Anda di halaman 1dari 78

i

Sanksi Pelanggaran Pasal 113


Undang Undang Nomor 28 Tahun 2014
Tentang Hak Cipta

(1) Setiap Orang yang dengan tanpa hak melakukan pelanggaran hak ekonomi sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 9 ayat (1) huruf i untuk Penggunaan Secara Komersial dipidana
dengan pidana penjara paling lama 1 (satu) tahun dan/atau pidana denda paling banyak
Rp100.000.000 (seratus juta rupiah).

(2) Setiap Orang yang dengan tanpa hak dan/atau tanpa izin Pencipta atau pemegang Hak Cipta
melakukan pelanggaran hak ekonomi Pencipta sebagaimana dimaksud dalam Pasal 9 ayat
(1) huruf c, huruf d, huruf f, dan/atau huruf h untuk Penggunaan Secara Komersial dipidana
dengan pidana penjara paling lama 3 (tiga) tahun dan/atau pidana denda paling banyak
Rp500.000.000,00 (lima ratus juta rupiah).

(3) Setiap Orang yang dengan tanpa hak dan/atau tanpa izin Pencipta atau pemegang Hak Cipta
melakukan pelanggaran hak ekonomi Pencipta sebagaimana dimaksud dalam Pasal 9 ayat
(1) huruf a, huruf b, huruf e, dan/atau huruf g untuk Penggunaan Secara Komersial dipidana
dengan pidana penjara paling lama 4 (empat) tahun dan/atau pidana denda paling banyak
Rp1.000.000.000,00 (satu miliar rupiah).

(4) Setiap Orang yang memenuhi unsur sebagaimana dimaksud pada ayat (3) yang dilakukan dalam
bentuk pembajakan, dipidana dengan pidana penjara paling lama 10 (sepuluh) tahun dan/atau
pidana denda paling banyak Rp4.000.000.000,00 (empat miliar rupiah).

Hak Cipta dilindungi oleh Undang-undang. Dilarang memperbanyak sebagian atau seluruh isi buku
ini tanpa izin tertulis dari Penerbit

ii
Dra. Kumalasari, S. Pd
Penerbit Buku

iii
Mengenal dasar fisika:
Tekanan, Getaran, Gelombang, dan Optika
Dilengkapi dengan Rumus dan Latihan Soal
Untuk Kelas 8, Semester 2

Penulis: Dra. Kumalasari, S. Pd

Desain dan Tata Letak: Studio MotoGeni

Cetakan Pertama November 2022


Pertama kali diterbitkan oleh:
Penerbit MejaTamu
Perum Sidokare Asri A5-17, Sidoarjo
Telp: 082121226464 - 082132198288
penerbit.mejatamu@gmail.com
www.mejatamu.net

x + 66 hlm; 14,8 cm x 21 cm
ISBN: 978-623-5530-61-1

Bila Anda mendapati buku ini dalam keadaan rusak, jilid lepas, halaman terbalik,
atau kosong. Silakan kirim kembali ke alamat penerbit untuk ganti cetakan baru.

iv
kata pengantar

M engenalkan dasar fisika kepada anak didik merupakan


tantangan berharga yang perlu dipecahkan solusi dan
alternatifnya sehingga kegiatan belajar mengajar dapat
berjalan dengan lancar, mudah, dan riang.
Dengan maksud tersebut buku ini hadir untuk memberi­
kan alternatif kegiatan belajar fisika dasar khususnya
untuk tema tekanan, getaran, gelombang, dan optika yang
diperuntukkan untuk kelas 8, semester 2.
Buku ini berusaha menjadi sahabat guru fisika dalam
mengajar, seperti buku saku yang siap dibawa kemana saja
dalam proses belajar. Dengan pengertian-pengertian ringan,
serta ilustrasi gambar, pun dilengkapi dengan latihan soal
sehingga mampu menjawab tantangan kegiatan belajar-
mengajar sehari-hari. •

Surabaya, 27 Agustus 2022


Penulis

v
vi
SURAT PERNYATAAN

Yang bertanda tangan di bawah ini, saya:


Nama : Kumalasari, S.Pd
NIP : 19680820 200801 2 020
Pangkat/Gol. : Penata / III d
Jabatan : Guru IPA SMP Negeri 1 Surabaya

Dengan ini menyatakan dengan sesungguhnya bahwa karya


yang berupa buku berjudul:

Tekanan, Getaran, Gelombang, dan Optika


Dilengkapi dengan Rumus dan Latihan Soal
KELAS 8 SEMESTER 2
Benar-benar karya sendiri dan bukan meniru karya orang lain.

Demikian surat pernyataan ini saya buat dengan sebenar­


nya. Apabila di kemudian hari ditemukan kebohongan, saya
siap menerima sanksi.

Surabaya, 19 Oktober 2022


Pembuat Pernyataan,

Kumalasari, S.Pd
NIP. 19680820 200801 2 020

vii
Daftar isi

Kata Pengantar ..................................................................... v

Bab 1 Tekanan ..................................................................... 1


A. Tekanan ............................................................................ 1
B. Hukum Pascal .................................................................. 4
C. Hukum Archimides .......................................................... 6
D. Tekanan Udara ................................................................ 8

Bab 2 Getaran dan Gelombang .......................................... 9


A. Getaran ............................................................................ 9
B. Gelombang ..................................................................... 11

Bab 3 Optika ......................................................................... 17


• Cahaya ............................................................................. 17
• Cermin Datar .................................................................. 17
• Cermin Cekung ................................................................ 21
• Cermin Cembung ............................................................ 22
• Lensa Cembung ............................................................... 31
• Lensa Cekung ................................................................... 34

viii
Bab 4 Alat Optik .................................................................. 39
• Alat Optik ........................................................................ 39
• Retina .............................................................................. 39

Bab 5 Cacat Mata ................................................................ 41


1. Rabun Dekat (Hipermetropi) ....................................... 41
2. Rabun Jauh (Miopi) ...................................................... 43
3. Mata Tua (Presbiopi) .................................................... 45
4. Astigmatisme ................................................................. 46
• Kamera ........................................................................... 51
• Kaca Pembesar (lup) ..................................................... 51
• Mikroskop ..................................................................... 54
• Teleskop ........................................................................ 57
• Proyektor ...................................................................... 58
• Periskop ........................................................................ 58
• Mata ............................................................................. 58
• Teleskop Pantul ........................................................... 58

Daftar Pustaka ...................................................................... 61


Profil Penulis ........................................................................ 64

ix
x
baB 1
tekanan

A. Tekanan adalah gaya yang bekerja pada permukaan benda


tiap satuan luas, dirumuskan

Keterangan :
P = Tekanan (N/m2)
F = Gaya Tekan (N)
A = Luas bidang tekan (m2)

Tekanan Hidrostatis tekanan dari zat cair ke semua arah


pada suatu benda. Tekanan ini terjadi karena adanya gaya
gravitasi.

Keterangan :
P = Tekanan (N/m2)
ρ = Massa jenis zat cair (kg/m3)
h = kedalaman (m)
1
Latihan Soal
1. Balok bermassa 6 kg berukuran 10 cm x 8 cm x 6 cm. Jika
percepatan grafitasi bumi adalah 9,8 m/s2, maka hitunglah
a. Tekanan maksimum
b. Tekanan minimum

2. Isilah titik-titik pada table berikut

NO F A P

a 2,5 N 2 m2 ………. N/m2


b ………….. N 0,001 m2 4000 dn/cm2
c 8N ………… cm2 2,5 N/m2
d 1,2 x 107 dn 0,3 m2 ………… N/m2

3. Perhatikanlah gambar penampakan kolam renang dari


samp­ing dengan kedalaman yang berbeda dari

Maka selisih tekanan hidrostatis dasar kolam dalam dan


dasar kolam dangkal adalah ….
4. Perhatikanlah gambar berikut ini. Ada 4 benda yang sedang
ber­ada di air laut dengan posisi seperti gambar.
Bahan dari 4 benda tersebut antara lain:
2
Benda I bahannya mempunyai massa jenis 1.500 kg/m3
Benda II bahannya mempunyai massa jenis 1.030kg/m3
Benda III bahannya mempunyai massa jenis 1.029,99 kg/m3
Benda IV bahannya mempunyai massa jenis 830 kg/m3

Maka berilah nomor pada setiap benda tersebut!

5. Jika percepatan grafitasi bumi adalah 10 g/m2, maka isilah


titik-titik pada table berikut

NO ρ h Ph

a 0,75 g/cm3 80 cm ………. N/m2

b ………….. kg/m3 100 cm 2000 dn/cm2

c 800 kg/m3 ………… cm 2,5 N/m2

d 1,02 x 103 kg/m3 20 m ………… N/m2

3
B. Hukum Pascal menyatakan bahwa tekanan yang diberikan
pada zat cair dalam ruangan tertutup diteruskan ke segala
arah dengan sama besar.

Keterangan :
F1 = Gaya pada permukaan 1
F2 = Gaya pada permukaan 2
A1 = Luas Penampang pada permukaan 1
A2 = Luas Penampang pada permukaan 2

4
Latihan Soal
1. Perhatikanlah gambar berikut ini. Hitunglah berat mobil.

2. Perhatikanlah gambar berikut ini. Jika massa mobil ada­


lah 4 ton dan percepatan gravitasi bumi adalah 10 m/s2.
Maka hitunglah gaya pada permukaan kecil agar mobil bisa
terangkat.

5
C. Hukum Archimides menyatakan bahwa benda yang dice­
lupkan sebagian atau seluruhnya ke dalam zat cair akan
me­­ngalami gaya apung yang besarnya sama dengan berat
zat cair yang dipindahkan oleh benda tersebut.
Benda yang dimasukkan ke dalam zat cair mempunyai tiga
kemungkinan, yaitu:
- Benda mengapung jika w < Fa dimana ρb < ρf
- Benda melayang jika w = Fa dimana ρb = ρf
- Benda tenggelam jika w > Fa dimana ρb > ρf

Rumus berat benda di zat cair :

Keterangan :
W’ = Berat benda di zat cair (N)
W = Berat benda (N)
FA = Gaya apung atau Gaya ke atas (N)
ρ = Masaa jenis zat cair (kg/m3)
g = Percepatan gravitasi (m/s2)
V = Volume benda yang tercelup (m3)

6
Latihan Soal
1. Sebuah benda ditimbang di udara beratnya 10 N, jika di­
timbang dalam zat cair menjadi 8 N. Volume benda tersebut
adalah 200 cm3 dan g = 10 m/s2. Jika benda tenggelam pada
zat cair tersebut, maka hitunglah massa jenis zat cair!

2. Isilah titik-titik pada table table berikut ini, jika percepatan


gra­vitasi adalah 10 m/s2

Berat benda Massa jenis Massa


Berat benda Gaya ke Volume Massa
NO di zat cair zat cair jenis benda benda (m3)
di udara (N) atas (N) benda (kg)
(N) (kg/m3) (kg/m3)

1 10 8 … 1000 … … …

2 4 … … 800 … 0,002 …

3 … … … 900 2000 … 5

4 80 … 15 … ... 0.002 …

3. Bagian benda dengan volume 100 m3 yang tercelup ke


da­lam air tawar adalah 72 m3. Diketaui besar percepatan
gravitasi sama dengan g = 10 m/s2 dan massa jenis air sama
dengan 1.000 kg/m³, Hitunglah besar gaya tekanan ke atas
yang dialami benda!

4. Mahkota raja massanya 14,7 kg di dalam air massanya ada­


lah 13,4 kg apakah mahkota raja terbuat dari emas murni
berat jenis emas = 19,3 g/cm3.

7
D. Tekanan udara disebut juga tekanan atmosfer dipengaruhi
oleh partikel-partikel udara di suatu daerah. Tekanan udara
yang terbesar mengakibatkan terjadinya angin.

8
baB 2
Getaran dan Gelombang

A. Getaran adalah gerak bolak-balik di sekitar titik


kesetimbangan.

• Besaran-besaran dalam getaran adalah amplitudo, peri­


ode, dan frekuensi.
• Amplitudo, yaitu simpangan getaran yang paling benar.
• Periode, yaitu waktu untuk melakukan satu getaran.
• Frekuensi, yaitu banyaknya getaran tiap satu detik.

9
Latihan Soal
1. Perhatikanlah gambar berikut ini:

Sebuah bandul yang bergerak harmonik bolak-balik dari


A ke C melalui titik B. Jika waktu yang diperlukan dari A
ke B adalah 0,125 s maka hitunglah periode dan frekuensi
getaran!

2. Perhatikanlah gambar berikut ini:

Gambar tersebut adalah penggaris plastic yang digetarkan


sehingga penggaris bergetar bolak balik dari A ke C melalui
titik B. Jika frekuensi getaran adalah 5 Hz , maka berapa pe­
riode getaran tersebut dan berapa waktu yang diperlukan
oleh penggaris bergerak dari A ke C ?

10
B. Gelombang adalah getaran yang merambat melalui suatu
medium. Berdasarkan medium perambatannya, dibedakan
dua macam gelombang. Gelombang mekanik, yaitu gelom­
bang yang memerlukan alat perambatan. Gelombang elek­
tromagnetik, yaitu gelombang yang dapat merambat tanpa
medium perantara.

C. Berdasarkan arah rambat dan getarannya, gelombang


dibedakan menjadi dua macam.
• Gelombang transversal, yaitu gelombang yang arah
ram­batan dan arah getarannya saling tegak lurus.

• Gelombang longitudinal, yaitu gelombang yang arah


rambatannya searah dengan arah getarannya.

11
D. Hubungan antara cepat rambat, panjang, dan periode
gelombang dituliskan dalam persamaan:

E. Gelombang bunyi bergerak ke segala arah dalam ruangan.


Dalam perambatannya, gelombang bunyi selalu memerlu­
kan medium (tidak dapat merambat dalam ruang hampa).
F. Cepat rambat gelombang bunyi tergantung medium
perantaranya. Dapat dirumuskan dalam persamaan:

Keterangan :
v = cepat rambat gelombang bunyi
s = jarak tempuh gelombang bunyi
t = waktu tempuh gelombang bunyi

G. Berdasarkan frekuensinya, bunyi dibedakan menjadi tiga


macam. Infrasonik, yaitu bunyi dengan frekuensi di bawah
20 Hz. Audiosonik, yaitu bunyi dengan frekuensi antara 20
– 20.000 Hz. Ultrasonik, yaitu bunyi dengan frekuensi di
atas 20.000 Hz.

12
H. Bunyi yang mempunyai frekuensi teratur disebut nada,
sedangkan bunyi yang frekuensinya tak teratur disebut
desah.
I. Resonansi adalah peristiwa ikut bergetarnya benda lain
yang berfrekuensi sama dengan sebuah benda yang
bergetar.
J. Bunyi pantul dapat dibedakan menjadi gaung dan gema.
Gaung adalah bunyi pantul yang langsung mengikuti bunyi
asli, sedangkan gema adalah bunyi pantul yang terdengar
setelah bunyi asli.
K. Mengukur kedalaman laut sebagai penerapan bunyi
pantul.

13
Latihan Soal
1. Perhatikanlah gambar berikut ini!

Jika gelombang tersebut mempunyai frekuensi 50 Hz maka


berapakah cepat rambat gelombangnya!
2. Perhatikanlah gambar berikut ini!

Dari data-data pada gambar maka hitunglah


a. Cepat rambat gelombang
b. Panjang gelombang
c. Periode gelombang
d. Frekuensi gelombang

3. Perhatikanlah gambar berikut ini!

14
Berdasarkan data pada gambar maka hitunglah
a. Panjang gelombang
b. Periode gelombang
c. Frekuensi gelombang
d. Cepat rambat gelombang
e. Waktu yang diperlukan untuk 20 gelombang

4. Perhatikanlah gambar slinki berikut ini!

Jika Panjang slinki adalah 240 cm maka hitunglah


a. Panjang gelombang
b. Periode gelombang
c. Frekuensi gelombang
d. Cepat rambat gelombang
e. Waktu yang diperlukan untuk 10 gelombang

5. Seorang pendaki gunung sedang berada 670 m dari tebing


yang curam, ia sedang sendirian dan mencari rombongan­
nya dengan cara berteriak memanggil nama teman-teman­
nya. Jika ia mendengar gema suaranya 2 detik setelah ber­
teriak maka berapa cepat rambat bunyi di udara saat itu di
gunung tersebut?

15
6. Soni memanggil Galih yang berjarak 450 m di depannya,
Jika cepat rambat bunyi di udara adalah 300 m/s, maka se­
telah berapa detikkah galih mendengar panggilan Soni?

7. Sebuah kapal sedang melepaskan sonarnya di sebuah laut


seperti pada gambar berikut ini, Jika cepat rambat bunyi di
air laut adalah 360 m/s , Ketika sonar dilepaskan dari atas
titik A, waktu yang diperlukan adalah 2 sekon sedangkan
ketika sonar dilepaskan dari atas titik B, waktu yang diper­
lukan adalah 5 sekon maka Berapakah selisih kedalaman
titik A daan titik B?

8. Halda sedang berada pada jarak tertentu dari tebing yang


curam, ia sedang sendirian dan mencari rombongannya.
Jika ia mendengar gema suaranya setelah berteriak me­
manggil nama teman-temannya yang terdiri dari 3 suku
kata. Maka berapa jarak Halda dari tebing, jika diketahui
dalam waktu 1 detik dia bisa mengucapkan 2 suku kata dan
cepat rambat bunyi di udara adalah 340 m/s?

9. Bayu sedang berada di antara 2 tebing yang berjarak 700m,


ia berteriak sangat keras untuk menghilangkan gelisah
hatinya, jika selisih waktu terdengar bunyi pantulan per­
tama dan kedua adalah 2 sekon, dan cepat rambat bunyi di
udara adalah 350 m/s maka berapa jarak Bayu dari tebing
pertama jika ia lebih dekat dengan tebing kedua?

16
baB 3
Optika

A. Setiap benda yang memancarkan cahaya disebut sumber


cahaya dan setiap benda yang tidak dapat memancarkan
cahaya disebut benda gelap.
B. Cahaya dapat dianggap sebagai partikel dan sebagai gelom­
bang. Sebagai gelombang, cahaya mempunyai sifat dapat
dipantulkan dan dapat dibiaskan.
C. Hukum pemantulan cahaya adalah sebagai berikut.
Sinar datang, sinar pantul, dan garis normal terletak pada
satu bidang datar. Sudut datang sama dengan sudut pantul.
D. Cermin datar

Garis Normal adalah garis yang tegak lurus cermin. Sudut


datang adalah sudut yang dibentuk oleh garis normal dan
sinar datang. Sudut pantul adalah sudut yang dibentuk
oleh garis normal dan sinar pantul

17
E. Pembentukan bayangan pada sebuah cermin datar.

Pada pemantulan terhadap cermin datar, ukuran benda


sama dengan ukuran bayangan dan jarak benda sama de­
ngan jarak bayangan.

Lukisan bayangan pada cermin datar


Lukisan bayangan pada cermin datar dapat dilihat pada
gambar berikut!

F. Bayangan yang terbentuk oleh 2 cermin datar dengan


sudut tertentu

18
Contoh cara melukis pembentukan bayangan pada 2 cermin
datar yang membentuk sudut 90o

Rumus menghitung jumlah bayangan yang dibentuk oleh


dua cermin datar dengan sudut α adalah

Keterangan;
N= Jumlah bayangan
α = Sudut yang dibentuk oleh dua buah cermin datar

Untuk cara melukis bisa dibuka video


https://youtu.be/Lnt4fKI5uTE

19
Latihan Soal
1. Sebuah benda berada 12 cm di depan cermin datar,
tentukan :
a. Jarak bayangan terhadap benda
b. Tinggi cermin minimal agar seluruh benda dapat terlihat

2. Tentukan jumlah bayangan yang dibentuk oleh dua buah


cermin datar jika sudut antara dua cermin datar tersebut
adalah …
a. 450
b. 300
c. 22 ½0

3. Tentukan sudut yang dibentuk oleh dua buah cermin datar


jika jumlah bayangan yang terbentuk adalah ...
a. 4
b. 9
c. 35

20
G. Cermin cekung
Sinar-sinar istimewa

Pembentukan bayangan pada Cermin Cekung

RUANG BENDA RUANG BAYANGAN SIFAT BAYANGAN

I IV Maya, Tegak, diperbesar


II III Nyata, Terbalik, diperbesar
III II Nyata, Terbalik, diperkecil

Ruang Benda + Ruang Bayangan = 5


Untuk cara melukis pembentukan bayangan pada cermin
cekung bisa dibuka video https://youtu.be/LDFL6NTU_Ds
21
H. Cermin Cembung

Sinar-sinar istimewa

Pembentukan bayangan

Sifat Bayangan hanya 1 macam saja yaitu maya, tegak dan


diperkecil. Untuk cara melukis pembentukan bayangan
pada cermin cekung bisa dibuka video https://youtu.be/
LDFL6NTU_Ds

22
I. Rumus

Keterangan :
s = jarak benda
s′ = jarak bayangan
f = jarak fokus
h = tinggi benda
h′ = tinggi bayangan

Latihan Soal
1. Sebuah benda berada 30 cm di depan cermin cekung yang
jarak titik fokusnya adalah 30 cm, tentukanlah:
a. Letak bayangan
b. Perbesaran
c. Lukisan pembentukan bayangan
d. Sifat Bayangan

2. Dimanakah letak bayangan yang bendanya berada pada


jarak jauh tak terhingga?

23
3. Benda diletakkan pada jarak 20 cm di depan cermin cekung
yang jarak titik fokusnya 30 cm, tentukanlah:
a. Letak bayangan
b. Perbesaran
c. Lukisan pembentukan bayangan
d. Sifat Bayangan

4. Sebuah benda berada 20 cm di depan cermin cekung yang


mempunyai jari-jari kelengkungan 30 cm, tentukanlah:
a. Letak bayangan
b. Perbesaran
c. Lukisan pembentukan bayangan
d. Sifat Bayangan

5. Cermin cekung yang mempunyai jari-jari kelengkungan 60


cm di depannya terdapat benda setinggi 2 cm pada jarak
80 cm, tentukanlah:
a. Letak bayangan
b. Perbesaran
c. Tinggi bayangan
d. Lukisan pembentukan bayangan
e. Sifat Bayangan

6. Tentukan jari-jari kelengkungan cermin cekung yang jika


sebuah benda diletakkan pada jarak 15 cm membentuk
bayangan dengan perbesaran 2 kali.

24
7. Tentukan dimanakah benda harus diletakkan di depan
sebuah cermin cekung berjari-jari 80 cm agar perbesaran
bayangannya adalah 2 kali.

8. Benda diletakkan pada jarak 20 cm di depan cermin cem­


bung yang jarak titik fokusnya adalah 30 cm, tentukanlah:
a. Letak bayangan
b. Perbesaran
c. Lukisan pembentukan bayangan
d. Sifat Bayangan

9. Tentukan jari-jari kelengkungan cermin cembung yang jika


sebuah benda diletakkan pada jarak 30 cm membentuk
bayangan dengan perbesaran ¼ kali

10. Tentukan dimanakah benda harus diletakkan di depan se­


buah cermin cembung berjari-jari 80 cm agar perbesaran
bayangannya adalah ½ kali.

11. Di depan sebuah cermin cekung terdapat benda pada ja­


rak 50 cm. Sehingga membentuk bayangan pada jarak 75
cm. Jika benda digeser 20 cm mendekati cermin, maka
tentukan letak bayangannya sekarang beserta sifatnya

25
J. Hukum pembiasan cahaya dituliskan sebagai berikut.
• Sinar datang, sinar bias, dan garis normal terletak pada
satu bidang datar dan ketiganya berpotongan di satu titik.
• Sinar datang dari medium kurang rapat menuju medium
lebih rapat dibiaskan mendekati garis normal.
• Sebaliknya sinar datang dari medium lebih rapat menuju
medium kurang rapat dibiaskan menjauhi garis normal.
• Sinar datang tegak lurus bidang batas diteruskan atau
tidak mengalami pembiasan.

Cara melukis sudut datang dan sudut bias melalui


https://youtu.be/Lnt4fKI5uTE

• Peristiwa pembiasan cahaya dapat digambarkan dalam


bentuk diagram. Contoh pembiasan cahaya dari medium
udara ke medium air. Perbandingan indeks bias mutlak
antara medium udara dengan medium air, yaitu sebagai
berikut.
Indeks bias udara = 1
Indeks bias air = 1,33 = 133/100 = 11/3 = 4/3

26
Dengan demikian, perbandingan indeks bias udara dan air
adalah:
n udara : n air
1 : 4/3
3:4
Langkah-langkah melukiskan diagram arah pembiasan
cahaya adalah sebagai berikut.

CARA I
Langkah pertama, Gambar garis yang
mewakili bidang batas, misalnya garis XY.
Kemudian gambar garis yang mewakili
garis normal yang tegak lurus dengan
garis bidang batas, misalnya garis AB.
Kemudian titik potong kedua garis
tersebut kita beri nama titik O seperti
yang ditunjukkan pada gambar berikut.

Langkah kedua, gambarkan dua buah


lingkaran dengan titik pusat O dengan
perbandingan jari-jari 3 : 4 sesuai de­
ngan perbandingan indeks bias medium
seperti yang diperlihatkan pada gambar
di bawah ini.

27
Langkah ketiga, Gambarkan sinar datang P dengan sudut
datang i, misalnya 30°. Kemudian teruskan sinar PO
hingga memotong lingkaran kecil di titik Q. Lalu tarik garis
putus-putus dari titik Q sejajar dengan garis normal AB
hingga memotong lingkaran besar di titik R seperti yang
diperlihatkan pada gambar berikut ini.

Langkah keempat, langkah terakhir adalah hubungkan titik


O dan titik R dengan sebuah garis lurus. Garis lurus OR inilah
yang menunjukkan sinar bias, di mana sudut yang dibentuk
antara garis OR dengan garis normal AB merupakan sudut bias
(r) seperti yang diperlihatkan pada gambar di bawah ini.

Dari gambar terakhir ini nampak bahwa sinar yang datang dari
medium kurang rapat (udara) menuju medium lebih rapat (air)
dibelokkan mendekati garis normal. Lalu bagaimana jika sinar
cahaya datang dari medium yang lebih rapat menuju ke me­
dium kurang rapat? Sinar yang datang dari medium lebih rapat
ke medium kurang rapat, misalnya dari kaca menuju air, akan
dibiaskan menjauhi garis normal.

28
CARA II

Langkah pertama, Gambar


garis yang mewakili bidang
batas, misalnya garis XY.
Kemudian gambar garis
yang mewakili garis normal
yang tegak lurus dengan
garis bidang batas, misalnya
garis AB. Kemudian titik
potong kedua garis tersebut
kita beri nama titik O seperti
yang ditunjukkan pada
gambar di samping.

Langkah kedua, gambarkan


titik pada garis XY dari titik
pusat O dengan perbandi­
ngan jari-jari 3:4 sesuai de­
ngan perbandingan indeks
bias medium seperti yang
diperlihatkan pada gambar
di samping.
Langkah ketiga, Gambarkan sinar datang P dengan sudut
datang i, misalnya 30°. seperti yang diperlihatkan pada
gambar di samping.

29
Langkah keempat, tariklah garis tegak lurus garis XY
dari titik skala 4 ke arah atas hingga memotong garis PO
(Sebutlah titik potong garis tegak dan garis PO sebagai titik
Q), seperti gambar di atas.

Langkah kelima, buatlah lingkaran dengan titik pusat O


dan jari-jari OQ seperti gambar di atas.

Langkah keenam, tariklah garis tegak lurus garis XY dari


titik skala 3 ke arah bawah hingga memotong lingkaran
(Sebutlah titik potong garis tegak dan lingkaran sebagai ti­
tik R), seperti gambar di atas.

Langkah ketujuh, tariklah garis OR (sebagai sinar bias)


kemudian ukurlah sudut bias yaitu sudut antara garis
normal OB dengan sinar bias OR, seperti gambar di atas
dan ukurlah besar sudut r sebagai sudut bias

Dari gambar terakhir, baik CARA I maupun CARA II nampak


bahwa sinar yang datang dari medium kurang rapat (udara)
menuju medium lebih rapat (air) dibelokkan mendekati
garis normal. Lalu bagaimana jika sinar cahaya datang dari
medium yang lebih rapat menuju ke medium kurang rapat?
Sinar yang datang dari medium lebih rapat ke medium
kurang rapat, misalnya dari kaca menuju air, akan dibiaskan
menjauhi garis normal.

Cara melukis sudut datang dan sudut bias melalui


https://youtu.be/Lnt4fKI5uTE

30
K. Lensa cembung
Sinar-sinar istimewa

Sinar istimewa 1:
Sinar datang sejajar
sumbu utama akan
dibiaskan melalui
titik fokus (F1) di
belakang lensa.

Sinar istimewa 2:
Sinar datang menuju
titik fokus di depan
lensa (F2) akan
dibiaskan sejajar
sumbu utama.

Sinar istimewa 3: Sinar yang datang melewati pusat optik


lensa (O) akan tidak dibiaskan melainkan diteruskan.

Pembentukan bayangan pada lensa cekung

31
Langkah 1:
Berkas sinar mengenai benda sejajar sumbu utama
dibiaskan melalui fokus.

Langkah 2:
Berkas sinar mengenai benda melalui fokus dibiaskan
sejajar sumbu utama.

Langkah 3:
Gambar bayangan yang dihasilkan dari perpotongan dua
berkas sinar pada langkah 1 dan langkah 2.

Dengan melihat hasil bayangan yang diperoleh, kita dapat


menentukan sifat bayangan lensa cembung. Berdasarkan
contoh di atas, bayangan benda yang dihasilkan memiliki
sifat nyata, terbalik, dan diperbesar.

Sifat bayangan pada lensa cembung tidak selalu sama,


namun bayangan yang dihasilkan bergantung pada letak
bendanya. Kumpulan hasil bayangan pada beberapa ruang
lensa diberikan seperti pada pembahasan berikut.

1. Bayangan yang akan terbentuk jika jarak benda lebih kecil


dari jarak fokus (s < f) yaitu benda di ruang 1 adalah maya,
tegak, dan diperbesar.
2. Bayangan yang akan terbentuk jika jarak benda sama den­
gan jarak fokus (s = f)

32
adalah nyata, tegak, diperbesar, dan bayangan berada
pada jauh tak berhingga.
3. Bayangan yang akan terbentuk jika benda berada di antara
f dan 2f yaitu benda di ruang 2 adalah nyata, terbalik, dan
diperbesar.
4. Bayangan yang akan terbentuk jika benda berada pada 2f
(s = 2f) adalah nyata, terbalik, dan sama besar.
5. Bayangan yang akan terbentuk jika benda berada lebih be­
sar dari 2f (s > 2f) yaitu benda di ruang 3 adalah nyata,
terbalik, dan diperkecil.

Untuk mempermudah memahami materi ini, letak benda


dan letak bayangan pada lensa cembung sama dengan
pada cermin cekung yaitu :

33
RUANG BENDA RUANG BAYANGAN SIFAT BAYANGAN

1 4 Maya, Tegak, diperbesar


2 3 Nyata, Terbalik, diperbesar
3 2 Nyata, Terbalik, diperkecil

Ruang Benda + Ruang Bayangan = 5

Untuk cara melukis pembentukan bayangan pada lensa


cembung bisa dibuka video https://www.youtube.com/
watch?v=5VMSh0XHI3s

L. Lensa Cekung
Sinar-sinar istimewa

Sinar istimewa 1: Sinar datang


sejajar sumbu utama akan dibi­
askan seolah- olah berasal dari
titik fokus (F1) di depan lensa.

Sinar istimewa 2: Sinar datang


yang seolah-olah menuju titik
fokus (F2) di belakang lensa akan
dibiaskan sejajar sumbu utama.

Sinar istimewa 3: Sinar yang da­


tang melewati pusat optik lensa
(O) akan tidak dibiaskan me­
lainkan diteruskan.

34
Pembentukan bayangan pada Lensa Cekung

Langkah 1:
Berkas sinar mengenai
benda sejajar sumbu
utama dibiaskan seolah-
olah melalui fokus.

Langkah 2:
Berkas sinar mengenai
benda melalui pusat len­
sa tidak berubah arah.

Langkah 3:
Gambar bayangan yang
dihasilkan dari perpoto­
ngan dua berkas sinar
pada langkah 1 dan
langkah 2.
Bayangan benda yang dihasilkan lensa cekung yaitu selalu
maya, tegak, dan diperkecil.

M. Rumus
Keterangan :
s = jarak benda
s′ = jarak bayangan
f = jarak fokus
h = tinggi benda
h′ = tinggi bayangan

35
Latihan Soal
1. Sebuah benda berada 15 cm di depan lensa cembung yang
jarak titik fokusnya adalah 15 cm, tentukanlah:
a. Letak bayangan
b. Perbesaran
c. Lukisan pembentukan bayangan
d. Sifat Bayangan

2. Di manakah letak bayangan yang bendanya berada pada


jarak jauh tak terhingga dari lensa?

3. Benda diletakkan pada jarak 10 cm di depan lensa cembung


yang jarak titik fokusnya 15 cm, tentukanlah:
a. Letak bayangan
b. Perbesaran
c. Lukisan pembentukan bayangan
d. Sifat Bayangan

4. Sebuah benda berada 10 cm di depan lensa cembung yang


mempunyai jari-jari kelengkungan kedua sisi lensa 15 cm,
tentukanlah:
a. Letak bayangan
b. Perbesaran
c. Lukisan pembentukan bayangan
d. Sifat Bayangan

36
5. Lensa cembung yang mempunyai jari-jari kelengkungan di
kedua sisinya sebesar 30 cm di depannya terdapat benda
setinggi 8 cm pada jarak 40 cm, tentukanlah:
a. Letak bayangan
b. Perbesaran
c. Tinggi bayangan
d. Lukisan pembentukan bayangan
e. Sifat Bayangan

6. Tentukan jarak fokus lensa cembung yang jika sebuah


benda diletakkan pada jarak 24 cm membentuk bayangan
dengan perbesaran 2 kali.

7. Tentukan dimanakah benda harus diletakkan di depan


sebuah lensa cembung berjarak fokus 42 cm agar perbesa­
ran bayangannya adalah 3 kali.

8. Benda diletakkan pada jarak 10 cm di depan lensa cekung


yang jarak titik fokusnya adalah 15 cm, tentukanlah:
a. Letak bayangan
b. Perbesaran
c. Lukisan pembentukan bayangan
d. Sifat Bayangan

9. Tentukan jarak fokus lensa cekung yang jika sebuah benda


diletakkan pada jarak 12 cm dari lensa akan membentuk
bayangan dengan perbesaran ¼ kali!

37
10. Tentukan dimanakah benda harus diletakkan di depan
sebuah lensa cekung berjarak fokus 18 cm agar perbesaran
bayangannya adalah 1/3 kali.

11. Di depan sebuah lensa cembung diletakkan benda pada


jarak 20 cm, hingga terbentuk bayangan pada jarak 60 cm.
Jika benda digeser 10 cm mendekati lensa, maka tentukan
letak bayangannya sekarang beserta sifatnya.

38
baB 4
ALAT OPTIK

A. Alat optik adalah alat yang cara kerjanya memanfaatkan


peristiwa pembiasan dan pemantulan cahaya.
B. Mata termasuk alat optik karena di dalamnya terdapat
lensa mata yang digunakan untuk menerima cahaya yang
dipantulkan oleh benda-benda yang kita lihat.
C. Retina : bagian mata tempat terbentuknya bayangan dari
benda yang terlihat oleh mata.

Agar bayangan benda diterima retina dengan jelas, mata


harus membiaskan sinar yang datang dari benda. Berdasar­
kan urutan bagian mata, sinar dari benda akan melewati
medium yang mempunyai indeks bias (n) berbeda. Medium
tersebut adalah udara (n = 1,00), kornea (n = 1,38), aque­
ous humour (n = 1,33), lensa mata (n = 1,40), dan vitreous
humour (n = 1,34). Proses jalannya sinar hingga terbentuk
bayangan pada mata dapat kalian lihat pada berikut ini.

39
Titik dekat (punctum proximum = PP) adalah titik terdekat
yang masih dapat dilihat dengan jelas oleh mata yang bera­
komodasi maksimum. Pada mata normal, titik terdekatnya
adalah 25 cm atau disebut jarak baca normal (sn = 25 cm)

Titik jauh (punctum remotum = PR) adalah titik terjauh


yang masih dapat dilihat dengan jelas oleh mata yang tidak
berakomodasi. Pada mata normal, titik jauhnya adalah tak
terhingga (~).

40
baB 5
CACAT MATA

1. Rabun Dekat (Hipermetropi)


Penderita rabun dekat mempunyai titik dekat (punctum
proximum) yang melebihi titik dekat mata normal (PP > sn)
dan titik jauhnya tidak terhingga (~).

Ketika orang yang mengalami rabun dekat melihat benda


pada jarak baca normal, bayangan benda akan jatuh di
belakang retina. Untuk membuat bayangan benda jatuh di
retina, penderita dibantu dengan menggunakan kacamata
berlensa cembung (positif). Dengan bantuan kacamata
berlensa positif, bayangan benda akan jatuh tepat di retina.
Perhatikan gambar berikut ini.

Keterangan Gambar
Gambar 1: Skema jalannya sinar
pada cacat mata rabun jauh (hi­
permetropi).
Gambar 2: Skema jalannya sinar
pada mata hipermetropi setelah
menggunakan kacamata berlensa
cembung (positif/konvergen).

41
Kekuatan lensa mata digunakan penderita rabun dekat
dapat ditentukan dengan menggunakan rumus pembiasan
cahaya, yaitu sebagai berikut.

Keterangan:

s = pp orang mata normal = 25 cm = 0,25 m


s’ = - pp = -Sn = jarak titik dekat orang mata cacat (m)
f = jarak fokus kaca mata (+) (m)
P = Kekuatan lensa kaca mata (+) (dioptri)

Jika titik dekat mata hipermetropi dinyatakan dalam satuan


cm, persamaan tersebut menjadi

42
2. Rabun Jauh (Miopi)
Penderita rabun jauh memiliki titik jauh (Punctum remu­
tum/PR) lebih dekat daripada titik jauh mata normal dan ti­
tik dekatnya lebih pendek dari titik dekat mata normal. Jika
mata miopi melihat benda di jauh tak terhingga, bayangan
benda jatuh di depan retina. Ini terjadi karena lensa mata
tidak dapat memipih dengan baik sesuai yang diperlukan.

Untuk mengatasi cacat miopi, penderita ditolong dengan


menggunakan kacamata berlensa cekung (negatif/diver­
gen). Dengan menggunakan lensa negatif, benda yang ter­
letak di titik tak terhingga (s = ~) dibiaskan dan mempunyai
bayangan tepat di retina. Titik jauh miopi (PR) di depan
lensa (s’bernilai negatif). Bayangan ini akan dibiaskan kem­
bali oleh lensa mata dan menghasilkan bayangan tepat di
retina. Perhatikan gambar berikut.
Keterangan Gambar
Gambar 1
Pada mata rabun jauh
(miopi), bayangan benda
jatuh di depan retina.

Gambar 2
Dengan menggunakan
kacamata berlensa
cekung (negatif/
divergen), bayangan
benda jatuh tepat di
retina

43
Kekuatan lensa mata digunakan penderita rabun jauh da­
pat ditentukan dengan menggunakan rumus pembiasan
cahaya, yaitu sebagai berikut.

Keterangan:

s = PR orang mata normal = ~


s’ = - PR = jarak titik dekat orang mata cacat (m)
f = jarak fokus kaca mata (-) (m)
P = Kekuatan lensa kaca mata (-) (dioptri)

Jika titik dekat mata hipermetropi dinyatakan dalam satuan


cm, persamaan tersebut menjadi

44
3. Mata Tua (Presbiopi)
Presbiopi disebabkan oleh berkurangnya daya akomodasi
mata karena usia lanjut. Akibat berkurangnya daya akomo­
dasi ini, lensa mata tidak dapat mencembung dan memipih
sesuai kebutuhan.

Keadaan tersebut menyebabkan titik jauh mata lebih


pendek dari titik jauh normal (PR < ~) dan titik dekatnya
lebih besar dari titik dekat normal (PP > 25 cm). Ini me­
nyebabkan orang yang sudah berusia lanjut tidak dapat
melihat dengan jelas benda-benda yang terlalu jauh atau
terlalu dekat.

Gangguan presbiopi dapat diatasi dengan menggunakan


kacamata berlensa rangkap (kacamata bifokal). Lensa
negatif (cekung) yang berada di bagian atas berfungsi me­
lihat benda yang jauh. Sementara lensa positif (cembung)
berada di bagian bawah berfungsi untuk melihat benda
yang dekat.

45
4. Astigmatisme
Gangguan ini disebabkan oleh keadaan kornea yang tidak
bulat benar. Kelainan ini menyebabkan pembiasan sinar
yang datang secara horizontal dan vertikal berbeda satu
sama lain. Untuk membantu penglihatan orang yang me­
ngalami gangguan mata yang disebut astigmatisme yaitu
dengan kacamata silindris .

Gejala astigmatisme dapat diuji dengan alat uji seperti


pada gambar di atas. Mata yang mengalami astigmatisme
akan melihat garis-garis tersebut pada jarak yang sama da­
lam arah tegak lurus. Selain itu, garis-garis tersebut tampak
lebar dan kabur.

Contoh Soal 1:
Reni yang menderita rabun dekat mempunyai titik dekat
50 cm. Jika ingin membaca dengan jarak normal (25 cm),
maka berapa kekuatan lensa kacamata yang harus dipakai
Reni?

46
Penyelesaian:
Diketahui: s = 25 cm
s’ = -50 cm (tanda negatif menunjukkan
bayangan bersifat maya, di depan lensa)

Ditanyakan: P = …?
Jawab:

Jadi, kekuatan lensa kacamata yang harus dipakai reni


adalah 2 dioptri.

Contoh Soal 2:
Seseorang tidak dapat melihat benda jauh tak hingga
dengan jelas. Kemudian dia memeriksakan diri ke dokter
mata. Untuk mengatasi kelemahan itu dia diberi saran oleh
dokternya untuk memakai kaca mata dengan kekuatan -1/3
dioptri. Berapakah titik jauh mata orang tersebut.

47
Penyelesaian:
Diketahui : s = ~

Ditanya : PR
Jawab : s’ = - PR
(dapat ditentukan dengan menggunakan
persamaan (2))

Contoh Soal 3:
Seorang kakek penderita presbiopi memiliki titik dekat
75 cm dan titik jauh 300 cm. Agar ia dapat melihat benda
yang dekat (seperti mata normal) dan dapat melihat benda
jauh, berapakah jarak fokus lensa bifokal dan kuat lensa ka­
camata yang harus digunakan kakek tersebut?

Jawab:
Kacamata bifokal tersusun atas dua lensa bagian atas lensa
negatif (cekung) agar dapat melihat jauh dan bagian bawah
lensa positif (cembung) agar dapat membaca normal.

48
• Untuk dapat melihat jauh, s = ~ dan s’ = -300 cm

Jadi, untuk dapat melihat benda jauh digunakan kacamata


dengan jarak fokus 300 cm dan kekuata lensa -0,33 dioptri.

• Untuk dapat melihat dekat, s = 25 dan s’ = -75 cm

Jadi, untuk dapat melihat benda dekat digunakan kacamata


dengan jarak fokus 0,375 m dan kekuatan lensa 2,67 dioptri.

49
Latihan Soal
1. Zaza tidak dapat membaca pada jarak normal (25 cm). Saat
melihat benda, dia bisa melihat dengan jelas jika jaraknya 1
m dan selebihnya. Tentukan daya kaca mata yang dibutuh­
kan agar dapat melihat pada jarak baca normal dan tentu­
kan pula jarak fokus lensanya!

2. Seorang hipermetropi mempunyai titik dekat 100 cm,


hendak membaca pada jarak 25 cm. berapakah kuat lensa
kacamata yang harus dipakai?

3. Tentukan jenis dan kekuatan lensa kacamata yang harus


digunakan oleh orang yang mempunyai titik dekat 50 cm.

4. Seorang penderita miopi mempunyai titik jauh 100 cm.


Berapakah kekuatan lensa kacamata yang harus dipakai
orang tersebut agar dapat melihat benda jauh dengan
normal?

5. Berapakah kuat lensa kacamata yang dipakai oleh seorang


miopi yang titik jauhnya 2,5 m?

6. Seseorang menggunakan kacamata dengan lensa yang


berkekuatan -11 /4 dioptri. Berapakah titik jauh orang
tersebut?

7. Seorang yang sudah tua titik dekatnya 50 cm dan titik ter­


jauhnya 5 m. Kacamata yang bagaimana yang digunakan
orang tua tersebut agar matanya normal kembali?

50
D. Alat-alat optik lain yang menggunakan prinsip peristiwa
pemantulan dan pembiasan cahaya oleh cermin dan
lensa antara lain kamera, lup, mikroskop, teleskop, dan
periskop.

1. Kamera
Alat untuk mengambil gambar atau foto suatu objek;
memiliki diafragma dan pengatur (shutter) untuk menga­
tur jumlah cahaya yang masuk ke lensa; kemudian mem­
fo­kuskan bayangan benda pada film foto; bayangannya
nya­ta, terbalik dan diperkecil; ukuran bayangan tergantung
pada panjang fokus lensa dan jarak lensa pada film.

Berikut bagian – bagian kamera analog :

2. Kaca pembesar (lup)


Alat untuk melihat objek yang kecil agar terlihat lebih
besar dan jelas. Dengan sifat bayangan maya, tegak, dan
diperbesar

51
Besar objek yang kita lihat, tergantung pada ukuran
bayangan objek pada retina, ukuran bayangan tergantung
pada sudut mata yang berhadapan dengan objek. Agar
mata tidak mudah lelah ketika menggunakan lup, letakkan
objek pada titik fokus lup.

Berikut contoh pengamatan menggunakan lup :

Keterangan gambar :
(a) pengamatan menggunakan lup dengan mata
berakomodasi maksimum,

(b) pengamatan menggunakan lup dengan mata tak


berakomodasi

52
Perbesaran bayangan pada lup mata berakomodasi
maksimum dapat dituliskan sebagai berikut:

Perbesaran bayangan pada lup mata berakomodasi


maksimum dapat dituliskan sebagai berikut:

Keterangan:

M = Perbesaran bayangan (kali)


f = Jarak fokus lup (meter)
Sn = Jarak baca normal (25 cm = 0,25 m)
S = Jarak benda (meter)

53
3. Mikroskop
Alat untuk melihat benda atau makhluk hidup yang bersifat
mikroskopik. Mikroskop mempunyai 2 lensa cembung
yaitu
1. Lensa okuler adalah lensa yang dekat dengan mata
2. Lensa objektif adalah lensa yang dekat dengan objek

Berikut bagian – bagian mikroskop cahaya :

Benda yang diamati ditempatkan pada kaca objek dan


disinari bawah. Cahaya melalui lensa objektif membentuk
bayangan nyata dan diperbesar, kemudian diperbesar
lagi oleh lensa okuler membentuk bayangan maya dan
diperbesar. Bayangan akhir yang dihasilkan oleh dua lensa
dalam mikroskop bersifat maya, diperbesar dan terbalik
terhadap benda semula

54
Berikut pembentukan bayangan pada mikroskop :

Panjang mikroskop (L) dapat dicari dengan menggunakan


persamaan berikut:
L = s’ob + sok

Keterangan:
L = panjang mikroskop (meter)
sób = jarak bayangan lensa objektif
sok = jarak benda lensa okuler

Perbesaran lensa objektif selalu sama baik digunakan pada


saat pengamatan dengan mata berakomodasi maksimum
maupun mata tidak berakomodasi.

Perbeasaran lensa objektif merupakan perbesaran lensa


positif: Mob = h’ob/hob = | -sób/sob |

55
Keterangan:
Mob = perbesaran lensa objektif
sób = jarak bayangan bagi lensa objektif
sob = jarak benda bagi lensa objektif
hób = tinggi bayangan
hob = tinggi benda

Pada mikroskop, lensa okuler berfungsi sebagai lup. Ketika


mata pengamat dalam menggunakan mikroskop tidak
berakomodasi, maka lensa okuler harus diatur/digeser
sedemikian rupa supaya bayangan yang dihasilkan oleh
lensa objektif tepat jauh di titik fokus lensa okuler. (fok)

Oleh karena lensa okuler bersifat sebagai lup maka


perbesaran lensa okuler mikroskop adalah sebagai
berikut:
Mata berakomodasi maksimum
Mok = sn/fok+1
Keterangan:
sn = jarak titik dekat mata normal
fok = jarak fokus lensa okuler

Perbesaran total mikroskop:


Mtot = Mob + Mok

Keterangan
M = perbesaran total mikroskop
mob = perbesaran lensa objektif
mok = perbesaran lensa okuler
56
Hal ini dikarenakan lensa objektif digunakan untuk
membentuk bayangan objek asli dan tidak berhubungan
langsung dengan mata pengamat. Oleh karena lensa
okuler bersifat sebagai lup maka perbesaran lensa okuler
untuk pengamatan dengan mata tidak berakomodasi
dirumuskan sebagai berikut. Mok = sn/fok sehingga untuk
perbesaran total mikroskop untuk pengamatan dengan
mata tidak ber­akomodasi, sebagai berikut : M=sób/sob x
sn/fok. Sedangkan panjang mikroskop (jarak tubulus) untuk
pengamatan dengan mata tidak berakomodasi, dinyatakan
dengan persamaan berikut. L = sób + fok

4. Teleskop
Alat optik yang dapat melihat benda jarak jauh menjadi
dekat; ada 2 jenis yaitu teleskop bias dan pantul. Teleskop
bias sederhana adalah kombinasi antara 2 lensa cembung
yang terletak pada bagian pipa. Lensa yang besar ada­
lah objektif, lensa yang kecil adalah okuler. Lensa objektif
membentuk bayangan dan diperbesar lagi dengan lensa
okuler.

Lensa objektifnya berdiameter lebih besar daripada diam­


eter mata, berarti banyak cahaya yang dipantulkan oleh
objek masuk ke lensa kemudian ke mata, sehingga bayan­
gan yang terbentuk sangat jelas dan detail. Berikut contoh
teleskop bias :

57
5. Proyektor
Alat untuk memproyeksikan gambar tembus cahaya ke
layar sehingga terlihat besar.

6. Periskop
Alat untuk mengintai kapal-kapal musuh atau melihat
benda di atas permukaan laut.

7. Mata
Indra pengelihatan

8. Teleskop pantul
Teleskop pantul mempunyai cermin cekung pada lensa
objektifnya, cahaya yang dipantulkan objek jauh masuk
salah satu ujung tabung dan ditangkap oleh cermin lain pada
ujung yang lain. Cahaya dipantulkan dari cermin cekung

58
ke cermin datar dalam tabung, kemudian memantulkan
cahaya ke lensa okuler yang berfungsi memperbesar
gambar.

Berikut contoh teleskop pantul:

Demikian ringkasan materi tentang Cahaya dan Alat Optik


semoga bermanfaat dan bisa menambah referensi kamu.

59
60
DAFTAR PUSTAKA

Widodo, T., Cahyono T., Suprayogi, B., & Mintayani, S. (2009).


IPA Terpadu Untuk SMP/MTS VIII. Jakarta : Departemen
Pendidikan Nasional
Tim Penulis. (2017), Ilmu Pengetahuan Alam Untuk SMP/MTS
VIII Semester Genap.
2018, “Tekanan Hidrostatis”, https://www.youtube.com/
watch?v=2Xg4JNbK05I, (diakses pada 27 April 2021)
2013, “Tekanan Hidrostatis dan tekanan Mutlak”, http://
phisiceducation09.blogspot.com/2013/04/tekanan-
hidrostatik-dan-tekanan-mutlak.html, (diakses pada 27
April 2021)
2017, “Hukum Pascal Dalam kehidupan sehari-hari”, https://
idschool.net/smp/fisika-smp/contoh-hukum-pascal-
dalam-kehidupan-sehari-hari/, (Diakses pada tanggal
29 April 2021)
2017, “Hukum Archimedes”, https://idschool.net/smp/fisika-
smp/hukum-archimedes-dan-kedudukan- benda-pada-
zat-cair/, (diakses pada tanggal 1 Mei 2021)

61
2017, “4 Jenis Cacat Mata dan Lensa Kacamata Yang Dibutuhkan
+ Gambar, Rumus, Contoh Soal dan Pembahasan”
https://www.fisikabc.com/2017/12/jenis-cacat-mata-
manusia.html , (Diakses pada tanggal 22 April 2022)

2017, “Konsep 3 Sinar Istimewa Pada Lensa Cembung Yang


Perlu Kamu Tahu” , https://www.fisikabc.com/2017/11/
sinar-sinar-istimewa-lensa-cembung.html, (Diakses
pada tanggal 4 Mei 2022)

2017, “Lensa Cembung (Materi, Rumus, dan Contoh Soal +


Pembahasan)“, https://idschool.net/smp/fisika-smp/
pengertian-rumus-contoh-soal-dan-sifat-bayangan-
pada-lensa- cembung/, (Diakses pada tanggal 4 Mei
2022)

2017, “Lensa Cekung (Materi, Rumus, dan Contoh Soal +


Pembahasan)“, https://idschool.net/smp/fisika-smp/
pengertian-rumus-contoh-soal-dan-sifat-bayangan-
pada-lensa- cekung/ , (Diakses pada tanggal 4 Mei
2022)

2015, “ Pembentukan Bayangan“, http://fisikazone.com/


pembentukan-bayangan/pembentukan- bayangan/
(Diakses pada tanggal 6 Mei 2022)

2021, “Rangkuman Materi Cahaya dan Alat Optik“ , https://


wirahadie.com/cahaya-dan-alat-optik/amp/ (Diakses
pada tanggal 7 Mei 2022)

62
2021, “Definisi, Contoh dan Fungsi Alat Optik, Materi
Fisika Kelas XI SMA”, https://katadata.co.id/safrezi/
berita/614d8f1cc2682/definisi-contoh-dan-fungsi-alat-
optik-materi-fisika-kelas- xi-sma, (Diakses pada tanggal
7 Mei 2022)

63
Profil Penulis

Nama : Dra. KUMALASARI, S. Pd


TTL : Surabaya, 20 Agustus 1968
Jenis Kelamin : Perempuan
Agama : Islam
Status : Menikah
Email : denokamba@gmail.com

PENDIDIKAN FORMAL
• Tahun 1981 : Lulus SD Negeri Rangkah IV No. 166 Surabaya
• Tahun 1984 : Lulus SMP Negeri 15 Surabaya
• Tahun 1987 : Lulus SMA Negeri 9 Surabaya
• Tahun 1991 : Lulus S1 Pend. Kimia IKIP Negeri Malang
• Tahun 2003 : Lulus S1 Pend. Fisika Universitas Negeri Malang

PENGALAMAN KERJA
• Juli 1991-Desember 2004: Guru Kimia di SMA Teuku Umar
dan Guru IPA di SMP Teuku Umar
• Januari 2005- Desember 2007: Guru Bantu Dinas Pendidikan
Surabaya sebagai Guru IPA di SMP Teuku Umar

64
• Januari 2008 - Desember 2008 : Guru IPA CPNS di SMP
Negeri 33 Surabaya
• Januari 2009 - Juni 2010 : Guru IPA PNS di SMP Negeri 33
Surabaya
• Juli 2010 – Pebruari 2019 : Guru IPA PNS di SMP Negeri 45
Surabaya
• Tahun 2016 : Juara III OSNG IPA Tk. Kota Surabaya
• Maret 2019 – Sekarang : Guru IPA PNS di SMP Negeri 1
Surabaya

65
w w w. m e j at a mu . n e t
penerbit.mejatamu@gmail.com | telp. 082121226464
Penerbit MejaTamu | penerbit_mejatamu

Buku MejaTamu yang lain dapat dijumpai di:

shopee.co.id/mejatamu453 | tokopedia.com/mejatamu

66

Anda mungkin juga menyukai