Anda di halaman 1dari 10

REGENERASI KADER KRISTIANI YANG DIPERSOALKAN DARI SUSDUT

PANDANG PERKADERAN

NAMA : BUNDA YUSFIRAH ABDURRAHMAN


UTUSAN : IMM CAB.ALOR
NO HP/WA : 0821-4465-0707

PELATIHAN INSTRUKTUR DASAR (PID) / DARUL ARQAM MADYA (DAM)


REGIONAL NTT
PIMPINAN CABANG
IKATAN MAHASISWA MUHAMMADIYAH KOTA
KUPANG
2023
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Mayoritas penduduk di daerah Kabupaten Alor beragama kristen protestan, masyarakat
muslim dan non muslim di kabupaten Alor hidup berdampingan bagaikan keluarga besar.
Bila ada acara-acara keagamaan seperti acara halal bi halal, isr’a Mi’raj, Idul Fitri, Idul Adha,
MTQ dan Aqiaqah,maka teman-teman kristiani akan selalu hadir di tengah-tengah acara
tersebut begitupun sebaliknya, biasanya ketika ada pembangunan masjid maka teman-teman
kristiani ikut serta berpartsisipasi dalam membantu menyeleseaikan pembangunan masjid dan
ketika ada pembangunan gereja, maka muslim turut menbantu pula. Masjid dan gereja
berdempetan saling menghargai toleransi umat beragama dan tidak pernah terjadi perang
agama.

Toleransi begitu kental yang terjadi di Kabupaten Alor akhirnya membuat Bupati Kabupaten
Alor memperoleh Piagam Penghargaan Hidup Tolernasi dan Harmonis dari Pemerintah
Pusat. Bupati Bapak Amon Djobo Kab. Alor Biasa disapah oleh Kader Ikatan Mahasiswa
Muhammadiyah (IMM) Kabupaten Alor dengan Sebutan “Ayah” adalah orang kristiani.

Pemimpin Kabupaten Alor adalah orang kristiani namun yang paling banyak mendukung
program Bupati itu sendiri adalah orang muslim bahkan yang mengangkat beliau menjadi
Bupati mayoritas orang muslim dan tidak kalah menariknya bupati Alor Amon Djobo di mata
Kader IMM Kabupaten Alor adalah Anggota Kehormatan karena selama ini sudah berjasa
mendukung jalannya Roda Organisasi IMM Kabupaten Alor.

Kabupaten Alor memiliki Tiga kampus yaitu kampus UNTRIB Kalabahi, Universitas
Terbuka dan Kampus STKIP Muhammadiyah kalabahi. Perekrutan kader biasa dilakukan di
Kampus STKIP Muhammadiyah Kalabahi dan di kampus UNTRIB Kalabahi sedangkan di
UT belum ada penerus IMM Alor. pelaksanaan Darul Arqam Dasar (DAD) setiap tahun dan
rata-rata calon kader yang mengikuti perkaderan kisaran 10 sampai dengan 60 orang peserta
dengan presentase agama 60% beragama Islam, 39% beragama kristen, dan 1% beragam
Hindu. Sehingga Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah Kab. Alor sudah memiliki kader Islam,
Kader Kristen dan Kader Hindu.
Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah Kab. Alor memiliki Mahasiswa non Muslim bahkan
mendekati 50% antara Islam dan Non Muslim pada saat perkaderan DAD tahun 2019 di Kab.
Alor sangat banyak kader non Muslim untuk mengikuti perkaderan sehingga Regenaris
Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah Non Muslim sudah semakin meningkat dan rasa
ketertarikan Kepada Organisasi Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah (IMM) juga sudah mulai
meningkat dan ini merupakan jalan untuk Muhammadiyah karena Muhamamdiyah adalah
organisasi Universal yang menerima setiap RAS maupun Agama walaupun berbeda Aqidah
dan bentuk kepercayaan,
Menjadi kekhawatiran penulis adalah ketika Kader Non Muslim diperkenankan untuk
mehikuti kegiatan DAD namun mereka tidak diperkenankan unutk mengikuti DAM ataupun
DAP dengan alasan mereka kelak akan menjadi pimpinan untuk kader-kader IMM akan
datang khususnya di Kab. Alor-Nusa Tenggara Timur.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Hukum Memilih Pemimpin Non Muslim
Hidup disuatu daerah mayoritas Non Muslim yang menerapkan sistem demokrasi yang
menjadi sebuah dilema bagi umat muslim yang menetap dan mendapat hak memilih
pemimpin non muslim dengan tidak adanya. Dilema tersebut antara memilih pemimpin non
muslim dengan tidak adanya calon muslim yang akan dipilih, sementara siapapun terpilih
akan menjadi penentu keberlangsungan hidup yang baik, kesejahteraan dan kemanan
didaerah tersebut (Tim Cordofa:2013:16)
Bahasa diatas menunjukkan dilema kepada masyarakat yang tinggal di daerah mayoritas
beragama nasrani dan sudah terbukti bahwa di kab. Alor yang sementar menjadi memimpin
dan menjadi bupati yaitu Bapak Drs. Amon Djobo yaitu beragama nasrani namun
kepemimpinan beliau sangat diakui oleh masyarakat muslim dikarenakan masyarakat Alor
sedikit lebih sejahtera akhirnya membawa beliau maju dua periode masa bakti sekali lagi
pada tahun 2018-2024. Bagaimana dengan tinjauan Agama Islam.
B. Berdasarkan Al-Qur’an untuk Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah
“Janganlah orang-orang Mukmin mengambil orang-orang Kafir menjadi Aluiya dengan
meningalkan orang-orang Mukmin. Barang siapa berbuat demikian, niscaya lepaslah ia dari
pertolongan Allah kecuali karena (siasat) memelihara diri dari sesuatu yang ditakuti dari
mereka. Dan Allah memperingatkan kamu terhadap diri (siksa) Nya. Dan hanya kepada Allah
kembali (mu)” (QS. Al-Imran : 28)

Dari ayat di atas kita bisa sama-sama pahami bahwa ternyata orang-orang Mukmin
diperintahkan untuk tidak boleh memilih pemimpin dari agam lain atau berbeda Aqidah,
bunyi ayat ini artinya sudah jelas bahwa tidak boleh memilih pemimpin dari agama yang lain
oleh karen itu ketika kader Non Muslim ingin megikuti kegiatan Darul Arqam Dasar (DAD)
harus diperbolehkan mengikuti Darul Arqam Madya (DAM) harus diperbolehkan bahkan
mereka mengikuti Darul Arqam Purna (DAP) dengan begini mereka akan memhami Ikatan
Mahasiswa Muhammadiyah sejauh itupun ketika Musyawarah Komisariat, Musyawarah
Cabang, Musyawarah Daerah ataupun Muktamar kita tidak memilih mereka karena
persyaratan menjadi pemimpin harus membaca Al-Qur’an secara Tartil dan sangat sulit
kemudian kita mendapatkan orang Non Muslim mebaca Alquran secara Tartil sehingga
setidaknya diperbolehkan orang-orang Non Muslim megikuti DAD, DAM maupun DAP
untuk sekedar meningkatkan pemahaman mereka tentang Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah
bagaimana mereka layaknya menjadi Kader Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah, kita tidak
boleh membuat mereka patah semangat dalam menimba Ilmu melaui Wadah Ikatan
Mahasiswa Muhammadiyah karena kita ketahui bahwa IMM menganut Paham Fastabiqul
khairat (Berlomba-lomba dalam Kebaikan/Menutut Ilmu) memang untuk sekarang di tahun
2019 tidak terlalu nampak keresahan ini namun bagaimana ditahun-tahun yang akan datang
atau 50 tahun yang akan datang bagaimana wajah Ikatan Mahasiswa Muhamamidyha di
indonesia Bagian Timur Khususnya di wliayah Nusa tengara Timur (NTT) yang mana
mayoritas orangorang NTT beragama Kristen, semakin melonjaknya kader Non Muslim
sehingga bagaimana kita bia menepmah potensi mereka.
Kita ketahui bahwa penambahan intelektual sangat penting bagi mereka katanya
Muhammadiyah sangat fleksibel tentang keummatan memnag secara akidah kita berbeda
namun dilihat dari segi Ilmu kita harus sama-sama memperoleh ilmu tersebut dan inilah
kesempatan unutk memperkenalkan Islam kepada merka lebih dekat sesuai dengan Al-Quran
dan Assunah. Kita tidak boleh melupakan Spirit Al-Imran Ayat 104.
Tahun kemarin 2018 telah dilaksanakanya kegiatan Darul Arqam Madya (DAM) di Kota
Kupang Provinsi Nusa Tenggara Timur yang di hadiri oleh Kakanda Ali Mutohirin dan
Kakanda Beni Pramula memalui kegiatan ini telah membuktikan bahwa kesedihan kader-
kader Non Muslim karena tidak dapat mengikuti kegiatan tersebut kemudian sejalan dengan
itu ditahun 2018 pula kegitana Darul Arqam Dasar di Buka yang turut Hadir adalah Sekum
DPP IMM kanda Robby itupun kader-kader non Muslim kecewa karena tidak bisa mengikuti
Kegiatan DAM dan mereka hanya menjadi Panitia Biasa sehingga di tahun 2019 beberapa
kader Non Muslim sigifikan keaktifan mereka menurun bahkan sama sekali ada yang sudah
tidak aktif sama seperti tahun kemarin.
Sehingga dari keresahan ini saya sebagai penulis mengangkat tema ini hanya sekedar ingin
membuka pikiran kita bahwa di dalam Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah sudah memuat
Anggota Bisa, Anggota Luar biasa dan Anggota Kehormatan maka tidak boleh kita
mengasingkan kader Non Muslim padahal mereka ada dan semangat berfastabiqul kahirat
juga sangat tinggi
Dari sekian banyak Darul Arqam Dasar tentunya ketika mengajar Kader Non Muslim harus
membutuhkan perubahan sifat mental, prilaku dan karakter walaupun non Muslim minimal
kriteria karakter yang ingin diubah adalah memiliki Jiwa Islami, karena dengan Darul Arqam
maka sebuah jalan Dakwah untuk menunjukan Islam sebenar-benarnya kepada mereka.
C. Darul Arqam untuk Perubahan Mental dan Jati Diri
Ada sebuah pemikiran sederhana dari sebuah perubahan yang ideal yang penulis anggap
menarik untuk disampaikan bahwa :
“Ketika saya masih muda, dan bebas berimajinasi, saya bermimpi mengubah dunia. Seiring
dengan bertambahnya uisa dan kebijak, saya mendapat dunia yang tidak berubah, sayapun
menyederhanakan keinginan saya dan emmutuskan hanya ingin mengubah negeri saya. Akan
tetapi, tampaknya tak ada yang berubah dengan negeri saya. Usia pun kian senja, usaha
terakhir saya adalah berusaha mengubahckeluarga, orang-orang terdekat. Akan tetapi, lagi-
lagi mereka tetap sama, tak ada yang berubah.
Dan sekarang saat saya terbaringsekarat diranjangkematian, tiba-tiba saya menyadari : bahwa
yang seharusnya yang pertama kali saya lakukan adalah mengubah diri sendiri. Kemudian
dengan memberikan ketauladanan, saya mengubah keluarga saya.Dorongan dan Inspirasi
mereka memungkinkan saya memperbaiki negeri dan siapa tahu, saya mungkin bisa
mengubah dunia.Anonim” (Elfiky, 2007:01)
Sejalan dengan pemikiran di atas mari kita, meinjau kembali tentang Aklhlak Rasulullah
yang sudah Allah Abadikan didalam Al-Qur’an :
“Sesungguhnya telah ada pada (diri) Rasulullah itu suri tauladan yang baik bagimu (yaitu)
bagi orang yang mengharp (rahmat) Allah dan (kedatangan) hari kiamat dan dia banyak
menyebut nama Allah (QS Al-Ahzab 21).
Dari sudut panda Agama maupun Ilmu pengetahuan bahwa ketika ingin merubah seseorang
maka kembali kepada diri sendiri bagaimana kita mampu menunjukkan suri tauladan yang
baik untuk ummat dan bangsa. Kemudian baru kita merubah orang lain.
Ketika kegiatan Darul Arqam jangn sampai momentum Darul Arqam kemudian setiap
Instruktur kembali merubah dirinya tiba-tiba Alim kembali namun setelah perkaderan usai
maka Kader Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah maupun Instruktur lupa akan tanggung
jawabnya oleh karena itu Konstisten menjadi seorang Instruktur untuk merubah tidak sekedar
pada Darul Arqam namun Konsisten seoarng instruktur itu harus menjadi Isntruktur
kehidupan untuk dirinya dan orang lain sehingga tidak terbatas pada prosesi Perkaderan
Darul Arqam. untuk lebih memerjelas maksud tema ini sedikit penuis menunjukan kegiatan
DAD untuk Non Muslim di Wilayah Nusa Tenggara Timur Khusunya Kab. Alor

D. Darul Arqam Dasar Kab. Alor-Nusa Tenggara Timur


Darul Arqam Dasar yang dilaksanakan di kabupaten Alor adalah Darul Arqam Dasar (DAD)
yang sangat berbeda dari DAD yang diselenggarakan di daerah lainnya. Persyaratan peserta
untuk mengikuti Darul Arqam Dasar di Kab. Alor diprioritaskan yang memiliki semangat
untuk mengikuti Darul Arqam Dasar (DAD) dengan tidak memandang Jenis agama. sehingga
melahirkan instruktur muslim dan instruktur non muslim. Adapun desain perkaderan IMM
Kab. Alor secara umum dapat digambarkan sebagai berikut :

1. Berpakaian
Pakaian Darul Arqam Dasar sangat dibutuhkan untuk keserasian dan kerapian bagi
seluruh calon peserta DAD sehingga diwajibkan bagi peserta muslim menggunakan
pakaian kokoh dan mukenah atau kerudung tutup, sehingga nuansa keislaman dapat
nampak pada saat kegiatan Darul Arqam Dasar. Untuk non muslim biasanya dianjurkan
untuk menggunakan pakaian bebas tetapi rapih seperti pakaian hitam putih yang biasa
dikenakan oleh orangorang kristen untuk beribadah di Gereja.
2. Pemberian Materi
Dalam pemberian materi DAD maka akan dipilah sesuai dengan keadaan dan kondisi
peserta sehingga ketika masuk kepada materi Ketauhidan, Ibadah, dan Da’wah Islam
maka yang beragama kristen dan Hindu disunnahkan untuk mengikuti materi tersebut.
jadi mereka boleh mengikuti materi tersebut dan boleh juga tidak. Namun untuk materi
AlIslam Kemuhammadiyahan, Ke-IMM-an dan materi umum lainnya maka peserta
diwajibkan untuk turut serta dalam mengikuti materi tersebut.
3. Waktu Ibadah
Ketika masuk sholat 5 waktu maka para instruktur muslim akan memandu peserta
muslim ke Musollah dan para instruktur non muslim akan memandu peserta non muslim
ke ruang ibadah mereka. Sehingga ketika Peserta Muslim beribadah maka Peserta Non
Muslim juga beribadah begitu pula ketika sholat tahajud pada saat jam 2 malam maka
Peserta Non Muslim juga demikian. karena besarnya rasa toleransi.
Hari senin dan kamis biasa diwajibkan berpuasa bagi peserta muslim namun secara alami
peserta non muslim karena rasa memiliki kebersamaan yang tinggi maka mereka juga
ikut berpuasa dan berbuka pun bersama-sama berdoa menurut keyakinan masing-masing.
4. Pelatihan
Para Instruktur Kabupaten Alor lebih banyak dari para peserta sehingga 1 peserta biasa
digembleng oleh seorang instruktur. Biasa yang diajarkan adalah melatih bacaan do’a
iftitah, gerakan sholat, tata cara wudu, tata cara kultum sesuai dengan Al-Qur’an dan
Assunah sedangkan untuk non muslim diajarkan sesuai dengan ajaran mereka.
Sedangkan peserta kristen diajarkan tatacara do’a mingguan, do’a pergemulan, dan tata
cara menyampaikan isi Al-Kitab yang baik sesuai dengan aturan Agam Kristen.

5. Malam Renungan dan Pembaiatan


Pada saat malam renungan dan pembaiatan akan dilakukan pemisahan ruang renungan
sehingga instruktur muslim akan mengadakan perenungan dengan calon peserta muslim
dan instruktur non muslim akan mengadakan perenungan dengan calon peserta kader non
muslim. Hingga sampai pada waktu malam pembaiatan, maka setiap kader harus
menandatangani surat kesanggupan dan siap untuk dikaderkan . akibat dari teks pertama
pada paragraf pertama menggunakan kalimat syahadah maka Tim Instruktur Kabupaten
Alor membuat Teks Pembaiatan Sesuai dengan Versi Agama Kristen namun Isi dan
makna secara Implisit tetap sama.
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Didalam Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah sudah memuat Anggota Bisa, Anggota Luar
biasa dan Anggota Kehormatan maka tidak boleh kita mengasingkan kader Non Muslim
padahal mereka ada dan semangat berfastabiqul kahirat juga sangat tinggi oleh karena itu
mereka selayaknya harus mengikuti Kegiatan Darul arqam Dasar (DAD, Darul Arqam
Madya (DAM), Maupun Darul Arqam Purna (DAP).
B. Saran
Inilah pemikiran sederhana dari Penulis dari Kader Yang hidup di pelosk Negeri bagian
Timur bertetangga dengan Negara Timur Leste semoga karya sederhana ini bermanfaat
dan dapat merubah MINDSET berpikir Kader-Kader IMM se-Indonesia walaupun
penulisan Essai sudah memenuhi 2000 kata tanpa spasi namun dengan hanya memiliki
essai sederhana ini dapat merubah pemikiran kita selaku kader Ikatan Mahasiswa
Muhammadiyah untuk Keberlangsungan IMM khususnya IMM Indonesia Timur. Satu
rasa satu bangsa satu bahasa dalam SATU IKATAN YAITU IKATAN MAHASISWA
MUHAMMADIYAH.
DAFTAR PUSTAKA
AL-QURAN
Dokumen DAD PC IMM ALOR-NTT Angkatan 2015 s/d 2019
Elfiky, Ibrahim, 2007. Terapi NLP (Neuro-Linguistic Programming) Menciptakan Master
Komunikasi yang Komunikatif. Jakarta : Himah Zaman Baru
Mukmin, Try, Jejak Merah di tanah Terjanji. Irfani:Bekasi
Tim Cordofa, 2013. Fiqih Monoritas “Menjawab Problematika Ibadah di Wilayah Minoritas”
Dompet Dhuafa

Anda mungkin juga menyukai