Anda di halaman 1dari 3

Nama : Adi Cahiadi Bahar

Nim : 202222056
Kelas : Reguler II
Matkul : Kebudayaan Maluku

SEJARAH BENTENG VICTORIA


Pada masa pemerintahan colonial, benteng kota laha diambil oleh Belanda oleh portugis dan
mengubah Namanya menjadi benteng Victoria. Benteng victortia didirikan oleh portugis, dan
diambil alih oleh Belanda. Sebelumnya, oleh portugis benteng ini diberi nama Nossa Senhora
Annucida, baru kembudian direbut oleh blanda pada 1605 dan dinamai victori yang berarti
kemenangan. Benteng ini mengalami kerusakan yang cukup parah akibat gempa besar yang
menguncang kota ambon pada sekitar tahun 1754. Setelah di renovasi benteng itu diberi nama
dengan Niew Victoria yang artinya kemenangan baru. Belanda mengunakan kemenangan
tersebut sebagai pusat pemerintahan,pertahanan, dan pembentukan kekuatan barisan tantara.
Di benteng ini pahlawan pattimura di gantung oleh Belanda pada 6 Desembaer 1817.
Momen, pada tahun 1702, Ketika kolonialis sedang berlangsung di daerah ini, para penjajah
eropa menyadari pentingnya memiliki benteng yang kuat untuk melindungi wilayah mereka
dari serangan musuh. Mereka memutuskan untuk membangun benteng Nossa Senhora
Annucida di tepi Pantai, dengan tujuan untuk menjaga keamanan dan melindungi wilayah ini.
Proses Pembangunan benteng ini tidaklah mudah. Para penjajah harus menghadapitantangan
alam yang sulit, seperti cuaca buruk dan kondisi tanah yang tidak stabil. Namun, dengan tekat
yang kuat dan kerja keras, mereka berhasil menyelesaikan oembangunan benteng ini dalam
waktu dua tahun.
Benteng Nossa Senhora Annucida memiliki desain yang unik dan inofatif untuk masanya.
Dibangun menunakan batu bata dan Benton, benteng ini memiliki bentuk segi empat dengan
dindidng yang tinggi dan kokoh. Didalam benteng, terdapat ruang-ruang yang digunakan
sebagai tempat tinggal dan gundang untuk penyimpanan persediaan makanan dan senjata.
Selama beberapa decade, benteng Nossa Senhora Annucida menjadi pusat kegiatan social dan
ekonomi di daerah ini. Para pedagang dan pelaut sering berkumpul di sekitar benteng ini untuk
melakukan transaksi bisnis. Benteng ini juga menjadi tempat perlindungan bagi penduduk
setempat saat terjadi serangan musuh.
Namun, seiring berjalannya waktu, peran benteng ini mulai berkurang. Dengan adanya
teknologi dan peribahan dalam tak tik perang, benteng ini tidak lagi menjadi pertahanan yang
efektif. Pada akhirnya, benteng ini ditinggalkan dan terbengkalai. Meskipun demikian, benteng
Nossa Senhora Annucida tetap menjadi symbol penting dari Sejarah dam kembangaan kota
kita. Pemerintah setempat telah melakukan Upaya resorasi untuk mempertahankan keaslian
benteng ini.
Dalam kesimpulan, momen berdirinya benteng Nossa Sehora Annucida adalah momen
bersejarah yang penting bagi kota Ambon. Benteng ini tidak hanya melambangkan kekuatan
dan ketahanan, tetapi juga menjadi saksi bisu dari perjalanan Sejarah kota Ambon.
Alasan, pada saat itu kota ambon berada dalam ancaman serangan dari negara tetangga yang
ingin mengambil alih wilaya maluku. Benteng ini dirancang dengan baik dan memiliki sistem
pertahanan yang kuat, termaksuk tembok tebal, parit, dan mariam yang di tempatkan strategis.
Dengan adanya benteng ini, kota ambon menjadi lebih aman dan penduduk dapat hidup dengan
tenang. Selain itu, benteng Victoria juga berfungsi sebagai pusat administrasi dan komando
militer. Didalam benteng ini terdapat ruang rapat dan kantor yang digunakan oleh pejabat
pemerinutah dan militer. Keputusan penting diambil di sini dan strategi pertahanan
dikembangkan. Benteng ini menjadi symbol kekuatan dan keberanian kota ambon.

FILSAFAT HIDUP SIWALIMA DALAM PERSPEKTIF AKSIOLOGI YANG DI JADIKAN


SEBAGAI LAMBANG PEMPROV MALUKU

Siwalima dalam perspektif aksiologi max scheler dan kontribusinya bagi penguatan karakter
Masyarakat multicultural di maluku. Siwalima sebagai filsafat hidup orang maluku, terdiri dari
dua kata yaitu siwa dan lima, dua kata asli maluku. Siwalima merupakan salah satu kearifan
local (local wisdom), dan mengandunf nilai-nilai yang dapat difungsikan untuk memperkuat
karakter Masyarakat multicultural di maluku. Filsafat hidup siwalima yang telah
mempersatukan kelompok uli/pata siwa dan uli/pata lima sebagai leluhur orang maluku di masa
lampau, dapat di relefansikan dan difungsikan dalam delem kehidupan Masyarakat maluku
dewasa ini. Realitas kehidupan Masyarakat maluku dimasa kini yang bersifat multicultural,
merupakan potensi untuk membangun maluku, tetapi juga mengandung potensi konflik dan
perpecahan jika tidak ditangani secara tepat. Hal ini pernah terjadi selama kurun waktu 1999-
2004, yakni konflik social bermotif agama, Dimana Masyarakat islam dan Kristen di maluku
saling berhadapan dan terlibat dalam konflik tersebut. Realitas ini dapat di tangani melalui
pendekatan budaya, dalam hal ini melalui filsafat hidup siwalima yang telah dijadikan sebagai
lambing provinsi maluku, dan diterima sebagai jati diri Masyarakat maluku dimasa kini.
Filsafat hidup siwalima dapat dijadikan sebagai modal social untuk mempersatukan
Masyarakat maluku yang multicultural di masa kini dan masa depan, melalui nilai-nilai yang
di milikinya.
Alasan Siwalima di jadikan sebagai lambing pemprov maluku, karena siwalima adalah symbol
yang sangat penting bagi provinsi Maluk. Lambing ini memiliki makna dan nilai-nilai yang
mendalam bagi Masyarakat maluku. Ada beberapa alas an mengapa siwalima dipilih sebagai
lambing pemerintah maluku. Pertama , siwalima melambangkan keberagaman budaya dan
kekayaan alam maluku. Provinsi maluku terkenal dengan keanekaragaman budaya dan
keindahan alamnya. Siwalima, yang merupakan gabungan dari kata “sia” yang berarti tiga dan
“lima” yang berarti lima, melambangkan keberagaman suku dan budaya yang ada di maluku.
Lambing ini juga mengambarkan kekayaan alam maluku yang melimpah, seperti laut yang
indah dan hutan yang hijau.
Dalam kesimpulan, Siwalima dipilih sebagai lambing pemerintah provinsi maluku karena
melambangkan keberagaman budaya dan kekayaan alam maluku, semangat dan keberanian
masyarakat maluku, serta persatuan dan kesatuan yang ada di maluku. Lambing ini menjadi
symbol yang kuat dan menginspirasi bagi Masyarakat maluku dalam membangun daerahnya.

Anda mungkin juga menyukai