Anda di halaman 1dari 10

1. Tes, Pengukuran, dan Evaluasi merupakan tiga istilah yang berbeda namun saling berhubungan.

Banyak orang tidak mengetahui secara jelas perbedaan dan hubungan di antara ketiganya, sehingga
istilah tersebut sering tidak tepat penggunaannya. Agar jelas berikut ini akan diuraikan perbedaan
dan hubungan antara tes, pengukuran, dan evaluasi.

Tes adalah instrumen atau alat yang digunakan untuk memperoleh informasi tentang individu atau
objek. Sebagai alat pengumpul informasi atau data, tes harus dirancang secara khusus. Kekhususan
tes terlihat dari bentuk soal tes yang digunakan, jenis pertanyaan, rumusan pertanyaan yang
diberikan, dan pola jawabannya harus dirancang menurut kriteia yang telah ditetapkan. Demikian
juga waktu yang disediakan untuk menjawab pertanyaan serta pengadministrasian tes juga dirancang
secara khusus. Selain itu aspek yang diteskanpun terbatas. Biasanya meliputi ranah kognitif, afektif,
dan psikomotor. Kekhususan-kekhususan tersebut berbeda antara satu tes dengan tes yang lain. Tes
ini dapat berupa pertanyaan tertulis, wawancara, pengamatan tentang unjuk kerja fisik, checklist. dan
lain-lain.

Pengukuran adalah proses pengumpulan data atau informasi yang dilakukan secara objekiif. Melalui
kegiatan pengukuran segala program yang menyangkut perkembangan dalam bidang apa saja dapat
dikontrol dan dievaluasi. Hasil pengukuran berupa kuantitikasi dari jarak. waktu, jumlah, dan ukuran
dsb. Hasil dari pengukuran dinyatakan dalam bentuk angka yang dapat diolah secara statistik.

Evaluasi selalu dilaksanakan dengan merujuk kepada tujuan yang ingin dicapai dalam suatu
kegiatan. Evaluasi merupakan proses pemberian pertimbangan atau makna mengenai nilai dan arti
dari sesuatu yang dipertimbangkan. Sesuatu yang dipertimbangkan tersebut dapat berupa orang,
benda, kegiatan, keadaan, atau suatu kesatuan tertentu.

Dengan kata lain evaluasi adalah proses penentuan nilai atau harga dari data yang terkumpul.
Pemberian pertimbangan mengenai nilai dan arti tidak dapat dilakukan secara sembarangan, Oleh
karenanya evaluasi harus dilakukan berdasar prinsip-prinsip tertentu.

Setelah kita mengetahui perbedaan tentang tes, pengukuran, dan evaluasi kita dapat mengetahui
hubungan di antara ketiganya.

Dengan demikian tes dan pengukuran adalah sesuatu yang tidak dapat dipisahkan. Tetapi tidak
demikian halnya antara pengukuran dan evaluasi.. Pengukuran menyediakan sarana yang dapat
digunakan untuk mengumpulkan informasi yang diperlukan. tes adalah alat atau instrunem yang
digunakan untuk mengumpulkan informasi. Evaluasi adalah proses memberikan nilai atau harga dari
data yang terkumpul. Melalui pengukuran data kuantitatif diproses dan dinilai hingga menjadi nilai
yang bersifat kualitatif. Data yang terkumpul digunakan sebagai bahan informasi untuk mengambil
keputusan (apakah tujuan yang telah ditetapkan telah tercapai?, apakah anak didik memperoleh
kemajuan yang berarti? dsb).

2. contoh pengembangan bahan ajar yang telah atau akan lakukan sebagai guru SD :

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

(RPP) TEMATIK

Nama Sekolah : SD Negeri 01 Indralaya Selatan


Kelas / Semester : 1/ 1
Tema : Keluargaku
Sub Tema : Anggota Keluarga
Pembelajaran :5
Waktu : 1 Minggu

StandarKompetensi

Memahami identitas keluarga dan peran anggota keluarga.

KompetensiDasar

 Menyampaikan teks cerita diri / personal tentang asal usul keluarga secara mandiri dalam
bahasa Indonesia lisan dan tulis yang dapat di isi dengan kosa kata bahasa daerah untuk
membantupenyajian.
 Memberikan contoh peran anggota keluarga.

Tujuan Pembelajaran
 Menyebutkan anggota keluarga sesuai dengan teks deskriptif yang dibaca.
 Membaca teks deskriptif tentang identitas anggota keluarga
 Memperagakan peran tentang anggota keluarga
 Memahami peran anggota keluarga

 Karakter siswa yang diharapkan :


Disiplin
Tekun
Tanggung Jawab
Ketelitian
Kerja sama
Percaya Diri
Keberanian

Materi ajar (materi pokok)

 Mendengarkan materi mengenai identitas keluarga


 Mengamati media gambar tentang anggota keluarga
 Menonton Video mengenai silsilah keluarga dan peran anggota keluarga

Metode Pembelajaran :

 Ceramah, Role Playing, Tanya Jawab dan penugasan

Langkah-langkah

N Kegiata Deskripsi Alokasi


o n Waktu
1 Pendah  Guru 5 Menit
uluan masukkelasdenganmengucapkansalamkepadasiswadanmenanya
kankabarsiswa
 Guru memintaketuakelasuntukmemimpindoa
 Guru hmengkondisikankelasdanmemeriksakehadiransiswa

2 Inti 20 Menit
 Guru
memberipertanyaankepadasiswa:masihingatkansiswatentangma
terianggotakeluargadansilsisahkeluarga?
 Guru
menjelaskanulangmenganaimaterisebelumnyameganaisilsilah
keluarga melalui media gambar.

 Siswa memperhatikan video yang bercerita tentang “Anggota


Keluarga dan peran anggota keluarga”. (Mengamati)

 Siswa diminta menyimpulka, apa yang di bahas di dalam video


(Mengekplorasi)

 Guru melakukan ice breaking untuk memberi siswa bersemangat


kembali dalam pembelajaran.

 Guru membagi siswa beberapa kelompok untuk melaksanakan


kegiatan bermain peran.

 Guru mempersilahkan masing-masing kelompokmelakukan


kegiatan keluarga di rumah atau memperagakan peran anggota
keluarga melalui kegiatan role playing

 Setelah melakukan role playing, masing-masing kelompok


menuliskan siapa saja anggota keluarga

 Guru memnita sebagian kelompok membacakan hasil yang


dituliskan siswa dan guru meresponnya

 Guru dan siswa menyimpulkan kembali tentang peran anggota


keluarga

3 Penutup  Guru memberiksn tugas kepada siswa sebagai umpan balik 5 Menit
 Guru menutup pembelajaran dengan menunjuk salah satu siswa
untuk memimpin doa.
Alat dan Sumber :

 Buku Pedoman Guru Tema :Keluargaku Kelas 1 (Buku Tematik Terpadu Kurikulum 2013,
Jakarta: Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, 2013).

 Buku Siswa Tema : Keluargaku Kelas 1 (Buku Tematik Terpadu kurikulum 2013, Jakarta:
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, 2013).

 Media Video / Proyektor


 Media Gambar

Penilaian:

Penilaian dilaksanakan selama proses dan sesudah pembelajaran

Indikator Pencapaian Penilaian


Kompetensi Teknik Bentuk Instrumen Contoh Instrumen
 Mengungkapkan Tertulis, lisan, dan Essai, isian, skala  Ceritakan
pengelaman diri perbuatan sikap, dan portofolio identitas
dan keluarga anggota
 Memperagakan keluarga
peran tentang diri  Peragakan
sendiri peran tentang
diri sendiri
dan anggota
keluarga

Mengetahui, Meranjat, Oktober 2023


Kepala Sekolah Guru Kelas
Ai Resnawati, M. Pd Erna Yuniarti

Jadi dalam pengembangan bahan ajar yang saya lakukan di kelas 1 SD Negeri 01 Indralaya Selatan
saya melakukan penambahan media belajar berupa media gambar dan media audio visual yang saya
ambil atau dapatkan dari internet dan juga saya mengembangkan metode pembelajaran yang tidak
hanya metode ceramah saja tetapi saya menggunakan metode bervariasi seperti metode bermain
peran, sebelum melakukan kegiatan bermain peran maka saya sebelum melakukan pembelajaran saya
sudah menyiapkan dan membuat dialog percakapan untuk kegiatan simulasi.

3. cara meminimalisir unsur subjektivitas dalam menilai tes uraian :

 Mempersiapkan kunci jawaban dari setiap pertanyaan yang mengandung materi. Hal ini dapat
digunakan sebagai acuan ketika melakukan penilaian
 Menentukan terlebih dahulu skor nilai dari setiap pertanyaan berdasarkan bobot permasalahan
dan waktu yang dibutuhkan dalam menyelesaikan setiap pertanyaan
 Menentukan besaran penguranagan skor poin penilaian jika terdapat kesalahan kecil dalam
menjawab pertanyaan seperti kesalahan ejaan, penulisan tanda baca, dan penggunaan kata
dalam menjawab
 Memeriksa satu pertanyan pada semua lembar jawaban pertanyaan sebelum berpindah
memeriksa jawaban dari pertanyaan berikutnya
 Upayakan tidak melihat nama atau identitas penjawab pertanyaan ketika melakukan
pemeriksaan jawaban. Hal ini akan membantu pemeriksa untuk mengenali identitas penjawab
sehingga pemeriksa tidak mengetahui apakah pemeriksa mengenai orang yang menjawab
pertanyaan apakah termasuk anak pintar atau tidak dan akan memberikan perlakuan yang
sama kepada semua penjawab pertanyaan.
 Kelompokkan lembar hasil jawaban keladam 3-5 tumpukan berdasarkan pada ranking skor
nilai dari ranking tertinggi hinggi terendah berdasarkan skor nilai yang diperoleh dari setiap
lembar jawaban. Hal ini dilakukan guna mengecek kesaman kualitas jawaban dari selurh
penjawab pertanyaan.
 Disarankan periksa jawaban untuk sesering mungkin beristihat ketika merasa kelelahan dan
kejenuhan dalam memeriksa lembar jawaban. Hal ini akan mengurasi resiko permberian skor
yang berubah-ubah secara signifikan.

4. Jelaskan tentang Pendekatan Acuan Penilaian dan Sistem Penilaian:

 Terdapat dua pendekatan yang berlaku dalam penilaian hasil belajar, yaitu Penilaian Acuan
Norma (PAN) dan Penilaian Acuan Patokan (PAP).
1. Penilaian Acuan Norma (PAN / Norm Referenced Evalution) Penilaian Acuan Norma
(PAN) adalah penilaian yang dilakukan dengan mengacu pada norma kelompok atau nilai-
nilai yang diperoleh siswa dibandingkan dengan nilai-nilai siswa lain dalam kelompok
tersebut. Dengan kata lain PAN merupakan sistem penilaian yang didasarkan pada nilai
sekelompok siswa dalam satu proses pembelajaran sesuai dengan tingkat penguasaan pada
kelompok tersebut. Artinya pemberian nilai mengacu pada perolehan skor pada kelompok
itu. Dalam hal ini “norma” berarti kapasistas atau prestasi kelompok, sedangkan
“kelompok” adalah semua siswa yang mengikuti tes tersebut dapat kelompok siswa dalam
satu kelas, sekolah, rayon, propinsi, dan lain-lain. Pan juga dapat dikatakan penilaian “apa
adanya” dengan pengertian bahwa acuan pembandingnya semata-mata diambil dari
kenyataan yang diperoleh (rata-rata dan simpangan baku) pada saat penilaian dilakukan
dan tidak dikaitkan dengan hasil pengukuran lain. PAN menggunakan prinsip-prinsip yang
berlaku pada kurva normal. Hasil-hasil perhitungannya dipakai sebagai acuan penilaian
dan memiliki sifat relatif sesuai dengan naik turunnya nilai rata-rata dan simpangan baku
yang dihasilkan pada saat itu. Penggunaan sistem PAN membiarkan siswa berkembang
seperti apa adanya. Namun demikian guru tetap merumuskan Tujuan Khusus Pembelajaran
(TKP) sesuai dengan tuntutan kompetensi. TKP yang berorientasi pada kompetensi tetap
dipakai sebagai tumpuan dalam penyusunan evaluasi akan tetapi pada saat pemberian skor
yang diperoleh siswa maka TKP tidak dipergunakan sebagai pedoman. Batas kelulusan
tidak ditentukan oleh penguasaan minimal siswa terhadap kompetensi yang ditetapkan
dalam TKP, melainkan didasarkan pada nilai rata-rata dan simpangan baku yang
dihasilkan kelompoknya. Dengan demikian kelemahan sistem PAN dapat terlihat jelas
bahwa tes apapun, dalam kelompok apapun, dengan kadar prestasi yang bagaimanapun
pemberian nilai dengan model pendekan PAN selalu dapat dilakukan. Oleh karena itu
penggunaan model pendekatan ini dapat dilakukan denga baik apabila memenuhi syarat
antara lain: a). skor nilai terpencar atau dapat dianggap terpencar sesuai dengan pencaran
kurva normal; b). jumlah yang dinilai minimal 50 orang atau lebih dari 100 orang dalam
arti sampel yang digunakan besar. Dalam penerapan sistem PAN ada dua hal pokok yang
harus ditetapkan yaitu: banyaknya siswa yang akan lulus dan penetapan batas lulus.
Terdapat dua cara di dalam menentukan batas kelulusan antara lain: menetapkan terlebih
dahulu jumlah yang diluluskan, misalnya 75% dari seluruh peserta tes, kemudian skor tiap
siswa disusun dan diranking sehingga akan diketemukan skor terendah. Cara kedua dengan
menggunakan data statistik yang terdapat dalam kurva normal dengan menggunakan nilai
rata-rata dan simpangan baku, sehingga akan diketemukan luas daerah kurva normal atau
jumlah anak yang diluluskan.

2. Penilaian Acuan Patokan (PAP / Criterion Referenced Evaluation) Penilaian Acuan


Patokan (PAP) adalah model pendekatan penilaian yang mengacu kepada suatu kriteria
pencapaian tujuan (TKP) yang telah ditetapkan sebelumnya. PAP merupakan suatu cara
menentukan kelulusan siswa dengan menggunakan sejumlah patokan. Bilamana siswa
telah memenuhi patokan tersebut maka dinyatakan berhasil. Tetapi bila siswa belum
memenuhi patokan maka dikatakan gagal atau belum menguasai bahan pembelajaran
tersebut. Nilai-nilai yang diperoleh siswa dihubungkan dengan tingkat pencapaian
penguasaan siswa tentang materi pembelajaran sesuai dengan tujuan yang telah ditetapkan.
Siswa yang telah melampaui atau sama dengan kriteria atau patokan keberhasilan
dinyatakan lulus atau memenuhi persyaratan. Guru tidak melakukan penilaian apa adanya
melainkan berdasarkan kriteria keberhasilan yang telah ditetapkan sejak pembelajaran
dimulai. Guru yang menggunakan model pendekatan PAP ini dituntut untuk selalu
mengarahkan, membantu dan membimbing siswa kearah penguasaan minimal sejak
pembelajaran dimulai, sedang berlangsung dan sampai berakhirnya
pembelajaran.Kompetensi yang dirumuskan dalam TKP merupakan arah, petunjuk, dan
pusat kegiatan dalam pembelajaran. Penggunaan tes formatif dalam penilaian ini sangat
mendukung untuk mengetahui keberhasilan belajar siswa. Pelaksanaan PAP tidak
memerlukan perhitungan statistik melainkan hanya tingkat penguasaan kompetensi
minimal.

- Sistem Penilaian dalam proses pembelajaran adalah sebuah rangkaian kegiatan untuk
untuk memperoleh, menganalisis, dan menafsirkan data tentang proses dan hasil belajar
peserta didik yang dilakukan secara sistematis dan berkesinambungan, sehingga menjadi
informasi yang bermakna dalam pengambilan keputusan.
5. Sistem penilaian berbasis kemampuan dasar yang direncanakan dalam sistem penilaian yang
berkelanjutan. Penilaian berkelanjutan adalah penilaian yang melibatkan semua indikator melalui
pengembangan soal yang terkait hasilnya dianalisis untuk menentukankemampuan dasar mana yang
telah atau belum dimiliki siswa serta kesulitan-kesulitan yangdihadapinya.Untuk mengevaluasi hasil
pembelajaran berdasarkan prinsip kontinuitas diperlukan tagihankepada siswa untuk mengetahui
penguasaan materi pembelajaran yang dilakukan. Tagihan adalah cara bagaimana ujian (penilaian)
dilakukan. Jenis tagihan yang dapat dilakukan,antara lain :
1. Ulangan Harian
Ulangan harian dilakukan secara periodik dan umumnya diberikan setelah selesainya satu atau
dua materi pelajaran. Fungsinya untuk mengukur siswa setelah belajar satu kompetensi dasar.

2. Tugas Kelompok
Tugas kelompok dimaksudkan sebagai latihan bagi siswa untuk mengembangkan latihan
kerja serta digunakan untuk menilai kompetensi kerja kelompok

3. Pekerjaan Rumah
Tugas pekerjaan rumah dimaksudkan untuk mengulang materi pelajaran yang telah dijelaskan
di sekolah.Soal yang diberikan merupakan pengembangan dari contoh yang diberikan.
4. Kuis
Kuis merupakan tes yang membutuhkan waktu singkat yang berkisar antara 10-15
menit.Pertanyaan hanya merupakan hal yang prinsip saja dan bentuk jawabannya merupakan
isian singkat.
5. Tugas Individu
Tugas ini dapat diberikan pada waktu-waktu tertentu dalam bentuk pembuatan kliping,
makalah, dan yang sejenisnya.Tugas ini dimaksudkan sebagai latihan bagi siswa untuk
mengembangkan wawasan dan kemampuan berfikir.
6. Tes Lisan
Pertanyaan yang diberikan berupa pengetahuan atau pemahaman tentang konsep, prinsip, atau
teorema.
7. Ulangan Tengah Semester
Ulangan tengah semester merupakan tes yang diberikan kepada siswa pada pertengahan
semester dengan bahan beberapa pokok bahasan yang telah diberikan.
8. Ulangan Akhir Semester
Ulangan akhir semester merupakan tes yang diberikan kepada siswa pada akhir semester
dengan bahan semua pokok bahasan yang telah diberikan. Materi yang disusun berdasarkan
kisi-kisi soal.Bentuk soal dapat berupa uraian objektif atau campuran pilihan ganda dan
uraian objektif.
9. Responsi atau Ujian Praktik
Bentuk ini dipakai untuk mata pelajaran yang ada kegiatan praktikumnya. Ujian responsi bisa
dilakukan di awal praktik atau akhir praktik.
10. Laporan Kerja Praktik
Bentuk ini dipakai untuk mata pelajaran yang ada kegiatan praktikumnya.Siswa biasa diminta
untuk mengamati suatu gejala dan melaporkannya.Bentuk instrumen dapat dikatagorikan
menjadi dua, yaitu tes dan non tes.

Contoh real penilaian berkelanjutan

Berdasarkan pengalaman yang kami temukan pada siswa junior (6 – 11 tahun) dan siswa
senior (11 – 16 tahun) saya menemukan bahwa terdapat perbedaan dalam cara mereka menyikapi
test. Contohnya, siswa yang lebih dewasa cenderung menyikapi test yang akan dihadapi dengan rasa
cemas dan takut, sementara siswa yang lebih muda menunjukan rasa senang dan gembira karena
mereka dapat menunjukan apa yang telah mereka pelajari. Hal ini tidak mengagetkan karena pada
kenyataannya, hasil dari test siswa senior memiliki konsekuensi yang lebih serius ditambah dengan
tekanan tambahan berupa ekspektasi dari orang tua dan guru.

Anda mungkin juga menyukai