OLEH :
EVA ROSMITA
P07133221088
Laporan Praktik Lapangan ini telah diperiksa dan disetujui sebagai hasil kegiatan
PKL untuk memenuhi persyaratan mata kuliah Program Studi
Sanitasi Lingkungan, Program Sarjana Terapan
Kementerian Kesehatan Republik Indonesia
Politeknik Kesehatan Kemenkes Aceh
Jurusan Kesehatan Lingkungan
Tanggal;
Sawang, 06 Juni - 11 Juni 2022
Pembimbing Akademik
Kartini, SKM. MT
Nip. 196912311994032002
ii
KATA PENGANTAR
Segala puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan
rahmat dan hidayah-Nya sehingga penulisan laporan Praktik Kerja Lapangan yang
berjudul “PENGELOLAAN SAMPAH PADAT MEDIS DI PUSKESMAS SAWANG
KECAMATAN SAWANG KABUPATEN ACEH SELATAN TAHUN 2022 ”.
Laporan ini menggambarkan tentang pengelolaan pengolahan limbah medis
Puskesmas Sawang. Penyusunan laporan ini tidak lepas dari bantuan yang telah
diberikan oleh berbagai pihak, maka penulis menyampaikan ucapan terimakasih
kepada :
1. Bapak T. Iskandar Faisal, SKP.M.kes, selaku Direktur Politeknik
Kesehatan Kemenkes Aceh
Penulis
DAFTAR ISI
COVER
COVER DALAM....................................................................................................i
LEMBAR PERSETUJUAN..................................................................................ii
KATA PENGANTAR..........................................................................................iii
DAFTAR ISI..........................................................................................................iv
DAFTAR TABEL.................................................................................................vi
DAFTAR GAMBAR............................................................................................vii
DAFTAR LAMPIRAN.......................................................................................viii
BAB I PENDAHULAN..........................................................................................1
1.1 Latar Belakang................................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah...........................................................................................3
1.3 Tujuan.............................................................................................................3
1.3.1 Tujuan Umum..........................................................................................3
1.3.2 Tujuan Khusus.........................................................................................4
1.4 Waktu Dan Tempat.........................................................................................4
BAB II TINJAUAN PUSTAKA............................................................................5
2.1 Limbah............................................................................................................5
2.2.1 Limbah Medis..........................................................................................6
2.2.2 Limbah Non Medis..................................................................................7
2.2.3 Limbah Medis Padat Puskesmas Kendalkerep........................................7
2.3 Dampak Limbah Terhadap Kesehatan dan Lingkungan................................9
2.3.1 Bahaya Akibat Limbah Infeksius Dan Benda Tajam............................10
2.3.2 Bahaya Limbah Kimia dan Farmasi......................................................11
2.4 Pengolahan Limbah Padat Medis.................................................................11
2.4.1 Teknologi Pengolahan Limbah Padat Medis.........................................11
2.4.2 Penanganan Limbah di Sumber Limbah...............................................13
2.4.3 Pengangkutan Limbah Padat.................................................................15
2.4.4 Penyimpanan Sementara Limbah Padat................................................17
2.4.5 Pembuangan dan Pemusnahan Limbah.................................................18
BAB III TINJAUAN KASUS..............................................................................19
v
Perlu adanya pengelolaan limbah medis padat secara benar dan aman,
penanganan limbah medis padat harus segera dibenahi demi menjamin kesehatan
dan keselamatan tenaga kerja maupun orang lain yang berada di lingkungan
rumah sakit. Sehingga di perlukan kebijakan sesuai menejemen kesehatan dan
keselamatan kerja dengan melaksanakan kegiatan pengelolaan dan mentoring
limbah rumah sakit sebagai salah satu indikator penting yang perlu diperhatikan
(Tjandra, 2008).
Pengelolaan limbah medis padat harus dilakukan secara khusus. Pewadahan
harus menggunakan tempat khusus yang kuat, anti bocor, anti tusuk, dan tidak
mudah untuk dibuka sehingga orang lain tidak dapat membukanya. Pemusnahan
menggunakan insenerator dengan suhu tinggi sekitar 1.200º C setelah itu residu
yangsudah aman di buang ke landfill. Prosedur pengangkutan sampah medis
dibedakan menjadi 2 (dua) yaitu pengangkutan internal dan pengangkutan
eksternal. Pengangkutan internal berawal dari titik penampungan awal ke tempat
pembuangan atau ke incenerator (on-site). Pengangkutan eksternal yaitu
pengangkutan sampah medis ketempat pembuangan di luar (off-site),
pengangkutan eksternal memerlukan prosedur pelaksanaan yang tepat dan harus
dipatuhi oleh petugas yang terlibat dengan prosedur tersebut termasuk memenuhi
peraturan angkut lokal. Sampah medis diangkut dalam kontainer khusus,
harus kuat dan tidak bocor. Pengangkutan limbah medis ke tempat
pembuangan memerlukan prosedur pelaksanaan yang tepat dan harus selalu
diikuti oleh semua petugas yang terlibat (Ditjen Ditjen P2MPL, 2004).
1.3 Tujuan
1.3.1 Tujuan Umum
Mengetahui proses pengelolaan limbah padat medis Puskesmas Sawang.
2.1 Limbah
Menurut KepMenKes R.I. No.1204/MENKES/SK/X/2004 adanya berbagai
sarana pelayanan kesehatan baik rumah sakit, klinik maupun puskesmas, akan
menghasilkan limbah baik cair maupun padat. Limbah padat rumah sakit /
puskesmas lebih dikenal dengan pengertian sampah rumah sakit. Limbah padat
(sampah) adalah sesuatu yang tidak dipakai, tidak disenangi, atau sesuatu yang
harus dibuang yang umumnya berasal dari kegiatan yang dilakukan oleh manusia,
dan umumnya bersifat padat.
Menurut KepMenKes R.I. No.1428/MENKES/SK/XII/2006 limbah padat
puskesmas adalah semua limbah puskesmas yang berbentuk padat akibat kegiatan
yang terdiri dari limbah medis padat dan non medis.
Limbah padat layanan kesehatan adalah semua limbah yang berbentuk padat
sebagai akibat kegiatan layanan kesehatan yang terdiri dari limbah medis dan non
medis, yaitu (Dewi, C, 2014) :
a. Limbah non medis adalah limbah padat yang dihasilkan dari kegiatan di
RS di luar medis yang berasal dari dapur, perkantoran, taman dari
halaman yang dapat dimanfaatkan kembali apabila ada teknologi.
b. Limbah medis padat adalah limbah padat yang terdiri dari limbah
infeksius, limbah patologi, limbah benda tajam, limbah farmasi, limbah
sitotoksis, limbah container bertekanan, dan limbah dengan kandungan
logam berat yang tinggi.
c. Limbah infeksius adalah limbah yang terkontaminasi organisme pathogen
yang tidak secara rutin ada di lingkungan dan organisme tersebut dalam
jumlah dan virulensi yang cukup untuk menularkan penyakit pada manusia
yang rentan.
d. Limbah sangat infeksius adalah limbah yang berasal dari pembiakan dan
stock (sediaan) bahan sangat infeksius, otopsi, organ binatang percobaan,
dan bahan lain yang diinokulasi, terinfeksi atau kontak dengan bahan yang
sangat infeksius.
6
6. Limbah kimia
Limbah kimia dihasilkan dari penggunaan kimia dalam tindakan medis,
vetenary, laboratorium, proses sterilisasi dan riset. Limbah kimia juga
meliputi limbah farmasi dan limbah citotoksik.
7. Limbah plastik
Limbah plastik adalah bahan plastik yang dibuang oleh klinik, rumah
sakit dansarana pelayanan kesehatan lain seperti barang-barang
dissposable yang terbuat dari plastik dan juga pelapis peralatan dan
perlengkapan medis.
Tabel 2.1 Jenis Wadah dan label Limbah Medis Padat Sesuai Kategorinya
No Kategori Warna Lambang Keterangan
Kontainer
1 Sangat Kuning Kantong 13plastik kuat,
Infeksius anti bocor, atau plastik
yang dapat disterilisasi
dengan otoklaf
relatif murah. Berbagai cara yang digunakan untuk reduksi limbah pada
sumbernya adalah (Dewi, C, 2014) :
a. Penanganan yang baik, usaha ini dilakukan oleh rumah sakit dalam
menjaga kebersihan lingkungan dengan mencegah terjadinya ceceran,
tumpahan atau kebocoran bahan serta menangani limbah yang terjadi
dengan sebaik mungkin.
b. Pelaksanaan preventive maintenance, yakni pemeliharaan/penggantian
alat atau bagian alat menurut waktu yang telah dijadwalkan.
c. Pengelolaan bahan (material inventory), adalah suatu upaya agar
persediaan bahan selalu cukup untuk menjamin kelancaran proses
kegiatan, tetapi tidak berlebihan sehiugga tidak menimbulkan gangguan
lingkungan, sedangkan penyimpanan agar tetap rapi dan terkontrol.
d. Pengaturan kondisi proses dan operasi yang baik: sesuai dengan petunjuk
pengoperasian/penggunaan alat dapat meningkatkan efisiensi.
e. Penggunaan teknologi bersih yakni pemilikan teknologi proses kegiatan
yang kurang potensi untuk mengeluarkan limbah B3 dengan efisiensi
yang cukup tinggi, sebaiknya dilakukan pada saat pengembangan rumah
sakit baru atau penggantian sebagian unitnya (Adisasmito, 2009).
Beberapa hal perlu dipertimbangkan dalam merumuskan kebijakan
kodifikasi dengan warna yang menyangkut hal-hal berikut (Dewi, C, 2014) :
1. Pemisahan limbah
a. Limbah harus dipisahkan dari sumbernya
b. Semua limbah beresiko tinggi hendaknya diberi label jelas
c. Perlu digunakan kantung plastik dengan warna-warna yang berbeda, yang
menunjukkan ke mana plastik harus diangkut untuk insinerasi atau dibuang.
2. Penyimpanan limbah
a. Kantung-kantung dengan warna harus dibuang jika telah berisi 2/3 bagian.
b. Kemudian diikat bagian atasnya dan diberi label yang jelas
c. Kantung harus diangkut dengan memegang lehernya, sehingga kalau dibawa
mengayun menjauhi badan, dan diletakkan di tempat-tempat tertentu untuk
dikumpulkan
15
2. Harus dapat dijamin bahwa sampah dalam keadaan aman dan tidak
terjadi kebocoran atau tumpah.
Pengangkutan dibedakan menjadi dua yaitu pengangkutan internal dan
eksternal. Pengangkutan internal berawal dari titik penampungan awal ke tempat
pembuangan atau ke incenerator (pengolahan on-site). Dalam pengangkutan
internal biasanya digunakan kereta dorong , dan dibersihkan secara berkala serta
petugas pelaksana dilengkapi dengan alat proteksi dan pakaian kerja khusus.
Pengangkutan eksternal yaitu pengangkutan sampah medis ketempat pembuangan
di luar (off-site). Pengangkutan eksternal memerlukan prosedur pelaksanaan yang
tepat dan harus dipatuhi petugas yang terlibat. Prosedur tersebut termasuk
memenuhi peraturan angkutan lokal. Sampah medis diangkut dalam kontainer
khusus, harus kuat dan tidak bocor (Hapsari, 2010).
Sampah medis hendaknya diangkut sesering mungkin sesuai dengan
kebutuhan. Sementara menunggu pengangkutan untuk dibawa ke incenerator,
atau pengangkutan oleh Dinas Kesehatan hendaknya:
1. Disimpan dalam kontainer yang memenuhi syarat.
2. Ditempatkan dilokasi yang strategis, merata dengan ukuran
disesuaikan dengan frekuensi pengumpulannya dengan kantong
berkode warna yang telah ditentukan secara terpisah.
3. Diletakkan pada tempat kering/mudah dikeringkan, lantai tidak
rembes, dan disediakan sarana pencuci.
4. Aman dari orang-orang yang tidak bertanggung jawab, dari binatang
dan bebas dari infestasi serangga dan tikus.
5. Terjangkau oleh kendaraan pengumpulan sampah (Depkes RI, 2002).
Petugas penanganan limbah harus menggunakan alat pelindung diri (APD)
yang terdiri dari topi/helm, masker, pelindung mata, pakaian panjang, apron,
pelindung kaki/ sepatu boot, dan sarung tangan khusus (Depkes RI, 2004).
17
Sampah Puskesmas
Penimbangan
Penyimpanan
Pengangkutan
Tabel 3.1 Neraca Sampah Padat Medis Puskesmas Sawang Bulan Juni 2022
ASAL LIMBAH
No Tanggal Poli Gigi Ruang KIA Apotek
UGD (Kg)
(Kg) (Kg) (Kg)
Dari hasil penimbangan selama satu bulan didapatkan sampah padat medis
sebanyak 9,2 Kg dalam minggu kedua bulan Juni Tahun 2022, dengan masing –
masing unit pelayanan menghasilkan 1.09 Kg pada poli gigi, 0.81 kg pada apotek,
ruang KIA sebanyak 0.8 sedangkan pada UGD menghasilkan 6,5 Kg sampah
padat medis.
BAB IV
PEMBAHASAN
4.1.3 Tujuan
Untuk menjalankan Misi Puskesmas Kendalkerep perlu ditetapkan
keinginan-keinginan apa yang akan diwujudkan dalam kurun 5 tahun kedepan
sebagai bentuk komitmen pembangunan daerah oleh Puskesmas Kendalkerep.
Keinginan-keinginan tersebut ditetapkan dalam rumusan tujuan kegiatan
Puskesmas yang digunakan untuk memberikan arah terhadap program kegiatan
Puskesmas secara umum.
mahluk mikrobiologi lain yang dapat menularkan penyakit. Oleh karena itu
sampah medis ini perlu dipisahkan dengan sampah lain dan tempat pembuangan
serta penyimpanan sementara sampah padat medis juga harus terdapat ruangan
atau bangunan sendiri (PerMen LH No 30 Tahun 2009).
Pengelolaan sampah padat medis di Puskesmas Kendalkerep Malang ini
yakni bekerja sama dengan pihak pengelola dan pemanfaat limbah B3 yaitu PT.
PRIA (Putra Restu Ibu Abadi) yang berlokasi di Mojokerto. Perusahaan ini akan
mengambil sampah padat medis yang ada di puskesmas setiap 3 bulan sekali.
Terdapat biaya yang perlu dikeluarkan oleh puskesmas untuk membayar
pengolahan limbah padat medis dengan hitungan per kilogram. Petugas sanitarian
Puskesmas Kendalkerep sendiri sudah memilah antara sampah medis dan non
medis, serta terdapat safety box untuk pembuangan jarum suntik. Tempat
penyimpanan sementara limbah padat medis juga sudah ada di Puskesmas
Kendalkerep dimana tempat tersebut khusus untuk menyimpan sementara limbah
padat medis puskesmas.
Setiap sampah yang dihasilkan harus dipisah sesuai kategorinya dan
dimasukkan dalam kantong dan diberi label yang sesuai dengan sampah tersebut
dan kantong yang digunakan untuk wadah sampah medis infeksius menggunakan
kantong warna kuning dengan diberi lambang infeksius. Setiap sampah harus
dipisahkan sesuai kategorinya agar untuk memudahkan mengetahui jenis limbah
apa yang ada didalam kantong tersebut (Adisasmito, 2009).
Berdasarkan neraca sampah limbah padat medis yang dihasilkan Puskesmas
Kendalkerep lebih banyak pada Unit Gawat Darurat (UGD) yakni sebanyak 60
Kg pada Bulan Februari. Hal yang menyebabkan UGD menghasilkan limbah
padat medis lebih banyak karena pelayanan pasien yang membutuhkan
penanganan langsung di puskesmas dibawa ke ruang UGD. UGD di Puskesmas
Kendalkerep menjadi pusat perawatan dan pelayanan kesehatan dari pasien yang
datang sehingga limbah padat medis yang dihasilkan juga lebih banyak. Unit
pelayanan lain seperti apotik sampah padat medis yang dihasilkan seperti sisa obat
yang kadaluarsa dan wadah obat.
Tempat penyimpanan sementara limbah padat medis yang ada di Puskesmas
Kendalkerep sudah memenuhi persyaratan bangunan menurut PerMen LH No 30
26
Tahun 2009 seperti bangunan yang tidak mudah diresapi air hujan, cukup untuk
menampung limbah maksimal 90 hari, atap dan dinding yang tahan korosi dan
tidak mudah terbakar, dan lantai yang rata, kedap air dan tidak retak. Namun,
tempat penyimpanan limbah padat medis ini tidak dilengkapi label serta warna
kantong untuk penyimpanan sampah medis infeksius tidak sesuai kriteria menurut
Keputusan MenKes R.I. No.1204/MENKES/SK/X/2004 dengan warna kuning
dan diberi label untuk sampah medis infeksius, tetapi pada Puskesmas
Kendalkerep mengunakan kantong plastik bewarna hitam serta tidak adanya label
yang jelas dan menyebabkan sulitnya mengetahui jenis limbah yang ada didalam
kantong tersebut.
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
1. Sampah padat medis yang dihasilkan oleh Puskesmas Kendalkerep berasal
dari beberapa unit pelayanan seperti, apotik, ruang KIA (Kesehatan Ibu
dan Anak), poli gigi dan UGD (Unit Gawat Darurat).
2. Jumlah sampah padat medis yang dihasilkan yaitu : dari apotik, ruang
KIA dan poli gigi dihasilkan sebanyak 5 Kg pada masing – masing unit
pelayanan tersebut sedangkan pada UGD menghasilkan sampah medis
sebanya 60 Kg pada Bulan Februari.
3. Proses pengolahan sampah padat medis Puskesmas Kendalkerep yaitu
dengan pemilahan sampah medis dan non medis yang selanjutnya sampah
medis disimpan sementara di ruangan penyimpanan. Untuk pengelolaan
sampah medis pihak puskesmas bekerja sama dengan PT. PRIA (Putra
Restu Ibu Abadi) sebagai perusahaan pengolah/pengumpul/pemanfaat
limbah B3 (Bahan Berbahaya dan Beracun).
5.2 Saran
1. Sebaiknya ruangan penyimpanan sampah padat medis diberi nama/label
agar orang tahu kalau tempat tersebut merupakan tempat penyimpanan
sampah padat medis.
2. Sebaiknya safety box yang sudah penuh segera dipindahkan ke tempat
penyimpanan sementara sampah padat medis agar tidak menumpuk dan
mengindarkan dari jangkauan pengunjung.
3. Sebaiknya penggunaan kantong dan pemberian label harus sesuai dengan
jenis limbah yang ada didalamnya agar mudah diketahui jenis limbah apa
yang ada dalam kantong tersebut.
DAFTAR PUSTAKA
Yunizar, Ahmad. 2014. Sistem Pengelolaan Limbah Padat Pada Rs. Dr. H. Moch.
Ansari Saleh Banjarmasin. An-Nadaa. Vol 1 No.1. Juni 2014. Hal 5-9
Lampiran (Bukti pengambilan Sampah medis)