Anda di halaman 1dari 7

MAKALAH SEJARAH INDONESIA

“PERLAWANAN RIAU MELAWAN VOC”

Guru Pembimbing : Ibu Wella Ristiani, S.Pd

Kelompok 6 XI IPA 3

1. Febryan Bimantara
2. Muhammad Fathan
3. Preni Usriana
4. Witha Tasya

SMAN 2 REJANG LEBONG


TAHUN AJARAN
2022/2023
KATA PENGANTAR

Assalammualaikum wr.wb. Puji dan syukur kami panjatkan atas kehadirat Allah
Swt yang mana telah memberikan kami kesehatan dan keselamatan sehingga kami
dapat menyelesaikan tugas makalah guna memenuhi tugas kelokpok untuk mata
pelajaran Sejarah Indonesia yang diberikan oleh Ibu Wella Ristiani dengan materi
“Perlawanan Riau Melawan Riau”.

Kami menyadari bahwa dalam penulisan makalah ini tidak terlepas dari bantuan
banyak pihak yang dengan tulus memberikan doa, saran, dan kritik sehingga
makalah ini dapat terselesaikan.

Kami menyadari sepenuhnya bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna
dikareenakan terbatasnya pengalaman dan pengetahuan yang kami miliki. Oleh
karena itu, kami mengharapkan segala bentuk saran serta mnasukkan bahkan kritik
yang membangun dari berbagai pihak. Akhirnya kamiu berharap semoga makalah
ini dapat memberikan manfaat bagi perkembangan dunia pendidikan.

Curup, 7 September 2022

Penulius
Perlawanan Rakyat Riau Terhadap VOC

Pada era Kolonialisme belanda dibentuklah suatu kongsi dagang yang bernama
Vereenigde Oost Indische Compagnie (VOC). Suatu kongsi dagang yang
memonopoli dagang dan hasil bumi nusantara, di balik itu rakyat indonesia tidak
terima atas keserakahan VOC itu, sehingga terjadilah perang dimana-mana.

Salah satunya adalah rakyat Riau, mereka tidak terima atas monopoli yang
dilakukan belanda, sehingga mereka melaksanakan gencatan senjata yang
sering disebut “Rakyat Riau Angkat Senjata”.

Ambisi untuk melaksanakan monopoli perdagangan dan menguasai bermacam-


macam daerah di Nusantara terus dilakukan VOC. Di samping menguasai
Malaka, VOC juga mulai mengincar Kepulauan Riau.

Strategi VOC Adu Domba

Dengan politik memecah belah VOC mulai berhasil menanamkan pengaruhnya


di Riau.

Kerajaan kerajaan kecil seperti Siak, Indragiri, Rokan, dan Kampar semakin
terdesak oleh pemaksaan monopoli dan tindakan sewenang-wenang dari VOC.
Oleh sebab itu, beberapa kerajaaan mulai melancarkan perlawanan.

Salah satu contoh perlawanan di Riau adalah perlawanan yang dilancarkan oleh
Kerajaan Siak Sri Indrapura. Raja Siak Sultan Abdul Jalil Rahmat Syah (1723 –
1744) memimpin rakyatnya untuk melawan VOC.

Setelah berhasil merebut Johor lalu ia membuat benteng pertahanan di Pulau


Bintan.

Dari pertahanan di Pulau Bintan ini pasukan Sultan Abdul Jalil mengirim pasukan
di bawah komando Raja Lela Muda untuk menyerang Malaka.

Uniknya dalam pertempuran ini Raja Lela Muda selalu mengikutsertakan


puteranya yang bernama Raja Indra Pahlawan.

Itulah sebabnya sejak remaja Raja Indra Pahlawan sudah mempunyai


kepandaian berperang. Sifat bela negara/ tanah air sudah mulai tertanam pada
diri Raja Indra Pahlawan.
Dalam suasana konfrontasi dengan VOC itu, Sultan Abdul Jalil Rahmat Syah
wafat. Sebagai gantinya diangkatlah puteranya yang bernama Muhammad Abdul
Jalil Muzafar Syah (1746 -1760).

Raja ini juga mempunyai naluri seperti ayahandanya yang ingin selalu
memerangi VOC di Malaka dan sebagai komandan perangnya adalah Raja Indra
Pahlawan. Tahun 1751 berkobar perang melawan VOC.

Sebagai strategi menghadapi serangan Raja Siak, VOC berusaha memutus jalur
perdagangan menuju Siak. VOC mendirikan benteng pertahanan di sepanjang
jalur yang menghubungkan Sungai Indragiri, Kampar, sampai Pulau Guntung
yang berada di muara Sungai Siak.

Kapal-kapal dagang yang akan menuju Siak ditahan oleh VOC. Hal ini adalah
pukulan untuk Siak. Oleh sebab itu segera dipersiapkan kekuatan yang lebih
besar untuk menyerang VOC.

Sebagai pucuk pimpinan pasukan dipercayakan kembali kepada Raja Indra dan
Panglima Besar Tengku Muhammad Ali.

Kapal Perang Harimau Buas

Dalam serangan ini diperkuat dengan kapal perang "Harimau Buas" yang
dilengkapi dengan lancang serta perlengkapan perang secukupnya. Terjadilah
pertempuran sengit di Pulau Guntung (1752 – 1753). Ternyata benteng VOC di
Pulau Guntung itu berlapis-lapis dan dilengkapi meriam-meriam besar.

Dengan demikian pasukan Siak sulit menembus benteng pertahanan itu. Namun
banyak pula jatuh korban dari VOC, sehingga VOC wajib mendatangkan
pertolongan kekuatan termasuk juga orang-orang Cina. Pertempuran nyaris
berlangsung satu bulan. Sementara VOC terus mendatangkan bantuan.

Melihat situasi yang demikian itu kedua panglima perang Siak menyerukan
pasukannya untuk mundur kembali ke Siak.

Sultan Siak bersama para panglima dan penasihat mengatur siasat baru.
Disepakati bahwa VOC wajib dilawan dengan tipu daya. Sultan diminta berpura-
pura berdamai dengan cara memberikan hadiah kepada Belanda.

Oleh sebab itu, siasat ini dikenal dengan "siasat hadiah sultan". VOC setuju
dengan ajakan damai ini. Perundingan damai diadakan di loji di Pulau Guntung.
Pada saat perundingan baru mulai justru Sultan Siak dipaksa untuk tunduk
kepada pemerintahan VOC.

Sultan segera memberi kode pada anak buah dan segera menyergap dan
membunuh orang-orang Belanda di loji itu.

Loji segera dibakar dan rombongan Sultan Siak kembali ke Siak dengan
membawa kemenangan, sekalipun belum berhasil mengenyahkan VOC dari
Malaka.

Siasat perang ini tidak terlepas dari jasa Raja Indra Pahlawan. Oleh sebab itu,
atas jasanya Raja Indra Pahlawan diangkat sebagai Panglima Besar Kesultanan
Siak dengan gelar: "Panglima Perang Raja Indra Pahlawan Datuk Lima Puluh".

Perang Rakyat Riau Dengan VOC

Perang antara rakyat riau dengan VOC terjadi sangat sengit, Pada saat perang
itu VOC mendatangkan pertolongan dari china dan sekutunya.

Sehingga pada saat itu rakyat Riau ditarik mundur untuk merundingkan strategi
perang baru, sehingga dalam perundingan itu di dapatlah suatu ide untuk
berpura-pura mengajak VOC berdamai.

Sehingga pada saat perundingan damai dengan VOC itu, kesempatan rakyat
riau untuk memukul habis para petinggi VOC. Pada akhirnya rakyat Riau
memperoleh kemenangan dari VOC.

Anda mungkin juga menyukai