Anda di halaman 1dari 6

ANALISIS GAYA BAHASA DALAM CERITA RAKYAT ACEH BESAR

Oleh
Warni

Abstrak
Penelitian ini membahas tentang analisis gaya bahasa dalam cerita rakyat Aceh Besar. Rumusan masalah
penelitian ini adalah apa saja jenis-jenis gaya bahasa yang terdapat dalam cerita rakyat Aceh Besar?
Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan jenis-jenis gaya bahasa dalam cerita rakyat Aceh Besar.
Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik dokumentasi dan teknik
analisis data,menggunakan struktural. Adapun yang menjadi hasil penelitian adalah gaya bahasa
terhadap cerita rakyat kabupaten Aceh Besar yang didapat dari beberapa cerita rakyat yang telah
dibekukan sebelumnya. Sumber data yang digunakan adalah cerita rakyat Aceh Besar. Hasil penelitian
menunjukkan terdapat gaya bahasa dalam keenam cerita rakyat tersebut. Cerita rakyat pertama adalah
pohon kelapa. Gaya bahasa yang terdapat dalam cerita rakyat pertama adalah tautologi, perumpamaan
dan hiperbola. Cerita rakyat kedua adalah Amat Rhang Manyang. Gaya bahasa yang terdapat dalam
cerita rakyat kedua adalah ironi, tautologi, dan paradoks. Cerita rakyat ketiga adalah adalah si kuali besi.
Terdapat beberapa gaya bahasa pada cerita rakyat ketiga, yaitu gaya bahasa perbandingan (ironi,
metafora, dan personifikasi), gaya bahasa pertentangan, yaitu hiperbola, dan gaya bahasa perulangan,
yaitu pleonasme dan aliterasi. Cerita rakyat yang keempat adalah Da kecua Da Kecui. Gaya bahasa yang
terdapat pada cerita rakyat keempat adalah gaya bahasa perbandingan, yaitu tautologi, alegori, dan
metafora serta gaya bahasa pertentangan, yaitu personifikasi. Cerita rakyat yang kelima adalah si Tulot.
Cerita rakyat kelima terdapat gaya bahasa perbandingan, yaitu alegori, gaya bahasa pertentangan
(personifikasi, sinisme, dan hiperbola), gaya bahasa pertautan, yaitu antiklimaks dan klimaks, dan gaya
bahasa bahasa perulangan, yaitu aliterasi. Cerita rakyat yang keenam adalah Amat, Anak Durhaka. Gaya
bahasa yang terdapat dalam cerita Amat, anak durhaka adalah gaya bahasa pertentangan,yaitu hiperbola,
litotes, dan majas perbandingan, yaitu metafora.

Kata kunci: Gaya bahasa, Cerita rakyat

PENDAHULUAN Dhien yang berasal dari Lampadang (Sufi,


Nanggroe Aceh Darussalam 2004:10).
merupakan sebuah provinsi di Indonesia yang Kabupaten Aceh Besar selain sebagai
wilayahnya terdiri dari beberapa kabupaten, tempat kelahiran pejuang nasional juga terkenal
salah satunya adalah Kabupaten Aceh Besar. dengan sastra daerah. Sastra daerah dalam
Namun, kabupaten ini tidak sepopuler dengan kedudukannya sebagai budaya daerah yang
kabupaten lainnya seperti Pulau Weh yang mencerminkan suatu nilai budaya yang dianut
terkenal dengan kota Sabang dan titik 0 (nol) atau diemban oleh penduduk daerah sastra
kilometernya, yaitu sebagai wilayah Indonesia tersebut. Oleh karena itu, perlu dibina
yang terletak paling Barat. kelestarian serta diangkat kepermukaan agar
Kabupaten Aceh Besar terletak di masyarakt tahu bahwa satra daerah tidak
Ujung Barat Daya Provinsi Aceh yang semata-mata berisi khayalan, tetapi juga
merupakan titik awal dari Banda Aceh menuju memiliki nilai budaya yang didalamnya
Daerah Aceh dan Sumatra sebelum dimekarkan termasuk nilai moral, nilai kehidupan, dan nilai
akhir tahun 70-an. Ibu kota Aceh Besar adalah yang berguna bagi masyarakat. Salah satu
kota Banda Aceh. Kota Banda Aceh berpisah sumber informasi kebudayaan daerah yang
menjadi kota Madya sehingga Ibu kota Aceh penting adalah sastra daerah yang berbentuk
Besar pindah ke daerah Jantho di pegunungan lisan ditengah masyarakat sehingga usaha
Seulawah. Kabupaten Aceh Besar merupakan pengkajian satra daerah khususnya yang
tempat kelahiran pahlawan Nasional Cut Nyak mencakup cerita rakyat akan terus diupayakan.
Beberapa cerita rakyat yang berada di Gaya Bahasa dalam Cerita Rakyat Aceh
Kabupaten Aceh Besar belum terungkap gaya Besar”.
bahasanya yang bermanfaat untuk masyarakt Berdasarkan latar belakang di atas,
penduduk dalam mewujudkan kesadaran untuk rumusan masalah penelitian ini adalah apa saja
selalu mengembangkan dan melestarikan cerita gaya bahasa yang terdapat dalam cerita rakyat
rakyat itu sebagai pendukung terbentuknya Aceh Besar?
kebudayaan nasional. Salah satu upaya yang Tujuan penelitian ini adalah
dapat dilakukan untuk pengembangan dan mendeskripsikan jenis-jenis gaya bahasa dalam
pelestarian cerita rakyat yang terdapat dalam cerita rakyat Aceh Besar.
masyarakat Kabupaten Aceh Besar ini perlu Manfaat penelitian ini bagi penulis
diteliti gaya bahasa cerita tersebut bukan hanya adalah dapat mengetahui jenis-jenis gaya
sebagai pengisi waktu, tetapi cara memahami bahasa yang terdapat dalam cerita rakyat Aceh
cerita rakyat tersebut sehingga dapat Besar, sebagai upaya untuk mempertahankan
dimanfaatkan. sastra daerah khususnya cerita rakyat Aceh
Analisis gaya bahasa dalam cerita Besar, dan sebagai pacuan bagi para peneliti
rakyat sangat penting dilakukan. Secara singkat sastra yang ingin melakukan penelitian yang
dapat dikatakan bahwa anlisis gaya bahsa relevan dengan penelitian ini.
merupakan cara mengungkapkan pikiran
melalui bahasa secara khas yang
memperlihatkan jiwa dan kepribaduan penulis METODE PENELITIAN
(pemakai bahasa). Sebagai gaya bahasa yang Metode penelitian merupakan cara
baik harus mengandung tiga unsur, yaitu kerja dalam memahami objek yang menjadi
kejujuran, sopan-santun, dan menarik (Kerf, sasaran penelitian. Pelaksanaan suatu
2004:113). penelitian, peneliti dapat memilih berbagai
Kejujuran dalam bahasa berarti kita metode sesuai dengan tujuan, sifat objek, serta
mengikuti aturan. Kaidah yang baik dan benar sifat ilmu atau teori yang mendukungnya.
dalam bahasa. Pemakaina kata yang kabur dan Dengan demikian, objeklah yang menentukan
tidak terarah serta penggunaan kalimat yang metedo (Arikunto. 1998:17).
berbelit-belit adalah jalan untuk mengundang Objek penelitian ini adalah cerita
ketidakjujuran, sedangkan yang dimaksud rakyat, yaitu sejeni.
sopan-santun adalah memberi hormat dan Karya sastra daerah yang berbentuk
menghomati yang diajak bicara , khususnya prosa. Dengan demikian, penelitian
pendengar atau pembaca. Rasa hormat dalam menggunakan metode deskripsi. Metode
gaya bahasa dimanifestasikan melalui kejelesan deskripsi dipandang tepat karena penelitian ini
dan kesingkatan. Penyampaian secara singkat merupakan penelitian pendidikan yang ingin
dan jelas berati tidak membuat pembaca dan menelaah jenis-jenis gaya bahasa yang terdapat
pendengar memeras keringat untuk mencari dalam cerita rakyat di Kabupaten Aceh Besar.
tahu maksud yang ditulis atau dikatakan.
Gejala umum yang terjadi adalah 1. Sumber data Penelitian
minat masyarakt terutama generasi muda Sumber data penelitian ini merupakan
terhadap cerita rakyat yang kini semakin tempat ditemukannya data-data yang diteliti.
memperhatinkan yang akan berdampak pada Data-data yang diperoleh dalam penelitian ini
kemungkinan lenyapnya suatu karya sastra. mempunyai sumber yang jelas dan pasti
Oleh sebab itu, penelitian gaya bahasa terhadap (Arikunto, 1998:78). Sumber data penelitian ini
cerita rakyat yang mengandung ajaran moral adalah cerita rakyat Aceh Besar. Cerita rakyat
dan falsafah hidup masyarakat, perlu kita tersebut antara lain, Pohon Kelapa, Amat
wujudkan dalam bentuk tulisan agar maknanya Rhang Manyang, Si Kuali Besi, Apalah dan
dapat dipahami masyarakat dewasa ini terutama Teungku Kade, Da kecua Da Kecui, dan Si
generasi pelanjut/penerus. Tulot. Penerbit Dinas Kebudayaan
Eli Nurliza, Provinsi
Analisis Gaya Bahasa dalam Cerita Rakyat Ac
Berdasarkan latar belakang di atas, Nanggroe Aceh Darussalam, Kota terbit Banda
penulis tertarik dan menganggap penting untuk Aceh
mengadakan penelitian sehubungan denagn
analisis cerita rakyat dengan judul “Analisis
2. Teknik Pengumpulan Data
108

Teknik pengumpulan data yang bahasa yang indah, cenderung konotatif dan
digunakan dalam penelitian ini adalah teknik ambigu (bermakna lebih dari satu). Bahasa
dokumentasi. Arikunto (1998:135) ambigu membuat cerita rakyat menjadi tidak
menjelaskan metode dokumentasi adalah suatu kering. Penggunaan bahasa yang indah disebut
metode yang mencari data mengenai hala-hal juga majas.
atau variabel yang berupa catatan, transkip Gaya bahasa yang terdapat dalam cerita
buku, surat kabar, majalah, agenda, novel, rakyat Pohon Kelapa diantaranya:
naskah-naskah, dan sebagainya. Ulama-ulama dan orang cerdik sudah tidak
Metode dokumentasi yang diamati di ada lagi. Rakyat sudah cerai berai sehingga
dalamnya bukan benda hidup, tetapi benda Raja tidak mampu lagi mengurusnya.
mati. Dokumentasi dalam hal ini cerita rakyat Hukum dalam negeri sudah kacau balau
Aceh Besar, yaitu Pohon Kelapa, Amat Rhang tidak menentu lagi.
Manyang, Si Kuali Besi, Apalah dan Teungku ...kelihatan sebuah benda bermata tajam
Kade, Da kecua Da Kecui, dan Si Tulot. seperti keris tetapi bukan keris. Hendak
dikatakan semacam ular berbisa juga
3. Teknik Analisis Data bukan.
Penganalisisan data penilitian ini Sejak dari leher sampai ke bawah badan
menggunakan pendekatan struktural. tidak ada daging lagi hanya tulang berderet
Pendekatan ini sesuai objek penelitian, yakni letaknya, tetapi kepala sampai leher
cerita rakyat yang dikaji berdasarkan isi cerita dagingnya masih utuh karena belum
rakyat. Pendekatan struktural adalah perangkap membusuk.
asumsi dan prinsip yang berhubungan dengan
bahasa dalam cerita rakyat. Cerita dikaji Setelah dianalisis, tergambarkan
berdasarkan isi cerita dengan menganalisis beberapa gaya bahasa dalam cerita rakyat
jenis-jenis gaya bahasa secara terpadu. Pohon Kelapa. Gaya bahasa yang pertama
Berdasarkan data yang diperoleh dari adalah tautologi. Hal ini terlihat dari adanya
sumber data, penelitian akan menganlisis data kata cerai berai dan kacau balau. Selanjutnya,
tersebut, pertama-tama menerjemahkan cerita gaya bahasa perumpaan dan hiperbola. Gaya
daerah sebagai data ke dalam bahasa Indonesia, bahasa perumpaan tergambar melalui kalimat
setelah itu data diinterpretasika, selanjutnya benda bermata tajam seperti kerisdan ular
megkaji dan mendeskripsikan gaya bahasa berbisa, sedangkan gaya hiperbola tergambar
dalam cerita rakyat dengan menggunakan melalui kalimat leher sampai ke bawah badan
pendekatan struktural. tidak ada dagingnya dan kalimat kepala
sampai leher dagingnya masih utuh.

HASIL DAN PEMBAHASAN 2. Gaya Bahasa Dalam cerita Amat Rhang


Data yang akan dideskripsikan adalah Manyang
cerita rakyat Aceh Besar. Pendeskripsian Gaya bahasa yang terdapat dalam
dilakukan secara kualitatif, yakni cerita Amat Rhang Manyang sebagai berikut:
mendeskripsikan cerita rakyat Aceh Besar Mulai dari ayam berkokok hingga matahari
diantaranya Pohon Kelapa, Amat Rhang terbenam adalah menebang kayu di gunung.
Manyang, Si Kuali Besi, Apalah dan Teungku Beras yang ada di rumah hanya cukup sehari
Kade, Da kecua Da Kecui, dan Si Tulot. makan. Demikian pula untuk lauk pauk.
Pendeskripsian dilakukan dengan cara Kain yangJurnal
mereka gunakanSerambi
Pendidikan pun robek sana
Ilmu, Edisi September 2017 Volum
menguraikan gaya bahasa yang terdapat dalam sini sehingga penuh dengan tampalan.
enam cerita rakyat Aceh Besar tersebut. Setiap hari mereka hanya dapat memakai
apa yang ada di tubuh dan makan apa yang
1. Gaya Bahasa Dalam Cerita Pohon Kelapa ada di rumah.
Gaya bahasa merupakan pengaturan Orang tua itu pontang panting mencari kayu
kata-kata oleh penulis dalam mengekspresikan di pinggir hutan, di samping juga mengurus
ide, gagasan, dan pengalamannya untuk ayah si Amat yang sedang sakit.
mempengaruhi dan meyakinkan para pembaca. Hari berganti minggu, minggu berganti
Cerita rakyat juga terdapat gaya bahasa. Bahasa bulan, tetapi penyakit ayah si Amat
dalam cerita rakyat kadang menggunakan bukannya berkurang, tubuh beliau sekarang
109

sudah kurus kering hingga keringtinggal Si Kuali Besi yang ada pada malam itu
tulang. dijumpainya sebagai pemuda yang sangat
...anaknya sudah kaya raya, sudah kawin tampan.
dengan seorang gadis yang cantik.
...orang tua itu pun berangkat selangkah Dalam cerita rakyat tersebut terdapat
demi selangkah ke pinggir pantai, gaya bahasa perbandingan yang tergambar
Orang tua dengan pakaian compang melalu kalimat membuka sebuah ladang, berisi
camping telah mengaku sebagai... datang dengan emas, dan ekor rusa yang bertanduk
angin puting beliung, langit menjadi hitam bercabang tujuh yang menggambarkan gaya
dalam sekejab. Angin bertiup dengan bahasa metafora.
sangat kencang.
Kapal si Amat dan semua anak buahnya 4. Gaya Bahasa dalam Cerita Da Kecua Da
beserta barang-barang yang ada di Kecui
dalamnya telah berubah menjadi batu. Gaya bahasa yang terdapat dalam
cerita Da Kecua Da Kecui sebagai berikut:
Cerita rakyat tersebut banyak terdapat Hari demi hari, rasa iri menjadi dengki.
gaya bahasa, yaitu Tautologi dan paradoks. Keenam kakak putro Tulot kemudian
Tautologi adalah penegasan terhadap suatu hal membuat rencana untuk menyingkirkan
yang mengandung unsur pengulangan tetapi anak Gadeng.
dengan menggunakan kata-kata yang lain. Gaya ...anak Gadeng ditaburkan serbuk
bahasa Tautologi tergambar melalui kata lauk rehat(racun hebat) yang bisa membuat
pauk , robek sana sini, pontang panting, kaya seluruh badan menjadi gatal dan terluka.
raya, selangkah demi selangkah, dan compang ...putra mahkota sedang lumpuh di tempat
camping. Gaya bahasa paradoks tergambar tidur dengan mahkota di kepalanya dan
melalui kalimat berubah menjadi batu. dikelilingi oleh enam orang putri.
Tidak terasa sudah berminggu-minggu ia
3. Gaya Bahasa dalam Cerita si Kuali Besi mendaki gunung, hujan dan badai
Gaya bahasa yang terdapat dalam dilaluinya.
cerita si Kuali Besi sebagi berikut: Andai saja mereka tahu tahi kita dapat
Sampai di gunung dia membuka sebuah menyembuhkan penyakit itu.
ladang Berbulan-bulan lagi perjalanan ia belum
Setelah diperolehnya bibit semangka lalu juga keluar dari rimba belantara yang maha
dia berangkat lagi luas ini. Rambut putro Tulot kini telah
Ke ladangnya untuk menanam bibit panjang sampai tumit. Kulitnya menghitam,
semangka ia terlihat lebih tua dari usianya.
...buah semangka telah dilobangi oleh Tidak terasa berurai air mata putro Tulot.
binatang.
...di dalamnya ternyata penuh berisi dengan Gaya bahasa yang terdapat dalam
emas. cerita rakyat Da Kecua Da Kecui adalah gaya
Beberapa ekor lembu yang diperlukan untuk bahasa perbandingan dan gaya bahasa
disembelihnya besok pagi dan pukul berapa pertentangan. Gaya bahasa perbandingan
direncanakan penyembelihannya, adalah gaya bahasa Tautologi yang
sedangkan lembu yang mau diperlihatkan melalui kalimat sedang lumpuh di
disembelihkannya besok ternyata belum tempat tidur, dan berurai air mata. Gaya
ada. bahasa perbandingan lainnya adalah alegori
...beberapa ekor rusa yang ditanduknya dan metafora. Gaya bahasa alegori
bercabang tujuh, sedangkan yang lain... digambarkan melalui kalimat rimba belantara,
...maka si Kuali pun bangun tengah malam telah panjang sampai ke rumit, dan kulitnya
buta, diambilnya kuda... menghitam. Sementara itu, gaya bahasa
Ketika dia melewati kakak istrinya, maka metafora digambarkan melalui kalimat hujan
kakak istrinya sangat terpesona kepadanya dan badai dilaluinya, dan dapat menyembuhkan
karena melihat wajahnya yang sangat penyakit. Selajutnya, gaya bahasa pertentangan,
tampan. yaitu personifikasi yang digambarkan melalui
110

kalimat rasa iri menjadi dengki dan ditaburkan sudah robek di sana-sini hingga penuh
serbuk sehat (racun hebat). dengan tampalan
Setiap hari mereka hanya dapat memakan
5. Gaya Bahasa dalam Cerita si Tulot apa yang ada di tubuh dan makan apa yang
Gaya bahasa yang terdapat dalam ada di rumah
cerita si Tulot sebagai berikut: Tubuh beliau kedinginan hingga menggigil,
Rumah mereka sudah hampir rubuh kepala sakit hingga rasa-rasanya harus
dimakan usia, sawah dan ladang mereka diantukkan ke dinding rumah
tidak punya. Karena miskin, tidak ada lelaki Ibu memang sudah berubah karena kena
yang mau menikahi anak keluarga gadis ini. hujan dan kena panas saat mencari sesuap
...pergi ke tepi kali memetik kangkung nasi untuk menambal perut ibu sehari-hari
untuk dijual ke pasar agar dapat membeli
lauk pauk. Berdasarkan cerita di atas dapat
...menginjak rerumputan yang masih basah dianalisis yang menggunakan hiperbola mulai
oleh embun tadi malam. dari ayam berkokok hingga matahari terbenam,
Si Tulot ingin berteriak tetapi suara tidak beras yang ada di rumah hanya cukup untuk
keluar, ia ingin berlari tetapi kakinya terasa sehari makan, serta kain dan Baju yang mereka
kaku. pakai sudah robek sana-sini hingga penuh
Beberapa saat kemudian ia terdengar ularitu dengan tampalan. Gaya bahasa Litotes
berbicara. tergambar melalui kalimat setiap hari mereka
Semua tetangga tertawa mengejek, bahkan hanya dapat memakai apa yang ada di tubuh
emak dianggap telah gila. dan makan apa yang ada di rumah. Gaya
Esok paginya sisik ular itu telah menjelma bahasa ironi tergambar melalui kalimat tubuh
menjadi sapi, kerbau, dan kambing. beliau kedinginan hanya menggigil, kepala
sakit hingga rasa-rasanya harus diantukkan ke
Cerita rakyat si Tulot terlihat gaya dinding rumah. Terakhir, gaya bahasa metafora
bahasa perbandingan yang terlihat melalui tergambar melalui kalimat menambal perut Ibu
kalimat rubuh dimakan usia, sawah, dan ladang sehari-hari.
mereka tidak punya, tidak ada lelaki yang mau
menikahinya, dan basah oleh embun tadi
malam yang digambarkan dengan gaya bahasa SIMPULAN
alegori. Gaya bahasa lainnya adalah gaya Berdasarkan hasil penelitian dan
bahasa pertentangan, yaitu personifikasi yang pembahasan yang telah dilakukan, maka
terlihat melalui kalimat ular itu berbicara dan penulis menarik kesimpulan sebagai berikut, 1)
gaya bahasa sinisme yang digambarkan melalui pohon kelapa. Terdapat gaya bahasa tautologi,
kalimat iri padanya, dan yang tamak oleh perumpamaan, dan hiperbola dalam cerita
harta. Selanjutnya gaya bahasa pertautan, yaitu rakyat pohon kelapa. 2) Amat Rhang Manyang.
anti klimaks dan klimaks yang digambarkan Terdapat gaya bahasa ironi, tautologi, dan
melalui kalimat berteriak tetapi suara tidak paradok dalam cerita Amat Rhang Manyang. 3)
keluar, berlari tetapi kakinya terasa kaku, dan Si kuali besi. Terdapat gaya bahasa
sapi, kerbau, dan kambing. Gaya bahasa yang perbandingan (metafora dan personifikasi),
terakhir adalah perulangan, yaitu aliterasi yang gaya bahasa pertentangan, yaitu hiperbola, gaya
digambarkan melalui kata lauk pauk. bahasa perulangan (pleonasme dan aliterasi). 4)
Da kecua da kecui. Gaya bahasa yang terdapat
6. Gaya Bahasa dalam Cerita Amat, Anak dalam cerita da kecua da kecui adalah
Durhaka. perbandingan (tautologi, alegori, dan
Gaya bahasa yang terdapat dalam metafora), dan gaya bahasa pertentangan, yaitu
cerita Amat, Anak Durhaka sebagai berikut: personifikasi. 5) Si Tulot. Gaya bahasa yang
Mulai dari ayam berkokok hingga matari terdapat dalam gaya bahasa dalam cerita si
terbenam Tulot adalah gaya bahasa perbandingan, yaitu
Beras yang ada di rumah hanya cukup untuk alegori, gaya bahasa pertentangan diantaranya
sehari makan. Demikian pula dengan lauk personifikasi, sinisme, dan hiperbola, gaya
pauk. Kain dan baju yang mereka pakai bahasa pertautan, yaitu antiklimaks dan
klimaks, dan gaya bahasa perulangan, yaitu
111

aliterasi. 6) Amat, Anak Durhaka. Gaya bahasa Keraf, Gorys. 2004. Diksi dan Gaya Bahasa.
yang terdapat dalam cerita Amat, anak durhaka Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.
adalah gaya bahasa pertentangan,yaitu Sufi, Rusdi. 2004. Keanekaragaman Suku dan
hiperbola, litotes, dan majas perbandingan, Budaya di Aceh. Nanggroe Aceh
yaitu metafora. Darussalam: Badan Perpustakaan
Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam.

DAFTAR PUSTAKA
Arikunto, Suharsimi. 1998. Prosedur
Penelitian Suatu Pendekatan Praktis.
Jakarta: Balai Pustaka.

Anda mungkin juga menyukai