Anda di halaman 1dari 7

PEMBELAJARAN MEMBACA PERMULAAN DI SEKOLAH DASAR

Fahrurrozi

Abstrak: Sebagai salah satu keterampilan berbahasa, membaca merupakan sesuatu


yang kompleks untuk dapat dikuasai. Kemampuan membaca seseorang dilalui dengan
tahapan membaca permulaan dan membaca lanjutan. Membaca permulaan diberikan
kepada siswa kelas I dan II sedangkan untuk membaca lanjutan siswa kelas III, IV, V,
dan VI. Kemampuan membaca permulaan adalah kompetensi yang dimiliki oleh siswa
dalam melafalkan simbol-simbol dengan suara yang jelas dan tepat. Oleh karena itu,
membaca permulaan menjadi sesuatu yang penting untuk dikuasai terlebih dahulu oleh
siswa sebelum memperoleh/belajar membaca lanjutan. Penguasaan membaca
permulaan sangat dipengaruhi oleh bagaimana guru mampu mengembas berbagai
pendekatan, metode dan strategi yang digunakan dalam mengajarkan membaca
permulaan.

Kata Kunci; Pembelajaran Membaca Permulaan, Sekolah Dasar

PENDAHULUAN sebagai kompetensi utama yang perlu


Pembelajaran bahasa Indonesia di dikuasai oleh siswa.
Sekolah Dasar (SD) menitikberatkan Pembelajaran membaca di SD
pada aspek keterampilan berbahasa. dapat terbagi ke dalam dua ranah, yaitu
Keterampilan berbahasa meliputi (1) membaca permulaan pada siswa SD
keterampilan menyimak, membaca, kelas I dan II, dan (2) membaca lanjutan
menulis dan berbicara. Dalam kurikulum pada siswa kelas III, IV, V, dan VI.
SD keempat keterampilan tersebut Pembelajaran membaca permulaan
diajarkan secara terintegratif dalam diarahkan pada kemampuan siswa
rangka meningkatkan hasil belajar dalam membunyikan bunyi bahasa
bahasa Indonesia. (huruf dan angka ) dengan
Sebagai bagian dari menggunakan suara yang nyaring dan
keterampilan berbahasa, membaca jelas dengan memperhatikan intonasi
merupakan keterampilan yang berperan dan jeda sedangkan membaca lanjutan
penting dalam pembelajaran di SD. difokuskan kepada kemampuan siswa
Membaca merupakan pondasi bagi dalam memahami informasi yang ada
siswa sebelum dirinya memperoleh dalam bacaan.
berbagai ilmu pengetahuannya di dunia. Membaca permulaan sebagai
Dengan membaca seorang anak bagian terpenting yang perlu dikuasai
mampu mengenali berbagai hal yang oleh siswa karena menjadi fondasi
ada didunia ini. Mengingat begitu dalam membaca lanjutan perlu
pentingnya membaca maka di dalam mendapatkan perhatian bersama. Hal ini
kurikulum SD kegiatan membaca, berdasarkan realita yang ada
menulis, dan berhitung dijadikan kemampuan membaca permulaan di
kelas I masih rendah. Rendahnya

111 Jurnal Ilmiah PGSD Vol. X No.2 Oktober 2016


kemampuan membaca permulaan di SD dahulu mengenal huruf, mengeja suku
disebabkan oleh banyak faktor kata, membaca kata, dan kalimat. Hal ini
diantaranya siswa, guru, pembelajaran, sejalan dengan apa yang disampaikan
serta sarana dan prasarana. Siswa oleh Jazuli (2008:3) yang mengatakan
kesulitan merangkai huruf menjadi bahawa kemampuan membaca
sebuah kata karena siswa belum seseorang anak dipengaruhiu oleh
mengenal huruf, siswa membaca tulisan metode yang digunakan oleh guru
dengan mengeja, siswa masih terbata- dalam mengajar.
bata dalam membaca apalagi membaca Pada umumnya di dalam
kalimat dalam sebuah paragraf pembelajaran membaca guru hanya
sederhana sehingga siswa merasa menggunakan buku paket tanpa
pelajaran membaca adalah pelajaran menggunakan media dalam
yang membingungkan dan pembelajaran membaca sehingga siswa
membosankan, ditambah lagi siswa belajar dengan suasana yang monoton.
tidak diberikan bimbingan belajar Guru tidak memberikan repetisi kepada
membaca di rumah karena orang tua siswa yang belum dapat membaca hal
sepenuhnya menyerahkan kepada ini dikarenakan guru berburu cepat
gurunya di sekolah. untuk menyelesaikan materi sehingga
Keberhasilan pelaksanaan siswa merasa bingung dengan barisan
kegiatan pembelajaran sangat ditunjang huruf-huruf yang dilihatnya dan
oleh berbagai aspek di antaranya membuat siswa tidak bersemangat
penguasaan materi dan cara dalam belajar membaca.
penyampaiannya. Ada kemungkinan Keadaan tersebut hanya akan
rendahnya kemampuan membaca menyebabkan rasa malas bagi siswa
permulaan siswa disebabkan oleh guru untuk belajar. Belajar dengan cara yang
belum menggunakan pendekatan, mengasyikkan akan memudahkan siswa
metode, dan teknik yang tepat di dalam untuk menguasai materi dengan lebih
mngajarkan membaca permulaan. cepat. Dengan demikian siswa dapat
Membaca permulaan akan efektif membaca lancar dengan cepat apabila
dilaksanakan oleh guru apabila guru kegiatan belajar membaca sebagai
memahami bahwa kemampuan sebuah kegiatan yang membuat siswa
seorang anak dalam membaca sangat senang dan gembira, bukan sebaliknya
terkait dengan sistem pembelajaran sebagai kegiatan yang membebani
yang terintegratif. Artinya bahwa pikiran siswa.
kemampuan membaca akan sangat
dipengaruhi oleh tahapan-tahapan yang
dilakukan oleh guru, misalnya terlebih

112 Jurnal Ilmiah PGSD Vol. X No.2 Oktober 2016


PEMBAHASAN Selain hal di atas, peran
1. Kemampuan Membaca Permulaan membaca bagi manusia adalah dengan
Siswa SD membaca seseorang dapat mengolah
Dalam ranah keterampilan pikiran serta mampu mengelola antara
berbahasa, membaca menduduki aktivitas auditif (pendengaran) dan
kesulitan nomor dua setelah visual (penglihatan) sehingga
keterampilan menyimak. Kegiatan menghasilkan makna yang dapat
membaca tidak hanya memerlukan dipahami sebagai bagian informasi yang
adanya konsentrasi yang baik untuk diperloleh melalui kegiatan membaca.
memusatkan perhatian terhadap tulisan (Jazuli, 2008:1). Berdasarkan pendapat
yang ada di dalam bacaan tetapi lebih di atas, seseorang yang melakukan
itu, kegiatan membaca membutuhkan kegiatan membaca membutuhkan
sinergi yang erat antara indra mata konsentrasi yang tinggi karena
dengan suara. Pada tataran membaca membaca membutuhkan keterlibatan
permulaan atau membaca nyaring, otak manusia sebagai bagian dari
kompetensi yang diharapkan dapat proses berpikir. Dengan berpikir
dikuasai oleh siswa adalah bagaimana seseorang akan mampu memaknai
ia mampu untuk memproduksi huruf terhadap informasi yang telah di
atau angka dengan menggunakan suara bacanya. Selain itu, kegiatan membaca
yang jelas dan tepat. membutuhkan adanya sinergi antara
Hal tersebut sesuai dengan pendengaran dan penglihatan sehingga
pendapat Hodgson dalam Tarigan dapat dikatakan antara mata dan telinga
(2008:7) yang menguraikan bahwa saling terintegrasi menuju kepada
kegiatan membaca yang dilakukan oleh pemahaman yang ada dalam tulisan.
seseorang adalah dalam rangka Selain pendapat di atas,
memperoleh informasi secara baik dan menurut Crawley dan Mountain dalam
lengkap. Oleh karena itu, membaca Rachim (2005:2) mengatakan bahawa
dilakukan melalui proses yang pada hakekatnya membaca adalah
berkesinambungan dimana antara bunyi sesuatu yang sulit untuk dikerjakan
dan makna harus dapat dipahami oleh karena dalam kegiatan membaca
pembaca. Lebih dari itu, kegiatan akhir membutuhkan kemampuan dalam
dari membaca adalah seorang melafalkan tulisan tetapi juga
membaca mampu menarik kesimpulan melibatkan kemampuan yang lain
terhadap apa yang telah dibaca dan seperti kemampuan dalam visual dan
memahami tujuan atau maksud bacaan audial. Selain itu, dalam membaca
tersebut. seseorang melakukan aktivitas, berpikir,
psikolinguistik dan metakognitif.

113 Jurnal Ilmiah PGSD Vol. X No.2 Oktober 2016


Dari uraian disimpulkan bahwa mengenal huruf, membaca suku kata,
kegiatan membaca merupakan suatu kata, dan kalimat. Setelah seorang anak
aktivitas yang dilakukan seseorang memahami dan mampu membunyikan
dalam mengenal dan mampu lambang-lambang tersebut, syarat
mengucapkan bahasa tulis menuju kedua adalah seorang anak mampu
kepada bahasa lisan yang disampaikan menguasai kata disertai dengan makna.
dengan bahasa yang jelas. Selain itu, Hal ini dimkasudkan adalah setelah
membaca bertujuan untuk memahami anak mengenal dan menguasai simbol-
tulisan dalam rangka memperoleh simbol maka seorang anak harus
informasi dan memperoleh ilmu mampu memaknai kata-kata yang
pengetahuan serta berbagai dibacanya. Berikutnya pada syarat
pengalaman-pengalaman. ketiga adalah pemahaman makna
Sehubungan dengan hal di atas, sebagai bagian dari kemahiran
kemampuan membaca permulaan berbahasa. Artinya adalah anak yang
adalah bagaimana seseorang mampu telah mampu membaca ia akan mahir
membunyikan bahasa secara tepat dan menggunakan berbagai kosakata sesuai
jelas. Hal ini sejalan dengan pendapat dengan tujuan dan fungsi kata tersebut.
As-Shiba’i, (2000:94) yang menyatakan Sehubungan dengan hal di atas,
seseorang dapat dikatakan memapu As-Shiba’i (2000:50) mengatakan
membaca permulaan dengan baik dan bahaswa kemampuan membaca
tepat apabila telah memiliki tiga syarat, permulaan sangat berpengaruh
sebagai berikut. (a) kemampuan terhadap kemampuan membaca
membunyikan lambang-lambang tulis, lanjutan. Mengingat kemampuan
(b) penguasaan kosa kata untuk membaca permulaan sebagai pondasi
memberi arti, dan (c) memasukkan bagi siswa sebelum memasuki gerbang
makna dalam kemahiran bahasa. Dari membaca lanjutan maka di SD perlu
pendapat di atas dapat diartikan bahwa mendapat perhatian bersama antara
seseorang anak yang dapat dikatakan guru dan orang tua dimana perlu
mampu membaca adalah apabila dia ditegaskan kepada guru bahwa di kelas
telah mengenali simbol-simbol yang rendah (I dan II) hendaknya kompetensi
akan dibacanya. Simbol-simbol tersebut yang perlu dikuasai oleh siswa adalah
dapat berupa huruf maupun angka. (1) memiliki kemampuan membaca, (2)
Huruf-huruf yang akan dibaca seorang memiliki kemampuan menulis, (3)
anak dilakukan melalui proses yang memiliki kemampuan berhitung, (4) di
terstruktur dan tersistematis dimana dalam dirinya tertanam kecintaan
kemampuan membaca permulaan kepada tanah air dan bangsa, dan (5) di
dilakukan dengan terlebih dulu anak dalam dirinya tertanam budi pekerti,

114 Jurnal Ilmiah PGSD Vol. X No.2 Oktober 2016


moral, dan agama. Oleh karena itu, guru Pendapat di atas dapat diartikan bahwa
hendaknya tidak terlalu membebani faktor fiologis terkait dengan
siswa untuk mengusai berbagai ilmu kesanggupan seorang anak dalam
pengetuan yang belum dibutuhkan oleh fisiknya yang meliputi: fisik,
siswa pada saat itu. pertimbangan neurologis, dan jenis
Safari (2002:8) mengungkapkan kelamin. Selain faktor di tersebut faktor
beberapa aspek yang dapat yang cukup penting dalam
mempengaruhi kemampuan membaca mempengaruhi unsur fisiologis anak
siswa, aspek tersebut antara lain: aspek adalah faktor kelelahan di mana terlalu
kebahasaan yang terdiri dari ketepatan banyak aktivitas yang dilakukan oleh
pengucapan/pelafalan, ketepatan anak akan berpengaruh terhadap daya
penggunaan (nada, irama, pemilihan konsentrasi siswa. Selain faktor
kata, ungkapan, istilah variasi kata, tata fisiologis, faktor lain adalah intelektual
bentukan, struktur kalimat, dan majas). dimana seorang anak akan siap
Kedua non kebahasaan (aspek membaca apabila dalam waktu jangka
pengungkapan dan aspek penampilan) pendek dan jangka panjang anak
yang diantaranya kelancaran, mimik mampu mengingat simbol yang di
menyampaikan atau berbicara, bacanya. Berikutnya faktor lingkungan,
keberanian, dan semangat serta faktor ini meluputi lingkungan keluarga,
kenyaringan suara. masyarakat, dan sekolah. Pada
Berdasarkan uraian disimpulkan lingkungan keluarga, peran serta
bahwa kemampuan membaca keluarga dalam menciptakan budaya
permulaan adalah kemampuan seorang baca bagi siswa dapat dipupuk melalui
anak dalam mengenali simbol yang kebiasaan orangtua yang senang
terdapat di dalam tulisan untuk dibaca membaca begitu juga dengan faktor
dengan menggunakan suara yang lingkungan. Lingkungan yang berwarna
nyaring dalam bentuk huruf, suku kata, karena masyarakat disekitar sekolah
kata, dan kalimat. terbiasa membaca akan memupuk
kemauan untuk membaca. Sekolah turut
2. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi berperan menciptakan gemar membaca
Kemampuan Membaca tidak hanya melalui kunjungan ke
Menurut Lamb dalam Rachim perpustakaan sekolah tetapi juga
(2005:16), kemampuan membaca dibudayakan melalui sudut baca-sudut
permulaan dipengaruhi oleh banyak baca. Faktor psikoligis terkait dengan
factor diantaranya: (1) faktor fisiologis, minat dan motivasi anak untuk
(2) faktor intelektual, (3) faktor membaca. Motivasi dan minat siswa
lingkungan, (4) faktor psikologis. akan meningkat apabila di rumah

115 Jurnal Ilmiah PGSD Vol. X No.2 Oktober 2016


dibiasakan untuk membaca serta tepat. Sebagai bagian dalam
disediakan berbagai bahan-bahan pembelajaran bahasa Indonesia di SD,
bacaan yang merangsang siswa untuk membaca permulaan penting diajarkan
membaca. ketika siswa masuk di kelas awal
Berdasarkan uraian yang telah dimana seorang anak dituntut untuk
dipaparkan dapat disimpulkan bahwa mengubah rangkaian-rangkaian huruf
seorang siswa berasal dari keluarga, menjadi rangkaian-rangkaian bunyi yang
lingkungan yang berbeda, dan bermakna serta melancarkan teknik
mempunyai kemampuan yang berbeda membaca untuk memberikan dasar
pula, hal ini dibawa oleh setiap siswa di kemampuan menuju tahap membaca
sekolah sehingga kemampuan yang lanjut di kelas berikutnya.
dimiliki siswa tidak sama. Untuk Kemampuan membaca
mencapai keberhasilan pembelajaran permulaan merupakan jendela bagi
membaca faktor-faktor yang siswa tidak hanya untuk membaca
memengaruhi kemampuan membaca lanjutan tetapi lebih dari itu menjadi
siswa merupakan suatu hal yang perlu pintu gerbang bagi siswa untuk
mendapat perhatian baik dari orang tua menguasai berbagai ilmu pengetahuan
maupun guru sehingga pembelajaran yang ada di dunia ini. Oleh karena itu,
membaca permulaan dapat berhasil guru perlu menguasai berbagai metode
dengan baik. mengajar membaca permulaan seperti
salah satunya adalah metode SAS.
PENUTUP Dengan memahami dan mampu
Kemampuan membaca menerapkan metode membaca yang
permulaan adalah kompetensi yang tepat, guru akan dengan cepat dan tepat
dikuasai oleh siswa dalam melafalkan untuk dapat menjadikan siswa mampu
simbol-simbol (huruf dan angka) dengan membaca huruf, kata, dan kalimat.
menggunakan bahasa yang nyaring dan Selain itu, dengan memahmi
dapat didengar. Oleh karena itu, karakteristik siswa kelas rendah guru
kompetensi membaca permulaan akan memahami dan mampu
membutuhkan pencapaian kemampuan menerapkan kebutuhan belajar bagi
seorang anak dalam mengucapkan siswanya..
huruf, katat, dan kalimat secara baik dan

116 Jurnal Ilmiah PGSD Vol. X No.2 Oktober 2016


DAFTAR PUSTAKA
As-Shiba’i, Musthafa, Cakrawala Jendela Dunia, Jakarta: Intimedia Cipta Nusantara,
2000.

Jazuli, dkk, Abacaga Cara Praktis Belajar Membaca untuk Anak, Jakarta: Kawan
Pustaka.

Rachim, Farida, Pengajaran Membaca Sekolah Dasar, Padang: Bumi Aksara, 2005.

Safari, M.A. Pengujian dan Penilaian Bahasa dan Sastra Indonesia Jakarta: CV Roda
Pengetahuan, 2002.

Tarigan, Henry Guntur Membaca Sebagai Suatu Keterampilan Berbahasa Bandung:


Angkasa, 2008.

117 Jurnal Ilmiah PGSD Vol. X No.2 Oktober 2016

Anda mungkin juga menyukai