Anda di halaman 1dari 3

Sistem saraf manusia merupakan jaringan kompleks dari sel-sel saraf yang bekerja sama dalam berbagai

mekanisme untuk mengontrol berbagai fungsi tubuh. Mekanisme dasar termasuk:

1. Transmisi Sinyal: Sinyal dikirim melalui neuron dari satu bagian tubuh ke bagian lain, menggunakan
impuls listrik dan transmisi kimia melalui neurotransmitter.

2. Penerimaan dan Pengolahan Informasi: Saraf sensorik mendeteksi rangsangan dari lingkungan luar
atau dari dalam tubuh. Informasi ini diinterpretasikan di otak dan sumsum tulang belakang.

3. Koordinasi dan Respon: Setelah informasi diproses, sistem saraf mengoordinasikan respons tubuh,
baik itu respons motorik (gerakan) atau respons fisiologis lainnya.

Desain pemecahan masalah terkait sistem saraf manusia bisa mencakup:

1. Penyembuhan Cedera Saraf: Penggunaan terapi regeneratif atau teknologi canggih untuk membantu
memperbaiki saraf yang rusak.

2. Penanganan Gangguan Saraf: Pengembangan terapi yang lebih efektif untuk gangguan saraf seperti
Parkinson, Alzheimer, atau gangguan saraf lainnya.

3. Pengembangan Antarmuka Otak-Komputer: Mendesain antarmuka yang memungkinkan komunikasi


langsung antara otak manusia dan komputer, membuka potensi baru dalam bidang pengobatan dan
teknologi.

4. Studi tentang Kecerdasan Buatan Berbasis Saraf: Memanfaatkan prinsip-prinsip dari sistem saraf
manusia untuk mengembangkan kecerdasan buatan yang lebih mirip dengan cara otak manusia berpikir.

Semua upaya ini memerlukan pemahaman mendalam tentang sistem saraf manusia dan melibatkan
lintas disiplin ilmu seperti neurosains, teknologi, dan ilmu kedokteran.
Dari analisis yang sudah dilakukan oleh kelompok kami maka akan dibuat bentuk studi kasusnya

Judul: Peningkatan Pengetahuan Masyarakat tentang Deteksi Dini Alzheimer melalui Edukasi di
Kelurahan Labuh Baru Pekanbaru

A. Latar Belakang:

Penyakit alzheimer merupakan penyakit bersifat ireversibel yang mengenai otak secara bertahap dan
perlahan menghancurkan memori dan keterampilan berpikir rasional untuk dapat melakukan tugas yang
paling sederhana. Penyakit alzheimer yang paling sering adalah demensia yang ditandai dengan
hilangnya fungsi kognitif, berpikir, mengingat, menalar dan kemampuan perilaku untuk melakukan
aktivitas atau kegiatan dasar sehingga dapat mengganggu kehidupan sehari-hari seseorang. Penelitian
ini dilakukan dengan harapan dapat meningkatkan pengetahuan masyarakat tentang alzheimer
membantu untuk mengatasi stigma dan memberikan informasi yang lebih baik tentang kebutuhan
individu penderita dan Keluarganya.

B. Tujuan Penelitian:
1. Mengevaluasi tingkat pengetahuan masyarakat di Kelurahan Labuh Baru Pekanbaru
tentang deteksi dini Alzheimer sebelum dan setelah program edukasi.
2. Mengidentifikasi faktor-faktor yang mempengaruhi tingkat pengetahuan masyarakat
terkait Alzheimer.
C. Metodologi:

Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan desain yang digunakan adalah “Quasy
Experimental pre and post test without control group”.

D. Analisis Data:
1. Perbandingan hasil survei awal dan post-edukasi untuk menilai peningkatan
pengetahuan.
2. Analisis faktor-faktor lain yang mungkin dapat mempengaruhi efektivitas program.
E. Kesimpulan:

Ada perbedaan yang signifikan pengetahuan masyarakat tentang deteksi dini alzheimer antara sebelum
dan sesudah pemberian edukasi. Deteksi dini Alzheimer sangat mendukung untuk mencegah tejadinya
perluasan dan beratnya gejala yang dialami oleh pasien. Edukasi dapat meningkatkan pengetahuan
masyarakat tentang deteksi dini dari penyakit alzheimer dan secara lebih efektif diharapkan mampu
mencegah komplikasi yang dapat muncul.

Anda mungkin juga menyukai