Tema Webinar kita kali ini adalah Korupsi di tengah pandemi. Sudah
tidak asing lagi kalo kita mendengar kata korupsi. Di negara kita
Indonesia, korupsi sudah menjadi hal yang biasa, sudah menjadi hal
yang lumrah. Apalagi Melihat kondisi seperti ini betapa susahnya
keadaan terutama pada aspek ekonomi. Hampir semua orang bingung
dan sampai-sampai nekad untuk bertindak kriminal. Di tengah pandemi
ini banyak sekali oknum-oknum yang memanfaatkan untuk bisa
memperkaya diri.
kalo kita lihat IPK Indonesia di tahun 2020, IPK negara kita cukup
merosot. Dilansir dari CNN Indonesia, Indeks Persepsi Korupsi
Indonesia berada di skor 37 berdasarkan indikator (0-100). Yakni 0
berarti sangat korup dan 100 bersih dari korup. Bisa dibayangkan, kalo
kita ulangan dapet nilai 50 itu termasuk nilai yang jelek yah, tidak
mencapai KKM. Nah bagaimana dengan nilai 37 dari 100. Betapa
kecilnya sekali nilai itu kan. Kak nadhif, bagaimana kak kalo ujian dapat
nilai 37, bagus atau jelek ka?. Begitu yah, cukup terpuruk juga kita
dengan skor seperti ini.
Beberapa kasus korupsi sering terjadi sekali di saat pandemi ini. Pada
tahun kemaren sempat viral kasus suap ekspor benih lobster oleh
menteri KKP Edhy Prabowo, kasus suap proyek infranstruktur Nurdin
Abdullah dan banyak lagi macamnya kasus korupsi di Indonesia saat
pandemi covid-19. Begitu banyak sekali oknum yang sempat-sempatnya
masih bisa memperkaya di situasi yang sulit ini.
Namun pada kali ini saya akan membawakan kasus Suap dari Menteri
Juliari Batubara. Masih ingat dengan kasus satu ini yang sempat viral di
akhir tahun 2020 kemaren?. Kasus Suap Bansos Covid-19 Juliari
Batubara, Dirjen Kemensos.
Coba saya mau tanya ke ka moderator, ka muti gimana nih ka kalo misal
dapet uang punya uang 17 miliar duitnya kira-kira mau diapain nih ka?
Kemudian kontrak pekerjaan dibuat oleh Matheus dan Adi pada bulan
Mei-November 2020 dengan beberapa suplier sebagai rekanan, yang di
antaranya adalah Ardian I M dan Harry Sidabuke (swasta) dan PT
Rajawali Parama Indonesia (RPI) yang diduga milik Matheus.
Penunjukan PT RPI sebagai salah satu rekanan tersebut diduga diketahui
JPB (Juliari Peter Batubara) dan disetujui oleh AW (Adi Wahyono),
Biaya sewa pesawat itu berkisar Rp 40 juta per jam. Dia diduga
menggunakan pesawat itu saat berkunjung ke Kendal (Jawa Tengah),
Medan, Bali, dan Malang. Sebelum menjadi Menteri Sosial, Juliari
adalah anggota DPR dari daerah pemilihan Jawa Tengah I, meliputi
Kota dan Kabupaten Semarang, Salatiga dan Kendal. Selain untuk sewa
pesawat, duit Juliari diduga mengalir untuk memenangkan calon kepala
daerah.
Baik, itu pemaparan materi oleh saya, jika ada yang salah kalian bisa
mengkritik saya yah. Sekian, kurang lebihnya mohon maaf. Terima
kasih wassalamualai,.kum wr. Wb.