Anda di halaman 1dari 6

Available online at: https://jurnal.unej.ac.id/index.

php/JLC

LEARNING COMMUNITY
Jurnal Pendidikan Luar Sekolah, 6 (2), 2022, 118-123

Hubungan Pola Asuh Orang Tua dengan Kepercayaan Diri Anak Usia Dini

Miranda Ferlin1*, Lili Dasa Putri1


1Pendidikan Luar Sekolah, Universitas Negeri Padang. Jl. Prof. Dr. Hamka, Air Tawar Barat, Padang,
Sumatera Barat, Indonesia
*Korespondensi penulis. Email: mirandaferlin72@gmail.com Telp: +6282286442019

Abstrak
Pola asuh yang digunakan oleh orang tua akan memberikan akibat berbeda bagi tiap-tiap
anak. Sikap yang diperlihatkan orang tua ketika mengasuh anak berkaitan dengan pembentukan
kepribadian anak, termasuk rasa percaya diri anak. Penulisan artikel ini ialah untuk mengetahui
bagaimana kaitan pola asuh dengan kepercayaan diri anak. Metode penulisan yang digunakan
dalam penulisan artikel ini adalah studi kepustakaan. Pengumpulan data dilakukan dengan cara
menghimpun data yang bersumber dari buku, jurnal, dan sumber lain yang relevan. Setelah data
dikumpulkan, langkah selanjutnya ialah melakukan analisis data yang bertujuan untuk
mengaitkan data yang diperoleh dengan masalah yang dibahas. Hasil dari penulisan artikel ini
mengungkapkan bahwa ada hubungan pola asuh orang tua dengan kepercayaan diri anak. Pola
asuh demokratis adalah jenis pola asuh yang dapat meningkatkan rasa percaya diri anak.
Kepercayaan diri anak akan semakin baik, jikalau pola asuh yang diterapkan orang tua juga baik.

Kata Kunci: Pola asuh orang tua, kepercayaan diri, anak usia dini

The Relationship Between Parenting Styles and Children Self-confidence

Abstract
Parenting patterns used by parents will have different consequences for each child.
Behavior shown by parents in raising children is related to the formation of the child's personality,
including the child's self-confidence. The purpose of writing this article is to know how the
relationship between parenting and children's self-confidence. The writing method used in writing
this article is literature study. Data collection is done by collecting data sourced from books,
journals, and other references that are relevant. After the data is collected, the next step is to
conduct data analysis which aims to connect the data obtained with the problems discussed. The
results of this article reveal that there is a relationship between parenting patterns and children's
self-confidence. Democratic parenting is a parenting style that can increase children's self-
confidence. The child's self-confidence will be better if the parenting applied by the parents is also
good.
Keywords: Parenting styles, confidence, early childhood

__________________________________________________________________________________

Learning Community: Jurnal Pendidikan Luar Sekolah, Online ISSN: 2622-2353


Learning Community: Jurnal Pendidikan Luar Sekolah, 6 (2), September 2022 - 119
Miranda Ferlin, Lili Dasa Putri

PENDAHULUAN Kepercayaan diri ialah aspek yang


sangat diperlukan untuk dimiliki oleh
Memiliki rasa percaya diri ialah hal
masing-masing individu. Hal itu karena
yang sangat penting bagi tumbuh kembang
kepercayaan diri dapat menjadi tolak ukur
kepribadian seorang anak. Hal itu karena
penentu keberhasilan seseorang dalam
dengan mengantongi rasa percaya diri anak
menjalani kehidupannya. Dengan rasa
bisa membentuk jati diri mereka sendiri.
percaya diri seseorang dapat menaklukkan
Anak-anak yang percaya diri akan percaya
segala sesuatu serta dapat menyelesaikan
pada kompetensi yang mereka miliki
permasalahan yang ia temui dalam
sehingga lebih mudah bagi mereka untuk
kehidupannya dengan baik. Sebuah penelitian
dapat beradaptasi dan berinteraksi dengan
mengungkapkan bahwa berhasil tidaknya
lingkungan sekitarnya. Anak yang memiliki
individu dalam melakukan sesuatu
rasa percaya diri yang tergolong tinggi akan
ditentukan oleh individu itu sendiri, melalui
yakin pada kemampuan dirinya sendiri yang
perasaan yakin dalam diri individu akan
membuat ia merasa mampu untuk melakukan
kemampuan dirinya dan keyakinan individu
sesuatu dengan sebaik mungkin. Begitu pula
bahwa ia mampu untuk menyelesaikan
dengan anak yang mempunyai kepercayaan
berbagai tugas maupun berbagai
diri yang rendah, ia akan senantiasa merasa
permasalahan dalam kehidupannya (Vanaya,
ketakutan dalam menghadapi sesuatu, ia
2017).
tidak percaya pada kemampuannya sendiri
Kepercayaan diri anak dapat
sehingga ia selalu merasa kesulitan dalam
ditingkatkan dengan berbagai cara.
mengerjakan sesuatu. Anak yang
Menerapkan pola asuh yang tepat dan benar
mengantongi rasa percaya diri tinggi dapat
dalam pengasuhan merupakan cara yang bisa
merespons segala sesuatu secara positif.
dijalankan orang tua guna mengembangkan
Sebaliknya, jika anak tersebut mempunyai
kepercayaan diri anak. Gaya pengasuhan yang
kepercayaan diri rendah, maka ia akan
dipakai orang tua berperan penting dalam
memiliki kesan negatif terhadap dirinya
perkembangan dan pertumbuhan anak,
sendiri (Asla D.V., & Hapidin, 2019).
termasuk rasa percaya diri anak. Tumbuh
Rasa percaya diri pada dasarnya
kembang anak bergantung pada bagaimana
dimiliki oleh setiap anak. Namun tidak semua
cara orang tua dalam membesarkan anak
anak memiliki rasa dan tingkat kepercayaan
tersebut (Dwinandia, & Hilmi, 2022). Sebab,
diri yang sama. Kepercayaan diri pada setiap
orang tua adalah figur utama yang
anak itu berbeda-beda. terdapat anak dengan
membesarkan dan mendidik anaknya, karena
rasa percaya diri yang tergolong tinggi,
orang tualah yang selalu bertemu dan
terdapat pula anak dengan kepercayaan diri
berinteraksi dengan anaknya. Oleh sebab itu,
yang rendah, dan tidak sedikit pula anak yang
pola asuh yang diterapkan orang tua dalam
tidak mempunyai rasa percaya diri. Tak dapat
membesarkan anaknya menentukan
dipungkiri bahwa faktanya memang masih
bagaimana tingkat percaya diri anak
banyak anak-anak yang mempunyai rasa
(Febriana, dkk. 2018).
kepercayaan diri yang rendah serta tidak
Mengingat pentingnya pola asuh yang
mempunyai rasa percaya diri.
diterapkan orang tua terhadap kepercayaan
Bersumber pada hasil analisis
diri anak, maka orang tua harus
Kementerian Pemberdaya Perempuan dan
memperhatikan dan mengkaji kembali
Perlindungan Anak (KPPPA) pada tahun 2018
apakah gaya pengasuhan yang selama ini
menyatakan bahwa sekitar 56% anak di
digunakan sudah tepat atau belum. Orang tua,
Indonesia, yang mayoritas anak perempuan
selaku figur utama dalam mengasuh anak,
mengalami krisis kepercayaan diri. Angka
perlu untuk menerapkan cara mengasuh anak
tersebut tentu bukanlah angka yang kecil,
yang baik serta tepat untuk menumbuhkan
dimana terdapat lebih dari separuh anak di
kepercayaan diri anak (Ihdafiyah, dkk. 2018).
Indonesia yang mayoritas anak perempuan
Lantaran tidak semua gaya pengasuhan dapat
mengalami krisis kepercayaan diri. Hal
menumbuhkan rasa percaya diri anak, namun
tersebut menunjukkan bahwa kepercayaan
beberapa gaya pengasuhan dapat
diri anak-anak di Indonesia masih tergolong
menurunkan rasa percaya diri anak.
rendah.

Learning Community: Jurnal Pendidikan Luar Sekolah, Online ISSN: 2622-2353


Learning Community: Jurnal Pendidikan Luar Sekolah, 6 (2), September 2022 - 120
Miranda Ferlin, Lili Dasa Putri

Kenyataannya, tidak sedikit orang tua berbeda. Jika di Indonesia, anak yang disebut
yang belum memahami kemungkinan anak usia dini adalah anak yang berada pada
dampak dari cara pengasuhan yang mereka rentang usia pra-sekolah yaitu berkisar usia
terapkan selama ini dalam mendidik dan 0-6 tahun yang memperoleh pendidikan di
mengasuh anaknya. Tidak sedikit orang tua lembaga PAUD maupun Satuan PAUD Sejenis.
yang belum memahami apakah gaya Sedangkan berdasarkan pendapat
pengasuhan yang dipakai dalam mendidik internasional, yang disebut sebagai anak usia
dan mengasuh anak dapat menumbuhkan dini ialah anak yang berusia 0-8 tahun.
kepercayaan diri anak yang dapat bermanfaat Tahun-tahun awal adalah tahap
untuk tumbuh kembang anak atau tidak. pertumbuhan dan perkembangan tercepat
Berdasarkan hal tersebut penulis dalam kehidupan individu, baik dari segi fisik
berpendapat bahwa perlu untuk untuk maupun mentalnya. Anak usia dini berada
membahas dan mempelajari lebih lanjut pada tahap pesatnya pertumbuhan dan
tentang “Hubungan pola asuh orang tua perkembangan dalam segala aspek, baik itu
dengan kepercayaan diri anak usia dini”. dari sehi fisik, bahasa, motorik, kognitif, dan
aspek lainnya. Semua aspek perkembangan
manusia berkembang sangat baik pada usia
METODE
dini.
Artikel ini ditulis dengan menggunakan Masa usia dini juga dikenal sebagai
metode studi literatur (studi kepustakaan) masa emas (Golden period). Dimana hampir
dengan cara mengkaji dan menelaah referensi semua tahap perkembangan dan
dari berbagai jurnal dan referensi pertumbuhan anak berkembang dengan baik.
kepustakaan yang berkaitan dengan Selain itu, golden period juga ditandai dengan
permasalahan yang diangkat dan dibahas. cepatnya daya tangkap seorang anak dalam
Menurut Bawawi pada tahun 2016 (Nurjan, menyerap stimulus/rangsangan dari luar.
2021) sumber data yang digunakan dalam Pada masa usia dini, anak sangat mudah
metode studi kepustakaan bersumber dari menangkap dan menyerap segala sesuatu
buku, jurnal, dokumen, laporan penelitian yang ia peroleh dalam kehidupannya. Hal itu
serta informasi yang bersumber dari internet. karena kemampuan otak berkembang sangat
Pada penulisan artikel ini penulis mencari pesat pada masa usia dini. Dimana hampir
rujukan teori yang berkaitan dengan konsep 50% perkembangan sel otak manusia terjadi
anak usia dini, konsep pengasuhan orang tua, pada usia 4 tahun dan 80% terjadi ketika
serta konsep kepercayaan diri melalui jurnal anak berusia 8 tahun (Kadarharutami, 2011).
dan buku. Pada penulisan artikel ini penulis . Anak usia dini diibarakan seperti spons yang
membahas hubungan pola asuh orang tua mudah menyerap. Oleh sebab itu, anak usia
dengan kepercayaan diri anak usia dini. dini haruslah diberi stimulus dan rangsangan
Setelah data yang diperlukan dikumpulkan, dengan baik dan tepat mengingat besarnya
langkah selanjutnya ialah menelaah dan perkembangan sel otak anak pada masa usia
mengkaji data untuk menghubungkan dini, agar ia juga bisa menangkap sesuatu
permasalahan dengan teori yang relevan. yang baik untuk kebutuhan tumbuh
HASIL DAN PEMBAHASAN kembangnya.
Anak usia dini pada hakikatnya
Konsep Anak Usia Dini sedang berada pada masa emas atau golden
Berdasarkan standar nasional, anak- period sangat mudah menerima rangsangan
anak yang berada pada usia pra-sekolah yaitu dari lingkungannya. Oleh sebab itu
berkisar 0-6 tahun dikenal dengan sebutan lingkungan anak harus dapat sebaik mungkin
anak usia dini (Pebriana, 2017). Sementara memberikan rangsangan yang dapat
itu The National For The Educational of Young bermanfaat untuk anak. Membentuk anak
Children (NAEYC) mendefenisikan pendidikan menjadi individu yang berani dan
yang melayani anak usia sekisaran 0-8 tahun bertanggung jawab ialah salah satu bentuk
merupakan pendidikan anak usia dini rangsangan yang bisa diberikan pada anak
(Purandina, 2021). Berdasarkan pengertian usia dini dengan menanamkan dan
tersebut dapat diketahui, pengertian anak menumbuhkan rasa percaya diri anak.
usia dini di Indonesia dan international itu

Learning Community: Jurnal Pendidikan Luar Sekolah, Online ISSN: 2622-2353


Learning Community: Jurnal Pendidikan Luar Sekolah, 6 (2), September 2022 - 121
Miranda Ferlin, Lili Dasa Putri

Percaya diri pada anak usia dini percaya diri berani mengungkapkan atau
merupakan kepercayaan yang dimiliki anak mengutarakan apa yang ada dalam
serta terdapat pada dirinya, seperti pikirannya kepada orang/pihak lain
kemampuan untuk melakukan dan tanpa adanya paksaan dari orang lain.
menunjukkan sesuatu dan merasa mampu
terhadap kualitas dirinya sendiri. Konsep Pola Asuh Orang Tua
Menanamkan dan memupuk rasa percaya diri Pola asuh ialah perilaku, cara dan
pada anak usia dini merupakan hal yang metode yang digunakan orang tua dalam
tepat. Mengingat anak usia dini berada pada membesarkan, mendidik anak-anaknya
masa peka yang ditandai dengan mudahnya (Fitria, 2016). Pengasuhan adalah interaksi
menyerap impuls dari luar. Sehingga periode holistik antara orang tua dan anak, dimana
ini dinilai menjadi periode yang paling tepat orang tua memotivasi anak dengan
untuk menjadikan anak menjadi pribadi yang mengubah sikap, perilaku, menunjukkan
memiliki tingkat kepercayaan diri yang perhatian, menetapkan aturan, disiplin,
memadai. memberikan penghargaan, memberikan
pengetahuan, dan memberikan respons
Konsep Percaya Diri kepada anaknya. Pola asuh adalah gambaran
Rasa percaya diri (self confidence) mengenai sikap, perilaku, serta cara orang tua
adalah perasaan yakin yang terdapat di dalam berinteraksi dengan anaknya dalam proses
diri individu akan kemampuan-kemampuan membina dan mendidik anak untuk
yang ia miliki untuk dapat melakukan sesuatu mengembangkan perilaku anak yang baik.
dalam kehidupannya. Rasa percaya diri Ada beberapa macam pola asuh orang
merupakan perasaan yakin dan mampu tua dalam keluarga menurut (Sunarty, 2016)
seseorang dalam mengerjakan sesuatu. Rasa diantaranya sebagai berikut:
percaya diri menunjukkan bahwa seseorang 1. Pengasuhan otoriter, yang dicirikan oleh
mampu untuk menampilkan sesuatu dengan kecenderungan orang tua untuk
segala keyakinan dan kemampuan yang ia mendidik, mengasuh, dan membesarkan
miliki (Tanjung & Amelia, 2018). anak-anak mereka dengan keras,
Percaya diri pada anak usia dini ditunjukkan melalui penetapan standar-
merupakan suatu sikap yakin pada diri anak standar yang harus dipatuhi anak-anak
terhadap dirinya sendiri, sehingga ia berani tanpa syarat. Ciri lain dari model pola
dalam menaklukan tantangan yang ia temui asuh otoriter ini adalah banyaknya
dalam tahap pertumbuhan dan aturan dan ketidakpedulian orang tua
perkembangannya, mampu memecahkan terhadap anaknya. Berdasarkan hal
sendiri masalah yang sudah bisa ia pecahkan tersebut dapat diketahui bahwa pola
serta memiliki keberanian tampil di depan asuh otoriter ini merupakan pola asuh
banyak orang, dan memiliki kemampuan yang mendidik dan membesarkan anak
untuk menunjukkan penampilan kepada secara ketat (Nafiah, dkk. 2018). Orang
banyak orang. Anak usia dini yang percaya tua yang menerapkan pola asuh ini juga
diri cenderung senang berinteraksi dengan terlalu menuntut anaknya menjadi apa
banyak orang. Misalnya bergaul dengan yang diinginkannya, dan memiliki respon
banyak teman, riang dan gembira. yang rendah terhadap usaha anaknya.
Menurut Achmad, 2017 (Latifah et al., 2. Pola asuh otoritative (demokratis),
2018) terdapat beberapa ciri pribadi yang ditunjukkan lewat sikap orang tua yang
memiliki rasa percaya diri diantaranya ialah: tegas namun hangat, bertanggung jawab,
1. Mandiri dalam bertindak, yaitu berani memberikan kesempatan kepada anak,
mengambil keputusan sendiri tanpa terbuka, penuh pertimbangan dan
adanya keterlibatan pihak lain. fleksibel. Berbeda dari pola asuh otoriter,
2. Mempunyai perasaan positif terhadap pola asuh otoritative atau lebih sering
dirinya sendiri sendiri. Orang yang disebut pola asuh demokratis ini lebih
percaya diri memiliki penilaian dan bersifat responsif terhadap segala usaha
perasaan postif terhadap dirinya sendiri. anak. Orang tua yang menggunakan pola
3. Memiliki sikap keberanian dalam asuh ini lebih menghargai tiap upaya
mengemukan pendapat. Orang yang

Learning Community: Jurnal Pendidikan Luar Sekolah, Online ISSN: 2622-2353


Learning Community: Jurnal Pendidikan Luar Sekolah, 6 (2), September 2022 - 122
Miranda Ferlin, Lili Dasa Putri

yang sudah dilakukan oleh anak-anak untuk diterapkan ketika mendidik dan
mereka. membesarkan anak.
3. Pola asuh permisif, ditunjukkan melalui Sementara itu, anak yang dibesarkan
cara orang tua yang cenderung menggunakan pola asuh permisif, dapat
mengabaikan anak serta memberikan menjadikan anak pribadi yang manja, egois,
kebebasan pada anak tanpa kontrol dari kurang memiliki kontrol diri sehingga dapat
orang tua. Gaya pengasuhan ini lebih menyebabkan anak memiliki kepercayaan
berpusat pada kemauan anak atau diri yang kurang (Saputri et al., 2020). Pola
keputusan ada di tangan anak. Dampak asuh permisif yang digunakan orang tua
dari gaya pengasuhan ini bisa bercirikan kecenderungan membiarkan anak
menyebabkan anak menjadi individu serta memberikan keleluasaan kepada anak
yang manja, impulsif, agresif, memiliki tanpa pengawasan juga arahan dari orang
penguasaan diri yang buruk, egois, dan tua. Pola asuh ini bisa menyebabkan anak
suka memaksa kehendak dan keinginan memiliki sifat egois dalam dirinya, rasa ingin
(Sunarty, 2016) menang sendiri, serta menjadi individu yang
memiliki penguasaan diri buruk, sehingga
Hubungan Pola Asuh Orang Tua dengan memicu kurangnya kepercayaan diri anak.
Kepercayaan Diri Anak Usia Dini Dapat dilihat bahwa pola asuh sangat
Gaya pengasuhan yang diterapkan erat kaitannya dengan rasa percaya diri anak.
oleh orang tua sangat berkaitan dengan rasa Semakin tepat gaya pengasuhan yang
percaya diri yang timbul dalam diri anak. digunakan orang tua, semakin baik pula
Cara yang dipakai orang tua dalam mengasuh kepercayaan diri anak. Begitu pula
anaknya berdampak pada rasa percaya diri sebaliknya, jika pada saat mengasuh dan
anak. Bila anak terbiasa diasuh dengan membesarkan anak, orang tua sering berkata
banyak tekanan dan penuh rasa takut maka kasar, memarahi anak tanpa sebab dan alasan
anak tersebut akan menjadi tertekan dan yang jelas, yang dapat menimbulkan rasa
dipenuhi ketakutan. Rasa tertekan dan takut takut dan tertekan pada diri anak, dapat
yang ada pada diri anak dapat mengakibatkan membuat anak semakin tidak percaya diri.
anak menjadi individu yang kurang percaya
diri. Jika orang tua menerapkan gaya SIMPULAN
pengasuhan otoriter, dimana anak kerap Berdasarkan hasil analisis data yang
dimarahi tanpa alasan yang jelas, serta telah dilakukan, dapat ditarik kesimpulan
menuntut banyak hal kepada anak, dapat bahwa kepercayaan diri anak sangat erat
membuat anak menjadi tertekan dengan kaitannya dengan pola asuh. Kepercayaan diri
beban dan tuntutan dari orang tuanya anak dapat dibentuk berdasarkan gaya
sehingga ia cenderung merasa tidak percaya pengasuhan yang diterapkan. Jenis pola asuh
diri (Larasani et al., 2020). Menurut Cimi yang dapat mengembangkan kepercayaan
(Larasani et al., 2020) dalam penelitiannya diri anak ialah pola asuh demokratis. Agar
menyatakan 87,5% anak yang menerima dapat mengembangkan kepercayaan diri
pengasuhan otoriter mempunyai tingkat dan anak, sangat penting bagi orang tua
rasa kepercayaan diri rendah. memperhatikan cara mereka dalam
Anak yang diasuh dengan penuh cinta mengasuh anaknya. Agar pola asuh yang
serta kasih sayang akan senantiasa merasa diterapkan tersebut dapat membantu
dihargai dan disayangi oleh orang tuanya. pengembangan rasa percaya diri anak.
Lewat kepedulian dan kasih sayang yang
dicurahkan oleh orang tuanya. Pola asuh ini DAFTAR PUSTAKA
sering disebut pola asuh demokratis. Susi Asla D.V., Hapidin, K. (2019). Pengaruh Pola
(Larasani et al., 2020) menyatakan bahwa Asuh dan Kekerasan Verbal terhadap
76,9% orang tua yang menggunakan pola Kepercayaan Diri. Jurnal Obsesi : Jurnal
asuh demokratis mempunyai keterkaitan Pendidikan Anak Usia Dini, 3(2), 433–
kuat terhadap rasa percaya diri anak. Hal ini 439.
sudah menunjukkan bahwa pola asuh Dwinandia, M.M., Hilmi, M.I. (2022). Strategi
demokratis ialah jenis pola asuh yang tepat Kader Bina Keluarga Balita (BKB) Dalam
Optimalisasi Fungsi Edukasi Keluarga.

Learning Community: Jurnal Pendidikan Luar Sekolah, Online ISSN: 2622-2353


Learning Community: Jurnal Pendidikan Luar Sekolah, 6 (2), September 2022 - 123
Miranda Ferlin, Lili Dasa Putri

Jurnal Comm-Edu, Vol 5. No. 2. p.74-79 Normal Dan Era Digitalisasi. Calina
Fitria, N. (2016). Pola Asuh Orang Tua Dalam Media.
Mendidik Anak Aspek Budaya Lampung. Pebriana, P. H. (2017). Analisis Penggunaan
Jurnal Fokus Konseling, Vol. 2 No. 2 p. 99- Gadget Terhadap Kemampuan Interaksi
115. Sosial. Jurnal Obsesi : Jurnal Pendidikan
Febriana, Y.D., Hendrawijaya, A.T., Indrianti, Anak Usia Dini, 1(1), 1–11.
D.T. (2018). Hubungan Antara Pola Asuh Purandina, I. P. Y. (2021). Teori Dan Aplikasi
Orang Tua Dengan Karakter Anak Usia Pendidikan Anak Usia Dini. Yayasan
Dini Di Tpa Mutiara Hati Di Desa Penerbit Muhammad Zaini.
Tegalarum Kecamatan Sempu Sunarty, K. (2016). Hubungan Pola Asuh
Kabupaten Banyuwangi. Learning Orangtua Dan Kemandirian Anak.
Community: Jurnal Pendidikan Luar Journal of Educational Science and
Sekolah, [S.l.], v. 2, n. 1, p. 26-28, ISSN Technology. 2(2), 152–160.
2622-2353. Tanjung, Z., & Amelia, & S. H. (2017).
Ihdafiyah, T.T., Hendrawijaya, A.T., Indrianti, Menumbuhkan Kepercayaan Diri Siswa.
D.T. (2018). Hubungan Antara Pola Asuh Jurnal Riset Tindakan Indonesia Vol. 2,
Orang Tua Dengan Kreativitas Anak Di No. 2. p.1-4.
Sanggar Seni Banitas Jember. Learning Vanaya, G. (2017). A Study On Locus Of
Community: Jurnal Pendidikan Luar Control And Self Confidence Of.
Sekolah, [S.l.], v. 1, n. 1, p. 1-3, july 2018. International Journal Of Research -
ISSN 2622-2353. Granthaalayah, 5(7), 598–602.
Kadarharutami, A. (2011). Sukses mengasuh
anak usia 3–6 tahun. Seri Bacaan Orang
Tua (20). Direktorat Jenderal Pendidikan
Anak Usia Dini dan Pendidikan
Masyarakat: Direktorat Pembinaan
Pendidikan Keluarga, Jakarta
Larasani, N., Yeni, I., & Mayar, F. (2020).
Hubungan Pola Asuh Orangtua Dengan
Kepercayaan Diri Anak Usia Dini Di
Taman Kanak-Kanak. Jurnal Pendidikan
Tambusai 4 (3), 2368–2374.
Latifah, Ismaniar, & Sunarti, V. (2018).
Gambaran Penanaman Rasa Percaya Diri
Anak Usia Dini Oleh Guru Di Lembaga
Paud Adzkia Iii Kelurahan Korong
Gadang, Kecamatan Kuranji, Kota
Padang. Jurnal Spektrum Pendidikan
Luar Sekolah, 1(1), 51–57.
Saputri, L.K., Lestari, D. R., & Zwagery, R. V.
(2020). Hubungan Pola Asuh Orang Tua
Dengan Kepercayaan Diri Remaja Di
SMK Borneo Lestari Banjarbaru. Jurnal
Keperawatan Dan Kesehatan, 8(1), 34–
42.
Nafiah, U., Marijono, M., Imsiyah, N. (2018).
Pengaruh Pola Asuh Otoriter Terhadap
Sikap Kemandirian Anak Usia Dini Di
Raudhatul Athfal Miftahus Salam
Kaliwates Jember. Learning Community:
Jurnal Pendidikan Luar Sekolah, [S.l.], v.
2, n. 1, p. 29-32, ISSN 2622-2353
Nurjan, S. (2021). Tantangan Dan Peluang
Islam Dalam Menghadapi Era New

Learning Community: Jurnal Pendidikan Luar Sekolah, Online ISSN: 2622-2353

Anda mungkin juga menyukai