Anda di halaman 1dari 90

ANALISIS PERHITUNGAN DAN PENCATATAN PPH PASAL

23 JASA KONSULTAN PADA PT. ANGKASA


GLOBAL CONSULTANT

Diajukan Oleh
RANTY KRISTINE PUTRI
4517013087

SKRIPSI
Untuk Memenuhi Salah Satu Persyaratan
Guna Memperoleh Gelar
Sarjana Ekonomi

PROGRAM STUDI AKUNTANSI


FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS BOSOWA
MAKASSAR
2021
ANALISIS PERHITUNGAN DAN PENCATATAN PPH PASAL 23 JASA
KONSULTAN PADA PT. ANGKASA GLOBAL CONSULTANT

Oleh
Ranty Kristine Putri
Prodi Akuntansi Fakultas Ekonomi Dan Bsinis
Universitas Bosowa

ABSTRAK

RANTY KRISTINE PUTRI.2021.Skripsi. Analisis Perhitungan dan Pencatatan


PPH Pasal 23 Jasa Konsultan Pada PT. Angkasa Global Consultant Makassar
dibimbing oleh Dr. Muhtar Sapiri, SE., M.M., M.Kes dan Thanwain, SE., M,Si
Pajak Penghasilan (PPh) Ketentuan dalam Undang-Undang PPh Pasal 23
mengatur tentang pemotongan pajak atas penghasilan yang diterima atau
diperoleh Wajib Pajak dalam Negeri dan Bentuk Usaha Tetap yang berasal dari
Modal, penyerahan jasa atau penyelenggaraan kegiatan usaha selain yang telah di
potong pajak sebagaimana dimaksud dalam PPh pasal 23, yang dibayarkan atau
terutang oleh Badan Pemerintah atau subjek pajak dalam Negeri, penyerahan jasa
atau penyelenggara kegiatan, atau perwakilan perusahaan luar negeri lainnya.
Analisis data yang dilakukan dalam penelitian ini adalah dengan metode
deskriptif komperartif. Metode deskriptif komparatif dalam penelitian ini adalah
dengan membandingkan perhitungan dan pencatatan PPH Pasal 23 UU
Perpajakan dengan perhitungan dan pencatatan PPH Pasal 23 pada PT.Angkasa
Global Consultant.
Karena PT. Angkasa Global Consultant bergerak di bidang kontruksi maka
tarif pajak yang di kenakan untuk pemotongan PPh 23 adalah tariff PPh final,
yaitu 2%. Hasil penelitian menunjukan Perhitungan dan pencatatan PPh Pasal 23
PT Angkasa Global Consultant yang dibuat oleh penulis dengan perhitungan di
buat oleh perusahaan tidak terdapat perbedaan, berarti perusahaan dalam
menghitung PPh Pasal 23 sudah sesuai dengan Undang-Undang PPh Pasal 23
yang berlaku.

iv
ANALYSIS OF CALCULATIONS AND RECORDING OF PPH ARTICLE 23
CONSULTANT SERVICES AT PT. GLOBAL SPACE CONSULTANT
By
Ranty Kristine Putri
Accounting Study Program, Faculty of Economics and Business
Bosowa University
ABSTRACT
RANTY KRISTINE PUTRI. 2021. Thesis. Analysis of Calculation and Recording
of PPH Article 23 Consultant Services at PT. Angkasa Global Consultant
Makassar is guided by Dr. Muhtar Sapiri, SE., M.M., M.Kes and Thanwain, SE.,
M, Si
Income Tax (PPh) Provisions in Article 23 of the Income Tax Law
regulates withholding taxes on income received or obtained by Domestic
Taxpayers and Permanent Establishments originating from Capital, service
delivery or business activities other than those that have been withheld by tax as
referred to in PPh article 23, which is paid or payable by a Government Agency
or domestic tax subject, service delivery or activity organizer, or other foreign
company representatives.
Data analysis carried out in this study was a comparative descriptive
method. The comparative descriptive method in this research is to compare the
calculation and recording of PPH Article 23 of the Taxation Law with the
calculation and recording of PPH Article 23 at PT.Angkasa Global Consultant.
Because PT. Angkasa Global Consultant is engaged in the construction sector, so
the tax rate imposed for withholding PPh 23 is the final PPh rate, which is 2%.
The results of the study show that the calculation and recording of Article 23 PPh
of PT Angkasa Global Consultant made by the author with the calculation made
by the company has no difference, meaning that the company in calculating
Article 23 Income Tax is in accordance with the applicable Article 23 Income Tax
Law.

v
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas

berkat rahmat serta kasih-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini

yang mengambil judul “Analisis Perhitungan dan Pencatatatn PPH Pasal 23 Jasa

Konsultan Pada PT. Angkasa Global Consultant”. Tujuan penulisan skripsi ini

untuk memenuhi sebagian syarat memperoleh gelar Sarjana Ekonomi (S.E) bagi

mahasiswa program S-1 di Program Studi Akuntansi Fakultas Ekonomi dan

Bisnis Universitas Bosowa. Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari

kesempurnaan, oleh sebab itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang bersifat

membangun dari semua pihakdemikesempurnaan skripsi ini. Pada kesempatan ini,

ijinkan penulis menyampaikan ucapan terima kasih dan penghargaan yang

sebesar-besarnya kepada:

1. Pertama-pertama, ucapan terima kasih penulis berikan kepada Bapak Prof.

Dr.Ir.SalehPallu.,M.Eng selaku Rektor Universitas Bosowa Makassar.

2. BapakDr.H.A.Arifuddin Mane,SE.,M.Si.,S.H.,M.H selaku Dekan Fakultas

Ekonomi dan Bisnis Universitas Bosowa Makassar.

3. Ibu,Dr.Hj.Herminawati Abu Bakar,SE.,M.M selakuWakil Dekan 1 Fkultas

Ekonomi dan Bisnis Universitas Bosowa Makassar.

4. Bapak Dr. Firman Menne, SE.,M.Si.,Ak,CA selaku Ketua Program Studi

Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Bosowa Makassar. Iv

5. Kepada Bapak Dr. Muhtar Sapiri, SE., M.M., M.Kes selaku Dosen

Pembimbing 1 dan Bapak Thanwain, SE., M,Si selaku Dosen

Pembimbng 2 atas waktu yang telah diluangkan untuk membimbing,

vi
6. memberi motivasi dan memberi bantuan literatur, serta diskusi-diskusi

yang dilakukan dengan penulis.

7. Seluruh Dosen Universitas Bosowa Makassar terkhusus Dosen Fakultas

Ekonomi dan Bisnis yang telah memberikan ilmu dan pendidikannya

kepada penulis sehingga wawasan penulis bisa bertambah beserta seluruh

Staf Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Bosowa Makassar, terima

kasih atas bantuannya dalam pengurusan administrasi.

8. Bapak Muhammad Rizal Rahman ST MSP sebagai Pimpinan Perusahaan

PT. Angkasa Global Consultant beserta stafnya, atas pemberian izin

kepada peneliti untuk melakukan penelitian di perusahaan beliau.

9. Terkhusus Kepada orang tua yang saya cintai dan semua sahabat yang

selalu memotivasi dan mendukung saya sehingga penulisan skripsi ini bisa

sampai pada tahap seperti sekarang ini, terima kasih atas doa dan usaha

yang tiada henti-hentinya kepada saya. Akhir kata penulis mengucapkan

terimakasih kepada semua pihak yang telah membantu dan penulis

berharap semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi kita semua dan menjadi

bahan masukan dalam dunia pendidikan.

Makassar, 05 Juli 2021

Mahasiswa Yang Bersangkutan

Ranty Kristine Putri

vii
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ........................................................................................ i

HALAMAN PENGESAHAN .......................................................................... ii

PERNYATAAN KEORSINILAN .................................................................. iii

ABSTRAK ........................................................................................................ iv

ABSTRACT ...................................................................................................... v

KATA PENGANTAR ...................................................................................... vi

DAFTAR ISI ...................................................................................................... viii

DAFTAR GAMBAR ........................................................................................ xi

DAFTAR TABEL ............................................................................................. xii

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang ..................................................................................... 1

1.2 Rumusan Masalah................................................................................ 6

1.3 Tujuan Penelitian ................................................................................ 6

1.4 Manfaat Penelitian ............................................................................... 6

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Kerangka Teori .................................................................................... 8

2.1.1. Akuntansi ................................................................................. 8

2.1.2. Pajak ........................................................................................ 8

2.1.3. Akuntansi Perpajakan ............................................................. 9

2.1.4. Konsep Dasar Pajak ................................................................. 10

2.1.5. Pengertian Pajak Penghasilan ................................................. 10

viii
2.1.6. Dasar Hukum Pajak Penghasilan ............................................. 11

2.1.7. Pajak Penghasilan . .................................................................. 12

2.1.8. Pajak Penghasilan Pasal 23 ..................................................... 12

2.1.9. Objek Pajak Penghasilan Pasal 23 ........................................... 13

2.1.10. Bukan Objek Pajak Penghasilan Pasal 23 ............................... 13

2.1.11. Peraturan Menteri Keungan Nomor 141/PMK.03/2015 .......... 14

2.1.12. Tarif Pajak Penghasilan Pasal 23 ............................................. 23

2.1.13. Wajib Pajak .............................................................................. 25

2.1.14. Pembayaran dan Pelaporan ...................................................... 26

2.2 Kerangka Pikir ..................................................................................... 28

2.3 Hipotesis .............................................................................................. 28

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Daerah dan Waktu Penelitian ............................................................... 29

3.2 Metode Pengumpulan Data ................................................................. 29

3.3 Jenis dan Sumber Data ........................................................................ 30

3.3.1 Jenis Data .................................................................................... 30

3.3.2 Sumber Data ............................................................................... 31

3.4 Metode Analisis ................................................................................... 31

3.5 Definisi Operasional ............................................................................ 31

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Gambaran Umum .................................................................................... 34

4.1.1 Sejarah Perusahaan...................................................................... 34

4.1.2 Tanggung Jawab dan Bidang Usaha ........................................... 34

4.1.3 Visi dan Misi Perusahaan ........................................................... 36

ix
4.1.4 Data Pokok Perusahaan ............................................................... 37

4.2 Struktur Organisasi Perusahaan .............................................................. 38

4.2.1 Bagian-Bagian Struktur Organisasi............................................. 40

4.2.2 Lingkup Layanan Jasa Konsultansi ............................................. 48

4.2.3 Organisasi Proyek ....................................................................... 51

4.3 Analisis Data ........................................................................................... 52

4.4 Pembahasan ............................................................................................ 63

BAB V PENUTUP

5.1 Kesimpulan ............................................................................................. 65

5.2 Saran ....................................................................................................... 65

DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................ 66

LAMPIRAN ...................................................................................................... 68

x
DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Kerangka Pikir ............................................................................. 28

Gambar 4.1 Struktur Organisasi PT. Angkasa Global Consultant ................... 39

Gambar 4.2 Struktur Organisasi dan Pola Hubungan Dalam Pelaksanaan


Proyek Jasa Konsultansi Perencanaan Rehabilitasi Ruang
Laboratorium Biologi Dengan Tingkat kerusakan Sedang atau
Berat Beserta Perabotnya ............................................................. 51

xi
DAFTAR TABEL

Tabel 4.1 Data dan Pajak 2% PT. Angkasa Global Consultant Tahun
2018 .......................................................................................... 52

Tabel 4.2 Data dan Pajak 2% PT. Angkasa Global Consultant Tahun
2019 ....................................................................................... 54

Tabel 4.3 Data dan Pajak 2% PT. Angkasa Global Consultant Tahun 2020 58

xii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Untuk mengukur perkembangan dari suatu negara dapat dilihat dari

seberapa mandirinya negara tersebt dalam membiayai pembangunan

negaranya. Pajak memiliki kontribusi yang sangat besar dalam penerimaan

anggaran pendapatan serta belanja negara yang mana meampu membiayai

pembangunan negara. Sebagai salah satu sumber pendapatan negara, pajak

selalu dipacu dengan tujuan untuk menjadi primadona penerimaan negara

pada Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN). Dalam pendanaan

pengeluaran negara, pajak memiliki kontribusi yang terus menerus

meningkat, maka dari itu dibutuhkan dorongan dari kesadaran masyarakat

wajib pajak agar mampu melengkapi kewajibannya serta tanggung

jawabnya secara jujur. Di Indonesia sektor pajak yang menjadi penyumbang

terbesar dalam penerimaan pajak dalam negeri adalah sekto pajak

penghasilan. Setiap tahunnya para wajib pajak akan melaksanakan

kewajibannya untuk memenuhi serta menyampaikan Surat Pemberitahuan

Tahunan setelah tahun pajak berakhir.

Pada awalnya pajak adalah suatu upeti (pemberian secara Cuma-

cuma), Tetapi sifatnya adalah suatu kewajiban yang di paksakan. Salah satu

sumber yang menjadi sumber penerimaan negara terbesar dalam

pembangunan negara ialah pajak serta penting perannya dalam

kelangsungan hidup bangsa Indonesia yang mana utamanya dalam

1
2

pembangunan nasional. Sebagai sektor penerimaan paling besar maka

sangat penting untuk meningkatkan tingkat kesejahteraan serta kemakmuran

seluruh rakyat Indonesia salah satu caranya ialah dengan adanya

keikutsertaan rakyat Indonesia di dalam melaksanakan pembayaran pajak.

Berbagai kebijakan baru dalam bidang perpajakan mulai dipantau ulang

serta diterapkan dengan tegas di awali dengan reformasi perpajakan tahun

1993. Pada hakikatnya, pajak penghasilan yang dipotong maupun dipungut

merupakan pembayaran dimuka yang mana jumlah dari pajak yang dipotong

serta dipungut ini kemudian akan menjadi pengurang pajak atau kredit pajak

di dalam SPT Tahunan Wajib Pajak.

Pemotongan yang dilakukan khusus, berarti bagi pihak yang dipotong

membayar pajak yang dilakukan melalui cara dipotong dari dasar

pemotongan pajak, seperti halnya: PPh pasal 23. Mengenai ketetapan

Menteri Keuangan atau PMK 244 tahun 2008 mengenai jenis jasa lain

seperti yang diaksud pada pasal 23 Ayat (1) huruf C angka 2 Undang-

Undang nomor 7 tahun 1983 yang memuat mengenai pajak penghasilan dan

Undang-Undang No. 36 Tahun 2008. Ketetapan mengenai hal yang

dimaksud dirancang dalam ketetpan Menteri Keuangan

Nomor/141/PMK03/2015 mengenai jenis jasa lain, seperti yang dimaksud

pada pasal 23 Ayat (1) Huruf c angka 2 Undang-Undang Nomor 7 Tahun

1983 mengenai pajak penghasilan telah diubah terakhir dengan UU Nomor.

36 Tahun 2008 kemudian disahkan tanggal 27 juli 2015 mengharuskan

seluruh perusahaan wajib pajak agar malksanakan pemotongan PPh 22


3

sebesar 2% dari jumlah bruto terhadap sewa serta penghasilan lain yang

berhubungan dengan pemakaian bruto, kecuali sewa serta penghasilan lain

yang sehubungan denfan harta, kecuali sebagaimana yang dimaksud oleh

pasal 4 ayat (2); mengenai sewa serta penghasilan lain yang sehubung

dengan penggunaan harta. Sehubungan dengan imbalan jasa teknik, jasa

manajemen, jasa kontruksi, jasa konsultan serta jasa pengankutan atau

ekspedisi 3 atau jasa lain diluar dari jasa yang sudah dipotong oleh Pajak

Penghasilan sebagaimana yang dimaksud dalam pasal 21.

Pengertian mengenai jasa konsultasi ketetapan Menteri Keuangan

Nomor 109/PMK.03/2018. Dapat dipahami bahwa sistem administrasi

perpajakan merupakan suatu sistem yang bertugas mendukung pelkasanaan

prosedur serta tata kelola dalam administrasi perpajakan yang

pelaksanaanya sesuai dengan peraturan perundang-undangan.

1. Kegiatan pengadaan barang ataupun jasa merupakan suatu

kegiatan untuk memperbaharui Sistem Administrasi Perpajakan

yang memiliki hubungan dengan pembaruan Sistem Administrasi

Perpajakan yang dilaksanakan oleh DJP dimana prosesnya dimulai

dari menidentifikasi kebutuhan hingga dengan terima hasil

pekerjaan.

2. PA merupakan singkatan dari Pengguna Anggaran yang mana

merupakan pejabat yang memegang kewenangan terhadap

penggunaan anggaran.
4

3. Seorang pejabat yang memiliki kuasa untuk menjalankan sebagian

kewenangan beserta tanggung jawa penggunaan anggaran dari PA

dikenal dengan Kuasa Pengguna Anggaran (KPA)

4. Yang memiliki tugas serta bertanggung jawab untuk menjalankan

proses pemilihan terhadap barang serta jasa yang berada pada

lingkup Peraturan Pemerintah Nomor 40 Tahun 2018 Pembaruan

Sistem Administrasi Perpajakan ialah dipegang oleh pelaksana

pengadaan dalam hal ini Tim pengadaan / Agen Pengadaan.

5. Tim yang memiliki tugas untuk melaksanakan pemeriksaan

terhadap administrasi hasil pekerjaan pada pengadaan Barang serta

jasa ialah panitian Pemeriksa Hasil Pekerjaan yang disingkat

menjadi PPHP.

6. Menteri selaku Pengguna Anggaran, mampu menetapkan suatu

tim yang memiliki tugas sebagai pelaksana pemilihan peyediaan

barang serta jasa yang berada pada lingkup dari ketetapan

presiden Nomor 40 Tahun 2018 mengenai Pembaruan Sistem

Administrasi Perpajakan dimana Tim tersebut disebut sebagai Tim

Pengadaan.

7. Penyedia ialah perorangan atau lembaga hukum, yang

melaksanakan suatu kegiatan usaha, secara bersama maupun

independen yang mana melalui perjanjian yang dilaksanakan

secara kontrak.
5

8. Standar dokumen pengadaan adalah dokumen standar yang

dijadikan dasar penyusunan dokumen Pemilihan Penyedia.

9. Jasa pelayanan profesional yang dilakukan dengan cara

perorangan ialah suatu jasa konsultasi yang dilakukan dengan

keahlian tertentu dalam berbagai bidang keilmuan yang

mengedepankan brainware atau olah pikir.

10. Jasa konsultasi badan usaha merupakan suatu jasa profesional

yang juga membutuhkan suatu kemampuan ahli di berbagai bidang

keilmuwan yang mengedepankan brainware atau suatu olah pikir.

Wajib pajak yang mendapatkan penghasilan sebagaimana yang

tertuang dalam ayat (1) tanpa memiliki NPWP, tingginya tarif pemotongan

ialah melebihi 100% dari pada tarif seperti yang tertuang dalam ayat (1)...

suatu sample atau contoh perusahaan yang menekuni bidang jasa konsultasi

yakni INKINDO atau Ikatan Nasional Konsultan Indonesia merupakan

suatu Asosiasi Badan Usaha Jasa Konsultan yang menjadi salah satu tempat

komunikasi konsultasi serta koordinasi antar anggotanya.

Pada penelitian kali ini objek penelitian yang dipilih adalah

PT.Angakasa Global Consultant Kiantek, alasan memilih PT.Angkasa Global

Consultant karena perusahaan ini bergerak dibidang jasa perencanaan

wilayah dan kota, jasa arsitektur, jasa study, teknik kesipilan dan manajemen

perkotaan. Dalam hal ini PT.Angkasa Global Consultant mempunyai

kewajiban memotong, menyetor serta melaporkan pajak penghasilan atas jasa

konsultansi barang dan jasa perencanaan wilayah kota. Pajak Penghasilan


6

pasal 23 dimana tarif 2% dari penghasilan yang dipotong oleh PT.Angkasa

Global Consultant.

Namun pada penelitian kali ini penulis lebih fokus dalam membahas

PPh Pasal 23 atas jasa konsultasi karena merupakan transaksi yang sering

terjadi pada objek penelitian. Sebagaimana penjelasan diatas maka penulis

terdorong utnuk melakukan suatu analisis pada perusahaan PT.Angkasa

Global Consultant agar dapat memperoleh pemahaman mengenai Pajak

Penghasilan Pasal 23 sehubungan dengan jasa perencanaan wilayah kota,

maka dari itu penulis mengangkat judul penelitian yakni “Analisis

Perhitungan dan Pencatatan PPH Pasal 23 Jasa Konsultan Pada PT.

Angkasa Global”.

1.2. Rumusan Masalah

Sesuai dengan uraian pendahuluan diatas, permasalahan yang akan

diteliti akan dirumuskan dalam bentuk pertanyaan penelitian sebagai berikut

ini:

“Apakah perhitungan dan pencatatan PPh Pasal 23 jasa konsultan pada

PT.Angakasa Global Consultant telah sesuai dengan UU Perpajakan

Nomor 244/PMK/03.2008 ?”

1.3. Tujuan Penelitian

Sesuai permasalahan yang diteliti, maka tujuan dari penelitian ini

adalah sebagai berikut :

“Mengetahui dan menganalisis perhitungan dan pencatatan PPh Pasal 23

jasa konsultan pada perusahaan PT.Angkasa Global Consultant.”


7

1.4. Manfaat Penelitian

Manfaat penelitian antara lain dapat memberikan masukkan bagi

beberapa pihak antara lain adalah sebagai berikut :

1. Bagi Peneliti

Sebagai sarana untuk menambah wawasan, pengetahuan dan

mengaplikasikannya secara langsung mengenai perhitungan dan

pencatatan PPH pasal 23 Bagi Perusahaan PT.Angkasa Global

Consultant. Untuk menambah wawasan peneliti dan pengetahuan tentang

penerapan pajak pengahasilan pasal 23.

2. Bagi Perusahaan

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi atau

masukan bagi perusahaan tentang indikator-indikato mengenai

perhitungan dan pencatatan PPH pasal 23 Bagi Perusahaan PT.Angkasa

Global Consultant Memberikan informasi bagi pihak manajemen

perusahaan tentang pentingnya menerapkan pajak penghasilan pasal 23

bagi perushaan yang dipercaya dapat meningkatkan kinerja perusahaan.

3. Bagi Akademisi

Sebagai bahan pertimbangan atau penambah wawasan terutama di

bidang akuntansi dan peneliti selanjutnya dalam mengkaji tentang

perhitungan dan pencatatan Bagi Perusahaan PT.Angkasa Global

Consultant.
8

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Kerangka Teori

2.1.1 Akuntansi

Akuntansi adalah aktivitas mengumpulkan, menganalisis,

menyajikan dalam bentuk angka, mengklasifikasikan, mencatat, meringkas,

dan melaporkan aktivitas/transaksi suatu badan usaha dalam bentuk

informasi keuangan. Akuntansi juga pada prinsipnya ialah sistem

pengelolaan informasi yang menyajikan mengenai formasi akuntansi. Ada

dua macam akuntansi yakni akuntansi keuangan dan akuntansi manajemen.

Ada pun akuntansi dilihat dari sudut proses kegiatannya Suwardjono

(2014:8) “akuntansi diartikan dengan proses mencatat, menggolongkan,

meringkas, melapor, dan menganalisis data keuangan suatu organisasi”.

Artian ini menunjukkan kegiatan akuntansi yaitu tugas yang kompleks dan

menyangkut berbagai kegiatan. Rudianto (2013:4).

2.1.2 Pajak

Definisi pajak berdasarkan undang-undang Nomor 16 tahun 2009

tentang perubahan keempat atas undang-undang Nomor 6 tahun 1983

tentang Ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan pada pasal 1 ayat 1

yang dikutip dari Mardiasmo (2016) menyatakan “pajak merupakan

kontribusi wajib kepada negara yang terutang oleh orang pribadi atau badan

yang bersifat memaksa berlandaskan Undang-Undang, dengan tidak


9

mendapat pengembalian secara langsung dan dipakai dalam kebutuhan

negara bagi seluruh kemakmuran rakyat”.

Sedangkan menurut Mardiasmo (2016) “pajak ialah iuran rakyat

kepada kas negara berlandaskan aturan dengan tiada menghasilkan

kontraprestasi yang langsung bisa dinyatakan dan yang dipakai dalam

membiayai kebutuhan umum”.

2.1.3 Akuntansi Perpajakan

Akuntansi perpajakan merupakan salah satu cabang ilmu akuntansi.

Pengertian akuntansi perpajakan sendiri adalah pencatatan dan penyusunan

laporan semua transaksi keuangan untuk mengetahui besarnya pajak yang

harus dibayar Wajib Pajak (WP). Sebenarnya dunia perpajakan tidak

mengenal istilah akuntansi. Istilah yang ada hanya pencatatan dan

pembukuan saja. Namun memasuki era perpajakan modern, sistem

akuntansi sangat dibutuhkan.

Secara garis besar, akuntansi dan akuntansi perpajakan

menggunakan cara kerja yang sama. Hanya saja, dalam akuntansi yang

dihasilkan adalah laporan keuangan, sementara untuk akuntansi perpajakan

yang dihasilkan adalah laporan pajak.

Menurut Waluyo (2013:35) “akuntasi pajak (tax accounting),


menjelaskan bahwa dalam menetapkan besarnya pajak terutang tetap
mendasarkan laporan keuangan yang disusun oleh perusahaan, mengingat
dalam ketentuan perundangundangan perpajakan terdapat aturan-aturan
khusus yang berkaitan dengan akuntansi, yaitu masalah konsep transaksi
dan peristiwa keuangan, metode pengukurannya, serta pelaporannya yang
ditetapkan dengan undang-undang”.
Sebagai contoh penerapan Akuntansi Perpajakan Atas Penyerahan
Jasa sebagai berikut:
10

Pencatatan :
Kas xxxx
Piutang PPH Pasal 23 xxxx
Hutang PPN Keluaran xxxx
Pendapatan Jasa xxxx

2.1.4 Konsep Dasar Pajak

Menurut Undang-Undang Pajak Nomor 28 tahun 2007 tentang

ketentuan dan tata cara perpajakan menyatakan pajak adalah kontribusi

wajib kepada negara yang bersifat memaksa berdasarkan undang-undang,

dengan tidak mendapatkan imbalan secara langsung dan digunakan untuk

keperluan negara demi kemakmuran dan kesejahteraan rakyat. Sedangkan

Menurut Thomas (2013:3),

“pajak adalah iuran masyarakat kepada negara (yang dapat dipaksakan)


yang terutang bagi yang wajib membayarnya menurut peraturan umum
undang- undang dengan tidak mendapat prestasi kembali yang langsung
dapat ditujukan dangunanya adalah untuk membiayai pengeluaran-
pengeluaran umum yang berhubungan dengan tugas negara untuk
menyelenggarakan pemerintahan’. Sejalan dengan pemikiran diatas,
tampak “bahwa pajak merupakan sumber pendapatan pemerintah dimana
individu dan bekerjasama badan-badan yang wajib diharuskan membayar
proporsi tertentu dari pendapatan mereka kepada pemerintah untuk
program”. (Akinleye & Ogunmakin, 2016).

2.1.5 Pengertian Pajak Penghasilan


Sebagai warga negara yang baik, taat membayar pajak dan paham

ketentuan pajak sudah menjadi kewajiban kita bersama. Dari berbagai jenis

pajak yang dibebankan kepada warga negara hingga penghasilan yang

diterima perorangan maupun perusahaan, termasuk objek pajak yang akan

dikenakan pajak penghasilan (PPh).


11

Pajak Penghasilan Pasal 23 (PPh Pasal 23) adalah pajak yang

dikenakan pada penghasilan atas modal, penyerahan jasa, atau hadiah dan

penghargaan, selain yang telah dipotong PPh Pasal 21. Umumnya

penghasilan jenis ini terjadi saat adanya transaksi antara pihak yang

menerima penghasilan (penjual atau pemberi jasa) dan pemberi

penghasilan.

(Mardiasmo 2013:155) “menyatakan bahwa sesuai dengan


sebutannya pajak penghasilan itu dikenakan atas penghasilan. Pajak
penghasilan merupakan salah satu jenis pajak pusat yang obyeknya adalah
penghasilan. Pajak penghasilan dikenakan terhadap wajib pajak yaitu
apabila telah terpenuhi syarat subyektif dan syarat obyektif sebagamaina
ditentukan oleh Undang-Undang Pajak Penghasilan”.

2.1.6 Dasar Hukum Pajak Penghasilan

Pajak Penghasilan Pasal 23 (PPh Pasal 23) adalah pajak penghasilan

dalam tahun berjalan yang dipotong atas penghasilan yang diterima atau

diperoleh wajib pajak dalam negeri dan betuk usaha tetap yang berasal dari

modal, penyerahan jasa, atau penyelenggaraan kegiatan selain yang

dipotong PPh Pasal 21 yang dibayarkan atau terutang oleh badan

pemerintah, subjek pajak badan dalam negeri, penyelenggara kegiatan,

BUT, atau perwakilan perusahaan luar negeri yang lain.

Pada umumnya penghasilan tersebut terjadi saat adanya transaksi

antara dua pihak. Pihak yang menerima penghasilan atau penjual atau

pemberi jasa akan dikenakan PPh pasal 23. Pihak pemberi penghasilan atau

pembeli atau penerima jasa akan memotong dan melaporkan PPh pasal 23

tersebut kepada kantor pajak. Dasar hukum PPh Pasal 23 adalah Undang-

Undang Nomor 7 Tahun 1983 tentang Pajak Penghasilan sebagaimana telah


12

beberapa kali diubah terakhir dengan Undang-Undang Nomor 36 Tahun

2008 (UU PPh).

Peraturan perundang-undangan yang mengatur pajak penghasilan di

Indonesia adalah UU No. 7 Tahun 1983 yang telah disempurnakan dengan

UU No. 7 Tahun 1991, UU No. 10 Tahun 1994, UU No. 17 Tahun 2000,

UU No.36 Tahun 2008, Peraturan Pemerintah, Keputusan Presiden,

Keputusan Menteri Keuangan, Keputusan Direktur Jenderal Pajak maupun

Surat Edaran Direktur Pajak.

2.1.7 Pajak Penghasilan

Pajak Penghasilan (PPh) adalah pajak yang dikelola oleh pemerintah

pusat dan memberikan kontribusi signifikan kepada penerimaan negara

(Priantara 2013:171). Di Indonesia, Pajak Penghasilan diatur dalam

Undang-Undang No.7 Tahun 1984 tentang Pajak Penghasilan (PPh) yang

berlaku sejak 1 Januari 1984. Undang-Undang ini telah beberapa kali

mengalami perubahan dan terakhir kali diubah dengan Undang-Undang

No.36 Tahun 2008. Dasar hukum pengenaan Pajak Penghasilan adalah

Undang-Undang No.7 Tahun 1984 sebagaimana telah diubah terakhir

dengan Undang-Undang No.36 Tahun 2008. Undang-Undang Pajak

Penghasilan berlaku mulai tahun 1984 dan merupakan pengganti UU Pajak

11 Perseroan 1925, UU Pajak Pendapatan 1944, UU PBDR 1970.

2.1.8 Pajak Penghasilan Pasal 23

Pajak penghasilan atau yang disingkat PPH menurut pasal 23 adalah

pajak yang dilakukan pemotongan atas penghasilan atau pendapatan yang

diambil dari modal, penyerahan jasa, hadiah dan penghargaan. Namun


13

dipastikan penghasilan ini sudah di pangkas atau dipotong pajak

penghasilan seperti yang tercantum di dalam pasal 21.

Pajak penghasilan pasal 23 biasanya akan diterapkan atau

dibebankan saat terjadi satu transaksi diantara kedua belah pihak. Kedua

belah pihak yang dimaksud adalah kesepakatan diantara penjual atau orang

yang akan menerima penghasilan dengan pihak yang akan memberi jasa

yang nantinya dia yang akan mendapatkan beban PPh pasal 23.

Menurut Mardiasmo (2018:272) “Pajak Penghasilan Pasal 23


(PPh Pasal 23) adalah pemotongan pajak atas penghasilan yang
diterima atau diperoleh wajib pajak dalam negeri dan Bentuk Usaha
Tetap yang berasal dari modal, penyerahan jasa, atau penyelenggara,
kegiatan selain yang telah dipotong Pajak Penghasilan Pasal 21, yang
dibayarkan, disediakan untuk dibayarkan, atau telah jatuh tempo
pembayaran oleh badan pemerintah, subjek pajak badan dalam negeri,
penyelenggara kegiatan, bentuk usaha tetap, atau perwakilan
perusahaan luar negeri”.

2.1.9 Objek Pajak Penghasilan Pasal 23

Penghasilan dibayarkan, disediakan untuk dibayarkan, atau telah

jatuh tempo pembayarannya oleh badan pemerintah, subjek pajak badan

dalam negeri, penyelenggara kegiatan, bentuk usaha tetap, atau perwakilan

perusahaan luar negeri lainnya kepada wajib pajak dalam negeri atau

bentuk usaha tetap, dipotong pajak oleh pihak yang wajib membayarkan.

2.1.10 Bukan Objek Pajak Penghasilan Pasal 23

Penghasilan yang tidak dikenakan pemotongan PPh Pasal 23 adalah:

1. Penghasilan yang dibayarkan atau terutang kepada bank.

2. Sewa yang dibayarkan atau terutang sehubungan dengan sewa

guna usaha dengan hak opsi.


14

3. Dividen atau bagian laba yang diterima atau diperoleh perseroan

terbatas sebagai BUMN, koperasi, wajib pajak dalam negeri, dari

penyertaan modal pada badan usaha yang didirikan dan tempat

kedudukan di Indonesia dengan 12 syarat:

a. Dividen berasal dari cadangan laba yang ditahan

b. Bagi perseroan terbatas, BUMN dan BUMD yang

menerima dividen, kepemilikan saham kepada badan yang

memberikan dividen paling rendah 25% dari jumlah modal

yang disetor.

4. Dividen yang diterima oleh orang pribadi.

5. Diperoleh anggota dari perseroan komanditer yang modalnya tidak

terbagi atau bagian laba yang diterima atas persekutuan, saham-

saham, kongsi, firma, dan perkumpulan, termasuk pemegang unit

kontrak investasi kolektif.

6. Hasil usaha sisa koperasi yang dibayarkan koperasi oleh kepada

anggotanya.

7. Jasa keuangan yang berfungsi sebagai penyalur pinjaman dan/atau

pembiayaan yang diatur dengan Peraturan Menteri Keuangan atau

penghasilan yang dibayarkan atau terutang kepada badan usaha.

2.1.11 Peraturan Menteri Keungan Nomor 244/PMK/03.2008

Tentang Jasa lain sebagaimana dimaksud dalam pasal 23 ayat (1)

Huruf c angka 2 Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1983 Tentang Pajak


15

Penghasilan sebagaimana telah beberapa kali diubah terakhir dengan

Undang-Undang 36 tahun 2008

Menimbang :

1. Bahwa berdasarkan Pasal 23 ayat (1) huruf c angka 2 Undang-Undang

Nomor 7 Tahun 1983 tentang Pajak Penghasilan sebagaimana telah

beberapa kali diubah terakhir dengan Undang-Undang Nomor 36 Tahun

2008, imbalan sehubungan dengan jasa lain selain yang telah dipotong

Pajak Penghasilan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 21, dipotong

Pajak Penghasilan sebesar 2% (dua persen) dari jumlah bruto atas

imbalan dimaksud;

2. Bahwa berdasarkan Pasal 23 ayat (2) Undang-Undang Nomor 7 Tahun

1983 tentang Pajak Penghasilan sebagaimana telah beberapa kali diubah

terakhir dengan Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2008, Menteri

Keuangan berwenang mengatur jenis jasa lain sebagaimana dimaksud

dalam Pasal 23 ayat (1) huruf c angka 2 Undang-Undang Nomor 7

Tahun 1983 tentang Pajak Penghasilan sebagaimana telah beberapa kali

diubah terakhir dengan Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2008;

3. Bahwa berdasarkan pertimbangan pada huruf a dan huruf b dimaksud,

perlu menetapkan Peraturan Menteri Keuangan tentang Jenis Jasa Lain

Sebagaimana Dimaksud dalam Pasal 23 Ayat (1)Huruf c Angka 2

Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1983 tentang Pajak Penghasilan

sebagaimana telah beberapa kali diubah terakhir dengan Undang-

Undang Nomor 36 Tahun 2008.


16

Mengingat:

1. Undang-Undang Nomor 6 Tahun 1983 tentang Ketentuan Umum dan

Tata Cara Perpajakan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun

1983 Nomor 49, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3262)

sebagaimana telah beberapa kali diubah terakhir dengan Undang-

Undang Nomor 28 Tahun 2007 (Lembaran Negara Republik Indonesia

Tahun 2007 Nomor 85, Tambahan Lembaran Negara Republik

Indonesia Nomor 4740);

2. Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1983 tentang Pajak Penghasilan

(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1983 Nomor 50;

Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3263)

sebagaimana telah beberapa kali diubah terakhir dengan Undang-

Undang Nomor 36 Tahun 2008 (Lembaran Negara Republik Indonesia

Tahun 2008 Nomor 133, Tambahan Lembaran Negara Republik

Indonesia Nomor 4893);

3. Keputusan Presiden Nomor 20/P Tahun 2005;

Memutuskan:

Peraturan Menteri Keuangan tentang jenis jasa lain sebagaimana

dimaksud dalam pasal 23 ayat (1) huruf c angka 2 Undang-Undang Nomor

7 Tahun 1983 tentang Pajak Penghasilan sebagaimana telah beberapa kali

diubah terakhir Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2008


17

Pasal 1:

1. Imbalan sehubungan dengan jasa lain selain jasa yang telah dipotong

Pajak Penghasilan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 21, sebagaimana

dimaksud dalam Pasal 23 ayat (1) huruf c angka 2 Undang-Undang

Nomor 7 Tahun 1983 tentang Pajak Penghasilan sebagaimana telah

beberapa kali diubah terakhir dengan Undang-Undang Nomor 36 Tahun

2008, dipotong Pajak Penghasilan sebesar 2% (dua persen) dari jumlah

bruto tidak termasuk Pajak Pertambahan Nilai.

2. Jenis jasa lain sebagaimana dimaksud pada ayat (1) terdiri dari :

a. Jasa penilai (appraisal);

b. Jasa aktuaris;

c. Jasa akuntansi, pembukuan, dan atestasi laporan keuangan;

d. Jasa perancang (design);

e. Jasa pengeboran (drilling) di bidang penambangan minyak dan gas

bumi (migas), kecuali yang dilakukan oleh bentuk usaha tetap

(BUT);

f. Jasa penunjang di bidang penambangan migas;

g. Jasa penambangan dan jasa penunjang di bidang penambangan

selain migas;

h. Jasa penunjang di bidang penerbangan dan bandar udara;

i. Jasa penebangan hutan;

j. Jasa pengolahan limbah;

k. Jasa penyedia tenaga kerja (outsourcing services);


18

l. Jasa perantara dan/atau keagenan;

m. Jasa di bidang perdagangan surat-surat berharga , kecuali yang

dilakukan oleh Bursa Efek, KSEI dan KPEI;

n. Jasa custodian/penyimpanan /penitipan, kecuali yang dilakukan oleh

KSEI;

o. Jasa pengisian suara (dubbing) dan/atau sulih suara;

p. Jasa mixing film;

q. Jasa sehubungan dengan software computer, termasuk perawatan,

pemeliharaan dan perbaikan;

r. Jasa instalasi/pemasangan mesin, peralatan, listrik, telepon, air, gas,

AC, dan/atau TV kabel, selain yang dilakukan oleh Wajib Pajak

yang ruang lingkupnya di bidang konstruksi dan mempunyai izin

dan/atau sertifikasi sebagai pengusaha konstruksi;

s. Jasa perawatan/perbaikan/pemeliharaan mesin, peralatan, listrik,

telepon, air, gas, AC, TV kabel, alat transportasi/kendaraan dan/atau

bangunan, selain yang dilakukan oleh Wajib Pajak yang ruang

lingkupnya di bidang konstruksi dan mempunyai izin dan/atau

sertifikasi sebagai pengusaha konstruksi;

t. Jasa maklon;

u. Jasa penyelidikan dan keamanan;

v. Jasa penyelenggara kegiatan atau event organizer;

w. Jasa pengepakan;
19

x. asa penyediaan tempat dan/atau waktu dalam media masa, media

luar ruang atau media lain untuk penyampaian informasi

y. Jasa pembasmian hama;

z. Jasa kebersihan atau cleaning service;

aa. Jasa catering atau tata boga.

3. Dalam hal penerima imbalan sehubungan dengan jasa sebagaimana

dimaksud pada ayat (2) tidak memiliki Nomor Pokok Wajib Pajak,

besarnya tariff pemotongan adalah lebih tinggi 100% (seratus persen)

daripada tariff sebagaimana dimaksud pada ayat (1).

Pasal 2

1. Jasa penunjang di bidang penambangan migas sebagaimana dimaksud

dalam Pasal 1 ayat (2) huruf f adalah jasa penunjang di bidang

penambangan migas dan panas bumi berupa:

a. Jasa penyemenan dasar (primary cementing) yaitu penempatan

bubur semen secara tepat di antara pipa selubung dan lubang sumur;

b. Jasa penyemenan perbaikan (remedial cementing), yaitu penempatan

bubur semen untuk maksud-maksud:

1) Penyumbatan kembali formasi yang sudah kosong;

2) Penyumbatan kembali zona yang berproduksi air;

3) Perbaikan dari penyemenan dasar yang gagal;

4) Penutupan sumur.

c. Jasa pengontrolan pasir (sand control), yaitu jasa yang menjamin

bahwa bagian-bagian formasi yang tidak terkonsolidasi tidak akan


20

ikut terproduksi ke dalam rangakaian pipa produksi dan

menghilangkan kemungkinan tersumbatnya pipa;

d. Jasa pengasaman (matrix acidizing), yaitu pekerjaan untuk

memperbesar daya tembus formasi dan menaikan produktivitas

dengan jalan menghilangkan material penyumbat yang tidak

diinginkan;

e. Jasa peretakan hidrolika (hydraulic), yaitu pekerjaan yang dilakukan

dalam hal cara pengasaman tidak cocok, misalnya perawatan pada

formasi yang mempunyai daya tembus sangat kecil;

f. Jasa nitrogen dan gulungan pipa (nitrogen dan coil tubing), yaitu

jasa yang dikerjakan untuk menghilangkan cairan buatan yang

berada dalam sumur baru yang telah selesai, sehingga aliran yang

terjadi sesuai dengan tekanan asli formasi dan kemudian menjadi

besar sebagai akibat dari gas nitrogen yang telah dipompakan ke

dalam cairan buatan dalam sumur;

g. Jasa uji kandung lapisan (drill steam testing), penyelesaian

sementara suatu sumur baru agar dapat mengevaluasi kemampuan

berproduksi;

h. Jasa reparasi pompa reda (reda repair);

i. Jasa pemasangan instalasi dan perawatan;

j. Jasa penggantian peralatan/material;

k. Jasa mud logging, yaitu memasukkan lumpur ke dalam sumur;

l. Jasa mud engineering;


21

m. Jasa well logging & perforating;

n. Jasa stimulasi dan secondary decovery;

o. Jasa well testing & wire line service;

p. Jasa alat control navigasi lepas pantai yang berkaitan dengan

drilling;

q. Jasa pemeliharaan untuk pekerjaan drilling;

r. Jasa mobilisasi dan demobilisasi anjungan drilling;

s. Jasa lainnya yang sejenis di bidang pegeboran migas

2. Jasa penambangan dan jasa penunjang di bidang penambangan selain

migas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 1 ayat (2) huruf g adalah

semua jasa penambangan dan jasa penunjang di bidang pertambangan

umum berupa:

a. Jasa pengobaran;

b. Jasa penebasan;

c. Jasa pengupasan dan pengeboran;

d. Jasa penambangan;

e. Jasa pengangkutan/system transportasi, kecuali jasa angkutan

umum;

f. Jasa pengolahan bahan galian;

g. Jasa reklamasi tambang;

h. Jasa pelaksanaan mekanikal, elektrikal, manufaktur, fabrikasi dan

penggalian/pemindahan tanah;

i. Jasa lainnya yang sejenis di bidang pertambangan umum.


22

3. Jasa penunjang di bidang penerbangan dan bandar udara sebagaimana

dimaksud dalam Pasal 1 ayat (2) huruf h adalah berupa:

a. Bidang aeronautika, termasuk:

1) Jasa pendaratan, penempatan, penyimpanan pesawat udara

dan jasa lain sehubungan dengan pendaratan pesawat udara

2) Jasa penggunaan jembatan pintu (avio bridge);

3) Jasa pelayanan penerbangan;

4) Jasa ground handling, yaitu pengurusan seluruh atau

sebagian dari proses pelayanan penumpang dan bagasinya

serta kargo, yang diangkut dengan pesawat udara, baik yang

berangkat maupun yang datang, selama pesawat udara

didarat;

5) Jasa penunjang lain di bidang aeronautika.

b. Bidang non-aeronautika, termasuk:

a) Jasa catering di pesawat dan jasa pembersihan pantry pesawat;

b) Jasa penunjang lain di bidang non-aeronautika.

4. Jasa maklon sebagaimana dimaksud dalam Pasal 1 ayat (2) huruf t

adalah pemberian jasa dalam rangka proses penyelesaian suatu barang

tertentu yang proses pengerjaannya dilakukan oleh pihak pemberi jasa

(disubkontrakkan), yang spesifikasi, bahan baku dan atau barang

setengah jadi dan atau bahan penolong/pembantu yang akan diproses

sebagian atau seluruhnya disediakan oleh pengguna jasa, dan

kepemilikan atas barang jadi berada pada pengguna jasa.


23

5. Jasa penyelenggara kegiatan atau event organizer sebagaimana

dimaksud dalam Pasal 1 ayat (2) huruf v adalah kegiatan usaha yang

dilakukan oleh pengusaha jasa penyelenggara kegiatan meliputi antara

lain penyelengaraan pameran, konvensi, pagelaran musik, pesta,

seminar, peluncuran produk, konferensi pers, dan kegiatan lain yang

memanfaatkan jasa penyelenggara kegiatan.

Pasal 3

Peraturan Menteri Keuangan ini mulai berlaku pada tanggal 1

Januari 2009. Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan

pengumuman Peraturan Menteri Keuangan ini dengan penempatannya

dalam Berita Negara Republik Indonesia. Ditetapkan di Jakarta pada

tanggal 31 Desember 20 Menteri Keuangan Republik Indonesia.

2.1.12 Tarif Pajak Penghasilan Pasal 23

Tarif dari pajak penghasilan (PPh Pasal 23) dikenakan atas Dasar

Pengenaan Pajak (DPP) atau jumlah bruto dari penghasilan. Di dalam PPh

Pasal 23, terdapat dua jenis tarif yang diberlakukan, yaitu 15% dan 2%

tergantung dari objek pajaknya. Di bawah ini adalah tarif dan objek pajak

yang terkena PPh Pasal 23 yang berlaku di Indonesia.

1. Dikenakan 15% dari jumlah bruto atas:

a. Dividen kecuali pembagian dividen kepada orang pribadi dikenakan

final, bunga, dan royalti;

b. Hadiah dan penghargaan selain yang telah dipotong PPh pasal 21.
24

2. Dikenakan 2% dari jumlah bruto atas sewa dan penghasilan lain

sehubungan dengan penggunaan harta, kecuali sewa tanah dan/atau

bangunan.

3. Dikenakan 2% dari jumlah bruto atas imbalan jasa teknik, jasa

manajemen, jasa konstruksi, dan jasa konsultan.

4. Untuk yang tidak ber-NPWP dipotong 100% lebih tinggi dari tarif PPh

Pasal 23.

5. Yang dimaksud dengan jumlah bruto adalah seluruh jumlah penghasilan

yang dibayarkan, disediakan untuk dibayarkan, atau telah jatuh tempo

pembayarannya oleh badan pemerintah, subjek pajak dalam negeri,

penyelenggara kegiatan, bentuk usaha tetap, atau perwakilan perusahaan

luar negeri lainnya kepada Wajib Pajak dalam negeri atau bentuk usaha

tetap. Tidak termasuk:

a. Pembayaran gaji, upah, honorarium, tunjangan, dan pembayaran lain

sebagai imbalan sehubungan dengan pekerjaan yang dibayarkan WP

penyedia tenaga kerja kepada tenaga kerja yang melakukan

pekerjaan, berdasarkan kontrak dengan pengguna jasa;

b. Pembayaran atas pengadaan/pembelian barang atau material

(dibuktikan dengan faktur pembelian);

c. Pembayaran kepada pihak kedua (sebagai perantara) untuk

selanjutnya dibayarkan kepada pihak ketiga (dibuktikan dengan

faktur tagihan pihak ketiga disertai dengan perjanjian tertulis);


25

d. Pembayaran penggantian biaya (reimbursement), yaitu penggantian

pembayaran sebesar jumlah yang nyata-nyata telah dibayarkan pihak

kedua kepada pihak ketiga (dibuktikan dengan faktur tagihan atau

bukti pembayaran yang telah dibayarkan kepada pihak ketiga).

2.1.13 Wajib Pajak

Wajib pajak patuh adalah wajib pajak yang ditetapkan oleh Direktur

Jenderal Pajak sebagai wajib pajak yang memenuhi kriteria tertentu yang

dapat diberikan pendahuluan pengembalian kelebihan pembayaran pajak.

Syarat- syarat Wajib Pajak Patuh diantaranya:

1. Tepat waktu dalam menyampaikan Surat Pemberitahuan Tahunan dalam

2 (dua) tahun terakhir.

2. Dalam tahun terakhir, penyampaian SPT Masa yang terlambat tidak

lebih dari 3 masa pajak untuk setiap jenis pajak dan tidakberturut-turut.

3. SPT masa yang terlambat sebagaimana telah disampaikan tidak lewat

dari batas waktu penyampaian SPT Masa pada masa pajak berikutnya.

4. Tidak mempunyai tunggakan pajak untuk semua jenis pajak

5. Tidak pernah dijatuhi hukuman karena melakukan tindak pidana di

bidang perpajakan dalam jangka waktu 10 (sepuluh) tahun terakhir

6. Dalam hal laporan keuangan diaudit oleh Akuntan Publik atau Badan

Pengawasan Keuangan dan Pembangunan harus dengan pendapat wajar

dengan pengecualian sepanjang pengecualian tersebut tidak

mempengaruhi laba rugi fiscal.


26

2.1.14 Pembayaran dan Pelaporan

Pembayaran dilakukan oleh pihak pemotong dengan cara membuat

ID billing terlebih dahulu, lalu membayarnya melalui Bank Persepsi

(ATM, teller bank, fitur bayar pajak online di OnlinePajak, dll) yang telah

disetujui oleh Kementerian Keuangan. Jatuh tempo pembayaran adalah

tanggal 10, sebulan setelah bulan terutang pajak penghasilan 23.

Pelaporan dilakukan oleh pihak pemotong dengan cara mengisi SPT

Masa PPh Pasal 23, lalu bisa melaporkannya melalui fitur lapor pajak online

atau efiling gratis di OnlinePajak. Jatuh tempo pelaporan adalah tanggal 20,

sebulan setelah bulan terutang pajak penghasilan 23. Jika sebelumnya

perhitungan, pembayaran dan pelaporan PPh Pasal 23 dilakukan secara

terpisah-pisah, kini ketiga hal tersebut bisa dilakukan dengan satu

aplikasi OnlinePajak yang terintegrasi, mudah, otomatis dan lebih cepat.

Baik Anda membuat laporan PPh 23 di OnlinePajak atau

menggunakan file CSV PPh 23 dari aplikasi e-SPT, lalu mengimpornya

untuk e-Filing pajak gratis di OnlinePajak. Sangat memudahkan akuntan

yang ingin menyelesaikan pelaporan dan pembayarannya tepat waktu.

1. Batas waktu penyampaian SPT nya adalah paling lama 20 hari setelah

akhir Tahun Pajak.

2. Menteri Keuangan menentukan tanggal jatuh tempo pembayaran dan

penyetoran pajak yang terutang untuk suatu saat atau Masa Pajak bagi

masingmasing jenis pajak, paling lama 15 (lima belas) hari setelah saat

terutangnya pajak atau berakhirnya Masa Pajak.


27

3. Tanggal jatuh tempo pembayaran, penyetoran pajak, dan pelaporan

pajak untuk SPT Masa, yaitu :

a. Jika tanggal jatuh tempo pembayaran pajak bertepatan dengan hari

libur termasuk hari sabtu atau hari libur nasional, maka pembayaran

pajak dapat dilakukan pada hari kerja berikutnya.

b. Jika tanggal batas akhir pelaporan bertepatan dengan hari libur

termasuk hari sabtu atau hari libur nasional, pelaporan dapat

dilakukan pada hari kerja berikutnya.

c. Hari libur nasional termasuk hari yang diliburkan untuk

penyelenggaraan Pemilihan umum yang ditetapkan oleh Pemerintah

dan cuti bersama secara nasional yang ditetapkan oleh Pemerintah.

d. Batas waktu pembayaran dan pelaporan pajak untuk SPT masa

adalah untuk Pajak penghasilan pasal 23 pembayarannya paling

lambat tanggal 30 10 bulan berikutnya dan pelaporannya paling

lambat tanggal 20 bulan berikutnya.

Jika pembayaran pajak untuk SPT masa terlambat maka akan

mendapatkan sanksi dari Derektorat Jendral Pajak (DJP). Jenis sanksi

tersebut telah diatur UU KUP 2007 Pasal 9 Ayat (2a) menyatakan bahwa

Keterlambatan bayar/setor pajak masa akan dikenai jenis sanksi 2% per

bulan dari jumlah pajak yang kurang dibayar, dihitung sejak jatuh tempo

pembayaran s/d tanggal pembayaran. Dan jika Pelaporan pajak untuk SPT

masa terlambat maka akan mendapat sanksi yang telah diatur UU KUP
28

2007 Pasal 7 Ayat (1) menyatakan bahwa SPT masa tidak disampaikan atau

terlambat akan dikenai jenis sanksi sebesar Rp. 100.000,-

2.2 Kerangka Pikir

PT.Angkasa Global
Consultant

Rumusan Masalah

Apakah perhitungan dan pencatatan PPh Pasal


23 jasa konsultan pada PT.Angakasa Global
Consultant telah sesuai dengan UU Perpajakan
Nomor 244/PMK/03.2008

Metode Analisis

Deskriptif Komparatif
Perhitungan dan Perhitungan dan
pencatatan PPH Pasal 23 pencatatan PPH Pasal
menurut UU Perpajakan 23 menurut Perusahaan
Nomor
244/PMK/03.2008 Kesimpulan

2.3 Hipotesis

Berdasarkan identifikasi masalah dan kerangka pemikiran teoritis

tersebeut hipotesisi penelitian dapat diturunkan sebagai berikut :

Diduga perhitungan dan pencatatan PPh Pasal 23 jasa konsultan pada

PT.Angakasa Global Consultant belum sesuai dengan Undang Undang

Perpajakan.
29

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Daerah dan Waktu Penelitian

Dalam penelitian ini daerah penelitian yang diambil adalah Kota

Makassar, Provinsi Sulawesi Selatan di PT.Angkasa Global Consultant

sebagai tempat penelitian. Penulis melakukan penelitian ini dalam waktu 2

bulan agar dapat mengumpulkan data penelitian.

3.2 Metode Pengumpulan Data

Dalam usaha untuk memperoleh data yang diperlukan oleh peneliti,

maka teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah :

1. Penelitian Lapangan (Field research) Penelitian lapangan merupakan

penelitian dengan melakukan pengamatan langsung atas kegiatan yang

dilakukan dalam perusahaan, diantaranya:

a. Wawancara Langsung (Interview) Yaitu pengumpulan data yang

dilakukan dengan mewawancarai pihak-pihak yang berwenang dalam

perusahaan untuk mendapatkan gambaran secara umum mengenai

perusahaan yang sedang diteliti.

b. Pengamatan (Observation) Yaitu suatu cara memperoleh data dengan

melakukan pengamatan secara langsung terhadap fasilitas fisik dan

kegiatan perusahaan untuk memperoleh gambaran secara nyata

mengenai perhitungan dan pencatatan PPH Pasal 23 pada PT.Angkasa

Global.
30

2. Dokumentasi

Teknik Dokumentasi dilakukan dengan cara melihat atau

menganalisis dokumen perusahaan. Teknik dokumentasi merupakan

metode pengumpulan data dengan cara mempelajari dokumen pajak

berupa Bukti Pembayaran Pajak / Bukti Penerimaan Pajak.

3. Studi Pustaka

Teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan mempelajari

buku-buku referensi, laporan-laporan, jurnal-jurnaldan media lainnya yang

berkaitan dengan obyek penelitian.

3.3 Jenis dan Sumber data

3.3.1 Jenis Data

1. Data Kuantitatif

Data Kuantitatif yaitu data yang diperoleh dalam bentuk angka-

angka yang dapat dihitung. Data diperoleh dari angka-angka dalam

bentuk tabel yang menunjukkam gambaran perhitungan dan pencatatan

PPH Pasal 23 pada PT.Angkasa Global Consultant.

2. Data Kualitatif

Data kualitatif data yang diperoleh dalam bentuk informasi baik

lisan maupun tulisan. data kualitatif dalam penelitian ini yaitu sejarah

berdirinya perusahaan dan struktur organisasi pada PT.Angkasa Global

Consultant.
31

3.3.2 Sumber Data

1. Data Primer

Data Primer merupakan data yang secara langsung diberikan

kepada pengumpul data. Sumber primer ini berupa catatan hasil

wawancara yang diperoleh melalui wawancara dengan pihak karyawan

pada PT.Angkasa Global Consultant.

2. Data Sekunder

Data sekunder merupakan data yang diperoleh dari literature-

literatur serta tulisan-tulisan yang berhubungan dengan penelitian ini.

Sumber data yang digunakan dalam penelitian ini juga berasal dari

dokumen-dokumen pada PT.Angkasa Global Consultant.

3.4 Metode Analisis

Analisis data yang dilakukan dalam penelitian ini adalah dengan

metode deskriptif komperartif. Metode deskriptif komparatif dalam penelitian

ini adalah dengan membandingkan perhitungan dan pencatatan PPH Pasal 23

UU Perpajakan dengan perhitungan dan pencatatan PPH Pasal 23 pada

PT.Angkasa Global Consultant.

3.5 Definisi Operasional

Defenisi operasional merupakan suatu faktor yang berkaitan dengan

suatu permasalahan yang akan dibahas untuk memudahkan pemahaman dalam

suatu penelitian, yaitu :


32

1. Pajak Penghasilan (PPH)

Pajak Penghasilan merupakan pajak yang dikenakan atas

penghasilan yaitu tambahan kemampuan ekonomis yang diterima atau

diperoleh Wajib Pajak yang dapat dipakai untuk konsumsi atau untuk

menambah kekayaan dengan nama dan dalam bentuk apa pun.

Pajak Penghasilan (PPh) adalah pajak yang dikelola oleh

pemerintah pusat dan memberikan kontribusi signifikan kepada

penerimaan negara (Priantara 2013:171). Di Indonesia, Pajak Penghasilan

diatur dalam Undang-Undang No.7 Tahun 1984 tentang Pajak Penghasilan

(PPh) yang berlaku sejak 1 Januari 1984.

2. Pajak Pengahsilan (PPH) Pasal 23

Pajak penghasilan atau yang disingkat PPH menurut pasal 23

adalah pajak yang dilakukan pemotongan atas penghasilan atau

pendapatan dari modal, penyerahan jasa, hadiah dan penghargaan.

3. Wajib Pajak

Wajib pajak adalah orang pribadi atau badan meliputi pembayar

pajak, pemotong pajak, dan pemungut pajak, yang mempunyai hak dan

kewajiban perpajakan sesuai dengan ketentuan perundang-undangan

perpajakan.

4. Pencatatan

Berdasarkan Undang-Undang No.7 Tahun 1984 tentang Pajak

Penghasilan Pasal 23. Pencatatan adalah data yang dikumpulkan secara

tertatur tentang peredaran atau penerimaan bruto dan/atau penghasilan


33

bruto sebagai dasar untuk menghitung jumlah pajak yang terutang,

termasuk penghasilan yang bukan pajak dan/atau yang dikenai pajak yang

bersifat final.
34

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Gambaran Umum

4.1.1 Sejarah perusahaan

PT ANGKASA GLOBAL CONSULTANT, didirikan

berdasarkan Akta Notaris S.K. Menteri Hukum dan HAM RI, Nomor:

AHU-1255 AH.02.01 Tahun 2010, tanggal 30 desember 2010 oleh

MUSTAHAR, S.H,M.Kn tertanggal 15 januari 2016 Nomor 26 di kota

Makassar.

PT. ANGKASA GLOBAL CONSULTANT pada dasarnya

didirikan atas prakarsa sekelompok generasi muda yang mempunyai

kesamaan visi, misi dan obsesi. Sekelompok generasi muda yang

berkeinginan untuk “bagaimana menciptakan bisnis jasa yang sekaligus

membuka peluang lapangan pekerjaan dan mengimplementasikan ilmu

pengetahuan dan teknologi bagi pembangunan dan kesejahteraan

bangsanya: Indonesia”.

4.1.2 Tanggung jawab dan Bidang Usaha

Dalam setiap pelaksanaan pekerjaannya, PT. ANGKASA

GLOBAL CONSULTANT senantiasa memegang teguh komitmen

organisasi, yaitu: menciptakan hasil pekerjaan dengan kualitas diatas

tuntutan pelanggan, senantiasa menjaga komitmen yang telah dibangun

bersama dengan klien dan selalu tetap menjaga profesionalisme sebagai

salah-satu keunggulan kompetetif organisasi. Tiga hal ini dilakukan


35

dalam rangka upaya untuk memenuhi apa yang menjadi kebutuhan dan

keinginan pelanggan kami (customer service for customer satisfaction).

Menyadari akan aset dan kekayaan yang paling utama dalam

layanan jasa adalah sumber daya manusia, PT. ANGKASA GLOBAL

CONSULTANT sangat concern dengan selalu menugaskan tenaga-

tenaga ahli profesional yang telah terakreditasi dan dibuktikan dengan

sertifikasi keahlian (SKA). Demikian halnya dalam penyediaan fasilitas

dan peralatan, PT. ANGKASA GLOBAL CONSULTANT telah

memiliki berbagai fasilitas dan peralatan dengan kualitas dan teknologi

tercanggih dikelasnya. Hal ini kami lakukan dalam rangka upaya untuk

menciptakan sebuah produk (hasil kerja) yang berkualitas dengan

proses waktu pembuatan yang cepat dan akurat.

PT. ANGKASA GLOBAL CONSULTANT, secara spesifik

lebih memfokuskan pada layanan jasa konsultansi dibidang

perencanaan, design, study, investigasi dan manajemen serta pemetaan,

sehingga pengalaman kerja kami lebih banyak pada lingkup pekerjaan

Perencanaan Wilayah Dan Kota, Perencanaan Teknis (detail

engineering design) kawasan, perencanaan infrastruktur, penyusunan

sistem manajemen proyek, supervisi, manajemen konstruksi,

penyusunan dan studi analisis mengenai dampak lingkungan,

manajemen pemberdayaan masyarakat, pemetaan, penyusunan study

kelayakan, advisory dan pendampingan serta beberapa kegiatan teknis

dan manajemen lainnya.


36

Dengan tenaga ahli yang memiliki kompetensi dan

profesionalisme tinggi serta didukung dengan sarana dan prasarana

yang cukup memadai, kami berharap perusahaan kami akan memiliki

keunggulan kompetitif untuk dapat bersaing secara profesional dengan

kompetiter kami di dunia bisnis pelayanan jasa konsultansi, baik secara

regional, nasional maupun internasional.

Segmentasi pasar kami adalah konsumen pengguna jasa di

lingkungan instansi pemerintah dan swasta, oleh karenanya kami

menyadari bahwa konsumen kami adalah orang-orang yang memiliki

intelektualitas tinggi, sehingga kami harus selalu menjaga kualitas dan

profesionalisme dalam setiap aktivitas layanan yang kami berikan.

Sebagai salah-satu bukti bahwa kami sangat menyadari bahwa kualitas

dan profesionalisme yang bermutu perlu ditunjang oleh sistem

manajemen yang baik serta fasilitas yang berkualitas dan memadai.

4.1.3 Visi dan Misi

1. Visi perusahaan kami adalah: “menjadikan perusahaan jasa

konsultan yang mampu memberikan kepuasan kepada

pelanggannya melalui kualitas mutu dan profesionalisme pelayanan

di atas tuntutan pelanggan”. Intinya direksi dan seluruh staf PT.

ANGKASA GLOBAL CONSULTANT mempunyai satu

komitmen: “senantiasa berupaya secara optimal dan profesional

agar dapat memenuhi apa yang menjadi kebutuhan dan keinginan

pelanggan”.
37

2. Visi tersebut akan dicapai melalui penjabaran dan perwujudan 5

Misi Utama sebagai berikut:

3. Menyediakan sumber daya manusia yang memiliki profesionalisme,

keahlian dan wawasan yang berkualitas dan senantiasa memegang

teguh nilai-nilai religius dan norma budaya bangsa;

4. Menyediakan sarana dan prasarana serta fasilitas peralatan

pendukung yang memenuhi standart kualitas dan kuantitas;

5. Melakukan upaya peningkatan secara konsisten dan

berkesinambungan di segala aspek dan unit kerja;

6. Senantiasa menjaga kesejahteraan karyawan sebagai aset

perusahaan yang paling berharga.

7. Senantiasa menjaga dan melaksanakan kebijakan yang meliputi:

strategi, manajemen, budaya dan komitmen secara konsekuen dan

berkesinambungan.

4.1.4 Data Pokok Perusahaan

1. Nama Perusahaan : PT. Angkasa Global Consultant

2. Bentuk badan Hukum : Perseroan Terbatas (PT)

3. Pendirian Perusahaan : Akte Notaris Mustahar, S.H, M.Kn

No. 026 Tanggal 15 Januari 2016

4. No. Pengesahan Perusahaan : AHU-0002850.AH.01.01.TAHUN

2016 KEMENKUMHAM RI

5. Nomor Pokok Wajib Pajak : 75.390.716.1-805.000

KPP Makassar Selatan


38

6. Rekening Bank : 130-003-000031792-1

Bank Sulsebar Cabang Utama

Makassar

7. Alamat Perusahaan : Jl. Angkasa IV No. 19A Kota

Makassar Tlp. 0411 – 425058 /

Fax. 0411 – 425058

4.2 Struktur Organisasi Perusahaan

Bentuk organisasi PT. Angkasa Global Consultant adalah perusahaan

yang terdiri dari Direktur Utama dan Direktur serta sekertaris yang bertanggung

jawab atas semua kegiatan perusahaan. PT. Angkasa Global Consultant bergerak

di dalam empat bidang spesialisasi, yaitu:

1. Perencanaan Arsitektur

2. Perencanaan Teknik Sipil

3. Tata lingkungan

4. Perencanaan Wilayah Dan Kota

Saat ini PT Angkasa Global Consultant memilki Tenaga Ahli dari

berbagai disiplin, antara lain rekayasa, perencanaan wilayah dan kota (planologi),

arsitektur, Sipil, mekanikal, geologi/pertambangan, geodesi, Ekonomi, hukum,

teknik informatika dan Industri serta ahli informatika dimana khusus menangani

data base program, yang dipersiapkan dalam pekerjaan perencanaan, pengawasan,

serta pelaksanaan.
39

Gambar 4.1 Struktur Organisasipt. Angkasa Global Consultant

KOMISARIS

DIREKTUR UTAMA

DIREKTUR

SEKERTARIS

BIDANG BIDANG BIDANG BIDANG


TATA LINGKUNGAN ARSITEKTUR TEKNIK SIPIL PENGAWASAN

TENAGA AHLI

AHLI AHLI AHLI AHLI AHLI


PLANOLOGI/PWK TEKNIK SPIL-PSDA TEKNIK SPIL-GEODESI TEKNIK SPIL-JALAN PLANOLOGI-GIS

AHLI AHLI AHLI AHLI AHLI


s
ARSITEKTUR PARIWISATA EKONOMI SOSIAL BUDAYA KEHUTANAN

AHLI AHLI AHLI


PERIKANAN & KELAUTAN PERTANIAN/AGROWISATA HUKUM

TENAGA PENDUKUNG

OPERATOR ADMINISTRASI/ SURVEYOR DRIVER OFFICE BOY


KOMPUTER BENDAHARA

PROYEK
40

4.2.1 Bagian-Bagian Struktur Organisasi

1. Komisaris

a. Mengawasi direksi dalam menjalankan kegiatan perusahaan dan

memberikan nasihat

b. Melakukan pengawasan terhadap pelaksanaan jangka panjang, rencana

kerja, dan anggaran perusahaan

c. Mengawasi dan mengevaluasi kinerja direksi

2. Direktur Utama

a. Implementasi dan mengorganisir visi dan misi perusahaan

b. Menyusun strategi bisnis untuk perusahaan

c. Melakukan evaluasi perusahaan

d. Melakukan evaluasi perusahaan

e. Melakukan rapat rutin

f. Mengawasi bisnis perusahaan

3. Direktur

a. Menyusun, mengkomunikasikan dan menerapkan visi misi

b. Mengarahkan bisnis perusahaan

c. Menjamin kinerja karyawan

d. Menjaga tujuan dari perusahaan

4. Sekertaris

a. Membantu direktur dalam melaksanakan rumusan rencana program

dan kegiatan

b. Mengkoordinasikan, memonitoring dan urusan administrasi umum


41

c. Melakukan perencanaan serta evaluasi dan pelaporan kepada direktur

5. Bidang Tata Lingkungan

a. Menyelenggarakan fungsi dan standar prosedur serta kriteria untuk

memantau, mengawasi lingkungan dan mengkaji dampak lingkungan

6. Bidang Arsitektur

a. Merancang dan mendesain sebuah bangunan bisa berupah rumah,

apartemen, gedung hingga taman kota sekalipun

7. Bidang Teknik Sipil

a. Merancang, mensupervisi pembangunan inftrastruktur

8. Bidang Pengawasan

a. Memeriksa beberapa sumber informasi, laporan, pengaduan, atau

wewenang dengan mengusulkan tindakan apa yang akan di ambil

9. Tenaga Ahli

a. Terdiri dari beberapa bagian yang mendukung suatu keahlian untuk

melaksanakan atau menjalankan serta mengkoordinir jalannya suatu

proyek

b. Mengawasi bagian hukum, anggaran serta bagian sosialisasi

Tenaga ahli terbagi ke dalam beberapa bagian diantaranya sebagai

berikut:

1) Ahli Planologi/PWK

Perencana profesional membantu menciptakan visi yang

luas bagi masyarakat dengan melakukan penelitian, desain, dan

pengembangan program; memimpin proses publik; mempengaruhi


42

perubahan sosial; melakukan analisis teknis; mengelola; dan

mendidik masyarakat. Namun di berbagai negara, beberapa

perencana hanya fokus pada beberapa peran sektoral, seperti :

perencanaan transportasi, perencanaan tata ruang, dll. Tetapi

sebagian besar akan bekerja di berbagai jenis perencanaan

sepanjang karier mereka.

2) Ahli Teknik Sipil

Teknik sipil adalah salah satu cabang ilmu teknik yang

mempelajari tentang bagaimana merancang, membangun,

merenovasi tidak hanya gedung dan infrastruktur, tetapi juga

mencakup lingkungan untuk kemaslahatan hidup manusia. Teknik

sipil mempunyai ruang lingkup yang luas, di dalamnya

pengetahuan matematika, fisika, kimia, biologi, geologi,

lingkungan hingga komputer mempunyai peranannya masing-

masing. Teknik sipil dikembangkan sejalan dengan tingkat

kebutuhan manusia dan pergerakannya, hingga bisa dikatakan ilmu

ini bisa mengubah sebuah hutan menjadi kota besar.

3) Ahli Arsitektur

Arsitek adalah seorang ahli di bidang ilmu arsitektur, ahli

rancang bangun atau ahli lingkungan binaan.

Istilah arsitek seringkali diartikan secara sempit sebagai seorang

perancang bangunan, adalah orang yang terlibat dalam

perencanaan, merancang, dan mengawasi konstruksi bangunan,


43

yang perannya untuk memandu keputusan yang memengaruhi

aspek bangunan tersebut dalam sisi astetika, budaya, atau masalah

sosial. Definisi tersebut kuranglah tepat karena lingkup pekerjaan

seorang arsitek sangat luas, mulai dari lingkup interior ruangan,

lingkup bangunan, lingkup kompleks bangunan, sampai dengan

lingkup kota dan regional. Karenanya, lebih tepat mendefinisikan

arsitek sebagai seorang ahli di bidang ilmu arsitektur, ahli rancang

bangun atau lingkungan binaan. Arti lebih umum lagi, arsitek

adalah sebuah perancang skema atau rencana.

4) Ahli Pariwisata

Pariwisata adalah segala sesuatu yang berhubungan dengan

kegiatan perjalanan yang dilakukan secara sukarela dan bersifat

sementara untuk menikmati objek dan daya tarik wisata, termasuk

pengusahaan objek dan daya tarik wisata, serta usaha-usaha yang

terkait di bidang tersebut.

5) Ahli Ekonomi

Ekonom adalah sebutan untuk para profesional di bidang

ilmu ekonomi. Seorang ekonom tidak hanya bisa menerapkan

konsep dan teori ekonomi, tapi juga bisa mengembangkan teori

ekonomi lewat aktivitas penelitian. Ekonom melakukan penelitian

untuk menyelesaikan suatu permasalahan.


44

6) Ahli Sosial Budaya

Sosial budaya terdiri dari dua kata yaitu sosial dan budaya.

Sosial berarti segala sesuatu yang berhubungan dengan masyarakat

sekitar. Sedangkan budaya berasal dari kata bodhya yang artinya

pikiran dan akal budi. Budaya juga diartikan sebagai segala hal

yang dibuat manusia berdasarkan pikiran dan akal budinya yang

mengandung cinta dan rasa. Jadi kesimpulannya adalah sosial

budaya merupakan segala hal yang di ciptakan manusia dengan

pikiran dan budinya dalam kehidupan bermasyarakat.

7) Ahli Kehutanan

Para ahli kehutanan memiliki peran dalam upaya

pelestarian hutan baik yang digunakan industri maupun hutan

lindung. Segala upaya ini juga termasuk membenahi berbagai

permasalahan hutan yang dihadapi. Seorang tenaga ahli kehutanan

diharapkan mampu memacu realisasi pembangunan hutan berbasis

kemasyarakatan seperti hutan desa, hutan tanaman rakyat, hingga

pengembangan kebun bibit rakyat. Karena sekarang ini, sektor

kehutanan terutama berbasis rakyat menyimpan potensi bisnis yang

menjanjikan.

8) Ahli Perikanan dan Kelautan

Petani merupakan profesi yang ada di sektor pertanian.

Seorang petani bekerja mengelola tanah dengan menanam tanaman

padi, buah-buahan, sayur-mayur, bunga, ataupun komoditi lainnya.


45

Hasil panennya bisa digunakan untuk memenuhi kebutuhan sehari-

hari para petani, bisa juga dijual pada orang lain. Seorang petani

profesional selalu berusaha mengembangkan berbagai macam

teknik pertanian untuk diimplementasikan dalam upaya

meningkatkan produk tani yang lebih tinggi.

9) Ahli Hukum

Tenaga Ahli Hukum sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2

mempunyai tugas memberikan saran, masukan, pertimbangan, dan

rekomendasi dalam perumusan analisa dan kebijakan bidang

hukum; memberikan saran, masukan, pertimbangan, dan

rekomendasi pemecahan masalah bidang hukum; c. memberikan

masukan perumusan dan telahaan

10. Tenaga Pendukung

a. Bertugas mendukung suatu pekerjaan baik itu secara tidak langsung,

maupun langsung.

Tenaga Pendukung terdiri dari beberapa bagian diantaranya

sebagai berikut :

1) Operator Komputer

Operator Adalah manusia yang tugasnya beroperasi beralih

hardware, menjalankan perangkat lunak, berinteraksi withhardware

dan perangkat lunak yang semuanya beroperasi, dan

menyelesaikan operasi (menghentikan software andhardware

mematikan). Operator tidak perlu memiliki latar belakang


46

pendidikan di bidang TI, di samping pelatihan sesuai dengan

tugasnya.

Dalam melaksanakan tugasnya, maka akan membutuhkan

otoritas yang cukup tinggi karena itshould dapat menghidupkan

dan mematikan sistem. Mereka memiliki akses penuh ke aplikasi

konsol systemsand untuk sistem produksi. Oleh karena itu,

operator harus bekerja dalam roomthat khusus tidak boleh

dimasuki oleh siapa pun selain yang diizinkan oleh pimpinan

operasi. Sebaliknya, sistem konsol dan aplikasi untuk sistem

produksi sedemikian rupa thatsetup tidak bisa dibuka di luar ruang

operator.

2) Administrasi/Bendahara

Administrasi adalah salah satu istilah yang memang sudah

tidak asing lagi dalam dunia kerja. Kata administrasi sering

dikaitkan dengan kegiatan catat-mencatat, surat menyurat dan

sebagainya. Hal inilah yang menjadikan setiap lembaga, instansi

dan perusahaan pasti memiliki sebuah sistem administrasi. Dimana

aktivitas tersebut dilaksanakan oleh ahlinya yang disebut

administrator atau staf administrasi.

Dalam kehidupan sehari-hari, administrasi memiliki fungsi

yang banyak baik dalam dunia kerja maupun pendidikan. Dengan

adanya administrasi maka dapat membantu memudahkan pekerjaan

baik yang bersifat formal maupun non formal. Terutama dalam hal
47

pengelolaan data-data, adanya administrasi menjadikan

pengelolaan tersebut lebih mudah dan tepat.

3) Surveyor

Surveyor adalah seseorang yang melakukan pemeriksaan

atau mengawasi dan mengamati suatu pekerjaan lainnya. Dalam

dunia kerja istilah Surveyor kebanyakan menjurus pada dunia

lapangan yg nanti nya menjadi objek utama dalam hal menjalankan

tugasnya. Surveyor kadang identik dengan dunia keproyekan, akan

tetapi semakin berkembangnya zaman semakin berkembang pula

kata surveyor di tempatkan semisal di dunia "Leasing" dan

perusahaan jasa lainnya.

Hal penting lain yang harus dimiliki oleh seorang surveyor

adalah kemampuan bertahan-kerja di bawah tekanan alam dan

kelelahan fisik. Keselamatan kerja dan alat-alat survei juga

merupakan hal yang harus diperhatikan.

4) Office Boy

Berdasarkan tugas tugas yang sudah kita paparkan di atas, bisa

ditarik kesimpulan kalau Office Boy memiliki tanggung jawab

seperti di bawah ini :

a. Memastikan semua kebutuhan teknis karyawan di kantor

terpenuhi dengan baik

b. Memastikan kebersihan perangkat dan ruang kerja karyawan

c. Memastikan kebersihan lingkungan perusahaan

d. Memastikan tugas yang dibebankan terlaksana dengan baik


48

4.2.2 Lingkup Layanan Jasa Konsultansi

1. Arsitektur

PT Angkasa Global Consultant, memberikan jasa profesional

dalam bidang arsitektur yang diberikan meliputi perencanaan konsep,

survay lapangan, perencanaan teknis, dokumen lelang, supervisi

pelaksanaan dan manajemen operasi.

Layanan bidang arsitektur dan rekayasa ini meliputi antara lain :

a. Arsitektur Bangunan, Telekomunikasi, Gedung dan lain-lain.

b. Arsitektur Interior.

c. Arsitektur Lansekap.

d. Prasarana Keairan.

e. Perencanaan Konstruksi/DED.

f. Pengawasan.

2. Teknik Sipil

Layanan bidang SIPIL ini meliputi antara lain :

a. Prasarana Keairan :

1) Irigasi, Bendung / Dam dan Hidrolika

2) Rawa, Sungai, dan Pengendalian Banjir

3) Pengendalian Erosi

b. Prasarana Transportasi :

1) Teknik dan Pengendalian Lalu Lintas

2) Landasan

c. Struktur Bangunan Telekomunikasi, Gedung dll :


49

Struktur Bangunan Ringan / Sederhana

d. Pengawasan Pelaksanaan

3. Tata Lingkungan

Layanan bidang Tata Lingkungan Hidup ini meliputi antara lain :

a. Analisa Mengenai Dampak Lingkungan (AMDAL) , meliputi :

1) Analisa Dampak Lingkungan

2) Penyusunan Rencana Pengelolaan Lingkungan

3) Penyusunan Rencana Pengendalian Lingkungan

b. Teknik Lingkungan, meliputi :

1) Air Minum

2) Penyehatan Lingkungan Permukiman

3) Persampahan

c. Pengembangan Kota dan Wilayah, meliputi :

1) Penataan Perkotaan

2) Pengembangan Wilayah

3) Perencanaan Pariwisata

4. Perencanaan Perkotaan

a. Sub bidang perencanaan ekonomi-sosial wilayah, dapat diperinci

lagi atas:

1) Ekonomi sosial wilayah (mencakup hal-hal dasar dan berlaku

umum);

2) Ekonomi sosial perkotaan (mencakup butir a ditambah masalah

spesifik perkotaan);
50

3) Ekonomi sosial perdesaan (mencakup butir a ditambah masalah

spesifik perdesaan).

b. Sub bidang perencanaan tata ruang/tata guna lahan, dapat diperinci

lagi atas:

1) Tata ruang tingkat Nasional;

2) Tata ruang tingkat Provinsi;

3) Tata ruang tingkat Kabupaten/Kota;

4) Tata ruang tingkat Kecamatan/Desa;

5) Rencana rinci (detailed design) penggunaan lahan untuk wilayah

yang lebih sempit, termasuk perencanaan teknis, terutama di

wilayah perkotaan (misalnya untuk pengaturan IMB).

c. Sub bidang perencanaan khusus, dapat diperinci lagi atas:

1) Perencanaan lingkungan;

2) Perencanaan permukiman dan perumahan;

3) Perencanaan transportasi.

d. Sub bidang perencanaan proyek (site planning), dapat diperinci lagi

atas:

1) Perencanaan lokasi proyek pasar;

2) Perencanaan lokasi proyek pendidikan;

3) Perencanaan lokasi proyek rumah sakit;

4) Perencanaan lokasi proyek real estate;

5) Perencanaan lokasi proyek pertanian;

6) dan sebagainya.
51

4.2.3 Organisasi Proyek

Tanggung jawab utama dari kegiatan unit perusahaan dan

pelaksanaan proyek terletak pada Direktur Utama, berkedudukan di kantor

pusat di Kota Makassar. Untuk membantu tugas dari berbagai bidang,

maka Direktur Utama dibantu oleh 1 (satu) orang Direktur. Sedang direktur

mempunyai sekertaris dan bidang-bidang yang membantu memantau

seluruh kegiatan proyek. Staf manajemen dapat ditugaskan bekerja sama

dengan organisasi klien kapan saja diperlukan, sehingga dapat

menghasilkan komunikasi yang efektif dan terbuka kesempatan untuk alih

teknologi.

Gambar 4.2. Struktur Organisasi dan Pola Hubungan


Dalam Pelaksanaan Proyek Jasa Konsultansi Perencanaan Rehabilitasi
Ruang Laboratorium Biologi Dengan Tingkat keRusakan
Sedang atau Berat Beserta Perabotnya

PENGGUNA JASA TENAGA AHLI

PIMPINAN PERUSAHAAN TENAGA AHLI

ADMINISTRASI

TEAM LEADER TENAGA AHLI

OPERATOR KOMPUTER,
SURVEYOR, DRAFTER, DLL

TENAGA AHLI

TENAGA AHLI
52

4.3 Analisis Data

Tabel 4.1 Data dan Pajak 2% PT. Angkasa Global Consultant Tahun
2018
DPP
PPh 23 (2%)
No. Uraian Kegiatan (Rp)
(Rp)
1 Perencanaan Data Base 176,534,545 3,530,691
Keciptakaryaan Kabupaten
Gowa
2 Analisis Kelayakan Bisnis
Produk/Jasa Unggulan 21,636,363 432,727
Daerah
3 Perencanaan jalan Kantor 43,150,000 863,000
BPSPL Kabupaten Maros
4 Penyusunan RPIJM 38,818,181 776,364
Kabupaten Pangkep
5 Perencanaan Teknis
Pembangunan Rumah
Huni Dist. Yapen Selatan,
29,090,909 581,818
Angkaisera, Yawakukat,
Yap Timur, Kota Serui
Prov. Papua.
6 Penyusunan Masterplan 81,545,454 1,630,909
Air Limbah Perkotaan
Kabupaten Pangkep
7 Pemetaan Kecamatan 43,672,727 873,455
Tamalatea Kabupaten
Jeneponto
Total 434,448,179 8,688,964
Sumber : PT. Angkasa Global Consultant.

Dari tabel data DPP dan Pajak 2% PT Angkasa Global Consultant 2018 di

atas, dapat diketahui bahwa :

1. Kegiatan ke-1 yaitu, Perencanaan Data Base Keciptakaryaan

Kabupaten Gowa dengan DPP sebesar Rp 176,534,545 dan di potong

PPh 2% sebesar Rp 3,530,691.


53

2. Kegiatan ke-2 yaitu, Analisis Kelayakan Bisnis Produk/Jasa Unggulan

Daerah dengan DPP sebesar Rp 21,636,363 dan di potong PPh 2%

sebesar Rp 432,727.

3. Kegiatan pke-3 yaitu, Perencanaan jalan Kantor BPSPL Kabupaten

Maros dengan DPP sebesar Rp 43,150,000 dan di potong PPh 2%

sebesar Rp 863,000.

4. Kegiatan ke-4 yaitu, Penyusunan RPIJM Kabupaten Pangkep dengan

DPP sebesar Rp 38,818,181 dan di potong PPh 2% sebesar Rp

776,364.

5. Kegiatan ke-5 yaitu, Perencanaan Teknis Pembangunan Rumah Huni

Dist. Yapen Selatan, Angkaisera, Yawakukat, Yap Timur, Kota Serui

Prov. Papua.dengan DPP sebesar Rp 29,090,909 dan di potong PPh

2% sebesar Rp 581,818.

6. Kegiatan ke-6 yaitu, Penyusunan Masterplan Air Limbah Perkotaan

Kabupaten Pangkep dengan DPP sebesar Rp 81,545,454 dan di potong

PPh 2% sebesar Rp 1,630,909.

7. Kegiatan ke-7 yaitu, Pemetaan Kecamatan Tamalatea Kabupaten

Jeneponto dengan DPP sebesar Rp 43,672,727 dan di potong PPh 2%

sebesar Rp 873,455.

Pada Tahun 2018, total pemotongan Pajak Penghasilan Pasal 23 yang

dilakukan oleh pihak ketiga adalah sebesar Rp 8,688,964. Pemotongan tertinggi

adalah pada saat kegiatan Perencanaan Data Base Keciptakaryaan Kabupaten

Gowa, yaitu sebesar Rp 3,530,691 sedangkan yang terendah adalah pada kegiatan
54

Analisis Kelayakan Bisnis Produk/Jasa Unggulan Daerah yaitu sebesar Rp.

432,727. Tarif yang digunakan untuk pemotongan adalah sebesar 2%.

Tabel 4.2 Data DPP dan Pajak 2% PT. Angkasa Global Consultant Tahun
2019
DPP PPh 23 (2%)
No Uraian Kegiatan
(Rp) (Rp)
1 Perencanaan Teknis Pekerjaan 30,100,000 602,000
Paving Blok 2 Kabupaten Takalar
2 Perencanaan Lanjutan Nosu-Pana 90,830,000 1,816,600
Sulawesi Barat
3 Perencanaan Lanjutan Ruas Jalan 90,780,000 1,815,600
Puawang - Katitting Sulawesi
barat
4 Perencanaan JUT Kabupaten 25,680,500 513,610
Enrekang
5 Paket XI, Survey Kondisi Jalan 375,965,000 7,519,300
6 Jasa Konsultan Perencanaan 4,000,000 80,000
Pembuatan jalan rabat beton di
Kel, Tanete ( jalan menuju Lokasi
TPA Desa Kambuno)
7 Pengawasan Pembangunan 5,135,000 102,700
Gudang Mandiri Pakan BBI
Margolembo, MCK BBI
Margolembo, MCK BBI Towuti
dan Timbunan BBI Towuti
8 Supervisi Pembangunan Faspel 118,645,000 2,372,900
Laut Matasiri
9 Pengawasan Teknis Pemb, 43,090,909 861,818
Rumah Layak Huni Bagi
Masyarakat Distrik Anotaurei,
Angkaisera, Yawakukat, Yapen
Barat
10 Pengawasan Rehab Saluran 13,440,000 268,800
Tambak Desa Borimasunggu Dan
Desa Bulucindea 1 Dok
11 Belanja Jasa Konsultansi 119,435,000 2,388,700
Perencanaan
12 Norma, Standar dan Kriteria 42,735,000 854,700
Pemanfaatan Ruang Pada
Kawasan Industri Perikanan
13 Belanja Jasa Perencanaan 3KP 441,545,455 8,830,909
Kabupaten Maluku Tengah
55

DPP PPh 23 (2%)


No Uraian Kegiatan
(Rp) (Rp)
14 Penyusunan Mastelan Alun-Alun 89,575,000 1,791,500
Lapangan Makkatang Dg, Sibali
15 DED PSU Kawasan Perumahan 36,136,364 722,727
Corawali Kec, Paleteang Kab,
Pinrang
16 Perencanaan Teknis 162,954,545 3,259,091
Pembangunan Jaringan Air
Bersih/Air Minum Kampung
Andasaria
17 Pengawasan 6 Paket 32,045,000 640,900
Pembangunan Jalan Produksi
Tambak
Total 1,722,092,773 34,441,855
Sumber : PT. Angkasa Global Consultant.

Dari tabel data DPP dan Pajak 2% PT Angkasa Global Consultant 2019 di

atas, dapat diketahui bahwa :

1. Kegiatan ke-1 yaitu, Perencanaan Teknis Pekerjaan Paving Blok 2

Kabupaten Takalar dengan DPP sebesar Rp 30,100,000 dan di potong

PPh 2% sebesar Rp 602,000.

2. Kegiatan ke-2 yaitu, Perencanaan Lanjutan Nosu-Pana Sulawesi Barat

dengan DPP sebesar Rp 90,830,000 dan di potong PPh 2% sebesar Rp

1,816,600.

3. Kegiatan ke-3 yaitu, Perencanaan Lanjutan Ruas Jalan Puawang -

Katitting Sulawesi barat dengan DPP sebesar Rp 90,780,000 dan di

potong PPh 2% sebesar Rp 1,815,600.

4. Kegiatan ke-4 yaitu, Perencanaan JUT Kabupaten Enrekang dengan

DPP sebesar Rp 25,680,500 dan di potong PPh 2% sebesar Rp

513,610.
56

5. Kegiatan ke-5 yaitu, Paket XI, Survey Kondisi Jalan.dengan DPP

sebesar Rp 375,965,000 dan di potong PPh 2% sebesar Rp 7,519,300.

6. Kegiatan ke-6 yaitu, Jasa Konsultan Perencanaan Pembuatan jalan

rabat beton di Kel, Tanete ( jalan menuju Lokasi TPA Desa Kambuno)

dengan DPP sebesar Rp 4,000,000 dan di potong PPh 2% sebesar Rp

80,000.

7. Kegiatan ke-7 yaitu, Pengawasan Pembangunan Gudang Mandiri

Pakan BBI Margolembo, MCK BBI Margolembo, MCK BBI Towuti

dan Timbunan BBI Towuti dengan DPP sebesar Rp 5,135,000 dan di

potong PPh 2% sebesar Rp 102,700.

8. Kegiatan ke-8 yaitu, Supervisi Pembangunan Faspel Laut Matasiri

dengan DPP sebesar Rp 118,645,000 dan di potong PPh 2% sebesar

Rp 2,372,900.

9. Kegiatan ke-9 yaitu, Pengawasan Teknis Pemb, Rumah Layak Huni

Bagi

Masyarakat Distrik Anotaurei, Angkaisera, Yawakukat, Yapen Barat

dengan DPP sebesar Rp 43,090,909 dan di potong PPh 2% sebesar Rp

861,818.

10. Kegiatan ke-10 yaitu, Pengawasan Rehab Saluran Tambak Desa

Borimasunggu Dan Desa Bulucindea 1 Dok dengan DPP sebesar Rp

13,440,000 dan di potong PPh 2% sebesar Rp 268,800.

11. Kegiatan ke-11 yaitu, Belanja Jasa Konsultansi Perencanaan dengan

DPP sebesar Rp 119,435,000 dan di potong PPh 2% sebesar Rp

2,388,700.
57

12. Kegiatan ke-12 yaitu, Norma, Standar dan Kriteria Pemanfaatan Ruang

Pada Kawasan Industri Perikanan.dengan DPP sebesar Rp 42,735,000

dan di potong PPh 2% sebesar Rp 854,700.

13. Kegiatan ke-13 yaitu, Belanja Jasa Perencanaan 3KP Kabupaten

Maluku Tengah dengan DPP sebesar Rp 441,545,455 dan di potong

PPh 2% sebesar Rp 8,830,909.

14. Kegiatan ke-14 yaitu, Penyusunan Mastelan Alun-Alun Lapangan

Makkatang Dg, Sibali dengan DPP sebesar Rp 89,575,000 dan di

potong PPh 2% sebesar Rp 1,791,500.

15. Kegiatan ke-15 yaitu, DED PSU Kawasan Perumahan Corawali Kec,

Paleteang Kab, Pinrang dengan DPP sebesar Rp 36,136,364 dan di

potong PPh 2% sebesar Rp 722,727.

16. Kegiatan ke-16 yaitu, Perencanaan Teknis Pembangunan Jaringan Air

Bersih/Air Minum Kampung Andasaria dengan DPP sebesar Rp

162,954,545 dan di potong PPh 2% sebesar Rp 3,259,091.

17. Kegiatan ke-17 yaitu, Pengawasan 6 Paket Pembangunan Jalan

Produksi Tambak dengan DPP sebesar Rp 32,045,000 dan di potong

PPh 2% sebesar Rp 640,900.

Pada Tahun 2019, total pemotongan Pajak Penghasilan Pasal 23 yang

dilakukan oleh pihak ketiga adalah sebesar Rp 34,441,855. Pemotongan tertinggi

adalah pada saat Belanja Jasa Perencanaan 3KP Kabupaten Maluku Tengah, yaitu

sebesar Rp 8,830,909 sedangkan yang terendah adalah pada kegiatan Jasa

Konsultan Perencanaan Pembuatan jalan rabat beton di Kel, Tanete ( jalan menuju
58

Lokasi TPA Desa Kambuno) yaitu sebesar Rp. 80,000. Tarif yang digunakan

untuk pemotongan adalah sebesar 2%.

Tabel 4.3 Data DPP dan Pajak 2% PT. Angkasa Global Consultant Tahun
2020
Uraian DPP PPh 23(2%)
No. Instansi
Kegiatan (Rp) (Rp)
1 Perencanaan Dinas 90,560,000 1,811,200
Teknis Paket II Pekerjaan
Umum Kab.
Enrekang
2 Konsultan Dinas 16,470,000 329,400
Perencanaan Kesehatan
Prasarana Air Kab.
(DAU) Enrekang
3 Survey Data Dinas 273,900,000 5,478,000
Base Jembatan Pekerjaan
dan Survey Umum dan
Kondisi Penataan
Jembatan Ruang Kab.
Wilayah Selatan Luwu
4 KLHS Revisi Dinas 90,000,000 1,800,000
RTRW Pekerjaan
Kabupaten Umum dan
Enrekang Penataan
(Kegiatan 2019) Ruang Kab.
Enrekang
5 Jasa Konsultan Dinas 14,300,000 286,000
Perencanaan Pertanian
APBD Kab.
(Embung) Enrekang
Kabupaten
Enrekang
6 Konsultan Dinas 90,570,000 1,811,400
Perencana JUT Pertanian
Kab.
Enrekang
7 Perencanaan Dinas 17,665,000 353,300
Pembuatan Kehutanan
Gazebo, Pintu Sulawesi
Gerbang Selatan
Ekowisata dan
Gedung Aula
Pertemuan
59

Uraian DPP PPh 23(2%)


No. Instansi
Kegiatan (Rp) (Rp)
8 Epaksi Zona 3 Dinas 90,743,636 1,814,873
Kec. Tarowang Pekerjaan
Arungkeke Umum Dan
Batang Penataan
Ruang Kab.
Jeneponto
9 Jasa Konsultansi Dinas 90,770,000 1,815,400
Survey RCS (Up Pekerjaan
Date Kondisi) Umum Dan
Penataan
Ruang Kab.
Bulukumba
10 Survey kondisi Dinas 45,360,000 907,200
Jembatan Pekerjaan
Umum Dan
Penataan
Ruang Kab.
Bulukumba
11 Penyusunan Dinas 90,700,000 1,814,000
KLHS RDTR Pekerjaan
Kawasan Pesisir Umum Dan
Penataan
Ruang Kota
Parepare
12 Penyusunan Dinas 90,600,000 1,812,000
KLHS Anjungan Pekerjaan
Cempae Umum Dan
Penataan
Ruang Kota
Parepare
13 Belanja Jasa Dinas 90,100,000 1,802,000
Konsultasi Non Perumahan
Konstruksi Dan Kawasan
(Penyusunan Permukiman
Kawasan Kota
Permukiman Makassar
Tertata dan
Tidak Tertata)
14 Penyusunan Dinas 25,024,545 500,491
Naskah Perumahan
Akademik Permukiman
Ranperda Dan
Tentang Tarif Pertanahan
IMB Kab
60

Uraian DPP PPh 23(2%)


No. Instansi
Kegiatan (Rp) (Rp)
Pembangunan Bulukumba
Sarang Burung
Walet (Kegiatan
2019)
15 Pengawasan Dinas 90,660,000 1,813,200
Teknis Pekerjaan
Peningkatan Umum Kab.
Jalan Paket V Enrekang
(BKP)
16 Jasa Konsultan Dinas 45,345,455 906,909
Pengawasan JUT Pertanian
DAK Kabupaten Kab.
Enrekang Enrekang
17 Pengawasan Dinas 615,100,000 12,302,000
Pemeliharaan Pekerjaan
Jalan Dalam Umum Dan
Kota Kabupaten Penataan
Jayawijaya Ruang
Kabupaten
Total 1,867,868,636 37,357,373
Sumber : PT. Angkasa Global Consultant.

Dari tabel data DPP dan Pajak 2% PT Angkasa Global Consultant 2020 di

atas, dapat diketahui bahwa :

1. Kegiatan ke-1 yaitu, Perencanaan Teknis Paket II dengan DPP sebesar

Rp 90,560,000dan di potong PPh 2% sebesar Rp 1,811,200.

2. Kegiatan ke-2 yaitu, Konsultan Perencanaan Prasarana Air (DAU)

dengan DPP sebesar Rp 16,470,000 dan di potong PPh 2% sebesar Rp

329,400.

3. Kegiatan ke-3 yaitu, Survey Data Base Jembatan dan Survey Kondisi

Jembatan Wilayah Selatan dengan DPP sebesar Rp 273,900,000 dan di

potong PPh 2% sebesar Rp 5,478,000.


61

4. Kegiatan ke-4 yaitu, KLHS Revisi RTRW Kabupaten Enrekang

(Kegiatan 2019) dengan DPP sebesar Rp 90,000,000 dan di potong

PPh 2% sebesar Rp 1,800,000.

5. Kegiatan ke-5 yaitu, Jasa Konsultan Perencanaan APBD (Embung)

Kabupaten Enrekang dengan DPP sebesar Rp 14,300,000 dan di

potong PPh 2% sebesar Rp 286,000.

6. Kegiatan ke-6 yaitu, Konsultan Perencana JUT dengan DPP sebesar

Rp 90,570,000 dan di potong PPh 2% sebesar Rp 1,811,400.

7. Kegiatan ke-7 yaitu, Perencanaan Pembuatan Gazebo, Pintu Gerbang

Ekowisata dan Gedung Aula Pertemuan dengan DPP sebesar Rp

17,665,000 dan di potong PPh 2% sebesar Rp 353,300.

8. Kegiatan ke-8 yaitu, Epaksi Zona 3 Kec. Tarowang Arungkeke Batang

dengan DPP sebesar Rp 90,743,636 dan di potong PPh 2% sebesar Rp

1,814,873.

9. Kegiatan ke-9 yaitu, Jasa Konsultansi Survey RCS (Up Date

Kondisi)dengan DPP sebesar Rp 90,770,000 dan di potong PPh 2%

sebesar Rp 1,815,400.

10. Kegiatan ke-10 yaitu, Survey kondisi Jembatan dengan DPP sebesar

Rp 45,360,000 dan di potong PPh 2% sebesar Rp 907,200.

11. Kegiatan ke-11 yaitu, Penyusunan KLHS RDTR Kawasan Pesisir

dengan DPP sebesar Rp 90,700,000 dan di potong PPh 2% sebesar Rp

1,814,000.

12. Kegiatan ke-12 yaitu, Penyusunan KLHS Anjungan Cempae DPP

sebesar Rp 90,600,000 dan di potong PPh 2% sebesar Rp 1,812,000.


62

13. Kegiatan ke-13 yaitu, Belanja Jasa Konsultasi Non Konstruksi

(Penyusunan dengan Kawasan Permukiman Tertata dan Tidak Tertata)

DPP sebesar Rp 90,100,000 dan di potong PPh 2% sebesar Rp

1,802,000.

14. Kegiatan ke-14 yaitu, Penyusunan Naskah Akademik Ranperda

Tentang Tarif IMB Pembangunan Sarang Burung Walet (Kegiatan

2019) dengan DPP sebesar Rp 25,024,545dan di potong PPh 2%

sebesar Rp 500,491.

15. Kegiatan ke-15 yaitu, Pengawasan Teknis Peningkatan Jalan Paket V

(BKP) dengan DPP sebesar Rp 90,660,000 dan di potong PPh 2%

sebesar Rp 1,813,200.

16. Kegiatan ke-16 yaitu, Jasa Konsultan Pengawasan JUT DAK

Kabupaten Enrekang dengan DPP sebesar Rp 45,345,455dan di

potong PPh 2% sebesar Rp 906,909.

17. Kegiatan ke-17 yaitu, Pengawasan Pemeliharaan Jalan Dalam Kota

Kabupaten

Jayawijaya dengan DPP sebesar Rp 615,100,000 dan di potong PPh

2% sebesar Rp 12,302,000.

Pada Tahun 2020, total pemotongan Pajak Penghasilan Pasal 23 yang

dilakukan oleh pihak ketiga adalah sebesar Rp 15,022,109. Pemotongan tertinggi

adalah pada saat Pengawasan Pemeliharaan Jalan Dalam Kota Kabupaten, yaitu

sebesar Rp 12,302,000 sedangkan yang terendah adalah pada kegiatan Jasa

Konsultan Perencanaan APBD (Embung) Kabupaten Enrekang yaitu sebesar Rp.

286,000. Tarif yang digunakan untuk pemotongan adalah sebesar 2%.


63

Karena PT. Angkasa Global Consultant bergerak di bidang kontruksi maka

tarif pajak yang di kenakan untuk pemotongan PPh 23 adalah tariff PPh final,

yaitu 2%. Perusahaan akan melakukan perhitungan dan pencatatan jurnal sebagai

berikut :

Pada Tahun 2018

Kas Rp 8,688,964

Piutang PPH Pasal 23 Rp 8,688,964

Hutang PPN Keluaran Rp 43,444,818

Pendapatan Jasa Rp 477,893,000

Pada Tahun 2019

Kas Rp 34,441,855

Piutang PPH Pasal 23 Rp 34,441,855

Hutang PPN Keluaran Rp 172,209,277

Pendapatan Jasa Rp 1,894,302,050

Pada Tahun 2020

Kas Rp 37,357,373

Piutang PPH Pasal 23 Rp 37,357,373

Hutang PPN Keluaran Rp 75, 110,545

Pendapatan Jasa Rp 2.054.655.500


64

PPh Pasal 23 PT. Angkasa Global Consultant tahun 2018 adalah sebesar

Rp. 8,688,964, pada tahun 2019 sebesar Rp. 34,441,855, dan tahun 2020 Rp.

37,357,373 yang pelunasannya paling lambat tanggal 10 bulan berikutny dan SPT

akan disampaikan paling lambat 20 hari setelah masa pajak berakhir.

4.2 Pembahasan

Pasal 23 ayat (1) huruf c angka 2 Undang-undang no 7 tahun 1983 tentang

pajak penghasilan sebagaimana telah diubah berkali-kali terakhir dengan

Undang-undang no 36 tahun 2008 mengatur penghasilan berupa imbalan

sehubungan dengan jasa teknik, jasa manajemen, jasa konstruksi, jasa konsultan,

dan jasa lain selain jasa yang telah dipotong PPh sebagaimana dimaksud dalam

pasal 21. Dikenakan tarif sebesar dua persen dari penghasilan bruto.

Perhitungan dan pencatatan PPh Pasal 23 yang dibuat oleh penulis dengan

perhitungan di buat oleh perusahaan tidak terdapat perbedaan, berarti perusahaan

dalam menghitung PPh Pasal 23 sudah sesuai dengan Undang-Undang PPh Pasal

23 yang berlaku. Ketentuan dalam Undang-Undang PPh Pasal 23 mengatur

tentang pemotongan pajak atas penghasilan yang diterima atau diperoleh Wajib

Pajak dalam Negeri dan Bentuk Usaha Tetap yang berasal dari Modal, penyerahan

jasa atau penyelenggaraan kegiatan usaha selain yang telah di potong pajak

sebagaimana dimaksud dalam PPh pasal 23, yang dibayarkan atau terutang oleh

Badan Pemerintah atau subjek pajak dalam Negeri, penyerahan jasa atau

penyelenggara kegiatan, atau perwakilan perusahaan luar negeri lainnya.


65

BAB V

PENUTUP

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil perhitungan dan pencatatan yang dilakukan oleh penulis

pada PT. Angkasa Global Consultant, maka penulis mengambil kesimpulan

bahwa : “PPh pasal 23 yang dihitung dan di catat pada perusahaan PT. Angkasa

Global Consultant sudah sesuai dengan Undang-Undang Nomor

244/PMK/03.2008.”

5.2 Saran

Berdasarkan kesimpulan, maka dapat diberikan saran sebagai berikut :

“Perusahaan dalam hal ini PT. Angkasa Global Consultant sebaiknya

menggunakan Staf Pajak Profesional, agar dapat lebih baik lagi dalam melakukan

perhitungan serta pencatatan Pajak di perusahaan dengan tepat dan legal agar bisa

tetap sesuai dengan ketentuan perpajakan yang berlaku.”


66

DAFTAR PUSTAKA

Abdullah, Adida Setyawan Dan Yuli Chomsatu Samrotun Suhendro. (2018).


Analisis Pajak Penghasilan Pasal 23 Atas Jasa Lain Lain Pada PT. Siba
Prima Utama Feed Mill Tahun 2016. Fakultas Ekonomi Universitas Batik
Surakarta.

Akerina, Enrico, Jantje J. Tinangon Dan Lidia M. Mawikere. (2017). Analisis


Pajak Penghasilan Pasal 23 Atas Jasa Freight Fowarding Pada PT. Energy
Logistics

Alandouw, Patric W. (2013). Analisis Perhitungan Dan Pelaporan Pph Pasal 23


Dan Pasal 25. Fakultas Ekonomi, Jurusan Akuntansi Universitas Sam
Ratulangi Manado. Vol.1 No.3 Juni 2013 (Hal. 987-997).

Cabang Manado. Fakultas Ekonimi Dan Bisnis Jurusan Akuntansi, Universitas


Sam Ratulangi. (Jurnal Riset Akuntansi Going Concren 12(2),2017, 188-
196).

Hapsari, Dini Wahyu. (2014). Analisis Penerapan e-SPT PPN Terhadap


Kepatuhan Wajib Pajak. Fakultas Ekonomi Dan Bisnis Universitas
Telkom. (Vol. 10 No. 1 Juni 2014 Hal. 36-48).

Harefa, Idarni, Titin Ruliana Dan EY. Suharyono. (2017). Analisis Pajak
Penghasilan Pasal 23 Atas Jasa Freight Forwarding Pada PT. Armada
Samudra Samarinda. Fakultas Ekonomi Universitas 17 Agustus 1945
Samarinda.

Hartina, Jullie J. Sondakh Dan Stanly W. Alexander. (2019). Analisis Penerapan


PajakmPenghasilan Pasal 23 Atas Jasa Pasa PT. Hasjrat Multifinance
Manado. FakultasmEkonomi Dan Bisnis, Jurusan Akuntansi, Universitas
Sam Ratulangi Manado. (Vol.7No. Januari 2019, Hal. 1371-1380)

Nelwan, Trisna S.W. (2013). Evaluasi Pemotongan, Penyetoran Dan Pelaporan


PPh Pasal 23 Pada Bank Prisma Dana Manado. Fakultas Ekonomi Dan
Bisnis Jurusan Akuntansi, Universitas Sam Ratulangi Manado. (Vol.1
No.3 September 2013, Hal.611-618).

Rahayu, Nurulita. (2017). Pengaruh Pengetahuan Perpajakan, Ketegasan Sanksi


Pajak, Dan Tax Amnesty Terhadap Kepatuhan Wajib Pajak. Universitas
Sarjanawiyata Tamansiswa Yogyakarta. (p-ISSN: 2550-0376 e-ISSN:
2549-9637).

Senduk, Claudia Yunike, David P.E. Saerang Dan Grace B. Nangoi. (2019) .
Evaluasi Penerapan Pemotongan, Penyetoran Dan Pelaporan Pajak
Penghasilan Pasal 2 Pada PT. Bank Syariah Mandiri. Jurusan Akuntansi,
67

Fakultas Ekonomi dan Bisnis. Jurnal Riset Akuntansi Going Concren


14(1), 2019, 1-9.

Wiyadi, Nadia K., Jullie J. Sondakh Dan Sherly Pinatik. (2018). Analisis
Penerapan Prosedur Pemotongan, Penyetoran dan Pelaporan Pajak
Penghasilan Pasal 23 Atas Jasa Pada PT. Dana Tabungan Dan Asuransi
Pegawai Negeri (persero) KantorCabang Manado. Jurusan Akuntansi,
Fakultas Ekonomi Dan Bisnis, Universitas Sam Ratulangi. (Jurnal Riset
Akuntansi Going Concren 13(4), 2018, 138-146).

https://www.pajak.go.id/id/pemotongan-pajak-penghasilan-pasal-23

(diakses pada tanggal 04 Maret 2021)

https://www.pajak.go.id/peraturanmentrikeuangan-pmk-141-pph-pasal23

(diakses pada tanggal 04 Maret 2021)

https://bppk.kemenku.go.id/id/berita-pajak/24086-indikator-keberhasilan-djp-
adalah-tingkat-kepatuhan-wajib-pajak

(diakses pada tanggal 04 Maret 2021)

https://www.online-pajak.com/denda-pasal7-kup

(diakses pada tanggl 04 Maret 2021)

https://www.pajak.go.id/id/batas-waktu-pembayaran-penyetoran-dan-pelaporan-
pajak

(diakses pada tanggal 04 Maret 2021)

https://www.pajak.go.id/id/pph-pasal2326

(diakses pada tanggal 04 Maret 2021)


68

LAMPIRAN
69

REKAPITULASI KEGIATAN PROYEK TAHUN 2018


PT. ANGKASA GLOBAL CONSULTANT
NPWP : 75.390.716.1-805.000
PERIODE 01 JANUARI - 31 DESEMBER 2018

No. Uraian Kegiatan DPP PPh 23 (2%)

1 2 4 6
1 Perencanaan Data Base Rp 176,534,545 Rp 3,530,691
Keciptakaryaan Kabupaten Gowa
2 Analisis Kelayakan Bisnis 432,727
Produk/Jasa Unggulan Daerah Rp 21,636,363 Rp

3 Perencanaan jalan Kantor BPSPL Rp 43,150,000 Rp 863,000


Kabupaten Maros
4 Penyusunan RPIJM Kabupaten Rp 38,818,181 Rp 776,364
Pangkep
5 Perencanaan Teknis Pembangunan 581,818
Rumah Huni Dist. Yapen Selatan,
Rp 29,090,909 Rp
Angkaisera, Yawakukat, Yap Timur,
Kota Serui Prov. Papua.
6 Penyusunan Masterplan Air Limbah Rp 81,545,454 Rp 1,630,909
Perkotaan Kabupaten Pangkep
7 Pemetaan Kecamatan Tamalatea Rp 43,672,727 Rp 873,455
Kabupaten Jeneponto
Total Rp 434,448,179 Rp 8,688,964
70

REKAPITULASI KEGIATAN PROYEK TAHUN 2019


PT, ANGKASA GLOBAL CONSULTANT
NPWP : 75,390,716,1-805,000
PERIODE 01 JANUARI - 31 DESEMBER 2019
PPh 23
No, Uraian Kegiatan DPP
(2%)
1 2 4 6

1 Perencanaan Teknis Pekerjaan Paving Blok 2 30,100,000 602,000


Kabupaten Takalar
2 Perencanaan Lanjutan Nosu-Pana Sulawesi 90,830,000 1,816,600
Barat
3 Perencanaan Lanjutan Ruas Jalan Puawang - 90,780,000 1,815,600
Katitting Sulawesi barat
4 Perencanaan JUT Kabupaten Enrekang 25,680,500 513,610
5 Paket XI, Survey Kondisi Jalan 375,965,000 7,519,300
6 Jasa Konsultan Perencanaan Pembuatan jalan 4,000,000 80,000
rabat beton di Kel, Tanete ( jalan menuju
Lokasi TPA Desa Kambuno)
7 Pengawasan Pembangunan Gudang Mandiri 5,135,000 102,700
Pakan BBI Margolembo, MCK BBI
Margolembo, MCK BBI Towuti dan Timbunan
BBI Towuti
8 Supervisi Pembangunan Faspel Laut Matasiri 118,645,000 2,372,900
9 Pengawasan Teknis Pemb, Rumah Layak Huni 43,090,909 861,818
Bagi
Masyarakat Distrik Anotaurei, Angkaisera,
Yawakukat, Yapen Barat
10 Pengawasan Rehab Saluran Tambak Desa 13,440,000 268,800
Borimasunggu Dan Desa Bulucindea 1 Dok
11 Belanja Jasa Konsultansi Perencanaan 119,435,000 2,388,700

12 Norma, Standar dan Kriteria Pemanfaatan 42,735,000 854,700


Ruang Pada Kawasan Industri Perikanan
13 Belanja Jasa Perencanaan 3KP Kabupaten 441,545,455 8,830,909
Maluku Tengah
14 Penyusunan Mastelan Alun-Alun Lapangan 89,575,000 1,791,500
Makkatang Dg, Sibali
15 DED PSU Kawasan Perumahan Corawali Kec, 36,136,364 722,727
Paleteang Kab, Pinrang
16 Perencanaan Teknis Pembangunan Jaringan 162,954,545 3,259,091
Air Bersih/Air Minum Kampung Andasaria
17 Pengawasan 6 Paket Pembangunan Jalan 32,045,000 640,900
Produksi Tambak
Total 1,722,092,773 34,441,855
71

REKAPITULASI KEGIATAN PROYEK TAHUN 2020


PT. ANGKASA GLOBAL CONSULTANT
NPWP : 75.390.716.1-805.000
PERIODE 01 JANUARI 2020 - 31 DESEMBER 2020

A. PERENCANA KONSTRUKSI
PPh 23
No. Uraian Kegiatan Instansi DPP
(2%)
1 2 3 4
1 Perencanaan Teknis Dinas Pekerjaan Rp 90,560,000 Rp 1,811,200
Paket II Umum Kab.
Enrekang
2 Konsultan Dinas Kesehatan Rp 16,470,000 Rp 329,400
Perencanaan Kab. Enrekang
Prasarana Air (DAU)
3 Survey Data Base Dinas Pekerjaan Rp 273,900,000 Rp 5,478,000
Jembatan dan Survey Umum dan
Kondisi Jembatan Penataan Ruang
Wilayah Selatan Kab. Luwu
4 KLHS Revisi RTRW Dinas Pekerjaan Rp 90,000,000 Rp 1,800,000
Kabupaten Enrekang Umum dan
(Kegiatan 2019) Penataan Ruang
Kab. Enrekang
5 Jasa Konsultan Dinas Pertanian Rp 14,300,000 Rp 286,000
Perencanaan APBD Kab. Enrekang
(Embung) Kabupaten
Enrekang
6 Konsultan Perencana Dinas Pertanian Rp 90,570,000 Rp 1,811,400
JUT Kab. Enrekang
7 Perencanaan Dinas Kehutanan Rp 17,665,000 Rp 353,300
Pembuatan Gazebo, Sulawesi Selatan
Pintu Gerbang
Ekowisata dan
Gedung Aula
Pertemuan
8 Epaksi Zona 3 Kec. Dinas Pekerjaan Rp 90,743,636 Rp 1,814,873
Tarowang Arungkeke Umum Dan
Batang Penataan Ruang
Kab. Jeneponto
9 Jasa Konsultansi Dinas Pekerjaan Rp 90,770,000 Rp 1,815,400
Survey RCS (Up Umum Dan
Date Kondisi) Penataan Ruang
Kab. Bulukumba
10 Survey kondisi Dinas Pekerjaan Rp 45,360,000 Rp 907,200
Jembatan Umum Dan
Penataan Ruang
72

Kab. Bulukumba
11 Penyusunan KLHS Dinas Pekerjaan Rp 90,700,000 Rp 1,814,000
RDTR Kawasan Umum Dan
Pesisir Penataan Ruang
Kota Parepare
12 Penyusunan KLHS Dinas Pekerjaan Rp 90,600,000 Rp 1,812,000
Anjungan Cempae Umum Dan
Penataan Ruang
Kota Parepare
13 Belanja Jasa Dinas Perumahan Rp 90,100,000 Rp 1,802,000
Konsultasi Non Dan Kawasan
Konstruksi Permukiman Kota
(Penyusunan Makassar
Kawasan
Permukiman Tertata
dan Tidak Tertata)
14 Penyusunan Naskah Dinas Perumahan Rp 25,024,545 Rp 500,491
Akademik Ranperda Permukiman Dan
Tentang Tarif IMB Pertanahan Kab
Pembangunan Sarang Bulukumba
Burung Walet
(Kegiatan 2019)
Total Rp 1,116,763,181 Rp 22,335,264
B. PENGAWAS KONSTRUKSI
15 Pengawasan Teknis Dinas Pekerjaan Rp 90,660,000 Rp 1,813,200
Peningkatan Jalan Umum Kab.
Paket V (BKP) Enrekang
16 Jasa Konsultan Dinas Pertanian Rp 45,345,455 Rp 906,909
Pengawasan JUT Kab. Enrekang
DAK Kabupaten
Enrekang
17 Pengawasan Dinas Pekerjaan Rp 615,100,000 Rp 12,302,000
Pemeliharaan Jalan Umum Dan
Dalam Kota Penataan Ruang
Kabupaten Kabupaten
Jayawijaya
Total Rp 751,105,455 Rp 15,022,109
Total (Perencana Konstruksi) + Rp 1,867,868,636 Rp 37,357,373
(Pengawas Konstruksi)
73

REKAPITULASI KEGIATAN PROYEK TAHUN 2018


PT. ANGKASA GLOBAL CONSULTANT
NPWP : 75.390.716.1-805.000
PERIODE 01 JANUARI - 31 DESEMBER 2018
Total Potongan Nilai Masuk
No. Uraian Kegiatan Nilai Kontrak DPP PPN (10%) PPh 23 (2%)
Pajak Rekening
1 2 3 4 5 6 7 8
1 Perencanaan Data Base Rp
Rp 176.534.545 Rp 17.653.455 Rp 3.530.691 Rp 21.184.146 Rp 173.003.854
Keciptakaryaan Kabupaten Gowa 194.188.000
2 Analisis Kelayakan Bisnis Rp Rp
Rp 2.163.636 Rp 432.727 Rp 2.569.363 Rp 21.230.637
Produk/Jasa Unggulan Daerah 23.800.000 21.636.363
3 Perencanaan jalan Kantor BPSPL Rp Rp
Rp 4.315.000 Rp 863.000 Rp 5.178.000 Rp 42.287.000
Kabupaten Maros 47.465.000 43.150.000
4 Penyusunan RPIJM Kabupaten Rp Rp
Rp 3.881.818 Rp 776.364 Rp 4.658.182 Rp 38.041.818
Pangkep 42.700.000 38.818.181
5 Perencanaan Teknis Pembangunan
Rumah Huni Dist. Yapen Selatan, Rp Rp
Rp 2.909.091 Rp 581.818 Rp 3.490.904 Rp 28.509.096
Angkaisera, Yawakukat, Yap 32.000.000 29.090.909
Timur, Kota Serui Prov. Papua.
6 Penyusunan Masterplan Air Limbah Rp Rp
Rp 8.154.545 Rp 1.630.909 Rp 9.785.454 Rp 79.914.546
Perkotaan Kabupaten Pangkep 89.700.000 81.545.454
7 Pemetaan Kecamatan Tamalatea Rp Rp
Rp 4.367.273 Rp 873.455 Rp 5.240.728 Rp 42.799.272
Kabupaten Jeneponto 48.040.000 43.672.727
Rp Rp
Total Rp 43.444.818 Rp 8.688.964 Rp 52.106.777 Rp 269.786.196
477.893.000 434.448.180
74

REKAPITULASI KEGIATAN PROYEK TAHUN 2019


PT. ANGKASA GLOBAL CONSULTANT
NPWP : 75.390.716.1-805.000
PERIODE 01 JANUARI - 31 DESEMBER 2019

Total Potongan Nilai Masuk


No. Uraian Kegiatan Nilai Kontrak DPP PPN PPh 23 (2%)
Pajak Rekening
1 2 3 4 5 6 7 8
1 Perencanaan Teknis Pekerjaan Rp Rp Rp Rp 602.000 Rp Rp 29.948.000
Paving Blok 2 Kabupaten Takalar 33.110.000 30.100.000 3.010.000 3.162.000
2 Perencanaan Lanjutan Nosu-Pana Rp Rp Rp Rp 1.816.600 Rp Rp 89.013.400
Sulawesi Barat 99.913.000 90.830.000 9.083.000 10.899.600
3 Perencanaan Lanjutan Ruas Jalan Rp Rp Rp Rp 1.815.600 Rp Rp 88.964.409
Puawang - Katitting Sulawesi barat 99.858.000 90.780.000 9.078.000 10.893.600
4 Perencanaan JUT Kabupaten Rp Rp Rp Rp 513.610 Rp Rp 25.166.890
Enrekang 28.248.550 25.680.500 2.568.050 3.081.660
5 Paket XI. Survey Kondisi Jalan Rp Rp Rp Rp 7.519.300 Rp Rp 368.445.700
413.561.500 375.965.000 37.596.500 45.115.800
6 Jasa Konsultan Perencanaan Rp Rp Rp Rp 80.000 Rp Rp 3.920.000
Pembuatan jalan rabat beton di Kel. 4.400.000 4.000.000 400.000 480.000
Tanete ( jalan menuju Lokasi TPA
Desa Kambuno)
7 Pengawasan Pembangunan Gudang Rp Rp Rp Rp 102.700 Rp Rp 5.032.300
Mandiri Pakan BBI 5.648.500 5.135.000 513.500 616.200
Margolembo, MCK BBI
Margolembo, MCK BBI Towuti dan
Timbunan BBI Towuti
8 Supervisi Pembangunan Faspel Rp Rp Rp Rp 2.372.900 Rp Rp 116.272.100
Laut Matasiri 130.509.500 118.645.000 11.864.500 14.237.400
75

9 Pengawasan Teknis Pemb. Rumah Rp Rp Rp Rp 861.818 Rp Rp 42.229.091


Layak Huni Bagi 47.400.000 43.090.909 4.309.091 5.170.909
Masyarakat Distrik Anotaurei,
Angkaisera, Yawakukat, Yapen
Barat
10 Pengawasan Rehab Saluran Tambak Rp Rp Rp Rp 268.800 Rp Rp 13.171.200
Desa Borimasunggu Dan Desa 14.784.000 13.440.000 1.344.000 1.612.800
Bulucindea 1 Dok
11 Belanja Jasa Konsultansi Rp Rp Rp Rp 2. 388.700 Rp Rp 117.046.300
Perencanaan 131.378.500 119.435.000 11.943.500 14.332.200
12 Norma, Standar dan Kriteria Rp Rp Rp Rp 854.700 Rp Rp 41.880.300
Pemanfaatan Ruang Pada Kawasan 47.008.500 42.735.000 4.273.500 5.128.200
Industri Perikanan
14 Belanja Jasa Perencanaan Rp Rp Rp Rp 8.830.909 Rp Rp 432.714.546
RP3KP Kabupaten Maluku 485.700.000 441.545.455 44.154.545 52.985.454
Tengah
15 Penyusunan Masterplan Alun- Rp Rp Rp Rp 1.791.500 Rp Rp 87.783.500
Alun Lapangan Makkatang Dg. 98.532.500 89.575.000 8.957.500 10.749.000
Sibali
16 DED PSU Kawasan Perumahan Rp Rp Rp Rp 722.727 Rp Rp 35.413.637
Corawali Kec. Paleteang Kab. 39.750.000 36.136.364 3.613.636 4.336.363
Pinrang
17 Perencanaan Teknis Rp Rp Rp Rp 3.259.091 Rp Rp
Pembangunan Jaringan Air 179.250.000 162.954.545 16.295.455 19.554.546 159.695.454
Bersih/Air Minum Kampung
Andasaria
18 Pengawasan 6 Paket Rp Rp Rp Rp 640.000 Rp 3.844.500 Rp
Pembangunan Jalan Produksi 35.249.500 32.045.000 3.204.500 31.405.000
Tambak
76

REKAPITULASI KEGIATAN PROYEK TAHUN 2020


PT. ANGKASA GLOBAL CONSULTANT
NPWP : 75.390.716.1-805.000

Total
Nilai Masuk
No. Uraian Kegiatan Instansi Nilai Kontrak DPP PPN (10%) PPh 23 (2%) Potongan
Rekening
Pajak
1 2 3 4 5 6 7 8
1 Perencanaan Teknis Paket Dinas Pekerjaan Umum Rp 99.616.000 Rp Rp Rp 1.811.200 Rp Rp
II Kab. Enrekang 90.560.000 9.056.000 10.867.200 88.743.800

2 Konsultan Perencanaan Dinas Kesehatan Kab. Rp 18.117.000 Rp Rp Rp 329.400 Rp 1.976.400 Rp


Prasarana Air (DAU) Enrekang 16.470.000 1.647.000 16.140.600
3 Survey Data Base Jembatan Dinas Pekerjaan Umum Rp Rp Rp Rp 5.478.000 Rp Rp
dan Survey Kondisi dan Penataan Ruang 301.290.000 273.900.000 27.390.000 32.868.000 299.313.600
Jembatan Wilayah Selatan Kab. Luwu
4 KLHS Revisi RTRW Dinas Pekerjaan Umum Rp 99.000.000 Rp Rp Rp 1.800.000 Rp Rp 88.200.000
Kabupaten Enrekang dan 90.000.000 9.000.000 10.8000.000
(Kegiatan 2019) Penataan Ruang Kab.
Enrekang
5 Jasa Konsultan Perencanaan Dinas Pertanian Kab. Rp 15.730.000 Rp Rp Rp 286.000 Rp Rp
APBD (Embung) Kabupaten Enrekang 14.300.000 1.430.000 1.716.000 14.014.000
Enrekang
6 Konsultan Perencana JUT Dinas Pertanian Kab. Rp Rp Rp Rp 1.811.400 Rp Rp
Enrekang 99.627.000 90.570.000 9.057.000 10.868.400 88.758.600
7 Perencanaan Pembuatan Dinas Kehutanan Rp 19.431.500 Rp Rp Rp 353.3000 Rp 2.118.000 Rp
Gazebo, Pintu Gerbang Sulawesi Selatan 17.665.000 1.766.500 17.313.500
Ekowisata dan Gedung Aula
Pertemuan
8 Epaksi Zona 3 Kec. Dinas Pekerjaan Umum Rp Rp Rp Rp 1.814.873 Rp Rp
77

Tarowang Arungkeke Dan 99.818.000 90.743.636 9.074.364 10.889.237 88.928.763


Batang Penataan Ruang Kab.
Jeneponto
9 Jasa Konsultansi Survey Dinas Pekerjaan Umum Rp Rp Rp Rp 1.815.400 Rp Rp
RCS (Up Date Kondisi) Dan 99.847.000 90.770.000 9.077.000 10.892.400 88.954.600
Penataan Ruang Kab.
Bulukumba
10 Survey kondisi Jembatan Dinas Pekerjaan Umum Rp Rp Rp Rp 907.200 Rp Rp 44.452.800
Dan 49.896.000 45.360.000 4.536.000 5.443.200
Penataan Ruang Kab.
Bulukumba
11 Penyusunan KLHS RDTR Dinas Pekerjaan Umum Rp Rp Rp Rp 1.814.000 Rp Rp
Kawasan Pesisir Dan Penataan Ruang 99.770.000 90.700.000 9.070.000 10.884.000 88.886.000
Kota Parepare
12 Penyusunan KLHS Dinas Pekerjaan Umum Rp Rp Rp Rp 1.812.000 Rp Rp
Anjungan Cempae Dan Penataan Ruang 99.660.000 90.600.000 9.060.000 10.872.000 88.788.000
Kota Parepare
13 Belanja Jasa Konsultasi Dinas Perumahan Dan Rp Rp Rp Rp 1.802.000 Rp Rp
Non Konstruksi Kawasan Permukiman 99.110.000 90.100.000 9.010.000 10.812.000 88.298.000
(Penyusunan Kawasan Kota Makassar
Permukiman Tertata dan
Tidak Tertata)
14 Penyusunan Naskah Dinas Perumahan Rp Rp Rp Rp 500.491 Rp Rp
Akademik Ranperda Permukiman Dan 27.527.000 25.024.545 2.502.455 3.002.946 24.524.054
Tentang Tarif IMB Pertanahan Kab
Pembangunan Sarang Bulukumba
Burung Walet (Kegiatan
2019)
Total Rp Rp Rp Rp 22.335.264 Rp Rp
1.228.439.500 1.116.763.182 111.676.318 123.137.783 1.125.316.717
78

B. PENGAWAS KONSTRUKSI

15 Pengawasan Teknis Dinas Pekerjaan Rp Rp Rp Rp 1.813.200 Rp Rp


Peningkatan Jalan Paket Umum Kab. 99.726.000 90.660.000 9.066.000 10.879.200 88.846.800
V (BKP) Enrekang
16 Jasa Konsultan Dinas Pertanian Rp Rp Rp Rp 906. 909 Rp Rp
Pengawasan JUT DAK Kab. Enrekang 49.880.000 45.345.455 4.534.545 5.441.454 44.438.546
Kabupaten Enrekang
17 Pengawasan Dinas Pekerjaan Rp Rp Rp Rp Rp Rp
Pemeliharaan Jalan Umum Dan 676.610.000 615.100.000 61.510.000 12.302.000 73.812.000 602.798.000
Dalam Kota Kabupaten Penataan Ruang
Jayawijaya Kabupaten
Jayawijaya
Total Rp Rp Rp Rp Rp Rp
826.216.000 751.105.455 75.110.545 15.022.109 90.132.654 736.083.346
Total (Perencana
Rp Rp Rp Rp Rp Rp
Konstruksi) +
2.054.655.500 1.867.868.636 186.786.864 37.357.373 213.270.437 1.861.400.063
(Pengawas Konstruksi)

Anda mungkin juga menyukai