A. Pendahuluan ...................................................................................... 2
B. Inti ...................................................................................................... 2
C. Penutup ............................................................................................ 18
ii
DAFTAR GAMBAR
Gambar 3.1. Grafik fungsi gelombang simpangan, mampatan dan regangan pada
medium dan grafik fungsi gelombang tekanan .............................................. 4
Gambar 3.2. Gelombang sferis yang diemisikan oleh sumber titik. Muka
gelombangnya berupa bola-bola sepusat. ...................................................... 5
Gambar 3.3. Sebuah kapal yang dilengkapi dengan osilator dan hidrofon untuk
mendeteksi kedalaman laut. ........................................................................... 7
Gambar 3.4. (a) Gelombang bunyi petir di siang hari dibiaskan menjauh (b)
Gelombang bunyi petir pada malam hari, dibiaskan mendekat..................... 8
Gambar 3.5. (a) Dua gelombang bunyi dari dua senar gitar yang frekuensinya
berbeda sedikit. (b) Gelombang layangan yang merupakan superposisi dari
kedua gelombang dari senar tersebut. ............................................................ 9
Gambar 3.6. Kolom udara beresonansi dengan garpu tala dengan frekuensi f,
apabila panjang kolom tersebut 𝐿 = 𝜆4,3𝜆4,5𝜆4, …. dengan 𝜆 = 𝑣𝑓 ........ 10
Gambar 3.7. Dawai gitar dengan kerapatan panjang yang ditegangkan dengan
tegangan T ................................................................................................... 12
Gambar 3.8. (a) gelombang stasioner yang menghasilkan nada dasar (b) Gelombang
stasioner yang menghasilkan nada atas 1 dan (c) gelombang stasioner yang
menghasilkan nada atas 2 ............................................................................ 12
Gambar 3.9. Alat musik tiup, seruling yang bekerjanya didasarkan pada kolom
udara dalam pipa .......................................................................................... 13
Gambar 3.10. Gelombang stasioner pada pipa organa terbuka yang menghasilkan
nada dasar, nada atas pertama dan nada atas kedua..................................... 14
Gambar 3.11. Gelombang stasioner pada pipa organa tertutup yang menghasilkan
nada dasar, nada atas pertama dan nada atas kedua..................................... 15
Gambar 3.12. Efek Doppler : Frekuensi bunyi yang diterima pengamat menjadi
lebih besar atau kecil dibandingkan dengan frekuensi sumber bunyi apabila
sumber bunyi atau pendengar atau kedua-duanya bergerak relatif satu sama
lain. .............................................................................................................. 16
1
A. Pendahuluan
Modul ini merupakan bahan ajar tentang materi gelombang bunyi yang
disajikan secara terstrukur dan sistematis untuk mencapai Capaian Pembelajaran
yang terkait dengan kompetensi pembelajaran bagi guru/calon guru. Materi yang
akan anda pelajari meliputi konsep dasar gelombang bunyi, karakteristik
gelombang bunyi , sumber bunyi (alat musik) dan efek Doppler. Bahan ajar ini juga
disertai dengan video untuk memperjelas pemahaman anda.
Melalui pembelajaran dalam modul ini, peserta dapat dibantu untuk
memahami konsep gelombang bunyi yang akan berguna untuk mempelajari segala
peristiwa dan peralatan akustik yang didasarkan pada konsep gelombang bunyi.
Agar dapat memahami materi dalam modul ini, anda perlu mempelajari isi modul
ini dengan cermat melihat dan mempelajari video yang disediakan; mengerjakan
soal yang disediakan di bagian akhir.
B. Inti
1. Capaian Pembelajaran
Menganalisis materi gelombang dan optik dan penerapannya untuk
menyelesaikan permasalahan fisika dalam. Setelah mempelajari modul ini
diharapkan dapat mencapai sub capaian pembelajaran sebagai berikut:
a) Memecahkan persoalan yang berkaitan dengan pemantulan gelombang bunyi.
b) Memecahkan persoalan yang terkait dengan resonansi gelombang bunyi.
c) Memecahkan persoalan-persoalan tentang pemantulan gelombang bunyi.
d) Merancang suatu percobaan untuk menunjukkan adanya peristiwa resonansi
bunyi.
2. Pokok-pokok Materi
a) Pemantulan gelombang bunyi
b) Resonansi gelombang bunyi
2
3. Uraian Materi
3.1. Gelombang Bunyi
Gelombang bunyi merupakan salah satu dari gelombang mekanik
Karakteristik dari gelombang mekanik di KB 1 juga berlaku untuk gelombang
bunyi. Bahkan kita sudah menggunakan secara langsung dalam pembahasan
gelombang pada gitar dan pipa organa. Bunyi merupakan gelombang longitudinal
yang terjadi karena adanya rapatan dan regangan pada medium padat, cair maupun
gas. Fenomena bunyi dihasilkan oleh getaran sumber bunyi seperti garpu tala, suara
manusia, dawai yang digetarkan atau tiupan seruling, terompet dan menyebabkan
terjadinya rapatan dan regangan pada molekul-molekul zat yang dilaluinya.
Rapatan dan regangan ini terkait erat dengan tekanan. Oleh karena itu, gelombang
bunyi sering disebut dengan gelombang tekanan. Gelombang ini diterima oleh
indera pendengaran kita, yaitu telinga kita dan otak kita. Secara umum kita dapat
mendengar bunyi pada rentang frekuensi antara 20 Hz sampai 20 kHz. Berdasarkan
frekuensinya ( f ), bunyi dibedakan menjadi menjadi
a. Bunyi infrasonik: < 20 Hz.
b. Bunyi audiosonik: 20 Hz 20.000 Hz.
c. Bunyi ultrasonik: 20.000 Hz
Tinggi nada bunyi tergantung pada frekuensi gelombang bunyi. Sedangkan
keras lemahnya bunyi ditentukan oleh amplitudonya. Pada alat musik seperti gitar
dan pipa organa selain kita mengenal nada dasar juga ada nada atas. Keberadaan
nada-nada atas yang menyertai nada dasar akan memberikan warna bunyi yang
khas. Meskipun ketika seruling dan gitar dimainkan pada nada dasar yang sama,
kita tetap bisa membedakan suara seruling dari gitar. Kita bisa membedakan suara
seruling dari gitar karena warna bunyinya berbeda.
Gejala/ peristiwa lain yang terkait dengan bunyi adalah perubahan frekuensi
yang diterima oleh pendengar karena gerak sumber atau penerima bunyinya. Gejala
ini dikenal sebagai efek Doppler.
3.2. Fungsi Gelombang Bunyi
Fungsi/ persamaan gelombang bunyi analog dengan simpangan pada
gelombang mekanik yang sudah dipelajari pada KB 1. Lalu apa bedanya?
3
Simpangan pada gelombang transversal analog dengan simpangan longitudinal
molekul medium (gas) pada posisi kesetimbangan.
𝑦(𝑥, 𝑡) = 𝐴 sin(𝜔𝑡 − 𝑘𝑥) (3.1)
Di depan telah dijelaskan bahwa gelombang bunyi merupakan gelombang
tekanan. Jadi, untuk gelombang bunyi, dinyatakan dengan persamaan gelombang
simpangan dan persamaan gelombang tekanan. Simpangan longitudinal (𝑦 ) ini
berkaitan erat dengan perubahan tekanan gas (𝑝). Simpangan maksimum (𝐴)
berkaitan dengan tekanan maksimum (𝑝 ). Keterkaitan tersebut adalah:
𝑝 = 𝜌𝜔𝑣𝐴 (3.2)
dengan adalah kerapatan medium dalam keadaan setimbang, v adalah
kecepatan, dan adalah kecepatan sudut, 𝜔 = 2𝜋𝑓
Di samping itu, terdapat beda fase antara gelombang simpangan dan
gelombang tekanan sebesar 90o, karena saat simpangan nol, perubahan tekanan
maksimum, sehingga fungsi gelombang tekanannya adalah:
𝑝 = 𝑝 sin 𝜔𝑡 − 𝑘𝑥 − = 𝑝 cos(𝜔𝑡 − 𝑘𝑥) (3.3)
Gambar 3.1. Grafik fungsi gelombang simpangan, mampatan dan regangan pada medium
dan grafik fungsi gelombang tekanan
Perhatikan Gambar 3.1 di atas. Gambar paling atas adalah grafik fungsi
simpangan terhadap posisi untuk gelombang longitudinal. Sedangkan gambar yang
di tengah adalah fluida cair yang dikenai tekanan searah dengan arah rambatnya.
Dan gambar yang di bawah adalah grafik fungsi tekanan terhadap posisi.
Coba kita perhatikan grafik simpangan dan grafik tekanan di atas. Adakah
perbedaan antar keduanya? Iya, tentunya ada perbedaan ya, fasenya berbeda 900.
Rapatan bersesuaian dengan puncak gelombang tekanan dan regangan bersesuaian
4
dengan lembah gelombangnya. Laju gelombangnya 𝑣 = 𝑓 = . Nilai ini konstan
dan terkait dengan modulus elastis medium yang dilalui gelombang. Telah dibahas
pada KB 1 untuk gelombang mekanik, kecepatan gelombang bunyi pada senar
adalah:
𝑣= = = (3.4)
𝑣= (3.5)
Sedangkan kecepatannya dalam gas, termasuk juga udara yang sebagian besar
mengandung N2, adalah:
𝑣= (3.6)
Gambar 3.2. Gelombang sferis yang diemisikan oleh sumber titik. Muka gelombangnya
berupa bola-bola sepusat.
5
Oleh karena itu, energi bunyi dari sumber akan terdistribusi serbasama pada
suatu jarak tertentu (r) dari sumber. Intensitas bunyi adalah daya rata-rata
(𝑃 ) per satuan luas yang tegak lurus arah rambat (luasan berbentuk bola).
𝐼= (3.7)
Sedangkan daya adalah energi per satuan waktu [Watt = J/s]. Satuan intensitas
bunyi adalah [W/m2] atau [J/sm2].
3.4. Kenyaringan dan Taraf Intensitas Bunyi.
Telinga manusia dapat mengakomodasi suatu rentang intensitas gelombang
bunyi sangat lebar, yaitu antara 10-12 W/m2 (ambang pendengaran) sampai 1 W/m2
(yang menimbulkan rasa sakit pada sebagian besar orang). Variasi intensitas ini
bersesuaian dengan tekanan sekitar 3x10-5 Pa untuk ambang pendengaran, hingga
30 Pa untuk ambang sakit. [Pa = N/m2]. Karena rentang ini sangat luas, dan karena
rangsangan psichologis kenyaringan tidak berubah terhadap intensitas, tetapi lebih
mendekati logaritmik, maka untuk menyatakan tingkat intensitas gelombang bunyi
digunakan skala logaritmik.
Tingkat intensitas gelombang bunyi (𝛽 ) diukur dalam satuan desibel [dB]
dan dirumuskan:
𝛽 = 10 log (3.8)
9 = log 6 = log
= 10 = 10
6
𝐼 = 10 W/m2. 𝐼 = 10 W/m2.
Jadi: = 1000
Gambar 3.3. Sebuah kapal yang dilengkapi dengan osilator dan hidrofon untuk
mendeteksi kedalaman laut.
Jarak yang ditempuh oleh gelombang bunyi adalah 2x kedalaman laut (d).
Jadi berapa kedalaman laut?
7
×
𝑑= (3.9)
Contoh pemantulan bunyi adalah pada peralatan seperti seruling, gendang dan
sebagainya, yang akan kita bahas pada sub materi berikutnya.
Gambar 3.4. (a) Gelombang bunyi petir di siang hari dibiaskan menjauh (b) Gelombang
bunyi petir pada malam hari, dibiaskan mendekat
3.7. Interferensi gelombang bunyi.
Pernahkan anda mendengar nada yang intensitasnya berubah-ubah secara
bergantian antara keras dan lemah? Ini adalah gejala interferensi bunyi yang dikenal
dengan istilah layangan. Interferensi dua gelombang bunyi yang frekuensinya
berbeda sedikit sekali menghasilkan fenomena yang menarik. Contohnya adalah
dua senar gitar yang frekuensinya hampir sama, dibunyikan secara bersama-sama.
Yang terdengar adalah suatu nada yang intensitasnya berubah-ubah secara
bergantian keras dan lemah. Frekuensi perubahan intensitas itu disebut frekuensi
layangan.
8
Gambar 3.5. (a) Dua gelombang bunyi dari dua senar gitar yang frekuensinya berbeda
sedikit. (b) Gelombang layangan yang merupakan superposisi dari kedua gelombang dari
senar tersebut.
Gambar (a) adalah dua gelombang bunyi dari dua senar gitar yang
frekuensinya berbeda sedikit.
Marilah kita tinjau 2 gelombang bunyi yang frekuensi sudutnya 𝜔 dan
𝜔 dan mempunyai amplitudo tekanan yang sama yaitu 𝑝 . Gelombang tekanan
pada telinga akibat gelombang yang satu: 𝑝 = 𝑝 sin 𝜔 𝑡 dan akibat gelombang
yang lain 𝑝 = 𝑝 sin 𝜔 𝑡 . Sedangkan gambar (b) adalah hasil interferensi dari dua
gelombang tersebut, 𝑝 = 2𝑝 cos (𝜔 − 𝜔 )𝑡 sin (𝜔 + 𝜔 )𝑡
9
Gambar 3.6. Kolom udara beresonansi dengan garpu tala dengan frekuensi f, apabila
panjang kolom tersebut 𝐿 = , , , …. dengan 𝜆 = 𝑣𝑓
Perhatikan kolom udara pada Gambar 3.6. Garpu tala digetarkan di atas bibir
pipa yang berisi kolom udara di atas permukaan air. Ini berarti pada ujung pipa
terjadi perut, dan karena gelombang bunyi yang merambat di kolom udara
dipantulkan oleh permukaan air, yang identik dengan pemantulan pada ujung
terikat, maka pada permukaan air tersebut akan terjadi simpul (lihat KB 1). Kolom
udara di atas permukaan air itu akan ikut bergetar dengan garputala apabila
frekuensinya sama dengan frekuensi garputala, yaitu f. Kolom udara yang
memenuhi persyaratan tersebut adalah yang panjang kolomnya 𝐿=
, , … … …, dimana Hubungan antara f dan adalah 𝑓 = dengan 𝑣 adalah
kecepatan gelombang bunyi di udara. Saat panjang kolomnya sama dengan nilai-
nilai di atas, nada garpu tala akan terdengar lebih keras.
Apabila 𝐿 = atau = 4𝐿 maka hubungan antara L dan f adalah:
𝑓= = (3.11)
atau
𝐿= (3.12)
Contoh
Pada percobaan resonansi, sebuah tabung diisi air, menyisakan kolom udara di
bagian atas. Garpu tala dengan frekuensi 850 Hz, digetarkan di atas tabung
tersebut. Dengan mengatur ketinggian air, akan diperoleh panjang kolom udara
10
yang menyebabkan bunyi terdengar paling keras. Berapa panjang kolom udara
terpendek yang menghasilkan bunyi paling keras? Berapa pula selisih panjang
kolom udara saat terdengar paling keras yang kedua dan yang ketiga?
Jawab:
Kita memakai kecepatan bunyi di udara dalam tabel 1 sebesar
340 m/s.
Panjang bunyi dari garpu tala tersebut adalah
/
𝜆= = = 0,4 𝑚
Tabung resonansi berlaku sama dengan pipa organa tertutup, karena itu nada
dasar yang pertama kali terdengar ketika panjang tabung
𝐿= = 0,1 𝑚 = 10 𝑐𝑚
Perbedaan antara dua panjang kolom udara saat beresonansi adalah ½.
Sehingga beda panjang kolom udara saat terjadi resonansi kedua dan ketiga
adalah 20 cm.
11
Sehingga 𝐿 = , dan dawai menghasilkan nada dengan frekuensi terendah yang
Gambar 3.7. Dawai gitar dengan kerapatan panjang yang ditegangkan dengan tegangan
T
Berapa besar frekuensi yang dihasilkan? Mari kita hitung bersama.
𝑓 = = (3.14)
Dalam dawai akan terjadi 2 perut dan 3 simpul, sehingga sepanjang dawai L terjadi
Frekuensinya:
𝑓 = (3.15)
Gambar 3.8. (a) gelombang stasioner yang menghasilkan nada dasar (b) Gelombang
stasioner yang menghasilkan nada atas 1 dan (c) gelombang stasioner yang menghasilkan
nada atas 2
12
Harmonik-harmonik pada dawai adalah sebagai berikut:
Nada Dasar (f ) 𝜆 = 2𝐿
0
𝑓 =
(Harmonik pertama) 2𝐿
2𝐿
Nada atas pertama (f ) 𝜆 = 2
1 2
𝑓 =
(Harmonik kedua) 2𝐿
2𝐿
Nada atas kedua (f ) 𝜆 = 3
2 3
𝑓 =
(Harmonik ketiga) 2𝐿
2𝐿
Nada atas ketiga (f ) 𝜆 = 4
3 4
𝑓 =
(Harmonik keempat) 2𝐿
Gambar 3.9. Alat musik tiup, seruling yang bekerjanya didasarkan pada kolom udara
dalam pipa
Pada tempat tersebut tentu akan terjadi perut, sedangkan pada ujung yang
terbuka terjadi perut juga. Proses pemantulan gelombang dan pembentukan
gelombang stasionernya sama dengan pemantulan gelombang tali pada ujung
bebas. Bila kita meniup seruling dan menutup lubang yang berbeda, akan dihasilkan
bunyi yang berbeda (memiliki frekuensi yang berbeda).
Apabila ketinggian kolom udaranya sesuai, dikatakan bahwa frekuensi kolom
udara sama dengan frekuensi tiupan pada pipa organa. Peristiwa ini disebut
resonansi bunyi.
13
Gambar 3.10. Gelombang stasioner pada pipa organa terbuka yang menghasilkan nada
dasar, nada atas pertama dan nada atas kedua
Akan terjadi resonansi yang pertama (frekuensi tiupan paling kecil) atau
disebut nada dasar atau harmonik pertama bila sepanjang kolom terjadi setengah
gelombang.
𝑓 = =
14
3.9.3. Pipa organa tertutup.
Disebut pipa organa tertutup karena ujung pipa tertutup. Dekat kepala pipa
(contoh harmonika) yang ditiup terdapat membran tipis yang akan bergetar saat
seruling ditiup. Pada tempat tersebut tentu akan terjadi perut, sedangkan pada ujung
yang tertutup terjadi simpul. Proses pemantulan gelombang dan pembentukan
gelombang stasionernya juga sama dengan pemantulan gelombang tali pada ujung
bebas. Bila kita meniup seruling dan menutup lubang yang berbeda, akan dihasilkan
bunyi yang berbeda (memiliki frekuensi yang berbeda).
Apabila ketinggian kolom udaranya sesuai, dikatakan bahwa frekuensi kolom
udara sama dengan frekuensi tiupan pada pipa organa. Peristiwa ini disebut
resonansi bunyi.
Gambar 3.11. Gelombang stasioner pada pipa organa tertutup yang menghasilkan nada
dasar, nada atas pertama dan nada atas kedua
Akan terjadi resonansi yang pertama (frekuensi tiupan paling kecil) atau
disebut nada dasar atau harmonik pertama bila sepanjang kolom terjadi seperempat
15
Harmonik-harmonik pada pipa organa tertutup adalah:
𝜆 = 4𝐿 𝑣
Nada Dasar (f ) 𝑓 =
0 4𝐿
(Harmonik pertama)
4𝐿 3𝑣
Nada atas pertama (f ) 𝜆 = 𝑓 =
1 3 4𝐿
(Harmonik kedua)
4𝐿 5𝑣
Nada atas kedua (f ) 𝜆 = 𝑓 =
2 5 4𝐿
(Harmonik ketiga)
4𝐿 7𝑣
Nada atas ketiga (f ) 𝜆 = 𝑓 =
3 7 4𝐿
(Harmonik keempat)
Gambar 3.12. Efek Doppler : Frekuensi bunyi yang diterima pengamat menjadi lebih
besar atau kecil dibandingkan dengan frekuensi sumber bunyi apabila sumber bunyi atau
pendengar atau kedua-duanya bergerak relatif satu sama lain.
Bila sumber bunyi bergerak mendekati pendengar, maka panjang
gelombangnya menjadi berubah, disebabkan adanya kecepatan relatif sumber
16
terhadap pengamat, 𝑣 . Perubahan kecepatan gelomangnya relatif terhadap
pengamat adalah 𝑣 − 𝑣 . Sehingga panjang gelombangnya menjadi 𝜆 = .
𝑓 = 𝑓 (3.17)
dengan
v: kecepatan bunyi di udara
vp: kecepatan gerak pendengar
vs: kecepatan gerakan sumber bunyi
fp: frekuensi yang masuk telinga pendengar
fs: frekuensi sumber bunyi
±
Tanda positif dan negatif pada persamaan 𝑓 = ∓
𝑓
17
untuk P menjauhi S gunakan - vp
untuk S mendekati P gunakan - vs
untuk S menjauhi P gunakan + vs
Simak video grafis tentang efek doppler berikut ini. Bagaimana frekuensi
yang di dengar oleh pendengar bila sumber menjauh dan mendekat?
18
e. Kecepatan gelombang bunyi v bernilai tetap dan dapat dinyatakan dalam
panjang gelombang 𝜆 dan frekuensinya f mengikuti persamaan:
v=f
f. Gelombang bunyi merupakan gelombang tekanan yang fungsinya:
𝑝 = 𝑝 sin (𝜔𝑡 − 𝑘𝑥)
dengan k: bilangan gelombang
: frekuensi sudut
g. Bunyi merupakan gelombang mekanik longitudinal.
h. Efek Doppler adalah suatu peristiwa berubahnya frekuensi bunyi yang
diterima oleh pengamat apabila sumber bunyi atau pengamat atau kedua-
duanya bergerak relatif satu terhadap yang lain.
2. Tes Formatif
1. Gelombang bunyi yang terdengar memiliki frekuensi 680Hz. Bila bunyi
merambat dalam medium udara berapakah panjang gelombangnya?
A. 2,0 m
B. 1.5 m
C. 1,0 m
D. 0,5 m
E. 0,25 m
2. Pada gitar diketahui panjang senarnya 75 cm. Saat dipetik menghasilkan
getaran harmonik ketiga. Bila kecepatan gelombang pada senar tersebut
adalah 50 m/s, maka frekuensi gelombang ini adalah
A. 50 Hz
B. 75 Hz
C. 100 Hz
D. 125 Hz
E. 25 Hz
3. Agar diperoleh nada yang lebih tinggi pada gitar dilakukan dengan
A. memetik lebih keras
B. mengencangkan senar gitar
19
C. mengendurkan senar gitar
D. memperpanjang senar gitar
E. mengganti senar dengan yang lebih tebal
4. Pada penentuan kedalaman laut dengan pantulan gelombang, besaran yang
langsung diukur adalah
A. panjang gelombang
B. frekuensi gelombang
C. kecepatan gelombang
D. waktu tempuh gelombang
E. semua benar
5. Suatu sumber yang diam memancarkan gelombang bunyi dengan frekuensi
f. Frekuensi bunyi tersebut akan didengar oleh penerima yang bergerak
menjadi sebesar 1,1 f bila
A. penerima mendekat dengan kecepatan 0,1 kecepatan bunyi
B. penerima menjauhi dengan kecepatan 0,1 kecepatan bunyi
C. jarak penerima bertambah 0,1 m
D. jarak penerima berkurang 0,1 m
E. jarak penerima bertambah 1,1 m
6. Berapakah rasio intensitas bunyi 80 dB terhadap intensitas bunyi 60 dB?
A. 100
B. 20
C. 10
D. 200
E. 1000
7. Sebuah kapal mengukur kedalaman suatu perairan laut dengan
menggunakan perangkat suara. Bunyi ditembakkan ke dasar perairan dan 7
detik kemudian bunyi pantul tiba kembali di kapal. Jika cepat rambat bunyi
di dalam air adalah 1550 m/s, tentukan kedalaman perairan tersebut!
A. 5425 m
B. 10850 m
C. 4650 m
20
D. 6200 m
E. 4340 m
8. Bunyi dengan panjang gelombang 2 cm memiliki kecepatan rambat sebesar
330 m/s dapat didengar oleh telinga manusia normal.
Sebab
Frekuensi bunyi yang dapat didengar oleh telinga manusia normal adalah
antara 20 Hz – 20000 Hz.
A. Pernyataan benar, alasan benar, keduanya saling berhubungan.
B. Pernyataan benar, alasan benar, keduanya tidak saling
berhubungan.
C. Pernyataan benar, alasan salah
D. Pernyataan salah, alasan benar
E. Pernyataan salah, alasan salah
9. Jika sebuah pipa organa terbuka ditiup sampai timbul nada atas keempat
maka akan terjadi ….
A. 5 perut dan 5 simpul
B. 4 perut dan 4 simpul
C. 4 perut dan 3 simpul
D. 3 perut dan 4 simpul
E. 3 perut dan 3 simpul
10. Dua buah pipa organa terbuka A dan B ditiup bersama – sama. Pipa A
menghasilkan nada dasar yang sama tinggi dengan nada atas ketiga pipa B.
Perbandingan panjang pipa organa A dengan pipa organa B adalah .....
A. 4 : 1
B. 1 : 4
C. 1 : 2
D. 2 : 2
E. 2 : 3
21
Daftar Pustaka
Giancoli, D. C. 2005. Physics: principles with applications. Pearson/Prentice Hall.
Tippler, Paul A., 2001, Fisika Untuk Sains dan Teknik (2), terjemahan edisi ke 3,
Jakarta: Erlangga
Hirose, Akira, Lonngren, Karl, E., 1985, Introduction to Wave Phenomena, New
York: John Wiley & Sons
Serway A, Jewett Jr, 2005, Physics for Scientists and Engineers with Modern
Physics, seventh edition, USA: Thomson
22
Kunci Jawaban Tes Formatif Modul 4 KB 3
1. D
2. C
3. B
4. D
5. A
6. A
7. A
8. A
9. A
10. B
23