Kebudayaan Maluku
Kebudayaan Maluku
Nim : 202222056
Kelas : Reguler II
Matkul : Kebudayaan Maluku
Siwalima dalam perspektif aksiologi max scheler dan kontribusinya bagi penguatan karakter
Masyarakat multicultural di maluku. Siwalima sebagai filsafat hidup orang maluku, terdiri dari
dua kata yaitu siwa dan lima, dua kata asli maluku. Siwalima merupakan salah satu kearifan
local (local wisdom), dan mengandunf nilai-nilai yang dapat difungsikan untuk memperkuat
karakter Masyarakat multicultural di maluku. Filsafat hidup siwalima yang telah
mempersatukan kelompok uli/pata siwa dan uli/pata lima sebagai leluhur orang maluku di masa
lampau, dapat di relefansikan dan difungsikan dalam delem kehidupan Masyarakat maluku
dewasa ini. Realitas kehidupan Masyarakat maluku dimasa kini yang bersifat multicultural,
merupakan potensi untuk membangun maluku, tetapi juga mengandung potensi konflik dan
perpecahan jika tidak ditangani secara tepat. Hal ini pernah terjadi selama kurun waktu 1999-
2004, yakni konflik social bermotif agama, Dimana Masyarakat islam dan Kristen di maluku
saling berhadapan dan terlibat dalam konflik tersebut. Realitas ini dapat di tangani melalui
pendekatan budaya, dalam hal ini melalui filsafat hidup siwalima yang telah dijadikan sebagai
lambing provinsi maluku, dan diterima sebagai jati diri Masyarakat maluku dimasa kini.
Filsafat hidup siwalima dapat dijadikan sebagai modal social untuk mempersatukan
Masyarakat maluku yang multicultural di masa kini dan masa depan, melalui nilai-nilai yang
di milikinya.
Alasan Siwalima di jadikan sebagai lambing pemprov maluku, karena siwalima adalah symbol
yang sangat penting bagi provinsi Maluk. Lambing ini memiliki makna dan nilai-nilai yang
mendalam bagi Masyarakat maluku. Ada beberapa alas an mengapa siwalima dipilih sebagai
lambing pemerintah maluku. Pertama , siwalima melambangkan keberagaman budaya dan
kekayaan alam maluku. Provinsi maluku terkenal dengan keanekaragaman budaya dan
keindahan alamnya. Siwalima, yang merupakan gabungan dari kata “sia” yang berarti tiga dan
“lima” yang berarti lima, melambangkan keberagaman suku dan budaya yang ada di maluku.
Lambing ini juga mengambarkan kekayaan alam maluku yang melimpah, seperti laut yang
indah dan hutan yang hijau.
Dalam kesimpulan, Siwalima dipilih sebagai lambing pemerintah provinsi maluku karena
melambangkan keberagaman budaya dan kekayaan alam maluku, semangat dan keberanian
masyarakat maluku, serta persatuan dan kesatuan yang ada di maluku. Lambing ini menjadi
symbol yang kuat dan menginspirasi bagi Masyarakat maluku dalam membangun daerahnya.