Anda di halaman 1dari 35

DENGAN BANTUAN BIAYA

DARI UNIVERSITAS NASIONAL

LAPORAN PENELITIAN STIMULUS

PENGARUH RELAKSASI DAN PEMBERIAN AROMATHERAPY TERHADAP


KECEMASAN MASYARAKAT PADA MASA PANDEMI COVID-19
DI VILLA SANTIKA GROGOL DEPOK TAHUN 2020

PENELITI
Ketua : Ns. Milla Evelianti Saputri, S.Kep.,MKM
Anggota : Ruth Nathania Kristanti Simarangkir

PROGRAM STUDI KEPERAWATAN


FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS NASIONAL
2021

1
HALAMAN PENGf,SAHA]Y

l. Judul Peneltian : Pengaruh Aroma Therapy Pappermint terhadap Kecemasan


Masyarakat Pada Masa Pandemi Covid-l9 Di Villa Santika
Grogol Depok Tahun 2020
2. Ketua Peneliti
a. Nama Lengkap :Ns. Milla Evelianti Saputri, S.Kep., M.KM
b. Tempat TanggalLahir :Serang, 8 Mei 1982

c. NIDN 0308058202
d. Pangkat/Golongan -/ illB
e. Jabatan Fungsional Lektor
f. Fakultas/Jurusan Ilmu Kesehatan/ Ilmu Keperawatan
g. Alamat Rumah Jl. Jamuju V, No.20l, Sukma Jaya, Depok
h. Telepon 08129546724
i. Email m iI laevel iantir@yahoo, com

J. Anggota
Nama Ruth Nathania Kristanti Simarangkir
NPM 18311242014012s
4. Biaya Rp. 8.500.000,-
(Delapn Juta Lima Ratus RibuRupiah)

Jakarta, 8 Februari 2021

Itas llmu Kesehatan


f-.I'' a

4Xrre idowati, M.Si Ns.MillaEvelianti S, S.Kep., M.KM


Vsl 36201 NIDN: 0308058202

Menyetujui
Wakil Reldor Bidang PPMK

(Prof,, Dr. Ernawati Sinaga. MS, Apt)


llIP: 19550731198103200

,l
RINGKASAN

Lima bulan lebih Indonesia mengalami masa pandemi Covid-19. Berbagai upaya
penanganan sedang dilakukan agar penyebarannya bisa terkendali, Penyebaran
virus Covid-19 di Jawa Barat diberitakan di berbagai media mulai dari televisi,
Koran, tabloid, dan media social seperti facebook, WA, Instagram dan lain-lain.
Pemerintah pun mengambil langkah dengan merumahkan anak-anak sekolah dan
pegawai negeri maupun swasta untuk melakukan Work from Home (WFH).
Kondisi demikian menimbulkan dampak ketakutan dan kecemasan kepada seluruh
warga masyarakat. Pemerintah menghimbau untuk melakukan social distancing,
menjaga kesehatan, dan stay at home. Terdapat tiga teori psikologi yang
menjelaskan tentang penyebab kecemasan, yaitu Teori psikoanalitik, Teori
perilaku-kognitif dan Teori eksistensial. Berdasarkan ilmu biologis, kecemasan
dapat disebabkan oleh beberapa hal, antara lain : Sistem saraf otonom yaitu adanya
stimulasi sistem saraf otonom dapat menimbulkan gejala-gejala tertentu, Tiga
neurotransmiter utama yang berkaitan dengan kecemasan, yaitu Norepinefrin,
Serotonin dan Gamma-aminobutyric acid (GABA) (Andri, & Yenny, 2017). Setiap
individu memiliki cara masing-masing untuk menghadapi kecemasan virus covid-
19. Mulai menonton film, bermain game, membaca komik, berjemur, minum multi
vitamin, dan sebagainya. Akan tetapi hasil wawancara via WathsApp
menunjukkan ada beberapa individu menggunakan metode relaksasi dengan aroma
therapy untuk menghadapi kecemasan terhadap covid-19. Mereka beralasan
bahwa dengan relaksasi aroma theray mampu mengurangi cemas karena baunya
yang segar dan dapat membantu memperbaiki atau menjaga kesehatan,
membangkitkan semangat menyegarkan serta menenangkan jiwa. (Gumbel, 2015).
Dari hasil penelitian diperoleh distribusi frekuensi usia lebih banyak pada usia
>35th sebesar 73%, untuk distribusi frekuensi jenis kelamin lebih banyak pada
jenis kelamin perempuan sebesar 77%, untuk pekerjaan responden banyak yang
tidak bekerja sebanyak 60%, untuk hasil rata-rata kecemasan sebelum diberikan
intervensi adalah 18,67 sedangkan rata-rata kecemasan setelah diberikan intervensi
sebesar 11,97 antara pre dan post intervensi perebedaan kecemasannya sebesar
6,7000 dan ditunjukan hasil sig(2 tailed) 0,000 ≤ niali α (0,05) artinya ada
pengaruh pemberian teknik relaksasi dengan aromatherapy terhadap penurunan
kecemasan pada warga villa santika grogol depok.

3
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Allah swt, atas kehendakNya kegiatan

penelitian dengan judul “Pengaruh Aroma Therapy Pappermint terhadap Kecemasan

Masyarakat Pada Masa Pandemi Covid-19 Di Villa Santika Grogol Depok Tahun 2020” dapat

diselesaikan dengan baik. Kegiatan penelitian ini dilaksanakan dalam rangka memenuhi

salah satu kewajiban yang harus dilakukan oleh dosen yaitu dalam rangka pelaksanaan

Tri Dharma Perguruan Tinggi dalam bidang Penelitian

Berkaitan dengan selesainya kegiatan ini, penghargaan dan terima kasih yang
sebesar-besarnya disampaikan kepada :
1. Universitas Nasional, atas bantuan dana yang diberikan.
2. Prof. Dr. Ernwati Sinaga, MS. Apt., Warek III Universitas Nasional Bidang
Penelitian, Pengabdian Kepada Masyarakat dan Kerjasama, yang telah memotivasi,
mendorong, dan memberikan semangat kepada dosen-dosen Universitas Nasional
untuk melakukan penelitian dan pengabdian kepada masyarakat sekaligus
mengusahakan dana dari Universitas Nasional.
3. Dr. Retno Widowati, M.Si, Dekan Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Nasional
atas ijin dan kesempatan sehingga kegiatan ini berjalan dengan baik dan lancar.
4. Semua pihak yang membantu terlaksananya penelitian ini.

Jakarta, 8 Februari 2021


Ketua Peneliti

(Ns.Milla Evelianti S. S.Kep., M.KM)

4
DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL................................................................................. 1

HALAMAN PENGESAHAN ……………………………………......... 2

RINGKASAN .......................................................................................... 3

KATA PENGANTAR................................................................................ 4

DAFTAR ISI ……………………………………………………............ 5

I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang.................................................................. 6

B. Kerangka Teori…………….............................................. 8

C. Permasalahan .................................................................. 8

D. Urgensi Penelitian ……………………………………........ 9

E. Tujuan Penelitian…………………………………….......... 10

II. TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Konsep Kecemasan ................................................................ 11

2.2. Aromatherapy…..................................................................... 16

2.3. Konsep Tehnik Relaksasi Nafas Dalam............................... 19

III. METODE PENELITIAN

A. Waktu dan Tempat Penelitian ………………………. ........... 22

B. Alat, bahan dan Responden …………………………............ 22

C. Cara Kerja ……………………………………………........... 22

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN.................................................... 26

V. KESIMPULAN DAN SARAN................................................... 30

DAFTAR PUSTAKA

5
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Peningkatan Jumlah pasien covid dari hari kehari masih bertambah,

Kompas.com mengumumkan jumlah pasien covid-19 di Depok per tanggal

24 Juli 2020 sebanyak 1.099. semenjak pemerintah jawa barat

memberlakukan kebijakan new normal atau dikenal dengan Adaptasi

Kebiasaan Baru (AKB) seiring itu juga peningkata pasien positif covid -19

masih banyak, sehingga ini akan menimbulkan kecemasan kepada

masyarakat di jawa barat tidak terkecuali dengan kota depok.

Kecemasan adalah perasaan takut yang tidak jelas dan tidak didukung oleh

situasi. Anietas merupakan alat peringatan internal yang memberikan tanda

bahaya kepada individu (Videbeck,et,al 2008). Ansietas (kecemasan) adalah

kekhawatiran yang tidak jelas dan menyebar, yang berkaitan dengan

perasaan tidak pasti dan tidak berdaya. Keadaan emosi ini tidak memiliki

objek yang spesifik dan alami secara subjektif serta dikomunikasikan secara

interpersonal. (Stuart, 2006).

Penelitian tentang kecemasan sudah banyak diteliti (Masyuroh, 2020) yaitu

mengkaji kecemasan masyarakat dimasa pandemi covid-19 yang didalamnya

membahas 4 jenis kecemasan yaitu kecemasan umum, kecemasan gangguan

panik, kecemasan sosial dan kecemasan obsesive. Dan persentase kecemasan

tertinggi adalah kecemasan panik sebesar 12%. Setiap individu memiliki

cara masing dalam menghadapi kecemasan.

6
Kecemasan (ansietas) adalah respon psikologi terhadap stress yang

mengandung komponen fisiologis dan psikologis. Reaksi fisiologis terhadap

ansietas merupakan reaksi yang pertama timbul pada sistem saraf otonom,

meliputi peningkatan frekuensi nadi dan respirasi, pergeseran tekanan darah

dan suhu, relaksasi otot polos pada kandung kemih dan usus, kulit dingin dan

lembab. Manifestasi yang khas pada ansietas tergantung pada masing-

masing individu dan dapat meliputi menarik diri, membisu, mengumpat,

mengeluh, dan menangis. Respon psikologis secara umum berhubungan

adanya ansietas menghadapi anestesi, keganasan, nyeri, ketidaktahuan

tentang prosedur operasi, janin yang ada dalam kandungannya dan

sebagainya (Suliswati, 2015).

Kecemasan dapat diukur dengan pengukuran tingkat kecemasan menurut alat

ukur kecemasan yang disebut HARS (Hamilton Anixiety Rating Scale).

Skala HARS merupakan pengukuran keemasan yang didasarkan pada

individu yang mengalami kecemasan. (Anif U, 2012). Ada beberapa cara

untuk menangani kecemasan yaitu dengan relaksasi, distraksi, hipnosisi,

perawatan secara psikologi dan obat komplementer. Obat komplementer

adalah kelompok obat yang digunakan untuk pencegahan dan pengobatan

yang dapat membantu sistem pengobatan konvensional dan mempercepat

proses pemulihan, salah satunya adalah aromaterapi (Barrett, 2001).

Aromaterapi adalah minyak esensial tanaman yang dapat mempengaruhi

kesehatan dan suasana hati pasien yang dapat mengurangi depresi dan

kecemasan yang dirasakan (Setzer, 2009)

7
B. Kerangka Teori

Berdasarkan studi kepustakaan, kajian teori disusunlah kerangka teoridari


kejadian hipertensi
Kondisi Masyarakat di masa
Pandemi Covid-19

Peningkatan ACTH (Hormon


Adrenokotikotropik)

Mengalami Kecemasan:
1. Teori Eksistensial
2. Teori Perilaku Kognitif
3. Teori Psikoanalitik

Pemberian Aroma Therapy

Penurunan ACTH (Hormon


Adrenokotikotropik)

Kecemasan berkurang

Gambar 1.1 Kerangka Teori


Sumber : Rezki R (2014)

C. Permasalahan

Penyebaran virus Covid-19 di Jawa Barat diberitakan di berbagai media

mulai dari televisi, Koran, tabloid, dan media social seperti facebook, WA,

Instagram dan lain-lain. Pemerintah pun mengambil langkah dengan

merumahkan anak-anak sekolah dan pegawai negeri maupun swasta untuk

melakukan Work from Home (WFH). Kondisi demikian menimbulkan

8
dampak ketakutan dan kecemasan kepada seluruh warga masyarakat.

Pemerintah menghimbau untuk melakukan social distancing, menjaga

kesehatan, dan stay at home.

Kondisi sekarang sudah diberlakuka era new normal dengan pemberlakukan

kebijakan oleh pemerintah daerah jawa barat yaitu Adaptasi Kebiasaan Baru

yang ternyata masih meningkatkan jumlah pasien covid-19 di depok masih

banyak.

D. Urgensi Penelitian

Kondisi yang datang tiba-tiba ini membuat masyarakat tidak siap

menghadapinya baik secara fisik ataupun psikis (Sabir & Phil, 2016).

Diantara kondisi psikologis yang dialami oleh masyarakat adalah rasa

anxiety apabila tertular (Fitria, 2020), (Hanifah, Yusuf Hasan, Nanda Noor,

Tatang Agus, & Muhammad, 2020). Menurut American Psychological

Association (APA), kecemasan merupakan keadaan emosi yang muncul saat

individu sedang stress, dan ditandai oleh perasaan tegang, pikirang yang

mebuat individu merasa khawatir dan disertai respon fisik (jantung berdetak

kencang, naiknya tekanan darah, dan lain sebagainya (Okazaki, 1997),

(Beaudreau & O'Hara, 2009). Kartini Kartono bahwa anxiety adalah bentuk

ketidakberanian ditambah kerisauan terhadap hal-hal yang tidak jelas

(Kartono & Andari, 1989), (Annisa & Ifdil, 2016).

WHO sendiri sebagai badan kesehatan dunia sudah memberikan definisi

sehat yaitu sempurna baik fisik, mental maupun sosial.Sehingga langkah

upaya penanganan Covid-19, idealnya tidak hanya melakukan penanganan

pada kesehatan fisik saja melainkan mental dan sosial.Untuk itu, perlu ada
9
penanganan terhadap jenis kecemasan yang dialami masyarakat saat

pandemi covid-19 agar dapat dijadikan sebagai acuan dalam pembuatan

kebijakan penanganan covid-19.

Salah satunya adalah perlu juga dikembangkan therapy komplementer

seperti pemberian aroma therapy untuk menunrunkan tingkan kecemasan

masyarakat, karena kecemasan akan memberikan dampat stres pada

masyarakat sehingga akan menurunkan kekebalan tubuh manusia itu sendiri

dan akan menyebabkan berbagai penyakit.

E. Tujuan

Adapun tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui apakah ada

pengaruh relaksasi dan pemberian aromatherapy terhadap kecemasan

masyarakat di Villa Santika, Grogol Depok tahun 2020.

10
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Konsep Dasar Kecemasan

2.1.1 Definisi Kecemasan (Anxiety)

Kecemasan adalah perasaan takut yang tidak jelas dan tidak didukung oleh

situasi. Anietas merupakan alat peringatan internal yang memberikan tanda

bahaya kepada individu (Videbeck,et,al 2008). Ansietas (kecemasan) adalah

kekhawatiran yang tidak jelas dan menyebar, yang berkaitan dengan perasaan

tidak pasti dan tidak berdaya. Keadaan emosi ini tidak memiliki objek yang

spesifik dan alami secara subjektif serta dikomunikasikan secara interpersonal.

(Stuart, 2006)

Kecemasan (ansietas/anxiety) adalah gangguan alam perasaan (affective) yang

ditandai dengan perasaan ketakutan atau kekhawatiran yang mendalam dan

berkelanjutan, tidak mengalami gangguan dalam menilai realitas (Reality Testing

Ability /RTA, masih baik), kepribadian masih tetap utuh (tidak mengalami

keretakan kepribadian / splitting of personality), perilaku dapat terganggu tapi

masih dalam batas-batas normal. (Hawari, 2001)

Seluruh psikolog sepakat bahwa kecemasan adalah faktor yang menimbulkan

munculnya penyakit jiwa. Terapi psikologi digunakan untuk menghilangkan rasa

cemas dan menebarkan rasa aman dalam jiwa seseorang. Walaupun untuk

merealisasikan tujuan ini, masing-masing mempunyai cara yang berbeda-beda.

Sayangnya, metode terapi psikologi modern belum bisa menyembuhkan

gangguan kecemasan secara sempurna.

11
Kecemasan pada ibu hamil dapat berpengaruh pada kesehatan ibu dan janin.

Status paritas sebagai salah satu koping ibu yang berpengaruh terhadap seberapa

besar tingkat kecemasan ibu dalam menghadapi persalinan. Pada ibu yang akan

melahirkan dengan operasi pasti mengalami kecemasan yang berbeda

dibandingkan pada ibu yang melahirkan secara normal.

2.1.2 Penyebab Kecemasan

2.1.2.1 Terdapat tiga teori psikologi yang menjelaskan tentang penyebab

kecemasan,yaitu:

a) Teori psikoanalitik

Kecemasan menurut definisi Freud merupakan tanda bahaya akan

ketidaksadaran sebagai hasil konflik psikis antara keinginan agresif atau

bersifat seksual dan ancaman terhadap hal tersebut dari superego atau

kenyataan eksternal. Ego menciptakan mekanisme pertahanan sebagai

pencegahan terhadap pikiran atau perasaan yang tidak dapat diterima

sehingga tidak keluar menuju alam sadar.

b) Teori perilaku-kognitif

Teori ini menjelaskan bahwa kecemasan merupakan respon yang

dipelajari yang timbul akibat adanya stimulus spesifik dari lingkungan.

Penerimaan stimulus yang tidak disukai akan menimbulkan kecemasan

bagi individu tersebut. Stimulus yang terjadi berulang-ulang

mengakibatkan individu beradaptasi untuk menghindarinya.

c) Teori eksistensial

Teori ini memberikan gambaran mengenai kecemasan menyeluruh, di

mana kecemasan yang kronis ditimbulkan oleh stimulus yang tidak dapat

12
teridentifikasi. Teori ini menjelaskan bahwa kecemasan merupakan

respon individu terhadap persepsi kehampaan dalam dunia tanpa tujuan.

2.1.2.2Berdasarkan ilmu biologis, kecemasan dapat disebabkan oleh beberapa hal,

antara lain:

a) Sistem saraf otonom

Adanya stimulasi sistem saraf otonom dapat menimbulkan gejala-gejala

tertentu seperti: takikardi pada sistem kardiovaskuler, takipneu pada sistem

respirasi, nyeri kepala pada sistem muskuler, diare pada sistem

gastrointestinal. Terdapat peningkatan tonus simpatik pada pasien dengan

gangguan kecemasan terutama gangguan panik. Adaptasi akan berlangsung

lambat pada stimulus berulang dan berlangsung cepat pada stimulus dengan

intensitas sedang.

b) Neurotransmiter

Terdapat tiga neurotransmiter utama yang berkaitan dengan kecemasan,

yaitu:

1) Norepinefrin

Terdapat peningkatan fungsi noradrenergik pada pasien kecemasan dengan

gejala-gejala kronik seperti serangan panik, insomnia, ketakutan, atau

peningkatan aktivitas otonom. Teori mengenai peranan epinefrin dalam

gangguan kecemasan adalah pasien dengan kecemasan memiliki sistem

noradrenergik yang tidak teregulasi dengan baik dengan ledakan aktivitas

pada saat tertentu.

13
2) Serotonin

Hubungan serotonin atau 5-hydroxytryptamine (5-HT) dan anxietas

didasari pada pengamatan bahwa antidepresan serotonergik memiliki efek

terapeutik pada sejumlah gangguan kecemasan.

3) Gamma-aminobutyric acid (GABA)

Efikasi benzodiazepin dalam mengatasi gangguan kecemasan memperkuat

peranan GABA dalam gangguan kecemasan. Obat golongan benzodiazepin

berperan dalam meningkatkan aktivitas GABA pada reseptor GABA tipe

A. Pasien dengan gangguan kecemasan diduga memiliki reseptor GABA

tipe A yang abnormal, meskipun hubungan langsung antara kecemasan

dengan GABA belum dapat dijelaskan Terdapat faktor- faktor lain yang

secara umum dapat berpengaruh terhadap timbulnya kecemasan pada

individu antara lain tempat tinggal, usia, tingkat pendidikan, jenis kelamin,

kepribadian, lingkungan, pengalaman menjalani pengobatan, trauma masa

kanak-kanak, serta obat-obatan juga alkohol.

2.1.3 Tingkat Kecemasan

Berdasarkan Hamilton Rating Anxiety Scale, kecemasan dibagi menjadi

kecemasan ringan, sedang dan berat di mana penentuan tingkat kecemasan

didasarkan pada total nilai yang diperoleh pada Hamilton Rating Anxiety

Scale.

Cara Penilaian kecemasan adalah dengan memberikan nilai dengan kategori:

0 = tidak ada gejala sama sekali

1 = Satu dari gejala yang ada

2 = Sedang/ separuh dari gejala yang ada

3 = berat/lebih dari ½ gejala yang ada

14
4 = sangat berat semua gejala ada

Penentuan derajat kecemasan dengan cara menjumlah nilai skor dan item 1-

14 dengan hasil:

1. Skor kurang dari 6 = tidak ada kecemasan.

2. Skor 7 – 14 = kecemasan ringan.

3. Skur 15 – 27 = kecemasan sedang.

4. Skor lebih dari 27 = kecemasan berat.

2.1.4 Pengukuran Kecemasan

Kecemasan dapat diukur menggunakan berbagai macam skala yaitu ZSAS,

HARS (Hamilton Rating Anxiety Scale), STAI (State Trait Anxiety

Inventory), dll. Pada penelitian ini skala yang digunakan adalah ZSAS (Zung

Self-rating Anxiety Scale).

Skala ini dibuat oleh Zung tahun 1971 dan telah diadaptasi oleh Wicaksana

(1995) yang teruji baik kesahihan maupun keterandalannya. Alat ukur

kecemasan ini berisikan pertanyaan mengenai gejala kecemasan yang timbul

yaitu gejala kognitif, autonomik, motorik dan sistem syaraf pusat. Terdiri

dari 20 pertanyaan, yang terdiri dari 5 pertanyaan positif, dan 15 pertanyaan

negatif. Setiap pertanyaan akan dinilai berdasarkan frekuensi dan durasi

gejala yang timbul. Penilaian untuk pertanyaan negatif adalah sebagai

berikut :

1 : Tidak pernah

2 : Jarang

3 : Kadang-kadang

4 : Sering

15
5 : Selalu

Pertanyaan positif dinilai dengan kriteria sebagai berikut:

1 : Selalu

2 : Sering

3 : Kadang-kadang

4 : Jarang

5 : Tidak pernah

Nilai maksimal untuk semua pertanyaan adalah 100, dan nilai

minimalnya adalah 20. Total nilai keseluruhan yang tinggi mengindikasikan

tingkat kecemasan yang tinggi pula.

2.2 Aromaterapi

Aromaterapi berasal dari dua kata, yaitu aroma dan terapi. Aroma berarti bau harumatau

bau-bauan dan terapi berarti pengobatan. Jadi aromaterapi adalah salah satu cara

pengobatan penyakit dengan menggunakan bau-bauan yang umumnya berasal dari

tumbuh-tumbuhan serta berbau harum, gurih dan enak yang disebut dengan minyak

atsiri. Istilah aromaterapi baru populer pada tahun 1928. Namun, cara pengobatan ini

sebenarnya telah diterapkan sejak dimulainya peradaban di bumi.

2.2.1 Minyak Atsiri

Minyak atsiri disebut juga etherial oil, dalam bahasa internasional biasa disebut

essential oil (minyak essen) karena bersifat khas sebagai pemberi aroma/bau. Minyak

atsiri dalam keadaan segar dan murni umumnya tidak berwarna, namun pada

penyimpanan yang lama warnanya berubah menjadi lebih gelap. Minyak atsiri

merupakan cairan lembut, bersifat aromatik dan mudah menguap pada suhu

kamar. Minyak ini diperoleh dari ekstrak bunga, biji, daun, kulit batang, kayu dan

akar tumbuh-tumbuhan. Tumbuhan tersebut dapat berupa semak, belukar atau


16
pohon. Minyak atsiri merupakan formula obat dan kosmetik tertua yang diketahui

manusia dan diklaim lebih berharga daripada emas (Agusta, 2000).

Para leluhur menemukan bahwa minyak aromatherapy bisa di ekstraksi dari

tanaman dengan berbagai metode, salah satunya adalah enfleurage, atau di campur

dengan olive oil atau lemak hewani. Contoh lain dari teknik extraksi meliputi:

a) Merendam tanaman di air mendidih

b) Pendiginan

c) Perendaman dalam alcohol

d) Penguapan untuk mengambil material dari tumbuhan.

Secara kimiawi, minyak atsiri tersusun dari campuran yang rumit berbagai

senyawa, namun suatu senyawa tertentu biasanya bertanggung jawab atas suatu

aroma tertentu. Sebagian besar termasuk dalam golongan senyawa organic.

Berbagai macam tanaman yang di budidayakan atau tumbuh dengan sendirinya di

berbagai daerah di Indonesia memiliki potensi yang besar untuk diolah menjadi

minyak atsiri, baik yang unggulan maupun potensial untuk dikembangkan.

Minyak atsiri dalam industri digunakan sebagai antibakteri, antifungi, antiseptik,

pengobatan lesi, antinyeri, dapat digunakan sangat luas dan spesifik, khususnya

dalam berbagai bidang industri. Banyak contoh kegunaan minyak atsiri, antara lain

dalam industri kosmetik (sabun, pasta gigi, sampo dan losion) dalam industri

makanan digunakan sebagai bahan penyedap atau penambah cita rasa dalam

industri parfum sebagai pewangi dalam berbagai produk minyak wangi, dalam

industri bahan pengawet bahkan digunakan pula sebagai insektisida (USDA,

2009).

Essential Oil atau minyak atsiri Young Living adalah cairan yang sudah distilasi

dari tanaman, dan bunga yang telah diolah. Komponen Essential oil sangat rumit,

17
dalam 1 minyak hampir ada ratusan komponen kimia yang berbeda, selain itu

essential oil juga sangat kental dari pada jenis minyak lainnya. Essential oil

tentunya berbeda dengan minyak sayuran seperti minyak jagung, minyak tanah

maupun olive oil. Essential oil sering disebut dengan istilah „basil‟ karena

mengandung Ocimum basilicum, yang mempunyai perbedaan pengobatan disetiap

campurannya, seperti basil dicampur dengan linalool bisa menjadi antiseptic, basil

dicampur dengan methyl chavicol bisa menjadi obat anti inflamasi.

2.2.2 Cara Kerja Minyak Atsiri

Salah satu faktor yang menentukan kemurnian dari minyak atsiri adalah unsur

kima. Unsur kimia ini dipengaruhi oleh sejumlah besar variable, termasuk

bagian-bagian dari tanaman, dimana tanaman tersebut tumbuh, kondisi

penyaringan, fertilisasi ( organik atau kimia), wilayah geografis,iklim,

ketinggiam, distalasi. Kunci untuk memproduksi essential oil adalah komponen

dari tanaman itu sendiri harus bebas dari herbisida atau agrichemical. Essential

oil mempunyai cara yang sangat unik untuk bekerja dalam tubuh manusia,

Essential oil menembus sel membran dan membaur sepanjang darah dan

jaringan. Molekul yang sangat kecil tersebut bisa berjalan menembus seluruh

tubuh dalam hitungan menit. Penelitian yang dilakukan Gary Young (2014), saat

essential oil dihirup ke dalam tubuh dapat menaikan oksigen dan menahan ion

negative yang dapat membentuk bakteri tumbuh.

Menggunakan essential oil harus sesuai dengan prosedur yang berlaku, apalagi

jika dilakukan bukan oleh tenaga medis. Antara lain:

a) Pastikan botol tersegel

b) Lakukan Skin Test untuk melihat apakah kulit iritasi setelah terkena Essential

Oil

18
c) Jauhkan dari jangkauan anak-anak

Saat minyak atsiri masuk ke dalam tubuh akan terasa hangat dan sedikit agak

panas dan perih. Jika kulit teriritasi, gosoklah daerah tersebut dengan minyak

nabati maka rasa perih akan hilang dalam beberapa menit. Jika pakaian yang

digunakan menjadi berwarna, kemungkinan racun di dalam tubuh tersekresi

keluar bersama keringat (Agusta, 2000).

2.3. Konsep Teknik Relaksasi Napas Dalam

2.3.1. Pengertian

Relaksasi Relaksasi adalah hilangnya ketegangan otot yang dicapai dengan

teknik yang disengaja (Smeltzer & Bare, 2009). Pernafasan dalam adalah

pernafasan melalui hidung, pernafasan dada rendah dan pernafasan perut dimana

perut mengembang secara perlahan saat menarik dan mengeluarkan nafas (Smith,

2007). Teknik relaksasi nafas dalam merupakan bentuk asuhan 26 keperawatan,

disini perawat mengajarkan klien tentang bagaimana cara melakukan nafas

dalam (Smeltzer & Bare, 2009).

2.3.2. Tujuan

Relaksasi Nafas Dalam Relaksasi bertujuan untuk mengatasi atau menurunkan

kecemasan, menurunkan ketegangan otot dan tulang, serta mengurangi nyeri dan

menurunkan ketegangan otot yang berhubungan dengan fisiologis tubuh (Kozier,

2010). Teknik relaksasi nafas dalam mampu menurunkan nyeri pada pasien post

operasi, hal ini terjadi karena relatif kecilnya peran otot-otot skeletal dalam neyri

pasca operasi atau kebutuhan pasien untuk melakukan teknik relaksasi nafas

dalam (Majid et al, 2011). Setelah dilakukan teknik relaksasi nafas dalam

terdapat hormon yang dihasilkan yaitu hormon adrenalin dan hormon kortison.

19
Kadar PaCO2 akan meningkat dan menurunkan PH, sehingga akan

meningkatkan kadar oksigen dalam darah (Majid et al, 2011).

2.3.3. Jenis Relaksasi

Ada beberapa jenis cara yang dapat dilakukan dalam melakukukan relaksasi,

menurut Trullyen (2013), dibagi menjadi lima yaitu :

1. Posisi relaksasi dengan terlentang Letakkan kaki terpisah satu sama lain

dengan jari-jari kaki agak meregang lurus kea rah luar, letakkan pada lengan

pada sisi tanpa menyentuh sisi 27 tubuh, pertahankan kepala sejajar dengan

tulang belakang dan gunakan bantal yang tipis dan kecil di bawah kepala.

2. Posisi relaksasi dengan berbaring Berbaring miring, kedua lutut ditekuk,

dibawah kepala diberi bantal dan dibawah perut sebaiknya diberi bantal juga,

agar perut tidak menggantung.

3. Posisi relaksasi dengan keadaan berbaring terlentang Kedua lutut ditekuk,

berbaring terlentang, kedua lutut ditekuk, kedua lengan disamping telinga.

4. Posisi relaksasi dengan duduk Duduk dengan seluruh punggung bersandar

pada kursi, letakkan kaki pada lantai, letakkan kaki terpisah satu sama lain,

gantungkan lengan pada sisi atau letakkan pada lengan kursi dan pertahankan

kepala sejajar dengan tulang belakang.

2.3.4. Langkah Teknik Relaksasi Napas Dalam

Menurut Potter dan Perry (2010), langkah-langkah teknik relaksasi nafas

dalam yaitu :

1. Ciptakan lingkungan tenang, usahakan tetap rileks dan tenang

2. Menarik nafas dalam dari hidung dan mengisi paru-paru dengan udara

melalui hitungan 1, 2, 3 perlahan-lahan udara dihembuskan melalui

mulut sambil merasakan ekstremitas atas dan bawah rileks

20
3. Anjurkan bernafas dengan irama normal 3 kali, menarik nafas lagi

melalui hidung dan menghembuskan melalui mulut secara perlahan-

lahan

4. Membiarkan telapak tangan dan kaki rileks, usahakan agar tetap

konsentrasi / mata sambil terpejam, pada saat konsentrasi pusatkan pada

daerah nyeri

5. Anjurkan untuk mengulangi prosedur hingga nyeri terasa berkurang

6. Ulangi sampai 15 kali, dengan selingi istirahat singkat setiap 5 kali

7. Bila nyeri menjadi

8. hebat, seseorang dapat bernafas dangkal dan cepat.

21
BAB III

METODE PENELITIAN

A. Waktu dan Tempat Penelitian

Penelitian direncanakan akan dilaksanakan di Villa Santika Kelurahan

Grogol Depok Jawa Barat .

B. Alat, Bahan dan Responden

Alat pengumpulan data dalam penelitian ini adalah instrumen berupa

kuesioner dan aromatherapy. Responden dalam penelitian ini adalah msayarakt

yang tinggal di Villa Santika Grogol Depok Jawa Barat

C. Cara Kerja

1. Pengumpulan data

Prosedur pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan data primer.

Data diperoleh langsung dari responden dengan menanyakan langsung dan

memberikan pertanyaan atau kuesioner tentang kecemasan. Tahapan

pertama sebelum peneliti melakukan penelitian, peneliti mempersiapkan

materi dan konsep yang akan digunakan dalam penelitian. Lalu mengurus

surat izin penelitian di teruskan ke lahan penelitian setelah dilaporkan dan

mandapatkan izin, maka peneliti akan mulai melakukan kegiatan penelitian

dilapangan. Setelah itu melakukan pengambilan data yang didahului dengan

pemilihan sampel atau responden dengan cara mengambil sampel pada saat

hari itu juga. Pada saat penelitian berlangsung peneliti memberikan kuesioner

kepada masyarakat yang tinggal di Villa Santika Kelurahan Grogol Depok

Jawa Barat.

22
2. Pengolahan Data

1) Kegiatan penelitian

a) Membuat kontak dengan responden

b) Mempersiapkan alat

c) Berikan kesempatan pada responden bertanya sebelum kegiatan

dilakukan

d) Sebelum mengajarkan tehnik relaksasi dan pemberian aroma therapy

maka terlebih dahulu peneliti memberi penjelasan dan pengarahan. Hal

ini dapat memberi dampak positif pada saat proses berjalannya terapi.

a) Sebelum diberikan terapi musik, terlebih dahulu kita ukur kecemasan

sebelum diberikan therapy.

b) Setiap responden di posisikan dengan rileks dan diberi aroma therapy

yang di teteskan pada kapas serta di oleskan pada bagian dahi dan

belakang telinga serta leher

c) Mengajarkan tehnik relaksasi dan menghirup aroma therapy yang sudah

disiapakn selama 5-10 menit.

d) Mengukur kecemasanresponden setelah diberikan therapi

e) Catat hasil pengukuran kecemasan catat respon responden

3. Analisis Data

Analisis data ini merupakan bagian yang sangat penting untuk mencapai

tujuan.Dimana tujuan pokok penelitian adalah menjawab pertanyaan-pertanyaan

penelitian dalam mengungkapkan fenomena (Nursalam, 2013).Analisis data

diartikan sebagai upaya data yang sudah tersedia kemudian diolah dengan statistik

23
dan dapat digunakan untuk menjawab rumusan masalah dalam penelitian

(Sujarweni, 2014).

a. Analisis Univariat

Analisa Univariat adalah analisa data penelitian dengan menggunakan

statistik deskriptif atau merupakan penyederhanaan atau peringkasan kumpulan

data hasil penelitian (hasil pengukuran) sehingga kumpulan data tersebut berubah

menjadi informasi yang berguna (Misbahuddin & Hasan, 2013).analisa yang

dilakukan menganalisis tiap variabel dari hasil penelitian (Notoadmodjo, 2015).

Analisa univariat berfungsi untuk meringkas kumpulan data hasil pengukuran

sedemikian rupa sehingga kumpulan data tersebut berubah menjadi informasi

yang berguna.peringkasan tersebut dapat berupa ukuran statistik, tabel,

grafik.Analisa univariat dilakukan masing–masing variabel yang diteliti.

Pengukuran variabel dependent sebelum perlakuan dibandingkan dengan hasil

pengukuran sesudah perlakuan, kemudian hasilnya disajikan dalam bentuk

presentasi.

Skor Relaksasi dan Aroma Therapy yang digunakan untuk mengetahui pengaruh

Mengurangi Kecemasan di masa pandemic covid 19 di depok.

- Tidak Berpengaruh : <56%

- Cukup Berpengaruh : 56 – 75%

- Berpengaruh : 76 – 100%

b. Analisis Bivariat

Analisa Bivariat adalah analisa data yang digunakan untuk mengetahui

interaksi dua variabel, baik berupa komparatif, asos maupun kolerasi (Saryono,

2011). Analisis secara simultan dari dua variabel. Hal ini biasanya dilakukan

24
untuk melihat apakah satu variabel, seperti jenis kelamin, adalah terkait dengan

variabel lain, mungkin sikapterhadap pria maupun wanita kesetaraan. Analisis

bivariate terdiri atas metode-metode statistik inferensial yang digunakan untuk

menganalisis data dua variabel penelitian. Penelitian terhadap dua variabel

biasanya mempunyai tujuan untuk mendiskripsikan distribusi data, menguji

perbedaan dan mengukur hubungan antara dua variabel yang diteliti. Analisis

bivariat yaitu hipotesis yang diuji biasanya kelompok yang berbeda dalam ciri

khas tertentu dengan koefesien kontigensi yang diberikan simbol C. Analisis

bivariat menggunakan tabel silang untuk menyoroti dan menganalisis perbedaan

atau hubungan antara dua variabel. Hasil yang diperoleh pada analisis chi square

yaitu nilai p kemudian dibandingkan dengan a=0,05. Apabila nilai p< dari a=0,05

maka ada hubungan atau perbedaan antara dua variabel tersebut. (agung, 2012).

Penggunaan uji statistik tersebut dipilih dengan pertimbangan bahwa tujuan dari

penelitian ini adalah untuk mengetahui adanya pengaruh variabel independent

terhadap variabel dependen skala data yang digunakan rasio yang digunakan

simple total sampling

25
BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Hasil

1. Usia Responden

Tabel 4.1 Dsitribusi Frekuensi Usia


Usia Frekuensi Persentase (%)

20-35 th 8 27

>35 th 22 73

Total 30 100

Dari data diatas menunjukan responde usia dari 30 responden warga villa santika

grogol depok didapatkan hasil usia 20-35 tahun sebanyak 8 responden (27%)

sedangkan responden yang berusia >35 tahun sebanyak 22 responden (73%)

2. Jenis Kelamin

Tabel 4.2 Dsitribusi Frekuensi Jenis Kelamin


Jenis Kelamin Frekuensi Persentase (%)

Laki-Laki 7 23

Perempuan 23 77

Total 30 100

Dari data diatas menunjukan data jenis kelamin dari 30 responden warga villa

santika grogol depok didapatkan hasil responde yang berjenis kelamin laki-laki

sebanyak 7 responden (23%) sedangkan responden yang berjenis kelamin

perempuan sebanyak 23 responden (77%).

26
3. Pekerjaan Responden

Tabel 4.3 Dsitribusi Frekuensi Pekerjaan


Pekerjaan Frekuensi Persentase (%)

Bekerja 12 40

Tidak Bekerja 28 60

Total 30 100

Dari data diatas menunjukan data pekerjaan dari 30 responden warga villa santika

grogol depok didapatkan hasil responde yang bekerja sebanyak 12 responden (40%)

sedangkan responden yang tidak bekerja sebanyak 28 responden (60%)

4. Data Rata-Rata Kecemasan sebelum dan sesudah diberikan Intervensi

Tabel 4. 4 Rata-Rata Kecemasan Sebelum dan sesudah intervensi


N Mean Std. Deviation Std. Error
Mean
Pre-test 30 18.67 4.838 0.883

post-test 30 11.97 3.873 0.707


Dari data diatas menunjukan rata-rata kecemasan responden sebelum diberikan

intervensi adaah 18,67 sedangkan rata-rata kecemasan responden setelah diberikan

intervensi adalah 11,97.

5. Pengaruh Pemberian Terapi Relaksasi dengan Aroam Therapy terhadap

kecemasan pada Warga Villa Santika Grogol Depok

Mean Std. St. Error Lower Upper T df Sig (2-

Deviation Mean tailed)

Pre
6,700 3.505 0,649 5.,391 8,009 10,470 29 0,000
Post

Dari tabel diatas menunjukan perbedaan rata-rata kecemasan antara sebelum dan sesudah

diberikan intervensi adalah 6,700 dan dilihat dari nilai sig 2 tailed adalah 0,000 ≤ nilai α

27
(0,05) artinya ada pengaruh pemberian tekhnik relaksasi dengan aroma therapi dengan

penurunan kecemasan responden.

B. Pembahasan

Dari hasil penelitian menunjukan data karakteristik responden yaitu untuk usia

lebih banyak data usia >35 th yaitu sebesar 73%, untuk jenis kelamin data yang

terbesar adalah jenis kelamin perempuan sebesar 77% dan untuk jenis pekerjaan data

yang diperoleh adalah data terbesar banyak responden yang tidak bekerja yaitu 60%.

Untuk rata-rata hasil kecemasan sebelum diberikan intervensi sebesar 18,67 dan rata-

rata kecemasan sesudah intervensi sebesar 11,97 sehingga diperoleh perbedaan

penurunan sebesar 6,700 sehingga dapat disumpulkan dengan nilai sig 2 tailed 0,000

≤ nilai α (0,05) yang artinya ada pengaruh pemberian tekhnik relaksasi dengan

penurunan kecemasan pada warga Villa Santika Grogol Depok.

Penelitian ini sesuai dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Kiani, et al

(2016) menyatakan bahwa aromaterapi inhalasi lavender menurunkan tingkat

kecemasan secara signifikan dari 13,86±6,91 menjadi 6,04±5,35. Menurut Afrianti

dkk (2015) Aromaterapi lavender adalah terapi yang menggunakan minyak essensial

yang dinilai dapat membantu mengurangi bahkan mengatasi gangguan psikologis dan

gangguan rasa nyaman seperti cemas, stress, depresi, dan sebagainya. Penelitian yang

dilakukan oleh Woelk dan Schlafke (2010) juga menunjukkan bahwa pemberian

lavender sangat efektif untuk menurunkan tingkat kecemasan umum (generalized

anxiety disorder) dibandingkan dengan pemberian Lorazepam.

Relaksasi Nafas Dalam bertujuan untuk mengatasi atau menurunkan kecemasan,

menurunkan ketegangan otot dan tulang, serta mengurangi nyeri dan menurunkan

ketegangan otot yang berhubungan dengan fisiologis tubuh (Kozier, 2010). Dan

28
untuk aroma therapy ada hasil penelitian yang menunjukan yaitu Penelitian yang

dilakukan Gary Young (2014), saat essential oil dihirup ke dalam tubuh dapat

menaikan oksigen dan menahan ion negative yang dapat membentuk bakteri tumbuh.

Peneliti berasumsi perpaduan antara intervensi tekhnik relaksasi dengan

pemberian aroma therpy ini sangat baik dan efektif terhadap penurunan kecemasan .

dan ini sangat bermanfaat terlebih dimasa pandemi ini karena kecemasan akan sangat

mempengaruhi kekebalan dalam tubuh kita sehingga dengan kecemasan yang tidak

kunjung hilang maka kita juga akan mudah terpapar virus.

29
BAB IV
KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Dari hasil penelitian menunjukan data karakteristik responden yaitu untuk usia

lebih banyak data usia >35 th yaitu sebesar 73%, untuk jenis kelamin data yang

terbesar adalah jenis kelamin perempuan sebesar 77% dan untuk jenis pekerjaan

data yang diperoleh adalah data terbesar banyak responden yang tidak bekerja

yaitu 60%. Untuk rata-rata hasil kecemasan sebelum diberikan intervensi sebesar

18,67 dan rata-rata kecemasan sesudah intervensi sebesar 11,97 sehingga

diperoleh perbedaan penurunan sebesar 6,700 sehingga dapat disumpulkan

dengan nilai sig 2 tailed 0,000 ≤ nilai α (0,05) yang artinya ada pengaruh

pemberian tekhnik relaksasi dengan penurunan kecemasan pada warga Villa

Santika Grogol Depok

B. SARAN

Pada saat pandemi ini penting bagi kita untuk selalu mempertahankan kualitas

hidup yang baik dengan menjaga makanan, istirahat tidur yang cukup, olah raga

dan tentunya kita juga harus mampu melakukan manajemen stres untuk

mnurunkan kecemasan dengan kegiatan yang bisa dilakukan salah satunya

adalah penerapan tekhnik nafas dalam disertai dengan pemberian aroma therpy.

30
DAFTAR PUSTAKA

Agusta, Andria., 2000, Aromaterapi Cara Sehat Dengan Wewangian Alami, Penebar
Swadaya, Jakarta
Annisa, D. F., & Ifdil, I. (2016). Konsep kecemasan (anxiety) pada lanjut usia (lansia).
Konselor, 5(2),

Arikunto, S., 2013, Prosedur Penelitian: Suatu Pendekatan Praktis, Rineka Cipta, Jakarta.

Beaudreau, S. A., & O'Hara, R. (2009). The association of anxiety and depressive
symptoms with cognitive performance in community-dwelling older adults.
Psychology and aging, 24(2)

Fitria, L. (2020). Cognitive Behavior Therapy Counseling Untuk Mengatasi Anxiety


Dalam Masa Pandemi Covid-19. AL-IRSYAD, 10(1).

Hanifah M, (2020). Kajian Jenis Kecemasan Masyarakat Cilacap dalam menghadapi


Pandemi Covid-19 Reposytori UNUGHA Universitas Nahdlatul Ulama Al-
Ghazali
Hawari, D. 2011. Manajemen Stress, Cemas, dan Depresi. Jakarta: Fakultas Kedokteran
Universitas Indonesia

Linda F, Ifdil,I. (2020) Kecemasan Remaja Pada Masa Pandemi Covid 19. Jurnal
Educatio. Vol 6 No.1

Notoatmodjo, S. 2010. Metodeologi Penelitian Kesehatan. Rineka Cipta: Jakarta

Okazaki, S. (1997). Sources of ethnic differences between Asian American and White
American college students on measures of depression and social anxiety.
Journal of Abnormal Psychology

Sabir, A., & Phil, M. (2016). Gambaran Umum persepsi masyarakat terhadap bencana di
Indonesia. Jurnal Ilmu Ekonomi Dan Sosial, 5(3).

Ulfiah, N.Kardinah, dkk (2020). Metode Dzikir sebagai Upaya Keluarga dalam
menghadapi kecemasan pandemi covid-19. Digital Library UIN Sunan Gunung
Djati.

Young Gary, 2014, Essential Oils Desk Reference, USA: Life Science Publishing.

Young Living Indonesia, 2018, Minyak Atsiri, https://www.youngliving.com/id_ID, diakses


22 Januari 2019

31
JUDUL PENELITIAN : ” PENGARUH RELAKSASI DAN PEMBERIAN
AROMATHERAPY TERHADAP KECEMASAN MASYARAKAT PADA MASA
PANDEMI COVID-19 DI VILLA SANTIKA GROGOL DEPOK TAHUN 2020”.

HAMILTON RATING SCALE FOR ANXIETY


(HARS)

Nomor Responden :
Nama Responden :
Tanggal Pemeriksaan :

Skor : 0 = tidak ada

1 = ringan

2 = sedang

3 = berat

4 = berat sekali

Total Skor : kurang dari 14 = tidak ada kecemasan


14 – 20 = kecemasan ringan
21 – 27 = kecemasan sedang
28 – 41 = kecemasan berat
42 – 56 = kecemasan berat sekali

32
No Pertanyaan 0 1 2 3 4
1 Perasaan Ansietas
- Cemas
- Firasat Buruk

2 - Takut Akan Pikiran Sendiri


Ketegangan
- Mudah Tersinggung
Merasa Tegang
- Lesu
- Tak Bisa Istirahat Tenang
- Mudah Terkejut
3 Ketakutan
- Mudah Menangis
-- Pada Gelap
Gemetar
-- Pada Orang Asing
Gelisah
- Ditinggal Sendiri
- Pada Binatang Besar
4 Gangguan Tidur
- Pada Keramaian Lalu Lintas
-- Sukar Masuk Tidur
Pada Kerumunan Orang Banyak
- Terbangun Malam Hari
- Tidak Nyenyak
- Bangun dengan Lesu
5 Gangguan
- BanyakKecerdasan
Mimpi-Mimpi
-- Sukar
MimpiKonsentrasi
Buruk
6 Perasaan
-- Daya
MimpiDepresi
Ingat Buruk
Menakutkan
- Hilangnya Minat
- Berkurangnya Kesenangan Pada Hobi
- Sedih
7 Gejala Somatik (Otot)
- Bangun Dini Hari
- Sakit dan Nyeri di Otot-Otot
- Perasaan Berubah-Ubah Sepanjang Hari
- Kaku
- Kedutan Otot
- Gigi Gemerutuk
- Suara Tidak Stabil
8 Gejala Somatik (Sensorik)
- Tinitus
- Penglihatan Kabur
- Muka Merah atau Pucat
- Merasa Lemah
9 Gejala Kardiovaskuler
- Perasaan ditusuk-Tusuk
- Takhikardia
- Berdebar
- Nyeri di Dada
- Denyut Nadi Mengeras
10 - Perasaan
Gejala Lesu/Lemas Seperti Mau Pingsan
Respiratori
- Rasa
DetakTertekan
Jantung atau Sempit Di
Menghilang Dada
(Berhenti
- Perasaan Tercekik
Sekejap)
- Sering Menarik Napas
- Napas Pendek/Sesak

11 Gejala Gastrointestinal
- Sulit Menelan
- Perut Melilit
- Gangguan Pencernaan
- Nyeri Sebelum dan Sesudah Makan
12 - Perasaan
Gejala Terbakar di Perut
Urogenital
- Sering Buang
Rasa Penuh AirKembung
atau Kecil
- Tidak
Mual Dapat Menahan Air Seni
- Amenorrhoe
Muntah
- Menorrhagia
Buang Air Besar Lembek
-- Menjadi Dingin
Kehilangan Berat(Frigid)
Badan
-- Sukar
Ejakulasi Praecocks
Buang Air Besar (Konstipasi)
- Ereksi Hilang
- Impotensi
13 Gejala Otonom
- Mulut Kering
- Muka Merah
- Mudah Berkeringat
- Pusing, Sakit Kepala

14 -Tingkah
Bulu-Bulu Berdiri
Laku Pada Wawancara
- Gelisah
- Tidak Tenang
- Jari Gemetar
- Kerut Kening
- Muka Tegang
Skor Total
- Tonus Otot Meningkat
- Napas Pendek dan Cepat
- Muka Merah

Anda mungkin juga menyukai