SKRIPSI
Disusun oleh:
Kadek Erland Purba Ipung
NIM: 191444009
SKRIPSI
Disusun oleh:
Kadek Erland Purba Ipung
NIM:191444009
Dosen Pembimbing,
ii
HALAMAN PENGESAHAN SKRIPSI
SKRIPSI
Anggota :
Yogyakarta, 2023
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Universitas Sanata Dharma
Dekan,
iii
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA
Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi yang saya tulis ini
tidak memuat karya atau bagian karya dari orang lain, kecuali yang telah disebutkan
dalam kutipan dan daftar pustaka, sebagaimana layaknya karya ilmiah.
Apabila di kemudian hari ditemukan indikasi plagiarisme dalam naskah ini,
saya bersedia menanggung segala sanksi sesuai peraturan perundang-undangan
yang berlaku.
Yogyakarta, 2023
Penulis,
iv
LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH
UNTUK KEPERLUAN AKADEMIS
Yang bertanda tangan di bawah ini, saya mahasiswa Universitas Sanata Dharma:
Yogyakarta
…. Agustus 2023
Yang menyatakan,
v
MOTTO
Prosesnya”
vi
KATA PENGANTAR
Penulis mengucapkan puji dan syukur Tuhan Yang Maha Esa, karena berkat
dan rahmat-Nya, penulis bisa menyelesaikan penulisan skripsi yang berjudul
“Sintesis Nanopartikel Perak dengan Ekstrak Daun Anthurium bipinnatifidum
sebagai bioreduktor yang Diimplementasikan dalam Pembelajaran Nanoteknologi
Kimia-SMA-Kelas X” dengan lancar. Skripsi ini disusun sebagai salah satu
persyaratan untuk mendapatkan gelar Sarjana Pendidikan Program Studi
Pendidikan Kimia, Jurusan Pendidikan Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam,
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.
vii
viii
8. Bapak Made dan Ibu Nyoman yang telah memberikan dukungan berupa
materi dan non materi sehingga penulis dapat menyelesaikan studi di
Universitas Sanata Dharma serta dukungan semangat dan motivasi dalam
proses penyelesaian skripsi.
9. Ibu Wayan Chitra Septian yang telah memberikan dukungan berupa materi
dan non materi sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi.
10. Marcellinus Restu Kristian S.kom dan Yuliana Trisuryasari Nugraheni S.Pd
selaku teman yang membantu memberikan semangat dan merapikan
penulisan skripsi ini, semoga langgeng kalian.
11. Amadea Agnes Verina dan Futri Anggraini selaku partner satu topik yang
begitu semangat dan optimis dalam menemani dan membantu dalam
menyelesaikan skripsi
12. Romo Naris, Kak Icha, Amadea, Stefani, Futri, selaku teman seper
bimbingan yang memberikan semangat dan solusi dalam menyelesaikan
penulisan skripsi
13. Nikolas Noel Ferdiansyah selaku bestie di Pendidikan Kimia yang banyak
membantu dalam perkuliahan dan penyelesaian penulisan skripsi.
14. Laurensia Octaviani selaku teman yang banyak membantu dalam
perkuliahan dan penulisan skripsi.
15. Teman-teman Pendidikan Kimia Angkatan 19 yang selalu memberikan
semangat dan dukungan dalam menyelesaikan skripsi.
16. Teman-teman kos Anugrah (bang Anton, bang David, bang Fakri, bang
wais, kak Tiwi bang Dio, bang Dimas, Niko, Riki, Thias, Arya, Will,
Ridwan, Gevin.) yang selalu mendukung dan mengingatkan untuk
mengerjakan skripsi.
17. Semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu yang membantu
proses penyelesaian skripsi.
viii
ix
Akhir kata, semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi pembaca yang
berkepentingan dan sebagai bahan referensi bagi peneliti atau mahasiswa yang akan
melanjutkan penelitian dibidang yang sama. Penulis menyadari bahwa masih
banyak kekurangan dalam penelitian ini, dan penulis mengharapkan masukan dan
kritik yang membangun guna perbaikan di masa depan.
Terima kasih.
Yogyakarta,
x
ABSTRACT
SYNTHESIS OF SILVER NANOPARTICLES WITH ANTHURIUM
BIPINNATIFIDUM LEAF EXTRACT AS A BIOREDUCTOR THAT WAS
IMPLEMENTED IN HIGH SCHOOL GRADE X
xi
DAFTAR ISI
MOTTO ................................................................................................................. vi
ABSTRAK .............................................................................................................. x
ABSTRACT ............................................................................................................. xi
xii
xiii
BAB V................................................................................................................... 78
5.1. Kesimpulan ............................................................................................. 78
5.2. Saran ....................................................................................................... 79
xv
LAMPIRAN .......................................................................................................... 88
DAFTAR GAMBAR
xvi
DAFTAR TABEL
Tabel 1. Hasil uji fitokimia anthurium dengan pelarut yang berbeda ................... 10
Tabel 2. Perkiraan panjang gelombang setiap warna yang diserap ...................... 11
Tabel 3. Ukuran nanopartikel perak berdasarkan daerah serapan......................... 12
Tabel 4. Kriteria Tingkat Validasi Ahli ................................................................ 33
Tabel 5. Kriteria Tingkat Validasi Ahli ................................................................ 34
Tabel 6. Kriteria Tingkat Validasi Ahli ................................................................ 35
Tabel 7. Kriteria Kepraktisan ................................................................................ 36
Tabel 8. Hasil Analisis Konsep ............................................................................. 39
Tabel 9. Perbandingan gugus fungsi flavonoid dengan gugus fungsi pada ekstrak
Anthurium bipinnatifidum ...................................................................... 44
Tabel 10. Pergeseran Daerah Serapan FTIR Ekstrak vs AgNPs ........................... 52
Tabel 11. Bagian pembuka modul praktikum ....................................................... 55
Tabel 12. Bagian Isi Modul Praktikum ................................................................. 57
Tabel 13. Bagian Penutup Modul ......................................................................... 59
Tabel 14. Hasil Validasi materi modul ................................................................. 60
Tabel 15. Hasil Revisi dan Saran Perbaikan Ahli Materi ..................................... 61
Tabel 16. Hasil Validasi media modul .................................................................. 63
Tabel 17. Hasil Revisi dan Saran Perbaikan Ahli Media ...................................... 63
Tabel 18. Hasil validasi pertanyaan pascapraktik ................................................. 64
Tabel 19. Hasil Revisi dan Perbaikan Pertanyaan Pascapraktik ........................... 65
Tabel 20. Hasil Validasi angket responden guru .................................................. 66
Tabel 21. Hasil angket responden guru ................................................................. 67
xvii
DAFTAR LAMPIRAN
xviii
BAB I
PENDAHULUAN
belajar dan pemahaman peserta didik di dalam pembelajaran rendah. Oleh karena
lebih dalam pemahaman materi, pendidikan karakter dan aktif dalam diskusi
X. Oleh karena itu diperlukan pengayaan bahan ajar dan inovasi untuk membantu
penyampaian materi ini dalam proses pembelajaran, salah satu bahan ajar yang
mungkin digunakan adalah modul. Modul merupakan suatu bahan ajar yang
kurikulum yang telah ada (Siregar, 2021). Sementara itu modul praktikum tidak
jauh berbeda pengertiannya yakni suatu bahan ajar yang digunakan untuk
2016.). Dengan adanya modul praktikum ini diharapkan peserta didik memahami
tujuan dan prosedur praktikum yang akan dilakukan, selain itu dengan
1
2
dengan materi yang akan di uji coba (Fatmalia & Nurhidayatullah, 2020).
mencari referensi bahan ajar, metode dan media untuk pembelajaran pada materi
ini memberi kebebasan untuk guru mengembangkan modul ajar dan media sesuai
SMA".
dalam sepuluh tahun terakhir (Natarajan et al., 2010). Dalam bidang nanoteknologi
terjadi manipulasi material yang berukuran ≤ 100 nm manipulasi sifat fisika, dan
kimia, masuk ke dalam satu kategori yang secara fundamental berbeda dengan bulk
berbagai bidang. Misalnya pada bidang kesehatan digunakan untuk deteksi dan
tanaman hias komersial di Indonesia karena keindahan warna dan bentuk bunganya,
menarik untuk diketahui bahwa sampai saat ini belum ada penelitian yang
yang dibutuhkan sehingga limbah yang dihasilkan minimal. Hal ini selaras dengan
prinsip kimia hijau yang berperan dalam sustainabilitas lingkungan. Selain itu juga
penelitian ini potensial sebagai dasar pengembangan modul praktikum pada materi
kelayakan?
nanopartikel perak.
dilakukan validasi para ahli dan diuji coba dengan beberapa guru.
dihasilkan.
perak nitrat
5
nanopartikel perak
loss dan learning gap yang menciptakan kesenjangan dalam sistem pendidikan
kurikulum ini bukanlah hal yang baru bagi sistem pendidikan Indonesia,
pembaharuan kurikulum disebabkan oleh beberapa faktor seperti hasil belajar yang
kurang memuaskan dan keterampilan peserta didik yang dinilai kurang (Gouëdard
et al., 2020). Perubahan kurikulum di Indonesia dipicu oleh faktor rendahnya hasil
perubahan menyeluruh dan munculnya beberapa materi baru, salah satunya adalah
pembelajaran ini dapat diimplementasikan melalui tiga acara, yaitu mandiri belajar,
mandiri berubah, dan mandiri berbagi. Konsep merdeka di sini tidak hanya berlaku
bagi peserta didik, tetapi juga mencakup seluruh elemen di sekolah, yang memiliki
6
7
2.2. Nanoteknologi
Nanoteknologi merupakan pengembangan teknologi dengan memanfaatkan
bahan yang sebelumnya dianggap tidak berguna, kemudian diubah, dibentuk, dan
disusun kembali dengan ukuran kurang dari 100 nm (Jumini, 2017). Dengan ukuran
banyak dilakukan pada bahan logam dan salah satu logam yang banyak digunakan
adalah logam perak atau Ag. Nanomaterial jenis Ag dipilih karena memiliki
karakteristik tahan terhadap korosi dan daya hantar listrik, bersama dengan jenis-
jenis nanomaterial lainnya seperti Fe, Ti, Zn, dan Si, yang banyak dimanfaatkan
pada bidang kesehatan digunakan untuk deteksi dan pengobatan kanker, lalu dalam
8
makanan dan mendeteksi keberadaan patogen (Singh et al., 2020). Selain itu banyak
lalu terdapat pemanfaatan nanopartikel perak dalam tekstil yang berguna dalam
alam ini diperoleh dari daerah sekitar dan mengandung senyawa fitokimia seperti
flavonoid dan poliol (Susanti et al., 2021). Green Synthesis lebih menguntungkan
daripada metode kimia atau fisika karena pendekatan ini lebih ramah lingkungan,
bioreduktor (Gurunathan et al., 2014). Salah satu alternatif ekstrak tumbuhan yang
flavonoid, tanin, steroid, saponin, alkaloid, dan triterpenoid (Sariwati et al., 2019)
senyawa fenolik pada tanaman bunga anthurium, dapat dilakukan uji fitokimia dan
analisis menggunakan teknik Fourier Transformed Infrared (FTIR) (N. W. Sari &
Fajri, 2018).
9
pada proses ini, AgNO3 akan mengalami reaksi reduksi. Senyawa polifenol
berperan penting dalam reaksi reduksi pada AgNO3 karena menyediakan tambahan
menyumbangkan elektron yang mengubah Ag+ atau Ag2+ atau Ag3+ menjadi bentuk
perak yang tidak stabil, yaitu Ag0 (Sutanti et al., 2019). Gambar 2 menunjukkan
fenolik tersebut yakni flavonoid, tanin, steroid, saponin, alkaloid dan triterpenoid
(Sariwati et al., 2019). Senyawa fenolik adalah senyawa bioaktif yang memiliki
kegunaan yakni sebagai reduktor alami, antioksidan yang tinggi, anti dermatosis,
antikanker serta antiviral yang didapatkan dari sumber bahan alam (Dhurhania &
juga memiliki kandungan senyawa tanin yang merupakan salah satu senyawa
fenolik (Karamac´ et al., 2007) Pada Tabel 1 dapat dilihat kandungan fitokimia
flavonoid memiliki daerah serapan berkisar antara 1600-1700 dengan adanya gugus
hidroksil, C=C aromatik pada tanaman propolis (Oliveira et al., 2016). Hal ini
tentunya tidak berbeda ketika dilakukan analisis FTIR pada tanaman Anthurium
(Bustanul, 2018)
absorbansi senyawa yang dipantulkan oleh cahaya, dalam hal ini absorbansi akan
sebanding dengan konsentrasi senyawa yang ada baik senyawa organik maupun
prinsip kerja dimana ketika sumber cahaya datang, cahaya tersebut akan mengenai
polikromatis, kemudian cahaya akan memasuki sampel cell yang di dalam kuvet
sudah terdapat sampel lalu akan menyerap cahaya dan mengalami absorbansi. Hasil
akhir dari proses ini akan diterima dan diolah detektor. Berikut Tabel 2 perkiraan
disintesis dengan ekstrak tanaman akan terbentuk pada pada rentang 440-446 nm.
12
perak.
digunakan untuk menganalisis gugus fungsi suatu senyawa organik sampel, yang
dapat dianalisis berupa cairan, serat, bubuk dan gas (Pratiwi & Nandiyanto, 2022).
FTIR memiliki prinsip kerja berupa ada sinar infrared yang datang dan melewati
sampel, kemudian Sebagian sinar infrared diserap oleh sampel dan sinarnya
ditransmisikan melalui permukaan sampel oleh karena itu sinar infrared dapat lolos
13
penelitian Adzani & Rini (2020) pada sintesis nanopartikel perak jika dianalisis
menggunakan FTIR akan terdapat gugus fungsi polifenol pada rentang 601,82-
mengetahui struktur, permukaan dan ukuran dari suatu sampel. Dalam analisis
(Raval et al., 2018). Terjadi interaksi yang berbeda pada saat pancaran mencapai
dan memasuki material yang akan berujung emisi pada foton dan elektron dari
permukaan sampel. Hasil pemindaian sampel mendapatkan hasil area yang luas
nanopartikel perak.
pembelajaran yang terukur untuk mencapai hasil belajar yang jelas (Sa’idah &
karena berfungsi sebagai panduan yang dirancang khusus untuk membimbing siswa
memberikan kesempatan bagi peserta didik untuk memunculkan rasa ingin tahu
perilaku peserta didik (Khabib Bastari, 2021). Disisi lain modul praktikum
penelitian ini, validitas konten sebesar 0,84, konstruksi 0,8, dan media sebesar 0,8
menguji dan mengkonfirmasi isi, konstruksi, serta bahasa dan grafik produk e-
modul tersebut.
tetapi juga keterampilan yang diperlukan untuk penerapan dalam kehidupan nyata.
Penelitian yang dilakukan oleh Fatihin et al., (2016) dimana pada penelitian
buah jambu biji merah (Psidium guajava L.). pada penelitian ini menggunakan
ekstrak dari buah jambu biji dan iradiasi microwave kemudian dikarakterisasi
analisis PSA sebesar 19,87-25,87 nm, kemudian analisis TEM sebesar 8,45-26,41
nm.
nanopartikel perak (NPAg) dengan bioreduktor ekstrak biji jarak pagar dan kajian
perubahan warna larutan dari awalnya warna kuning menjadi warna coklat
gelombang 405 nm, hasil FTIR menunjukan terdapat gugus aktif pada daerah
16
serapan 4000-1500 terdapat gugus O-H, C-H, CN sementara pada daerah serapan
1500-600 terdapat gugus vibrasi ikatan C-N dan terdapat gugus amida I dari protein.
pengembangan modul berbasis inkuiri terbimbing untuk peserta didik kelas XI MIA
dikembangkan memiliki validasi materi sebesar 3,65 dengan kategori sangat valid,
serta penilaian tampilan modul sebesar 3,68 dengan kategori sangat valid pula.
Selain itu, respon positif dari peserta didik terhadap modul ini mencapai 83,14%
dan 88,98% dengan kategori sangat tinggi. Uji coba terbatas juga menunjukkan
hasil yang memuaskan, dengan rata-rata sebesar 87,50% dan kategori tinggi,
berbasis greens chemistry yang baru juga menghasilkan modul praktikum yang
produk secara lebih sistematis. Keunggulan utama dari penelitian ini adalah
yang terjangkau, serta produk akhir yang di hasilkan dapat digunakan peserta didik
17
materi nanoteknologi.
efektifan kurikulum 2013 selama masa pandemi COVID 10, memberi tantangan
wawancara dengan para guru untuk mendapatkan pemahaman yang lebih jelas. Dari
metode kimia dan fisika, dimana sintesis nanopartikel dengan bioreduktor alami
lebih sederhana, ramah lingkungan dan tidak tergolong metode yang tidak mahal.
pembelajaran (RPP), dan modul praktikum. Penelitian ini memiliki alur kerangka
Modul Praktikum
Implementasi
baru dengan menguji validitas dan kepraktisan dari produk yang dihasilkan.
bioreduktor. Data yang digunakan dalam penelitian ini diperoleh melalui penelitian
eksperimen laboratorium.
dan grafik yang relevan. Untuk mencapai tujuan tersebut, penelitian ini mengadopsi
model pengembangan 4D yang terdiri dari define, design, develop, dan dessemine.
merdeka. Peneliti melakukan analisis tersebut melalui wawancara dengan para guru
nanoteknologi.
(Arkadiantika et al., 2020), tahap ini bertujuan untuk merancang modul praktikum
sebagai bioreduktor. Modul ini dirancang sebagai alternatif bahan ajar bagi para
pengembangan produk.
tujuan pembelajaran (ATP), dan tujuan pembelajaran (TP). Ide tersebut kemudian
sebagai bioreduktor.
hasil dan data yang diperoleh dari penelitian eksperimen laboratorium. Setelah
pembuatan cover atau desain menggunakan aplikasi Canva. Modul ini terdiri dari
empat bagian, masing-masing berisi tujuan praktikum, landasan teori, alat dan
validitas produk. Modul praktikum ini terdiri dari empat bagian eksperimen yang
aspek materi dan media, pertanyaan pascapraktik, serta angket untuk responden.
Tahap ini penting untuk mengetahui validitas produk dan instrumen, dan dilakukan
oleh dua orang dosen sebagai validator. Melalui tahapan ini, diharapkan
dikembangkan dan instrumen yang disusun. Saran yang diperoleh digunakan untuk
Produk pengembangan ini diuji cobakan oleh guru sebagai pengguna utama.
Setelah melakukan revisi berdasarkan masukan dari validator, produk diuji cobakan
oleh 2 guru sebagai sampel. Tahap ini bertujuan untuk mengevaluasi kepraktisan
modul praktikum yang telah dikembangkan. Komentar dan saran yang diberikan
volume bioreduktor terhadap hasil nanopartikel perak (AgNPs) yang diperoleh dan
23
validitas modul praktikum yang dikembangkan, serta respon guru terhadap modul
bipinnatifidum, variabel yang terdapat pada penelitian ini ada dua yaitu:
munculnya variabel terikat (Purwanto, 2019). Pada penelitian ini memiliki variabel
bebas yakni waktu reaksi AgNPs (1 jam, 2 jam, 3 jam, 4 jam, dan 5 jam) dan volume
7100F, Jeol).
(JSM-7100F, Jeol), oven, blender, gelas kimia, labu erlenmeyer, gelas ukur, pipet
tetes, neraca digital, batang pengaduk, botol labu gelap, thermometer, hot plate,
botol vial kertas saring. Untuk bahan yang digunakan yakni daun Anthurium
bipinnatifidum, etanol.
24
3.6.1. Wawancara
Lembar wawancara merupakan alat yang berisi serangkaian pertanyaan
yang dirancang secara terstruktur dan diajukan kepada narasumber sebagai bagian
dari proses wawancara. Tujuan dari wawancara dalam konteks penelitian adalah
penelitian ini berguna untuk mengetahui kendala yang ada dalam pembelajaran
nanoteknologi.
kecil dan dikeringkan di dalam oven pada suhu 60°C selama 2 x 24 jam. Proses
pengeringan ini bertujuan untuk mengurangi kadar air dalam daun hingga kadar air
mencapai < 10% (Hohakay et al., 2019). Kemudian sampel yang sudah kering
modifikasi dari Jain & Mehata (2017), dengan menyesuaikan massa dari ekstrak,
suhu dan waktu yang digunakan pada penelitian ini. Sebanyak 2 gram serbuk daun
25
merupakan salah satu metode ekstraksi yang dilakukan pada suhu tinggi. Kemudian
serbuk daun dan akuades dimasukan ke dalam gelas kimia, magnetic stirrer
dimasukan untuk mengaduk larutan. Gelas kimia diletakan di hot plate yang sudah
dipanaskan, suhu hot plate yang digunakan adalah 100 oC, sedangkan suhu pada
larutan sebesar 50-60 oC. Pemanasan dilakukan dalam waktu 15 menit, metode ini
merupakan modifikasi dari penelitian Jain & Mehata (2017). Langkah berikutnya
partikel dari cairan yang disebut filtrat. Filtrat hasil dari penyaringan yang
sebagai reduktor alami. Ekstrak dapat disimpan pada suhu ruang atau di dalam
nitrat. Pembuatan larutan perak nitrat di buat dengan melarutkan 0,0085 gram
serbuk perak nitrat (AgNO3) dalam 25 mL akuades (Jain & Mehata, 2017).
variasi volume reduktor yang digunakan. Pada variasi waktu volume yang
variasi volume dari reduktor yang digunakan. Variasi volume dari bioreduktor
ekstrak Anthurium bipinnatifidum yang dipakai yakni 0,25; 0,50; 0,75 dan 1 mL.
Volume AgNO3 yang dipakai adalah 5 mL dan waktu yang digunakan adalah 1 jam.
dalam sampel, FTIR digunakan untuk menentukan gugus fungsi yang terdapat pada
sampel dan SEM digunakan untuk menentukan struktur, gambar dan morfologi.
3.6.7. Validasi
Validasi memiliki arti “mengevaluasi atau membuktikan efektivitasnya”.
Dalam hal ini validasi adalah suatu penilaian yang dilakukan dengan
jika hasilnya konsisten dengan kriteria yang ditetapkan (Arikunto, 2010). Dalam
penelitian ini, validasi dilakukan dengan melibatkan dua dosen Pendidikan Kimia
dari Universitas Sanata Dharma (USD). Selain itu, validasi ini berguna untuk
praktikum sebelum digunakan untuk uji coba kepada pengguna. Pada validasi ini
terdapat dua komponen yang divalidasi yakni dari segi materi dan produk media.
27
Segi materi berisi kelayakan isi, kesesuaian bahasa dan keakuratan materi,
sementara dari segi media berisi fungsi dan kegunaan, kelayakan penyajian dan
lembar validasi ini validator melihat kelayakan isi soal, konstruksi soal dan bahasa
soal.
Validasi yang dilakukan pada lembar angket respon ini bertujuan untuk
dikembangkan. Pada lembar validasi ini validator dapat menilai petunjuk dan
3.6.8. Angket
Angket merupakan metode pengumpulan data yang melibatkan guru atau
penelitian yang sedang dilakukan (Prawiyogi et al., 2021). Menurut Shabrina et al.,
(2020) pertanyaan pada angket dapat dibedakan menjadi dua yakni terbuka dan
bentuk uraian yang mendetail mengenai suatu hal. Sebaliknya, pertanyaan tertutup
meminta jawaban yang singkat atau meminta responden untuk memilih satu opsi
jawaban dari beberapa pilihan yang tersedia. Jenis pertanyaan angket pada
terkait modul praktikum yang dibuat. Di dalam angket berisi pernyataan yang
penelitian dengan lebih teratur (Fauzi 2009). Dalam penelitian ini, berikut adalah
yang disusun secara terstruktur dan diajukan kepada narasumber. Tujuan dari
wawancara dalam konteks penelitian ini adalah untuk memperoleh informasi yang
penelitian (Mita 2015). Berdasarkan hasil wawancara, tujuan penelitian ini adalah
untuk mendapatkan pemahaman mengenai kesulitan yang dihadapi oleh guru dalam
mengajar materi nanoteknologi. Hasil wawancara ini akan menjadi acuan penting
dalam penelitian yang berjudul "Sintesis Nanopartikel Perak dengan Ekstrak Daun
dengan Bioreduktor
telah dikembangkan. Lembar validasi ini akan diberikan kepada ahli media dan ahli
materi untuk mendapatkan masukan dan penilaian mereka terhadap modul tersebut.
Lembar validasi ini digunakan sebagai alat untuk memperoleh penilaian dari para
Penilaian ini menjadi acuan untuk menentukan apakah modul tersebut valid atau
tidak. Instrumen ini dirancang dengan menggunakan skala Likert yang mempunyai
skala 1 hingga 4. Kriteria penilaian yang digunakan adalah sebagai berikut: (4)
sangat valid, (3) valid, (2) tidak valid, (1) sangat tidak valid (Alvionita et al., 2019).
Selain itu, validator juga memberikan kritik, saran, dan tanggapan jika terdapat
Tujuan dari hal ini adalah untuk memberikan masukan dan perbaikan yang
pascapraktik dalam modul praktikum yang disediakan untuk peserta didik. Lembar
validasi ini akan dinilai oleh ahli materi. Instrumen ini telah dirancang
menggunakan skala Likert yang terdiri dari angka 1 hingga 4 dengan kriteria
penilaian: (4) sangat valid, (3) valid, (2) tidak valid, dan (1) sangat tidak valid
(Alvionita et al., 2019). Selain memberikan evaluasi, saran, dan respons terhadap
balik dan perbaikan yang diperlukan terhadap pertanyaan pascapraktik yang ada
responden guru terhadap modul praktikum. ahli materi akan menjadi pihak yang
skala Likert dengan rentang nilai dari 1 hingga 4. Kriteria penilaiannya adalah
sebagai berikut: (4) sangat valid, (3) valid, (2) tidak valid, dan (1) sangat tidak valid
(Alvionita et al., 2019). Selain itu, validator juga berperan dalam memberikan
kritik, saran, dan tanggapan terhadap kelemahan yang ada pada bagian-bagian yang
telah disediakan dalam lembar validasi. Hal ini bertujuan untuk memberikan
setelah guru atau pengguna melakukan uji coba modul praktikum yang telah dibuat.
keefektifitasan modul praktikum (Kartini & Putra, 2020). Instrumen ini dirancang
dengan menggunakan skala Likert yang terdiri dari angka 1 hingga 4. Kriteria
penilaian yang digunakan adalah sebagai berikut: (4) Sangat Baik, (3) Baik, (2)
kurang baik, (1) Tidak Baik (Alvionita et al., 2019). Selanjutnya, pendidik atau
pengguna memiliki kesempatan untuk memberikan kritik, saran, dan umpan balik
ketika ada kekurangan pada bagian modul praktikum yang disediakan. Hal ini
serta data kuantitatif. Data kualitatif meliputi hasil dari wawancara, respons, kritik,
dan saran yang diberikan oleh para ahli sebagai pedoman dalam pengembangan
akan diolah secara deskriptif, di mana tanggapan yang diberikan oleh narasumber
akan dikumpulkan dan diolah untuk melakukan analisis kebutuhan, dan tujuan
Setelah proses kalibrasi, salah satu kuvet berisi blanko diganti dengan sampel yang
akan dianalisis, dan pengukuran dilakukan pada rentang panjang gelombang 300-
700 nm. Pada analisis ini ada dua perlakuan yang diberikan guna mendapatkan data.
kemudian perlakukan yang kedua yang analisis spektrofotometer pada waktu yang
sebelum digunakan dalam sintesis, serta menentukan gugus apa yang terkandung
analisis ini berguna untuk mendapatkan gambar permukaan dan ukuran dari AgNPs
yang disintesis dengan dilakukan pemindaian pada permukaan sampel dengan sinar
elektron yang terfokus pada perbesaran dengan skala 1 sampai 30.000 kali.
ahli media dan materi. Penilaian ini melibatkan pernyataan yang mengekspresikan
sikap positif dengan kriteria sangat setuju atau sangat baik. Sebaliknya, juga ada
pernyataan yang menunjukkan sikap negatif dengan kriteria yang sangat kurang
setuju atau sangat tidak baik. Data yang diperoleh dari validasi oleh ahli media dan
materi dapat diolah dan dihitung menggunakan rumus 1 dan 2 menurut Akbar
(2013:158).
𝑇𝑆𝑒
Va1= TSh x 100% (1)
𝑇𝑆𝑒
Va2= x 100% (2)
TSh
33
(3)
𝑉𝑎1+𝑉𝑎2
V= 2
=…%
Keterangan:
V = Validasi gabungan
menetapkan kriteria validasi yang telah diberikan oleh ahli. Oleh karena itu, Tabel
Dalam lembar validasi ini, penilaian dapat berupa pendapat yang diberikan
oleh ahli materi. Penilaian ini melibatkan pernyataan yang dapat menunjukkan
sikap positif dengan kriteria yang sangat setuju atau sangat baik. Sebaliknya, juga
ada pernyataan yang menunjukkan sikap negatif dengan kriteria yang sangat kurang
setuju atau sangat tidak baik. Data yang diperoleh dari validasi oleh ahli media dan
keseluruhan dari data yang telah dikumpulkan. Berdasarkan rentang nilai yang
dihitung, peneliti dapat menentukan nilai kriteria validasi yang telah diberikan oleh
para ahli. Oleh karena itu, gambaran mengenai kriteria interval yang dapat
Praktikum
Instrumen ini terdiri dari pertanyaan pascapraktik yang terdapat pada modul
mendapatkan penilaian terhadap butir soal. Pada validasi ini, melibatkan Ahli
4.
𝐷 (4)
Vc = (A+B+C+D)
Keterangan:
Vc = Validasi Conctruct
D = II validator relevan
menentukan nilai kriteria validasi yang telah diberikan oleh para ahli. Keterangan
lebih lanjut mengenai interval kriteria yang digunakan tersedia pada Tabel 6.
Studi ini memanfaatkan lembar angket sebagai alat pengumpulan data dari
praktikum yang telah dikembangkan. Tujuan dari penggunaan lembar angket ini
modul praktikum. Lembar angket respon guru ini ini menggunakan skala Likert (4)
sangat baik, (3) baik, (2) kurang baik, (1) tidak baik, di mana guru atau pengguna
diminta memberikan penilaian mereka dalam skala tersebut. Persentase respon guru
(2013:158)
𝑇𝑆𝑒 (5)
P= x 100%
𝑇𝑆ℎ
Keterangan:
P = Persentase kepraktisan
36
model pengembangan 4D yang dimodifikasi menjadi 3D, yaitu define, design, dan
develop.
berdasarkan potensi dan masalah yang dihadapi baik oleh guru maupun peserta
didik pada materi nanoteknologi yang menjadi fokus utama. Rangkaian kegiatan
potensi masalah yang dihadapi baik oleh guru maupun peserta didik dalam
penting yang diambil adalah melakukan wawancara dengan salah satu guru terkait
belajar materi tersebut di kelas X. Dengan demikian, hasil dari analisis ini akan
menjadi landasan yang kuat untuk merancang strategi dan solusi yang tepat guna,
37
38
bahan ajar dan memilih metode yang tepat untuk materi nanoteknologi. Selain itu,
guru juga mengalami kesulitan dalam mencari referensi yang relevan untuk bahan
praktikum yang terkait dengan materi tersebut. Hal itu terjadi karena materi
nanoteknologi termasuk dalam kategori materi yang baru, yang muncul setelah
materi, menciptakan pengalaman belajar yang lebih interaktif dan mendalam, serta
bipinnatifidum.
(CP), alur tujuan pembelajaran (ATP), dan tujuan pembelajaran (TP) sebagai
yang relatif baru, dan peserta didik menghadapi kesulitan dalam memahaminya
40
mengatasi tantangan ini, peneliti berusaha membantu guru dan peserta didik dengan
menyediakan sarana bahan ajar berupa modul praktikum yang berfokus pada
bipinnatifidum.
Pada penelitian sintesis nanopartikel perak ini digunakan dua jenis bahan
utama yaitu larutan AgNO3 sebagai prekursor dan ekstrak daun Anthurium
bipinnatifidum
dengan air mengalir kemudian di oven salam 2 x 24 jam dalam suhu 60 °C. Tahap
pengeringan ini berfungsi untuk mengurangi kadar air dalam daun Anthurium
pengeringan dan serbuk daun Anthurium bipinnatifidum dapat dilihat pada Gambar
8
41
a b c
serbuk daun Anthurium bipinnatifidum dan air suling sebanyak 2:40. Perebusan
dilakukan selama 15 menit, metode ini merupakan modifikasi dari penelitian Jain,
(2017). Metode ini dipilih karena rendemen yang didapatkan lebih banyak
Suhu 60°C serta waktu 15 menit dipilih, dikarenakan menurut Wijaya et al,
(2018) semakin tinggi suhu yang digunakan akan mempercepat proses ekstraksi.
Pemilihan waktu yang singkat bertujuan agar sampel yang direbus tidak rusak
dikarenakan pemanasan yang terlalu lama. Setelah proses perebusan selesai, ekstrak
memisahkan partikel/serbuk yang terdapat pada larutan (Prasetyo, 2017). Hasil dari
penyaringan ini menghasilkan larutan yang berwarna kuning pucat seperti terlihat
pada Gambar 9.
42
bipinnatifidum
Vis dalam penelitian ini bertujuan mengetahui kandungan senyawa yang ada dalam
terdapat beberapa kandungan senyawa yang ada di dalamnya. Data hasil analisis
ultraviolet dan spektrum sinar tampak (Harbone, 1987). Puncak serapan kandungan
flavonoid yang terdapat pada ekstrak daun Anthurium bipinnatifidum berada pada
absorbansi 3,720. Dalam hal ini sesuai dengan teori Gusnedi (2013) yang
43
Anthurium bipinnatifidum.
intensitas cahaya inframerah yang terserap pada sampel ekstrak daun Anthurium
Gambar 11.
44
Hasil karakterisasi gugus fungsi yang terdapat pada daun Anthurium bipinnatifidum
Tabel 9. Perbandingan gugus fungsi senyawa flavonoid dengan gugus fungsi pada
ekstrak Anthurium bipinnatifidum
Gugus Jenis Ikatan Frekuensi (cm-1) Hasil Uji (cm-1)
(Coates, 2006)
O-H Alkohol, Fenol (ikatan H) 3600-3200 3.354-3.327
C=C Alkuna 2500-2100 2300-2100
C=O Aromatik (senyawa amida) 1680-1630 1630-1680
C-H Alkil 1420-1410 1420
C-C Alkohol dan Fenol 1350-1000 1300
C-O Alkohol 1200-1050 1080
3327 cm-1 terdeteksi adanya gugus O-H yang mengindikasikan jenis ikatan alkohol
dan fenol. Sementara pada daerah 2300-2100 cm-1 terdapat gugus C=C yang
C=O pada daerah serapan 1630-1680 cm-1. Selain itu, pada masing-masing daerah
serapan 1420 cm-1, 1300 cm-1, dan 1080 cm-1, terdapat gugus C-H, C-C, dan C-O.
menentukan metode yang paling sesuai untuk sintesis nanopartikel perak maka
dilakukan tahap optimasi waktu terlebih dahulu. Dalam proses sintesis nanopartikel
perak, dilakukan variasi waktu dan volume reduktor yang digunakan. Pada variasi
UV-Vis pada setiap jam untuk mendapatkan waktu yang paling efektif untuk
sintesis nanopartikel perak (AgNPs). Pada Gambar 12 dapat dilihat hasil sintesis
dilanjutkan hingga 2 jam dan larutan berubah menjadi kuning sedikit kecoklatan,
pada jam ke 3 hingga jam ke 5 reaksi berlangsung secara terus menerus hingga
warna larutan semakin kuning kecoklatan atau berwarna coklat muda. Perubahan
ini disebabkan oleh proses reduksi ion perak (Gambar 12), yang menghasilkan
tampak pada rentang 400-450 nm (Maharani et al., 2019). Hal ini mengakibatkan
mata manusia melihatnya sebagai warna kuning, perubahan warna reaksi ini dapat
diamati pada Gambar 12. Terbentuknya nanopartikel perak tidak hanya dilihat
melalui perubahan warna larutan, tetapi juga dengan munculnya 𝜆maks dalam
47
rentang 400-450 nm, yang menjadi ciri khas dari nanopartikel perak (Solomon et
bahwa semakin lama nanopartikel perak (AgNPs) bereaksi maka akan semakin
keberadaan AgNPs setelah proses pengadukan. Selain itu, optimasi waktu ini
berguna untuk mencari waktu yang efektif AgNO3 untuk bereaksi dengan ekstrak
absorbansi yang diperoleh tidak terlalu tinggi dan spektrum tidak menghasilkan
rumput yang artinya AgNPs dapat terbentuk optimal, menandakan waktu satu jam
sebagai waktu efektif untuk reaksi antara AgNO3 dengan ekstrak Anthurium
bipinnatifidum.
48
Anthurium bipinnatifidum sebagai bioreduktor dengan volume 0,25; 0,50; 0,75; dan
1 mL. Volume AgNO3 yang digunakan tetap 5 mL, dan waktu reaksi yang
volume awal ekstrak sebesar 0,25 mL, larutan yang semula tidak berwarna berubah
menjadi kuning setelah reaksi dengan ekstrak daun Anthurium bipinnatifidum. Pada
volume ekstrak 0,50 mL, setelah proses reaksi dengan AgNO3, larutan yang
49
setelah 1 jam. Pada volume ekstrak 0,75 mL, larutan awal berwarna kuning pudar,
selama 1 jam. Sementara itu, pada volume ekstrak 1 mL, larutan yang awalnya
kuning pudar berubah menjadi coklat setelah direaksikan selama 1 jam dengan
al., 2019). Kurva hasil analisis dapat dilihat pada Gambar 16.
diperoleh tetap berada dalam rentang 400-450 nm, sama dengan hasil optimasi
waktu. Jadi diperoleh volume 0,50 mL ekstrak daun Anthurium bipinnatifidum yang
425,5 nm dengan absorbansi 2,342. Pada volume lebih tinggi 0,75 mL memberikan
spektrum berumput dan menunjukan bahwa pada volume ini AgNPs yang
karakter atau sifat dari suatu sampel (Ezward et al., 2020). Pada penelitian ini
AgNPs, ekstrak dan AgNO3, terlihat perbedaan spektrum yang signifikan. Pada
yang menjadi karakteristik khas dari nanopartikel perak (Maharani et al., 2019).
Kemudian larutan AgNO3, cenderung tidak memiliki daerah serapan Visible hal ini
sesuai dengan penelitian Sari et al., (2017) yang menyatakan AgNO3 tidak
yang muncul pada nanopartikel perak (AgNPs) dapat dilihat pada Gambar 18.
Perbandingan hasil FTIR antara AgNPs yang terbentuk dan ekstrak sebelum
lebih detail tentang pergeseran ini dapat ditemukan dalam Tabel 10.
antara ekstrak dan AgNPs. Pada ekstrak, terdeteksi gugus O-H pada daerah 3354-
3327 cm-1 yang menjadi ciri khas kelompok senyawa flavonoid, tanin, saponin dan
polifenol (Taba et al., 2019). Sementara pada AgNPs terjadi pergeseran pada daerah
3107-2973 cm-1. Selain itu, gugus fungsi C=C pada ekstrak terlihat pada 2300-2100
cm-1, tetapi pada AgNPs tergeser ke 2051-1782 cm-1. Gugus fungsi C=O juga
menjadi ciri khas serapan senyawa fenolik (Taba et al., 2019), yang terletak di
daerah serapan 1680-1630 cm-1. Selain itu, gugus fungsi C-H, C-C, dan C-O juga
mengalami pergeseran daerah serapan yang signifikan. Pada ekstrak, gugus fungsi
tersebut memiliki daerah serapan pada 1420, 1300, dan 1080 cm-1, sedangkan pada
AgNPs, daerah serapan terlihat pada 1293, 1146, dan 791 cm-1.
FTIR, dalam hal ini terjadi interaksi antara ekstrak Anthurium bipinnatifidum
53
gugus fungsi O-H, C=O dan C-O dalam mereduksi logam perak (Taba et al., 2019).
memiliki bentuk bulat atau spherical dengan ukuran yang beragam. Berdasarkan
pengukuran yang dilakukan, diamati bahwa ukuran partikel AgNPs ini bervariasi,
yakni sekitar 45,4 nm, 50,9 nm, dan bahkan mencapai 73,1 nm. Dengan demikian,
54
dapat disimpulkan bahwa dalam sistem ini, AgNPs dapat terbentuk dalam berbagai
tujuan pembelajaran (TP) yang telah telah disusun. Kemudian dihubungkan dalam
proses pembuatan modul praktikum. Dengan demikian tujuan praktikum, alat dan
bahan, landasan teori dan langkah-langkah kerja yang dibuat sesuai dengan
aplikasi Canva, sementara untuk isi modul menggunakan Microsoft Word. Font
yang digunakan adalah Times New Roman ukuran 12 dengan spasi 1,5. Untuk
membuat beberapa gambar, dan beberapa gambar lainnya diambil dari jurnal
sebagai referensi.
Proses pembuatan modul ini terbagi menjadi tiga bagian yang mencakup
pembuka, isi, dan penutup. Bagian pembuka meliputi cover, kata pengantar, daftar
pembelajaran (TP), dan tata tertib praktikum. Bagian isi modul mengandung
kegiatan praktikum dilengkapi dengan tujuan praktikum, landasan teori, daftar alat
Bagian pembuka modul berisi cover depan modul, kata, kata pengantar,
daftar isi, capaian pembelajaran (CP), alur tujuan pembelajaran (ATP), tujuan
pembelajaran (TP), dan tata tertib praktikum yang dapat dilihat pada Tabel 11.
Pada bagian ini berisi tujuan praktikum, landasan teori, alat dan bahan, cara
kerja, data pengamatan, pertanyaan pascapraktik dan lampiran. Selain itu, pada
bagian ini juga berisi empat kegiatan praktikum yang akan dilakukan berikut
peneliti memberikan satu contoh aktivitas praktikum yang dapat dilihat pada Tabel
12.
Dalam bagian ini berisi daftar Pustaka, glosarium dan cover belakang modul
langkah yang ada pada tahap design dimana pada penyusunan modul praktikum
bioreduktor, berdasarkan data dan proses yang diperoleh dari penelitian eksperimen
laboratorium. Kemudian modul praktikum dilakukan uji validitas dan uji coba
dilakukan sekali pada akhir Juni 2023, tanpa melibatkan penilaian dari guru kimia.
bipinnatifidum sebagai bioreduktor telah dinilai oleh dua validator, hasil analisis
data validasi materi modul praktikum dapat dilihat pada Tabel 14.
kelayakan isi modul, total persentase penilaian dari kedua validator adalah 85,7%
yang dinyatakan sebagai sangat valid. Selanjutnya, dari segi kesesuaian bahasa,
persentase penilaian sebesar 75% dinyatakan valid. Sementara itu, dari segi
dengan saran dan komentar yang diberikan. Adapun beberapa saran dari ahli materi
3 Terdapat
paragraf yang
sama persis di
halaman 6 dan
10, tolong
diperbaiki
terhadap aspek medianya. Hal ini mencakup evaluasi terhadap fungsi dan kegunaan
modul praktikum, kelayakan penyajian informasi dan grafik dalam modul, serta
kualitas teks dan gambar yang digunakan. Hasil analisis validasi media modul
media menunjukkan hasil sebagai berikut. Dalam hal fungsi dan kegunaan, total
persentase penilaian dari kedua ahli mencapai 87,5% yang dinyatakan sangat valid.
Selanjutnya, dalam hal kelayakan penyajian informasi dan grafik modul praktikum,
total persentase penilaian mencapai 84,3% yang juga dinyatakan sebagai sangat
valid. Terakhir, dalam hal kualitas teks dan gambar, total persentase penilaian
mencapai 81,25% yang juga dinyatakan sebagai sangat valid. Berdasarkan hasil
validasi yang dilakukan, dapat disimpulkan bahwa modul ini memiliki tingkat
2013:157), sehingga dapat diuji cobakan berdasarkan saran dan arahan dari para
ahli. Adapun beberapa saran dari para ahli dapat dilihat pada Tabel 17.
Warna cover
modul
1 praktikum
terlalu gelap
64
2
Ukuran huruf
harus
konsisten
Selain dari aspek materi dan media, pertanyaan pascapraktik yang terdapat
rumus dan kriteria validitas menurut Gregory, (2015). Hasil analisis pertanyaan
sampai butir soal 10 diperoleh kriteria validitas sebesar 1,0 yang menunjukkan
65
disimpulkan bahwa pertanyaan tersebut relevan dengan materi praktik yang ada di
(Retnawati, 2016) dan dapat diuji cobakan sesuai dengan saran dan komentar dari
para ahli. Adapun saran dari para ahli dapat dilihat pada Tabel 19.
Angket responden yang akan digunakan dalam uji coba telah melalui proses
keterangan angket, serta kesesuaian isi dan bahasa yang digunakan dalam angket
tersebut. Hasil analisis data validasi angket responden dapat dilihat pada Tabel 20.
dalam segi petunjuk dan keterangan angket, total persentase penilaian dari kedua
ahli mencapai 100%, yang menandakan kelayakan yang sangat valid. Selanjutnya,
dari segi kesesuaian bahasa, total persentase penilaian mencapai 96,8%, juga
dinyatakan sebagai sangat valid. Selain itu, dari segi kesesuaian isi angket, total
bahwa angket ini memiliki tingkat kelayakan yang sangat valid berdasarkan kriteria
tingkat validitas menurut (Akbar, 2013:157) dan instrumen angket responden dapat
Universitas Sanata Dharma (USD). Uji coba tersebut melibatkan partisipasi dari 2
guru sebagai peserta uji coba. Setelah proses uji coba, para guru diberikan angket
67
dikembangkan. Dalam penilaian oleh para guru, beberapa aspek yang dievaluasi
meliputi kesesuaian bahasa, perkembangan dan daya tarik modul, serta kegunaan
dan kelayakan modul. Hasil analisis data angket responden dapat dilihat pada
Tabel 21.
hal kesesuaian bahasa, persentase total dari 2 responden mencapai 100%, yang
perkembangan dan daya tarik modul, persentase total responden mencapai 100%,
yang juga menunjukkan tingkat kepraktisan yang tinggi. Terakhir, dalam hal
kegunaan dan kelayakan modul, persentase total dari 2 responden mencapai 95,8%,
yang menunjukkan tingkat kepraktisan yang praktis. Selain itu, guru juga
komentar “isi modul sudah bagus dan dapat dipahami untuk saran poin pembahasan
di rinci dapat bentuk poin agar peserta didik membuat laporan dengan arahan
terinci”, kemudian untuk responden memberikan komentar dan saran yakni “belum
ada petunjuk pengisian data hasil dan lampiran penggunaan alat yang canggih
belum bisa diterapkan, modul ini bisa menjadi alur untuk mengembangkan
praktikum yang lebih sederhana secara keseluruhan sudah baik”. Berdasarkan hasil
angket responden guru terhadap kepraktisan modul dan komentar positif yang
68
diberikan guru, dapat ditarik kesimpulan bahwa modul ini sangat praktis digunakan
4.2. Pembahasan
Penelitian ini menghasilkan modul praktikum sintesis nanopartikel perak
melaksanakan tiga tahap yaitu Define, Design, dan Develop. Tahap Disseminate
tidak dilaksanakan karena keterbatasan uji coba produk yang melibatkan hanya dua
orang guru. Penelitian ini memilih Model 4D karena merupakan model prosedural
keseluruhan. Model ini memungkinkan tahapan yang terstruktur dan terfokus dalam
dapat memastikan bahwa materi disampaikan dengan cara yang paling efisien dan
melibatkan wawancara dengan seorang guru kimia di SMA Negeri 1 Kota Gajah
kebutuhan dan analisis konsep. Dengan adanya tahap Define, peneliti dapat
untuk mengatasinya. Selain itu, tahap ini menjadi kerangka dasar yang
memastikan produk akhir yang efektif dan sesuai dengan kebutuhan pembelajaran.
Proses pengembangan produk ini penting bagi peneliti untuk dapat mengetahui
permasalahan yang dihadapi guru maupun peserta didik. Selain itu, pada tahap ini
(CP), alur tujuan pembelajaran (ATP) dan tujuan pembelajaran (TP). Menurut
Hikmawati et al., (2020) menjelaskan hal yang sama dimana pada tahap Define
terjadi analisis kebutuhan dan konsep serta dapat mengarahkan dengan jelas
pengembangan produk.
Tahap yang dilakukan selanjutnya adalah tahap Design. Pada tahap ini,
tahap pembuatan modul praktikum dengan merancang struktur dan konten modul
peranan penting dalam mengarahkan peneliti dalam merancang modul dengan baik
dan menarik bagi peserta didik. Rancangan modul ini disusun dengan
memastikan bahwa peserta didik dapat mengikuti praktikum dengan mudah dan
memahami setiap langkah yang harus diikuti. Selain itu, keberadaan tahap Design
berharga bagi guru. Dengan merancang modul secara teliti dan melibatkan kegiatan
70
eksperimen sebelumnya, modul praktikum ini menjadi lebih teruji dan relevan
dalam konteks pembelajaran. Guru dapat memanfaatkan modul ini sebagai sumber
materi yang lengkap dan mendalam untuk menyajikan pembelajaran yang lebih
Develop. Pada tahap ini, produk melewati tiga tahap utama dalam pengembangan
memperhatikan tiga komponen utama yaitu pembuka, isi, dan penutup. Bagian isi
modul terdiri dari empat kegiatan aktivitas yang akan dilaksanakan oleh peserta
mengalami proses perbaikan berdasarkan saran dan masukan dari para ahli. Setelah
diperbaiki, produk menjalani uji coba terbatas dengan melibatkan 2 orang guru di
menjadi langkah penting bagi peneliti untuk mengevaluasi kualitas produk dari dua
berdasarkan penilaian dari para ahli selama proses validasi, sehingga memastikan
bahwa modul praktikum telah sesuai dengan standar dan prinsip yang berlaku.
Sementara itu, kepraktisan dievaluasi berdasarkan hasil uji coba produk dengan
melibatkan guru, sehingga dapat diketahui sejauh mana modul praktikum dapat
Dengan demikian, tahap Develop ini berperan penting dalam menilai dan menguji
kualitas produk sebelum diimplementasikan secara lebih luas. Hal ini membantu
sebagai bioreduktor. Pertama peneliti mencari referensi tanaman apa yang belum
dipreparasi dengan dicuci dengan air mengalir dan oven selama 2x24 jam dalam
suhu 60 °C, setelah kering daun diblender hingga menjadi bubuk/serbuk. Kemudian
dilanjutkan dengan pembuatan ekstrak daun dengan metode boiling atau perebusan
menit, metode ini hasil modifikasi dari penelitian (Jain & Mehata, 2017). Setelah
(Prasetyo, 2017).
Dari hasil kedua analisis ini dapat dikatakan bahwa ekstrak Anthurium
UV-Vis ekstrak memiliki panjang gelombang 363 nm dengan absorbansi 4,000 dan
342 nm dengan absorbansi 3,720, hal ini sesuai dengan teori Gusnedi (2013) yang
72
Kemudian pada analisis FTIR gugus-gugus yang terdapat dalam ekstrak daun
gugus O-H yang mengindikasikan jenis ikatan alkohol dan fenol. Sementara pada
daerah 2300-2100 cm-1 terdapat gugus C=C yang menunjukkan adanya ikatan
alkuna. Selanjutnya, ditemukan jenis ikatan aromatik C=O pada daerah serapan
1630-1680 cm-1. Selain itu, pada masing-masing daerah serapan 1420 cm-1, 1300
cm-1, dan 1080 cm-1, terdapat gugus C-H, C-C, dan C-O. Berdasarkan analisis
mengandung flavonoid.
semula jernih menjadi kuning kecoklatan atau coklat tua, yang mengindikasikan
pembentukan nanopartikel (Dwistika & Suparno, 2018). Hasil sintesis juga ditandai
dengan adanya puncak absorbansi pada rentang panjang gelombang 400-450 nm,
yang merupakan karakteristik khas dari nanopartikel perak (Solomon et al., 2007).
serapan tinggi pada panjang gelombang 431 nm yang dikenal sebagai panjang
lingkungan.
waktu reaksi untuk mendapatkan waktu yang efektif dalam bereaksi. Pada sintesis
variasi panjang gelombang selama proses reaksi. Pada satu jam pertama, diperoleh
panjang gelombang sebesar 431 nm, pada dua jam diperoleh 430,5 nm, pada tiga
jam diperoleh 414 nm, pada empat jam diperoleh 413,5 nm, dan pada lima jam
terakhir diperoleh 448 nm. Menurut penelitian Solomon et al., (2007), nanopartikel
perak memiliki ukuran beragam, seperti 10-14 dengan panjang gelombang 395-405
nm, 35-50 dengan panjang gelombang 420 nm, dan 60-80 dengan panjang
dihasilkan, karena panjang gelombang dari hasil analisis tidak menunjukkan waktu
Anthurium bipinnatifidum adalah di waktu 5 jam, dimana pada waktu ini panjang
gelombang dan absrobansi yang didapatkan pada analisis UV-Vis semakin besar.
Kemudian untuk waktu optimum AgNPs beraksi yakni 1 jam karena pada waktu
tersebut analisis UV-Vis yang diperoleh tidak merumput serta absorbansi tidak
terlalu tinggi.
74
4.2.3. Kualitas Modul Praktikum apabila Ditinjau dari Segi Kelayakan Isi,
Validitas modul praktikum dievaluasi dari dua aspek, yaitu materi dan
media, dengan melibatkan dua ahli, adalah Dosen Pendidikan Kimia Universitas
mencapai skor rata-rata persentase sebesar 86,9% untuk aspek materi dan 88,1%
untuk aspek media. Dengan skor validitas yang demikian tinggi, modul praktikum
ini masuk ke dalam kriteria yang sangat valid dan memiliki kualitas yang tinggi
pascapraktik dalam modul dan lembar angket responden guru juga dinilai oleh dua
orang ahli. Hasil penilaian dari kedua ahli terhadap pertanyaan pascapraktik dalam
sesuai dengan kriteria yang sangat tinggi menurut Gregory, (2015). Selain itu, hasil
sebesar 97,5, yang juga memenuhi kriteria yang sangat valid. Dengan demikian,
instrumen penelitian ini terbukti memiliki kualitas yang tinggi dan valid dalam
dianggap layak apabila hasil analisis data sesuai dengan kriteria yang ditentukan
bahwa suatu produk dianggap valid jika memenuhi kriteria yang digunakan, juga
75
oleh dua ahli. Lebih lanjut, hasil penilaian oleh dua ahli menunjukkan bahwa
juga memenuhi kriteria yang sangat tinggi dan dianggap sangat valid. Dengan
validitas yang tinggi dan memenuhi standar kualitas yang diharapkan dalam
dalam angket responden guru saat uji coba produk secara terbatas. Suatu produk
dikatakan praktis apabila dapat memudahkan penggunaan oleh guru dan peserta
Kepraktisan produk ini dapat dilihat dari dua aspek, yaitu penilaian praktik dan hasil
angket responden guru. Penilaian guru terhadap produk melibatkan tiga aspek, yaitu
memberikan respon yang sangat baik terhadap modul praktikum, dengan rata-rata
persentase angket responden mencapai 98,6%, yang sesuai dengan kriteria sangat
praktis. Selain itu guru juga turut memberikan komentar yang positif yakni “isi
modul sudah bagus dan dapat dipahami”. Dengan demikian, produk berupa modul
dapat dikatakan sangat praktis digunakan sebagai bahan ajar pada materi
76
1. Pada sintesis nanopartikel perak tidak sampai dilakukan uji aktivitas bakteri.
5.1. Kesimpulan
Dari penelitian sintesis nanopartikel perak dengan ekstrak daun Anthurium
optimal yang dibutuhkan dalam proses aging pada AgNPs adalah 1 jam
persentase mencapai 86,9% dalam aspek materi dan 88,1% dalam aspek
dengan hasil respon guru yang sangat positif. Dalam analisis, rata-rata
78
79
5.2. Saran
Saran untuk penelitian "Sintesis Nanopartikel Perak dengan Ekstrak Daun
nanopartikel.
ekstrak daun sebagai bioreduktor. Hal ini akan memberikan wawasan yang
DAFTAR PUSTAKA
Adzani, H., & Rini, A. S. (2020). Sifat Optik Nanopartikel Perak (Ag-NPs)
Menggunakan Bioreduktor Ekstrak Kulit Semangka Kuning. Komunikasi
Fisika Indonesia, 17(2), 104. https://doi.org/10.31258/jkfi.17.2.104-107
Alharbi, N. S., Alsubhi, N. S., & Felimban, A. I. (2022). Green synthesis of silver
nanoparticles using medicinal plants: Characterization and application.
Journal of Radiation Research and Applied Sciences, 15(3), 109–124.
https://doi.org/10.1016/j.jrras.2022.06.012
Ariyaldi, A., Yunus, M., & Auliah, A. (2020). Pengembangan modul praktikum
berbasis inkuiri terbimbing pada peserta didik kelas XI MIA di SMAN 5
Makassar (Studi pada Materi Pokok Larutan Penyangga). Chemica: Jurnal
Ilmiah Kimia Dan Pendidikan Kimia, 21(2), 207.
https://doi.org/10.35580/chemica.v21i2.17991
Arta, A.-L. F., & Irfan, D. (2022). Perancangan media animasi interaktif pada mata
pelajaran penerapan rangkaian elektronika kelas IX Teknik Audio Vidio di
SMKN 1 Sumatera Barat. Jurnal Pendidikan Dan Konseling, 4(6), 4500–
4501.
81
Dhurhania, C. E., & Novianto, A. (2018). Uji Kandungan Fenolik Total dan
Pengaruhnya terhadap Aktivitas Antioksidan dari Berbagai Bentuk Sediaan
Sarang Semut (Myrmecodia pendens) Crescentiana Emy Dhurhania*, Agil
Novianto. Jurnal Farmasi Dan Ilmu Kefarmasian Indonesia, 5(2), 62.
Ezward, C., Suliansyah, I., Rozen, N., & Dwipa, I. (2020). Identifikasi karakter
Vegetatif Genotipe Padi Lokal Kabupaten Kuantan Singingi. Menara Ilmu,
XIV(02), 12–22.
Fabiani, V. A., Sutanti, F., Silvia, D., & Putri, M. A. (2018). Green Synthesis
Nanopartikel Perak Menggunakan Ekstrak Daun Pucuk Idat (Crtoxylum
glaucum) sebagai Bioreduktor. Indonesian Journal of Pure and Applied
Chemistry, 1(2), 68. https://doi.org/10.26418/indonesian.v1i2.30533
Farhana, H., Maulana, I. T., & Kodir, R. A. (2015). Perbandingan Pengaruh Suhu
dan Waktu Perebusan Terhadap Kandungan Brazilin Pada Kayu Secang
(Caesalpinia Sappan Linn.). Prosiding Penelitian SPeSIA Unisba, 19–25.
Fatihin, S., Harjono, & Budo Wardana Kusuma, S. (2016). Indonesian Journal of
Chemical Science. Ndonesian Journal of Chemical Science, 5(3), 1–4.
http://journal.unnes.ac.id/sju/index.php/ijcs
Gouëdard, P., Pont, B., & Viennet, R. (2020). Education responses to Covid-19:
82
Guanabara, E., Ltda, K., Guanabara, E., & Ltda, K. (n.d.). No Pengembangan
Modul Praktikum Berbasis Inkuiri untuk Meningkatkan Keterampilan Proses
Sains dan Hasil Belajar Siswa Kelas X di SMA Negeri 1 Bukit Bener Meriah.
Pendidikan Sains Indonesia.
Gurunathan, S., Han, J. W., Park, J. H., & Kim, J. H. (2014). A green chemistry
approach for synthesizing biocompatible gold nanoparticles. Nanoscale
Research Letters, 9(1), 1–11. https://doi.org/10.1186/1556-276X-9-248
Hikmawati, H., Sahidu, C., Kosim, K., Sutrio, S., & Gunawan, G. (2020). Tahap
Define dalam Pengembangan Perangkat Pembelajaran Berbasis STEM untuk
Meningkatkan Keterampilan Berpikir Tingkat Tinggi Mahasiswa. Kappa
Journal, 4(2), 149–157. https://doi.org/10.29408/kpj.v4i2.2666
Hohakay, J. J., Pontoh, J., & Yudistira, A. (2019). Pengaruh Metode Pengeringan
Terhadap Kadar Flavonoid Daun Sesewanua (Clerodendron squamatum
Vahl.). Pharmacon, 8(3), 748. https://doi.org/10.35799/pha.8.2019.29401
Jain, S., & Mehata, M. S. (2017). Medicinal Plant Leaf Extract and Pure Flavonoid
Mediated Green Synthesis of Silver Nanoparticles and their Enhanced
Antibacterial Property. Scientific Reports, 7(1).
https://doi.org/10.1038/s41598-017-15724-8
Maharani, D., Mahmudin, L., & Iqbal, I. (2019). Pengaruh Konsentrasi Zat
Pereduksi Trinatrium Sitrat (Na3c6h5o7) Terhadap Sifat Optik Nanopartikel
Perak. Gravitasi, 17(2). https://doi.org/10.22487/gravitasi.v17i2.12421
Natarajan, K., Selvaraj, S., & Murty, V. R. (2010). Microbial production of silver
nanoparticles. Digest Journal of Nanomaterials and Biostructures, 5(1), 135–
140.
Oliveira, R. N., Mancini, M. C., de Oliveira, F. C. S., Passos, T. M., Quilty, B.,
Thiré, R. M. da S. M., & McGuinness, G. B. (2016). Análise por FTIR e
quantificação de fenóis e flavonóides de cinco produtos naturais disponíveis
comercialmente utilizados no tratamento de feridas. Revista Materia, 21(3),
767–779. https://doi.org/10.1590/S1517-707620160003.0072
Pratiwi, R. A., & Nandiyanto, A. B. D. (2022). How to Read and Interpret UV-VIS
Spectrophotometric Results in Determining the Structure of Chemical
Compounds. Indonesian Journal of Educational Research and Technology,
2(1), 1–20. https://doi.org/10.17509/ijert.v2i1.35171
Rahayu, R., & Ismawati, R. (2022). Jurnal Pendidikan MIPA. Jurnal Pendidikan
85
Raval, N., Maheshwari, R., Kalyane, D., Youngren-Ortiz, S. R., Chougule, M. B.,
& Tekade, R. K. (2018). Importance of physicochemical characterization of
nanoparticles in pharmaceutical product development. In Basic Fundamentals
of Drug Delivery. Elsevier Inc. https://doi.org/10.1016/B978-0-12-817909-
3.00010-8
Sari, N. W., & Fajri, M. Y. (2018). Analisis Fitokimia dan Gugus Fungsi Dari
Ekstrak Etanol Pisang Goroho Merah (Musa Acuminate (L)). Indonesian
Journal of Biotechnology and Biodiversity, 2(1), 30–34.
Sariwati, A., Fitri, I., Purnomo, A. S., & Fatmawati, S. (2019). Phytochemical,
antibacterial and antioxidant activities of anthurium hookerii leaves extracts.
HAYATI Journal of Biosciences, 26(3), 101–109.
https://doi.org/10.4308/hjb.26.3.101
86
Shabrina, N., Darmadi, D., & Sari, R. (2020). Pengaruh Motivasi dan Stres Kerja
Terhadap Kinerja Karyawan CV. Muslim Galeri Indonesia. Jurnal Madani:
Ilmu Pengetahuan, Teknologi, Dan Humaniora, 3(2), 164–173.
https://doi.org/10.33753/madani.v3i2.108
Singh, A., Suki, M., Sharma, R., & Ingle, P. (2020). Applications of
Nanotechnology: A Review. International Journal of Advanced Research in
Chemical Science, 7(2), 16–32. https://doi.org/10.20431/2349-0403.0702004
Susanti, Ramadahni, F., Soraya, M., & Afriani, F. (2021). Potensi Green-synthesis
Nanopartikel Perak Berbasis Bahan Floral Di Indonesia: Sebuah Review.
Proceedings of …, 174–176.
Taba, P., Parmitha, N. Y., & Kasim, S. (2019). Sintesis Nanopartikel Perak
Menggunakan Ekstrak Daun Salam (Syzygium polyanthum) Sebagai
Bioreduktor Dan Uji Aktivitasnya Sebagai Antioksidan. Indo. J. Chem. Res.,
7(1), 51–60. https://doi.org/10.30598//ijcr.2019.7-ptb
Yunus, A., Danial, M., & Muharram, M. (2022). Pengembangan E-Modul Berbasis
Inkuiri Terbimbing untuk Meningkatkan Kemandirian Belajar dan Hasil
87
Zhang, X. F., Liu, Z. G., Shen, W., & Gurunathan, S. (2016). Silver nanoparticles:
Synthesis, characterization, properties, applications, and therapeutic
approaches. International Journal of Molecular Sciences, 17(9).
https://doi.org/10.3390/ijms1709153
88
LAMPIRAN
88
89
Alur Tujuan Pembelajaran 10.12 Menganalisis konsep pemanfaatan struktur atom dalam skala nano yang bisa diaplikasikan
dalam pembuatan nanoteknologi seperti polimer ataupun motor molekul
Tujuan Pembelajaran 10.12.1 Peserta didik mampu melakukan ekstraksi senyawa kimia yang terkandung dalam Anthurium
bipinnatifidum yang berpotensi sebagai bioreduktor
10.12.2 Peserta didik mampu menganalisis dan menyajikan data hasil ekstraksi dalam Anthurium
bipinnatifidum
10.12.3 Peserta didik mampu melaksanakan praktikum sintesis nanopartikel perak (AgNPs) dengan
menggunakan bioreduktor
10.12.4 Peserta didik mampu mengkarakterisasi dan menyajikan hasil praktikum sintesis nanopartikel
perak (AgNPs) dengan menggunakan bioreduktor
Kegiatan Pembelajaran Mengamati Menanya Mengumpulkan Mengasosiasikan Mengkomunikasikan
• Membaca • Menyusun Data • Membuat peta • mengkomunikasikan
materi konsep pertanyaan • Melakukan konsep sesuai hasil informasi
pemanfaatan terkait konsep praktikum dengan informasi dalam bentuk
struktur atom pemanfaatan sintesis yang didapatkan. presentasi peta
dalam skala struktur atom nanopartikel • mengolah data konsep yang telah
nano yang dalam skala perak dengan dan disusun.
bisa nano yang bioreduktor menyimpulkan • mengkomunikasikan
diaplikasikan bisa alam ekstrak hasil percobaan hasil praktikum
dalam diaplikasikan daun sintesis dalam bentuk
pembuatan dalam Anthurium nanopartikel laporan tertulis.
nanoteknologi pembuatan bipinnatifidum perak dengan
seperti nanoteknologi bioreduktor alam
97
A. IDENTITAS MODUL
Nama Penyusun : Kadek Erland Purba Ipung
Satuan Pendidikan : SMAN 1 Anugrah
Topik : Menganalisis konsep pemanfaatan struktur atom dalam
skala nano yang bisa di aplikasikan dalam pembuattan
nanoteknologi seperti polimer ataupun motor molekul
Kelas/Fase :X/Fase E
Alokasi Waktu : 4 JP
B. DESKRIPSI UMUM
Dalam modul ini, terdapat penjelasan mengenai ekstraksi, karakterisasi dan
sintesis nanopartikel menggunakan tanaman yang ada di sekitar. Oleh karena itu
dengan adanya modul ini, diharapkan pembelajaran berjalan secara runtut dan
jelas. Selain itu peserta didik mendapatkan makna dan signifikansi
nanoteknologi dalam kehidupan sehari-hari.
C. KOMPETENSI AWAL
Sebelum mempelajari materi ini, diharapkan bahwa peserta didik memiliki
pengetahuan tentang nama dan simbol unsur kimia, komponen penyusun unsur,
molekul, senyawa, dan campuran sebagai persyaratan awal.
D. PROFIL PELAJAR PANCASILA
Setelah penyusunan modul ini, diharapkan peserta didik menjadi pelajar yang
memiliki iman kepada Tuhan Yang Maha Esa, memiliki kemampuan berpikir
kritis, mampu mandiri dalam belajar, berkebinekaan global, bergotong royong
dan kreatif.
E. SARANA DAN PRASARANA
1. Buku, Laptop, HP, Proyektor papan tulis, spidol dan modul praktikum sintesis
nanopartikel perak dengan bioreduktor ekstrak daun Anthurium bipinnatifidum,
Spektrofotometer UV-Visible, Fourier Transform Infrared (FTIR), Scanning
Electron Microscopy (SEM), alat-alat di dalam laboratorium.
100
A. CAPAIAN PEMBELAJARAN
Elemen Capaian Pembelajaran
Pemahaman Kimia Pada akhir kelas 10, peserta didik memiliki respon isu-
isu global dan berperan aktif dalam memberikan
penyelesaian masalah. Kemampuan tersebut antara lain
mengidentifikasi mengajukan gagasan, merancang
solusi, mengambil keputusan, dan mengkomunikasi
dalam projek sederhana atau simulasi visual
menggunakan aplikasi teknologi yang tersedia terkait
dengan energi alternatif, pemanasan global,
pencemaran lingkungan, nanoteknologi, bioteknologi
kimia dalam kehidupan sehari-hari, pemanfaatan
limbah dan bahan alam, pandemi akibat infeksi virus.
Semua upaya tersebut diarahkan pada pencapaian
tujuan pembangunan yang berkelanjutan (Sustainable
Developments Goals). Melalui pengembangan
sejumlah pengetahuan tersebut dibangun pula
berakhlak mulia dan sikap ilmiah seperti jujur, objektif,
bernalar kritis, kreatif, mandiri, inovatif, bergotong
royong, dan berbhineka global.
C. TUJUAN PEMBELAJARAN
10.12.1 Peserta didik mampu melakukan ekstraksi senyawa kimia yang
terkandung dalam Anthurium bipinnatifidum yang berpotensi sebagai
bioreduktor.
10.12.2 Peserta didik mampu menganalisis dan menyajikan data hasil ekstraksi
dalam Anthurium bipinnatifidum.
10.12.3 Peserta didik mampu melaksanakan praktikum sintesis nanopartikel
perak(AgNPs) dengan menggunakan bioreduktor.
10.12.4 Peserta didik mampu melakukan karakterisasi dan menyajikan hasil
praktikum sintesis nanopartikel perak (AgNPs) dengan bioreduktor.
D. PEMAHAMAN BERMAKNA
Setelah menyelesaikan pembelajaran ini, peserta didik akan memperoleh
pemahaman tentang pengertian, cara pembuatan dan karakterisasi dari
nanoteknologi. Setelah menyelesaikan pembelajaran ini peserta didik akan
memperoleh pemahaman tentang pengertian, cara pembuatan, karakteristik dari
nanomaterial serta manfaat dan pentingnya nanoteknologi. Selain itu, peserta
didik juga akan menyadari manfaat tanaman yang berada sekitar kita.
E. PERTANYAANAN TEMATIK
A. Senyawa kimia apa yang ada pada ekstrak daun Anthurium bipinnatifidum
yang berguna sebagai bioreduktor dalam sintesis nanopartikel perak?
B. Bagaimana karakteristik dari nanopartikel yang terbentuk?
E. KEGIATAN PEMBELAJARAN
➢ Pertemuan 1
Nilai-Nilai Estimasi
No. Tahapan Kegiatan
Karakter Waktu
1 Pendahuluan Orientasi Religius 10 Menit
1. Salam pembuka. dan rasa
2. Peserta didik berdoa ingin tahu
sebelum pembelajaran
dimulai.
3. Guru mengecek kehadiran
peserta didik
Apersepsi
4. Guru menjelaskan tujuan
pembelajaran.
102
Nilai-Nilai Estimasi
No. Tahapan Kegiatan
Karakter Waktu
5. Guru memberikan apersepsi
dan motivasi kepada peserta
didik.
6. Guru membagi peserta didik
menjadi 5 kelompok yang
sesuai dengan karakteristik
peserta didik
Nilai-Nilai Estimasi
No. Tahapan Kegiatan
Karakter Waktu
9. Peserta didik menjawab
pertanyaanan pasca
praktek
Mengasosiasikan
10. Peserta didik
mengolah data dan
menyimpulkan hasil
percobaan sintesis
nanopartikel perak dengan
bioreduktor dari ekstrak
daun Anthurium
bipinnatifidum.
Mengkomunikasikan
11. Peserta didik
mengkomunikasikan hasil
pembelajaran pada hari ini
➢ Pertemuan 2
Nilai-Nilai Estimasi
No. Tahapan Kegiatan
Karakter Waktu
1 Pendahuluan Orientasi Religius 10 menit
1. Salam pembuka. dan rasa
2. Peserta didik berdoa ingin tahu
sebelum pembelajaran
dimulai.
3. Guru mengecek kehadiran
peserta didik
Apersepsi
4. Guru menjelaskan tujuan
pembelajaran adalah
“mempresentasikan
laporan praktikum.
104
Nilai-Nilai Estimasi
No. Tahapan Kegiatan
Karakter Waktu
5. Guru memberikan
apersepsi dengan mengajak
siswa mengingat
pembelajaran minggu lalu.
6. Guru mempersilahkan pada
masing-masing kelompok
untuk mempersiapkan
laporan yang akan
dipresentasikan
No Alur Tujuan Tujuan Soal Kunci Level Σ Nomor Skor Maksimal Pedoman
Pembelajaran Pembelajaran Jawaban kognitif Butir Soal Penskoran
(ATP) (TP) yang Soal
diukur
BAGIAN 1: Preparasi Sampel dan Ekstraksi Anthurium bipinnatifidum
1 10.12.1 Peserta Bagaimana Perubahan C4 1 1 1,5 0: Peserta didik
10.12 didik mampu perubahan warna warna yang tidak menjawab
Menganalisis melakukan larutan, sebelum terjadi, sebelum atau
konsep ekstraksi senyawa dan sesudah dilakukan mengosongkan
pemanfaatan kimia yang proses pemanasan lembar jawaban
struktur atom terkandung dalam pemanasan? larutan 0,75: peserta didik
dalam skala Anthurium Mengapa berwarna hijau memberikan
nano yang bisa bipinnatifidum perubahan pekat, jawaban dengan
diaplikasikan yang berpotensi tersebut terjadi? sementara cukup benar tetapi
dalam sebagai setelah kurang lengkap
pembuatan bioreduktor dilakukannya 1,5: Peserta didik
nanoteknologi pemanasan memberikan
seperti polimer larutan berubah jawaban dengan
ataupun motor menjadi warna lengkap dan benar
molekul hijau tentang perubahan
kekuningan atau warna yang
tingkat terjadi. Perubahan
kepekatanya warna yang terjadi
berkurang. sebelum
pemanasan yakni
dari warna hijau
pekat, setelah
dilakukan
pemanasan
menjadi warna
hijau kekuningan
110
No Alur Tujuan Tujuan Soal Kunci Level Σ Nomor Skor Maksimal Pedoman
Pembelajaran Pembelajaran Jawaban kognitif Butir Soal Penskoran
(ATP) (TP) yang Soal
diukur
2 Jika pemanasan Jika suhu dan 0: Peserta didik
dilakukan pada waktu yang C5 1 2 1,5 tidak menjawab
suhu lebih dari 60 digunakan pada atau
o
C dalam jangka proses ekstrak mengosongkan
waktu yang lebih lebih dari 60 oC lembar jawaban
lama (>15 menit) dan 15 menit 0,75: peserta didik
kemungkinan apa dikhawatirkan memberikan
yang terjadi? sampel akan jawaban dengan
rusak dan cukup benar tetapi
kandungan kurang lengkap
flavonoid yang 1,5: Peserta didik
dimiliki sampel memberikan
hilang jawaban dengan
lengkap dan benar
tentang pelakuan
suhu yang
berlebih akan
menyebabkan
sampel rusak dan
kandungan
flavonoid yang
dimiliki sampel
akan hilang
BAGIAN 2: Karakterisasi Ekstrak Anthurium bipinnatifidum
No Alur Tujuan Tujuan Soal Kunci Level Σ Nomor Skor Maksimal Pedoman
Pembelajaran Pembelajaran Jawaban kognitif Butir Soal Penskoran
(ATP) (TP) yang Soal
diukur
dalam Anthurium bipinnatifidum berkisar antara 0,75: peserta didik
bipinnatifidum dalam analisis 200-230 nm memberikan
spektrofotometer jawaban dengan
UV-Vis? cukup benar tetapi
kurang lengkap
1,5: Peserta didik
memberikan
jawaban dengan
lengkap dan benar
λ max yakni
berkisar antara
200-300 nm
Gugus fungsi apa Hidroksil yang C4 1 2 1,5 0: Peserta didik
saja yang ada pada memiliki daerah tidak menjawab
ekstrak daun serapan berkisar atau
Anthurium antara 3279- mengosongkan
bipinnatifidum 3400 lembar jawaban
dalam analisis 0,75: peserta didik
FTIR? memberikan
jawaban dengan
cukup benar tetapi
kurang lengkap
1,5: Peserta didik
memberikan
jawaban dengan
lengkap dan benar
tentang gugus
yang terdapat
pada ekstrak daun
112
No Alur Tujuan Tujuan Soal Kunci Level Σ Nomor Skor Maksimal Pedoman
Pembelajaran Pembelajaran Jawaban kognitif Butir Soal Penskoran
(ATP) (TP) yang Soal
diukur
Anthurium yakni
gugus hidroksi
berkisar antara
3279-3400
No Alur Tujuan Tujuan Soal Kunci Level Σ Nomor Skor Maksimal Pedoman
Pembelajaran Pembelajaran Jawaban kognitif Butir Soal Penskoran
(ATP) (TP) yang Soal
diukur
ketika nanopartikel yang
ditambahkan terbentuk dan
volume ekstrak memiliki warna
yang besar yang berbeda.
warna larutan Banyaknya
kuning pekat, jumlah
akan tetapi nanopartikel yang
ketika terbentuk dapat
ditambahkan diketahui pada
volume ekstrak analisis UV-Vis
yang kecil yang memiliki
warna larutan nilai absorbansi
tidak pekat. yang tinggi,
sementara warna
larutan ketika
ditambahkan
volume ekstrak
yang besar warna
larutan kuning
pekat, akan tetapi
ketika
ditambahkan
volume ekstrak
yang kecil warna
larutan tidak pekat
Apa fungsi Flavonoid pada C4 1 2 1,5 0: Peserta didik
flavonoid pada percobaan ini tidak menjawab
percobaan sintesis memiliki fungsi atau
sebagai bahan
114
No Alur Tujuan Tujuan Soal Kunci Level Σ Nomor Skor Maksimal Pedoman
Pembelajaran Pembelajaran Jawaban kognitif Butir Soal Penskoran
(ATP) (TP) yang Soal
diukur
nanopartikel perak pereduksi alami mengosongkan
(AgNPs)? yang ramah lembar jawaban
lingkungan 0,75: peserta didik
untuk memberikan
menghasilkan jawaban dengan
nanopartikel cukup benar tetapi
perak, peran kurang lengkap
flavonoid 1,5: Peserta didik
bekerja dengan memberikan
mendonorkan jawaban dengan
atom hidrogen lengkap dan benar
dalam sintesis tentang fungsi dari
nanopartikel. flavonoid.
Flavonoid
memiliki fungsi
sebagai bahan
pereduksi alami
yang ramah
lingkungan untuk
menghasilkan
nanopartikel
perak, peran
flavonoid bekerja
dengan
mendonorkan
atom hidrogen
dalam sintesis
nanopartikel
BAGIAN 4: Karakterisasi Nanopartikel Perak yang Terbentuk dari Bioreduktor
115
No Alur Tujuan Tujuan Soal Kunci Level Σ Nomor Skor Maksimal Pedoman
Pembelajaran Pembelajaran Jawaban kognitif Butir Soal Penskoran
(ATP) (TP) yang Soal
diukur
10.12.4 Peserta Berapa nilai λ max λ max yang C4 1 1 1 0: Peserta didik
didik mampu yang teramati pada terbentuk tidak menjawab
mengkarakterisasi hasil sintesis berkisar antara atau
dan menyajikan nanopartikel perak 400-450 nm mengosongkan
hasil praktikum (AgNPs) lembar jawaban
sintesis berdasarkan 0,5: peserta didik
nanopartikel analisis dengan memberikan
perak dengan spektrofotometer jawaban dengan
menggunakan UV-Vis? cukup benar tetapi
bioreduktor Selanjutnya, kurang lengkap
bandingkan nilai λ 1: Peserta didik
max yang memberikan
terbentuk pada jawaban dengan
bagian 2 dan lengkap dan benar
analisis λ max pada
perbedaanya sintesis AgNPs
yakni berkisar
antara 400-450
nm
Dari hasil FTIR Terdapat gugus C5 1 2 1 0: Peserta didik
gugus fungsi apa fungsi O-H tidak menjawab
sajakah yang stretching dan atau
terdapat pada bending pada mengosongkan
sintesis daerah serapan lembar jawaban
nanopartikel 3200-3400, 0,5: peserta didik
perak? gugus fungsi memberikan
Selanjutnya C≡C Alkuna jawaban dengan
spektrum yang terminal pada cukup benar tetapi
terbentuk pada daerah resapan kurang lengkap
116
No Alur Tujuan Tujuan Soal Kunci Level Σ Nomor Skor Maksimal Pedoman
Pembelajaran Pembelajaran Jawaban kognitif Butir Soal Penskoran
(ATP) (TP) yang Soal
diukur
bagian 4 dengan 2000-2200 dan 1: Peserta didik
bagian 2 dianalisis terdapat gugus memberikan
perbedaanya! C=C aromatik jawaban dengan
pada daerah lengkap dan benar
serapan 1600- gugus fungsi apa
1700 saja yang terdapat
pada sampel pada
sintesis AgNPs.
Terdapat gugus
fungsi yakni
fungsi O-H
stretching dan
bending pada
daerah serapan
3200-3400 dan
terdapat gugus
C=C aromatik
pada daerah
serapan 1600-
1700
Dari hasil analisis 80 nm C4 1 3 1 0: Peserta didik
SEM, berapakah tidak menjawab
ukuran dari atau
AgNPs yang mengosongkan
terbentuk lembar jawaban
0,5: peserta didik
memberikan
jawaban dengan
117
No Alur Tujuan Tujuan Soal Kunci Level Σ Nomor Skor Maksimal Pedoman
Pembelajaran Pembelajaran Jawaban kognitif Butir Soal Penskoran
(ATP) (TP) yang Soal
diukur
cukup benar tetapi
kurang lengkap
1: Peserta didik
memberikan
jawaban dengan
lengkap dan benar
ukuran AgNPs
pada analisis SEM
yakni sebesar 80
nm
Σ Butir Soal 9 9
Skor Maksimal Perbagian 3
Skor Akhir 𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑠𝑘𝑜𝑟 𝑥 10
3
= 𝑠𝑘𝑜𝑟 𝑎𝑘ℎ𝑖𝑟
118
Rubrik Penskoran Soal Pertanyaan Pascapraktik Modul Praktikum Sintesis Nanopartikel Perak dengan Bioreduktor
Skor
No Nama Siswa Bagian 1 Bagian 2 Bagian 3 Bagian 4
NO 1 NO 2 NO 1 NO 2 NO 1 NO 2 NO 1 NO 2 NO 3
1
2
3
4
5
dst
119
120
121
122
123
124
125
126
127
128
129
130
131
132
133
134
135
136
137
138
139
140
141
142
143
144
145
146
147
148
149
150
151
152
153
154
155
A. Petunjuk
Ibu di mohon memberi tanda check list (√) pada sesuai dengan setiap butir
penilaian dengan keterangan sebagai berikut :
Skor 4: Sangat setuju
Skor 3: Setuju
Skor 2: Kurang setuju
Skor 1: Sangat kurang setuju
B. Angket Penilaian
Indikator Penilaian
Butir Penilaian
Penilaian 1 2 3 4
A. Kelayakan 1. Materi yang disajikan sudah jelas
isi dan sesuai dengan ATP dan TP.
2. Materi yang disajikan pada setiap
bagian sudah urut dan runtut.
3. Kegiatan praktikum telah sesuai
dengan tujuan, ATP dan TP.
4. Landasan teori yang disajikan pada
tiap bagian sudah sesuai.
157
Indikator Penilaian
Butir Penilaian
Penilaian 1 2 3 4
5. Tujuan praktikum pada setiap
bagian sudah jelas.
6. Langkah-langkah praktikum pada
setiap bagian sudah jelas, sesuai
dan runtut.
7. Pertanyaan pascapraktik di setiap
bagian sudah sesuai dan relevan
dengan kegiatan praktikum.
B. Kesesuaian 8. Ketepatan struktur, keefektifan dan
Bahasa kebakuan kalimat telah sesuai
dengan kaidah EYD edisi V.
9. Modul praktikum menggunakan
bahasa yang komunikatif.
10. Bahasa yang digunakan dalam
modul praktikum mudah dipahami.
C. Kebenaran & 11. Materi yang disajikan sudah akurat
keakuratan sesuai dengan kurikulum Merdeka
materi
D. Kesimpulan:
Bapak/Ibu validator ahli materi dimohon memberi tanda check list (√) untuk
memberi kesimpulan terhadap modul praktikum mengenai nanoteknologi
Produk berupa modul praktikum materi nanoteknologi dinyatakan:
(…) Modul praktikum dapat diuji cobakan dengan revisi
(…) Modul praktikum dapat diuji cobakan tanpa revisi
.
Lampiran 11. Kisi-kisi Lembar Validasi Media Modul Praktikum
No
Aspek Penilaian Indikator
Butir
Fungsi & kegunaan Mudah dipahami 1
Efisiensi modul 2
Kesesuain materi & pertanyaan pascapraktik dengan 3
alur tujuan pembelajaran (ATP) dan tujuan
pembelajaran (TP)
Kelayakan Kesesuain halaman sampul 4
Penyajian dan Penggunaan jenis huruf & ukuran 5
Grafik Modul Kualitas gambar pada modul 6
Praktikum Kejelasan istilah, singkatan dan rumus 7
Kualitas Teks dan Kesesuaian tata letak teks, gambar dan tabel 8
Gambar Kejelasan kata-kata pada teks 9
Modifikasi dari Putri et al., (2021)
159
Kepada,
Yth.
Di Yogyakarta
Dengan hormat,
Saya memohon kesediaan Ibu untuk mengisi lembar validasi media yang
akan digunakan dalam penelitian Sintesis Nanopartikel Perak dengan Ekstrak
Bioreduktor yang Diimplementasikan pada Pembelajaran Kimia Kelas X
pada Pokok Bahasan Nanoteknologi. Penilaian Ibu akan digunakan sebagai
validasi dan masukan untuk memperbaiki serta meningkatkan kualitas modul
praktikum sehingga dapat diketahui kelayakan dari modul praktikum tersebut yang
akan digunakan dalam proses pembelajaran kimia. Atas perhatian dan kesediaan
Ibu mengisi lembar validasi ini, saya mengucapkan terima kasih.
C. Petunjuk
Ibu di mohon memberi tanda check list (√) pada sesuai dengan setiap butir
penilaian dengan keterangan sebagai berikut :
Skor 4: Sangat setuju
Skor 3: Setuju
Skor 2: Kurang setuju
Skor 1: Sangat kurang setuju
D. Angket Penilaian
Penilaian
Indikator Penilaian Butir Penilaian
1 2 3 4
A. Fungsi dan 1. Modul praktikum mudah dipahami
kegunaan dan menarik minat pengguna
2. Modul praktikum efisien untuk
digunakan di dalam pembelajaran
3. Pada materi dan pertanyaan
pascapraktik sudah sesuai dengan
(ATP) dan (TP)
160
Penilaian
Indikator Penilaian Butir Penilaian
1 2 3 4
B. Kelayakan 4. Halaman sampul sesuai dengan
Penyajian dan judul dari praktikum-praktikum di
Grafik Modul dalamnya
Praktikum 5. Penggunaan jenis huruf dan ukuran
sudah sesuai dan jelas
6. Gambar pada modul disajikan
dengan jelas
7. Istilah, singkatan dan rumus
senyawa sudah jelas
C. Kualitas Teks dan 8. Tata letak teks, gambar dan tabel
Gambar sudah sesuai
D. Kesimpulan:
Bapak/Ibu validator ahli media dimohon memberi tanda check list (√) untuk
memberi kesimpulan terhadap modul praktikum mengenai nanoteknologi
Produk berupa modul praktikum materi nanoteknologi dinyatakan:
(…) Modul praktikum dapat diuji cobakan dengan revisi
(…) Modul praktikum dapat diuji cobakan tanpa revisi
Kepada,
Yth.
Di Yogyakarta
Dengan hormat,
Saya memohon kesediaan Ibu untuk mengisi lembar validasi pertanyaan
pascapraktik yang akan digunakan dalam penelitian Sintesis Nanopartikel Perak
dengan Ekstrak Bioreduktor yang Diimplementasikan pada Pembelajaran
Kimia Kelas X pada Pokok Bahasan Nanoteknologi. Penilaian Ibu akan
digunakan sebagai validasi dan masukan untuk memperbaiki serta meningkatkan
kualitas pertanyaan pascapraktik pada modul praktikum sehingga dapat diketahui
kelayakan dari pertanyaan pascapraktik tersebut yang akan digunakan dalam proses
pembelajaran kimia. Atas perhatian dan kesediaan Ibu mengisi lembar validasi ini,
saya mengucapkan terima kasih.
A. Petunjuk
Ibu di mohon memberi tanda check list (√) pada sesuai dengan setiap butir penilaian
dengan keterangan sebagai berikut :
Skor 4: Sangat setuju
Skor 3: Setuju
Skor 2: Kurang setuju
Skor 1: Sangat kurang setuju
163
B. Angket Penilaian
Kesimpulan:
Bapak/Ibu validator dimohon memberi tanda check list (√) untuk memberi
kesimpulan terhadap pertanyaan pascapraktik dalam modul praktikum mengenai
nanoteknologi
Pertanyaan pascapraktik pada modul praktikum materi nanoteknologi dinyatakan:
164
Kesimpulan:
Bapak/Ibu validator dimohon memberi tanda check list (√) untuk memberi
kesimpulan terhadap pertanyaan pascapraktik dalam modul praktikum mengenai
nanoteknologi
165
Kesimpulan:
Bapak/Ibu validator dimohon memberi tanda check list (√) untuk memberi
kesimpulan terhadap pertanyaan pascapraktik dalam modul praktikum mengenai
nanoteknologi
Pertanyaan pascapraktik pada modul praktikum materi nanoteknologi dinyatakan:
(…) Pertanyaan pascapraktik dapat digunakan dengan revisi
(…) Pertanyaan pascapraktik dapat digunakan tanpa revisi
Kesimpulan:
Bapak/Ibu validator dimohon memberi tanda check list (√) untuk memberi
kesimpulan terhadap pertanyaan pascapraktik dalam modul praktikum mengenai
nanoteknologi
Pertanyaan pascapraktik pada modul praktikum materi nanoteknologi dinyatakan:
(…) Pertanyaan pascapraktik dapat digunakan dengan revisi
(…) Pertanyaan pascapraktik dapat digunakan tanpa revisi
Lembar Validasi Soal 5
Penilaian
Indikator Penilaian Butir Penilaian
1 2 3 4
A. Kelayakan isi soal 1. Butir soal sudah sesuai dengan
ATP dan TP yang akan dicapai
2. Butir soal telah sesuai dengan
tingkat kognitif pemahaman
peserta didik
3. Butir soal memiliki kunci
jawaban yang sesuai dan padat
B. Konstruksi Soal 1. Perumusan butir soal singkat,
jelas, dan tepat
2. Inti butir soal dirumuskan tidak
menuju kunci jawaban
3. Pada jawaban butir soal tidak
menyatakan pernyataan “semua
jawaban diatas benar/salah”
C. Bahasa Soal 1. Butir soal menggunakan bahasa
Indonesia sesuai dengan EYD
edisi V
2. Butir soal menggunakan bahasa
yang komunikatif
168
Kesimpulan:
Bapak/Ibu validator dimohon memberi tanda check list (√) untuk memberi
kesimpulan terhadap pertanyaan pascapraktik dalam modul praktikum mengenai
nanoteknologi
Pertanyaan pascapraktik pada modul praktikum materi nanoteknologi dinyatakan:
(…) Pertanyaan pascapraktik dapat digunakan dengan revisi
(…) Pertanyaan pascapraktik dapat digunakan tanpa revisi
Kesimpulan:
Bapak/Ibu validator dimohon memberi tanda check list (√) untuk memberi
kesimpulan terhadap pertanyaan pascapraktik dalam modul praktikum mengenai
nanoteknologi
Pertanyaan pascapraktik pada modul praktikum materi nanoteknologi dinyatakan:
(…) Pertanyaan pascapraktik dapat digunakan dengan revisi
(…) Pertanyaan pascapraktik dapat digunakan tanpa revisi
Kesimpulan:
Bapak/Ibu validator dimohon memberi tanda check list (√) untuk memberi
kesimpulan terhadap pertanyaan pascapraktik dalam modul praktikum mengenai
nanoteknologi
Pertanyaan pascapraktik pada modul praktikum materi nanoteknologi dinyatakan:
(…) Pertanyaan pascapraktik dapat digunakan dengan revisi
(…) Pertanyaan pascapraktik dapat digunakan tanpa revisi
Lembar Validasi Soal 8
Penilaian
Indikator Penilaian Butir Penilaian
1 2 3 4
A. Kelayakan isi soal 1. Butir soal sudah sesuai dengan
ATP dan TP yang akan dicapai
2. Butir soal telah sesuai dengan
tingkat kognitif pemahaman
peserta didik
3. Butir soal memiliki kunci
jawaban yang sesuai dan padat
B. Konstruksi Soal 1. Perumusan butir soal singkat,
jelas, dan tepat
171
Kesimpulan:
Bapak/Ibu validator dimohon memberi tanda check list (√) untuk memberi
kesimpulan terhadap pertanyaan pascapraktik dalam modul praktikum mengenai
nanoteknologi
Pertanyaan pascapraktik pada modul praktikum materi nanoteknologi dinyatakan:
(…) Pertanyaan pascapraktik dapat digunakan dengan revisi
(…) Pertanyaan pascapraktik dapat digunakan tanpa revisi
Kesimpulan:
Bapak/Ibu validator dimohon memberi tanda check list (√) untuk memberi
kesimpulan terhadap pertanyaan pascapraktik dalam modul praktikum mengenai
nanoteknologi
Pertanyaan pascapraktik pada modul praktikum materi nanoteknologi dinyatakan:
(…) Pertanyaan pascapraktik dapat digunakan dengan revisi
(…) Pertanyaan pascapraktik dapat digunakan tanpa revisi
Indikator Deskriptor No
Butir
Petunjuk dan Kejelasan petunjuk penggunaan angket 1
keterangan angket Kejelasan kriteria penilaian 2
Kemudahan pengisian angket 3
Kesesuaian Isi Kategori yang terdapat pada angket respon 4
sudah mencakup semua aspek yang ingin
diukur
Butir-butir aspek penilaian sudah sesuai 5
dengan unsur-unsur pendukung pembelajaran
Aspek penilaian dapat mengukur respon guru 6
dalam penggunaan modul praktikum
Butir-butir aspek penilaian dapat mengukur 7
respon guru terhadap keterlaksanaan
penggunaan modul praktikum
Kesuaian bahasa Ketepatan struktur, keefektifan dan kebakuan 8
kalimat telah sesuai dengan kaidah EYD edisi
V
Menggunakan bahasa yang komunikatif 9
Menggunakan kalimat sederhana dan mudah 10
dipahami
modifikasi Lestari et al., (2015)
174
Kepada,
Yth.
Di Yogyakarta
Dengan hormat,
Saya memohon kesediaan Ibu untuk mengisi lembar validasi angket
responden untuk guru yang akan digunakan dalam penelitian Sintesis
Nanopartikel Perak dengan Ekstrak Bioreduktor yang Diimplementasikan
pada Pembelajaran Kimia Kelas X pada Pokok Bahasan Nanoteknologi.
Penilaian Ibu akan digunakan sebagai validasi dan masukan untuk memperbaiki
serta meningkatkan kualitas angket responden guru sehingga dapat diketahui
kelayakan dari angket responden tersebut yang akan digunakan dalam proses
pembelajaran kimia. Atas perhatian dan kesediaan Ibu mengisi lembar validasi ini,
saya mengucapkan terima kasih.
A. Petunjuk
Ibu di mohon memberi tanda check list (√) pada sesuai dengan setiap butir
penilaian dengan keterangan sebagai berikut :
Skor 4: Sangat setuju
Skor 3: Setuju
Skor 2: Kurang setuju
Skor 1: Sangat kurang setuju
B. Angket Penilaian
Penilaian
Indikator Butir Penilaian
1 2 3 4
A. Petunjuk dan 1. Petunjuk penggunaan angket telah
keterangan jelas
angket
2. Kriteria penilaian telah dijabarkan
dengan jelas
3. Angket mudah untuk diisi
175
D. Kesimpulan:
Bapak/Ibu validator dimohon memberi tanda check list (√) untuk memberi
kesimpulan terhadap angket responden guru
Angket responden modul praktikum materi nanoteknologi dinyatakan:
(…) Angket respon dapat diuji cobakan dengan revisi
(…) Angket respon dapat diuji cobakan tanpa revisi
Aspek Indikator No
Penilaian Butir
Kesesuaianan Bahasa di dalam modul praktikum yang mudah 1
Bahasa dipahami.
Menggunakan bahasa yang komunikatif 2
Pemahaman modul. 3
Perkembangan Modul praktikum yang disusun telah sesuai dengan 4
dan perkembangan peserta didik
kemenarikan Kemenarikan modul praktikum 5
modul
Kegunaan dan Modul praktikum berfokus kepada peserta didik 6
kelayakan Pengimplementasian modul dalam kehidupan sehari- 7
modul hari
Modul praktikum membantu peserta didik berpikir 8
inovatif
Modul praktikum membantu dalam menyampaikan 9
materi
Kelayakan modul praktikum 10
Dengan modul praktikum ini, suasana pembelajaran 11
lebih menyenangkan
Modifikasi dari Harahap (2019)
177
Kepada,
Yth.
Di Yogyakarta
Dengan hormat,
Saya memohon kesediaan Bapak untuk mengisi lembar angket responden
yang akan digunakan dalam penelitian Sintesis Nanopartikel Perak dengan
Ekstrak Bioreduktor yang Diimplementasikan pada Pembelajaran Kimia
Kelas X pada Pokok Bahasan Nanoteknologi. Responden Bapak akan digunakan
sebagai masukan untuk memperbaiki serta meningkatkan kualitas modul praktikum
sehingga dapat diketahui kelayakan dari modul praktikum tersebut yang akan
digunakan dalam proses pembelajaran kimia. Atas perhatian dan kesediaan Bapak
mengisi lembar angket responden ini, saya mengucapkan terima kasih.
E. Petunjuk
Bapak/Ibu guru memberi tanda check list (√) pada sesuai dengan setiap butir
pertanyaan dengan keterangan sebagai berikut :
Skor 4: Sangat setuju
Skor 3: Setuju
Skor 2: Kurang setuju
Skor 1: Sangat kurang setuju
F. Angket
Penilaian
Indikator Butir Penilaian
1 2 3 4
Kesesuaian Bahasa 1. Modul praktikum telah disusun
dengan bahasa yang mudah Saya
pahami
2. Modul praktikum menggunakan
bahasa yang komunikatif
3. Dengan modul praktikum ini
memudahkan Saya memberikan
pemahaman yang lebih kepada
peserta didik.
178
Penilaian
Indikator Butir Penilaian
1 2 3 4
Perkembangan dan 4. Modul praktikum yang disusun
kemenarikan modul telah sesuai dengan
perkembangan dan pemahaman
peserta didik
5. Dengan adanya modul praktikum
ini, Saya merasa peserta didik
lebih tertarik mengikuti
praktikum mengenai
nanoteknologi
Kegunaan dan 6. Dengan adanya modul praktikum
kelayakan modul ini, Saya merasa proses
pembelajaran fokus pada peserta
didik
7. Dengan adanya modul praktikum
ini membantu Saya dalam
mengimplementasikan materi
nanoteknologi dalam kehidupan
sehari-hari
8. Dengan adanya modul praktikum
ini membantu peserta berpikir
inovatif dengan memanfaatkan
tanaman yang disekitar
9. Dengan adanya modul praktikum
ini membantu Saya dalam
membuat dan menyampaikan
materi nanoteknologi
10. Modul praktikum ini layak
digunakan sebagai bahan ajar
11. Dengan modul praktikum ini,
suasana pembelajaran lebih
menyenangkan
Kesimpulan:
Ibu guru dimohon memberi tanda check list (√) untuk memberi kesimpulan
terhadap modul praktikum mengenai nanoteknologi
Produk berupa modul praktikum materi nanoteknologi dinyatakan:
(…) Modul praktikum dapat digunakan dengan revisi
(…) Modul praktikum dapat digunakan tanpa
revis
3 Apa kesulitan yang Bapak/Ibu guru Kesulitan yang saya alami adalah
alami pada pelaksanaan pembelajaran mempersiapkan bahan ajar dan
menggunakan kurikulum merdeka? metode yang digunakan
4 Bagaimana respon peserta didik terkait antusias
penerapan pembelajaran menggunakan
kurikulum merdeka?
5 Pada materi kimia kelas X di dalam Materi nanoteknologi adalah materi
kurikulum merdeka, tentunya terdapat yang membahas rekayasa suatu
materi Nanoteknologi. Apa yang material hingga ukurannya lebih
Bapak/Ibu ketahui tentang materi kecil dari ukuran mikrometer
Nanoteknologi?
6 Apa kesulitan yang Bapak/Ibu guru Sumber referensi bahan ajar untuk
alami dalam penyampaian materi materi nanoteknologi masih terbatas
pembelajaran Nanoteknologi?
7 Menurut pendapat Bapak/ Ibu guru, Perlu
apakah diperlukan media dalam
penyampaian materi Nanoteknologi?
8 Dalam menyampaikan materi Video
Nanoteknologi apakah Bapak/Ibu guru
sudah menggunakan media? Jika, iya
media apa yang Bapak/Ibu guru
gunakan?
9 Bagaimana respon peserta didik terkait Antusias
materi pembelajaran Nanoteknologi?
10 Apakah Bapak/Ibu guru merencanakan Tidak
praktikum pada materi Nanoteknologi?
Jika, iya praktikum seperti apa yang akan
Bapak/Ibu laksanakan?
11 Apa kesulitan Bapak/Ibu guru ketika Belum adanya alat dan bahan untuk
menyusun praktikum pada materi praktikum materi tersebu
Nanoteknologi?
181