis Perda tentang RDTR Kawasan
Kawasan Pada Tingkat Kecamatan Strategis
Non Strategis Peraturan zonasi
Sumber: Hasil Rencana, 2013
7-29 | M A T E R I T E K N I S
sehingga dapat dihasilkan keputusan yang seimbang dan dapat diterima oleh
semua pihak.
7-30 | M A T E R I T E K N I S
Peringkat kedua adalah pemanfaatan ruang yang bersifat strategis dan non-
7-31 | M A T E R I T E K N I S
pemanfatan ruang di tingkat kabupaten/kota dan kecamatan, seperti izin prinsip, Izin
Mendirikan Bangunan (IMB), Izin gangguan (HO), dan Izin Tempat Usaha. Semua jenis
perizinan pemanfaatan ruang pada prinsipnya harus diintegrasikan dan sesuai
dengan tujuan penataan ruang provinsi yang dijabarkan secara rinci ke dalam RTRW
Kabupaten/kota dan rencana yang lebih rinci lainnya. Secara umum perizinan
pemanfaatan ruang dapat diberikan dengan ketentuan sebagai berikut :
1. Perizinan diberikan terhadap kegiatan-kegiatan yang sesuai dengan rencana
pola ruang dan merujuk pada arahan indikasi peraturan zonasi.
2. Proses perizinan untuk setiap kegiatan merujuk pada peraturan dan peraturan
perundang-undangan yang berlaku pada masing-masing sektor.
1. Pendaftaran
Dilakukan untuk lokasi ruang yang akan dimintakan izin pemanfaatan ruang. Data
yang disampaikan meliputi status kepemilikan tanah, rencana penggunaan yang
disertai denah lokasi, rencana bangunan yang disertai peta rencana, persetujuan
dari dinas terkait dan warga sekitar lokasi yang akan digunakan. Data tersebut
diserahkan kepada pihak atau lembaga yang berwenang mengurus dan/atau
memberi izin pemanfaatan ruang.
Khusus bagi rencana pemanfaatan ruang yang dapat menimbulkan dampak
lingkungan seperti kebisingan, limbah, dan perubahan lingkungan secara
signifikan, wajib disertakan hasil studi AMDAL yang telah disetujui oleh tim atau
Komisi AMDAL.
7-32 | M A T E R I T E K N I S
2. Advise Planning
Planning
Setelah proses pendaftaran selesai, selanjutnya dilakukan konfirmasi atas izin
yang diajukan terhadap rencana pola ruang dan indikasi arahan peraturan zonasi
yang diberlakukan oleh Tim Advise Planning yang berwenang. Selain itu Tim
Advise Planning juga melakukan cek lapangan atas lokasi yang dimintakan izin
pemanfaatan ruang dan proses perizinan akan dilanjutkan apabila permintaan
izin memenuhi ketentuan pola ruang dan indikasi arahan peraturan zonasi.
3. Penetapan Izin
Hasil dari tim Advise Planning diberikan kepada Lembaga yang berwenang
memberikan izin pemanfaatan ruang sesuai dengan kewenangannya. Dalam izin
tersebut tentunya disertai dengan persyaratan yang harus dipenuhi oleh pemohon
sesuai ketentuan yang diberlakukan pada kawasan/lokasi yang bersangkutan.
Ketentuan pemberian insentif dan disinsentif meliputi arahan umum dan arahan khusus.
Arahan umum berisikan arahan pemberlakuan insentif dan disinsentif untuk berbagai
7-33 | M A T E R I T E K N I S
A. Arahan Umu
Umum
m Insen
Insentif-Disinsentif
tif-Disinsentif
Pemberian insentif diberlakukan pada pemanfaatan ruang yang didorong
perkembangannya dan sesuai dengan rencana tata ruang, sedang disinsentif
diberlakukan bagi kawasan yang dibatasi atau dikendalikan perkembangannya
7-34 | M A T E R I T E K N I S
1. Pertanian Pangan
Tabel 7.4
Insentif dan Disinsentif
Disinsentif Pemanfaatan Ruang
yang tinggi menyusun
Kewajiban
AMDAL dan
Normalisasi kawasan
yang rusak akibat
kegiatan yang
dilakukan
5 Kegiatan di Pusat Kota Pengenaan pajak
atau Kawasan Kepadatan yang tinggi
Tinggi Kewajiban member
subsidi pembangunan
infrastruktur
Sumber : UU 26 Tahun 2007
7-35 | M A T E R I T E K N I S
Daerah ini merupakan daerah rawan bencana yang meliputi kawasan rawan
gempa bumi, kawasan rawan tanah longsor atau gerakan tanah, kawasan
rawan banjir, dan lain-lain. Kawasan-kawasan tersebut umumya sudah dihuni
Sanksi atas pelanggaran dalam penataan ruang meliputi sanksi administrasi, sanksi
pidana dan sanksi perdata.
A. Sanksi Administrasi
Bentuk sanksi administrasi yang dikenakan terhadap pelanggaran penataan
ruang, meliputi :
Sanksi ini dikenakan apabila peringatan tertulis yang telah diberikan berturut-
turut sebanyak 3 (tiga) kali tidak diindahkan oleh pemohon/ pelaku
pemanfaatan ruang.
4. Penutupan lokasi
Pengenaan sanksi penutupan lokasi apabila terkait hal-hal sebagai berikut:
a. Pembangunan tidak disertai izin mendirikan bangunan.
b. Penggunaan lah
lahan
an tid
tidak
ak sesuai dengan izin yang diberikan.
c. Pembanguan menimbulkan masalah lingkungan.
d. Sanksi ini dilakukan atau berlaku setelah penerapan sanksi tertulis, sanksi
penghentian kegiatan dan sanksi pemberhentian sementara tidak
dilakukan tidak lanjut oleh pemilik atau pelaku pembangunan.
5. Pencabutan izin
Sanksi pencabutan izin dilakukan apabila terkait dengan hal-hal :
a. Rencana dan pelaksaaan pembangunan tidak sesuai dengan rencana serta
sudah diselesaikannya pembangunannya.
b. Pelangaran ketentuan teknis dan penggunaan lahan yang telah ditetapkan
dalam perizinan yang telah diterbitkan.
c. Terjadi ketidak sesuaian kepemilikan lahan
d. Terjadi permasalahan dalam proses pelaksanaan pembangunan seperti
B. Sanksi Pidana
1. Pidana pokok, yaitu penjara dan denda
Sanksi Pidana Pokok dilakukan disebakan hal-hal berikut :
a. Sanksi akibat kesalahan pengguna lah
lahan
an melakukan proses pembangunan
tanpa memiliki izin .
b. Sanksi kesalahan pengguna lahan dalam melaksanak
melaksanakan
an pembangunan,
tidak sesuai dengan izin yang telah diterbitkan.
c. Sanksi terhadap kesalahan pemberi advise planning yang tidak sesuai
dengan tata ruang.
d. Sanksi terhadap kkesalahan
esalahan pemberi ketetapan izin pengguna lahan yang
tidak sesuai dengan rencana tata ruang.
e. Sanksi terhadap perencana tata ruang yang salah merencanakan wilayah
kota, dan timbul permasalahan kerusakan lingkungan.
f. Sanksi tterhadap
erhadap badan perencana daerah dan pihak legislatif dalam
menentukan perencanaan tata ruang kota yang salah, menimbulkan
kerusakan lingkungan
2. Pidana ttambahan,
ambahan, yaitu Pemberhentian secara tidak hormat dari jabatannya.
Sanksi pemberhentian tidak hormat pada pemberi advise planning, Institusi
terkait perencanaan dan pihak legislatif yang menyetujui recana tata ruang
dan pemberian izin yang tidak sesuai tata ruang.
7-38 | M A T E R I T E K N I S
C. Sanksi Perdata
Tindakan pidana yang menimbulkan kerugian secara perdata, sanksi ini
diterapkan akibat pelanggaran yang ada menimbulkan masalah pada
perorangan atau masyarakat secara umum, maka sanksi perdata perlu
diterapkan sesuai peraturan perundangan.
7.5 KELEMBAGAAN
7.6. KELEMBAGAAN
7-39 | M A T E R I T E K N I S